Anda di halaman 1dari 3

SOP PENATALAKSANAAN HIPERTENSI

a. Pengertia Hipertensi adalah kondisi terjadinya peningkatan tekanan darah sistolik lebih
n dari ≥ 140 mmHg atau diastolik ≥90 mmHg
b. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanakan hipertensi dan mencegah terjadinya
komplikasi untuk semua pasien yang menderita hipertensi
c. Kebijaka -
n
d. Referensi Glynn, L. G., Hayes, P. S., Casey, M., Glynn, F., Alvarez-iglesias, A.,
Newell, J., … Murphy, A. W. (2013). SMART MOVE - a Smartphone-
Based Intervention to Promote Physical Activity in Primary Care :
Study Protocol for a Randomized Controlled Trial. 1–7.
Ilma, A. D., & Wirawan, Y. (2015). Pengaruh Pemberian Jus Mentimun dan
Tomat terhadap Tekanan Darah Perempuan Overweight dan Obesitas.
Nutrition College, 4(2), 281–287.
Sacks, F. M., Obarzanek, E. V. A., Windhauser, M. M., Svetkey, L. P.,
Vollmer, W. M., Mccullough, M., … Moore, T. J. (1995). Rationale
and Design of the Dietary Approaches Hypertension Trial ( DASH ) A
Multicenter to Lower Blood Pressure Study of Dietary to Stop Patterns.
5(2), 108–118.

e. Prosedur 1) Alat
a. Tensi meter
b. Stetoskop
c. Handphone
d. Timbangan
2) Bahan
a. Buku status keluarga
b. Mentimun dan Tomat
c. Leafleat
d. Lembar balik
f. Langkah- 1) Petugas melakukan pengukuran tekanan darah dan mencatat dalam
langkah buku status pasien.

2) Melakukan anamnesis terhadap pasien


a. Keluhan pasien: sakit/nyeri kepala, gelisah, jantung berdebar -
debar, pusing, leher kaku, penglihatan kabur, dan rasa sakit di
dada
b. Faktor risiko hipertensi
- Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi: umur,
jenis kelamin, riwayat hipertensi dan penyakit
kardiovaskular dalam keluarga.
- Faktor risiko yang dapat dimodifikasi: riwayat pola
makan (konsumsi garam berlebihan), konsumsi
alkohol berlebihan, aktivitas fisik kurang, kebiasaan
merokok, obesitas, dyslipidemia, diabetus mellitus,
psikososial dan stres.
3) Melakukan analisa diagnosis terhadap hasil anamnesis dan
pemeriksaan fisik
Diagnosis hipertensi ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Klasifikasi tekanan darah berdasarkan Joint
National Committee VII (JNC VII) sebagai berikut:
Klasifikasi TD Sistolik TD Diastolik
Normal < 120 mmHg < 80 mmHg
Pre-Hipertensi 120-139 mmHg 80-89 mmHg
Hipertensi stage-1 140-159 mmHg 80-99 mmHg
Hipertensi stage-2 ≥160 mmHg ≥100 mmHg

4) Melakukan tatalaksana kepada pasien


Penatalaksanaan peningkatan tekanan darah dapat dikontrol dengan
perubahan gaya hidup seperti tersebut di bawah:

Modifikasi Rekomendasi Rerata


penurunan
TDS
Penurunan berat Jaga berat badan ideal 5-20 mmHg/
badan (BMI: 18,5 – 24,9 kg/m2) 10kg

Diet Jus mentimun dan tomat


(Ilma & Wirawan, 2015)
Dietary Approaches Diet kaya buah, sayuran, 8-14 mmHg
to Stop produk rendah lemak
Hypertension dengan jumlah lemak total
(DASH) dan lemak jenuh yang
rendah (Sacks et al., 1995)
Pembatasan intake Kurangi hingga < 100 2-8 mmHg
natrium mmol per hari (2 g natrium
atau 1 sendok teh garam
perhari)
Aktivitas fisik Aktivitas fisik yang teratur 4-9 mmHg
(SMART MOVE (misal: jalan-jalan) 30
menit sehari, hampir setiap
hari dalam seminggu
(Glynn et al., 2013)
Pembatasan Laki-laki dibatasi hingga 2-4 mmHg
konsumsi alkohol < 2 kali perhari
Wanita dan orang yang
lebih kurus dibatasi hinga
< 1 kali perhari
g. Bagan
Alir
Pengukuran tekanan darah dan
mencatat dalam buku status
keluarga

Melakukan anamnesis

Melakukan pemeriksaan fisik

Modifikasi gaya
hidup

Diet DASH SMART MOVE

Evaluasi

h. Hal-hal -
yang
perlu
diperhati
kan
i. Unit 1) Ketua RT
terkait 2) Kader
j. Dokumen -
terkait
k. Rekaman -

Anda mungkin juga menyukai