Anda di halaman 1dari 17

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.57756/PP/M.XVB/15/2014

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan

si
Tahun Pajak : 2005

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa banding ini adalah, koreksi

ne
ng
positif Penghasilan Neto Tahun Pajak 2005 sebesar USD152,362,059.34 dengan
pokok sengketa sebagai berikut :

Biaya Sea Transportation (Freight) USD 47,376,553.00

do
gu Biaya Insurance
Biaya Alokasi Afiliasi
Jumlah
USD 525,166.00
USD104,460,340.34
USD152,362,059.34

In
A
Koreksi Biaya Sea Transportation (Freight) sebesar USD47,376,553.00

Menurut Terbanding : bahwa Biaya Pengapalan dan Asuransi dari pelabuhan di Indonesia ke
ah

pelabuhan di luar Indonesia dapat dibebankan secara komersial

lik
(apabila syarat penjualan CIF) namun demikian pada saat menghitung
penghasilan kena pajak Pemohon Banding kembali harus
memperhatikan ketentuan yang ada di Lampiran F Kontrak Karya
am

ub
(sesuai dengan Paragraph 3 Pasal 13 Kontrak Karya).

Menurut Pemohon : bahwa definisi "Biaya Operasi" yang dapat dikurangkan dari Penghasilan,
ep
termasuk Biaya Pengiriman dan Biaya Asuransi, diatur pada Paragraf 3 Lampiran F
k

Kontrak Karya yang mana boleh menjadi pengurang dalam menghitung Penghasilan
Kena Pajak.
ah

R
Menurut Majelis : bahwa menurut pendapat Majelis, Terbanding menetapkan koreksi Biaya Sea

si
Transportation (Freight) sebesar USD47,376,553.00 karena berdasarkan Pasal 11
huruf (a) Lampiran F Kontrak Karya, penghasilan kotor yang diterima atau diperoleh

ne
Pemohon Banding dari penjualan hasil produksi dihitung atas dasar FOB (Free On
ng

Board) tempat pengapalan di Indonesia.

bahwa berdasarkan hal tersebut menurut Terbanding, persyaratan penjualan yang


dilakukan Pemohon Banding adalah FOB.

do
gu

bahwa menurut Terbanding, sesuai dengan ketentuan Incoterms (International


Commercial Terms), dalam hal persyaratan penjualan FOB, maka penjual tidak
berhak membebankan biaya Sea Transportation (Freight).
In
A

bahwa menurut Pemohon Banding, Pasal 11 huruf (a) Lampiran F Kontrak Karya
bukan merupakan aturan yang mengatur tentang syarat penjualan, melainkan hanya
ah

mengatur tentang kapan penghasilan kotor harus diakui oleh Pemohon Banding.
lik

bahwa menurut Pemohon Banding, berdasarkan Butir 3 huruf (j) Lampiran F dan
Kontrak Karya, biaya pengangkutan dan pengapalan dan biaya-biaya pengiriman
m

ub

lainnya (termasuk asuransi) dapat dikurangkan dalam menghitung Penghasilan Kena


Pajak.
ka

bahwa Majelis telah memeriksa seluruh dokumen dan bukti-bukti yang ada dalam
persidangan serta telah membaca Penjelasan Tertulis Terbanding Nomor :
ep

S-1512/PJ.07/2013 tanggal 26 Februari 2013 dan Penjelasan Tertulis Pemohon


BandingNomor : 021/TAX-FI/II/2013 tanggal 11 Maret 2013.
ah

bahwa bahwa menurut pendapat Majelis, ketentuan peralihan dalam Pasal 33A ayat
R

(4) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana


es

diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 menyebutkan:


M

ng

“Wajib Pajak yang menjalankan usaha di bidang pertambangan minyak dan gas
bumi, pertambangan umum, dan pertambangan lainnya berdasarkan Kontrak Bagi
on

Hasil, Kontrak Karya, atau perjanjian kerjasama pengusahaan pertambangan yang


masih berlaku pada saat berlakunya Undang-undang ini, pajaknya dihitung
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
berdasarkan ketentuan dalam Kontrak Bagi Hasil, Kontrak Karya, atau perjanjian

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
kerjasama pengusahaan pertambangan tersebut sampai dengan berakhirnya kontrak
atau perjanjian kerjasama dimaksud."

a
R

si
bahwa berdasarkan Pasal 33A ayat (4) a quo, kewajiban perpajakan yang harus
dilaksanakan oleh Pemohon Banding harus mengacu kepada Kontrak Karya antara
Pemohon Banding dengan Pemerintah Republik Indonesia yang ditandatangani pada

ne
ng
tanggal 30 Desember 1991.

bahwa Ayat 11 huruf (a) Lampiran “F” Kontrak Karya tentang Aturan Menghitung
Pajak Penghasilan (P.20) menyebutkan sebagai berikut :

do
gu 11. “Penghasilan Kotor” berarti semua jumlah, selain dari pendapatan yang
dikecualikan ditetapkan menurut undang-undang dan peraturan-peraturan yang
berlaku pada tanggal ditandatangani persetujuan ini, dibayar kepada atau yang

In
A
diperoleh perusahaan, termasuk:

(a) penghasilan kotor yang diterima atau diperoleh dari penjualan hasil produksi
atas dasar F.O.B. tempat pengapalan di Indonesia berdasarkan ketentuan-
ah

lik
ketentuan yang dirumuskan dalam Pasal 11 dari Persetujuan ini.”

bahwa menurut pendapat Majelis, definisi “penghasilan kotor” berdasarkan Ayat 11


huruf (a) Lampiran “F” Kontrak Karya merupakan penjabaran Pasal 4 ayat (1)
am

ub
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 yang menyatakan sebagai
berikut :
ep
“Yang menjadi Objek Pajak adalah penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan
k

ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia
ah

maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam
R

si
bentuk apapun......”

ne
ng

bahwa menurut pendapat Majelis, Ayat 11 huruf (a) Lampiran “F” Kontrak Karya
mengatur tentang pengertian Penghasilan Kotor yang meliputi saat pengakuan
penghasilan dan nilai yang harus dilaporkan dalam Penghasilan Kotor.

do
gu

bahwa Ayat 11 huruf (a) Lampiran “F” Kontrak Karya bukan merupakan ketentuan
yang mengatur syarat penjualan.

bahwa berdasarkan ketentuan Ayat 11 huruf (a) Lampiran “F” Kontrak Karya
In
A

tersebut, Pemohon Banding harus melaporkan Penghasilan Kotor dengan jumlah


berdasarkan FOB tempat pengapalan di Indonesia.

bahwa menurut pendapat Majelis, dengan adanya frasa “berdasarkan ketentuan-


ah

lik

ketentuan yang dirumuskan dalam Pasal 11 dari Persetujuan ini”, ketentuan Ayat 11
huruf (a) Lampiran “F” Kontrak Karya tidak mengatur aspek komersial dari transaksi
penjualan karena hal tersebut telah diatur tersendiri dalam Pasal 11 Kontrak Karya.
m

ub

bahwa Pasal 11 ayat 2 Kontrak Karya tentang Pemasaran menyebutkan sebagai


berikut:
ka

“Perusahaan harus menjual hasil produksinya sesuai dengan praktek-praktek bisnis


ep

internasional yang umum berlaku dan berusaha sekeras-kerasnya untuk


melaksanakan dengan harga-harga dan syarat-syarat penjualan yang akan
meningkatkan secara maksimal perolehan ekonomi dari operasi-operasi tersebut,
ah

memberikan pengaruh kepada kondisi-kondisi pasar dunia dan keadaan lainnya yang
R

berlaku pada saat penjualan atau kontrak dibuat; dengan ketentuan bahwa
es

Pemerintah mempunyai hak atas dasar yang berlaku umum dan tidak
M

mendiskriminasi terhadap perusahaan, untuk melarang penjualan atau ekspor


ng

tersebut akan bertentangan dengan kewajiban-kewajiban internasional dari


Pemerintah atau menurut pertimbangan politik luar negeri akan mempengaruhi
on

kepentingan nasional Indonesia. Dalam hal ada larangan tersebut (selain


pembatasan kuota yang diberlakukan menurut Perjanjian Pemasaran Komoditi
gu

International), jika Perusahaan tidak dapat menemukan pasar lain dengan


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
persyaratan-persyaratan dan kondisi-kondisi yang sama, perusahaan akan diberikan

