Anda di halaman 1dari 16

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM

Mata Kuliah
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Materi Praktek
PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA

Dosen
YULIANTO, BE., S.Pd.,
M.Kes.

Nama Mahasiswa
...........................................................
NIM
..............................................

PRODI D-III KESEHATAN LINGKUNGAN


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2020
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA

A. ACARA : Pengukuran Intensitas Cahaya.

B. TUJUAN : Mengukur Inensitas Cahaya di Tempat Kerja.

C. DASAR TEORI
Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang
memiliki panjang gelombang antara 4.10-7 s/d 8.10-7 meter.
Cahaya atau sinar putih dikenal dengan nama cahaya
polikhromatik (banyak warna). Untuk keperluan teknis,
cahaya dapat dipecah menjadi spectrum warna tunggal
dengan sebuah instrument yang disebut monochromator.
Kita dapat melihat misalnya pada specthrophotometer.
Untuk keperluan penerangan, kuat cahaya dapat diukur
dengan sebuah tranduser peka cahaya. Satuan yang lazim
digunakan adalah lux atau cd (candela).
Intensitas penerangan di tempat kerja dimaksudkan
untuk menberikan penerangan kepada benda-benda yang
merupakan obyek kerja, peralatan atau mesin dan proses
produksi serta lingkungan kerja. Untuk itu diperlukan
intensitas penerangan yang optimal. Selain menerangi
obyek kerja, penerangan juga diharapkan cukup memadai
menerangi keadaan sekelilingnya.
Intensitas penerangan merupakan aspek penting di
tempat kerja, karena berbagai masalah akan timbul ketika
kualitas intensitas penerangan di tempat kerja tidak
memenuhi standar yang ditetapkan. Kualitas penerangan
yang tidak memadai berefek buruk bagi fungsi penglihatan,
juga untuk lingkungan sekeliling tempat kerja, maupun
aspek psikologis, yang dapat dirasakan sebagai kelelahan,
rasa kurang nyaman, kurang kewaspadaan sampai kepada
pengaruh yang terberat seperti kecelakaan.

D. ALAT
Luxmeter

E. BAHAN
Cahaya di tempat kerja yang akan diukur

F. PROSEDUR KERJA (Mengacu SNI 16-7062-2004)


1. Persiapan
Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang
terakreditasi.
2. Penentuan Titik Pengukuran
a. Penerangan setempat: obyek kerja, berupa meja
kerja maupun peralatan. Bila merupakan meja
kerja, pengukuran dapat dilakukan di atas meja
yang ada. (Lampiran A)
b. Penerangan umum: titik potong garis horizontal
panjang dan lebar ruangan pada setiap jarak
tertentu setinggi satu meter dari lantai. (Lampiran
B)
1) Luas ruangan kurang dari 10 m 2: titik potong
garis horizontal panjang dan lebar ruangan
adalah pada jarak setiap 1(satu) meter.
2) Luas ruangan antara 10 m2 sampai 100 m2:
titik potong garis horizontal panjang dan lebar
ruangan adalah pada jarak setiap 3 (tiga)
meter.
3) Luas ruangan lebih dari 100 m 2 : titik potong
horizontal panjang dan lebar ruangan adalah
pada jarak 6 meter.
3. Persyaratan Pengukuran
a. Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan
kondiisi tempat pekerjaan dilakukan.
b. Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai
dengan kondisi pekerjaan.
4. Tata Cara Pengukuran
a. Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan
membuka penutup sensor.
b. Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah
ditentukan, baik pengukuran untuk intensitas
penerangan setempat atau umum.
c. Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah
menunggu beberapa saat sehingga didapat nilai
angka yang stabil.
d. Catat hasil pengukuran pada lembar hasil
pencatatan untuk intensitas penerangan setempat
seperti pada Lampiran C, dan untuk intensitas
penerangan umum seperti pada Lampiran D.
e. Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan
pengukuran intensitas penerangan.
f. Lakukan perhitungan intensitas cahaya yang
diukur dengan menggunakan rumus yang berlaku.
g. Lakukan interpretasi dengan Nilai Ambang Batas
untuk intensitas cahaya yang telah ditetapkan.

