Anda di halaman 1dari 69

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

AGROKLIMATOLOGI

OLEH :

NAMA : SYAHADATAN JORDAN


NO. BP : 1710231019
KELAS :H
KELOMPOK : 4
ASISTEN : 1. GLECINDHY REZKIANA HERINDRA (1510232001)

2. ISRIDA (1510231023)

PENJAB : Ir. LUSI MAIRA, M.Agr.Sc.

PROGRAM STUDI ILMU TANAH


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya lah saya dapat melaksanakan Praktikum Agroklimatologi
dan menyelesaikan Laporan Akhir Praktikum ini dengan dengan baik.

Dengan selesainya Praktikum Agroklimatologi ini, maka saya tidak lupa


mengucapkan terima kasih banyak kepada Dosen Penjab Agroklimatologi,
asisten labor dan juga teman-teman semua yang telah membantu saya
menyelesaikan praktikum dan menyusun laporan ini.

Demikian laporan praktikum yang telah saya buat ini, mungkin dalam
penulisan laporan praktikum ini masih sangat jauh dari kata sempurna maka dari
itu saya mohon maaf apabila masih ada banyak kekurangan. Semoga laporan
praktikum yang telah saya susun ini bermanfaat bagi kita semua.

Padang, Mei 2018

SYAHADATAN JORDAN
(1710231019)
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................vii
BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.............................................................................1
B. TUJUAN..................................................................................................
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. STASIUN IKLIM...................................................................................
B. CURAH HUJAN...................................................................................
C. PERKOLASI..........................................................................................
D. PENGARUH KETERSEDIAAN O2......................................................
E. TRANSPIRASI.......................................................................................
F. RESPIRASI............................................................................................
G. RESPON CAHAYA TERHADAP TANAMAN..................................
BAB III. PELAKSANAAN...................................................................................
3.1. LAPANGAN.......................................................................................
A. WAKTU DAN TEMPAT.................................................................
B. TUJUAN...........................................................................................
C. CARA KERJA...................................................................................
3.2. LABORATORIUM.............................................................................
A. WAKTU DAN TEMPAT.................................................................
B. ALAT DAN BAHAN.......................................................................
C. TUJUAN...........................................................................................
D. CARA KERJA..................................................................................
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................

A. STASIUN IKLIM...................................................................................
B. CURAH HUJAN...................................................................................
C. PERKOLASI..........................................................................................
D. PENGARUH KETERSEDIAAN O2....................................................
E. TRANSPIRASI......................................................................................
F. RESPIRASI...........................................................................................
G. RESPON CAHAYA TERHADAP TANAMAN.................................
BAB V. PENUTUP...............................................................................................

A. KESIMPULAN....................................................................................

B. SARAN................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
DAFTAR TABEL

TABEL CURAH HUJAN.....................................................................................

TABELPERKOLASI............................................................................................

TABEL PENGARUH KETERSEDIAAN O2.......................................................

TABEL TRANSPIRASI.......................................................................................
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR STASIUN IKLIM................................................................................

GAMBAR RESPIRASI.........................................................................................

GAMBAR RESPON CAHAYA TERHADAP TANAMAN...............................


DAFTAR LAMPIRAN

DOKUMENTASI STASIUN IKLIM...................................................................

DOKUMENTASI KONDENSASI.....................................................................

DOKUMENTASI PERKOLASI..........................................................................

PEMGARUH KETERSEDIAAN O2...................................................................

DOKUMENTASI RESPIRASI...........................................................................

DOKUMENTASI RESPON TANAMAN TERHADAP CAHAYA...................

DOKUMENTASI TRANSPIRASI....................................................................
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
  Agroklimatologi berasal dari kata Agro: tanaman dan Klimatologi: ilmu
iklim. Agroklimatologi adalah ilmu iklim yang mempelajari tentang hubungan
antara unsur-unsur iklim dengan proses kehidupan tanaman. Yang dipelajari
dalam agroklimatologi adalah bagaimana unsur-unsur iklim itu berperan di dalam
kehidupan tanaman. Kita akan mempelajari bagaimana agar fotosintesis bisa
tinggi, respirasi optimal, transpirasi normal, sehingga hasil bisa tinggi. Arah dari
ilmu ini adalah bagaimana fotosintesis bisa lebih tinggi dari Respirasi yang
dipengaruhi unsur udara dan air.

Cuaca dan iklim adalah faktor lingkungan yang besar pengaruhnya


terhadap kehidupan. Oleh sebab itu, informasi berupa data atau keterangan
tentang cuaca dan iklim akan sangat diperlukan. Data yang benar dan lengkap,
melalui analisis meteorologi dan klimatologi akan membuka kejelasan tentang
gejala dan perilaku cuaca maupun keadaan iklim setempat serta dapat membuat
manusia melakukan usaha optimasi bidang kegiatannya.
Dalam kehidupan sehari-hari, iklim akan mempengaruhi jenis tanaman
yang sesuai untuk dibudidayakan pada suatu kawasan, dan teknik budidaya yang
dilakukan petani. Dengan demikian pengetahuan iklim sangat penting artinya
dalam sektor pertanian. Hal ini tercermin dengan berkembangnya cabang
klimatologi dan meteorologi yang khusus dikaitkan dengan kegiatan pertanian
yang disebut klimatologi pertanian.
Iklim akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia dan
organisme lain yang hidup di muka bumi. Jenis dan sifat Iklim juga akan
mempengaruhi jenis tanaman yang sesuai untuk dibudidayakan pada suatu
kawasan serta produksinya, penjadwalan budidaya pertanian, dan teknik budidaya
yang dilakukan petani. Pengetahuan tentang iklim sangat penting artinya dalam
sektor pertanian.
Iklim merupakan salah satu faktor pembatas dalam proses pertumbuhan
dan produksi tanaman. Jenis-jenis dan sifat-sifat iklim bisa menentukan jenis-jenis
tanaman yg tumbuh pada suatu daerah serta produksinya. Oleh karena itu kajian
klimatologi dalam bidang pertanian sangat diperlukan.
. Yang dipelajari dalam agroklimatologi adalah bagaimana unsur-unsur
iklim itu berperan di dalam kehidupan tanaman. Unsur-unsur iklim yang langsung
mempengaruhi  pertumbuhan tanaman meliputi, curah hujan, kelembaban udara,
suhu udara, angin, cahaya dan panjang hari.
Untuk menambah pengetahuan dan menjalani konsep yang selama ini di
dapat dari perkuliahan di dalam ruangaan kampus maka perlu dilakukan  praktek
untuk memperdalam teori tersebut. Karena materi yang telah diperoleh dalam
ruang kuliah tidak hanya cukup pada pengetahun konsep saja, maka butuh
dibenarkan dalam bentuk pengkajian yakni dalam aplikasi dilapangan.
Maka pratikum mata kuliah Agroklimatologi perlu ditinjau langsung
kelapangan dan dipilih Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
Kelas II Sicincin sebagai tempat study lapangan . Kemudian semua hasil study di
lapangan tersebut di susun dalam bentuk laporan.
Stasiun Klimatologi Kelas II Sicincin sebagai suatu stasiun cuaca yang
memberikan informasi keadaan atmosfer Bumi, khususnya Sumatera Barat dakam
setiap harinya. Sehingga penduduk Sumatera Barat dapat melakukan perencanaan
kegiatan yang harus dilakukan apabila terjadi perubahan keadaan atmosfer yang
signifikan sewaktu-waktu. Semua stasiun meteorologi dan klimatologi ini sangat
bermanfaat dalam  pemberian informasi cuaca setiap harinya.Memudahkan
masyarakat dalam mempersiapkan segala sesuatunya dalam menghadapi keadaan
atmosfer tersebut.
Agroklimatologi merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa semester
2 Ilmu Tanah Fakultas Pertanian. Agroklimatologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang hubungan iklim dan cuaca dengan tanaman. Mahasiswa pertanian harus
mengetahui cuaca dan iklim yang sesuai untuk  jenis tanaman yang akan ditanam.
Di setiap daerah memiliki cuaca yang  berbeda-beda. Hal tersebut menandakan
bahwa tidak setiap tanaman dapat tumbuh dengan baik di suatu daerah. Untuk
menanam tanaman dengan hasil yang maksimal maka mengetahui unsur-unsur
yang mempengaruhi cuaca dan tahu harus bagaimana.
Dengan mengetahui unsur yang mempengaruhi cuaca petani juga  bisa
memodifikasi iklim mikro untuk tanaman holtikultura. Unsur-unsur yang
mempengaruhi cuaca tersebut antara lain adalah radiasi surya, tekanan udara, suhu
tanah, suhu udara, kelembaban tanah, kelembaban udara, curah hujan, angin,
evaporasi, dan awan. Unsur-unsur tersebut saling mempengaruhi satu sama lain
dan untuk mengetahui seberapa besar unsur tersebut pada keadaan cuaca yang
mendukung pertumbuhan tanaman diperlukan alat.
Terdapat banyak alat untuk mengukur unsur-unsur cuaca dan setiap alat
memiliki fungsi serta cara kerja yang berbeda. Alat-alat tersebut ada yang bekerja
secara manual dan ada ynag bekerja secara otomatis. Mahasiswa pertanian harus
mengenal alat unsur-unsur cuaca secara keseluruhan dan harus mengetahui prinsip
kerja dari masing-masing alat tersebut. Pada praktikum ini mahasiswa akan
diperkenalkan satu per satu tentang alat tersebut dan juga mengamati unusr-unsur
secara manual. Dengan  begitu pada akhirnya nanti dapat menerapkannya dalam
kehidupan  bermasyarakat.

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum agroklimatologi adalah untuk menerapkan informasi iklim


untuk tujuan meningkatkan praktik pertanian dan meningkatkan produktivitas
pertanian dalam hal kuantitas dan kualitas serta mengetahui keadaan iklim apa
yang dapat menumbuhkan dan mengembangkan tanaman tertentu sesuai dengan
waktunya serta mengetahui hubungan iklim dengan bidang pertanian yang sangat
penting.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Stasiun Iklim