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
bantuan dan kerjasama oleh Pemerintah untuk mengatasi akibat-akibat yang
mungkin timbul dari larangan tersebut.

a
bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis terhadap dokumen yang menjadi acuan

si
Pemohon Banding dalam melakukan perdagangan internasional yaitu Incoterms
2000 (International Commercial Terms) - Peraturan resmi ICC (International Chamber
of Commerce) untuk interpelasi syarat-syarat perdagangan -1 Januari 2000 (P.45)

ne
ng
terdapat fakta bahwa:

• Incoterms merupakan peraturan resmi ICC untuk interpretasi tentang syarat perdagangan dan
menfasilitasi pelaksanaan perdagangan internasional,

do
• gu
Penjualan dengan syarat pengiriman barang C.I.F. diperbolehkan oleh Incoterms karena merupakan
syarat perdagangan yang umum dan lazim dalam perdagangan internasional.

bahwa Pemohon Banding telah meminta kepada pihak Wood Mackenzie Metals

In
A
Consulting untuk mengemukakan prinsip-prinsip yang diterima secara internasional di
dalam penjualan dan pembelian konsentrat tembaga khususnya pada biaya
pengangkutan yang dilakukan oleh Pemohon Banding.
ah

lik
bahwa Majelis kemudian melakukan pemeriksaan terhadap dokumen Biaya
Pengangkutan Konsentrat Tembaga - Laporan untuk Pemohon Banding oleh Wood
Mackenzie Metals Consulting tanggal 5 Desember 2012 (P.41).
am

ub
bahwa executive summary dari Wood Mackenzie Metals Consulting tersebut
menyatakan sebagai berikut :

“Sudah menjadi kebiasaan di pasar-pasar tertentu, seperti untuk bauksit, alumina,


ep
bijih besi, biji nikel, dll dimana ongkos angkut ditanggung oleh pembeli. Tetapi pasar
k

konsentrat tembaga berbeda, karena sebagian terbesar nilai tambah tembaga tetap
ah

berada pada pihak penambang dan sangat sedikit nilai tambah tembaga yang
tersedia bagi pihak pelebur sehingga dengan keuntungan yang sangat rendah bagi
R

si
pabrik peleburan, standar industri yang berlaku untuk konsentrat tembaga adalah
bahwa seluruh biaya pengiriman hingga ke tempat tujuan yang telah disepakati
(biasanya pelabuhan penerima si pembeli) akan ditanggung oleh penjual atas

ne
ng

dasar CIF (Cost Insurance and Freight). Dengan cara ini sebagian besar kontrak
konsentrat tembaga dinegosiasikan atas dasar CIF dengan harga-harga dan TC/RC
yang ditawarkan atas dasar pengantaran sampai ke tempat, dan penjual bertanggung
jawab atas semua biaya pengiriman dan asuransi sampai ke pelabuhan penerima

do
gu

yang ditetapkan oleh pembeli.”

“Seperti halnya setiap transaksi komersial internasional, penjualan dan pembelian


konsentrat tembaga ditentukan oleh seperangkat aturan yang diterima secara
In
A

universal oleh pemerintah, otoritas hukum, dan para pelaku perdagangan di dunia.
Aturan-aturan ini adalah serangkaian persyaratan perdagangan yang telah ditetapkan
sebelumnya yang diterbitkan oleh International Chamber of Commerce (ICC) dan
dikenal sebagai “incoterms” yang ditujukan terutama agar dapat secara jelas
ah

lik

mengkomunikasikan setiap tugas, biaya dan resiko yang berhubungan dengan


pengangkutan dan pengiriman barang”.

bahwa berdasarkan executive summary dari pihak Wood Mackenzie Metals


m

ub

Consulting tersebut, syarat penjualan yang lazim dalam perdagangan konsentrat


tembaga adalah C.I.F. (Cost, Insurance and Freight).
ka

bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis terhadap dokumen Concentrate Sales


ep

Agreement Between PT. Freeport Indonesia Company and Lucky Metals Corporation
(P.20) dan Concentrate Sales Agreement Between PT. Freeport Indonesia and LS-
ah

Nikko Copper Inc. (P.44) yang merupakan perjanjian penjualan konsentrat Pemohon
Banding dengan pembeli terdapat fakta-fakta berikut:
R

es

• syarat pengiriman konsentrat adalah C.I.F. (Cost, Insurance and Freight);


M

• resiko kehilangan atau kerusakan barang maupun biaya tambahan yang disebabkan oleh sesuatu hal
ng

yang terjadi pada saat pengiriman, ditanggung oleh pembeli;


• Penjual harus membayar/menanggung biaya asuransi atas cargo pada setiap pengiriman konsentrat
on

kepada pembeli.
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis terhadap dokumen :

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
P.30 Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB),

a
P.31 Loading Report,
P.32 Bill of Lading,

si
P.33 Manifest and Freight List of The MV. Cosmos Verde VOY.SIO.72-2005,
P.34 Certificate of origin Form B,
P.35 Provisional Invoice.

ne
ng
terdapat fakta bahwa cara penyerahan barang yang dilakukan oleh Pemohon
Banding kepada pembeli konsentrat tembaga adalah C.I.F (Cost, Insurance and
Freight).

do
gu bahwa berdasarkan fakta-fakta sebagaimana tersebut di atas, Majelis berpendapat
bahwa syarat penjualan yang lazim dilakukan dalam perdagangan konsentrat
tembaga adalah C.I.F. (Cost, Insurance and Freight) dan syarat penjualan yang

In
A
dilakukan oleh Pemohon Banding dalam menjual konsentrat tembaga adalah C.I.F.

bahwa menurut pendapat Majelis, dengan diberlakukannya syarat penjualan C.I.F.


maka berdasarkan Incoterms (International Commercial Terms), penjual
ah

lik
menanggung semua biaya pabean ekspor, pengangkutan ke pelabuhan ekspor,
bongkar muat di pelabuhan ekspor, pengangkutan ke palabuhan penerima dan
asuransi muatan (Cargo).
am

ub
bahwa berdasarkan hal tersebut, Biaya Sea Transportation (Freight) menjadi
tanggung jawab Pemohon Banding.

bahwa Ayat 3 huruf (j) Lampiran “F” Kontrak Karya tentang Aturan Menghitung Pajak
ep
Penghasilan menyebutkan sebagai berikut :
k

3.“Biaya Operasi” dalam Tahun manapun berarti jumlah yang dikurangkan dari
ah

penerimaan untuk semua jumlah pengeluaran yang diakibatkan oleh


R

si
pengusahaan dalam Tahun tersebut. Biaya Operasi dapat termasuk, antara lain,
jumlah-jumlah sebagai berikut :

ne
ng

(j) Jumlah-jumlah untuk bongkar, muat, penyimpanan, pengangkutan dan


pengapalan, dan biaya-biaya pengiriman lainnya (termasuk asuransi).

bahwa Ayat 13 Lampiran “F” Kontrak Karya tentang Aturan Menghitung Pajak

do
Penghasilan menyebutkan sebagai berikut :
gu

“Penghasilan Kena Pajak” dalam suatu Tahun berarti pendapatan kotor di dalam
Tahun itu sesudah dikurangi dengan jumlah-jumlah yang berhubungan dengan
In
pengeluaran-pengeluaran, biaya-biaya dan kemudahan-kemudahan (termasuk/jenis-
A

jenis yang disebut dalam ayat 3 sampai dengan 10 dari Lampiran “F” ini) yang
diizinkan oleh undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku dan sesuai
dengan persetujuan ini.”
ah

lik

bahwa menurut pendapat Majelis, definisi “Penghasilan Kena Pajak” berdasarkan


Ayat 13 Lampiran “F” Kontrak Karya merupakan penjabaran Penghasilan Kena
Pajak berdasarkan Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang
m

ub

Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17


Tahun 2000 yang menyatakan sebagai berikut :
ka

“Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha
ep

tetap, ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi ......”

bahwa berdasarkan hal tersebut, menurut pendapat Majelis, berdasarkan Ayat 3


ah

huruf (j) Lampiran “F” dan Ayat 13 Lampiran “F” Kontrak Karya, biaya bongkar muat,
R

penyimpanan, pengangkutan dan pengapalan, dan biaya-biaya pengiriman lainnya


(termasuk asuransi) merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari Penghasilan
es

Bruto untuk menghitung Penghasilan Kena Pajak.


