Studi Kasus: Becton Dickinson and Needle Sticks. Becton Dickinson adalah salah satu
manufaktur terbesar pemasok alat medis yang mendominasi pasar suntikan dan jarum suntikan.
Pada tahun 1986, Becton Dickinson memperoleh hak khusus untuk mematenkan suntikan yang
baru ditemukan oleh Charles B. Mitchell. Tahun 1988, dengan melakukan beberapa penelitian,
BD memutuskan supaya suntikan tersebut dipasarkan untuk melindungi lengan. Suntikan itu
sebenarnya dapat digunakan untuk semua ukuran suntikan 1 cc, 3 cc, 5 cc, dan 10 cc, tetapi
BD memutuskan memasarkan suntikan 3 cc. Suntikan 3 cc dipasarkan pada tahun 1988 dengan
merek Safety-Lok Syringe. Penggunaan suntikan 3 cc jumlahnya separuh suntikan yang biasa
digunakan, suntikan 5 cc dan 10 cc lebih disukai perawat ketika mengambil darah. Jarum suntik
pengaman menjadi masalah ketika epidemi AIDS menimbulkan dilema yang sangat akut bagi
petugas kesehatan. Perawat rawan menancapkan jarum suntik yang mereka gunakan ke diri
mereka. Luka tertusuk jarum menyumbang sekitar 80% dari kejadian yang dilaporkan terhadap
virus AIDS di antara petugas kesehatan. Selain AIDS, terdapat risiko penyakit lain seperti
Hepatitis B dan Hepatitis C. Hal tersebut terjadi karena jarum suntik 3 cc dengan pengaman
memiliki harga yang mahal sehingga perawat lebih sering menggunakan 5 cc. Occupational
Safety and Health Administration (OSHA) membuat sebuah pedoman yang mewajibkan rumah
sakit dan pegawai kesehatan untuk: (a) menyediakan wadah benda tajam bagi pekerja; (b)
melarang praktik menutup kembali jarum dengan memegang tutup di satu tangan dan
memasukkan jarum dengan tangan lainnya; (c) memberikan informasi dan pelatihan tentang
pencegahan jarum suntik kepada karyawan. Tetapi kenyataannya pedoman tersebut sulit
dilakukan. Safety-Lok ternyata memiliki perlindungan suntikan yang lemah. Retractable
Technologies, Inc. membuat teknologi perlindungan suntikan yang jauh lebih baik pada 1998,
tetapi mengalami kesulitan dalam menjualnya. Pada tahun 2000, Needlestick Safety and
Prevention Act menjadi sebuah hukum, mewajibkan semua rumah sakit dan klinik untuk
menggunakan perlindungan suntikan. Retractable diblokir dari penjualan karena terdapat
kontrak BD. Retractable menuntut Premier, Novation, dan BD. Ketiganya pada akhirnya
berdamai dan membayar kompensasi pada Retractable. Pada tahun 2009, BD dinyatakan
bersalah karena melanggar paten jarum suntik pengaman Retractable dengan menyalin desain
Retractable dan kemudian memproduksi dan menjual jarum suntik dengan namanya sendiri.
1. BD sebenarnya memiliki kemampuan dan kewajiban untuk memproduksi tabung dan jarum
suntik yang steril dan terlindungi dengan berbagai ukuran. Secara utilitarian, akibat yang
ditimbulkan dari kecelakaan jarum suntik itu justru menambah beban perawatan dan
pengobatan yang dialami perawat karena perawat cenderung tidak menggunakan jarum
suntik 3 cc. Saya merasa tindakan BD tidak sesuai dan seharusnya memproduksi segala
ukuran dan memberikan suntikan yang lebih aman.
2. BD enggan dan lalai untuk memproduksi jarum suntik yang terlindungi sehingga
menyebabkan banyak kecelakaan bagi perawat yang menghadapi pasien dengan risiko
penyakit tinggi. Terdapat bukti bahwa jarum suntik yang terlindungi milik BD termasuk
lemah dan tidak sesuai standar. Menurut pandangan biaya sosial, setiap cedera yang
diterima karena kesalahan manufaktur, maka seharusnya manufaktur melakukan ganti rugi
pada para konsumennya.
3. GPO seharusnya berfungsi menyampaikan aspirasi untuk mendapat alat-alat medis yang
sesuai standar dan terjangkau. Tindakan BD yang mempengaruhi dan memaksa rumah sakit
serta klinik melalui dua perwakilan terbesar GPO dengan imbalan uang merupakan
tindakan yang tidak etis dan merupakan usaha monopoli serta menghambat perusahaan lain
untuk berkembang, ditambah GPO sudah tahu bahwa jarum suntik BD kurang aman.