Anda di halaman 1dari 3

Menurut Banghart dan Trull JR (1973, 10-11) ada sembilan dimensi yang tekait dengan sosok

perencanaan pendidikan, yakni:

1. Significance

Setiap masalah memiliki keberartian. Tingkat keberartian perencanaan tergantung pada


kompleksitas kepentingan sosial untuk tujuan pendidikan yang dirumuskan. Untuk
pencapaian tujuan tersebut, seorang pembuat keputusan atau perencana harus memiliki
kriteria penilaian. Begitu keputusan dibuat dan diimplementasi perencanaan dilakukan serta
tujuan hendak diwujudkan maka keberartian perencanaan dapat dipelajari dari penerapan
kriteria penilaian selama proses perencanaan berlangsung.

Contohnya:
Dalam persiapan akreditasi sekolah pada SMPN Mandala, Kepala Sekolah mempelajari
intrumen-intrumen penilaian dan melakukan persiapan. Sebagai salah satu contoh, dalam
akreditasi sekolah sebelumnya SMPN Mandala mendapat predikat C. Sesuai dengan Data yang
ada misalnya dalam Komponen Mutu Lulusan, bagian pertama butir inti (karakter siswa) untuk
SMPN Mandala baru mencapai Level 2. Maka Kepala Sekolah harus menaikan standar sehingga
sehingga apabila dipasang kriteria penilaian maka bisa mencapai level 3 atau 4.

2. Feasibility

Suatu perencanaan merupakan keberartian dan menawarkan pedoman yang lengkap yang
didasarkan atas studi yang mendalam dan prosedur yang tepat. Kelayakan pelaksanaan bukanlah
sekadar faktor politis, tetapi juga menyangkut kelayakan teknis dan perkiraan biaya yang
realistik.

Contohnya:
Di SMPN Mandala, jumlah buku pelajaran yang ada sangat kurang, ketika Pandemi Kepala
Sekolah mengambil keputusan untuk membagi buku teks pelajaran ke siswa. Untuk Buku
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kelas VII jumlah yang ada 20 buku sedangkan
jumlah siswa 100 orang. Berarti jumlah buku Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti yang
harus dibeli adalah berjum;ah 80 buku. Dengan demikian dalam perncanaan anggaran dapat
dirncanakan sesuai dengan kebutuhan.

3. Relevance
Setiap perencanaan menekankan proses yang dihubungkan dengan pencapain tujuan, dan konsep
relevansi secara esensial berkaitan dengan implementasi suatu rencana (pencapaian tujuan). Oleh
karena itu, penggunaan tekhnologi yang makin meningkat dan pemakaian teknik perencanaan
yang canggih telah menguatkan konsep relevansi. Dengan relevansi, perencanaan pendidikan
mendorong semua hal akan melakukan penyesuaian-penyesuain dengan baik.

Contoh:
Pegawai perpuskaan di SMP Negeri Mandala melakukan pendataan buku teks pelajaran
menggunakan aplikasi exel sehingga menemukan data kekurangan buku teks sebagai berikut
DATA BUKU KELAS VII A

NO MATA PELAJARAN BUKU YANG JUMLAH BUKU YANG


ADA SISWA KURANG
1 AGAMA
2 BHS INDONESIA
3 BHS INGGRIS
4 MATEMATIKA
5 PJOK
6 IPA
7 IPS
8 PKN
9 PRAKARYA
10 SENI BUDAYA

4. Definitiveness

Perencanaan mengusahakan kepastian dengan menggunakan data yang tersedia untuk


pencapaian tujuan. Perencanaan dapat mempertimbangkan penggunaan teknik simulasi untuk
melaksanakan suatu rencana. Dengan data yang disediakan, simulasi memberikan gambaran
perencanaan yang jelas sehingga dapat menghindari kejadian yang tidak diharapkan seperti
penggunaan sumber daya berlebihan (boros).

Contoh:
Rencana untuk menerima lamaran seorang guru Mata Pelajaran PJOK di SMP Negeri Mandala
di tahun pelajaran 2021/2022 sangat tepat karena saat ini SMPN Mandala hanya memiliki 1
orang guru mata pelajaran PJOK saja.

5. Parsimoniousness
Perencanaan memberikan pedoman untuk keputusan yang sempurna, namun dalam proses dan
pelaksanaanya hendaklah menggambarkan cara yang paling sederhana. Kesederhanan
penjabaran dari perencanaan yang dibuat akan membawa hasil yang diharapkan.

6. Adaptability
Perencanaan pendidikan haruslah dinamis dan dapat berubah sesuai informasi dari umpan balik
untuk memperbaiki sistem. Ia juga harus memberikan kesempatan bagi pelaksanaan program
untuk memilih beberapa alternatif tentang metode, strategi atau pendekatan yang tepat sehingga
pelaksanaan perencanaan dapat berlangsung lebih efektif.

7.Time
Waktu mempengaruhi kemampuan yang dimiliki untuk mengevaluasi kebutuhan masa kini
sekaligus untuk masa yang akan datang. Keseimbangan pengalokasian waktu dengan faktor-
faktor yang menguntungkan/produktif tentu saja harus dipertimbangkan.

8. Monitoring
Melalui kriteria dan indikator yang ditetapkan, perencanaan pendidikan mengukur dan menjamin
keberhasilan pelaksanaan setiap aspek perencanaan bekerja secara efektif.
Contoh : Monitoring dari Pengawas

9. Subject matter
Terdapat 7 subject matter yang dikemukakan, yaitu:

a) Sasaran dan tujuan, yaitu output yang diharapkan dari proses pendidikan.
b) Program dan pelayanan, yaitu lembaga mengorganisasikan pola kegiatan pembelajaran
dan pelayanan yang kondusif.
c) Sumber daya manusia, yaitu cara membantu dan meningkatkan kinerja, interaksi,
spesialisasi, sikap, kompetensi, serta pertumbuhan kepuasan sumber daya manusia.
d) Sumber daya fisik, yaitu bagaimana memanfaatkan fasilitas dan merencanakan pola
ditribusi fasilitas tersebut.
e) Penganggaran, yaitu pengaturan biaya pengeluaran dan pemasukan keuangan yang
mendukung keberhasilan sistem pendidikan atau sistem sekolah.
f) Struktur pemerintahan, yaitu cara pengelolaan serta pengawasan kegiatan dan program-
program pendidikan berikut aktivitasnya.
g) Konteks sosial, yaitu elemen-elemen sumber yang harus diperhatikan sistem pendidikan
dari keseluruhan sosial sistem dimasyarakat.

Anda mungkin juga menyukai