Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Praktik kerja industri (Prakerin) adalah kegiatan praktik untuk siswa yang

dilakukan di dunia usaha atau industri, yang merupakan suatu kegiatan kurikuler

yang wajib diikuti oleh siswa siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Kegiatan ini merupakan sebagai wacana untuk lebih memanfaatkan hasil belajar,

sekaligus untuk memberikan kesempatan pada siswa untuk mendalami

kemampuan hasil belajar tersebut dalam situasi dan kondisi dunia.

Indonesia merupakan negara yang dikenal memiliki keberagaman hayati,

dari sekian juta yang dapat  tumbuh di Indonesia banyak diantaranya yang

dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Tanaman hias memiliki keindahan, baik pada

bunga, daun, maupun keseluruhan bagian tanaman. Tanaman hias umumnya

digunakan orang untuk meningkatkan kenyamanan hidup serta menciptakan

lingkungan yang bersih dan segar (Plantus, 2007).

Dalam memilih materi Prakerin, penulis memilih salah satu tanaman hias

yaitu tanaman Anthurium bunga dengan nama Latin (Anthurium andreanum).

Nama Anthurium berasal dari bahasa Yunani yaitu Anthos. Sebutan bunga ekor

itu tepat untuk anthurium sebab bungany menyerupai ekor tertutup seludang

berbentuk jantung. Meskipun bukan tanaman asli Indonesia, tetapi anthurium

cukup popular diantara  tanaman nias daun lain. Ditahun 1984, antuhrium

jenmanii cukup populer , bahkan pamornya sekelas dengan philodendron,

1
Anthurium “Kuping gajah” juga di sukai masyarakat karena bentuk daun besar,

seperti kuping gajah. Namun, trennya meredup tergeser oleh aglaonema.

Munculnya euphorbia dan adenium pada tahun 2003 membuat anthurium seolah

menjauh dari penggemarnya. Setelah mengalami pasang surut, pamor anthurium

kembali menanjak pada awal tahun 2006 (Tim Penulis Kaliurang Garden, 2007).

Sumber genetik anthurium berasal dari Benua Amerika  yang beriklim

tropis terutama di Peru, Kolombia, dan Amerika Latin. Dari daerah asalnya

tersebut kemudian anthurium menyebar ke berbagai Negara di dunia. Saat ini,

anthurium  semakin banyak digemari hobiis tanaman hias di dunia. Beberapa jenis

anthurium asal luar negeri sudah dibudidayakan di Indonesia. Daerah sentra

penanaman anthurium daun sudah menyebar ke beberapa daerah di Indonesia

(Budhiprwira dan Saraswati, 2006).

2
1.2. Tujuan Prakerin

1.2.1. Tujuan Umum

Praktek Kerja Industri ini bertujuan untuk memperoleh pengalaman di

Dunia Usaha/Industri agar siswa memiliki wawasan, mempelajari secara langsung

teknik-teknik budidaya, dan kemapuan dasar untuk bekerja dan memyesuaikan

diri dalam dunia kerja. Kemudian sebagai bekal untuk terjun langsung dalam

dunia Usaha/Industri.

1.2.2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan  khusus dari kegiatan Praktik Kerja Industri ini antara lain :

 Mengenal dan memahami tata tertib dan mekanisme kerja di perusahaan

atau industri dengan segala aktivitasnya.

 Menumbuhkan semangat dan jiwa berwirausaha.

 Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa sesuai dengan

kompetesi keahliannya dalam dunia usaha/industri.

 Melatih diri dan menumbuhkan sikap etos kerja.

 Mengurangi kesenjangan dan ketidaksesuaian pengetahuan dan

keterampilan siswa di sekolah dengan yang dibutuhkan pada dunia kerja

dan industri.

 Meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam pencapaian tamatan smk

yang profesiaonal.

 Terjadinya pemindahan atau transfer ilmu pengetahuan dan tekhnologi

dari dunia usaha/dunia industri.

3
1.3. Tujuan Penyusunan Laporan

Laporan ini disusun sebagai tanda bukti yang melaporkan semua kegiatan

praktik kerja industri. Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk

mengetahui   budidaya tanaman Anggrek Bulan

1.4. Fungsi Prakerin

1.4.1. Fungsi Prakerin bagi siswa

 Memanfaatkan dan mempraktikan langsung hasil belajar yang telah

diperoleh disekolah.

 Membekali siswa dengan mempelajari dan pengalaman kerja sesuai

dengan program studi serta dapat mengembangkan diri selaras dengan

perkembangan dunia kerja.

 Memberi peluang dalam mendapatkan lapangan kerja.

1.4.2. Fungsi prakerin bagi Usaha/Industri

 Memberikan dorongan serta motivasi untuk berjiwa wiraswasta atau

mandiri.

 Peluang untuk meningkatkan tekologi produksi dan iklim kerja dengan

memanfaatkan kemampuan siswa.

 Peluang untuk berperan serta dalam upaya meningkatkan mutu tamatan.

 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai bagian dari upaya

pembangunan nasional sehingga melahirkan kebanggaan tersendiri.

4
1.5. Metode Pengumpulan Data

Laporan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) ini pada dasarnya diperoleh dari

sumber sumber seperti observasi dan orientasi, pengarahan dan tanya jawab,

diskusi dengan rekan atau pembimbing, study pustaka serta dari yang telah

diperoleh dari hasil praktek langsung di lapangan.

1.6. Sistematika Penulisan

Untuk lebih mempermudah penyusunan laporan ini, penulis menyusun laporan

dengan uraian sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari tinjauan dan fungsi prakerin, tujuan

pembuatan laporan, metode atau teknik pengumpulan data dan

sistematika pembahasan.

BAB II : Orientasi Kelembagaan/Instansi

BAB III : Pembahasan

BAB IV : Penutup dan Kesimpulan

5
BAB II

ORIENTASI KELEMBAGAAN/INSTANSI

2.1. Struktur Organisasi dan Personil

Nama Instansi / Dunia Usa : MULYA TANI

Alamat : Dusun I Sungai Pinang Kec. Tambang

Kab.Kampar

Nama Pimpinan : AFRIZAL

Nama Pembimbing : 1. Rusdy

2. Zul Hendri, RT

3. Nurhayyan, Amk

4. Darwis Domo

5. Kasmi

6. Haryono

7. Mardiyus, SH

8. Nurhasana, SH

9. Usman, SP

10. Fadil Abdi, SE

11. Hendrizon

6
2.2. Visi dan Misi

2.2.1. Visi Perusahaan

Mewujudkan usaha pertanian unggul bersama petani dan

masyarakat yang berorientasi pada pemberdayaan sosial, ekonomi dan

ekologi.

2.2.2. Misi Perusahaan

 Menumbuhkembangkan kelompok petani dan masyarakat dalam usaha

dibidang pertanian.

 Meningkatkan kapasitas pengetahuan, sikap dan keterampilan

kelompok petani dan masyarakat.

 Membangun aliansi strategis (jaringan) dengan berbagai pihak untuk

memperkuat posisi tawar petani dan perusahaan dengan model

kerjasama yang saling menguntungkan.

 Mengelola usaha dalam bidang pertanian demi kemajuan petani dan

perusahaan dengan berorientasi pada bisnis yang profit-benefit,

mengalami pertumbuhan, keberlangsungan dan keberkahan.

 Mendorong terciptanya iklim pertanian yang sehat (ramah lingkungan)

dengan menjadi perintis dalam penggunaan input pertanian yang tidak

berbahaya dan berbasis pada sumberdaya alam lokal.

 Menumbuhkan jiwa kewirausahaan (enterpreneur) dibidang pertanian

dan turunannya.

