Anda di halaman 1dari 3

Febriani Imelda Binti Ali

1806143056
Prof. Dra. Fatma Lestari, M.Si., Ph.D.
Target Organ 1
06 April 2021

ORGAN SASARAN
Organ merupakan kumpulan jaringan yang tergabung dan tersusun dalam satu structural secara
tepat sehingga dapat berkolaborasi melakukan fungsi yang spesifik seperti jantung, paru-paru,
otak, ginjal, hati, dan lain-lain. Organ sasaran adalah bagian tubuh yang dituju oleh suatu
toksikan atau bahan kimia yang selanjutnya akan menimbulkan efek pada organ sasaran
tersebut. organ sasaran atau target organ akan menunjukkan organ tubuh mana yang paling
mungkin terpengaruh terhadap suatu pajanan bahan kimia.
FAKTOR PENENTU ORGAN SASARAN
Setiap toksikan mempunya organ target atau organ sasaran yang berbeda-beda yang
bergantung pada beberapa faktor penentu organ sasaran dari suatu toksikan. Faktor-faktor
penentu tersebut diantarany adalah sebagai berikut ini.
1. Kepekaan organ
Semua organ yang berada di dalam tubuh kita memiliki kepekaan yang berbeda-beda
seperti pada sel saraf atau neuron yang tingkat kepekaannya bergantung pada Adenosin
Triphospat (ATP) yang berada dalam mitokondria sedangkan otot jantung yang
cenderung lebih peka jika oksigen yang ada di dalam tubuh kita tidak tercukupi dengan
baik atau kurang.
2. Penyerapan
Penyerapan atau absorpsi adalah suatu proses yang melibatkan toksikan atau bahan
kimia memasuki tubuh suatu organisme melalui beberapa rute pajanan. Toksikan dapat
diserap melalui berbagai macam organ di dalam tubuh organisme. Absorpsi atau
penyerapan yang banyak ditemukan di industri adalah melalui jalur pajanan inhalasi
dan kulit seperti misalnya bisklorometil eter yang dapat menyebabkan gangguan
Kesehatan di saluran pernapasan ataupun kulit seoerti tumor. Gangguan Kesehatan lain
ketika toksikan terserap di kulit adalah basalioma (kanker kulit) yang disebabkan
akibat dari proses penetrasi sinar UV dan apabila terpajan dengan mata dapat
menimbulkan katarak. Selain itu organ seperti hati dan ginjal juga terdapat proses
penyerapan yang mana hal itu terjadi akibat dari tingginya volume aliran darah. Dalam
proses ekskresi pada hati dan ginjal juga melibatkan proses penyerapan. Organ lain
yang mengalami penyerapan adalah sawar darah otak yang mana bagian ini akan lebih
mudah menyerap toksikan yang bersifat lipofil (metil merkuri).
3. Ambilan selektif (Afinitas)
Afinitas atau daya Tarik kimia suatu organ juga berbeda-beda. Afinitas ini juga akan
menentukan efek toksik yang timbul dimana semakin tinggi daya afinitasnya maka efek
toksik juga akan semakin besar. Contohnya adalah epitel alveolus tipe I dan II dalam
paru-paru mempunyai daya afinitas yang cukup tinggi terhadap jenis toksikan parakuat
yang mana afinitas epitel alveolus I dan II akan aktif untuk poliamin endogen. Afinitas
pada epitel alveolus akan berbeda dengan afinitas di organ mata dan telinga dimana
akan aktif untuk klotokuin dan kanamisin (pembentukan melanin) dan stronsium 90
akan mengaktifkan afinitas pada tulang.
4. Biotransformasi atau bioaktivasi
Biotransformasi atau juga dapat disebut sebagai proses metabolisme merupakan proses
dimana tubuh akan mengubah suatu bahan kimia atau toksikan menjadi bahan kimia
baru (metabolit). Proses biotransformasi ini juga akan berbeda-beda pada Setiap organ
sasaran. Pada umumnya hampir semua hasil dari proses biotransformasi berupa
metabolit aktif terjadi di organ hati yang akan menyebabkan hati lebih mudah rusak
kecuali bromobenzene yang tersimpan pada organ ginjal. Dalam proses pengubahan