Stasiun meteorologi adalah suatu tempat yang


mengadakan pengamatan secara terus-menerus mengenai keadaan fisik
dan lingkungan (atmosfer) serta pengamatan tentang keadaan biologi
dari tanaman dan objek pertanian lainnya. Dalam persetujuan
internasional, suatu stasiun meteorologi paling sedikit mengamati
keadaan iklim selama 10 tahun berturut – turut hingga akan
mendapatkan gambaran umum tentang rerata keadaan iklimnya, batas –
batas ekstrim dan juga pola siklusnya (Mabes, 2014).
Stasiun meteorologi pertanian adalah suatu tempat yang
mengadakan pengamatan secara terus – menerus mengenai keadaan
fisik dan lingkungan (atmosfer) serta pengamatan tentang keadaan
biologi dari tanaman dan objek pertanian lainnya. Dalam persetujuan
internasional, suatu stasiun meteorologi paling sedikit mengamati
keadaan iklim selama 10 tahun berturut – turut hingga akan
mendapatkan gambaran umum tentang rerata keadaan iklimnya, batas –
batas ekstrim dan juga pola siklusnya. (Muin, 2014).
Stasiun iklim/cuaca didirikan dengan tujuan antara lain
agar ketepatan data yang diperoleh terjamin. Unsur-unsur yang diamati
diharapkan enggambarkan keadaan umum iklim/cuaca setempat. Untuk
itu, stasiun dibangun pada lokasi yang dapat mewakili keadaan
sekitarnya secara luas dengan menghindari lokasi yang ektrim. (Muin,
2014).
Dalam bidang pertanian, menurut Wisnubroto (1999) ilmu prakiraan
penentuan kondisi iklim atmosfer ini adalah untuk menentukan wilayah
pengembangan tanaman.Iklim mempengaruhi dunia pertanian. Presipitasi,
evaporasi, suhu, angin, dankelembaban nisbi udara adalah unsur iklim
yang penting. Dalam dunia pertanian, air,udara, dan temperatur
menjadi faktor yang penting. Kemampuan menyimpan air oleh tanah itu
terbatas. Sebagian air meninggalkan tanah dengan cara transpirasi, evaporasi,dan
drainase.
Prakiraan cuaca baik harian maupun prakiraan musim,
mempunyai arti pentingd a n b a n y a k d i m a n f a a t k a n d a l a m b i d a n g
p e r t a n i a n . P r a k i r a a n c u a c a 2 4 j a m y a n g dilakukan oleh BMG,
mempunyai arti dalam kegiatan harian misalnya untuk pelaksanaan pemupukan
dan pemberantasan hama. Misalnya pemupukan dan penyemprotan hama perlu
dilakukan pada pagi hari atau ditunda jika menurut prakiraan sore hari akan
hujan lebat. Prakiraan permulaan musim hujan mempunyai arti
pentingdalam menentukan saat tanam di suatu wilayah. Jadi, bidang pertanian
inim e m a n f a a t k a n i n f o r m a s i t e n t a n g c u a c a d a n i k l i m m u l a i d a r i
p e r e n c a n a a n s a m p a i dengan pelaksanaannya (Setiawan, 2003).
Adapun alat-alat meteorologi yang ada di Stasiun
M e t e o r o l o g i P e r t a n i a n diantaranya alat pengukur curah hujan (Ombrometer
tipe Observatorium dan Ombrograf), Alat pengukur kelembaban relatif udara
(Psikometer Assman, Psikometer Sangkar, Higrograf, Higrometer, Sling
Psikometer), alat pengukur suhu udara(Termometer Biasa, Termometer
Maksimum, Termometer Minimum, dan Termometer Maximum-Minimum Six
Bellani), alat pengukur suhu air (Termometer Maksimum-Minimum
Permukaan Air), alat pengukur panjang penyinaran matahari
(Solarimeter tipe Jordan, Solarimeter tipe Combell Stokes), alat
pengukur suhu tanah (Termometer  Permukaan Tanah, Termometer
Selubung Kayu, Termometer Bengkok, Termometer  Maksimum-
Minimum tanah, Termometer Simons, Stick Termometer), alat
pengukur intensitas penyinaran matahari (Aktinograf), alat pengukur evaporasi
(Panci EvaporasiKelas A, Piche Evaporimeter) dan alat pengukur
kecepatan angin (Cup Anemometer, Hand Anemometer, Biram Anemometer)
(Prawirowardoyo, 1996).
Klimatologi berasal dari bahasa Yunani Klima dan Logos yang masing2
berarti kemiringan (slope) yg di arahkan ke Lintang tempat sedangkan Logos
sendiri berarti Ilmu. Jadi definisi Klimatologi adalah ilmu yang mencari gambaran
dan penjelasan sifat iklim, mengapa iklim di berbagai tempat di bumi berbeda ,
dan bagaimana kaitan antara iklim dan dengan aktivitas manusia. Karena
klimatologi memerlukan interpretasi dari data2 yang banyak dehingga
memerlukan statistik dalam pengerjaannya, orang2 sering juga mengatakan
klimatologi sebagai meteorologi statistik (Tjasyono, 2004)
Iklim merupakan salah satu faktor pembatas dalam proses pertumbuhan
dan produksi tanaman. Jenis2 dan sifat2 iklim bisa menentukkan jenis2 tanaman
yg tumbuh pada suatu daerah serta produksinya. Oleh karena itu kajian
klimatologi dalam bidang pertanian sangat diperlukan. Seiring dengan dengan
semakin berkembangnya isu pemanasan global dan akibatnya pada perubahan
iklim, membuat sektor pertanian begitu terpukul. Tidak teraturnya perilaku iklim
dan perubahan awal musim dan akhir musim seperti musim kemarau dan musim
hujan membuat para petani begitu susah untuk merencanakan masa tanam dan
masa panen. Untuk daerah tropis seperti indonesia, hujan merupakan faktor
pembatas penting dalam pertumbuhan dan produksi tanaman pertanian.

B. Proses Kondensasi

Proses fotosintesis mereaksikan karbondioksida dan air menjadi gula


dengan bantuan energi cahaya matahari dan klorofil. Fotosintesis pada umumnya
berlangsung pada tumbuhan berklorofil pada waktu siang hari. Proses fotosintesis
merupakan rangkaian dari proses penangkapan energi cahaya, aliran elektron dan
penggunaan energi yang dilepaskan oleh elektron untuk menghasilkan zat organic
(Erviani, 2012).
Klorofil akan menghasilkan flouresensi berwarna merah yang berarti warna
larutan tersebut tidak hijau pada cahaya yang diluruskan dan akan merah tua pada
cahaya yang dipantulkan (Latunra, 2011).
Sinar matahari yang mencapai atrnosfir sebagian akan direfleksikan dan
diabsorbsi oleh atmosfir itu sendiri, oleh awan dan panikel padat yang ada
diatmosfir, vegetasi serta permukaan bumi. Awan memegang peran penting di sini
karena merefleksikan cahaya terbanyak, namun begitu refleksi dan pemencaran
sinar matahari oleh permukaan bumi juga penting. Pada saat mendung, banyak
dari radiasi ini yang ditahan oleh lapisan atmosfir sehingga bumi tetap hangat.
Suhu malam di permukaan bumi juga relatif sejuk karena efek pemanasan radiasi
di lapisan awan ini (Ariwulan, 2012).
Awan merupakan benda langit berwarna putih dan juga hitam yang sering
dikaitkan dengan kemunculan hujan. Awan sendiri pada dasarnya merupakan
kumpulan dari Kristal Kristal beku atau tetesan air yang berkumpul menjadi satu
pada atmosfer bumi. Awan yang berada pada langit dan atmosfer bumi tidak
terbentuk begitu saja. Terdapat proses panjang yang membentuk awan, yang
sering kita kenal dengan siklus air. Awan terbentuk sebagai hasil pendinginan
(kondensasi atau sublimasi) dari massa udara basah yang sedang bergerak ke atas.
Proses pendinginan terjadi karena menurunnya suhu udara tersebut secara
adiabatis atau mengalami pencampuran dengan udara dingin yang sedang
bergerak ke arah horizontal (adveksi). Butir-butir debu atau kristal es yang
melayang-layang dilapisan troposfer dapat berfungsi sebagai inti-inti kondensasi
dan sublimasi yang dapat mempercepat proses pendinginan. Awan dapat terjadi
dari massa udara yang sedang naik kearah vertikal karena berbagai sebab, yaitu:
pengaruh radiasi matahari (secara konveksi) dan melalui bidang peluncuran
(pengangkatan orografis atau frontal) (Tjasyono, 2007).
Awan terbentuk ketika uap air sudah jenuh dan jika mengalami kondensasi.
Penjenuhan dapt terjadi akibat penambahan air (penyatuan), tumbukan, atau
kombinasinya. Prses pembentukan awan adalah rangkaian proses yang rumit dan
melibatkan proses dinamik dan juga proses mikrofisik. Proses dinamik
berhubungan dengan pergerakan parsel udara yang membentuk suatu kondisi
tertentu sehingga terbentuknya awan. Proses mikrofisik adalah proses
pembentukan awan melalui proses kondensasi uap air dan interaksi antar partikel
butir air (mechanics) (Ahrens, 2007).
Pembentukan dan keberadaan awan tidak menjamin bahwa hujan akan
terjadi. Adalah biasa kalau suatu lapisan awan telah ada selama beberapa hari
tanpa adanya hujan. Butir-butir awan yang kecil tetap terapung dalam udara yang
naik dimana butir-butir tersebut terbentuk. Tetapi dalam keadaan yang lain, hanya
dibutuhkan waktu kurang dari 30 menit untuk terbentuknya awan dan mulainya
turunnya hujan yang lebat (Trewartha dan Horn, 2011).
Pada umumnya awan terdiri dari butir-butir air cair yang berukuran
sedemikian kecil sehingga tidak jatuh. Namun apabila awan tersebut mencapai
suatu ketinggian dimana temperatur udaranya jauh dibawah 0 C maka butir-butir
air tersebut menjadi butir-butir es (kristal). Awan itu sendiri tidak memberitahu
kita terlalu banyak. Ahli cuaca harus mengetahui bagaimana ia telah berkembang
dengan berubah atau pecah pada umumnya, kemungkinan ada hujan lebih besar
kalau awan tinggi yang terpisah menjadi tambah tebal, bertambah jumlahnya dan
dasar awan lebih rendah (Wisnubroto, 2013).
Awan terbentuk akibat dari penguapan, akan tetapi tidak semua awan yang
terbentuk akan menjadi hujan. Awan dapat menjadi lebih besar dan tebal. Tetapi
sebaliknya ada awan yang mengecil dan musnah setelah beberapa waktu (Muin,
2014).
Jenis – jenis Awan
1.      Stratus
Letaknya rendah, berwarna abu-abu dan pinggirnya bergerigi dan menghasilkan
hujan gerimis salju.
2.      Kumulus
Letaknya rendah, tidak menyatu / terpisah-pisah. Bagian dasarnya berwarna
hitam dan di atasnya putih. Awan ini biasanya menghasilkan hujan
3.      Stratokumulus
Letaknya rendah, berwarna putih atau keabua-abuan. Bentuknya bergelombang
dan tidak membawa hujan
4.      Kumulonimbus
Letaknya rendah sperti menara, berwarna putih dan hitam, membawa
badai.
5.      Nimbosratus
Letaknya tidak terlalu tinggi, gelap, lapisannya pekat, bagian bawah bergerigi
serta membawa hujan atau salju.
6.      Altostratus
Ketinggian sedang, awan berwarna keabu-abuan, tipis, mengandung hujan.
7.      Altokumulus
Ketinggian sedang, putih atau abu-abu, bergulung-gulung atau melingkar
seperti makaroni.
8.      Sirus
Tinggi, putih atau sebagian besar putih seperti sutra tipis, bergaris-garis
9.      Sirostratus
Tinggi, putih seperti cadar, bisa juga seperi untaian, luas menutupi langit
10.  Sirokumulus
Tinggi, tebal, putih, terpecah-pecah, mengandung butir-butir es kecil
(Soemeinaboedhy, Nyoman I,2006).
C. Perkolasi

Perkolasi adalah peristiwa bergeraknya air di dalam penampang tanah ke


lapisan tanah yang lebih dalam. Peristiwa tersebut berlangsung secara gravitasi,
dalam serangkaian masuknya air hujan atau pemberian air irigasi melalui
permukaan tanah (infiltrasi) ke dalam tanah, dan bergeraknya air di dalam
penampang tanah (permeabilitas). Kadangkadang istilah perkolasi, juga digunakan
untuk menunjukkan perkolasi di bawah zona perakaran tanaman yang normal

Ketika air hujan jatuh ke permukaan tanah atau lapisan permukaan,


sebagian air tertahan di cekungan-cekungan, sebagian air mengalir sebagai
limpasan(run off) dan sebagian lainnya meresap kedalam tanah. Saat hujan
mencapai permukaan lahan maka akan terdapat bagian hujan yang mengisi ruang
kosong (void) dalam tanah yang terisi udara (soil moisture deficiency) sampai
mencapai kapasitas lapang (field capacity) dan berikutnya bergerak kebawah
secara gravitasi akibat berat sendiri dan bergerak terus kebawah (pekolasi)
kedalam daerah jenuh (saturated zone) yang terdapat di bawah permukaan air
tanah (phreatik). Air yang berada pada lapisan air tanah jenuh dapat pula bergerak
ke segala arah (ke samping dan ke atas) dengan gaya kapiler atau dengan bantuan
penyerapan oleh tanaman melalui tudung akar (Asdak, 1995).

Proses masuknya air dari atas (surface) kedalam tanah disebut infiltrasi.
Sedangkan laju infiltrasi (ft) adalah daya infiltrasi maksimum yang ditentukan
oleh kondisi permukaan termasuk lapisan atas dari tanah. Perkolasi merupakan
proses kelanjutan perjalanan air tersebut ke tanah yang lebih dalam. Dengan kata
lain, infiltrasi adalah perjalanan air ke dalam tanah sebagai akibat gaya kapiler
(gerakan air ke arah lateral) dan gravitasi (gerakan air ke arah vertikal). Setelah
keadaan jenuh pada lapisan tanah bagian atas terlampaui, sebagian dari air
tersebut mengalir ke tanah yang lebih dalam sebagai akibat gaya gravitasi bumi
dan dikenal sebagai proses perkolasi. Besarnya laju infiltrasi atau perkolasi
dinyatakan dalam mm/jam atau mm/hari.

D. Pengaruh Ketersediaan O2

Air seringkali membatasi pertumbuhan dan perkembangan tanaman


budidaya.Respon tumbuhan terhadap kekurangan air dapat dilihat pada aktivitas
metabolismenya, morfologinya, tingkat pertumbuhannya, atau
produktivitasnya.Pertumbuhan sel merupakan fungsi tanaman yang paling sensitif
terhadap kekurangan air. Kekurangan air akan mempengaruhi turgor sel sehingga
akan mengurangi pengembangan sel, sintesis protein, dan sintesis dinding sel
(Gardner et al ., 1991). Pengaruh kekurangan air selama tingkat vegetatif adalah
berkembangnya daun-daun yang ukurannya lebih kecil, yang dapat mengurangi
penyerapan cahaya.Kekurangan air juga mengurangi sintesis klorofil dan
mengurangi aktivitas beberapa enzim (misalnya nitat reduktase).Kekurangan air
justru meningkatkan aktivitas enzim-enzim hidrolisis (misalnya amilase) (Hsiao
et al. dalam Gardner etal. 1991).