M

ng

bahwa menurut pendapat Majelis, Biaya Sea Transportation (Freight) yang


on

dikeluarkan Terbanding sebesar USD47,376,553.00 dalam rangka penjualan


konsentrat tembaga dapat dikurangkan dari Penghasilan Bruto untuk menghitung
Penghasilan Kena Pajak.
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
bahwa berdasarkan fakta-fakta dan pertimbangan-pertimbangan Majelis
sebagaimana tersebut di atas, Majelis berkesimpulan bahwa koreksi Biaya Sea

a
Transportation (Freight) yang dilakukan oleh Terbanding sebesar USD47,376,553.00
tidak dapat dipertahankan.

si
Pendapat Berbeda (Dissenting Opinions)

ne
ng
bahwa terhadap sengketa koreksi Biaya Sea Transportation (Freight) sebesar
USD47,376,553.00, Hakim Anggota Drs. Didi Hardiman, Ak. memberikan pendapat
berbeda sebagai berikut :

do
gu bahwa menurut pendapat Hakim Anggota Drs. Didi Hardiman, Ak., Pasal 3 angka (iii)
Kontrak Karya (P.20) tentang Pajak-Pajak dan Lain-Lain Kewajiban Keuangan
Perusahaan menyebutkan sebagai berikut :

In
A
“Dengan mengindahkan ketentuan-ketentuan dalam Persetujuan ini, Perusahaan
harus membayar kepada Pemerintah dan harus memenuhi kewajiban-kewajiban
pajaknya seperti ditetapkan sebagai berikut :
iii) Pajak Penghasilan Badan atas Penghasilan yang diperoleh Perusahaan”
ah

lik
bahwa untuk menghitung Penghasilan Kena Pajak berlaku tata cara penghitungan
Pajak Penghasilan Badan yang diatur dalam Lampiran F Kontrak Karya.
am

ub
bahwa Lampiran “F” Kontrak Karya merupakan penjabaran Pasal 4 dan Pasal 6 ayat
(1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 yaitu dalam rangka
menentukan Penghasilan Kena Pajak sebagai dasar penghitungan Pajak
ep
Penghasilan.
k
ah

bahwa Ayat 11 huruf (a) Lampiran “F” Kontrak Karya tentang Aturan Menghitung
Pajak Penghasilan menyebutkan sebagai berikut :
R

si
11. “Penghasilan Kotor” berarti semua jumlah, selain dari pendapatan yang
dikecualikan ditetapkan menurut undang-undang dan peraturan-peraturan yang

ne
ng

berlaku pada tanggal ditandatangani persetujuan ini, dibayar kepada atau yang
diperoleh perusahaan, termasuk:

(a) penghasilan kotor yang diterima atau diperoleh dari penjualan hasil produksi

do
gu

atas dasar F.O.B. tempat pengapalan di Indonesia berdasarkan ketentuan-


ketentuan yang dirumuskan dalam Pasal 11 dari Persetujuan ini.”

bahwa Pasal 1342 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menyebutkan :


In
A

“Jika kata-kata suatu perjanjian jelas, tidak diperkenankan untuk menyimpang


daripadanya dengan jalan penafsiran”.
ah

lik

bahwa dalam Ayat 11 huruf (a) Lampiran “F” Kontrak Karya telah jelas tertulis
“F.O.B. tempat pengapalan di Indonesia” dan tidak dapat ditafsirkan lain sehingga
menurut pendapat Hakim Anggota Drs. Didi Hardiman, Ak., frasa “F.O.B. tempat
pengapalan di Indonesia” menjelaskan perihal syarat penjualan/penyerahan
m

ub

produk, bukan hanya merupakan jumlah yang harus dicantumkan oleh Pemohon
Banding dalam Peredaran Usahanya.
ka

bahwa menurut pendapat Hakim Anggota Drs. Didi Hardiman, Ak., berdasarkan
ep

ketentuan Ayat 11 huruf (a) Lampiran “F” Kontrak Karya dan Pasal 1342 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata, syarat penjualan yang dilakukan oleh Pemohon
Banding dalam rangka penjualan konsentrat kepada pembeli adalah “FOB (Free On
ah

Board) Point of Shipment”.


R

es

bahwa dengan demikian, pada saat konsentrat telah sampai di tempat pengapalan di
Indonesia yaitu pelabuhan Amamapare di Timika, maka di pelabuhan tersebut telah
M

ng

terjadi penyerahan konsentrat dari Pemohon Banding kepada pembeli;


on

bahwa oleh karena telah terjadi penyerahan konsentrat dari Pemohon Banding
kepada pembeli, maka konsentrat tersebut menjadi milik pembeli sehingga biaya
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Sea Transportation (Freight) dari pelabuhan Amamapare ke pelabuhan tujuan

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
menjadi tanggung jawab pembeli dan bukan tanggung jawab Pemohon Banding.

a
bahwa berdasarkan Incoterms 2000 (International Commercial Terms) - Peraturan
resmi ICC (International Chamber of Commerce) untuk interpelasi syarat-syarat

si
perdagangan - 1 Januari 2000 (P.45), dalam hal syarat penjualan barang adalah
“FOB Point of Shipment”, maka biaya angkut (freight) dari pelabuhan asal ke
pelabuhan tujuan menjadi tanggung jawab pembeli.

ne
ng
bahwa Ayat 3 huruf (j) Lampiran “F” Kontrak Karya tentang Aturan Menghitung Pajak
Penghasilan menyebutkan sebagai berikut :

do
gu 3.“Biaya Operasi” dalam Tahun manapun berarti jumlah yang dikurangkan dari
penerimaan untuk semua jumlah pengeluaran yang diakibatkan oleh
pengusahaan dalam Tahun tersebut. Biaya Operasi dapat termasuk, antara lain,
jumlah-jumlah sebagai berikut :

In
A
(j) Jumlah-jumlah untuk bongkar, muat, penyimpanan, pengangkutan dan
pengapalan, dan biaya-biaya pengiriman lainnya (termasuk asuransi).
ah

lik
bahwa Ayat 13 Lampiran “F” Kontrak Karya tentang Aturan Menghitung Pajak
Penghasilan menyebutkan sebagai berikut :

“Penghasilan Kena Pajak” dalam suatu Tahun berarti pendapatan kotor di dalam
am

ub
Tahun itu sesudah dikurangi dengan jumlah-jumlah yang berhubungan dengan
pengeluaran-pengeluaran, biaya-biaya dan kemudahan-kemudahan (termasuk/jenis-
jenis yang disebut dalam ayat 3 sampai dengan 10 dari Lampiran “F” ini) yang
diizinkan oleh undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku dan sesuai
ep
dengan persetujuan ini.”
k
ah

bahwa menurut pendapat Hakim Anggota Drs. Didi Hardiman, Ak., biaya yang dapat
dikurangkan dalam rangka menghitung Penghasilan Kena Pajak sebagaimana diatur
R

si
Ayat 3 huruf (j) dan Ayat 13 Lampiran “F” Kontrak Karya merupakan biaya yang
dikeluarkan oleh Pemohon Banding dalam rangka bongkar, muat, penyimpanan,
pengangkutan dan pengapalan, dan biaya-biaya pengiriman lainnya (termasuk

ne
ng

asuransi) yang terkait dengan pengiriman barang sampai dengan pelabuhan


Amamapare atau selama konsentrat tersebut belum diserahkan kepada pihak
pembeli.

do
gu

bahwa berdasarkan syarat penjualan “FOB Point of Shipment”, pada saat konsentrat
dikirim ke pelabuhan tujuan dari pelabuhan Amamapare, biaya bongkar, muat,
penyimpanan, pengangkutan dan pengapalan, dan biaya-biaya pengiriman lainnya
(termasuk asuransi) tidak ditanggung oleh Pemohon Banding melainkan menjadi
In
beban pembeli konsentrat.
A

bahwa menurut pendapat Hakim Anggota Drs. Didi Hardiman, Ak., Pasal 11 Kontrak
Karya bukan merupakan aturan tentang perhitungan Pajak Penghasilan, sehingga
ah

lik

aturan mengenai syarat-syarat penjualan sebagaimana tercantum dalam Pasal 11


Kontrak Karya hanya menyangkut tata cara penjualan dalam rangka menghitung laba
secara komersial.
m

ub

bahwa menurut pendapat Hakim Anggota Drs. Didi Hardiman, Ak., Biaya Sea
Transportation (Freight) yang dikeluarkan oleh Pemohon Banding sebesar
USD47,376,553.00 dalam rangka penjualan konsentrat tembaga secara fiskal tidak
ka

dapat dikurangkan dari Penghasilan Bruto untuk menghitung Penghasilan Kena


ep

Pajak;

bahwa berdasarkan fakta-fakta dan pertimbangan-pertimbangan Hakim Anggota Drs.


