Anda di halaman 1dari 11

TELAAH KRITIS

The Benefits of Sustainability and Integrated Reporting: An Investigation


of Accounting Majors’ Perceptions

Journal of Legal, Ethical and Regulatory Issues, Volume 17, Number 2, 2014

Oleh: Marianne L. James

Dosen Pengampu:
Drs. Subekti Djamaluddin, MSi., Ak, CA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Seminar Akuntansi Artikel ke-8
Disusun oleh Kelompok 5:
Annisa Nala Pradipta F1314013

Satriya Adi Wicaksana F1314080

Seto Aris Prasetyo F1314082

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

TAHUN AJARAN AGUSTUS 2015 - JANUARI 2016


A. DESKRIPSI ARTIKEL
1. Judul Artikel
The Benefits of Sustainability and Integrated Reporting: An Investigation of
Accounting Major’s Perceptions.
2. Penulis
Marianne L. James.
3. Publikasi
Journal of Legal, Ethical and Regulatory Issues, Volume 17, Number 2, 2014.
4. Masalah Pokok
Banyak perusahaan yang laporan keberlanjutannya diterbitkan sebagai laporan yang
berdiri sendiri. Tetapi kecenderungan mengintegrasikan pelaporan keberlanjutan
dengan hasil keuangan yang muncul dan didukung oleh International Integrated
Reporting Council’s (IIRC) dengan upaya untuk mengembangkan kerangka pelaporan
terintegrasi global.
5. Tujuan Penelitian
Untuk menginvestigasi pandangan jurusan akuntansi mengenai keberlanjutan dan
pelaporan yang terintegrasi dan fokus pada pandangan yang bermanfaat bagi para
pemangku kepentingan, jangkauan dan tipe informasi perusahaan sebaiknya
melaporkan kerangka waktu pelaporan, dan kebutuhan standar pelaporan yang
berterima secara global.