Cekaman kekeringan dapat menurunkan tingkat produktivitas (biomassa)


tanaman, karena menurunnya metabolisme primer, penyusutan luas daun dan
aktivitas fotosintesis. Penurunan akumulasi biomassa akibat cekaman air untuk
setiap jenis tanaman besarnya tidak sama. Hal tersebut dipengaruhi oleh tanggap
masing-masing jenis tanaman. Penurunan akumulasi biomasaa tanaman obat jenis
pegagan (Centella asiatica L.) mencapai 48,9% pada cekaman kekeringan 50%
kapasitas lapang (KL) dan tidak mampu tumbuh pada cekaman air 40% KL
(Rahardjo et al., 1999). Penurunan akumulasi biomassa tanaman tempuyung
(Sonchus arvensis L.) mencapai 52,8% pada cekaman air sebesar 50% KL
dibandingkan dengan cekaman air 80. Tanaman tempuyung yang ditanam pada
kondisi kering dengan intensitas cahaya penuh, kadar flavonoidnya lebih tinggi
dibandingkan dengan tanaman yang ditanam pada daerah iklim basah dan di
bawah naungan. Tanaman tempuyung yang mendapat cekaman air sebesar 60%
kapasitas lapang, kadar flavonoidnya mencapai dua kali lipat dibandingkan
dengan tanaman yang tidak terkena cekaman (Rahardjo dan Darwati, 2000).

Berdasarkan faktor genetiknya, daya adaptasi tumbuhan terhadap cekaman


lingkungan berbeda-beda.Hidayati dalam Sukarman dkk. (2000) melaporkan
bahwa Vicia faba yang diberi perlakuan cekaman kekeringan akan menunjukkan
respon fisiologis daun yaitu menutupnya stomata, menurunnya jumlah dan luas
daun. Respon fisiologis akar (bobot kering akar, jumlah dan efektivitas bintil
akar) menurun pesat dengan meningkatnya cekaman kekeringan. Pada tanaman
kedelai, ketahanan tanaman terhadap cekaman kekeringan ditandai dengan sistem
perakaran yang lebih baik, dan kemampuan pengaturan osmotik dan
meningkatnya kandungan prolin pada daun (Hanim dalam Sukarman dkk., 2000).
Pada tanaman tapak dara (Vinca rosea L.) cekaman kekeringan 40% dan
60% kapasitas lapang menurunkan pertumbuhan dan biomassa tanaman secara

E. Respirasi

Respirasi merupakan proses biologis pada makhluk hidup artinya proses


penyerapan O2 yang digunakan dalam proses pembakaran (oksidatif) dengan
menghasilkan energi dan diikuti adanya proses pengeluaran sisa pembakaran
berupa gas karbodioksida dan air. Karbohidrat dan asam-asam organik merupakan
subtart utama dalam jaringan yang diperlukan oleh kebanyakan tumbuhan dalam
proses respirasi. Proses respirasi dapat dibedakan dalam 3 fase yaitu (a)
pemecahan polisakarida menjadi gula sederhana, (b) gula yang dioksidasi menjadi
asam piruvat, (c) transformasi asm-asam organik dan asam piruvat secara aerobik
menjadi CO2, air dan energi (Paramita, 2010).

Respirasi adalah proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan


energi. Respirasi dilakukan oleh semua penyusun tubuh, baik sel-sel tumbuhan
maupun sel hewan dan manusia. Respirasi dilakukan baik pada siang maupun
malam hari. Sebagaimana kita ketahui dalam semua aktivitas makhluk hidup
memerlukan energy begitu juga dengan tumbuhan. Respirasi terjadi pada seluruh
bagian tubuh tumbuhan, pada tumbuhan tingkat tinggirespirasi terjadi baik pada
akar, batang maupun daun dan secara kimia pada respirasi aerobic pada
karbohidrat (glukosa) adalah kebalikan fotosintesis. Pada respirasi pembakaran
glukosa oleh oksigen akan menghasilkan energy karena semua bagian tumbuhan
tersusun atas jaringan dan jaringan tersusun atas sel, maka respirasi terjadi pada
sel (Campbell, 2000).

Menurut Lakitan (2013) berpendapat bahwa, proses respirasi pada


tumbuhan terdiri dari beberapa aktivitas yaitu yang pertama diawali dengan
adanya proses glikolisis. Glikolisis merupakan penguraian gula untuk
menghasilkan etil alkohol atau etanol. Akan tetapi apabila terjadi penguraian gula
pada kondisi kecukupan oksigen akan menghasilkan asam piruvat. Manfaat
glikolisis dalam proses respirasi yaitu :

1. Mereduksi 2 molekul NAD+ menjadi NADH dalam perombakan setiap


molekul heksosa.

2. Molekul heksosa yang dirombak akan menghasilkan 2 molekul ATP.

3. Melalui proses glikolisis akan dihasilkan senyawa-senyawa antara yang


dapat menjadi bahan baku untuk sintesis berbagai senyawa yang terdapat dalam
tumbuhan.

Setelah proses glikolisis, tahap selanjutnya dalam pembentukan energi


yaitu siklus krebs. Tahap awal dari siklus krebs yaitu terjadinya oksidasi dari
asam piruvat yang merupakan hasil dari glikolisis. Kemudian pembentukan
koenzim atau asetil CoA yang ditandai dengan adanya unit asetat dengan 2-C
yang tersisa dan bergabung dengan suatu senyawa yang mengandung belerang.
Pada siklus krebs secara langsung dihasilkan satu molekul ATP dari ADP dan
asam suksinat. Fungsi utama siklus krebs dalam proses respirasi adalah : (a)
mereduksi NAD+ dan FAD menjadi NADH dan FADH2 yang kemudian
dioksidasi untuk menghasilkan ATP, (b) mensintesis ATP secara langsung yaitu 1
molekul ATP untuk setiap molekul piruvat yang dioksidasi, (c) pembentukan
kerangka karbon yang dapat digunakan untuk sintesis asam-asam amino tertentu
dan di konversi menjadi senyawa yang lebih besar.
Berdasarkan adanya kandungan oksigen respirasi dapat dibedakan menjadi
dua yaitu respirasi aerobik dan anaerobik dengan adanya oksigen proses respirasi
dapat terjadi yang biasa disebut dengan respirasi aerobik dan jika tidak ada
oksigen maka disebut dengan respirasi anaerobik (Adirahmanto dkk, 2013).
Respirasi aerobik adalah proses respirasi yang membutuhkan oksigen dari udara
bebas. Sedangkan, respirasi anaerobik merupakan proses respirasi yang tidak
memerlukan oksigen dari udara bebas, tetapi dapat diperoleh oksigen dalam
jaringan tanaman, atau dari proses metabolisme yang lain. Respirasi anaerobik ini
biasa disebut dengan proses permentasi. Perbedaan nyata yang terletak antara
proses respirasi aerobik dengan proses respirasi anaerobik adalah sumber oksigen.
Pada respirasi anaerob sumber oksigen berasal dari bahan organik yag telah
mengalami metabolisme. Sedangkan pada respirasi aerob sumber oksigennya
berasal dari udara bebas (Jumin, 2012).

Respirasi merupakan rangakian proses oksidasi, semakin banyak cadangan


makanan yang digunakan maka proses respirasi yang berjalan semakin lama juga.
Karbondioksida (CO2) merupakan hasil sampingan dari proses respirasi. Dalam
kondisi sistem tertutup, akumulasi karbondioksida dapat menghambat proses
respirasi (idaryani dkk, 2012). Respirasi dapat dianggap sebagai proses
metabolisme untuk kerusakan oksidatif pada substart organik menjadi molekul
sederhana seperti CO2 dan H2O dengan menghasilkan energi. Proses
metabolisme ini melibatkan disintegrasi senyawa organik kompleks seperti gula,
asam organik, asam amino, dan asam lemak. Faktor yang mempengaruhi laju
respirasi terletak pada lingkungan penyimpanan, terutama dengan
mempertimbangkan nya suhu dan gas komposisi kelembaban. (Barbosa dkk,
2011). Selain itu faktor eksternal lain yang mempengaruhi proses respirasi yaitu
komposisi yang terdapat di dalam udara. Karena didalam udara mengandung
senyawa senyawa yang dibutuhkan oleh tumbuhan seperti CO2 dan O2
(Lertsiriyothin, 2009).

Dalam proses perkecambahan pada tanaman respirasi memegang peran


penting dalam pertumbuhan tanaman dimana pada masa perkecambahan di dalam
tumbuhan terjadi proses penguraian bahan-bahan organik seperti karbohidrat,
protein dan lemak menjadi bentuk terlarut yang akan ditranslokasikan keseluruh
titik tumbuh tanaman (Nurshanti, 2013). Proses respirasi sangat dipengaruhi oleh
suhu. Suhu merupakan salah satu faktor eksternal yang sangat besar pengaruhnya
terhadap pertumbuhan tanaman. Dalam proses respirasi setiap tanaman
membutuhkan suhu yang berbeda-beda (Smith dan Dukes, 2012). Pada tumbuhan
proses respirasi terjadi didalam organel mitokondria. Proses respirasi ini memiliki
pengaruh yang sangat penting dalam perkecambahan dan pertumbuhan tanaman
karena proses respirasi menghasilkan energi yang akan digunakan oleh tumbuhan
untuk memenuhi kebutuhannya dan juga diperlukan pada saat proses fotosintesis
(Shaban, 2013).

Tumbuhan hijau bernapas dengan mengambil oksigen dari lingkungan,


tidak semua tumbuhan bernapas dengan menggunakan oksigen. Tumbuhan tak
berklorofil benapas tanpa memerlukan oksigen. Tujuan proses pernapasan, yaitu
untuk memperoleh energi. Pada peristiwa bernapas terjadi pelepasan energi.
Tumbuhan yang bernapas secara anaeraob mendapatkan energi dengan car
menguraikan bahan – bahan tertentu dimana mereka hidup. Dalam proses
pernapasan aerob / anaerab. akan dihasilkan gas karbon dioksida dan uap air. Gas
dan uap air tersebut dikeluarkan dari tubuh.. Gas – gas tersebut masuk dan keluar
melalui stomata yang ada pada permukaan daun dan inti sel yang ditemukan pada
kulit batang pegangan. Akar yang berada dalam tanah juga dapat melakukan
proses keluar msuknya gas.Akar ini disebut akar panas. Kandungan katalis disebut
juga enzim, enzim sangat penting untuk siklus reaksi respirasi (sebaik-baiknya
proses respirasi ). Beberapa reaksi kimia membolehkan mencampur dengan fungsi
dari enzim atau mengkombinasikan sisi aktifnya. Penggunaan ini akan dapat
dilihat hasilnya pada inhibitor dari aktivitas enzim (Kimball, 1983).

Respirasi adalah suatu proses yang melibatkan terjadinya penyerapan


oksigen (O2) dan pengeluaran karbondioksida (CO2) serta energi yang digunakan
untuk mempertahankan reaksi metabolisme dan reaksi lainnya yang terjadi di
dalam jaringan. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi laju respirasi dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor eksternal (faktor lingkungan) dan faktor
internal. Yang termasuk faktor lingkungan antara lain temperatur, komposisi
udara dan adanya kerusakan mekanik. Ketiga faktor ini merupakan faktor penting
yang dapat mempercepat laju respirasi. Sedangkan faktor internal antara lain jenis
komoditi (klimaterik atau non-klimaterik) dan kematangan atau tingkat umurnya,
akan menentukan pola respirasi yang spesifik untuk setiap jenis buahbuahan dan
sayuran (Kays, 1991).

