Anda di halaman 1dari 10

Mata kuliah : Dosen Pengampuh :

Sistem Politik Indonesia Aprinaldi Rustam,S.Ip.M.Si

MAKALAH
KORUPSI

DI SUSUN OLEH :

RONY ANANDA SAPUTRA


12070512427

ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS EKONOMI


DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS UIN SUSKA RIAU
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan kekuatan dan kemampuan sehingga makalah paper ini bisa selesai tepat
pada waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Sistem Politik Indonesia yang membahas mengenai Korupsi.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung dalam penyusunan makalah paper ini.
Saya sadar makalah paper ini belum sempurna dan memerlukan berbagai
perbaikan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua
pihak.

Penyusun,

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................i
DAFTAR ISI ..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG...............................................................................1
1.2. TUJUAN....................................................................................................1
1.3. SISTEMATIKA PENULISAN ................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................3


2.1. PENGERTIAN KORUPSI ......................................................................3
2.2. TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM PERSPEKTIF
NORMATIF..............................................................................................3

BAB III ANALISIS ........................................................................................5

BAB IV PENUTUP.........................................................................................7
  3.1.ABSTRAK..................................................................................................7
  3.2.SARAN.......................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................8

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kemajuan suatu negara sangat ditentukan oleh kemampuan dan keberhasilannya
dalam melaksanakan pembangunan. Pembangunan sebagaisuatu proses perubahan yang
direncanakan mencakup semua aspek kehidupan masyarakat. Efektifitas dan
keberhasilan pembangunan terutama ditentukan oleh dua faktor, yaitu sumber daya
manusia, yakni (orang-orang yang terlibatsejak dari perencanaan samapai pada
pelaksanaan) dan pembiayaan. Diantaradua faktor tersebut yang paling dominan adalah
faktor manusianya.Indonesia merupakan salah satu negara terkaya di Asia dilihat dari
keanekaragaman kekayaan sumber daya alamnya. Tetapi ironisnya, negarater cinta ini
dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asia bukanlah merupakan sebuah negara
yang kaya malahan termasuk negara yang miskin.Mengapa demikian? Salah satu
penyebabnya adalah rendahnya kualitas sumber daya manusianya. Kualitas tersebut
bukan hanya dari segi pengetahuan atau intelektualnya tetapi juga menyangkut kualitas
moral dan kepribadiannya. Rapuhnya moral dan rendahnya tingkat kejujuran dari aparat
penyelenggara negara menyebabkan terjadinya korupsi. Korupsi di Indonesia dewasa ini
sudah merupakan penyakit social yang sangat berbahaya yang mengancam semua
aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Korupsi telah mengakibatkan
kerugian materiil keuangan negara yang sangat besar. Hal itu merupakan cerminan
rendahnya moralitas dan rasa malu, sehingga yang menonjol adalah sikap kerakusan dan
kekuasaan. Persoalannya adalah dapatkah korupsi diberantas? Tidak ada jawaban lain
kalau kita ingin maju, adalah korupsi harus diberantas. Jika kita tidak berhasil
memberantas korupsi,atau paling tidak mengurangi sampai pada titik nadir yang paling
rendah maka jangan harap Negara ini akan mampu mengejar ketertinggalannya
dibandingkan negara lain untuk menjadi sebuah negara yang maju. Karena korupsi
membawa dampak negatif yang cukup luas dan dapat membawa negara ke jurang
kehancuran.

1.2.     Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian korupsi.
2. Untuk mengetahui penyebab atau latar belakang terjadinya korupsi.
3. Untuk mengetahui macam-macam dari korupsi.
4. Untuk mengetahui dampak adanya korupsi.
5. Untuk mengetahui langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk memberantas korupsi

1.3. Sistematika Penulisan


BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
1.2. TUJUAN
1.3. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. PENGERTIAN KORUPSI SECARA TEORITIS
2.2. TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM PERSPEKTIF NORMATIF
BAB III ANALISIS
BAB III PENUTUP
  3.1.KESIMPULAN
  3.2.SARAN
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Korupsi secara Teoritis