B. RINGKASAN ARTIKEL ILMIAH


Pendahuluan
Selama beberapa dekade ini, terjadi kenaikan jumlah perusahaan yang mulai
melaporkan aktivitas terkait keberlanjutan. Laporan ini merujuk pada keberlanjutan,
pembangunan keberlanjutan, pertanggungjawaban sosial perusahaan (CSR), dan laporan
tata kelola perusahaan (ESG). Selain berfokus pada dampak lingkungan, laporan-laporan
tersebut juga menyinggung masalah sosial dan tata kelola.
Sebagian besar dari mereka membuat laporan keberlanjutan menggunakan pedoman
dari Global Reporting Initiative (GRI). Meskipun GRI dapat diaplikasikan secara global
oleh berbagai macam industri, pedoman spesifik lainnya juga ada. Hal ini membuat
proses pembandingan antarperusahaan menjadi sulit dilakukan. Selain itu, banyak
perusahaan yang melaporkan aktivitas keberlanjutan mereka secara terpisah, atau tidak
terintegrasi dengan laporan tahunan. Namun demikian, Integrated Reporting Council
(IIRC) telah menyediakan kerangka kerja untuk membuat laporan keberlanjutan yang
terintgrasi dengan laporan tahunan perusahaan.
Laporan keberlanjutan terutama yang terintegrasi dengan laporan tahunan, sangat
berguna bagi pemangku kepentingan eksternal. Namun hal ini juga sangat berguna bagi
pengguna internal untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam pencapaian tujuan
jangka panjang secara efektif dan efisien. Laporan yang relevan, dapat diandalkan, dan
sebanding memerlukan komitmen dari pihak yang bertanggung jawab atas laporan
tersebut. Penelitian ini berfokus pada persepsi jurusan akuntansi mengenai keberlanjutan
dan laporan terintegrasi. Penelitian ini juga berfokus pada persepsi kebermanfaatan bagi
pemangku kepentingan, lingkup dan jenis masalah yang dilaporkan, waktu pelaporan,
dan kebutuhan akan standar pelaporan yang terintegrasi dengan kualitas tinggi.
Latar Belakang Literatur
Pada tahun 1987, World Commission on Environment and Development
mendefinisikan pembangunan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi
sekarang tanpa mencurigai kemampuan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhan
mereka (United Nations dalam James, 2014). Sejalan dengan meningkatnya populasi dan
berkurangnya sumber daya yang tersedia, program pelestarian pun mengalami
percepatan. Banyak organisasi yang meningkatkan aktivitas mereka untuk membantu
memaksimalkan nilai sambil meminimalkan dampak negatif pada lingkungan, sumber
daya alam, dan masyarakat seperti mengurangi emisi gas berbahaya, menghemat energi,
mengurangi penggunaaan sumber daya langka, meningkatkan kesehatan karyawan, dan
mendukung program-program sosial.
Peraturan Lingkungan Saat Ini – Pelaporan Berkelanjutan
Kebutuhan untuk melestarikan sumber daya bagi generasi mendatang merupakan
masalah global. Organisasi pemerintahan dan nonpemerintahan memusatkan masalah
melalui aturan, hukum, dan pedoman. Di beberapa negara, pemerintahnya telah mengatur
hal ini, seperti mengatur tingkat emisi maksimal, menyediakan program dana sosial, dan
mewajibkan pelaporan aktivitas kepada agen pemerintahan. Pelaporan yang dilakukan
negara anggota Uni Eropa merupakan suatu kewajiban berdasarkan hukum. Di afrika,
laporan semacam ini diwajibkan oleh badan pasar modal. Di Amerika Serikat, pelaporan
keberlanjutan hanya bersifat sukarela. Meskipun sudah ada peraturan yang mewajibkan
pelaporan, peraturan tersebut hanya merujuk pada masalah-masalah tertentu saja. Badan
yang mengatur pelaporan di Amerika Serikat terdiri dari badan pasar modal (SEC), U.S.
Congress, Environmental Protection Agency (EPA), dan Forum for Sustainable and
Responsible Investment (US SIF).
Regulasi Amerika Serikat – Pelaporan Berkelanjutan
Selama beberapa dekade terakhir, SEC mengeluarkan peraturan yang fokus pada
masalah lingkungan. SEC mewajibkan perusahaan publik untuk memberi pengungkapan
yang berkaitan dengan peraturan dan hukum lingkungan. Aturan SEC semakin efektif di
tahun 2010, yang mulai mewajibkan perusahaan untuk mengungkapkan informasi
mengenai risiko manajemen yang berkaitan dengan kompensasi dan tata kelola
perusahaan (SEC, dalam James, 2014). Hingga saat ini, aturan SEC berfokus pada
pengungkapan lingkungan yang berkaitan dengan pembelanjaan, risiko, kompensasi dan
tata kelola. Namun, pengungkapan SEC hanya berlaku pada perusahaan yang terdaftar
dalam SEC. Aturan lain yang menyinggung industri tertentu diatur oleh EPA. EPA
mewajibkan pengungkapan informasi yang berkaitan dengan emisi gas. Aturan yang
dikeluarkan di tahun 2009 dan 2011 dibuat untuk isdustri minyak bumi dan gas,
perusahaan yang mengeluarkan gas berbahaya secara langsung, dan pabrik-pabrik
dengan mesin berat. Sayangnya, peraturan ini tidak dapat diaplikasikan oleh kebanyakan