F. Respon Tanaman Terhadap Cahaya

Matahari merupakan sumber energi terbesar di alam semesta.Energi matahari


diradiasikan kesegala arah dan hanya sebagian kecil saja yang diterima oleh
bumi.Energi matahari yang dipancarkan ke bumi berupa energi radiasi.Disebut
radiasi dikarenakan aliran energi matahari menuju ke bumi tidak membutuhkan
medium untuk mentransmisikannya.Energi matahari yang jatuh ke permukaan
bumi berbentuk gelombang elektromagentik yang menjalar dengan kecepatan
cahaya.Panjang gelombang radiasi matahari sangat pendek dan biasanya
dinyatakan dalam micron (Heddy, 2000).Tumbuhan adalah salah satu benda hidup
yang terdapat di alam semesta. Biasanya organisme yang menjalankan proses
fotosintesis adalah diklasifikasikan sebagai tumbuhan. Tumbuhan memerlukan
cahaya matahari untuk menjalani proses fotosintesis. Tumbuhan merangkumi
semua benda hidup yang mampu menghasilkan makanan dengan menggunakan
klorofil untuk menjalani proses fotosintesis. Jika dihubungkan dengan
fotosintesis, tanaman dibedakan menjadi 3, yaitu tanaman C3, C4 dan tanaman
CAM.Perbedaan yang mendasar antara tanaman tipe C3, C4, dan CAM adalah
pada reaksi yang terjadi di dalamnya.Tanaman C3 dapat tumbuh baik dibawah
naungan tau ditempat yang intensitas mataharinya rendah.Tanaman C4 adalah
tanaman yang mampu hidup di lahan yang terpapar intensitas matahari penuh.
Tipe tanaman CAM melakukan proses yang sama dengan tanaman C3 pada siang
hari yaitu daur Calvin. Melakukan proses yang sama dengan tanaman C4 pada
malam hari yaitu daur Hatch dan Slack (Indriyanto, 2006).
Dalam hubungan antara cahaya matahari dengan tanaman, selalu terdapat
keterkaitan antara sinar matahari dan proses fotosintesis. Fotosintesis merupakan
pembuatan makanan yang terjadi pada tumbuhan hijau dengan bantuan sinar
matahari dan enzim-enzim.Fotosintesis adalah fungsi utama dari daun tumbuhan.
Proses fotoseintesis ialah proses dimana tumbuhan menyerap karbondioksida dan
air untuk menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya.
Tumbuhan menyerap cahaya karena mempunyai pigmen yang disebut
klorofil.Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan (Odum, 2000).

G. Transpirasi Tanaman Dan Hidupnya

Transpirasi adalah hilangnya air dari tubuh-tumbuhan dalam bentuk uap


melalui stomata, kutikula atau lentisel. Ada dua tipe transpirasi, yaitu (1)
transpirasi kutikula adalah evaporasi air yang terjadi secara langsung melalui
kutikula epidermis; dan (2) transpirasi stomata, yang dalam hal ini kehilangan air
berlangsung melalui stomata. Kutikula daun secara relatif tidak tembus air, dan
pada sebagian besar jenis tumbuhan transpirasi kutikula hanya sebesar 10 persen
atau kurang dari jumlah air yang hilang melalui daun-daun. Oleh karena itu,
sebagian besar air yang hilang melalui daun-daun (Wilkins, 1989).

Secara alamiah tumbuhan mengalami kehilangan air melalui penguapan.


Proses kehilangan air pada tumbuhan ini disebut transpirasi. Pada transpirasi, hal
yang penting adalah difusi uap air dari udara yang lembab di dalam daun ke udara
kering di luar daun. (Anonimous,2005)

Ada banyak langkah dimana perpindahan air dan banyak faktor yang
mempengaruhi pergerakannya. Besarnya uap air yang ditranspirasikan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: (1) Faktor dari dalam tumbuhan
(jumlah daun, luas daun, dan jumlah stomata); (2) Faktor luar (suhu, cahaya,
kelembaban, dan angin) (Salisbury, 1992)

Ruang interseluler udara dalam daun mendekati keseimbangan dengan


larutan dalam fibrill sel pada dinding sel. Hal ini berarti sel-sel hampir jenuh
dengan uap air, padahal banyaknya udara di luar daun hampir kering. Difusi dapat
terjadi jika ada jalur yang memungkinkan adanya ketahanan yang rendah.
Kebanyakan daun tertutup oleh epidermis yang berkutikula yang memiliki
resistansi (ketahanan) tinggi untuk terjadinya difusi air. Namun stomata memiliki
resistansi rendah ketika membuka dan uap air berdifusi ke luar melalui stomata
(Loveless,1991)

Jumlah difusi keluarnya uap air dari stomata tergantung pada tingkat
kecuraman gradien konsentrasi uap air. Lapisan pembatas yang tebal memiliki
gradien yang lebih rendah, dan lapisan pembatas yang tipis memiliki gradien yang
lebih curam. Oleh karena itu, transpirasi melalui lapis pembatas yang tebal lebih
lambat dari pada yang tipis. Angin membawa udara dekat ke daun dan membuta
pembatas lebih tipis. Hal ini menunjukkan mengapa laju transpirasi pada
tumbuhan lebih tinggi pada udara yang banyak hembusan angin (Khairunnisa,
2000).

Beberapa penggantian air berasal dari dalam sel daun melalui membran
plasma. Ketika air meninggalkan daun, molekul air menjadi lebih kecil. Hal ini
akan mengurangi tekanan turgor. Jika banyak air yang dipindahkan, tekanan
turgor akan menjadi nol. Oleh karena itu, sel menjadi lunak dan kehilangan
kemampuan untuk mendukung daun. Hal ini dapat terlihat ketika tanaman layu.
Untuk mengetahui tingkat efisiensi tumbuhan dalam memanfaatkan air, sering
dilakukan pengukuran terhadap laju transpirasi. Tumbuhan yang efisien akan
menguapakan air dalam jumlah yang lebih sedikit untuk membentuk struktur
tubuhnya (bahan keringnya) dibandingkan dengan tumbuhan yang kurang efisien
dalam memanfaatkan air (Anonimous, 2005).

Laju transpirasi tanaman sangat beragam dan dipengaruhi oleh banyak


faktor, oleh karena itu pengukuran laju transpirasi pada kondisi lingkungan yang
tidak terkontrol dengan baik akan menjadi sangat rumit (Wallace & Stout 1962).

Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap
dari jaringan tumbuhan melalui stomata (Lakitan, 1993). Kemungkinan
kehilangan air dari jaringan lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut
sangat kecil dibandingkan dengan yang hilang melalui stomata. Oleh sebab itu,
dalam perhitungan besarnya jumlah air yang hilang dari jaringan tanaman
umumnya difokuskan pada air yang hilang melalui stomata (Loveless,1991).
III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Stasiun Iklim
A. Waktu dan Tempat
Praktikum lapangan kali ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 3 Maret
2018 di Stasiun Klimatologi Padang Pariaman dan Stasiun Geofisika
Padang Panjang.
B. Tujuan
Mengetahui alat-alat yang berhubungan dengan iklim dan gempa
bumi.
C. Cara Kerja
Disiapkan alat tulis kemudian diamati dan dicatat informasi yang
diberikan oleh narasumber mengenai alat-alat yang ada dilapangan.

2. Kondensasi
A. Waktu dan Tempat
Praktikum kali ini dilaksanakan pada hari Selasa, 6 Maret 2018
pukul 11.10 WIB di Laboratorium Tanah, Fakultas Pertanian,
Universitas Aandalas.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum proses kondensasi yaitu
loyang yang telah dilubangi, kipas angin, pemanas listrik, panci.
Sedangkan bahan yang digunakan yaitu es batu dan air.
C. Tujuan
Tujuan dari pratikum ini yaitu untuk mengamati proses
terbentuknya hujan dan pengaruh angin terhadap pembentukan hujan.
D. Cara Kerja
Es batu dipecahkan dengan ukuran yang relatif sama, kemudian
dimasukkan kedalam loyang yang di bawahnya telah dilubangi,
dibawah loyang terdapat air dalam panci yang dipanaskan diatas
pemanas listrik, disamping panci diletakkan kipas angin. Sebagai
kontrol dilakukan langkah yang sama pada loyang tanpa diberi kipas
angin. Kemudian diamati titik-titik air yang keluar dari bawah loyang.

3. Perkolasi
A. Waktu dan Tempat
Praktikum kali ini dilaksanakan pada hari Selasa, 27 Februari 2018
pukul 11.10 di Laboratorium Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas
Aandalas.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum perkolasi yaitu loyang yang
telah dilubangi, penyiram bunga, wadah penampung. Sedangkan bahan
yang digunakan yaitu tanah tanpa rumput, dan tanah berumput
berukuran 50 cm x 50 cm.
C. Tujuan
Pengaruh kemiringan dan penutup tanah terhadap air perkolasi.
D. Cara Kerja
Tanah tanpa rumput dan tanah berumput di masukkan ke dalam
loyang terpisah, diletakkan ditempat yang datar, kemudian dibawah
loyang diletakkan wadah penampung air, kedua tanah tersebut disiram
dengan air kemudian diamati air yang keluar melalui loyang.
Perlakuan yang sama dilakukan pada kedua tanah, tetapi pada kondisi
loyang dimiringkan, kemudian diamati air yang keluar dari loyang.

4. Pengaruh ketersediaan oksigen terhadap pembakaran


A. Waktu dan Tempat
Praktikum kali ini dilaksanakan pada hari Selasa, 6 Maret 2018
pukul 11.10 WIB di Laboratorium Tanah, Fakultas Pertanian,
Universitas Andalas.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum pengaruh ketersediaan O2
yaitu 3 buah gelas dengan ukuran yang berbeda. Sedangkan bahan
yang digunakan yaitu 4 buah lilin.

C. Tujuan
Mengetahui pengaruh oksigen terhadap pembakaran.
D. Cara Kerja
Tiga buah lilin yang telah dihidupkan ditutup dengan gelas yang
berbeda ukuran dan sebagai kontrol satu lilin yang telah dihidupkan
dibiarkan di udara terbuka. Setelah itu diamati yang terjadi dan dicatat
waktu yang dibutuhkan sampai lilin padam.

5. Respirasi
A. Waktu dan Tempat
Praktikum kali ini dilaksanakan pada hari Selasa, 9 April 2018
pukul 11.10 WIB di Laboratorium Tanah, Fakultas Pertanian,
Universitas Aandalas.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum respirasi yaitu plastik bening,
tali. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu daun-daun tanaman yang
berbeda jenis dengan kriteria tipis, tebal, lebar, kecil, dan bewarna
selain hijau.
C. Tujuan
Tujuan dari pratikum ini yaitu untuk mengamati ada atau tidaknya
uap air pada tanaman yang melakukan respirasi.
D. Cara Kerja
Disangkup daun yang jenisnya berbeda-beda dan kemudian diikat
dengan tali sampai tidak ada udara yang masuk ataupun keluar. Setelah
itu, didiamkan selama 2 jam dan diamati uap air yang ada di dinding
plastik.

6. Respon Tanaman Terhadap Cahaya Matahari


A. Waktu dan Tempat
Praktikum kali ini dilaksanakan pada hari Selasa, 9 April 2018
pukul 11.10 WIB di Laboratorium Tanah, Fakultas Pertanian,
Universitas Aandalas.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu plastik hitam besar.
Sedangkan bahan yang digunakan yaitu tanaman dalam pot.
C. Tujuan
Tujuan dari pratikum ini yaitu untuk mengetahui respon tanaman
terhadap cahaya matahari.
D. Cara Kerja
Tanaman dalam pot disiram kemudian diberi ajir dan diikat agar
tanaman tegak, kemudian ditutup dengan plastik hitam, setelah itu
diletak di dalam ruangan redup cahaya selama 2 minggu, diamati arah
condong tanaman untuk mencari cahaya kemudian diukur berapa
derajat kemiringan tanaman tersebut.

7. Transpirasi
A. Waktu dan Tempat
Praktikum kali ini dilaksanakan pada hari Selasa, 6 Maret 2018
pukul 11.10 WIB di Laboratorium Tanah, Fakultas Pertanian,
Universitas Andalas.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu solatip benting, hvs,
timbangan,gunting. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu daun-
daun tanaman yang memiliki warna, ketebalan, dan ukuran yang
berbeda.
C. Tujuan
Melihat pengaruh warna ,ketebalan, dan ukuran daun terhadap
transpirasi tumbuhan
D. Cara Kerja
Ditimbang berat awal daun yang jenisnya sama ukuran berbeda
sebanyak 4 helai, kemudian disusun diatas kertas hvs mulai dari
ukuran terkecil. Ditimbang lagi berat awal daun dengan ketebalan
berbeda, ukuran relatif sama sebanyak 4 helai, setelah itu disusun
diatas kertas hvs mulai dari yang tipis. Ditimbang daun dengan ukuran
sama, ketebalan sama, warna berbeda, kemudian disusun diatas kertas
hvs mulai dari warna yang pucat. Didiamkan selama 2 minggu
kemudian ditimbang berat keringnya. Dan dihitung kehilangan air
dengan rumus :
BB−BK
Kehilangan air = × 100 %
BB
Keterangan :
BB : Berat Basah
BK : Berat Kering

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A.. Hasil
1. Stasiun Iklim
1.1 Stasiun Klimatologi Padang Pariaman

Di Sumatera Barat terdapat lima kantor BMKG yang berlokasi di BIM,


Sicincin, Padang Panjang, Teluk Bayur, dan Koto Tabang. Tugas umum Stasiun
Klimatologi Padang Pariaman yaitu melaksanakan pengamatan, pengumpulan dan
penyebaran data, pengolahan,dan analisa data tentang curah hujan. Fungsi
BMKG yaituPengamatan klimatologi dan kualitas udara,Pengumpulan dan
penyebaran data klimatologi dan kualitas udara,Pengolahan, analisa dan prakiraan
klimatologi dan kualitas udara serta pengolahan data berbasis klimatologi,
Pelayanan jasa klimatologi dan kualitas udara.