toksikan menjadi metabolit aktif diperlukan enzim bioaktivasi seperti enzim sitokrom
P-450 yang berasal dari sel Clara sedangkan di organ mata tidak ditemukan enzim untuk
metabolisme methanol.
5. Mekanisme pemulihan
Mekanisme pemulihan pada organ sasaran juga berbeda-beda seperti pada MNU
(Methylnitrosourea) yang berada di organ otak, ginjal, dan juga hati
MEKANISME KERJA
Toksikan atau bahan kimia yang masuk ke dalam tubuh organisme akan dilawan oleh tubuh
organisme itu sendiri dengan mekanisme kerja di membrane sel atau di organel subseluler
seperti nukleus, mitokondria, lisosom, dan retikulum endoplasma yang umumnya
dikelompokkan berdasarkan sifat kimia dari molekul sasaran seperti:
1. Protein
Molekul protein pada tubuh terdiri dari protein structural, protein enzim, dan protein
carrier. Masing-masing molekul protein ini memiliki tugas untuk toksikan yang
berbeda-beda seperti pada protein structural yang bekerja untuk toksikan seperti Silika
(Si) dan heksana, protein enzim bekerja pada logam seperti timbal (Pb), merkuri (Hg),
dan DFP (Deferiprone) dan enzim carrier bekerja untuk toksikan seperti
karboksihemoglobin (Hb-CO), methemoglobin-nitrit, dan amina aromatik.
2. Koenzim
Koenzim adalah zat yang bekerja dengan enzim untuk memulai atau membantu fungsi
dari enzim tersebut sehingga koenzim tidak dapat berfungsi dengan sendirinya karena
harus membutuhkan kehadiran dari enzim. Koenzim ini akan bekerja melalui du acara
yaitu sintesis dan pengikatan. Sebagai contohnya adalah mekanisme sintesis piritiamin
yang akan mengikat tiamin kinase, CCI4 dan radikal bebas akan merusak NADPH.
Contoh lain adalah pada pengikatan seperti sianida dan timbal (Pb).
3. Lipid
Lipid merupakan sekelompok senyawa non heterogen yang meliputi asam lemak dan
turunannya, lemak netral (trigliserida), fosfolipid serta sterol ( Ganong ,2008).
Mekanisme kerja lipid adalah dengan peroksidasi (asam polinukleat–yang dapat
berakibat nekrosis) untuk toksikan CCl4. Selain itu mekanisme lainnya adalah
membrane sel akan dirusak oleh toksikan seperti halotan, merkuri (Hg), kadmium (Cd),
pelarut (solvent), detergen, dan timbal (Pb).
4. Asam nukleat
Asam nukleat memiliki mekanisme kerja yaitu dengan berikatan kovalen dengan
DNA/RNA untuk toksikan alkilasi, dan antimetabolit untuk toksikan seperti aminpterin
dan metotreksat.
5. Lain-lain
Sifat lainnya dapat berupa mekanisme hipesensitivitas, korosif, sumbatan, dan reseptor
dimana mekanisme reseptor akan bergantung pada sifat kimia, kategori, dan
mekanisme kerjanya.
Referensi:
Curtis, J. A. and Haggerty, D. A. (2011) Occupational Toxicology, Occupational Emergency Medicine.
doi: 10.1002/9781444329629.ch5.
Kurniawidjaja, L., Lestari, F., Tejamaya, M. and Ramdhan, D., 2021. Konsep Dasar Toksikologi
Industri. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, pp.92-104.
Materi video bahan ajar di Emas Sesi 7 oleh Prof. Dr. dr. L. Meily Kurniawidjaja, M.Sc., Sp.Ok.
PowerPoint di Emas Sesi 7 oleh Prof. Dr. dr. L. Meily Kurniawidjaja, M.Sc., Sp.Ok. (‘Toksind-06_0
Organ Target S2 101030’ (no date).
Repository.maranatha.edu. n.d. [online] Available at:
<https://repository.maranatha.edu/21462/4/1310208_Chapter2.pdf> [Accessed 5 April 2021].
Setiawan, S., 2021. Pengertian Koenzim, Fungsi, Komponen, Perbedaan & Klasifikasi. [online]
Gurupendidikan.co.id. Available at: <https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-koenzim/
> [Accessed 5 April 2021].

Anda mungkin juga menyukai