perusahaan swasta dan pemerintah, beberapa peraturan hanya ditujukan pada perusahaan
publik dan sebagian lainnya hanya ditujukan pada industri-industri tertentu.
Pelaporan Berkelanjutan – Status Saat Ini
Perusahaan mempublikasikan aktivitas keberlanjutan mereka secara rutin kepada
pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya melalui website atau media lain, dalam
rangka menunjukkan kinerja positif mereka. Saat ini, jumlah perusahaan yang
melakukaan pelaporan keberlanjutan mulai meningkat. Di tahun 1990, sedikit
perusahaan yang melaporkan aktivitas keberlanjutan mereka, lalu naik menjadi ribuan,
95% dari 250 perusahaan global. Survei yang dilakukan Ernst and Young dan Boston
College mengungkapkan pelaporan ini dimotivasi oleh transparansi dengan pemangku
kepentingan. Jadi, harapan investor dan kebersediaan mereka untuk mendanai
perusahaan yang ikut melakukan keberlanjutan, berdampak pada meningkatnya
permintaan pelaporan keberlanjutan secara formal.
Keuntungan dan Pentingnya Pelaporan Keberlanjutan
Perusahaan yang mengimplementasikan program yang berhubungan dengan
keberlanjutan mengharapakan untuk mendapatkan manfaat yang signifikan dari investasi
mereka. Contohnya survei dari Ernst & Young dan GreenBiz Group, menunjukkan 274
perusahaan besar yang menanggapi survei mereka, 74% menunjukkan pemotongan biaya
dan 68% menunjukkan bahwa harapan pemegang saham melalui faktor-faktor yang
berhubungan dengan penentuan agenda keberlanjutan selama dua tahun ke depan.
Pelaporan yang Terintegrasi
Pelaporan terintegrasi (IR) memerlukan kombinasi antara pelaporan kinerja keuangan
perusahaan dengan aktivitas keberlanjutan mereka. IR memberi manfaat yang banyak,
seperti membantu investor dan pemangku kepentingan eksternal lainnya dalam
memahami hubungan antara kinerja keuangan dan dampaknya pada lingkungan dan
manusia. Selain itu, IR juga dapat meningkatkan pemahaman pengambil keputusan
internal dalam memahami berbagai fungsi dan proses dalam organisasi serta
hubungannya dengan alam. IR juga dapat mengurangi biaya pelaporan.
Standar Pelaporan Berkelanjutan dan Terintegrasi
Kegunaan dari pelaporan keberlanjutan tergantung pada jangkauan, detail, dan
ketelitian dari informasi yang disediakan. Agar dapat berguna kepada investor dan para
pemangku kepentingan lain, informasi yang disediakan harus tidak hanya memadai, tetapi
juga harus dapat dibandingkan. Keterbandingan mewajibkan bahwa perusahaan harus
mengikuti standar keseragaman atau garis pedoman yang menunjukkan format, struktur,
jangkauan dan isi informasi yang spesifik untuk dilaporkan. Agar dapat berguna bagi para
pemangku kepentingan dan memungkinkan untuk dibandingkan secara baik, standar
untuk pelaporan keberlanjutan yang berhubungan dengan usaha adalah hal yang sangat
penting.
Peran Akuntan dan Pertimbangan Etika
Akuntan memegang peran kunci dalam membantu perusahaan mencapai tujuannya.
Saat ini, akuntan berpengaruh secara signifikan dalam akuntansi biaya, audit internal dan
operasional, serta pelaporan keuangan eksternal. Akuntan tidak terlalu berpengaruh
dalam pelaksanaan program keberlanjutan. Namun, penelitian Ballou (2011) menemukan
bahwa akuntan mempengaruhi integrasi strategis dari program keberlanjutan (James,
2014).
Akuntan yang sangat paham dengan fungsi pelaporan, juga dapat berkontribusi pada
pelaporan keberlanjutan. Akuntan tidak hanya harus mematuhi hukum tetapi juga harus
mempunyai sikap yang berintegritas tinggi dalam kehidupan sehari-sehari dan dalam
kapasitas profesionalnya. Akuntan berpengaruh pada proses pelaporan yang beretika,
termasuk pelaporan informasi keuangan yang tidak bias dan wajar, tanpa manajemen
laba sesuai Generally Accepted Accounting Principles (GAAP). Mengungkapkan
informasi kualitatif dan pelaporan kejadian nonkeuangan yang berdampak pada
lingkungan, karyawan, dan komunitas masyarakat memerlukan sikap yang berintegritas
tinggi. Jadi, pengaruh akuntan dapat membantu perusahaan melaporkan informasi yang
menyeluruh, dapat diandalkan, dan tidak bias.
Metodologi
Instrumen Penelitian dan Validitas
Metode penelitian yang digunakan dalam artikel ini adalah metode survey. Quesioner
yang diberikan terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama, para partisipan diminta untuk
mengindikasikan level ketersetujuan mereka dengan beberapa pernyataan terkait dengan
pelaporan keberlanjutan/CSR dengan skala Likert 1 adalah sangat tidak setuju hingga 5
adalah sangat setuju. Bagian kedua, para partisipan diminta untuk meranking pentingnya
pelaporan sebagai kunci kinerja yang berhubungan dengan masing area yaitu, lingkungan