No Nama Alat Gambar Fungsi Cara Kerja


1. Penakar huja Mengukur curah Mengukur curah
biasa (OBS) hujan hujan 1x24 jam.
Setiap pagi
ditakar berapa
ml air hujan
yang
tertampung

2. Hellman Mengukur curah air hujan masuk


otomatis hujan melalui corong
kemudian akan
terkumpul
dalam tabung.
Gerakan pena
tersebut akan
mencatat pada
pias yang
dipasang pada
silinder jam,
jika gerakan
pena mencapai
skala 10 mm
pada pias maka
secara otomatis
air akan turun
melalui pipa.
tangkai pena
turut
bergerak turun
sampai pena
menunjuk skala
nol, jika hujan
masih turun
pena akan naik
lagi, demikian
seterusnya.
3. Automatic Mengukur curah Curah hujan
Rain Gauge hujan langsung
(ARG) terbaca
dikomputer 1x3
bulan, karena
pada alat
tersimpan
memori.
4. Campbell Mengukur lama Lamanya
Stokes penyinaran penyinaran
matahari. matahari dicatat
dengan jalan
memfokuskan
sinar matahari
tepat mengenai
kertas pias, dan
hasilnya pada
pias akan
terlihat bagian
yang terbakar,
panjang bekas
bakaran
menunjukkan
lamanya
penyinaran
matahari.
5. Aktinograf Mengukur Terdiri dari dua
Bimetal kekuatan cahaya buah lempengan
matahari dalam logam yang
waktu satu hari. berbeda warna
sebagai sensor,
yaitu lempengan
berwarna putih
mengkilat dan
warna hitam
gelap.
Perbedaan
selisih nilai
pemuaian kedua
lempengan
tersebut dipakai
sebagai dasar
pengukuran dan
perbedaan
radiasi.
6. Cup Counter Mengukur Alat ini terdiri
Anemometer. kecepatan angin dari 3 buah
rata-rata selama mangkok yang
periode tertentu akan berputar
bila tertiup
angin, pada
bagian bawah
mangkok
terdapat angka
counter yang
mencatat
perputaran
mangkok
tersebut.
7. Wind Vane Berfungsi untuk Alat ini
Anemometer mengukur arah dipasang pada
dan kecepatan pipa besi
angin. dengan
ketinggian 10
meter, dimana
alat ini terdiri
dari sensor dan
alat penunjuk
yang
dihubungkan
melalui kabel.
8. Automatic Mengukur dan WS ini
Weather mencatat unsur dilengkapi
Station cuaca secara dengan alat
(AWS) otomatis sensor , unsur-
unsur cuaca
akan terdeteksi
oleh sensor dan
terekam selama
24 jam. Data
yang sudah
tercatat pada PC
Computer
program AWS
diarsipkan.
9. Lysimeter mengukur jumlah Prinsip kerja
evapotranspirasi alat tersebut
pada sebidang diatas adalah
tanah bervegetasi dengan
secara langsung mengukur
jumlah air yang
menguap
dihitung
berdasarkan
persamaan
kesetimbangan
air.
10 pskometer Untuk mengukur Suhu max
suhu, dibaca jam 7
kelembaban. malam, suhu
minimum
dibaca jam 7
pagi. Terdiri
dari termometer
bola kering dan
termometer bola
basah.

11, Piche Mengukur Prinsip kerja


evaporimeter penguapan dalam pada alat ini
sangkar didasarkan pada
laju
evapotranspirasi
.

12. Gun Bellani Fungsi alat ini Pengamatan


sama dengan alat dilakukan
aktinograf yaitu dengan
untuk mengukur membaca
total radiasi jumlah air yang
matahari selama terkondensasi
satu hari sejak pada tabung
matahari terbit buret, kemudian
hinga terbenam alat dibalik
sehingga posisi
bola hitam
beradadibagian
bawah dan air
akan masuk ke
dalam sensor.
Selanjutnya alat
dibalik kembali,
sensor ada
dibagian atas
dan zat cair
tetap berada
dalam bola
hitam.
13. Evaporimeter Alat yang Evaporimeter
digunakan untuk merekam
mengukur penguapan yang
kecepatan terjadi dengan
penguapan air cara membaca
dalam udara pada angka yang
lingkungan ditunjukkan
tertentu dan
waktu tertentu.
14. Hook gauge Digunakan untuk Untuk jenis
mengukur cassella, terdiri
perubahan tinggi dari sebuah
permukaan air batang yang
dalam panci. berskala, dan
sebuah sekrup
yang berada
pada batang
tersebut,
digunakan
untuk mengatur
letak ujung
jarum pada
permukaan air
dalam panci
15. Still Well tempat Bejana
meletakkan hook digunakan
gauge untuk dan
membuat
permukaan air
dalam bejana
menjadi tenang
dibandingkan
dengan pada
panci, sehingga
penyetelan
ujung jarum
dapat lebih
mudah
dilakukan.
16. Thermometer Untuk mengukur Thermometer
air suhu air dapat dipasang pada
diketahui hanya rangka baja non
pada waktu magnetis yang
dilakukan terapung sedikit
pembacaan di bawah
permukaan air
oleh pelampung
aluminium.
Kedua bola
thermometer
dilindungi dari
radiasi. Suhu
max
ditunjukkan
oleh kanan
index dalam
tabung atas.
Suhu mini
ditunjukkan
oleh ujung
kanan indeks
dalam tabung
bawah.
17. Thermometer Berfungsi untuk Thermometer
Tanah mengukur suhu ini
tanah dengan menggunakan
kedalaman yang cairan air raksa
berbeda, yaitu : 0 dan diletakkan
cm (permukaan di tanah yang
tanah), 2 cm, 5 permukaan
cm, 10 cm, 20 tanahnya
cm, 50 cm dan gundul. Untuk
100 cm thermometer
dipasang
dengan sudut
kemiringan 60º
dan dipasang
pada penahan
besi untuk
memudahkan
pembacaan.
18. Thermometer Berfungsi untuk Jika suhu turun,
Minimum mengukur suhu alkohol akan
Rumput terendah/ menyusut dan
minimum rumput permukaan
pada suatu alkohol akan
periode menarik indeks
pengamatan ke arah skala
lebih kecil,
sebaliknya jika
suhu naik,
permukaan
alkohol akan
naik sedangkan
indeks tetap
tertinggal
menunjukkan
skala yang
terendah yang
dicapai suhu
udara.
1.2 Stasiun Geofisika Padang Panjang

Stasiun geofisika berkaitan dengan gempa bumi. Hasil data gempa bumi yang
tercatat paling lambat 5 menit sudah harus di infokan kepada masyarakat. Tugas
umum stasiun geofisika yaitu melakukan pengamatan, meliputi :

1. Melaksanakan pengamatan gempa bumi 24 (dua puluh empat) jam /7


(tujuh) hari di ruang operasional menggunakan jaringan gempa bumi

2. Melaksanakan pengamatan status keberlangsungan operasional jaringan


gempa bumi dan tsunami di wilayahnya

3. Melaksanakan pengamatan status jaringan pemantau tsunami dan peralatan


lain yang menjadi tanggung jawab Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika di wilayahnya

4. Melaksanakanpengamatan tingkat guncangan gempa susulan untuk gempa


bumi kuat

2. Kondensasi

Bantuan Kipas Angin Tanpa Kipas Angin


Es cepat mencair Es lama mencair

3. Perkolasi
1. Pengaruh penutup tanah terhadap air perkolasi
Tabel 1. Pengaruh penutup tanah terhadap air perkolasi

Tanah tanpa rumput Tanah dengan Rumput


Lamanya air 00.01.14 00.00.52
menetes
Tabel 2. Hilangnya Air

Tanah Jenuh Air Tanah dengan


Rumput Jenuh Air
Lamanya air 00.00.06 00.00.12
menetes
Jumlah air yang 1400 mL 850 mL
lolos
Persen air yang 70 % 42 %
lolos

2. Pengaruh kemiringan terhadap air perkolasi


Tabel 1. Pengaruh kemiringan tanah terhadap air perkolasi

Tanah tanpa rumput Tanah dengan


Rumput
Lamanya air 00.00.58 00.00.34
menetes

Tabel 2. Hilangnya Air

Tanah Jenuh Air Tanah dengan


Rumput Jenuh Air
Lamanya air 00.00.04 00.00.08
menetes
Jumlah air yang 1530 mL 1420 mL
lolos
Persen air yang 76,5 % 71 %
lolos

4. Pengaruh ketersediaan oksigen

Lamanya Lilin hidup Kelompok 2


Volume 1 00.09.92
Volume 2 00.15.10
Volume 3 00.28.30
Volume 4 ∞
5. Respirasi
Jenis daun Uap air
Daun lebar Ada
Daun kecil Ada
Daun tebal Ada
Daun tipis ada
Daun berwarna selain hijau ada

6. Respon Tanaman Terhadap Cahaya

Tanaman condong ke kanan (ke arah lobang pada plastik) dengan


kemiringan 25 ◦

7. Transpirasi

1. Daun dengan ukuran sama, ketebalan sama, warna berbeda

Warna BB BK Kehilangan
air
daun
Merah 0,85 g 0,09 g 89,41 %
Maroon 0,67 g 0,14 g 79,1 %
Hijau bercak 1,75 g 0,13 g 92,57 %
Hijau tua 1,25 g 0,44 g 64,8 %

2. Daun yang jenisnya sama ukuran berbeda sebanyak

Ukuran daun BB BK Kehilangan air


Kecil 0,64 g 0,15 g 76,6 %
Sedang 1,32 g 0,45 g 65,9 %
Besar 1,24 g 0,33 g 73,34%

