Laporan Akhir l2 Analisa Kesimpulan
Laporan Akhir l2 Analisa Kesimpulan
I. MAKSUD
Menentukan besarnya hambatan dengan menggunakan metoda “Jembatan
Wheatstone”
II. ALAT-ALAT
1. Sumber Tegangan (DC)
2. Bangku Hambatan
3. Komutator
4. Galvanometer/zerodetektor
5. Meja ukur(lengkap)
6. Kabel-kabel penghubung
7. Beberapa hambatan yang akan diukur besarnya
III. TEORI
Jembatan wheatstone adalah suatu rangkaian listrik dengan susunan seperti
gambar berikut:
Rb Rx
I3 IG
I4
A G B
I2
I1
R1 R2
Vc=Vd……………………………………………(1)
Maka diperoleh persamaan:
Rx=(R2/R1)Rb……………………………………(2)
K ST AC
Rb 3 G 4 Rx
I3 I4
I1 I2
A D B
L1 L2
gambar 2
keterangan gambar
Keterangan posisi
L1 di sisi 1 dengan hambatan R1
L2 di sisi 2 dengan hambatan R2
Rb di sisi 3 dengan hambatan Rb
Rx di sisi 4 dengan hambatan Rx
Jika kawat A-B serba sama dengan ρhambatan tiap satuan panjang, maka
persamaan (2) menjadi:
L2
Rx xRb
L1 ;
L2
Rx xRb
atau L1 ………………….(3)
Di sini terlihat bahwa besaran-besaran yang diperlukan hanyalah
perbandingan antara L2 danL1, atau panjang kawat AD dan DB
V. DATA PENGAMATAN
Data Percobaan
Kedudukan D
Harga Panjang
(panjang sisi 1/ L1)
Sisi 3 Sisi 4 rata-rata sisi 2 Nilai Rx
Sebelum Sesudah
III & IV L2=L–L1
komutasi komutasi
I(Ω) II(Ω) III(cm) IV(cm) V(cm) VI(cm) VII(Ω)
Rb Rx1 Rx1”
Rx1 Rb Rx1’
Rb Rx2 Rx2”
Rx2 Rb Rx2’
Rb Rx seri Rx seri”
Rx seri Rb Rx seri’
Rxparale Rxparalel
Rb
l ”
Rxparale
Rb Rxparalel’
l
SECARA PERCOBAAN
1 1
L 2 L1 NST( mistar) 0,1cm 0,05cm
2 2
Rb 0 ;
1. Rx1
L2 Rx1" Rx1" Rx1"
Rx1" Rb Rx1" L 2 L1 Rb
L1 ; L 2 L1 Rb1 ;
Rb L 2 Rb
0,05 0,05
L1 L12
(Rx1” ± ΔRx1”)Ω
2. Rx2
L2 Rx 2" Rx 2" Rx 2"
Rx 2" Rb Rx 2" L 2 L1 Rb
L1 ; L 2 L 1 Rb 1
Rb L 2 Rb
0,05 0,05
L1 L12
(Rx2” ± ΔRx2”) Ω
Rx 2 Rx 2
Rx 2 Rx 2' Rx 2"
Rx 2 Rx 2". Rx 2' ; Rx 2' Rx 2"
Rx 2" Rx 2'
Rx 2' Rx 2"
2 Rx 2' 2 Rx 2"
(Rx2 ± ΔRx2) Ω
3. Rx seri (Rxs)
L2 Rxs" Rxs" Rxs"
Rxs" Rb Rxs" L 2 L1 Rb
L1 ; L 2 L1 Rb1
Rb L 2 Rb
0,05 0,05
L1 L12
(Rxs” ± ΔRxs”) Ω
(Rxs’ ± ΔRxs’) Ω
Rxs Rxs
Rxs Rxs' Rxs"
Rxs Rxs".Rxs' ; Rxs' Rxs"
Rxs" Rxs'
Rxs' Rxs"
2 Rxs' 2 Rxs"
(Rxs ± ΔRxs) Ω
4. Rx paralel (Rxp)
L2 Rxp" Rxp" Rxp"
Rxp" Rb Rxp" L 2 L1 Rb
L1 ; L 2 L1 Rb1
Rb L 2 Rb
0,05 0,05
L1 L12
(Rxp” ± ΔRxp”) Ω
Rxp Rxp
Rxp Rxp' Rxp"
Rxp Rxp".Rxp' ; Rxp' Rxp"
Rxp" Rxp'
Rxp' Rxp"
2 Rxp' 2 Rxp"
(Rxp ± ΔRxp) Ω
SECARA TEORI
Rx1 dan Rx2 didapat dari pengolahan data sebelumnya(pengolahan data no. 1 dan 2)
5. Rx seri (Rxs)
Rxs Rxs
Rxs Rx1 Rx 2
Rxs Rx1 Rx 2 ; Rx1 Rx 2
1 Rx1 1 Rx 2
6. Rx paralel (Rxp)
Rx1 Rx 2 Rxp Rxp Rx1 Rxp Rx 2
Rxp
Rx1 Rx 2 ; Rx1 Rx 2
Rx12 Rx 2 2
Rx1 Rx 2
( Rx1 Rx 2) 2 ( Rx1 Rx 2) 2
(Rxp ± ΔRxp) Ω
Jawaban:
1. Terdapat pada teori
2. Terdapat pada pengolahan data.
VIII. ANALISA
1. Dari data percobaan kolom III(sebelum komutasi) dan kolom IV(sesudah
komutasi) tidak terdapat perbedaan yang cukup besar dan bisa katakan
cenderung sama pada kondisi setimbang. Hal ini dikarenakan kondisi
setimbang diakibatkan oleh perbandingan L2/L1 yang sama dengan Rx/Rb
sehingga Vc=Vd ;sehingga arah arus tidak mempengaruhi kondisi ini.
2. Perbandingan antara kolom I/Kolom II sebanding dengan perbandingan
antara kolom IV/Kolom V untuk tiap percobaan(dari data percobaan),hal ini
menunjukan bahwa pertukaran posisi Rx dan Rb juga mengakibatkan
perubahan panjang L1 danL2 pada kondisi setimbang, sehingga didapat
perbandingan yang tetap.
3. Untuk rangkaian seri akan didapat suatu hambatan pengganti(Rxs) yang lebih
besar dari kedua hambatan penyusunnya(Rx1 dan Rx2,secara teori dan
percobaan terbukti). Dan apabila terdapat perbedaan yang cukup besar antara
kedua hambatan penyusunnya(misalRx1>>Rx2) maka hambatan
penggatinya(Rxs) dapat disamakan dengan hambatan terbesar(Rx1) antara
kedua hambatan tersebut. Hal ini dikarenakan sifat hambatan total suatu
rangkaian seri adalah penjumlahan dari masing-masing hambatan
penyusunnya.
4. Untuk rangkaian paralel akan didapat suatu hambatan pengganti (Rxp) yang
lebih kecil dari kedua hambatan penyusunnya(Rx1 dan Rx2,secara teori dan
percobaan terbukti). Dan apabila terdapat perbedaan yang cukup besar antara
kedua hambatan penyusunnya(misalRx1>>Rx2) maka hambatan
penggatinya(Rxp) dapat disamakan dengan hambatan terkecil(Rx2) antara
1
Rtot
1 1 1 1
...
kedua hambatan tersebut. Hal ini karena R1 R 2 R3 Rn
IX. KESIMPULAN
1. Pada jembatan wheatstone yang digunakan pada praktikum, pada kondisi
setimbang hambatan sisi3/ hambatan sisi 4= hambatan sisi1/hambatan sisi2
2. Kondisi setimbang tidak tergantung oleh arah arus tetapi diindikasikan oleh
Vc = Vd, yang mengakibatkan perbandingan hambatan seperti point 1,
sehingga untuk mencari Rx hanya diperlukan nilai hambatan R1 dan R2 yang
dapat diwakili oleh L1 dan L2 serta Rb (yang diketahui nilainya).
X. DAFTAR PUSTAKA
1. Bloemen. A. F.P. H, Mesritz, A.D.,”Alat-alat Ukur Listrik dan
Rangkaiannya”,H. STAM 1949.
2. Tyler,”A Laboratory Manual of Physics”, Edward Arnold,1967.