Anda di halaman 1dari 2

Rasyikah Fitria (18/429438/EK/22047)

Rangkuman Materi Pertemuan ke-6 | Ethics of Consumer, Production, Marketing


Markets and Consumer Protection. Beberapa masalah yang dihadapi konsumen: produk
berbahaya dan risiko, praktik penjualan penipuan, produk dengan konstruksi yang buruk,
kegagalan untuk menghormati jaminan, iklan yang menipu dan tidak menyenangkan. Terdapat
argumentasi, pendekatan pasar terhadap perlindungan konsumen berpendapat bahwa
keselamatan konsumen dapat disediakan secara efisien melalui pasar bebas karena penjual
harus menanggapi permintaan konsumen jika mereka ingin mendapatkan keuntungan, dan
konsumen akan rela memberikan nilai lebih. Tetapi jika konsumen tidak rela memberikan nilai
lebih pada keamanan, pemerintah tidak bisa memaksa manufaktur untuk membuat produk yang
lebih aman. Pendekatan pasar terhadap perlindungan konsumen diasumsikan ketika terdapat
persaingan sempurna di pasar, tetapi kenyataannya jarang ada pasar persaingan sempurna.
The Contract View of Business Firm’s Duties to Consumers. Menurut pandangan kontrak
dari kewajiban perusahaan bisnis terhadap konsumennya, hubungan antara perusahaan bisnis
dan pelanggannya pada dasarnya adalah hubungan kontraktual, dan kewajiban moral
perusahaan kepada pelanggan adalah yang diciptakan oleh hubungan kontraktual tersebut.
Teori kontraktual tentang kewajiban perusahaan bisnis kepada konsumen menyatakan bahwa
bisnis memiliki empat tugas moral utama: tugas dasar (1) mematuhi ketentuan kontrak
penjualan (reliabilitas, service life, maintainability, product safety); dan tugas sekunder (2)
mengungkapkan sifat produk, (3) menghindari representasi yang keliru, serta (4) menghindari
penggunaan tekanan dan pengaruh yang tidak semestinya.
The Due Care Theory. Due care theory tentang kewajiban manufaktur pada konsumen
didasarkan pada gagasan bahwa konsumen dan penjual tidak bertemu secara sederajat dan
bahwa kepentingan konsumen sangat rentan dirugikan oleh manufaktur yang memiliki
pengetahuan dan keahlian bahwa konsumen memiliki kekurangan. Manufaktur memiliki
kewajiban untuk berhati-hati dalam memastikan bahwa kepentingan konsumen tidak dirugikan
oleh produk yang ditawarkan pada mereka. Doktrin caveat emptor “biarkan pembeli yang
mengurusnya” digantikan dengan doktrin yang lebih lemah caveat vendor “biarkan penjual
yang mengurusnya”.
The Social Costs View of the Manufacturer’s Duties. Pandangan ini menyatakan bahwa
manufaktur harus membayar setiap cedera yang diderita melalui cacat apa pun pada
produk, bahkan ketika manufaktur melakukan semua kehati-hatian dalam desain dan
pembuatan produk dan telah mengambil semua tindakan pencegahan yang wajar untuk
memperingatkan pengguna dari setiap bahaya yang diperkirakan.
Advertising Ethics. Kritik iklan berdasarkan pengaruhnya terhadap keinginan: Galbraith
menyatakan bahwa iklan menciptakan hasrat psikis yang bersifat lentur dan tidak terbatas;
keinginan psikis diciptakan agar perusahaan dapat menggunakan kita untuk menyerap output
mereka; menggunakan kita dengan cara ini memperlakukan kita sebagai sarana dan bukan
sebagai tujuan sehingga tidak etis. Namun kritik ini mengabaikan studi yang menyatakan
bahwa iklan tidak dapat menciptakan dan memanipulasi keinginan.
Consumer Privacy. Pentingnya privasi: melindungi individu dari pengungkapan yang dapat
memalukan, dapat mendorong interferensi pada kehidupan privasi seseorang, menyakiti orang
tersayang, dan mengarah pada memberatkan diri sendiri; di sisi lain privasi juga meningkatkan
intimasi yang membangun hubungan personal serta kepercayaan dan confidentiality.
Rasyikah Fitria (18/429438/EK/22047)