3. Daun dengan ketebalan berbeda, ukuran relatif sama

Ketebalan daun BB BK Kehilangan air


Tipis 1,57 g 0,31 g 80,25 %
Sedang 1,54 g 0,43 g 72,01 %
Agak tebal 1,70 g 0,51 g 70 %
Tebal 2,12 g 1,00 g 52,83 %
Sangat tebal 2,64 g 2,19 g 17,05 %
B. Pembahasan
 1.   Tekanan Udara
             Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara karena beratnya
tiap 1 cm2  bidang mendatar dari permukaan bumi sampai batas atmosfer.
Tekanan udara ini bekerja ke segala jurusan dan tidak tetap. Jika berada di
permukaan atas maka tekanannya semakin rendah. Hal ini disebabkan karena
kerapatannya rendah dan kolom udara yang makin pendek. Alat yang digunakan
untuk mengukur tekanan udara adalah barometer.
             Faktor yang mempengaruhi besarnya tekanan udara  antara lain besarnya
lintang dan ketinggian tempat. Letak lintang mempengaruhi  distribusi tekanan
yaitu makin jauh suatu wilayah dari daerah equator maka kerapatan udaranya
makin besar. Ketinggian suatu tempat meningkat maka besarnya tekanan udara
tempat tersebut semakin meningkat. Selain itu besarnya tekanan udara juga
dipengaruhi oleh suhu udara. Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara
disebut barometer. Tinggi angka yang ditunjukkan oleh barometer selain
ditunjukkan oleh tekanan udara pada saat itu, juga dipengaruhi oleh faktor-faktor
antara lain seperti: altitute (tinggi tempat), latitude (letak lintang) dan gravitasi,
serta suhu udara.
             Hal ini disebabkan karena gradien tekanan udara vertikal yang tidak selalu
tetap karena kerapatan udara dipengaruhi oleh faktor-faktor: suhu, kadar uap air di
udara dan gravitasi. Pengaruh letak lintang terhadap tekanan udara yaitu akibat
adanya gaya gravitasi yang terkecil di khatulistiwa dan terbesar di kutub yang 
menyebabkan tekanan udara di sekitar khatulistiwa cenderung lebih tinggi
dibandingkan di daerah kutub. Kemudian pengaruh suhu atau temperatur dalam
pengukuran tekanan udara adalah apabila suhunya naik, air raksa akan
mengembang dan jika suhunya turun air raksa cenderung menyusut, karena itu
pengukuran tekanan udara di daerah tropis cenderung lebih tinggi.
      2.   Kelembaban
                 Kelembaban adalah banyaknya uap air di udara. Banyaknya uap air di
atmosfer antara 0-5% adalah tidak konstan karena kelembapan seharusnya diatas
10%. Air selalu terdapat dalam atmosfer karena adanya proses-proses kondensasi
dan sublimasi, perubahan partikel padat menjadi gas. Kelembaban dapat dipakai
untuk menunjukkan akan adanya presipitasi, mengisap radiasi bumi
(mempengaruhi suhu) jika kadar uap air naik yang menyebabkan energi latent
(potensial) naik dan dapat menyebabkan turunnya hujan badai. Kelembaban tanah
merupakan keadaan keseimbangan kandungan air dengan suhu di dalam tanah
yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Penentu utamanya adalah
kandungan air dan suhu. Kelembaban relatif udara dapat diukur langsung dengan
alat Hygrometer atau Termohigrograf yang sensornya berupa benda higroskopis.
             Faktor yang mempengaruhi kelembaban antara lain tajuk tanaman, sinar
matahari, curah hujan, suhu udara dan tanah dan kandungan air. Dalam bidang
pertanian kelembaban yang besar berpengaruh pada kondisi tanaman. Jika
kelembaban tinggi maka jamur dan penyulut tumbuh-tumbuhan akan menjadi
subur yang dapat menyerang tanaman, serta akan mengakibatkan hasil sayuran
dan buah-buahan cepat membusuk. Udara lembab akan berakibat menghambat
transpirasi sehingga mengurangi laju perpindahan larutan zat hara dari tanah ke
organ tanaman. Pada umumnya kelembaban berlawanan dengan suhu,
kelembaban maksimum pada pagi hari dan minimum pada sore hari secara harian.
             Kelembaban memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan tanaman
di antaranya dengan kelembaban yang tinggi tanaman dapat menyerap uap air
secara langsung dari udara dan dapat meningkatkan laju fotositesis. Kebanyakan
tanaman akan tumbuh baik dalam kondisi kelembaban udara yang tinggi, kecuali
jika terjadi udara jenuh hingga beberapa minggu yang dapat menghentikan
transpirasi.
3. Curah Hujan
             Hujan adalah uap air di atmosfer yang mengembun menjadi butir-butir air
dan jatuh ke tanah. Satuan ukuran hujan adalah mm. yang dimaksud dengan
banyaknya hujan adalah tinggi air hujan bila tidak ada yang merembes ke dalam
tanah. Sebagai patokannya adalah tiap  100 cc air hujan yang tertampung dalam
ombrometer sama dengan 10 mm curah hujan. Pada saat pengamatan tidak terjadi
hujan karena itu tidak bisa dihitung besarnya curah hujan. Curah hujan diukur tiap
hari dari data tersebut dapat dihitung curah hujan tiap bulan dan akhirnya curah
hujan tahunan. Curah hujan diukur dengan menggunakan alat yang disebut
ombrometer dan ombrograf.
             Curah hujan pada saat pengamatan tergolong kecil karena saat ini jarang
terjadi hujan, bagi tanaman ada baiknya dan ada juga buruknya. Baiknya akan
tersedia unsur hara yang berupa air, tapi jika curah hujan terlalu besar itu tidak
baik bagi tanaman bisa menyebabkan tanaman roboh karena terlalu banyak air.
4. Angin
             Angin merupakan pergerakan udara pada arah horizontal atau hampir
horizontal. Sedangkan pergerakkan udara arah vertikal disebut aliran udara.
Gerakan dari angin biasanya berasal dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah
yang bertekanan rendah. Angin  mempunyai arah dan kecepatan. Arah angin biasa
dinyatakan dengan dari mana arah angin itu datang. Arah angin diamati dengan
alat wind vane. Berdasarkan hasil pengamatan, arah angin yang diperoleh adalah
barat laut berarti angin datang dari arah barat laut. Parameter tentang angin yang
biasanya dikaji adalah arah dan kecepatan angin. Kecepatan angin penting karena
dapat menentukan besarnya kehilangan air melalui proses evapotranspirasi dan
mempengaruhi kajadian-kejadian hujan.
             Pada waktu bergerak angin tersebut mengalami perubahan arah karena
rotasi bumi. Sedangkan gerakan udara yang arahnya vertikal disebut arus udara,
aliran udara atau current. Dan gerakan udara yang tidak tetap, arahnya tidak
teratur serta dekat dengan permukaan bumi disebut turbulensi. Makin tinggi
tempat (altitude) turbulensi makin berkurang. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kecepatan angin antara lain : gradien barometer/gradien tekanan
horisontal (perbedaan tekanan setiap satuan jarak horizontal), letak
geografis/latitude, ketinggian tempat/altitude dan waktu. Penyebab utama angin
karena perbedaan kerapatan atmosfer yang menimbulkan beda tekanan udara.
Arah angin dapat mengalami pembelokan karena adanya rotasi bumi.
             Komponen yang diukur dalam pengamatan ini adalah kecepatan dan arah
angin. Arah angin mengacu pada dari manakah angin itu bertiup dan dinyatakan
dengan sudut kompas atau sebutan nama penjuru angin. Sudut 00 atau 3600
menunjukkan arah utara, 900 menunjukkan timur, 1800 arah selatan dan 2700
menunjukkan arah barat. Pembagian arah angin selanjutnya dengan sebutan arah
timur laut, tenggara, barat daya dan barat laut. Untuk menentukan arah angin
diperlukan alat penunjuk angin yang disebut Wind Vane. Posisi vane yang
menunjukkan arah angin dapat dilihat dengan mudah dan sekaligus dapat dicatat
arah angin pada waktu itu. Pada saat pengamatan arah angin menunjukkan ke arah
barat laut. Kecepatan angin diukur dengan alat yang disebut anemometer. Alat ini
digunakan untuk mengukur kecepatan angin pada jangka waktu tertentu. Pada
anemometer ini terdapat tiga mangkok yang menghadap ke satu jurusan dan akan
berputar bila tertiup angin. Pada poros putara dipasang alat pengukur kecepatan
yang dapat menunjukkan angka. Selisih angka pengamatan pertama dengan
pengamatan kedua dibagi jangka waktu pengamatan merupakan angka rata-rata
kecepatan angin dalam waktu tertentu.
             Kecepatan angin sangat berpengaruh terhadap vegetasi tanaman dan
daerah di sekitarnya. Pengaruh angin pada tanaman antara lain dapat
meningkatkan laju transpirasi, karena dengan kecepatan angin yang tinggi disertai
dengan suhu tinggi dan kelembaban rendah maka akan ada pemasukan CO2
sehingga laju transpirasinya tinggi.
       5.Suhu
             Suhu merupakan derajad panas atau dingin suatu benda atau dapat
dinyatakan sebagai energi kinetis rata-rata suatu benda. Dalam praktikum kali ini
pengukuran suhu ada dua macam yaitu suhu udara dan suhu tanah. Dataran rendah
memilki suhu yang lebih tinggi daripada dataran tinggi.
      Dalam percobaan yang dilakukan pada waktu praktikum terdapat dua
pengukuran yaitu suhu tanah dan suhu udara. Masing-masing suhu ini
berpengaruh terhadap besarnya vegetasi tanaman. Suhu udara pengukurannya
dengan menggunakan termometer bola basah dan bola kering.
             Suhu tanah diukur dengan termometer biasa hanya saja dibenamkan ke
dalam tanah dengan beragam kedalaman. Pada tiap kedalam didapatkan nilai
temperatur yang berbeda-berbeda. Semakin dangkal (dekat permukaan tanah)
maka suhunya makin tinggi, sebaliknya makin dalam (jauh dari permukaan tanah)
maka temperaturnya makin rendah. Keadaan ini dapat terjadi dimungkinkan
karena adanya pengaruh cahaya matahari. Semakin dangkal maka mendapat
radiasi lebih besar dan semakin dalam radiasi surya makin kecil yang ikut
mempengaruhi temperature tanah. Tanah lapisan atas yang lebih gelap juga lebih
mampu menyerap sinar matahari lebih banyak dari pada lapisan bawah sehingga
juga lebih panas. 

      6.      Evapotranspirasi


             Evaporasi adalah penguapan air dari permukaan bumi ke atmosfer. Proses
evapotranspirasi sangat penting dalam siklus hidrologi dan CWR (Crop Water
Requirement = banyaknya air yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh). Alat yang
digunakan untuk mengukur evaporasi adalah evaporimeter. Evaporimeter yang
digunakan pada praktikum kali ini adalah evaporimeter yang menggunakan bejana
penguapan berupa panci tau tangki yang berisi air bersih. Dinding bejana
berwarna putih atau putih metalik. Hal ini ditunjukkan untuk pengaruh radiasi.
Pengukuran dilakukan pada permukaan air dalam keadaan tenang di dalam tabung
riak (Still Well Cylinder). Still Well Cylinder merupakan silinder untuk mencegah
terjadinya gelombang air pada ujung jarum atau batang pancing pengukur
micrometer yang digunakan untuk mengukur tinggi permukaan air pada panci
evaporimeter. Keuntungan penggunaan batang pancing berskala (mikrometer) ini
adalah pengukuran dapat dilakukan lebih cepat dan mudah, dapat digeser turun
atau naik dengan memutar sekrupnya. Batang pancing pengukur ini terletak
menggantung di tabung peredam riak. Sebagai penunjuk tinggi permukaan air
adalah ujung pancing yang dibuat runcing. Kelemahannya, terkadang pengamat
tidak mengembalikan tinggi permukaan dengan cermat sesuai ketentuannya
sehingga proses penguapan berlangsung pada volume air yang tidak tetap.
Evapotranspirasi dapat dihitung dengan mencari selisih antara skala awal dengan
skala akhir yang ditunjukkan oleh evaporimeter dan satuannya adalah milimeter.
             Laju evapotranspirasi sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
intensitas panas matahari, kecepatan angin, luas permukaan bidang panci dan
kelembaban udara. Intensitas sinar matahari dibutuhkan sebagai sumber energi
yang mendukung laju evapotranspirasi sedangkan angin yang kuat akan
mempercepat laju evaporasi akibat banyaknya uap air yang dibawa, sehingga
perbedaan tekanan uap air antara udara dan air tetap terjadi.
Jadi evapotranspirasi adalah proses perubahan air dari bentuk cair menjadi gas dan
perpindahannya dari suatu permukaan benda ke atmosfer dan ini terjadi pada
tanaman.
      7.     Awan
             Awan merupakan titik-titik air yang melayang-layang tinggi di atmosfer.
Terjadinya awan dapat disebabkan oleh adanya inti-inti kondensasi yang banyak
sekali pada ruang basah, adanya kenaikan tingkatan kelembapan relatif dengan
disertai banyak inti kondensasi atau sublimasi dan adanya pendinginan.
             Awan terbentuk sebagai akibat naiknya udara yang lembab ke atmosfer,
yang mengalami proses kondensasi sehingga butir-butir air, kristal es atau
gabungan keduanya yang melayang terlihat sebagai awan. Proses pembentukan
dan perkembangan butir awan akibat dari dua proses yaitu proses dinamis dan
fisis (makrofisis dan mikrofisis). Proses dinamis yaitu dengan adanya udara yng
naik ke atas akan mengakibatkan penurunan suhu (kondensasi), udara tersebut
naik karena adanya sistem arus angin horisontal yang konvergen, adanya paksaan
karena mendapat rintangan dan konveksi karena pemanasan.
             Pengamatan awan dilakukan dengan melihat secara langsung awan yang
terbentuk di langit kemudian memberikan nama yang sesuai dengan familinya
berdasarkan ciri-ciri dan ketinggiannya.
8. Radiasi Surya
Radiasi surya merupakan komponen iklim yang mempengaruhi kejadian
yang efektif terjadi pada jangka waktu antara pagi sampai petang. Selain itu juga
dipengaruhi oleh latak altitude suatu daerah yang akan diamati.
Pengamatan radiasi surya meliputi lama penyinaran dan intensitas radiasi.
Lama penyinaran adalah lamanya surya bersinar cerah sampai di permukaan bumi
dalam satu hari. Satuan lama penyinaran adalah jam/hari. Intensitas radiasi adalah
jumlah energi yang diterima bumi pada luas dan jangka waktu tertentu. Satuannya
adalah kalori/cm2/menit.
Banyaknya panas dari matahari yang diterima bumi tergantung dari tinggi
matahari, panjangnya hari dan pengaruh atmosfer. Makin tinggi matahari sinar
yang diterima makin banyak sehingga semakin siang, kertas pias yang terbakar
semakin panjang. Hari makin panjang maka radiasi matahari juga semakin
banyak. Sinar matahari, tidak seluruhnya diserap oleh bumi tetapi sebagian akan
diabsorbsi, dipantulkan, dipancarkan dan dibiaskan.
Pada pengamatan radiasi surya yang dilakukan adalah dengan pengamatan
lama penyinaran dan intensitas pada tanggal 15 Mei 2011. Untuk mengetahui
lama penyinaran dapat menggunakan alat Sunshine Recorder tipe Cambell Stokes.
Pada sunshine recorder ini, kertas pias akan terbakar karena sinar matahari yang
difokuskan oleh bola kaca pada alat ini. Semakin besar intensitas penyinaran,
maka kertas pias akan banyak yang terbakar. Pada pengamatan, nampak bahwa
kertas pias tidak terbakar seluruhnya. Hal ini ditunjukkan dari lama penyinaran
surya selama 8,5 jam.
Dalam radiasi surya ini, matahari dijadikan sebagai sumber energi yang
utama. Faktor – faktor yang mempengaruhi radiasi surya adalah jarak bumi dari
surya, intensitas radiasi surya, kondisi awan dan jumlah hari.