7
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. BUDIDAYA JERUK MANIS

3.1.1. Pengertian Jeruk Manis

Tanaman jeruk adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia, Cina

di percaya sebagai tempat pertama kali Jeruk tumbuh, sejak ratusan tahun lalu,

jeruk sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau dibudidayakan.

Tanaman jeruk yang ada di Indonesia adalah penginggalan orang belanda

yang mendatangkan jeruk manis dan keprok dari amerika dan italia. Buah

jeruk sangat bermanfaat sebagai makanan buah segar atau makanan olahan

karena memiliki kandungan Vitamin C yang tinggi, di beberapa negara yang

telah di produksi minyak dari kulit biji jeruk, gula tetes, alkohol dan pektin

dari buah jeruk yang terbuang.

Hal ini dikarenakan adanya serangan Virus CVPD ( Citrus Vein Phloem

Degeneration), beberapa sentra penanam mengalami penurunan produksi.

Pihak swasta maupun para petani jeruk seperti misalnya diadakan program

peningkatan kualitas sumber daya petani jeruk sehingga dapat ,menerapkan

teknik budidaya jeruk secara baik-baik dan adanya program pembiayaan kredit

dengan bunga yang kecil sehingga para petani dapat meningkatkan kuantitas

dan kualitas produksi jeruk.

8
3.1.2. Syarat Tumbuh

1. Iklim

 Jeruk tidak baik ditanam di daerah dengan kecepatan angin yang

lebih dari 40 – 48 % karena akan merontokan bunga.

 Untuk daerah yang intensitas dan kecepatan anginnya tinggi

tanaman penahan angin lebih baik di tanam berderet tegak lurus

dengan arah.

 Jeruk memerlukan 5-9 bulan basah (musim hujan). Bulan basah

ini diperlukan untuk perkembangan bungan dan buah agar

tanahnya tetap lembab.

 Temperatur optimal antara 25-300 C namun ada yang masih dapat

tumbuh normal pada 200 C dan 300 C

 Jeruk tidak menyukai tempat yang terlindung dari sinar matahari

 Kelembapan optimun untuk pertumbuhan tanaman ini sekitar 70 –

80 %

3.1.3. Media Tanam

 Tanah yang baik untuk media tanaman jeruk adalah lempung

sampai lempung berpasir dengan fraksi liat 7 – 27 % debu 25 – 50

% dan pasir < 50%, cukup humus, tata air dan udara baik.

 Cocok tanam di tanah andosol

 PH tanah berkisar antara 5,5 – 6,5 dengan PH Optimun.

 Air tanah yang optimal berada pada kedalaman 150 – 200 cm

dibawah permukaan tanah. Pada musim kemarau 150 cm dan pada

9
musim hujan 50 cm. Jeruk menyukai air yang mengandung garam

sekitar 10%.

 Tanah jeruk dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki

kemiringan sekitar 300

3.1.4. Ketinggian Tempat

Jeruk dapat di budidayakan pada ketinggian 1 – 1.200 m dpl dan

Spesifikasinya berpariasi tergantung pada jenis jeruk itu sendiri, yaitu :

 Jenis keprok madura, keprok tejakula : 1 – 900 m.

 Jenis keprok batu 55, keprok garut : 700 – 1.200 m

 Jenis siem : 1 – 700 m

 Jenis besar nambangan, madium, bali gulung : 1 – 700 m dpl.

 Jeurk Jepun katsturi, kumkuat : 1 – 1000 m

 Jenis purut : 1 – 400 m

3.1.5. Pembibitan

1. Persyaratan bibit

Persyaratan bibit yang baik adalah sebagai berikut :

a) Bebas penyakit

b) Mirip dengan sifat – sifat induknya ( true to type )

c) Subur, berdiameter batang 2 – 3 cm, permukaan halus, akar serabut

banyak, akar tunggang berkurang, sedang.

10
d) Memiliki sertifikasi pengangkaran

2. Teknik Penyemaian Bibit

1. Cara generatif (Biji)

 Biji diambil dari buah dengan cara memerah buah yang telah

dipotong.

 Biji di keringkan di tempat yang tidak disinari selama 2 – 3 hari

hingga lendirnya.

 Areal persemian memiliki tanah yang subu, tanah dioalh sedalam

30 – 40 cm dan di buat petakan persemian berukuran 1,15 – 1,20 m

membujur dari utara ke seletan.

 Sebelum ditanami, tambahkan pupuk kandan 1 kg / m2

 Biji ditanam dalam alur dengan jarak tanam 1 – 1,5 x 2 cm dan

langsung disiram.

2. Cara vegetatif

 Metode perbanyakan secara vegetatif yang biasa dilakukan adalah

akulasi dengan tahapan tahapan sebagai berikut.

 Batang bawa.

(Understem / root stock) yang dipilih dari jenis jeruk dengan

perakaran kuat dan luas, daya adaptasi lingkungan tinggi, tahan

kekeringan, tahan / toleran terhadap penyakut virus, busuk akar.

Verientas batang bawah yang biasa digunakan oleh pengangkaran

adalah japanese citroen, rough lemon, cleopatra, troyer citrange

dan craiizzo ctrange.

11
 Virientas batang atas yang digunakan harus mempunyai kualitas

dan produksi buah yang baik, yang biasa digunakan adalah virentas

jeruk keprok

 Tahapan pelaksanaan okulasi adalah penyayat kulit batang bawah,

mengiris mata tempel, memasang mata tempel kesayatan batang

bawah, mengikat tempelan.

 Hasil okulasi ditempatkan yang teduh (Traungi) agar tidak

langsung kena sinar.

 Setelah umur 3 – 4 minggu dilaksanakan perlepasan ikatan

 Keberhasilan di tandai dengan munculnya calon tunas yang

berwarna hijau.

3. Teknik Penanaman

Hal – hal yang yang perlu di lakukan sebelum penanaman adalah :

 Pengurungan daun dan cabang

 Penguruangan

 Pengaturan posisi akar agar jangan ada yang terlipat, setelah bibit

ditanam, beberapa hal yang haru diperhatikan yaitu :

1) Siram secukupnya dan beri mulsa jerami, daun kelapa atau

daun – daun yang bebas penyakit.

2) Letakkan mulsa sedemikian rupa agar tidak menyentuh batang

untuk menghindari kebusukan.

3) Sebelun tanam produski dan tarsuknyya belums saling

menaungi, dapat ditanam tanaman sela baik kacang – kacang /

sayuran.

12
4) Setelah tajuk saling menutupi, tanaman sela di ganti oleh

rumput / tanaman legum penutup tanah yang sekaligus

berfungsi sebagai penamabah nitrogen bagi tanaman.

4. Pemupukan

Tabel Takaraan pupuk tanaman jeruk

Pupuk
Umur II P2O5 K 20
Kandang
Tanaman Grampohon Gram/pohon Gram/pohon
Kg/Pohon
Saat tanam 0 0 0 20.0
3 bulan 50 25 25 7.5
6 bulan 50 25 25 7.5
9 bulan 50 25 25 7.5
12 bulan 50 25 25 7.5
16 bulan 100 50 50 13.0
20 bulan 100 50 50 13.0
24 bulan 100 50 50 13.0
30 bulan 200 100 100 30.0
36 bulan 200 100 100 30.0

5. Pemeliharaan Tanaman.

1) Penyulaman, dilakukan pada tanaman yang tidak tumbuh

dengan menggunakan bibit yang berumur sama dengan

tanaman.