ah

Didi Hardiman, Ak. sebagaimana tersebut di atas, Hakim Anggota Drs. Didi
R

Hardiman, Ak. berkesimpulan bahwa koreksi Biaya Sea Transportation (Freight) yang
dilakukan oleh Terbanding sebesar USD47,376,553.00 sudah tepat sehingga harus
es

tetap dipertahankan.
M

ng

Koreksi Biaya Insurance sebesar USD525,166.00


on

Menurut Terbanding : bahwa sesuai Laporan Pemeriksaan Pajak Nomor: LAP-041/TOPN/PJ.0401/2010,


Terbanding melakukan koreksi positif Harga Pokok Penjualan atas Biaya Insurance
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
sebesar USD622.751,00 dengan penjelasan bahwa sesuai poin 11 (a) Lampiran F

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Kontrak Karya, penghasilan kotor yang diterima atau diperoleh dari penjualan hasil
produksi dihitung atas dasar FOB tempat pengapalan di Indonesia.

a
Menurut Pemohon : bahwa definisi "Biaya Operasi" yang dapat dikurangkan dari Penghasilan, termasuk

si
Biaya Pengiriman dan Biaya Asuransi, diatur pada Paragraf 3 Lampiran F Kontrak
Karya yang mana boleh menjadi pengurang dalam menghitung Penghasilan Kena
Pajak.

ne
ng
Menurut Majelis : bahwa menurut pendapat Majelis, Terbanding menetapkan koreksi Biaya Insurance
sebesar USD525,166.00 karena berdasarkan Pasal 11 huruf (a) Lampiran F Kontrak
Karya, penghasilan kotor yang diterima atau diperoleh Pemohon Banding dari

do
gu penjualan hasil produksi dihitung atas dasar FOB (Free On Board) tempat
pengapalan di Indonesia.

bahwa berdasarkan hal tersebut menurut Terbanding, persyaratan penjualan yang

In
A
dilakukan Pemohon Banding adalah FOB.

bahwa menurut Terbanding, sesuai dengan ketentuan Incoterms (International


Commercial Terms), dalam hal persyaratan penjualan FOB, maka penjual tidak
ah

lik
berhak membebankan biaya Insurance.

bahwa menurut Pemohon Banding, Pasal 11 huruf (a) Lampiran F Kontrak Karya
bukan merupakan aturan yang mengatur tentang syarat penjualan, melainkan hanya
am

ub
mengatur tentang kapan penghasilan kotor harus diakui oleh Pemohon Banding.

bahwa menurut Pemohon Banding, berdasarkan Butir 3 huruf (j) Lampiran F dan
Kontrak Karya, biaya pengangkutan dan pengapalan dan biaya-biaya pengiriman
ep
lainnya (termasuk asuransi) dapat dikurangkan dalam menghitung Penghasilan Kena
k

Pajak.
ah

bahwa Majelis telah memeriksa seluruh dokumen dan bukti-bukti yang ada dalam
R
persidangan serta telah membaca Penjelasan Tertulis Terbanding Nomor :

si
S-1512/PJ.07/2013 tanggal 26 Februari 2013 dan Penjelasan Tertulis Pemohon
Banding Nomor : 021/TAX-FI/II/2013 tanggal 11 Maret 2013.

ne
ng

bahwa ketentuan peralihan dalam Pasal 33A ayat (4) Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana diubah dengan Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2000 menyebutkan:

do
gu

“Wajib Pajak yang menjalankan usaha di bidang pertambangan minyak dan gas
bumi, pertambangan umum, dan pertambangan lainnya berdasarkan Kontrak Bagi
Hasil, Kontrak Karya, atau perjanjian kerjasama pengusahaan pertambangan yang
masih berlaku pada saat berlakunya Undang-undang ini, pajaknya dihitung
In
A

berdasarkan ketentuan dalam Kontrak Bagi Hasil, Kontrak Karya, atau perjanjian
kerjasama pengusahaan pertambangan tersebut sampai dengan berakhirnya kontrak
atau perjanjian kerjasama dimaksud."
ah

lik

bahwa menurut pendapat Majelis, berdasarkan Pasal 33A ayat 4 a quo, kewajiban
perpajakan yang harus dilaksanakan oleh Pemohon Banding harus mengacu kepada
Kontrak Karya antara Pemohon Banding dengan Pemerintah Republik Indonesia
m

ub

yang ditandatangani pada tanggal 30 Desember 1991.

bahwa Ayat 11 huruf (a) Lampiran “F” Kontrak Karya tentang Aturan Menghitung
ka

Pajak Penghasilan (P.20) menyebutkan sebagai berikut :


ep

11. “Penghasilan Kotor” berarti semua jumlah, selain dari pendapatan yang
dikecualikan ditetapkan menurut undang-undang dan peraturan-peraturan yang
ah

berlaku pada tanggal ditandatangani persetujuan ini, dibayar kepada atau yang
R

diperoleh perusahaan, termasuk:


es

(a) penghasilan kotor yang diterima atau diperoleh dari penjualan hasil produksi
M

atas dasar F.O.B. tempat pengapalan di Indonesia berdasarkan


ng

ketentuan-ketentuan yang dirumuskan dalam Pasal 11 dari Persetujuan


on

ini.”
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
bahwa menurut pendapat Majelis, definisi “penghasilan kotor” berdasarkan Ayat 11

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
huruf (a) Lampiran “F” Kontrak Karya merupakan penjabaran Pasal 4 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah

a
diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 yang menyatakan sebagai
berikut :

si
“Yang menjadi Objek Pajak adalah penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan
ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia

ne
ng
maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam
bentuk apapun......”

do
gu bahwa menurut pendapat Majelis, Ayat 11 huruf (a) Lampiran “F” Kontrak Karya
mengatur tentang pengertian Penghasilan Kotor yang meliputi saat pengakuan
penghasilan dan nilai yang harus dilaporkan dalam Penghasilan Kotor.

In
A
bahwa Ayat 11 huruf (a) Lampiran “F” Kontrak Karya bukan merupakan ketentuan
yang mengatur syarat penjualan.

bahwa berdasarkan ketentuan Ayat 11 huruf (a) Lampiran “F” Kontrak Karya
ah

lik
tersebut, Pemohon Banding harus melaporkan Penghasilan Kotor dengan jumlah
berdasarkan FOB tempat pengapalan di Indonesia.

bahwa menurut pendapat Majelis, dengan adanya frasa “berdasarkan ketentuan-


am

ub
ketentuan yang dirumuskan dalam Pasal 11 dari Persetujuan ini”, ketentuan Ayat 11
huruf (a) Lampiran “F” tidak mengatur aspek komersial dari transaksi penjualan
karena hal tersebut telah diatur tersendiri dalam Pasal 11 Kontrak Karya.
ep
bahwa Pasal 11 ayat 2 Kontrak Karya tentang Pemasaran menyebutkan sebagai
k

berikut:
ah

“Perusahaan harus menjual hasil produksinya sesuai dengan praktek-praktek bisnis


R

si
internasional yang umum berlaku dan berusaha sekeras-kerasnya untuk
melaksanakan dengan harga-harga dan syarat-syarat penjualan yang akan
meningkatkan secara maksimal perolehan ekonomi dari operasi-operasi tersebut,

ne
ng

memberikan pengaruh kepada kondisi-kondisi pasar dunia dan keadaan lainnya yang
berlaku pada saat penjualan atau kontrak dibuat; dengan ketentuan bahwa
Pemerintah mempunyai hak atas dasar yang berlaku umum dan tidak
mendiskriminasi terhadap perusahaan, untuk melarang penjualan atau ekspor

do
gu

tersebut akan bertentangan dengan kewajiban-kewajiban internasional dari


Pemerintah atau menurut pertimbangan politik luar negeri akan mempengaruhi
kepentingan nasional Indonesia. Dalam hal ada larangan tersebut (selain
pembatasan kuota yang diberlakukan menurut Perjanjian Pemasaran Komoditi
In
A

International), jika Perusahaan tidak dapat menemukan pasar lain dengan


persyaratan-persyaratan dan kondisi-kondisi yang sama, perusahaan akan diberikan
bantuan dan kerjasama oleh Pemerintah untuk mengatasi akibat-akibat yang
mungkin timbul dari larangan tersebut.
ah

lik

bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis terhadap dokumen yang menjadi acuan


Pemohon Banding dalam melakukan perdagangan internasional yaitu Incoterms
2000 (International Commercial Terms) - Peraturan resmi ICC (International Chamber
m

ub

of Commerce) untuk interpelasi syarat-syarat perdagangan -1 Januari 2000 (P.45)


terdapat fakta bahwa:
ka

• Incoterms merupakan peraturan resmi ICC untuk interpretasi tentang syarat perdagangan dan
ep

menfasilitasi pelaksanaan perdagangan internasional;


• Penjualan dengan syarat pengiriman barang C.I.F. diperbolehkan oleh Incoterms karena merupakan
ah

syarat perdagangan yang umum dan lazim dalam perdagangan internasional.