C. Perkolasi

Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan


cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Kekuatan yang
berperan pada perkolasi antara lain: gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan
permukaan, difusi, osmosa, adesi, daya kapiler dan daya geseran (friksi).

Setelah dilakukan praktikum perkolasi dengan menggunakan tanah yang


masih memiliki vegetasi dan tanah yang tidak lagi memiliki vegetasi (gundul),
hasilnya tertera pada tabel di atas. Praktikum dilakukan dengan dua perlakuan
berbeda yaitu di miringkan untuk topografi miring dan datar untuk topografi datar.

Awalnya tanah yang tak bervegetasi kering dan tanah berumput lembab.
Pada saat air disiramkan pada tanah tersebut, air lebih cepat menetes dari tanah
gundul. hal ini disebabkan karna pada tanah gundul yang tidak memiliki tanaman
di atasnya, pori-porinya lebih banyak untuk dapat mengeluarkan air karna tidak
ada perakaran didalamnya. Sedangkan pada tanah yang berumput, tanah tersebut
sebagian besar porinya terdapat akar sehingga air yang keluar sedikit.
D. Pengaruh Ketersediaan O2

Pada praktikum pengaruh ketersediaan o2 kita menggunakan lilin dan gelas


bening dengan berbagai ukuran mulai daro lilin ukuran kecil, sedang dan besar.
Disini perlakuan terhadap lilin volume 1, 2, 3, 4, ditungkup dengan gelas. Lalu di
amati setiap perlkian, dimana lama menyala nya lilin akan di tentukan pada berapa
detiknya. Disini di dapatkan bahwa lilin bervolume 1 lilin tidak lama menyala
sedangkan pada lilin volume 4 lilin menyala sangat lama. Sehingga tidak
terhintung detiknya (tak terhingga).

Gejala ini disebabkan karena adanya gaya adhesi atau kohesi antara zat
cair dan dinding celah tersebut. Kohesi adalah gaya di antara molekul – molekul
dengan jenis yang sama dan adhesi adalah gaya antar molekul yang jenisnya
berbeda (Giancoli, 2001). Panas api menyebabkan cairan wax menguap dan
selanjutnya akan bercampur dengan oksigen sehingga terjadi proses pembakaran.

Dari perbedaan massa lilin sebelum dan sesudah di bakar dapat kita
ketahui bahwa paraffin padat yang terbakar juga mengalami penguapan. Proses
pebakaran lilin akan mengahasilkan cahaya dan energi panas. Pembakaran ini juga
menghasilkan gas dan asap yang terbang keudara. Gas yang dihasilkan adalah gas
karbon dioksida (CO2).

Oksigen ditemukan di sekitar kita. Ini adalah salah satu elemen yang
paling penting di planet bumi. Oksigen membentuk sekitar 21% dari atmosfer
bumi dan 50% dari massa kerak bumi. Oksigen merupakan salah satu atom yang
membentuk air (H2O).

Oksigen merupakan elemen penting bagi kehidupan di Bumi. Ini adalah


unsur yang paling berlimpah dan terdapat dalam tubuh manusia sampai sekitar
65% dari massa tubuh. Oksigen digunakan oleh hewan dan tumbuhan dalam
proses respirasi (pernapasan). Tabung oksigen digunakan untuk mengobati orang
yang memiliki masalah pernapasan. Mereka juga digunakan sebagai pendukung
kehidupan bagi astronot dan penyelam.
Sebagian besar oksigen yang digunakan dalam industri digunakan dalam
pembuatan baja. Aplikasi lain termasuk membuat senyawa baru seperti plastik dan
menciptakan api yang sangat panas untuk pengelasan. Oksigen cair
dikombinasikan dengan hidrogen cair untuk membuat bahan bakar roket

E. Respirasi

Jenis daun yang digunakan pada praktikum ini adalah daun yang lebar,
daun kecil, daun tebal, daun tipis, dan daun berwarna selain hijau. hasil yang di
dapat setelah praktikum selesai yaitu dimana daun lebar, daun tipis, daun tebal,
daun kecil dan daun berwarna selain hujau terdapat uap air.

Respirasi adalah proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan


energi. Respirasi dilakukan oleh semua penyusun tubuh, baik sel-sel tumbuhan
maupun sel hewan dan manusia. Respirasi dilakukan baik pada siang maupun
malam hari. Sebagaimana kita ketahui dalam semua aktivitas makhluk hidup
memerlukan energy begitu juga dengan tumbuhan. Respirasi terjadi pada seluruh
bagian tubuh tumbuhan, pada tumbuhan tingkat tinggirespirasi terjadi baik pada
akar, batang maupun daun dan secara kimia pada respirasi aerobic pada
karbohidrat (glukosa) adalah kebalikan fotosintesis. Pada respirasi pembakaran
glukosa oleh oksigen akan menghasilkan energy karena semua bagian tumbuhan
tersusun atas jaringan dan jaringan tersusun atas sel, maka respirasi terjadi pada
sel (Campbell, 2000).

F. Respon Tanaman Terhadap Cahaya

Perlakuan yang diberikan adalah tanaman yang di tungkup degan plastik


dan di beri lubang kecil, lalu tanaman yang berada pada keadaan gelap.
Didapatkan pada tanaman yang ditungkup dengan plastik, setalah dibuka terlihat
tanaman tersebut condong ke arah plastik yang diberi lubang sebesar 25 derajat.
sedangkan pada tanaman yang di letakkan pada keadaan gelap, malah terlihst lsyu.
dapat disimpulkan bahwa tanaman sangat berpengaruh terhadap sinar matahari.

Pengaruh cahaya juga berada pada setiap jenis tanaman. Tanaman C4, C3,
dan CAM memiliki reaksi fisiologi yang berada terhadap pengaruh itensitas
cahaya matahari. Selain itu, setiap jenis tanaman memiliki sifat yang berbeda
dalam hal fotoperiodisme, yaitu lamanya penyinaran dalam satu hari yang
diterima tanaman. Perbedaan respon tumbuhan terhadap itensitas cahaya matahari
juga berpengaruh terhadap kondisi fisik tumbuhan (Onrizal, 2009).

Itensitas cahaya adalah banyaknya energi yang diterima oleh suatu


tanaman per satuan luas dan per satuan waktu (kal/cm 2/hari). Dengan demikian
pengertian itensitas yang dimaksud sudah termasuk lama penyinaran yaitu lama
matahari bersinar dalam satu hari. Pada dasarnya itensitas cahaya matahari akan
berpengaruh nyata terhadap sifat morfologi tanaman. Hal ini dikarenakan itensitas
cahaya matahari dibutuhkan untuk berlangsungnya penyatuan CO2 dan air untuk
membentuk karbohidrat (Lukitasari, marheny 2012).

Mayer dan anderson (1952) dalam Indah Riadi Putri (2009) menyatakan
bahwa tanaman yang tumbuh dengan itensitas cahaya nol persen akan
mengakibatkan pengaruh yang berlawanan yaitu suhu rendah, kelembaban tinggi,
evaporasi, dantransportasi yang rendah. Tanaman cukup mengambil air, tetapi
proses fotosintesis tidak dapat berlangsung tanpa cahaya matahari.

G. Transpirasi Tanaman

Terjadi penguapan yang di sebabkan oleh air yang mendidih di atas


kompor dan uap air panas nya menyerap ke atas, dimana es batu yang telah
diletakan diatas air mendidih tersebut. terdapat bintik-bintik air yang turun dari
tempat es batu tersebut.

Laju transpirasi tanaman sangat beragam dan dipengaruhi oleh banyak


faktor, oleh karena itu pengukuran laju transpirasi pada kondisi lingkungan yang
tidak terkontrol dengan baik akan menjadi sangat rumit (Wallace & Stout 1962).

Dalam kehidupan sehari- hari, kita tanpa sadar menyadari bahwa


tumbuhan melakukan proses transpirasi. Transpirasi adalah proses hilangnya air
dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman yang terletak di atas permukaan
tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan lentisel .80% air yang
ditranspirasikan berjalan melewati lubang stomata, paling besar peranannya dalam
transpirasi.Transpirasi berperan di dalam pengangkutan air ke daun dan difusi air
antar sel , penyerapan dan pengangkutan air dan zat hara, pengangkutan asimilat ,
membuang kelebihan air, pengaturan bukaan stomata dan mempertahankan suhu
daun. Transpirasi di pengaruhi oleh beberapa faktor ,yaitu faktor internal dan
eksternal. Oleh karena itu, pengamatan ini dilakukan untuk mengukur kecepatan
transpirasi daun secara tidak langsung dengan mengukur kecepatan absorpsi
airnya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi transpirasi tersebut (Campbell,
2000).

V. PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada praktikum kali ini dapat di simpulkan bahwa iklim di suatu wilayah
tertentu dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu radiasi surya, tekanan udara,
suhu, kelembaban, curah hujan, angin, evapotranspirasi, dan awan. Dari kedelapan
faktor tersebut dinamakan unsur-unsur cuaca. Unsur unsur cuaca tersebut
memiliki pengaruh yang besar terutama terhadap dunia pertanian. Oleh sebab itu
pengetahuan mengenai pengamatan iklim sangat dibutuhkan. Selain itu cara untuk
mengetahui cuaca dan iklim pada suatu daerah menggunakan alat yang berbeda
beda baik fungsi, bentuk dan cara kerjanya. Keakuratan data yang dihasilkan pun
berbanding lurus dengan tingkat keseriusan  pengamat, apabila pengamat
membuat data dengan teliti maka kemungkinan besar data akan akurat
Curah hujan yang diukur berdasarkan jangka waktu satu hari (24 jam).
Hujan kumulatif merupakan jumlah kumpulan hujan dalam suatu periode tertentu
seperti mingguan, 10 harian, dan bulanan, serta tahunan. Curah hujan rata-rata
tahunan sangat bervariasi menurut tahun.
Pada perkolasi, disimpulkan bahwa mulanya pori-pori tanah pada tanah
kering kosong sementara pada rumbut berisi. Sehingga tanah mengisi pori-pori
terlebih dahulu, mengakibatkan rumput lembab lebih dulu mengeluarkan air dari
tanah kering. Akan tetapi, setelah kedua objek menjadi jenuh air, setelah diberi air
lagi maka tanah kering tadi akan lebih cepat meneteskan air atau terjadi perkolasi
dibanding dengan rumput tadi. Disebabkan pori-pori tanah yang tadinya kosong
telah terisi.

Pengaruh oksigen dari data tersebut dapat dihasilkan, pada saat lilin yang
masih hidup apinya yang ditutup dengan suatu gelas, maka oksigen disekitar lilin
tersebut berkurang. Semakin kecil volume gelas tersebut, maka semakin kecil atau
semakin sedikit pula oksigen yang ada tertinggal (tersedia) disekeliling lilin
tersebut begitupun sebaliknya, semakin besar volume gelas maka semakin banyak
oksigen yang tersedia. Dapat disimpulkan, bahwa oksigen sangat berpengaruh
pada pembakaran.

Dari hasil percobaan yang dilakukan di transpirasi, pada daun dengan


ukuran besar lebih besar transpirasi nya dan yang lebih lambat ialah pada daun
yang tipis. Ini dikarenakan faktor ukuran daun, banyaknya stomata serta ukuran
stomata dan yang dipengaruh oleh faktor luar yaitu pengaruh cahaya matahari.
Pada tanaman daun ukuran besar, cahaya matahari langsung mengenai daun
tersebut daripada daun yang tipis.