2) Pengendalian gulma

a. Pengendalian gulma dilakukan sedikitnya tiga kali dalam

setahun atau bila kerapatan gulma di areal pertananam.

b. Kegiatan ini dapat dilakukan secara kimiawi (dengan

berbisida sistemik) maupun secara manual.

13
c. Gulma yang telah dibabat / tebas dapat dibenamkan atau

dibuang ketempa lain agar tidak tumbuh.

d. Penyiangan juga dapat dilakukan persaman dengan

pemupukan.

3) Pembubunan tanah

a. Biasanya dilakukan pada daerah tanah.

b. Penanaman tanah perlu dilakukan jika pangkal akar suda

mulai.

4) Pemangksan tanaman

Bertujuan untuk membentuk tanjuk pohon dan menghilangkan

cabang yang sakit kering dan tidak produktif.

6. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Jeruk

a. Hama Utama Tanaman Jeruk

1) Kutu loncat (Diaphorina citri.) Gejala:

 Bagian yang diserang adalah tangkai, kuncup daun,

tunas, daun.

 Tunas keriting.

Pengendalian :

 Penyemprotan menggunakan insektisida

berbahan aktif dimethoate (Roxion 40 EC, Rogor

40 EC ), Monocrotophos (Azodrin 60 WSC) dan

endosulfan (Thiodan 3G, 35 EC dan Dekasulfan

350 EC).

14
 Penyemprotan dilakukan menjelang dan saat

bertunas, Selain itu buang bagian yang busuk.

2) Tungau (Tenuaipalsus, Eriophyes sheldoni

Tetranychus sp) Gejala :

 Bagian yang diserang adalah tangkai, daun dan

batang.

 Terdapat bercak keperak perakan atau coklat

pada buah dan bercak kuning atau coklat pada

daun.

Pengendalian :

 Penyemprotan menggunakan insekstisida

Propargite (Omite), Cyhexation (Plictran),

Docofol (Kelthane), Oxythioquimox (Morestan

25 WP, Dicarbam 50 WP).

3) Penggerek buah (Citripestis sagittiferella.) Gejala :

 Bagian yang diserang adalah buah, terdapat

lubang yang mengeluarkan getah.

Pengendalian :

 Memetik buah yang terserang

 Penyemprotan menggunakan insektisida

Methomyl (Lannate 25 WP, Nudrin 24 WSC)

15
3.1.6. Panen

1. Ciri – ciri dan umur panen.

a. Cara panen

 Buah dipetik langsung dengan tangan atau dengan

menggunakan pusai tajam dan ditampung pada keranjang

penampung.

 Pada saat pemetikan buah jangan sampai terpotong /

tercongkel atau jatuh.

b. Perkiraan produksi

 Rata – rata tiap pohon dapat menghasilkann 300 – 400 buah

pertahun, kadang – kadang sampai 500 buah.

 Produksi jeruk di Indonesia sekitar 5,1 ton / ha, masi

dibawah produksi di negara subtropis yang dapat mencapai

40 ton / ha.

3.1.7. Pasca panen

Pernyotiran dan pergolongan.

 Setelah buah dipetik dan dikumpulkan selanjutnya buah

disortetasikan / dipisahkan dari buah yang busuk.

 Kemudian buah jeruk digolongkan sesuai dengan ukuran dan

jenisnya.

Pengemasan.

16
 Sebelum pengiriman, buah dikemas di dalam keranjang

bambu/kayu tebal yang tidak terlalu berat untuk kebutuhan lokal

dan kardus.

 Pengepakan jangan terlalu padat agar buah tidak rusak.

 Buah disusun sedemikian ruap sehingga di antara buah jeruk ada

ruang udara bebas tetapi buah tidak dapat bergerak

 Wadah untuk mengemas jeruk berkapasitas 50-60 kg.

3.2. Budidaya Jeruk Manis Kuok


Limau manis Kuok adalah sebuah nama yang disematkan oleh masyarakat
terhadap jeruk (limau) yang dikembangkan di Kab. Kampar, Riau. Secara
taksonomi penyebutan nama limau “manis” kurang tepat karena spesies yang
sebenarnya adalah Citrus nobilis yang disepakati sebagai jeruk Siam,
bukan Citrus sinensis atau jeruk manis (sweet orange) pada umumnya. Nama
manis disematkan karena buahnya memiliki rasa yang manis meskipun warna
kulitnya masih hijau. Selanjutnya nama “kuok” diambil dari nama sebuah daerah
sentra produksinya di Kabupaten Kampar.
Pada tahun 1970-an, jeruk ini pernah mengangkat Kabupaten Kampar
sebagai salah satu daerah sentra produksi jeruk  ditingkat nasional. Kesohoran
jeruk Kuok menembus hingga luar propinsi, bahkan banyak petani dari Sumatera
Utara, Jambi, Sumatera Barat, Lampung dan Sumatera Selatan mendatangi Kuok
untuk membeli benihnya. Masa kejayaan limau manis Kuok mulai memudar
sekitar tahun 1980-an ketika tanaman diduga diserang oleh penyakit
Huanglongbing atau CVPD dan busuk akar.
Saat ini Pemerintah Kabupaten  Kampar bertekat mengembalikan
kejayaannya.  Dalam penyediaan benih jeruk bermutu, pemerintah telah
membangun Blok Penggandaan Mata Tempel (BPMT) sebagai sumber mata
tempel untuk menghasilkan benih bebas penyakit dan melakukan pembinaan
kepada penangkar benih. Sebagai wujud dari keseriusan pemeritah, pada tahun

17
2015 di Kab. kampar dilakukan pengembangan jeruk dari dana APBN (200 ha)
dan dana dekon (15 ha.).
Untuk mensukseskan pengembangan jeruk, di Kab. Kampar, pada akhir
Desember 2015 dilakukan Pelatihan dan Penyusunan SOP Budidaya Jeruk yang
diikuti oleh petugas dari dinas pertanian dan kelompok tani pengembang jeruk.
Pada acara ini didatangkan nara sumber Ir. Sutopo, MSi dari Balai Penelitian
tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (BALITJESTRO). Dalam kegiatan ini
didiskusikan tentang bagaimana cara bertanam jeruk yang baik dan benar, serta
bagaimana Standar Operasional Prosedurnya di masing-masing spesifik lokasi
agar buah jeruk yang dihasilkan memiliki daya saing yang baik dan lestrai. Selain
kegiatan kelas, juga dilakukan kunjungan ke kebun sentra produksi jeruk di Kuok
untuk melihat praktek pemeliharaan kebun yang diterapkan oleh petani. 

3.2.1. Penanaman Jeruk Manis Kuok

Penanaman di lakukan pada lahan yang sudah dibuat, jarak tanam

5 x 5 m, Sebelum Bibit di tanam tambahkan Pupuk Kandang hingga ¼

lubang tanam, lubang tanam minimal 60 x 80 x 70 cm. Lebih besar lebih

baik, umpamanya 80 x 80 x 70 cm atau 1 x 1 x 0,5 m.

Penggalian lubang jangan terlalu dalam, pengaruhnya kurang baik

karena akan tanaman akan mengumpul di lapisan yang dalam dan lapisan

atas kurang.

3.2.2. Syarat Tumbuh Jeruk

Tanaman jeruk akan tumbuh baik di ketinggian 0 – 400 m dpl

dengan suhu optimum 250 C – 300 C atau rata – rata 200 C, serta curah

hujan tidak lebih dari 100 mm – 1.200 mm perbulannya, dan kelembapan

udara 50 % - 85 % dengan minimal 3 bulan kering. Tanah yang cocok

18
untuk di tanami jeruk bertekstur gembur, berpasir, hingga lempung berliat

dengan kedalaman efektif lebih dari 60 cm.