R

bahwa Pemohon Banding telah meminta kepada pihak Wood Mackenzie Metals
es

Consulting untuk mengemukakan prinsip-prinsip yang diterima secara internasional di


M

dalam penjualan dan pembelian konsentrat tembaga khususnya pada biaya


ng

pengangkutan yang dilakukan oleh Pemohon Banding.


on

bahwa Majelis kemudian melakukan pemeriksaan terhadap dokumen Biaya


Pengangkutan Konsentrat Tembaga - Laporan untuk Pemohon Banding oleh Wood
gu

Mackenzie Metals Consulting tanggal 5 Desember 2012 (P.41).


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
bahwa executive summary dari Wood Mackenzie Metals Consulting tersebut
menyatakan sebagai berikut :

a
“Sudah menjadi kebiasaan di pasar-pasar tertentu, seperti untuk bauksit, alumina,

si
bijih besi, biji nikel, dll dimana ongkos angkut ditanggung oleh pembeli. Tetapi pasar
konsentrat tembaga berbeda, karena sebagian terbesar nilai tambah tembaga tetap
berada pada pihak penambang dan sangat sedikit nilai tambah tembaga yang

ne
ng
tersedia bagi pihak pelebur sehingga dengan keuntungan yang sangat rendah bagi
pabrik peleburan, standar industri yang berlaku untuk konsentrat tembaga adalah
bahwa seluruh biaya pengiriman hingga ke tempat tujuan yang telah disepakati
(biasanya pelabuhan penerima si pembeli) akan ditanggung oleh penjual atas

do
gu dasar CIF (Cost Insurance and Freight). Dengan cara ini sebagian besar kontrak
konsentrat tembaga dinegosiasikan atas dasar CIF dengan harga-harga dan TC/RC
yang ditawarkan atas dasar pengantaran sampai ke tempat, dan penjual bertanggung
jawab atas semua biaya pengiriman dan asuransi sampai ke pelabuhan penerima

In
A
yang ditetapkan oleh pembeli.”

“Seperti halnya setiap transaksi komersial internasional, penjualan dan pembelian


konsentrat tembaga ditentukan oleh seperangkat aturan yang diterima secara
ah

lik
universal oleh pemerintah, otoritas hukum, dan para pelaku perdagangan di dunia.
Aturan-aturan ini adalah serangkaian persyaratan perdagangan yang telah ditetapkan
sebelumnya yang diterbitkan oleh International Chamber of Commerce (ICC) dan
dikenal sebagai “incoterms” yang ditujukan terutama agar dapat secara jelas
am

ub
mengkomunikasikan setiap tugas, biaya dan resiko yang berhubungan dengan
pengangkutan dan pengiriman barang”

bahwa berdasarkan executive summary dari pihak Wood Mackenzie Metals


ep
k

Consulting tersebut, syarat penjualan yang lazim dalam perdagangan konsentrat


tembaga adalah C.I.F. (Cost, Insurance and Freight);
ah

bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis terhadap dokumen Concentrate Sales


R

si
Agreement Between PT. Freeport Indonesia Company and Lucky Metals Corporation
(P.20) dan Concentrate Sales Agreement Between PT. Freeport Indonesia and LS-
Nikko Copper Inc. (P.44) yang merupakan perjanjian penjualan konsentrat Pemohon

ne
ng

Banding dengan pembeli terdapat fakta-fakta berikut:

• syarat pengiriman konsentrat adalah C.I.F. (Cost, Insurance and Freight),


• resiko kehilangan atau kerusakan barang maupun biaya tambahan yang disebabkan oleh sesuatu hal

do
gu

yang terjadi pada saat pengiriman, ditanggung oleh pembeli,


• Penjual harus membayar/menanggung biaya asuransi atas cargo pada setiap pengiriman konsentrat
kepada pembeli.
In
A

bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis terhadap dokumen :


P.30 Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB),
P.31 Loading Report,
P.32 Bill of Lading,
ah

lik

P.33 Manifest and Freight List of The MV. Cosmos Verde VOY.SIO.72-2005;
P.34 Certificate of origin Form B,
P.35 Provisional Invoice.
m

ub

terdapat fakta bahwa cara penyerahan barang yang dilakukan oleh Pemohon
Banding kepada pembeli konsentrat tembaga adalah C.I.F (Cost, Insurance and
Freight).
ka

ep

bahwa berdasarkan fakta-fakta sebagaimana tersebut di atas, Majelis berpendapat


bahwa syarat penjualan yang lazim dilakukan dalam perdagangan konsentrat
ah

tembaga adalah C.I.F. (Cost, Insurance and Freight) dan syarat penjualan yang
dilakukan oleh Pemohon Banding dalam menjual konsentrat tembaga adalah C.I.F.;
R

es

bahwa menurut pendapat Majelis, dengan diberlakukannya syarat penjualan C.I.F.


M

maka berdasarkan Incoterms (International Commercial Terms), penjual


ng

menanggung semua biaya pabean ekspor, pengangkutan ke pelabuhan ekspor,


bongkar muat di pelabuhan ekspor, pengangkutan ke palabuhan penerima dan
on

asuransi muatan (Cargo).


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
bahwa berdasarkan hal tersebut, Biaya Insurance menjadi tanggung jawab Pemohon

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Banding.

a
bahwa Ayat 3 huruf (j) Lampiran “F” Kontrak Karya tentang Aturan Menghitung Pajak
Penghasilan menyebutkan sebagai berikut :

si
3.“Biaya Operasi” dalam Tahun manapun berarti jumlah yang dikurangkan dari
penerimaan untuk semua jumlah pengeluaran yang diakibatkan oleh

ne
ng
pengusahaan dalam Tahun tersebut. Biaya Operasi dapat termasuk, antara lain,
jumlah-jumlah sebagai berikut :

(j) Jumlah-jumlah untuk bongkar, muat, penyimpanan, pengangkutan dan

do
gu pengapalan, dan biaya-biaya pengiriman lainnya (termasuk asuransi).

bahwa Ayat 13 Lampiran “F” Kontrak Karya tentang Aturan Menghitung Pajak
Penghasilan menyebutkan sebagai berikut :

In
A
“Penghasilan Kena Pajak” dalam suatu Tahun berarti pendapatan kotor di dalam
Tahun itu sesudah dikurangi dengan jumlah-jumlah yang berhubungan dengan
pengeluaran-pengeluaran, biaya-biaya dan kemudahan-kemudahan (termasuk/jenis-
ah

lik
jenis yang disebut dalam ayat 3 sampai dengan 10 dari Lampiran “F” ini) yang
diizinkan oleh undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku dan sesuai
dengan persetujuan ini.”
am

ub
bahwa menurut pendapat Majelis, definisi “Penghasilan Kena Pajak” berdasarkan
Ayat 13 Lampiran “F” Kontrak Karya merupakan penjabaran Penghasilan Kena
Pajak berdasarkan Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang
Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17
ep
Tahun 2000 yang menyatakan sebagai berikut :
k
ah

“Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha
tetap, ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi ......”
R

si
bahwa menurut pendapat Majelis, berdasarkan Ayat 3 huruf (j) Lampiran “F” dan
Ayat 13 Lampiran “F” Kontrak Karya, biaya bongkar muat, penyimpanan,

ne
ng

pengangkutan dan pengapalan, dan biaya-biaya pengiriman lainnya (termasuk


asuransi) merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari Penghasilan Bruto untuk
menghitung Penghasilan Kena Pajak.