Respirasi itu sendiri adalah proses mengaupnya air dari tanaman. Akibat
panas yang dihasilkan oleh sinar lampu tersebut, mengakibatkan tanaman
mengalami respirasi atau penguapan. Perbedaan pada daun mempengaruhi proses
respirasi dari daun tersebut. Seperti perbedaan dari segi ketebalan daun. Semakin
tipis dain tersebut maka akan semakin cepat proses respirasi yang terjadi pada
daun tersebut. Sebaliknya semakin tebal daun, maka semakin lama proses
respirasi terjadi pada daun tersebut.

Tanaman merespon cahaya yang datang, yaitu pertumbuhan tanaman yang


awal strukturnya yang lurus setelah dilakukan percobaan berubah
pertumbuhannya mengikuti arah cahaya datang. Hal itu dikarenakan hormone
pada tanaman yang tidak terkena cahaya matahari membengkokkan tanaman dan
hormone yang rentan pada cahaya matahari pergi membelakangi cahaya sehingga
mengakibatkan tanama condong kearah cahaya yang timbul.

B. Saran

Pada praktikum yang telah dilakukan, sebaiknya dalam melakukan


praktikum terlebih dahulu harus mengetahui materi-materi yang akan dipraktikum
kan dan disusun sesuai jadwal pratikum agar saat melakukan praktikum tidak
mono. Praktikum juga harus dilakukan dengan disiplin, seperti saat
menyampaikan materi semua praktikan harus diam dan mendengarkan. Praktikum
yang dilakukan juga jangan diundur-undur membuang-buang waktu sehingga
praktikan tidak menjadi malas.

     

DAFTAR PUSTAKA

DBasoeki, M. 1986. Pengantar Meteorologi. Purwokerto: UMP.

Hasan, Urip Muhammad. 1970. Dasar-Dasar Meteorlogi Pertanian. Jakarta: PT.


Soeroengan.
Neiburger, dkk.1982. Memahami Lingkungan Atmosfer Kita. Bandung: ITB.
Buckman, 1982. Ilmu Tanah. Bhatara Karya Aksara, Jakarta.
Ersin Seyhan, 1990. Dasar-Dasar Hidrologi,. Yogyakarta. Gadjah Mada
University Press.
Foth D.H, 1994.Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press,
Foth D.H., 1991.Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press,
Handoko et a/. 1993. Klimotologi Dasar. Handoko,editor. Pustaka Jaya, Bogor.
Joyce Martha W dkk. 1993. Mengenal Dasar Dasar Hidrologi. Penerbit Nova.
Kartasapoetra. 1987. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bina Aksara. Jakarta.
Mabes, J. 2014. Laporan Agroklimatologi Alat-Alat Klimatologi.
http://www.slideshare.net/joelmabes/laporan-agroklimatologi-alatalat-
agroklimatologi. Diakses tanggal 10 Mei 2018
Tjasyono, Bayong. 2004. Klimatologi Edisi ke -2. Penerbit ITB. Bandung
Trewartha, Glenn.T dan Horn L.H. ( 1980). An Introduction to Climate. Fift
Edition. International Student Edition.Yogyakarta
Ahrens.2007.Meteorology Today; An Introductiton o Weather, Climate, and the
Environment. USA : Thomson Brooks/Cole.
Ariwulan, 2012. Proses Pembentukan Awan. (online).
http://ilmuklimat.com/2009/12/01/proses-pembentukan-awan/. Diakses pada
tanggal 7 November 2014.
Daldjuni.2011. Pokok- Pokok Klimatologi. Bandung : Penerbit Alumni.
Handoko.2014. Klimatologi Dasar. Bogor : Institut Pertanian Bogor .
Lakitan, Benyamin.2013.Dasar-Dasar Klimatologi Cetakan ke-dua. Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
Nur Muin, S. 2013. Penuntun Praktikum Agroklimatologi. Bengkulu :
Laboratorium Agroklimat Fakultas Pertanian.
WMO.2006.Compendium of Meteorology.Volume 1 part 2-Physical Meteorology
WMO-No.364.Geneva.
Soemeinaboedhy, Nyoman I,2006.Agroklimatologi.UPT Universitas Mataram:
Mataram
LAMPIRAN
A. STASIUN IKLIM
Adapun alat-alat klimatologi yang ada di stasiun klimatologi Sicincin
diantaranya:

N Nama alat Gambar Fungsi Cara kerja


o
1. Sangkar Untuk Sangkar di
meteorologi meletakkan alat- buka pada jam
alat pengukur 7 pagi dan
cuaca lakukan
pengukuran

2. Psikometer Untuk Diukur pada


mengukur suhu, sebelum jam 7
kelembapan pagi. Terdiri
dari
Termometer
bola kering
dan bola basah

3. Piche Mengukur Prinsip kerja


evaporimeter penguapan pada alat ini
dalam sangkar didasarkan
pada laju
evapotranspira
si

4. Evaporimeter Untuk Merekam


mengukur penguapan
kecepatan yang terjadi
penguapan air dengan cara
dalam udara membaca
pada waktu dan angka yang
lingkungan ditunjukan
tertentu
5. Thermometer Untuk Thermometer
air mengukur suhu dipasang pada
air dapat rangka baja
diketahui hanya non magnetis
pada waktu yang terapung
dilakukan sedikit di
pembacaan bawah
permukaan air
dan dilindungi
dari radiasi
6. Still well Tempat untuk Digunakan
meletakkan untuk
hook gauge membuat
permukaan air
menjadi
tenang
sehingga
penyetelan
ujung jarum
dapat
dilakukan
dengan mudah
7. Hook gauge Untuk Untuk jenis
mengukur casella, terdiri
perubahan tinggi dari sebuah
permukaan air batang yang
dalam panci berskala dan
sektup pada
batang
tersebut,
digunakan
untuk
mengukur
letak ujung
8. Gun bellani Fungsinya sama Pengukuran
dengan dilakukan
aktinograf yaitu pada jam 7
untuk mengukur pagi dengan
intensitas radiasi dibalik
matahari sehingga
posisi bola
hitam berada
dibagian
bawah dan air
akan masuk ke
dalam sensor.
Selanjutnya
alat di balik
kembali,
sensor ada
dibagian atas
dan zat cair
tetap berada di
dalam bola.
Dan baca
jumlah air
yang
terkondensasi
9. ARWS Untuk Merupakan
(Automatic mengukur alat otomatis
Rain Water sampling hujan ketika air
Sampler) sehingga dapat hujan turun
megetahui hujan sensor akan
asam dan terbuka
sebagainya dengan
sendirinya dan
airnya akan
masuk, ketika
hujan berhenti
maka sensor
akan tertutup
kembali .
Fungsinya
agar air tidak
terkontaminasi
dengan
partikel
sekitarnya
sehinga air
yang masuk
adalah air
hujan asli.
10 Aktimograf Untuk Terdiri dari
. bimetal mengukur dua buah
kekuatan cahaya lempengan
matahari dalam logam yang
waktu satu hari berbeda warna
sebagai
sensor, yaitu
lempengan
berwarna putih
mengkilat dan
warna hitam
gelap.
Perbedaan
selisih nilai
permuaian
kedua
lempengan
tersebut
dipakai
sebagai dasar
pengukuran
dan perbedaan
radiasi.
11 Automatic Mengukur curah Curah hujan
. Rain Gauge hujan langsung
(ARG) terbaca
dikomputer
1x3 bulan
karena pada
alat terdapat
memori
12 Campbell Mengukur lama Lamanya
. stokes penyinaran penyinaran
matahari matahari
dicatat dengan
jalan
memfokuskan
sinar matahari
tepat
mengenai
kertas pias,
dan hasilnya
pada pias akan
terlihat
terbakar,
panjang bekas
bakaran
menunjukan
lamanya
penyinaran
matahari.
13 Hellman Mengukur curah Air hujan
. otomatis hujan masuk melalui
corong
kemudian
akan
terkumpul
dalam tabung.
Gerakan pena
tersebut akan
mencatat pada
pias yang
dipasang pada
silinder
jam,jika
gerakan pena
mencapai
skala 10mm
maka secara
otomatis air
akan turun
melalui pipa
tangkai pena
turut bergerak
turun sampai
pena
menunjukan
skala nol, jika
hujan masih
turun pena
akan naik lagi,
demikian
seterusnya.
14 Penakar Mengukur curah Mengukur
. hujan biasa hujan curah hujan
(OBS) 1x24 jam.
Setiap pagi
ditakar berapa
ml air hujan
yang
tertampung

15 Cup counter Mengukur Alat ini terdiri


. anemometer kecepatan angin dari 3 buah
mangkok yang
akan berputar
bila tertiup
angin, pada
bagian bawah
mangkok
terdapat angka
counter yang
mencatat
perputaran
mangkok
tersebut.

16 Wind Vane Mengukur arah Alat ini


. Anemometer dan kecepatan dipasangpada
angin pipa besi
dengan
ketinggian 10
meter, dimana
alat ini terdiri
dari sensor
dan alat
petunjuk yang
dihubungkan
melalui kabel.
17 Automatic Mencatat dan Dilengkapi
. Weather mengukur unsur dengan alat
Station cuaca secara sensor, unsur-
(AWS) otomatis unsur cuaca
akn terdeteksi
oleh sensor
dan terekam
selama 24 jam.
Data yang
sudah tercatat
pada
komputer.

18 Lysimeter Mengukur Mengukur


. jumlah jumlah air
evapotransprasi yang menguap
pada sebidang dihitung
tanah berdasarkan
bervegetasi persamaan
secara langsung kesetimbangan
air.

19 Thermometer Mengukur suhu Jika suhu


. minimum terendah/minim turun maka
rumput um rumput pada alkohol akan
suatu periode menyusut da
pengamatan permukan
alkohol akan
menarik
indeks ke arah
skala lebih
kecil,
sebaliknya jika
suhu naik
maka
permukaan
alkohol naik
sedangkan
indeks tetap
tertinggal
menunujukan
skala yang
dicapai suhu
udara.
20 Thermometer Mengukur suhu Thermometer
. tanah dengan ini
kedalaman yang menggunakan
berbeda cairan air
raksadan
diletakkam di
tanah yang
permukaan
tanahnya
gandul. Untuk
thermometer
dipasang sudut
kemiringan 60
derajat an
dipasang pada
penahan besi
untuk
memudahkan
pembacaan

B. PROSES KONDENSASI

Es batu di tempatkan di atas kompor


listrik. Diletakan panci berisi air dan di
didihkan

Setelah air didih, maka uap panas akar


pergi atas, dan melelehkan es batu
tersebut, terdapat bintik-bintik air es

C. PERKOLASI
Praktikum perkolasi
dilakukan pada tanah kering
dan tanah lembab atau yang
memiliki vegetasi.

Air yang lolos kebawah


ditampung menggunkan
wadah penampung, untuk
diukur perkolasinya.

Penyiraman dilakukan pada


tanah yang tidak bervegetasi
sebanyak 4 liter air.

D. PENGARUH KETERSEDIAAN O2
Gaambar pengaruh ketersedian oksigen

Pengaruh ketersedian oksigen pada


perlakuan yang berbeda-beda.
E.RESPIRASI
Contoh daun dengan sama
warna, sama besar, dan beda
jenis untuk dihitung berat
basahnya.

Gambar daun dengan beda


warna, beda jenis, dan beda
ukuran. Untuk dihitung berat
basahnya.

Gambar daun dengan dengan


sama jenis, sama warna, dan
beda ukuran. Untuk dihitung
berat basahnya.

Penimbangan berat daun kering


yang sudah dibiarkan selama 3
minggu di suaru ruangan yang
ada cahaya.
Penimbangan berat daun kering
yang sudah dibiarkan selama 3
minggu di suaru ruangan yang
ada cahaya dengan sama jenis.

Penimbangan berat daun kering


yang sudah dibiarkan selama 3
minggu di suaru ruangan yang
ada cahaya dengan beda warna.

F. RESPON TANAMAN TERHADAP CAHAYA


Gambar respon tanaman terhadap cahaya

Dari gambar di samping terlihat jelas


tanaman tumbuh membelok ke arah
datang cahaya. Tanaman ditutup
dengan plastik hitam dan dibuka
sedikit celah untuk cahaya masuk.

G. TRANSPIRASI
Perlakuan pada tanaman dengan
daun tipis.

Perlakuan pada tanaman dengan


daun lebar.

Perlakuan pada tanaman dengan


daun kecil.

Perlakuan pada tanaman dengan


daun lebar.

Anda mungkin juga menyukai