G. STANDAR DAN PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN


KERJA INDUSTRI (PERMENKES NO 70 TAHUN 2016)
1. Persyaratan Pencahayaan Area Umum :
Jenis Area,
No. LUX Keterangan
Pekerjaan/Aktifitas
1 Lorong: tidak ada Pencahayaan pada
20
pekerja permukaan lantai
2 a. Pintu masuk
100
b. Ruang Istirahat
3. Area sirkulasi dan Jika terdapat
koridor kendaraan pada
area ini maka
100
tingkat
pencahayaan
minimal 150 lux.
4 Elevator, lift Pencahayaan
100 depan lift minimal
200 lux
5 Ruang Penyimpanan Jika Ruangan
digunakan bekerja
terus menerus
100
maka tingkat
pencahayaan
minimal 200 lux
6 Area bongkar muat 150
7 Tangga, eskalator, Diperlukan kontras
150
travolator pada anak tangga
8 Lorong: Ada pekerja Tingkat
150 pencahayaan pada
permukaan lantai
9 a. Rak Penyimpanan
b. Ruang tunggu
c. Ruang kerja umum,
200
Ruang switch gear
d. Kantin
e. Pantry
10 Ruang ganti, kamar Ketentuan ini
mandi, toilet berlaku pada
200 masing-masing
toilet dalam
kondisi tertutup
11 a. Ruangan aktivitas 300
fisik (olah raga)
b. Area penanganan
pengiriman
kemasan
12 a. Ruang P3K
b. Ruangan untuk
memberikan 500
perawatan medis
c. Ruang switchboard
13 a. Ruangan aktivitas
fisik (olah raga)
b. Area penanganan 300
pengiriman
kemasan

2. Persyaratan Pencahayaan dalam Gedung Berdasarkan


Jenis Industri.
Persyaratan pencahayaan dalam gedung untuk
jenis area, pekerjaan atau aktivitas pada masing-
masing berbagai kegiatan industri dan kerajinan dapat
dilihat pada Tabel 17- 34 Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 70 tahun 2016, sehingga memenuhi kebutuhan
pekerja dalam melakukan aktivitas pekerjaan secara
visual.

3. Persyaratan Pencahayaan di Luar Gedung Industri


a. Persyaratan Pencahayaan Area Umum di Luar
Gedung Industri
Tingkat
Jenis Aktivitas/Area
No. Pencahayaan
Kerja/Area Mobilitas*
Rata-rata
1 Area yang jarang digunakan,
5 lux
aktivitas yang membutuhkan
ketajaman visual minimal, dan
area pejalan kaki.
Contoh:
a. Berjalan dari area
akomodasi ke area kerja
b. Jalur perpindahan di dalam
area kerja
c. Area istirahat (shelter) yang
jarang dikunjungi pada
malam hari.
2 Area yang diakses agak rutin
selama shift kerja, dan aktivitas
atau tugas yang membutuhkan
ketajaman visual rendah sampai
sedang.
Contoh:
a. Jalur lalu-lalang, anak
tangga, dan tangga yang
jarang digunakan.
b. Lalu lintas dengan kecepatan
max 10 km/jam seperti
sepeda, truk dan excavator. 10 lux
c. Area bentangan pipa
(seperti: flares lines, steam
lines, wellhead plumbing,
flow lines)
d. Tanki timbun/penyimpanan.
e. Tugas-tugas yang
membutuhkan kemampuan
membaca label yang
berukuran besar
f. Bongkar-muat secara
manual, bongkar muat
material oleh satu unit alat
g. Rute jalan keluar
3. Area yang diakses beberapa kali
selama shift kerja dan aktivitas
atau tugas yang membutuhkan
ketajaman visual sedang.
Contoh:
a. Jalur lalu-lalang dan anak
tangga yang rutin digunakan
b. Lalu lintas umum (kecepatan
maksimal 40 km/jam)
c. Jalur lalu-lalang di atas tanki
d. Tugas-tugas yang
membutuhkan kemampuan
untuk membaca label yang
berukuran kecil
e. Tugas-tugas yang
20 lux
membutuhkan
pengamatan/inspeksi yang
terus-menerus terhadap
fasilitas / instalasi, seperti
jalur pipa dan kerangan
f. Bongkar muat dengan
menggunakan front-end
moader
g. Bongkar muat material oleh
beberapa unit alat secara
bersamaan
h. Memindahkan dan
menempatkan peralatan
/material yang berukuran
besar
4 Area perpindahan yang sibuk 50 lux
dan aktivitas atau tugas yang
membutuhkan ketajaman visual
yang tinggi, seperti :
a. Wellhead (area sekitarnya)
b. Melakukan tugas
pembacaan instrumen
seperti membaca alat ukur
(gauges) atau tampilan
digital (digital displays)
c. Tugas yang mengharuskan
melakukan
pengamatan/inspeksi yang
lebih detil terhadap
fasilitas/instalasi, seperti
jalur pipa dan kerangan
d. Pengaturan posisi, perakitan
atau pembongkaran
peralatan yang berukuran
besar di tempat
e. Mengangkat dan
menurunkan beban dengan
menggunakan crane/boom
truc
5 Aktivitas atau tugas yang
membutuhkan kemampuan
untuk melihat detil yang halus
(kecil), seperti :
a. Tugas perbaikan peralatan
100 lux
mekanik
b. Merakit atau membongkar
peralatan yang mempunyai
komponen yang kecil
c. Memperbaiki control panels
6 Aktivitas atau tugas yang
membutuhan kemampuan
melihat detil yang sangat halus
(sangat kecil), seperti :
a. Memperbaiki motor 200 lux
listrik/elektrik (seperti: fine
coil wiring, dll.)
b. Memperbaiki sirkui
listrik/elektrik