dan keamanan, pegawai dan komunitas, dan corporate governance dengan skala Likert 1
adalah sangat tidak penting hingga 5 adalah sangat penting. Bagian ketiga, para partisipan
diminta untuk mengindikasikan level ketersetujuan mereka terhadap setiap pernyataan
menggunakan skala Likert 1 adalah sangat tidak setuju hingga 5 adalah sangat setuju
Pemilihan Sampel dan Administrasi Instrumen Penelitian
Sampel diambil dari 55 mahasiswa pada akuntansi menengah I dan 60 mahasiswa
pada akuntansi menengah II.
Demografi
Para partisipan diminta untuk mengindikasikan apa jurusan mereka, mahasiswa
tingkat berapa, jenis kelamin, dan status pekerjaan. 96% yang telah mengisi survey
diindikasikan sebagai mahasiswa jurusan akuntansi dan 4% diantaranya mendeklarasikan
bahwa akuntansi hanya bidang minor studi mereka. Lalu 79% di antara mereka adalah
mahasiswa tingkat satu atau junior, 3% di antara mereka adalah mahasiswa tingkat dua,
lalu 15% di antara mereka adalah mahasiswa tingkat tiga atau senior, dan 3% adalah
mahasiswa yang sudah lulus. 77% diindikasikan bahwa mereka telah bekerja dan 38%
diantaranya bekerja di bagain akuntansi atau sejenisnya. 48% partisipan adalah wanita
dan 52% lainnya adalah pria.
Utilitas Uji Statistik
Mahasiswa yang merespon survey tersebut diringkas dan dievaluasi menggunakan tes
statistic Microsoft Excel. Peneliti memanfaatkan kecocokan sampel t-test untuk menguji
hipotesis dan untuk menentukan hubungan yang signifikan. Mean dan standar deviasi
berasal dari laporan statistik deskriptif. Hasil penelitian dievaluasi menggunakan tingkat
signifikansi 0,05.
Pengembangan Hipotesis
H1: Jurusan akuntansi lebih mungkin untuk merasa bahwa dalam pelaporan keberlanjutan
sukarela jangka panjang bermanfaat untuk perusahaan besar daripada perusahaan kecil
dan menengah.
H2: Jurusan akuntansi lebih mungkin untuk mendukung pelaporan keberlanjutan wajib
bagi perusahaan publik dibandingkan perusahaan swasta.
H3: Jurusan akuntansi merasa pelaporan informasi keberlanjutan terkait untuk saat ini dan
tahun perbandingan sama-sama penting.
Hasil Empiris
Manfaat-Manfaat Pelaporan Berkelanjutan
Mahasiswa cenderung setuju bahwa pelaporan berkelanjutan wajib bagi perusahaan
publik dan yang secara global seragam standar pelaporan CSR akan meningkatkan
pelaporan tahunan. Beberapa perbedaan persepsi mahasiswa antara perusahaan besar dan
kecil / menengah dan perusahaan publik dan swasta diharapkan.
Manfaat Paling Penting dari Pelaporan Berkelanjutan
44% dari siswa menunjukkan bahwa manfaat yang paling penting berasal dari laporan
keberlanjutan sukarela yang berkaitan dengan perilaku etis, bertanggung jawab,
kesadaran dan komitmen terhadap lingkungan dan kesejahteraan masyarakat / karyawan.
28% khusus menyebutkan isu-isu lingkungan. 27% dari siswa dirasakan peningkatan
pelaporan tahunan dan ditingkatkan perbandingan antara perusahaan sebagai manfaat
paling penting dari pelaporan keberlanjutan sukarela.
18% dari siswa menunjukkan bahwa pelaporan sukarela akan meningkatkan operasi
perusahaan dan produk/jasa. 13% dari siswa yang diidentifikasi kesuksesan finansial,
keuntungan, dan meningkatkan basis investor sebagai manfaat yang paling penting dan
hanya 8% menunjukkan bahwa perusahaan meningkatkan reputasi adalah manfaat paling
penting dari laporan keberlanjutan. Sejak beberapa siswa menunjukkan lebih dari satu
"paling penting" manfaat, jumlah persentase melebihi 100%.
Dengan demikian, berdasarkan respon siswa, tampak bahwa jurusan akuntansi
memandang aspek etika dan terutama efek positif terhadap lingkungan dan orang-orang
sebagai manfaat paling penting dari laporan keberlanjutan.
Pentingnya Indikator Kinerja Pelaporan
Mahasiswa diminta untuk menilai pentingnya pelaporan informasi untuk masing-
masing indikator kinerja dalam hal (a) tahun saat ini (b) perubahan selama tahun-tahun
sebelumnya (contoh: informasi trend). Ini konsisten dengan bimbingan GRI untuk
menggunakan indikator kinerja (GRI 2012).
Indikator Kinerja Lingkungan
Perpaduan sampel t-tes menunjukkan perbedaan yang signifikan secara statistik antara
persepsi siswa tentang kepentingan informasi yang berkaitan dengan emisi CO2 dan daur
ulang perusahaan, investasi dalam energi terbarukan, insiden transportasi, dan insiden
lingkungan (p-nilai <0,05). Tidak ada perbedaan yang signifikan antara persepsi
mahasiswa lainnya tentang pentingnya pelaporan informasi tentang indikator kinerja
lingkungan dan keselamatan perusahaan ditemukan.
Indikator Kinerja Pegawai dan Komunitas
Mahasiswa merasakan bahwa pelaporan karyawan dan indikator kinerja terkait
masyarakat agak di bawah penting sehubungan dengan semua indikator kinerja karyawan