3.2.3. Cara Pembibitan Jeruk

1. Peras buah jeruk yang telah di potong untuk di ambil bijinya.

2. Diamkan biji jeruk dalam wadah terbuka dan tempatkan di lokasi yang

tidak terkena sinar matahari langsung selam 3 hari hingga lendirnya

mengering.

3. Sembari menunggu, siapkan area persemian benih dengan mengolah

tanah sedalam 30 cm dan buatlah petakan berukuran 1m x 1m.

4. Tambahkan pupuk kandang untuk menambah kesuburan area

persemaian

5. Tanamlah biji jeruk yang sudah kering ke dalam area persemaian

dengan jarak tanam 2 cm, tutup kembali dengan tanah kemudian di

siram dengan air secukupnya.

6. Berikan atap peneduh untuk menghindari benih jeruk dari terpaan

sinar matahari langsung.

7. Setelah benih berusia 3 – 5 bulan, dengan tinggi ± 20 cm, pindahkan

benih jeruk ke dalam polibag berukuran 15 x 35 cm yang berisi

campuran sekam pasir halus, dan pupuk kandang dengan komposisi

1:1:1.

19
3.2.4. Perawatan dan Pemeliharaan

Berikut adalah cara melakukan perawatan dan pemeliharaan

dengan baik :

1. Pencahayaan dan Penyinaran

Dalam 1 hari setidaknya 5 jam terkena sinar matahari dan jangan lupa

menyiramnya.

2. Penyiraman dan Pemupukan

Untuk pemupukan, bisa menggunakan NPK secara rutin setiap 4 bulan

sekali dengan dosis 25 gram setiap satu tabu lompat (Tanaman Buah

Dalam Pot)

3. Pemangkasan

Pemangkasan ranting dilakukan dengan sistem 1 – 3 – 9 ditambah 3

ranting tersies dari tiap – tiap ranting sekunder. Ranting primer diatur

jaraknya, minimal 10 cm antara ranting. Dan ranting pirmer, sekunder,

dan tersier di potong kira – kira panjangnya 30 – 40 cm dari pangkal

ranting.

3.3. BUDIDAYA JAMBU AIR

3.3.1. Pengertian Jambu Air

Jambu air adalah tumbuhan dalam suku jambu – jambuan / myrtaceae

yang berasal dari Asia Tenggara. Tumbuhan ini berbentuk pohon, batang jelas

terlihat, berkayu (lignosus), silindris, tega, kulit kasar, batang berwarna coklat

kehitaman, percabangan simpodial, arah tumbuh batang tegak lurus, arah tumbuh

cabang condong ke atas dan ada yang mendatar

20
3.3.2. Ciri – ciri Jambu Air

Ciri – ciri tanaman jambu air dilihat dari bentuk pohon yang berkayu,

tegak, lurus, kulit keras, silindris, berwarna coklat kehitaman dan percabangannya

simpodial.

3.3.3. Syarat Tumbuh Jambu Air

 Tanah yang cocok bagi tanaman jambu air adalah tanah subur, gembur ,

banyak mengandung bahan organik.

 Derajat keasaman tanah (PH) yang cocok sebagai media tanam jambu air

adalah 5,5 – 7,5.

 Kedalaman kandungan air yang ideal untuk tempat budidaya jambu air

adalah 0 – 50 cm : 5 – 150 cm dan 150 – 200 cm.

3.3.4. Cara Pembibitan Jambu Air

Caranya, ambil / angkat bibit dengan mengikutsertakan tanah di sekitar

akarnya. Untuk mengambil / mengangkat bibit tersebut bisa menggunakan sendok

atau sekop kecil / besar. Kemudian masukkan bibit jambu air beserta tanah di

sekitarnya ke lubang yang telah disiapkan. Tambahkan media tanam (tanah)

disekitar bibit tersebut.

3.3.5. Penanaman Jambu Air

Penanaman bibit jambu air sebaiknya di atur dengan jarak sekitar 8x8

meter agar daun bisa lega dan tidak saling tindih. Kemudian buatlah lubang

dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm, biarkan lubang terbuka selama 2 – 3 hari bisa

juga diberikan pupuk kandang sebagai pupuk dasarnya.

21
3.3.6. Hama dan Penyakit Pada Jambu Air

1) Hama

 Ulat Kupu – kupu gajah

Ciri : Panjang 12 cm, warna hijau muda kebiru – biruan, bertubuh

gemuk dan lunak, tertutup lapisan lilin keputih – putihan, telur –

telurnya ditaruh ditepi daun, 2 – 3 butir bersama – sama, warna merah

muda, kepompong berada di antara beberapa daun atau disebelah bawah

daun. Ulat – ulat tersebut sangat rakus memakan daun.

Pengendalian : Cara alami dimakan oleh beberapa macam kepik (merah

tua, panjang 5 mm dan biru panjang 6 mm) dan ulat (warna merah

muda, panjang 13 mm). Kutu ini di musim penghujan bisa musnah oleh

serangan beberap macam cendawan

 Keluang dan Codot

Pendendalian : Buah – buhan yang hampir tua dibungkus kantong

kertas / kain – kain bekas.

 Pasilan atau Benalu

Pengendalian : Dibuang dan di bersihkan

 Lalat Buah (Dacus Pedestris)

Buah dan daun yang terserang oleh lalat ini. Lalat ini meletakkan

telurnya pada daging buah, sehingga setelah menetas larvanya

memekan buah jambu air.

 Penggerek Batang

22
Pengendaliannya : Dengan Cara menyumbatkan kapas yang telah

direndam insektisida diazinon atau bayrusil kedalam lubang batang

yang di gerek.

 Ulat Penggulung / Pemakan daun.

2) Penyakit

 Gangguan Pada Akar

Pemupukan yang kurang hati – hati pada jambu air yang sedang

berbuah dapat menyebabkan akar tanaman luka, maka bunga atau buah

jambu air bisa rontok. Semua ini terjadi karena tanaman tidak mendapat

suplai air dan zat makanan.

 Gangguan Pada Buah

Penyebabnya Ulat (Lalat) buah dan sejenis cendawan yang

mengakibatkan buah rontok, busuk. Serangga ini langsung menyerang

buah dengan ciri noda berwarna kecoklatan atau kehitaman pada

permukaan buah.

3.3.7. Pemangkasan Jambu Air

Teknis pemangkasan jambu hampir sama dengan pemangkasan yang

dilakukan untuk tanaman jeruk, yaitu dengan membuang cabang atau tunas

negatif. Pembuangan tunas negatif bertujuan meningkatkan efisiensi sistem

produksi dalam tubuh tanaman menjadi lebih baik.

3.3.8. Pemanenan Jambu Air

Tanaman jambu air dapat berbuah setelah berumur 3 – 4 tahun, berbunga

sebanyak 2 kali dalam setahun ( Juli dan September ) dan buahnya masak pada

23
Agustus dan November. Masa berbuah jambu air bisa lebih dari 1 kali dalam

setahun, tergantung pada keadaan lingkungan.

3.3.9. Perawatan Pasca Panen Jambu Air

Penanganan pasca panen yang dapat dilakukan untuk tanaman jambu air

yaitu penyortiran dan penggolongan, cara penyimpanan, pengemasan, dan

pengangkutan. Jambu air yang sudah dipanen, maka perlu melakukan pernyortiran

dengan cara memisahkan buah yang cacat dari yang baik, kemudian klasifikasi

buah berdasarkan ukurannya.

