Anda di halaman 1dari 4

23 DASA BAYU

Aksara Dasa Bayu tergolong dalam aksara modre


dalam pola aksara Bali. Aksara modre merupakan
puncak aksara Bali yang sering dipergunakan dalam hal-
hal yang berkaitan dengan aspek keagamaan, spiritual,
dan mistik. Aksara modre ini lebih berfungsi sebagai
lambang, simbol atau niasa dibandingkan
penggunaannya sebagai alat komunikasi literal. Aksara
modre adalah aksara yang ditutup dengan anusuara,
yang sulit di baca karena memperoleh berbagai
perlengkapan, busana, pengangge aksara. Sehingga
dalam penulisannya aksara modre terkadang tidak
sesuai dengan aturan penulisan yang disebut uger-uger pasang aksara Bali. Walaupun
terkadang sulit dibaca, bukan berarti upaya untuk menelusuri aksara modre lebih jauh
menjadi terhalang.

Rajah dasa bayu tidak hanya formulasi aksara yang melambangkan bunyi tertentu
secara linguistik, tetapi melambangkan sepuluh nafas pemberi hidup manusia. Nafas ini
dialirkan melalui nadi-nadi yang ada di dalam tubuh manusia.

Penggambaran aksara dasa bayu dalam bentuk Naga versi Cina didasarkan bahwa
wabah/pandemi covid-19 ini bermula dari Negara Cina. Pandemi ini menyerang sistem
pernapasan manusia. Bentuk naga diplih karena naga merupakan penggambaran hewan
mitologi utama di Cina dan juga di Bali yang memiliki kekuatan supranatural. Oleh
karena itu Aksara suci dasa bayu ini digambarkan berbentuk naga dengan sepuluh nafas
utama untuk memulihkan diri dari pandemi covid-19.
22 GANAPATI

Dewa Ganesha adalah salah satu perwujudan atau manifestasi dari Tuhan Yang
Maha Esa. Beliau adalah putra pertama dari Dewa Siva dan Dewi Parwati. Dewa
Ganesha adalah dewa yang memiliki gelar sebagai dewa penguasa segala pengetahuan
dan kecerdasan serta kebijaksanaan. Dewa Ganesha juga adalah dewa pelindung,
dewa penolak bala atau bencana serta dewa yang penguasa segala rintangan. Beliau
adalah dewa yang menempatkan segala rintangan tapi juga dewa yang menghalau
rintangan tersebut. Dewa yang dihormati saat memulai suatu upacara dan dipanggil
sebagai pelindung.
Dewa ganesha dipuja pertama kali dan dimohonkan untuk melindungi seluruh
umat manusia dari wabah covid-19. Dengan mengucapkan „Om Shri Ganapati ya
namah‟ diharapkan kekuatan dewa Ganesha hadir untuk melindungi umat manusia.
.
24 Pancaksara
Pandemi Covid-19 berisiko membuat pikiran terganggu dan
tidak tenang. Jika dibiarkan, pikiran tidak tenang bisa berubah
menjadi rasa cemas dan kalut, yang punya efek buruk bagi kesehatan
jiwa. Rasa cemas dan stres dapat berpengaruh buruk terhadap
imunitas tubuh dan pada akhirnya akan meningkatkan resiko terkena
virus corona. Terdapat banyak cara untuk menghindari stres yang
berlebih, dimana salah satunya dengan mengucapkan mantra panca
aksara, dan memohon kepada Ida Sang hyang Widhi Wasa, agar
senantiasa diberikan perlindungan.

Panca Aksara (pancaksara Nama siwaya) adalah lima aksara suci sebagai karunia
tersendiri dalam menyelamatkan jiwa dari belenggu pikiran dan belenggu samsara yang
merupakan bagian dari Wijaksara aksara suci sebagai simbol komunikasi, secara immanent
dan transendental serta sebagai esensial dari mantra.
Kelima aksara suci tersebut yang juga disebut sebagai panca erwarya. Panca Aksara terdiri
dari :
Maheswara/mahesora di Tenggara dengan aksara suci “Na”
Rudra/Ludra di Barat Daya dengan aksara suci “Ma”
Sangkara di Barat Laut dengan aksara suci “Si”
Sambu di Timur Laut dengan aksara suci “Wa”
Siwa di Tengah dengan aksara suci “Ya”

Kandungan kekuatan luar biasa dari Panca Aksara ini sebagai mantra Om Namah
Shivaya dalam Sadhana Pemujaan Dewa Shiva, dimana setiap suku kata menuai karunia
tersendiri dalam menyelamatkan jiwa/atman dari belenggu pikiran dan belenggu samsara dan
harapannya terbebsa dari belenggu covid-19
25 BAJRA
Bajra merupakan salah satu sarana dalam melakukan
pemujaan terhadap Ida Sang Hyang Widhi Wasa, yang dimana
dalam agama hindu bajra merupakan salah satu jenis yantra
yang memiliki makna magis sebagai pengiring serta penghantar
doa-doa kepada Tuhan. Aksara pada Baligrafi di atas berbunyi :

Om Asta Baya ya, sarwa dewa, sarwa sanjata sarwa warna ya


namah Om.

Terjemahan:
Om Hyang Widhi, Penolak Bahaya dari Segala Penjuru, Hamba memujamu, dengan
sinar suci beraneka warna, dan senjata yang ampuh, Om Hyang Widhi.

Pranawa Om adalah tempat bersemayamnya Siwa Penguasa Agung yang menciptakan


alam semesta yang menjelma menjadi alunan suara bajra. Dentingan suara bajra yang
merupakan Pranawa Om melambangkan ardha chandra, bindu, nada dan nadanta Nada adalah
percikan api Siwa yang juga Siwa sendiri Bunyi suara bajra hendaknya dipuja seperti siwa
karena memuja Siwa dalam mengerjakan apapun Pahala yang akan diperoleh sangat besar
bagi mereka yang melakukannya tanpa ragu.

Arti mantra di atas menjabarkan Alunan suara bajra sesungguhnya adalah tempatnya
Om. OM atau AUM atau Ang Ung Mang atau Brahma Wisnu Siwa yang juga sebagai alam
semesta. Jadi dalam suara bajra itulah Sang Hyang Widhi bersthana. Karena itu melalui suara
bajra itulah umat semestinya memuja Ida Sang Hyang Widhi tanpa ragu, karena pahalanya
sangat besar.

Melantunkan aksara di atas merupakan salah satu cara dalam mencegah penyebaran
Covid-19 dan diharapkan kehidupan masyarakat akan terhindar dan terbebas dari Pandemi
covid-19

Anda mungkin juga menyukai