do
gu

bahwa menurut pendapat Majelis, biaya Insurance yang dikeluarkan Terbanding


sebesar USD525,166.00 dalam rangka penjualan konsentrat tembaga dapat
dikurangkan dari Penghasilan Bruto untuk menghitung Penghasilan Kena Pajak.
In
A

bahwa berdasarkan fakta-fakta dan pertimbangan-pertimbangan Majelis


sebagaimana tersebut di atas, Majelis berkesimpulan bahwa koreksi Biaya Insurance
yang dilakukan oleh Terbanding sebesar USD525,166.00 tidak dapat dipertahankan.
ah

lik

Pendapat Berbeda (Dissenting Opinions)

bahwa terhadap sengketa koreksi Biaya Insurance sebesar USD525,166.00, Hakim


Anggota Drs. Didi Hardiman, Ak. memberikan pendapat berbeda sebagai berikut :
m

ub

bahwa menurut pendapat Hakim Anggota Drs. Didi Hardiman, Ak., Pasal 3 angka (iii)
Kontrak Karya (P.20) tentang Pajak-Pajak dan Lain-Lain Kewajiban Keuangan
ka

Perusahaan menyebutkan sebagai berikut :


ep

“Dengan mengindahkan ketentuan-ketentuan dalam Persetujuan ini, Perusahaan


harus membayar kepada Pemerintah dan harus memenuhi kewajiban-kewajiban
ah

pajaknya seperti ditetapkan sebagai berikut :


R

(iii) Pajak Penghasilan Badan atas Penghasilan yang diperoleh Perusahaan”.


es

bahwa untuk menghitung Penghasilan Kena Pajak berlaku tata cara penghitungan
M

ng

Pajak Penghasilan Badan yang diatur dalam Lampiran F Kontrak Karya;


on

bahwa Lampiran “F” Kontrak Karya merupakan penjabaran Pasal 4 dan Pasal 6 ayat
(1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 yaitu dalam rangka
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
menentukan Penghasilan Kena Pajak sebagai dasar penghitungan Pajak

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Penghasilan.

a
bahwa Ayat 11 huruf (a) Lampiran “F” Kontrak Karya tentang Aturan Menghitung
Pajak Penghasilan menyebutkan sebagai berikut :

si
11. “Penghasilan Kotor” berarti semua jumlah, selain dari pendapatan yang
dikecualikan ditetapkan menurut undang-undang dan peraturan-peraturan yang

ne
ng
berlaku pada tanggal ditandatangani persetujuan ini, dibayar kepada atau yang
diperoleh perusahaan, termasuk:

(a) penghasilan kotor yang diterima atau diperoleh dari penjualan hasil produksi

do
gu atas dasar F.O.B. tempat pengapalan di Indonesia berdasarkan ketentuan-
ketentuan yang dirumuskan dalam Pasal 11 dari Persetujuan ini.”

bahwa Pasal 1342 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menyebutkan :

In
A
“Jika kata-kata suatu perjanjian jelas, tidak diperkenankan untuk menyimpang
daripadanya dengan jalan penafsiran”.
ah

lik
bahwa dalam Ayat 11 huruf (a) Lampiran “F” Kontrak Karya telah jelas tertulis
“F.O.B. tempat pengapalan di Indonesia” dan tidak dapat ditafsirkan lain sehingga
menurut pendapat Hakim Anggota Drs. Didi Hardiman, Ak., frasa “F.O.B. tempat
pengapalan di Indonesia” menjelaskan perihal syarat penjualan/penyerahan
am

ub
produk, bukan hanya merupakan jumlah yang harus dicantumkan oleh Pemohon
Banding dalam Peredaran Usahanya.

bahwa menurut pendapat Hakim Anggota Drs. Didi Hardiman, Ak., berdasarkan
ep
ketentuan Ayat 11 huruf (a) Lampiran “F” Kontrak Karya dan Pasal 1342 Kitab
k

Undang-Undang Hukum Perdata, syarat penjualan yang dilakukan oleh Pemohon


ah

Banding dalam rangka penjualan konsentrat kepada pembeli adalah “FOB (Free On
Board) Point of Shipment”.
R

si
bahwa dengan demikian, pada saat konsentrat telah sampai di tempat pengapalan di
Indonesia yaitu pelabuhan Amamapare di Timika, maka di pelabuhan tersebut telah

ne
ng

terjadi penyerahan konsentrat dari Pemohon Banding kepada pembeli.

bahwa oleh karena telah terjadi penyerahan konsentrat dari Pemohon Banding
kepada pembeli, maka konsentrat tersebut menjadi milik pembeli sehingga

do
gu

biaya Insurance yang terkait dengan pengiriman barang dari pelabuhan Amamapare
ke pelabuhan tujuan menjadi tanggung jawab pembeli dan bukan tanggung jawab
Pemohon Banding.
In
bahwa berdasarkan Incoterms 2000 (International Commercial Terms) - Peraturan
A

resmi ICC (International Chamber of Commerce) untuk interpelasi syarat-syarat


perdagangan - 1 Januari 2000 (P.45), dalam hal syarat penjualan barang adalah
“FOB Point of Shipment”, maka biaya asuransi yang terkait dengan pengiriman
ah

lik

konsentrat dari pelabuhan asal ke pelabuhan tujuan menjadi tanggung jawab


pembeli.

bahwa Ayat 3 huruf (j) Lampiran “F” Kontrak Karya tentang Aturan Menghitung Pajak
m

ub

Penghasilan menyebutkan sebagai berikut :

3.“Biaya Operasi” dalam Tahun manapun berarti jumlah yang dikurangkan dari
ka

penerimaan untuk semua jumlah pengeluaran yang diakibatkan oleh


ep

pengusahaan dalam Tahun tersebut. Biaya Operasi dapat termasuk, antara lain,
jumlah-jumlah sebagai berikut :
ah

(j) Jumlah-jumlah untuk bongkar, muat, penyimpanan, pengangkutan dan


R

pengapalan, dan biaya-biaya pengiriman lainnya (termasuk asuransi).


es

bahwa Ayat 13 Lampiran “F” Kontrak Karya tentang Aturan Menghitung Pajak
M

ng

Penghasilan menyebutkan sebagai berikut :


on

“Penghasilan Kena Pajak” dalam suatu Tahun berarti pendapatan kotor di dalam
Tahun itu sesudah dikurangi dengan jumlah-jumlah yang berhubungan dengan
pengeluaran-pengeluaran, biaya-biaya dan kemudahan-kemudahan (termasuk/jenis-
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
jenis yang disebut dalam ayat 3 sampai dengan 10 dari Lampiran “F” ini) yang

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
diizinkan oleh undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku dan sesuai
dengan persetujuan ini.”

a
bahwa menurut pendapat Hakim Anggota Drs. Didi Hardiman, Ak., biaya yang dapat

si
dikurangkan dalam rangka menghitung Penghasilan Kena Pajak sebagaimana diatur
Ayat 3 huruf (j) dan Ayat 13 Lampiran “F” Kontrak Karya merupakan biaya yang
dikeluarkan oleh Pemohon Banding dalam rangka bongkar, muat, penyimpanan,

ne
ng
pengangkutan dan pengapalan, dan biaya-biaya pengiriman lainnya (termasuk
asuransi) yang terkait dengan pengiriman barang sampai dengan pelabuhan
Amamapare atau selama konsentrat tersebut belum diserahkan kepada pihak
pembeli.

do
gu bahwa berdasarkan syarat penjualan “FOB Point of Shipment” , pada saat konsentrat
dikirim ke pelabuhan tujuan dari pelabuhan Amamapare, biaya bongkar, muat,
penyimpanan, pengangkutan dan pengapalan, dan biaya-biaya pengiriman lainnya

In
A
(termasuk asuransi) tidak ditanggung oleh Pemohon Banding melainkan menjadi
beban pembeli konsentrat.

bahwa menurut pendapat Hakim Anggota Drs. Didi Hardiman, Ak., Pasal 11 Kontrak
ah

lik
Karya bukan merupakan aturan tentang perhitungan Pajak Penghasilan, sehingga
aturan mengenai syarat-syarat penjualan sebagaimana tercantum dalam Pasal 11
Kontrak Karya hanya menyangkut tata cara penjualan dalam rangka menghitung laba
secara komersial.
am

ub
bahwa menurut pendapat Hakim Anggota Drs. Didi Hardiman, Ak., Biaya Insurance
yang dikeluarkan oleh Pemohon Banding sebesar USD525,166.00 dalam rangka
penjualan konsentrat tembaga secara fiskal tidak dapat dikurangkan dari Penghasilan
ep
Bruto untuk menghitung Penghasilan Kena Pajak.
k

bahwa berdasarkan fakta-fakta dan pertimbangan-pertimbangan Hakim Anggota Drs.


ah

Didi Hardiman, Ak. sebagaimana tersebut di atas, Hakim Anggota Drs. Didi
R

si
Hardiman, Ak. berkesimpulan bahwa koreksi Biaya Insurance yang dilakukan oleh
Terbanding sebesar USD525,166.00 sudah tepat sehingga harus tetap
dipertahankan.

ne
ng

Koreksi Biaya Alokasi Afiliasi USD104,460,340.34

Menurut Terbanding : bahwa sesuai Laporan Pemeriksaan Pajak Nomor: LAP-041/TOPN/PJ.0401/2010,

do
Terbanding melakukan koreksi positif Harga Pokok Penjualan atas Biaya Alokasi
gu

Afiliasi sebesar USD123.870.912,30.