Kata Korupsi berasal dari bahasa latin, Corruptio-Corrumpere yang artinya
busuk, rusak, menggoyahkan, memutar balik atau menyogok. Menurut Dr. Kartini
Kartono, korupsi adalah tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan jabatan
guna mencari keuntungan,  dan merugikan kepentingan umum. Menurut saya sendiri
tindakan korupsi merupakan tindakan dimana para pejabat public menggelapkan uang
untuk kepentingan pribadi sebagai pemuas kebutuhan dalah kehidupannya. Jadi korupsi
merupakan gejala salah pakai dan salah urus dari kekuasaan, demi keuntungan pribadi,
salah urus terhadap sumber-sumber kekayaan negara dengan menggunakan wewenang
dan kekuatan-kekuatan formal (misalnya denagan alasan hukum dan kekuatan senjata)
untuk memperkaya diri sendiri.
Korupsi terjadi disebabkan adanya penyalahgunaan wewenang dan jabatan yang
dimiliki oleh pejabat atau pegawai demi kepentingan pribadi dengan mengatas namakan
pribadi atau keluarga, sanak saudara dan teman. Hal itu akan masuk dalam dalam
pembahasan saya mengenai tindak korupsi Masyarakat Pancasila Dalam Persepektif
Paradigma Konflik Dan Sruktural Fungsional

2.2. Tindak Pidana Korupsi Dalam Perspektif Normatif


Memperhatikan Undang-undang nomor 31 tahun 1999 Undang-undang Nomor
20 tahun 2001,maka tindak Pidana Korupsi itu dapat dilihat dari dua segi yaitu korupsi
Aktif dan Korupsi Pasif, Adapun yang dimaksud dengan Korupsi Aktif adalah sebagai
berikut :
-  Secara melawan hukum memperkaya diri sendiri atau orang lain atau Korporasi yang
dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian Negara (Pasal 2 Undang-undang
Nomor 31 Tahun 1999)
- Dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau Korporasi yang
menyalahgunakan kewenangan,kesempatan atau dapat merugikan keuangan Negara,atau
perekonomian Negara (Pasal 3 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999)
-     Memberi hadiah Kepada Pegawai Negeri dengan mengingat kekuasaan atau
wewenang yang melekat pada jabatan atau kedudukannya,atau oleh pemberi hadiah atau
janji dianggap melekat pada jabatan atau kedudukan tersebut (Pasal 4 Undang-undang
Nomor 31 Tahun 1999)
-    Percobaan pembantuan,atau pemufakatan jahat untuk melakukan Tindak pidana
Korupsi (Pasal 15 Undang-undang Nomor 20 tahun 2001)
-     Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau Penyelenggara
Negara dengan maksud supaya berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya yang
bertentangan dengan kewajibannya (Pasal 5 ayat (1) huruf a Undang-undang Nomor 20
tahun 2001)
-  Memberi sesuatu kepada pegawai negeri atau Penyelenggara negara karena atau
berhubung dengan sesuatu yang bertentangan dengan kewajibannya dilakukan atau tidak
dilakukan dalam jabatannya (Pasal 5 ayat (1) huruf b Undang-undang Nomor 20 Tagun
2001)
-   Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada Hakim dengan maksud untuk
mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili (Pasal 6 ayat
(1) huruf a Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001)