Beberapa karakteristik jenis jambu Air, antara lain :

1. Jambu Madu Kesuma Merah

Sesuai dengan namanya jambu kesuma merah adalah jambu madu air

yang berwarna merah, memiliki tingkat kerapuhan yang sangat tinggi,

kerapuhan terkadang membuat kita sulit untuk memecahkan jambu ini

ketika ingin dimakan, kemudian yang membedakan dengan yang lain

adalah ketiadaan lubang di dalam jambu Madu Kesuma Merah ini.

2. Jambu Madu Deli Hijau

Jambu madu deli hijau adalah jambu air madu yang berwarna hijau

yang memiliki tingkat kemanisan yang luar biasa, jambu madu hijau

juga tidak memiliki biji didalamnya dan memiliki daging yang rapuh

yang membuat lezat saat dimakan.

3. Jambu Air Citra

Jambu yang satu ini merupakan buah asli Indonesia. Ia memiliki warna

buah merah tua dan bentuknya seperti lonceng kecil. Bobot

24
perbuahnya bisa mencapai angka 200 gram. Ia didominasi jenis yang

tidak berbiji dan mulai berbuah setelah 2 tahun masa penanaman.

4. Jambu Air Pink Rose Apple

Buah ini memiliki perpaduan warna kulit yang unik. Warna yang

mendominasi adalah pink atau merah muda dengan semburat warna

hijau yang samar. Bobot buahnya bisa mencapai angka 300 gram.

Rasanya sangat manis dan segar. Istimewanya, kadar airnya cukup

tinggi. Jika dibudidayakan, ia mulau berbuah di usia 2 tahun.

3.4. BUDIDAYA BUAH MANGGA

a. Pengertian buah mangga

Mangga merupakan akan tanaman buah tahunan berupa pohon yang

berasal dari negara india. Tanaman ini kemudian menyebar ke wilayah

Asia Tenggara termasuk Malaysia dan Indonesia. Buah mangga yang

matang merupakan buah yang banyak digemari. Mangga yang muda dapat

di awetkan dengan kadar gula tinggi menjadi manisan baik dalam bentuk

basa atau kering. Pusat pernanaman mangga di Pulau Jawa Timur adalah

Probolinggo dan Situbondo, di Jawa Barat adalah Majalengka, Indramayu

dan Cirebon, Jawa Tengah adalah pati dan Rembang.

b. Varietas Mangga

Untuk menjamin kemampuan produksinya, gunakan benih hasil

perbanyakan vegetatif dari varietas unggul seperti Arumanis 143 dan

gedong gincu yang berlabel dan sehat.

25
c. Syarat tumbuh.

Tanaman mangga cocok tumbuh didaerah dengan musim kering 2 – 8

bulan / tahun, dengan kondisi iklim 3 bulan / tahun masa kering diperlukan

sebelum dalam sewaktu berbunga.

d. Menyemaikan mangga

1. Kupas biji mangga, kelupas bagian tertular biji mangga agar lebih

mudah tumbuh.

2. Rendam biji mangga

3. Angkat biji dari wadah dan bungkus dengan kertas yang lembab.

4. Siapkan pot bibit mangga

5. Sinar matahari akan memperkuat bibit mangga

e. Pedoman Teknis Budidaya

1. Perbanyakan Tanaman

Umumnya, tanaman mangga diperbanyak dengan okulasi, walaupun

dapat pula dengan sambung pucuk dan cangkok. Sebagai batang

bawah digunakan semai mangga madu, cengkir (indramayu),

dan bapang.Penggunaan bibit dari biji tidak dibenarkan, kecuali untuk

batang bawah. Batang bawah yang tidak serasi (inkompatibel)

berpengaruh kurang baik terhadap pertumbuhan dan

pembuahan (produksi buah, bentuk buah, dan rasa daging buah)

batang atas. Pembuatan bibit (semaian dan okulasi) biasanya

langsung dilakukan di kebun. Kemudian, dipindahkan ke polibag

setelah tinggi tunas sekitar 20 cm.

26
2. Budidaya Tanaman

 Bibit ditanam dalam lubang tanam berukuran 60 cm x 60 cm x 50

cm dengan jarak tanam 8-12 m.

 Setiap lubang diberi pupuk kandang yang telah jadi sebanyak 1-

2 blek bekas minyak tanah atau 20 kg.

 Bibit okulasi ditanam di lahan setelah mencapai ketinggian lebih

dari 75 cm.

f. Pemupukan

Pupuk buatan yang diberikan berupa campuran 200 kg urea, 500 kg

TSP (667 kg SP-36), dan 150 kg KCl per hektar atau 200 g urea, 500

g TSP, dan 150 g KCl per tanaman. Pemupukan dilakukan empat

kali dengan selang tiga bulan. Dosisnya meningkat sesuai dengan

umur tanaman.

g. Pemangkasan

Setelah mencapai tinggi 1 m, bibit dipangkas pada perbatasan bidang

pertumbuhan agar dapat bercabang banyak. Cabang ini dipelihara 2-3

tunas per cabang. Pemangkasan diulang setelah cabang baru mencapai

panjang 1 m, demikian seterusnya hingga diperoleh susunan 1-3-9 cabang.

h. Jenis – jenis mangga

1. Mangga Duren

Nama duren pada mangga ini disebabkan oleh aroma buahnya yang

mirip durian. Mangga ini dapat ditemukan di kebun koleksi mangga

Cukurgondang, Pasuruan, Jawa Timur. Buahnya berbentuk bulat.

Kulit buahnya tipis dan berwarna hijau pada waktu masih muda,

27
lalu berubah menjadi kuning kemerahan setelah buah matang.

Kelebihan mangga ini terletak pada daging buahnya yang tebal,

kenyal, dan rasanya yang manis segar karena mengandung cukup

banyak air. Daging buahnya berwarna kuning jingga dan

berserat. Ukuran buahnya termasuk sedang, panjang antara 8 - 9

cm dan berat rata-rata 300 g/buah. Produksinya tergolong tinggi.

2. Mangga Arumanis

Mangga ini merupakan salah satu varietas unggul yang telah dilepas

oleh Menteri Pertanian yang berasal dari daerah Probolinggo, Jawa

Timur. Buahnya berbentuk jorong, berparuh sedikit, dan

ujungnya meruncing. Pangkal buah berwarna merah keunguan,

sedangkan bagian lainnya berwarna hijau kebiruan. Kulitnya tidak

begitu tebal, berbintik-bintik kelenjar berwarna keputihan, dan ditutupi

lapisan lilin.

Daging buahnya tebal, berwarna kuning, lunak, tak berserat, dan tidak

begitu banyak mengandung air. Rasanya manis segar, tetapi pada

bagian ujungnya kadang-kadang terasa asam. Bijinya kecil, lonjong

pipih, dan panjangnya antara 13-14 cm. Panjang buahnya

dapat mencapai 15 cm dengan berat rata-rata per buah 450

g. Produktivitasnya cukup tinggi, dapat mencapai 54 kg/pohon.

28
3.5. BUDIDAYA TANAMAN MANGGIS

a. Pengertian tanaman manggis

Tanaman manggis adalah jenis pohon tropis yang dapat tumbuh pada

daerah dengan iklim hangat. Tanaman manggis termasuk jenis buah

tahunan yang diyakini beras dari semenanjung malaya dan menyebar ke

kepulauan nusantara, sehingga sangat wajar jika sekarang ini banyak

sekali bermunculan budidaya manggis karena mampu menghasilkan

keuntungan yang luar biasa seperti dikutip jual benih merah.

b. Syarat Tumbuh Manggis

1) Tanaman manggis akan tumbuh optimal pada kondisi tanah latosol,

tanah yang subur, gembur dan mengandung bahan organik, phl tanah

5,0 – 7,0 dengan kedalaman lapisan olah tanah 50 – 200 cm.