dan masyarakat terkait kecuali untuk informasi tentang cedera pegawai terkait.
Indikator Kinerja Tata Kelola Perusahaan
Mahasiswa merasakan bahwa pelaporan tata kelola perusahaan kinerja terkait sama
pentingnya. Paired sample t-test menunjukkan perbedaan yang signifikan secara statistik
antara persepsi mahasiswa tentang pentingnya pelaporan informasi yang berkaitan dengan
cedera karyawan dan semua indikator karyawan dan masyarakat terkait lainnya kecuali
untuk ketidakhadiran karyawan (p-nilai <0,05).
Manfaat Pelaporan yang Terintegrasi
Mahasiswa merasakan bahwa pelaporan terintegrasi bermanfaat bagi investor,
perusahaan besar, dan profesional akuntansi. Nilai rata-rata berada di atas 4.0 (setara
dengan setuju) untuk setiap pernyataan, kecuali untuk laporan yang berkaitan dengan
kepentingan pelaporan terintegrasi untuk perusahaan kecil dan menengah. Paired sample
t-tes menunjukkan perbedaan yang signifikan secara statistik antara manfaat yang
dirasakan dari pelaporan yang terintegrasi sehubungan dengan besar dan kecil dan
menengah perusahaan (p-value < 0,05). Mahasiswa juga cenderung setuju dengan
pernyataan yang menunjukkan bahwa pelaporan yang terintegrasi akan meningkatkan
pelaporan tahunan dan meningkatkan komparabilitas antara perusahaan.
Uji Hipotesis
Berdasarsakan pengujian, H1 dan H2 didukung sepenuhnya. Tetapi H3 hanya sebagian
didukung.
KESIMPULAN
Pelaporan terintegrasi dan keberlanjutan mewakili tren pelaporan global yang penting
yang mewajibkan adanya dukungna dari profesional akuntansi. Jurusan akuntansi, banyak
yang telah tumbuh dalam lingkungan yang mengharapkan dan menilai keberlanjutan,
mewakili akuntansi profesional masa depan. Dukungan dan keterlibatan mereka sangat
penting untuk membantu melanjutkan dorongan tren terhadap pelaporan keberlanjutan dan
terintegrasi dan mengarahkan kepada masa depan dimana organisasi secara terus-menerus
melaporkan pengaruh komprehensif mereka dan tidak hanya pada profit saja, tetapi juga
lingkungan dan pemangku kepentingan yang sangat banyak. Penelitian ini menginvestigasi
pandangan jurusan akuntansi terhadap pelaporan keberlanjutan dan terintegrasi yang fokus
pada mempertahankan manfaat kepada pemangku kepentingan, jangkauan yang diharapkan
dan masalah-masalah yang dilaporkan, kerangka waktu pelaporan, serta kebutuhan akan
standar pelaporan keberlanjutan dan terintegrasi global yang memiliki kualitas tinggi.
Penelitian ini menemukan bahwa keseluruhan jurusan akuntansi cenderung
mendukung pelaporan berkelanjutan dan terintegrasi. Faktanya, jika kerangka yang
berkualitas tingi untuk laporan terintegrasi dikembangkan, kebanyakan peneliti yang
berpartisipasi dalam sebuah penelitian merasa bahwa perusahaan seharusnya mengumumkan
terintegrasi daripada yang berdiri sendiri dan hal ini akan meningkatkan nilai dan
keterbandingan dari pelaporan tahunan. Peneliti juga cenderung untuk merasa bahwa
pelaporan indikator kinerja uang berkaitan dengan lingkungan, keselamatan, karyawan,
komunitas, dan tata kelola perusahaan pada tahun berjalan dan tahun keterbandingan sangat
penting. Peneliti mengidentifikasi peningkatan komitmen kepada perilaku sosial yang
bertanggung jawab, khususnya dengan menghormati lingkungan, sebagai manfaat paling
penting dalam pelaporan keberlanjutan sukarela oleh perusahaan. Peneliti cenderung merasa
bahwa pelaporan keberlanjutan dan terintegrasi lebih bermanfaat bagi perusahaan yang besar
daripada yang kecil atau menengah dan pelaporan keberlanjutan sebaiknya diwajibkan
khususnya untuk perusahaan publik. Pengetahuan yang ditingkatkan dari penelitian
menyediakan informasi penting untuk para pengambil keputusan dan para pembuat standar
serta menyarankan bahwa keterlibatan profesional akuntansi dalam pelaporan keberlanjutan
dan terintegrasi dapat mendorong pelaporan yang beretika, memadai, dan berisi informasi
tentang pengaruh komprehensif perusahaan pada lingkungan, masyarakat, dan juga profit.
Batasan-Batasan
Batasan-batasan utama timbul dari ukuran sampel yang sedikit (115 partisipan) yang
berhubungan pada satu universitas. Tetapi jurusan akuntansi yang berpartisipasi pada
penelitian ini cenderung memiliki keberagaman latar belakang secara global, dimana
meningkatkan validitas dari hasil. Jadi, tanggapan-tanggapan mereka mencerminkan
pengetahuan penting terhadap isu-isu pelaporan penting secara global. Sejak tren yang
berhubungan dengan pelaporan keberlanjutan yang terintegrasi muncul dan kerangka global
IIRC belum selesai, penelitian ini sebaiknya diulangi dan sampel diperluas untuk
menginvestigasi lebih jauh tren pelaporan yang penting ini dan pengaruhnya kepada
pemangku kepengtingan yang sangat beragam.