BAB III
ANALISIS

Peraturan-peraturan tentang pemberantasan korupsi silih berganti, selalu orang


yang belakangan yang memperbaiki dan menambahkan, namun korupsi dalam segala
bentuknya dirasakan masih tetap merajalela. Istilah korupsi sebagai istilah hukum
pengertian korupsi adalah perbuatan-perbuatan yang merugikan keuangan dan
perekonomian Negara atau daerah atau badan hukum lain yang mempergunakan modal
atau kelonggaran yang lain dari masyarakat, sebagai bentuk khusus daripada perbuatan
korupsi. Oleh karena itu, Negara memandang bahwa perbuatan atau tindak pidana
korupsi telah masuk dan menjadi suatu perbuatan pidana korupsi yang selama ini terjadi
secara meluas, tidak hanya merugikan keuangan Negara dan daerah, tetapi juga telah
merupakan pelanggaran terhadap hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat secara luas,
sehingga tindak pidana korupsi perlu digolongkan sebagai kejahatan yang
pemberantasannya harus dilakukan secara luar biasa.
            Dalam melakukan analisis atas perbuatan korupsi dapat didasarkan pada 3 (tiga)
pendekatan berdasarkan alur proses korupsi yaitu :
-          Pendekatan pada posisi sebelum perbuatan korupsi terjadi (Preventif)
-          Pendekatan pada posisi perbuatan korupsi terjadi (Deduktif)
-          Pendekatan pada posisi setelah perbuatan korupsi terjadi (Represif)
Dalam tulisan Marx, German Ideology,beliau merumuskan suatu premis dasar
bahwa bidang ekonomi menentukan pemikiran manusia, Mengapa ekonomi? Karena
Marx hendak konsisten dengan dalilnya mengenau dialektika materi. Baginya materi ini
dapat diidentikan sebagai ekonomi. Kondisi ekonomi seseorang yang kemudian
membentuk kesadaran seseorang tersebut. Sehingga pandangan seseorang mengenai
dunia ditentukan oleh posisi ekonominya (Marx: posisi kelasnya). Seseorang yang berada
pada kelas yang terhormat tentu memiliki pandangan dan wawasan yan berbeda dengan
orang yang berada pada kelas bawah. Perbedaan inilah yang kemudian menimbulkan
konflik seperti halnya tindak Korupsi yag dilakukan oleh kalangan yang berada pada
kelas atas sehingga menimbulkan perselisihan mengenai nilai-nilai atau tuntutan-tuntutan
yang mengenai status,kekuasaan, dan sumber-sumber kekayaan yang persediaannya
tidak mencukupi sehingga tindak korupsipun akan terjadi, karena kepentingan dari pihak
yang berkuasa pasti berbeda dengan kepentingan dari pihak lemah sehingga ada celah-
celah kesempatan untuk bisa melakukan tindak korupsi tanpa memikirkan kaum yang
berada di bawah (kaum lemah). Hal penting dalam Teori Konflik yang pertama adalah
Kekuasaan, di mana setiap kemampuan untuk memenangkan kemauan sendiri, juga
kalau kemauan itu sendiri harus bertentangan dengan kemauan orang lain, seperti halnya
korupsi yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa itu muncul berawal dari konsep dan
minusnya kekuasaan yang selalu hadir dalam suatu relasi. Yang kedua adalah
Kepentingan, masyarakat terdiri dari kelas-kelas. Kelas yang tentu mempunyai
perbedaan kepentingan dengan kelas yang lain. Pihak penguasa memiliki kepentingan
untuk mempertahankan apa yang dimilikinya, sedangkan pihak bawah akan cenderung
mengadakan suatu perubahan. Bisa saja orang yang melakukan tindak korupsi yang
berada pada kelas atas mempertahankan jabatan dan wewenang yang dimilikinya
sedangkan pihak yang berada pada kelas bawah ingin melakukan perubahan atas
tindakan pihak kelas atas yang dianggap menyalahgunakan kekuasaan dan wewenang
untuk kepentingan pribadi, sehingga pihak bawah merasa keadilan Negara terhadap
rakyat kelas bawah kurang, serta tindakan tersebut dianggap merugikan mereka karena
hak keungan Negara yang harusnya digunakan untuk mensejahterakan mereka
digelapkan oleh pihak kelas atas ang tidak bertanggung jawab.

BAB III
PENUTUP
 
3.1. Abstrak
Korupsi adalah suatu tindak perdana yang memperkaya diri yang secara langsung
merugikan negara atau perekonomian negara. Jadi, unsur dalam perbuatan korupsi
meliputi dua aspek. Aspek yang memperkaya diri dengan menggunakan kekuasaannya
dan aspek penggunaan uang Negara untuk kepentingannya.Adapun penyebabnya antara
lain, ketiadaan dan kelemahan pemimpin,kelemahan pengajaran dan etika, kolonialisme,
penjajahan rendahnya pendidikan, kemiskinan, tidak adanya hukuman yang keras,
kelangkaan lingkungan yang subur untuk perilaku korupsi, rendahnya sumber daya
manusia, serta struktur ekonomi.Korupsi dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu
bentuk, sifat,dan tujuan. Dampak korupsi dapat terjadi di berbagai bidang diantaranya,
bidang demokrasi, ekonomi, dan kesejahteraan negara.  
Keywords
Korupsi, aspek, perilaku

  3.2. Saran
Sikap untuk menghindari korupsi seharusnya ditanamkan sejak dini.Dan pencegahan
korupsi dapat dimulai dari hal yang kecil. Ada 3 hal menurut saya yang harus dilakukan
guna mengurangi sifat dan perilaku masyarakat untuk korupsi, anatara lain;
(1) menaikkan gaji pegawai rendah dan menengah,
(2) menaikkan moral pegawai tinggi, serta
(3) legislasi pungutan liar menjadi pendapat resmi atau legal.

DAFTAR PUSTAKA

Dewantara, A. (2017). Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini. Dewantara, A. (2017). Alangkah
Hebatnya Negara Gotong Royong (Indonesia dalam Kacamata Soekarno).
SUMBER: http://makalainet.blogspot.com/2013/10/korupsi.html.
Diakses 31 Oktober 2013

Anda mungkin juga menyukai