b. Persyaratan Pencahayaan di Luar Gedung


Berdasarkan Jenis Industri.
Persyaratan pencahayaan luar gedung untuk
jenis area, pekerjaan atau aktivitas pada fasilitas
anjungan pengeboran lepas pantai minyak dan gak
(Tabel 56), industri petrokimia dan bahan kimia
berbahaya lainnya (Tabel 57) dan instalasi
pembangkit tenaga listrik (Tabel 58) Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 70 Tahun 2016.

4. Persyaratan tingkat pencahayaan di lingkungan kerja


industri mencakup pencahayaan di dalam ruangan dan
di luar ruangan. Nilai persyaratan tingkat pencahayaan
di lingkungan kerja industri merupakan nilai yang
sedapat mungkin dipenuhi oleh industri sesuai dengan
jenis area dan pekerjaan yang dilakukan. Suatu
lingkungan kerja atau aktivitas kerja dikatakan
memenuhi persyaratan tingkat pencahayaan apabila
mempunyai perbedaan maksimal 10% dari nilai tingkat
pencahayaan yang dipersyaratkan.
5. Standar Pencahayaan Menurut Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2018.

6.
INTENSITAS
NO KETERANGAN
(Lux)
1. Penerangan darurat 5
2. Halaman dan jalan 20
Pekerjaan membedakan barang
3. 50
besar.
Pekerjaan membedakan barang
4. 100
barang kecil secara sepintas lalu
Pekerjaan membeda-bedakan
5. barang- barang kecil yang agak 200
teliti
Pekerjaan pembedaan yang teliti
6. daripada barang barang kecil dan 300
halus
Pekerjaan membeda-bedakan
barang barang halus dengan
7. 500 – 1000
kontras yang sedang dan dalam
waktu yang lama
Pekerjaan membeda-bedakan
barang barang yang sangat halus
8. 1000
dengan kontras yang sangat
kurang untuk waktu yang lama
Catatan : contoh masing masing jenis pekerjaan dapat
dilihat pada Perenaker Nomor 5 Tahun 2018.
H. HASIL PENGUKURAN

Lampiran A
Denah Pengukuran Intensitas Penerangan
pada Penerangan Setempat
1. Nama perusahaan : ..................................................
2. Alamat : ..................................................
..................................................
3. Jenis perusahaan : ..................................................
4. Jumlah tenaga kerja : ..................................................
5. Unit kerja/ruang kerja: ..................................................
6. Jenis lampu : Pijar/Gas halogen/ Germicidal /
Fluorescent / Natrium/Infrared
7. Jenis penerangan : ..................................................
8. Tanggal pengukuran : ..................................................
Denah penerangan setempat

Meja Kerja
Meja Kerja

Meja Kerja Meja Kerja


Lampiran B
Denah Pengukuran Intensitas Penerangan
pada Penerangan Umum
1. Nama perusahaan : ..................................................
2. Alamat : ..................................................
..................................................
3. Jenis perusahaan : ..................................................
4. Jumlah tenaga kerja : ..................................................
5. Unit kerja/ruang kerja: ..................................................
6. Jenis lampu : Pijar/Gas halogen/Germicidal /
Fluorescent / Natrium/Infrared
7. Jenis penerangan : ..................................................
8. Tanggal pengukuran : ..................................................

Denah penerangan umum


Lampiran C
Hasil Pengukuran Intensitas Penerangan
pada Penerangan Setempat
1. Nama Perusahaan : ..................................................
2. Alamat : ..................................................
..................................................
3. Tanggal Pengukuran : ..................................................
4. Petugas : ..................................................
5. Unit kerja : ..................................................
6. Waktu Pengukuran : ..................................................
Hasil Pengukuran ( Lux )
Ruang Rata-2
Ke 1 Ke 2 Ke 3
Lampiran D
Hasil Pengukuran Intensitas Penerangan
pada Penerangan Umum
1. Nama Perusahaan : ..................................................
2. Alamat : ..................................................
.................................................
3. Tanggal Pengukuran : .................................................
4. Petugas : .................................................
5. Unit kerja : .................................................
6. Waktu Pengukuran : .................................................
Hasil Pengukuran ( Lux )
Ruang Rata-2
Ke 1 Ke 2 Ke 3
I. INTERPRETASI

J. KESIMPULAN

Purwokerto, ……………,20......
Pembimbing Praktikum Praktikan,

……….
………………………. ……………………. NIM.:
NIP.:

Anda mungkin juga menyukai