C. TELAAH KRITIS
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi jurusan akuntansi tentang
pelaporan keberlanjutan terintegrasi dan berfokus pada manfaat yang dirasakan untuk
berbagai pemangku kepentingan, ruang lingkup dan jenis perusahaan, waktu pelaporan,
dan kebutuhan untuk diterima secara global dalam standar pelaporan.
Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan melakukan survey terlebih dahulu. Sampel
yan diambil adalah universitas yang telah menuntaskan mata kuliah Intermediate
Financial Reporting I dan II dan Intermediate Accounting di daerah barat. Setelah itu data
diolah menggunakan Microsoft Excel Statistical Test. Selain itu terdapat empat hipotesis
dalam penelitian ini.
Namun penelitian ini masih memiliki beberapa keterbatasan diantaranya kecilnya
jumlah sampel sehingga penelitian ini sangat sulit untuk digeneralisasi. Untuk
menghindarkan kemungkinan kesalahan seharusnya ukuran sampel lebih besar. Selain itu
jurusan akuntansi pasti memiliki berbagai latar belakang yang berbeda seperti kompetensi
maupun peringkat akreditasinya sehingga tidak dapat disamakan satu sama lain. Dan yang
terakhir, berdasarkan pengakuan peneliti sendiri IIRC global framework sebagai basis
dalam penelitian ini sebenarnya masih belum difinalisasi, sehingga dibutuhkan penelitian
yang mendalam lagi mengenai keterlibatan IIRC dalam penelitian ini.

D. DAFTAR ARTIKEL PENDUKUNG


Managing CSR Stakeholder Engagement: A New Conceptual Framework oleh Linda
O’Riordan dan Jenny Fairbrass. Dipublikasikan di J Bus Ethics (2014), 125:121–145
(Artikel pendukung satu)
Corporate social responsibility from a ‘‘stakeholder view’’ perspective: CSR
implementation by a Swiss mobile telecommunication provider oleh Sybille Sachs, Marc
Maurer, Edwin Ru¨ hli dan Reto Hoffmann. Dipublikasikan di The international journal of
business in society (2006), Vol. 6 Iss 4 pp. 506 - 515 (artikel pendukung dua)
Corporate Sosial Responsibility: Dari Etika Bisnis Menuju Implementasi Good Corporate
Governance oleh Kharis Raharjo. (Artikel pendukung tiga)

Anda mungkin juga menyukai