Menurut Pemohon : bahwa biaya alokasi yang dibebankan kepada Pemohon Banding telah memenuhi
In
syarat sebagai biaya yang wajar dan aktual sesuai dengan ketentuan Paragraf 6
A

Lampiran F Kontrak Karya.

Menurut Majelis : bahwa menurut pendapat Majelis, Terbanding menetapkan koreksi Biaya Alokasi
ah

lik

Afiliasi yang berasal dari FM Service Company (FMS) dan Freeport-McMoRan


Copper & Gold Inc. (FCX) sebesar USD104,460,340.34 karena tidak sesuai dengan
prinsip kewajaran dan kelaziman usaha yang tidak dipengaruhi oleh hubungan
istimewa sebagaimana diatur Pasal 18 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun
m

ub

1983.
bahwa menurut Terbanding, Pemohon Banding pada saat proses pemeriksaan dan
keberatan tidak memenuhi secara lengkap peminjaman dokumen yang disampaikan
ka

Terbanding melalui Surat Permintaan Data/Dokumen Pertama, kedua dan


ep

Tambahan.

bahwa Terbanding tidak dapat meyakini kebenaran atas Biaya Alokasi Afiliasi dengan
ah

alasan biaya yang dikurangkan dari penerimaan tidak hanya memenuhi unsur “wajar”
R

sebagaimana yang menjadi alasan Pemohon Banding, akan tetapi harus memenuhi
syarat “sepanjang pembebanan-pembebanan tersebut merupakan biaya yang aktual
es

untuk jasa yang sebenarnya diberikan dalam Tahun tersebut” sesuai dengan Butir 6
M

huruf (f) lampiran “F” tentang Aturan Menghitung Pajak Penghasilan Kontrak Karya.
ng

bahwa menurut Terbanding, peraturan perpajakan Indonesia mengatur tentang


on

alokasi biaya dari Kantor Pusat kepada BUT (Bentuk Usaha Tetap) di Indonesia
melalui Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor: KEP-62/PJ/1995 yang mengatur
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
tentang alokasi dari kantor pusat (home office) kepada Badan Usaha Tetap di

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Indonesia, Terbanding berpendapat bahwa Keputusan Direktur Jenderal Pajak
Nomor : KEP-62/PJ/1995 tidak dapat diterapkan dalam Biaya Alokasi Afiliasi

a
Pemohon Banding, mengingat Pemohon Banding bukan merupakan Bentuk Usaha
Tetap.

si
bahwa menurut Pemohon Banding, biaya alokasi yang dibebankan kepada Pemohon
Banding telah memenuhi syarat sebagai biaya yang wajar dan aktual sesuai dengan

ne
ng
ketentuan Paragraf 6 Lampiran F Kontrak Karya.

bahwa Majelis telah memeriksa seluruh dokumen dan bukti-bukti yang ada dalam
persidangan serta telah membaca Penjelasan Tertulis Terbanding Nomor :

do
gu S-1512/PJ.07/2013 tanggal 26 Februari 2013 dan Penjelasan Tertulis Pemohon
BandingNomor : 021/TAX-FI/II/2013 tanggal 11 Maret 2013.

bahwa ketentuan peralihan dalam Pasal 33A ayat (4) Undang-Undang Nomor 7

In
A
Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana diubah dengan Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2000 menyebutkan:

“Wajib Pajak yang menjalankan usaha di bidang pertambangan minyak dan gas
ah

lik
bumi, pertambangan umum, dan pertambangan lainnya berdasarkan Kontrak Bagi
Hasil, Kontrak Karya, atau perjanjian kerjasama pengusahaan pertambangan yang
masih berlaku pada saat berlakunya Undang-undang ini, pajaknya dihitung
berdasarkan ketentuan dalam Kontrak Bagi Hasil, Kontrak Karya, atau perjanjian
am

ub
kerjasama pengusahaan pertambangan tersebut sampai dengan berakhirnya kontrak
atau perjanjian kerjasama dimaksud."

bahwa menurut pendapat Majelis, berdasarkan Pasal 33A ayat 4 a quo, kewajiban
ep
perpajakan yang harus dilaksanakan oleh Pemohon Banding harus mengacu kepada
k

Kontrak Karya antara Pemohon Banding dengan Pemerintah Republik Indonesia


yang ditandatangani pada tanggal 30 Desember 1991.
ah

R
bahwa Ayat 6 Lampiran “F” Kontrak Karya tentang Aturan Menghitung Pajak

si
Penghasilan (P.20) menyebutkan sebagai berikut :
“Biaya-biaya untuk penjualan, umum dan administrasi dalam suatu Tahun

ne
ng

dikurangkan dari penerimaan dan termasuk, tetapi tidak terbatas kepada,


pengeluaran-pengeluaran manegemen, biaya kompensasi untuk jasa-jasa yang
dilakukan di luar negeri, gaji para eksekutif, gaji para eksekutif, biaya komunikasi,
iuran dan biaya langganan, biaya advertensi dan penjualan lainnya, biaya hubungan

do
gu

masyarakat, biaya kantor, biaya pemasaran (tetapi tidak dengan yang tidak
mempunyai hubungan dengan riset produksi), biaya-biaya hukum dan auditing dan
biaya-biaya overhead umum, termasuk biaya yang wajar dari afiliasi yang
dialokasikan untuk kegiatan di Indonesia sepanjang pembebanan-pembebanan
In
A

tersebut merupakan biaya yang aktual untuk jasa yang sebenarnya diberikan
dalam Tahun tersebut.”
ah

bahwa Ayat 13 Lampiran “F” Kontrak Karya tentang Aturan Menghitung Pajak
lik

Penghasilan menyebutkan sebagai berikut :

“Penghasilan Kena Pajak” dalam suatu Tahun berarti pendapatan kotor di dalam
m

ub

Tahun itu sesudah dikurangi dengan jumlah-jumlah yang berhubungan dengan


pengeluaran-pengeluaran, biaya-biaya dan kemudahan-kemudahan (termasuk/jenis-
jenis yang disebut dalam ayat 3 sampai dengan 10 dari Lampiran “F” ini) yang
ka

diizinkan oleh undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku dan sesuai


ep

dengan persetujuan ini.”


ah

es
M

bahwa menurut pendapat Majelis, definisi “Penghasilan Kena Pajak” berdasarkan


ng

Ayat 13 Lampiran “F” Kontrak Karya merupakan penjabaran Penghasilan Kena


on

Pajak berdasarkan Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang
Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2000 yang menyatakan sebagai berikut :
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
“Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha
tetap, ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi ......”