Studi Kasus: Becton Dickinson and Needle Sticks. Becton Dickinson adalah salah satu
manufaktur terbesar pemasok alat medis yang mendominasi pasar suntikan dan jarum suntikan.
Pada tahun 1986, Becton Dickinson memperoleh hak khusus untuk mematenkan suntikan yang
baru ditemukan oleh Charles B. Mitchell. Tahun 1988, dengan melakukan beberapa penelitian,
BD memutuskan supaya suntikan tersebut dipasarkan untuk melindungi lengan. Suntikan itu
sebenarnya dapat digunakan untuk semua ukuran suntikan 1 cc, 3 cc, 5 cc, dan 10 cc, tetapi
BD memutuskan memasarkan suntikan 3 cc. Suntikan 3 cc dipasarkan pada tahun 1988 dengan
merek Safety-Lok Syringe. Penggunaan suntikan 3 cc jumlahnya separuh suntikan yang biasa
digunakan, suntikan 5 cc dan 10 cc lebih disukai perawat ketika mengambil darah. Jarum suntik
pengaman menjadi masalah ketika epidemi AIDS menimbulkan dilema yang sangat akut bagi
petugas kesehatan. Perawat rawan menancapkan jarum suntik yang mereka gunakan ke diri
mereka. Luka tertusuk jarum menyumbang sekitar 80% dari kejadian yang dilaporkan terhadap
virus AIDS di antara petugas kesehatan. Selain AIDS, terdapat risiko penyakit lain seperti
Hepatitis B dan Hepatitis C. Hal tersebut terjadi karena jarum suntik 3 cc dengan pengaman
memiliki harga yang mahal sehingga perawat lebih sering menggunakan 5 cc. Occupational
Safety and Health Administration (OSHA) membuat sebuah pedoman yang mewajibkan rumah
sakit dan pegawai kesehatan untuk: (a) menyediakan wadah benda tajam bagi pekerja; (b)
melarang praktik menutup kembali jarum dengan memegang tutup di satu tangan dan
memasukkan jarum dengan tangan lainnya; (c) memberikan informasi dan pelatihan tentang
pencegahan jarum suntik kepada karyawan. Tetapi kenyataannya pedoman tersebut sulit
dilakukan. Safety-Lok ternyata memiliki perlindungan suntikan yang lemah. Retractable
Technologies, Inc. membuat teknologi perlindungan suntikan yang jauh lebih baik pada 1998,
tetapi mengalami kesulitan dalam menjualnya. Pada tahun 2000, Needlestick Safety and
Prevention Act menjadi sebuah hukum, mewajibkan semua rumah sakit dan klinik untuk
menggunakan perlindungan suntikan. Retractable diblokir dari penjualan karena terdapat
kontrak BD. Retractable menuntut Premier, Novation, dan BD. Ketiganya pada akhirnya
berdamai dan membayar kompensasi pada Retractable. Pada tahun 2009, BD dinyatakan
bersalah karena melanggar paten jarum suntik pengaman Retractable dengan menyalin desain
Retractable dan kemudian memproduksi dan menjual jarum suntik dengan namanya sendiri.
1. BD sebenarnya memiliki kemampuan dan kewajiban untuk memproduksi tabung dan jarum
suntik yang steril dan terlindungi dengan berbagai ukuran. Secara utilitarian, akibat yang
ditimbulkan dari kecelakaan jarum suntik itu justru menambah beban perawatan dan
pengobatan yang dialami perawat karena perawat cenderung tidak menggunakan jarum
suntik 3 cc. Saya merasa tindakan BD tidak sesuai dan seharusnya memproduksi segala
ukuran dan memberikan suntikan yang lebih aman.
2. BD enggan dan lalai untuk memproduksi jarum suntik yang terlindungi sehingga
menyebabkan banyak kecelakaan bagi perawat yang menghadapi pasien dengan risiko
penyakit tinggi. Terdapat bukti bahwa jarum suntik yang terlindungi milik BD termasuk
lemah dan tidak sesuai standar. Menurut pandangan biaya sosial, setiap cedera yang
diterima karena kesalahan manufaktur, maka seharusnya manufaktur melakukan ganti rugi
pada para konsumennya.
3. GPO seharusnya berfungsi menyampaikan aspirasi untuk mendapat alat-alat medis yang
sesuai standar dan terjangkau. Tindakan BD yang mempengaruhi dan memaksa rumah sakit
serta klinik melalui dua perwakilan terbesar GPO dengan imbalan uang merupakan
tindakan yang tidak etis dan merupakan usaha monopoli serta menghambat perusahaan lain
untuk berkembang, ditambah GPO sudah tahu bahwa jarum suntik BD kurang aman.

Anda mungkin juga menyukai