2) Suhu udara yang ideal untuk bertanam manggis berada pada kisaran

22 – 320 C

3) Curuah hujan 1.500 – 2.500 mm / tahun merata sepanjang tahun

4) Kelembaban udara 80%

c. Budidaya Manggis

Menanam atau berkebun manggis menjadi hal yang gampang sulit, selain

dapat menyalurkan hobi, ternyata budidaya manggis dapat menambah

penghasilan lho. Pasalnya tanaman manggis memang terkenal dengan

harga jual yang tinggi.

1) Pemilihan bibit unggul.

Untuk budidaya manggis sebaiknya memilih bibit manggis yang

berasal dari hasil sambung pucuk dimana yang telah berumur minimal

29
18 bulan, panjang tunas minimal 15 cm dan telah memiliki minimal

empat pasang daun.

2) Pengolahan lahan tanam

Lahan tanam yang akan digunakan untuk budidaya manggis sebaiknya

bersih dan tumbul sisah tebang tanaman, perpohonan semak belukar

dan juga gulma.

 Buat lubang tanaman ukuran 50 cm x 50 cm x 50cm atau 70

cm x 70 cm x 70 cm, biarkan kurang lebih 1 – 2 dua minggu

 Tambahkan pupuk kandang dengan tanah galian bagian atas

sebanyak 2 kg / atau lubang tanam

 Masukkan tanah campuran kedalam lubang tanam 2 – 3

minggu sebelum penanaman.

 Seminggu sebelum tanam, berikan pupuk NPK ( 15 : 15 : 15 )

sebanyak 100 gram kedalam lubang tanam.

3) Tahapan Penanaman

 Lepaskan bibit manggis di polybag dengan cara menggunting

polybag perlahan agar gumpalan tanah tidak pecah.

 Masukkan bibit manggis kelubang tanam, tepat ditengah

lubang kemduian timbun dengan tanah galian yang sudah

dicapur pupuk hingga bibit terbenam sampai pangkal batang.

 Sebaik nya bibit manggis dipasang ajir agar tidak goyah

 Tekan – tekan tanah timbunan agar tidak ada rongga disekitar

akan

 Lakukan penyiraman agar tanah turun dan mengimpit akar

30
4) Tahap Perawatan

Tanaman bibit manggis yang sudah ditanam diperkarangan harus

dirawat untuk mendapatkan pertumbuhan yan optimal dan buah yang

bagus. Perawatan yang perlu dilakukan antara lain : penyiraman,

pemangkasan, penyiangan, dan pemupukan.

3.6. BUDIDAYA TANAMAN RAMBUTAN

3.6.1. Pengertian Rambutan

Rambutan Atau buah dengan nama botani Nephelium Lappaceum

L. merupakan tanaman tropis tergolong ke dalam suku lerak-lerakan

atau sapindaceae, berasal dari daerah kepulauan di Asia Tenggara. Penyebaran 

rambutan  awalnya sangat terbatas hanya di daerah tropis saja. Tetapi, saat ini

sudah banyak ditemui di daratan yang mempunyai iklim subtropis.

Rambutan (Nephelium sp.) merupakan tanaman buah hortikultural berupa

pohon dengan famili Sapindacaeae. Tanaman buah ini dalam bahasa Inggris

disebut dengan Hairy Fruit yang berasal dari Indonesia. Hingga sekarang telah

menyebar luar di daerah yang memiliki iklim tropis seperti Filipina dan negara-

negara Amerika Latin dan ada pula di daratan yang mempunyai iklim sub-tropis

melalui penyebaran alamiah yakni menggunakan biji buah rambutan.

3.6.2. Lingkungan Yang Cocok

Tanaman rambutan dapat tumbuh dan berbuah dengan baik di dataran

rendah sampai ketinggian 500 m dari permukaan laut. Tanaman ini relatif tahan

terhadap kemasaman, tapi akan lebih baik pertumbuhannya jika pH tanah 4 – 6,5.

31
Curah hujan yang disukai berkisar antara 1.500 sampai 3.000 mm per tahun.

Perakaran akan berkembang dengan baik pada tanah yang bersolum dalam (>1m).

Untuk merangsang pembungaan dibutuhkan musim kemarau 3 – 4 bulan

per tahun. Jika pada musim hujan terjadi pembungaan, bunga banyak yang gugur,

tetapi jika musim kemarau terlalu panjang menyebabkan buah kurang berisi.

Lahan yang sering tergenang, bergambut tebal (>200 cm), tanah salin atau

tercemar air laut (salinitas >8 dS/m), lahan berbatuan >40% di permukaan tanah,

dan lahan yang drainasenya sangat lambat, tidak sesuai untuk tanaman rambutan.

3.6.3. Syarat Pertumbuhan Rambutan

1) Iklim

a. Dalam budidaya rambutan angin berperan dalam penyerbukan bunga.

b. Intensitas curah hujan yang dikehendaki oleh pohon rambutan berkisar

antara 1.500-2.500 mm/tahun dan merata sepanjang tahun.

c. Sinar matahari harus dapat mengenai seluruh areal penanaman sejak dia

terbit sampai tenggelam, intensitas pancaran sinar matahari erat

kaitannya dengan suhu lingkungan.

d. Tanaman rambutan akan dapat tumbuh berkembang serta berbuah

dengan optimal pada suhu sekitar 25 derajat C yang diukur pada siang

hari. Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan penurunan hasil

atau kurang sempurna (kempes).

e. Kelembaban udara yang dikehendaki cenderung rendah karena

kebanyakan tumbuh di dataran rendah dan sedang. Apabila udara

mempunyai kelembaban yang rendah, berarti udara kering karena

32
miskin uap air. Kondisi demikian cocok untuk pertumbuhan tanaman

rambutan.

2) Media Tanam

a. Rambutan dapat tumbuh baik pada lahan yang subur dan gembur serta

sedikit mengandung pasir, juga dapat tumbuh baik pada tanah yang

banyak mengandung bahan organik ataui pada tanah yang keadaan liat

dan sedikit pasir.

b. Pada dasarnya tingkat/derajat keasaman tanah (pH) tidak terlalu jauh

berbeda dengan tanaman perkebunan lainnya di Indonesia yaitu antara

6-6,7 dan kalau kurang dari 5,5 perlu dilakukan pengapuran terlebih

dahulu.

c. Kandungan air dalam tanah idealnya yang diperlukan untuk penanaman

pohon rambutan antara 100-150 cm dari permukaan tanah.

d. Pada dasarnya tanaman rambutan tidak tergantung pada letak dan

kondisi tanah, karena keadaan tanah dapat dibentuk sesuai dengan tata

cara penanaman yang benar (dibuatkan bedengan) sesuai dengan

petunjuk yang ada.

3) Penanaman

a. Buat lubang tanam berukuran 50 cm x 50 cm x 50 cm dengan cara

digali. Pisahkan tanah galian setiap kedalaman 10 cm atau 15 cm

dengan jarak 10 m x 12 m atau 12 m x 12 m.

b. Biarkan lubang tanam terbuka selama ± 2 minggu, kemudian masukkan

pupuk kandang dan tanah bagian bawah.

33
c. Masukkan kedalam lubang tanam campuran 10 kg pupuk kandang

dengan tanah bagian bawah, aduk sampai merata.

d. Masukkan bibit terpilih kedalam lubang tanam dan timbum dengan sisa

tanah bagian atas sampai sebatas pangkal batang/leher akar.

4) Pemupukan

Pemupukan pada tanaman muda diperlukan untuk mempercepat

pertumbuhan dan pada tanaman yang sudah berproduksi untuk mengganti

hara yang terangkat panen serta untuk pemulihan pohon.

Jumlah pupuk buatan pada tanaman berproduksi berkisar antara 2 – 5 %

dari bobot buah yang dihasilkan. Pupuk buatan atau pupuk anorganik

berupa pupuk NPK atau campuran pupuk Urea, SP – 36 dan KCI dengan

perbandingan 2:2:1 (Tabel 1.)

Umur Jumlah pupuk


Tingkat Frekuensi
tanama Urea SP-36 KCI
produksi pemupukan
n
(kg/tahun) g/tanaman/tahun /tahun
(tahun)
0–1 Tn. Muda 100 100 50 3 kali
1–5 Tn. Muda 200-400 200-400 100-200 3 kali
5 – 10 10 – 30 150-600 150-600 100-300 2 kali
> 10 20 – 100 600-1200 600-1200 300-600 2 kali

5) Pemeliharaan Tanaman

a. Bibit yang baru tumbuh (tanaman muda) perlu disiram sekali dalam dua

hari bila tidak ada hujan agar tanaman tidak kekeringan.

b. Hama yang sering menyerang rambutan adalah ulat daun yang sering

merusak bunga dan daun muda. Kutu putih sering berada di antara bulu

buah rambutan. Gunakan pestisida sistemik atau kontak.

34
3.6.4. Panen

Setiap pohon rambutan dewasa (berumur >10 tahun) dapat menghasilkan

buah sebanyak 20-100 kg/tahun, rambutan Lebakbulus dapat berbuah 50-100

kg/tahun sedangkan rambutan rafiah antara 18-30 kg/tahun.

Buah akan matang sekitar 120 hari setelah bunga mekar. Buah rambutan

yang telah matang di pohon dapat dipetik dengan cara memotong tangkai buah.

Memanen harus berhati – hati agar pohon tidak rusak. Jika pohon mengalami

kerusakan pada saat panen, karena banyak dahan yang patah, maka diperlukan

waktu lebih lama untuk pemulihannya.

3.7. BUDIDAYA BIBIT SAWIT

1. Pengertian

Kelapa Sawit yang bernama latin elais gilneensis sebetulnya bukan

tumbuhan baru bagi kalangan masyarakat Indoneisa. Tumbuhan ini

merupakan tanaman Industri yang semakin penting untuk menghasilkan

keperluan minyak, seperti minyak masak, minyak industri, maupun

sebagai alternativ bahan bakar (yang dikenal dengan istilah bio diesel),

Indonesia adalah negara penghasil minyak sawit terbesar didunia. Di

Indonesia penyebaran penanaman pohon ini berada di daerah aceh, pantai

timur sumatera, jawa, kalimantan dan sulawesi.

2. Syarat Tumbuh

Untuk mencapai potensi produksi kelapa sawit, maka persyaratan tumbuh

tanaman harus dipenuhi, yaitu wilayah dengan curah hujan minimal 120

35
mm per 2.500 mm pertahun dan penyebaran merata sepanjang tahun

minimal 1 – 2 bulan kering, tidak boleh ada bulan kering melebihi 3 bulan.

3. Persemaian

Kecambah atau bibit sawit dimasukkan kedalam polibag yang berukuran

12 x 35 cm atau 15 x 23 cm, sebelum polibag tersebut telah diisi dengan

lapisan atas yang telah di ayah sekitar 1,5 – 2,0 kg, kecambah sawit atau

bibit sawit lalu di tanam kedalam polibag yang telah beirisih tanah

sedalam 2 cm.

4. Syarat Tumbuh Kelapa Sawit

a. Syarat Tumbuh Kelapa Sawit

Cara budidaya kelapa sawit yang utama yaitu dengan memenuhi syarat

tumbuh kelapa sawit. Dengan memenuhi syarat tumbuh kelapa sawit,

maka dapat dipastikan pertumbuhan dan produksi kelapa sawit

menjadi lebih optimal. Syarat tumbuh kelapa sawit yaitu lahan yang

memiliki iklim dan jenis tanah yang sesuai. Yaitu lahan budidaya

kelapa sawit yang seperti berikut :

 Memiliki pH tanah 4,0-6,5

 Subur

 Gembur

 Memiliki curah hujan 2500 – 3000 mm/tahun dan merata sepanjang

tahun

 Suhu 25°-27°C dengan lama penyinaran 5 – 7 jam/hari.

Jika dulur-dulur dapat memenuhi syarat tumbuh kelapa sawit, maka dapat

dipastikan hasil yang diraih akan menjadi lebih optimal.

36
b. Gunakan Bibit Sawit Unggul

Setelah memenuhi syarat tumbuh kelapa sawit, maka langkah

selanjutnya yaitu dengan menggunakan bibit sawit unggul. Dulur-dulur

bisa memperoleh bibit sawit melalui lembaga pemerintah ataupun

dengan membeli langsung melalui toko bibit pertanian terdekat.

5. Cara budidaya kelapa sawit hingga panen

a) Syarat tumbuh kelapa sawit, cara budidaya kelapa sawit yang utama

yaitu dengan memenuhi syarat tumbuh kelapa sawit.

b) Gunakan bibit sawit unggul

c) Pola tanam dan jarak tanam kelapa sawit yang tepat

d) Waktu tanam yang tepat.

e) Pemeliharaan dalam budidaya kelapa sawit

f) Pengendalian hama penyakit kelapa sawit

g) Panen buah sawit.

3.7.1. Jenis – jenis Sawit

1. Kelapa Sawit Dura

Kelapa sawit dari jenis dura mempunyai cangkang yang cukup tebal

sekitar 2-8 mm. Pada bagian luar cangkang hampir tidak ada serabut

yang menyelimutinya. Daging buah kelapa sawit dura tidak begitu

tebal dengan daging biji yang cukup besar. Jenis dura dikenal memiliki

kadar kandungan minyak yang rendah dan sering dipakai sebagai

induk betina ketika melakukan program pemuliaan bibit kelapa sawit.

Kelapa sawit dura bercangkang cukup tebal karena mengandung zat

alela homozigot yang dominan. Kebanyakan perusahaan pengolahan

37
kelapa sawit kurang menyukai jenis ini sebab cangkang yang tebal

dapat memperpendek usia pakai mesin. Kelebihan dari kelapa sawit

dura adalah ukuran buahnya relatif besar dengan kandungan minyak

mencapai 18 persen setiap tandannya.

2. Kelapa Sawit Pisifera

Kelapa sawit berjenis pisifera mempunyai cangkang yang sangat tipis

hingga tidak bercangkang. Hal ini dikarenakan kandungan zat alela

homozigot pada jenis ini bersifat resesif. Buah kelapa sawit pisifera

memiliki daging yang lebih tebal daripada dura dengan daging biji

yang tipis sekali.

Sayangnya, bunga betina kelapa sawit dari jenis pisifera ini bersifat

steril sehingga sulit berkembang menjadi buah. Oleh sebab itu,

perbanyakan jenis kelapa sawit ini hanya bisa dilakukan melalui

persilangan dengan kelapa sawit dari jenis yang lainnya. Namun

beberapa kelapa sawit pisifera memiliki kemampuan fertile sehingga

bisa berkembang biak secara mandiri. Kelapa sawit dari pisifera ini

tidak bisa digunakan sebagai tanaman komersial untuk budidaya,

melainkan sebatas indukan jantan yang berkualitas unggulan.

3. Kelapa Sawit Tenera

Kelapa sawit tenera merupakan kelapa sawit dari hasil persilangan

antara kelapa sawit dura dan kelapa sawit pisifera. Oleh karena itu,

kelapa sawit ini memiliki karakteristik yang paling bagus untuk

dibudidayakan. Di antaranya tingkat ketebalan cangkang sekitar 0,5-4

mm dan mempunyai serabut yang menyelubunginya. Daging buah

38
kelapa sawit ini juga tebal sehingga mampu menghasilkan minyak

dalam jumlah yang lebih banyak.

Biasanya indukan kelapa sawit tenera berkualitas unggul berasal dari

kelapa sawit dura deli dan kelapa sawit pisifera orijin. Kelapa sawit

tenera mampu menghasilkan tandan buah yang lebih banyak. Ukuran

diameter buah kelapa sawit dari jenis ini pun tergolong sedang, terletak

di antara dura dan pisife.

3.7.2. Jenis Tanah Yang Baik Untuk Kelapa Sawit

2. Latosol

Merupakan tanah yang memiliki warna merah hingga coklat sehingga

sering disebut dengan tanah merah. Sifat sifatnya seperti mudah

menyerap air, merupakan tanah dalam, memiliki kandungan bahan

organik yang sedang dengan pH tanah netral hingga asam. Jenis tanah

Latosol ini banyak dijumpai di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bali,

Jawa, Sulawesi Utara dan Papua. Selain untuk kelapa sawit, tanah

Latosol juga sangat baik untuk tanaman Palawija, Padi, Karet dan

Kopi.

3. Alluvial

Tanah aluvial merupakan tanah dengan ciri ciri mirip dengan latosol

yang terbentuk dari hasil pengendapan material halus dari aliran

sungai. Jenis tanah ini sering ditemukan di Daerah Aliran Sungai

(DAS). Berwarna kelabu dengan struktur dengan sedikit lepas lepas

dan mengenai tingkat kesuburan tanah Alluvial tergantung dari jenis

39
material yang dibawah oleh aliran sungai. Tanah ini sangat cocok

ditanami padi, palawija, buah buahan, tembakau dan berbagai tanaman

palma seperti aren dan kelapa.

4. Tanah Vertisol

Tanah Vertisol, termasuk tanah yang unik diantara tanah mineral yang

berkembang dari batuan kapur. Kandungan liat yang tinggi

menyebabkan tanah ini mampu mengembang dan mengkerut.

Kandungan bahan organik pada tanah Vertisol umumnya antara 1,5 - 4

% dengan pH berkisar 6,0 - 8,2, dan N-total 0,24 % (Adinugraha,

2013).

5. Tanah Andosol

Tanah andosol ini merupakan salah satu jenis tanah vulkanik. Ini

terbentuk karena proses vulkanisme pada gunung berapi. Tanah ini

memiliki ciri warna kehitaman, kadar organiknya dan kadar air yang

tinggi. Tingkat kelembabannya rendah. Meski salah satu jenis tanah

vulkanik, tapi berbeda dengan tanah vulkanik. Tanah ini juga subur

dan bagus untuk tanaman. Biasanya tanah ini terdapat daerah yang

memiliki iklim basah dan curah hujan tinggi.

6. Tanah laterit

Tanah laterit ini mengandung besi oksida dan aluminium hodrosida.

Ini dihasilkan di daerah lembab dan kesuburannya itu bervariasi

tergantung pada batuan. Tanah ini tidak cocok untuk tanaman. Karena

kandungan unsur hara tanah sudah hilang sehingga menjadi kering dan

tandus.

40
7. Tanah pasir

Tanah pasir ini merupakan pelapukan dari batuan pasir. Biasanya tanah

banyak ditemukan daerah sekitar pantai atau kepulauan. Tanah ini

tidak memiliki kandungan air dan mineral karena teksturnya lemah.

41
BAB III

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Dalam pelaksanaan magang ini penulis mendapatkan banyak pengetahuan

secara nyata dalam menerapkan ilmu yang diperoleh di sekolah, sehingga dapat

dipraktekkan secara maksimal dan optimal ketika melaksanakan magang. Selain

itu magang adalah sarana bagi siswa untuk mengenal dunia kerja nyata sekaligus

mengenal lingkungan dan kondisi kerja yang nantinya akan dihadapi siswa setelah

lulus sekolah. Berdasarkan uraian dalam Laporan Magang, maka dapat

disimpulkan bahwa dalam dunia kerja diperlukan tanggung jawab, ketelitian,

kesabaran yang tinggi atas semua pekerjaan yang dikerjakan dan disiplin dalam

mengikuti peraturan bekerja dan disiplin waktu menjadi tanggung jawab kita agar

tugas- tugas yang diberikan dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan magang di Mulya Tani,maka

penulis menyimpulkan sebagai berikut: 1.Sistem pembibitan yang dilaksanakan di

Mulya Tani adalah sistem dua tahap yaitu sistem pembibitan awal ( prenursery)

dan pembibitanutama (main nursery).2. Manajemen yang digunakan dalam pembibitan di

Mulya Tani diri dari perancanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan

pengawasantelah berjalan dengan baik, dan sesuai standar operasional perusahaan.

42
4.2. Saran

Walaupun dengan waktu yang sangat relatif singkat dalam pelaksanaan

prakerin, penyusun dapat menambah wawasan dalam berbagai hal dalam

membangun kualitas generasi yang akan datang, maka penyusun sedikir memberi

alasan berikut :

1. Saran Untuk Mulya Tani

Berdasarkan kegiatan magang yang dilaksanakan di Mulya Tani

penulis menyarankan agar sistem penyiraman pada pembibitan

menggunakan cara otomatis dengan menggunakan sprinkel, agar biaya

yangdikeluarkan tidak terlalu besar, dan mempermudah dalam

penyiraman bibit.

2. Saran Untuk Adik-adik

a. Bersikap sopan pada saat prakerin agar angkatan sesudah kamu

mudah untuk melaksanakan prakerin ditempat kalian.

Demikian saran-saran yang dapat saya sampaikan, semoga laporan ini

walau masih jauh dari sempurna memberikan informasi dan pengetahuan yang

berhubungan dengan penelitian yang dibahas dalam laporan ini, penyusun mohon

maaf atas segala kekurangan dan kekhilafan/kesalahan baik saat prakerin maupun

saat penyusunan laporan ini.

43
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/37934704/Laporan_magang

https://agrotek.id/cara-budidaya-jeruk-manis/

https://pertaniansehat.com/tentang-kami/visi-dan-misi

http://balitjestro.litbang.pertanian.go.id/geliat-limau-manis-kuok-di

kampar/

https://distan.jogjaprov.go.id/wp-content/download/buah/jambu_air.pdf

https://distan.jogjaprov.go.id/wp-content/download/buah/mangga.pdf

http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/84587/BUDIDAYA-

TANAMAN-MANGGIS-Garcinia-mangostana-L-/

http://203.190.37.42/agritek/btanah10.pdf

https://www.corteva.id/berita/Cara-Budidaya-Kelapa-Sawit-Hingga-

Panen-Terbukti-Panen-Berlimpah.html

44
PHOTO DOKUMENTASI

Membersihkan Gulma di Bibit Durian

Berphoto di Pohon Mangga

Berkunjung Ke Perkebunan Sawit

45
Kegiatan Melihat Kecambah Jeruk Manis

Photo Bibit Jeruk

Photo Bibit Jambu

46
Photo Bibit Mangga

Photo Bibit Manggis

Membersihkan Tempat Bibit Durian

47
Berphoto di Pohon Sawit

Photo Bersama Pembimbing Senior

Photo Okulasi Bibit Durian

48
Photo Teknik Sambung Bibit Rambutan

49

Anda mungkin juga menyukai