a
bahwa menurut pendapat Majelis, berdasarkan Ayat 6 dan Ayat 13 Lampiran “F”

si
Kontrak Karya, biaya dari afiliasi yang dialokasikan kepada Pemohon Banding
merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari Penghasilan Bruto untuk menghitung
Penghasilan Kena Pajak sepanjang biaya tersebut memenuhi prinsip kewajaran,

ne
ng
dialokasikan untuk kegiatan usaha Pemohon Banding di Indonesia dan bersifat aktual
yaitu dibebankan pada tahun terjadinya kegiatan tersebut;

bahwa Majelis melakukan pemeriksaan terhadap dokumen berupa Perjanjian Jasa

do
gu tanggal 1 Januari 1996 antara FM Services Company (FMS) dan Freeport-McMoRan
Copper & Gold Inc. (FCX) (P.27);

bahwa dari perjanjian tersebut, dinyatakan bahwa Freeport-McMoRan Copper & Gold

In
A
Inc. dan afiliasi-afiliasinya menghendaki agar FM Services Company menyediakan
jasa-jasa sebagai berikut :

a. Akuntansi, perbendaharaan dan keuangan;


ah

lik
b. Pajak;
c. Asuransi dan manajemen resiko;
d. Sumber Daya Manusia;
e. Dukungan sistem dan Informasi Manajemen;
am

ub
f. Hubungan pemerintahan;
g. Hubungan masyarakat;
h. Hubungan investor;
i. Fasilitas Manajemen dan keamanan;
ep
j. Pemasaran;
k

k. Pengembangan usaha;
l. Dukungan eksekutif;
ah

m. Penerbangan;
R
n. Administrasi kontrak dan

si
o. Jasa-jasa lain yang telah disepakati oleh kedua pihak;

ne
bahwa Majelis melakukan pemeriksaan terhadap dokumen berupa Memo dari
ng

Deloitte Tax LPP tanggal 13 Mei 2008 (P.28).

bahwa Deloitte merupakan pihak independen yang diminta oleh Pemohon Banding

do
untuk menganalisa kewajaran metodologi alokasi biaya-biaya yang berhubungan
gu

dengan biaya umum dan administrasi yang berasal dari FM Services Company.

bahwa kesimpulan dari hasil analisa Deloitte tersebut adalah Deloitte meyakini
metodologi alokasi biaya yang digunakan untuk mengalokasikan biaya umum dan
In
A

administrasi dari FM Services Company kepada Pemohon Banding selama Tahun


2005 telah sesuai dengan peraturan-peraturan di Indonesia dan OECD Guidelines.
ah

bahwa Majelis melakukan pemeriksaan terhadap dokumen berupa Transfer Pricing


lik

Report for Fiscal Year 2005 – Pemohon Banding oleh Prime Services International
(P.29).
m

ub

bahwa Prime Services International merupakan pihak independen yang diminta oleh
Pemohon Banding untuk menganalisa transaksi antar perusahaan, yaitu antara
Pemohon Banding dengan Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc. dan FM Services
ka

Company dalam lingkup penyediaan jasa strategis, teknis, umum dan administrasi
serta jasa-jasa lain kepada Pemohon Banding selama Tahun Fiskal 2005.
ep

bahwa Prime Services International telah meninjau kembali data dan informasi yang
ah

diberikan oleh Pemohon Banding dan melakukan beberapa tingkatan analisis


R

Transfer Pricing.
es

bahwa hasil kesimpulan dari analisa Prime Services International adalah sebagai
M

berikut:
ng

• Jasa yang diberikan bertujuan untuk mencapai target dan tujuan umum grup Freeport-McMoRan
on

Copper & Gold Inc. dan Pemohon Banding menjadi bagian dari anggota grup,
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
• Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc. dan FM Services Company diklasifikasikan sebagai pusat

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
penyediaan jasa bersama dan Pemohon Banding diklasifikasikan sebagai penerima layanan,
• Menurut peraturan domestik dan Kontrak Kerja, semua layanan dapat dibebankan kepada Pemohon

a
Banding berdasarkan tidak adanya pembatasan katagori jasa;
• Jasa yang diberikan oleh Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc. dan FM Services Company telah

si
mengalami tahapan pengujian manfaat. Pemohon Banding menerima manfaat dari jasa tersebut
dalam konteks kegiatan bisnis pertambangan Pemohon Banding di Indonesia dan tujuan umum grup
Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc.,

ne
ng
• Bentuk pembayaran Pemohon Banding untuk transaksi-transaksi antar perusahaan sejalan dengan
Bagian 3 dalam Perjanjian Jasa/Layanan tanggal 1 Januari 1996,
• Menurut Pedoman OECD, basis biaya tanpa mark up dapat digunakan dalam transaksi-transaksi
antar perusahaan afiliasi Pemohon Banding.

do
gu bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan Majelis terhadap dokumen :

P.27 Perjanjian Jasa tanggal 1 Januari 1996 antara FM Services Company (FMS)

In
A
dan Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc. (FCX),
P.28 Memo dari Deloitte Tax LPP tanggal 13 Mei 2008,
P.29 Transfer Pricing Report for Fiscal Year 2005 – Pemohon Banding oleh Prime
Services International.
ah

lik
Majelis berkesimpulan bahwa biaya alokasi yang berasal dari Freeport-McMoRan
Copper & Gold Inc. dan FM Services Company merupakan biaya yang wajar dan
bermanfaat bagi kegiatan usaha Pemohon Banding di Indonesia serta telah sesuai
am

ub
dengan peraturan-peraturan perpajakan di Indonesia dan OECD Guidelines;

bahwa Majelis melakukan pemeriksaan terhadap dokumen berupa :


ep
P.23 Perhitungan Alokasi Biaya sebagaimana yang tercantum dalam laporan PSI;
k

P.24 Manfaat dari Biaya Alokasi;


ah

P.39 Consolidated Financial Statements Pemohon Banding and Subsidiaries


(31 Desember 2005 dan 2004);
R

si
P.46 Rekonsiliasi Alokasi Biaya Tahun 2005;
P.47 Allocation Step – Sample Tax Dept – 2005;
P.48 Consolidating Statement of Operations – 2005;

ne
ng

P-49 Revenues by Company -2005;


P.50 G/A Allocation Matrix;
P.51 PTFI Pushdown Costs;
P.52 FMS by Depertment – 2005;

do
P.53 FM Services Company Management Services – 2005;
gu

P.54 FMS PTFI - Interco Settlement for year 2005-2006;


P.55 Personal Allocation to budget 2006 per departement;
P.56 PCX PTFI – Interco Settlement for year 2005;
In
P.57 Strategic Planning Timesheets (Jan-Dec 2005);
A

P.58 Korespondensi pegawai FCX/FMS yang melakukan kontribusi untuk


Pemohon Banding;
P.59 Rekapitulasi koreksi Biaya Alokasi;
ah

lik

P.60 Dukumen dan bukti-bukti pengeluaran dan tagihan atas Biaya Alokasi;

bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap dokumen dan bukti-bukti


sebagaimana tersebut di atas, Majelis berpendapat bahwa alokasi biaya dari
m

ub

Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc. dan FM Services Company nyata-nyata


dipergunakan dalam rangka kegiatan usaha Pemohon Banding di Indonesia dan
bersifat aktual yaitu dibebankan pada tahun terjadinya kegiatan tersebut.
ka

ep

bahwa berdasarkan dokumen dan bukti-bukti dalam persidangan dan berdasarkan


pertimbangan-pertimbangan Majelis, Majelis berpendapat bahwa alokasi biaya dari
Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc. dan FM Services Company sebesar
ah

USD104,460,340.34 telah sesuai dengan ketentuan Ayat 6 dan Ayat 13 Lampiran “F”
R

Kontrak Karya sehingga dapat dikurangkan dari penghasilan bruto untuk menghitung
Penghasilan Kena Pajak.
es
M

bahwa Majelis berkesimpulan koreksi Biaya Alokasi Afiliasi yang dilakukan oleh
ng

Terbanding sebesar USD104,460,340.34 tidak dapat dipertahankan.


on

KESIMPULAN MAJELIS TERHADAP SENGKETA PENGHASILAN NETO PPH


BADAN TAHUN PAJAK 2005 SEBESAR USD152,362,059.34
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
bahwa hasil pemeriksaan Majelis dalam persidangan terhadap sengketa Penghasilan
Neto PPh Badan Tahun Pajak 2005 sebesar USD152,362,059.34 sebagaimana

a
diuraikan di atas, adalah sebagai berikut :

si
Sengketa Penghasilan Neto Tahun Pajak 2005 Nilai Koreksi Terbanding Koreksi yang tidak dapat Koreksi yang
yang menjadi sengketa dipertahankan Majelis dipertahankan
(USD) (USD) Majelis (USD)

ne
ng
1. Biaya Sea Transportation (Freight) 47,376,553.00 47,376,553.00 0.00
2. Biaya Insurance 525,166.00 525,166.00 0.00
3. Biaya Alokasi Afiliasi 104,460,340.34 104,460,340.34 0.00
Jumlah 152,362,059.34 152,362,059.34 0.00

do
gu bahwa Majelis berkesimpulan koreksi Penghasilan Neto PPh Badan Tahun Pajak
2005 yang dilakukan oleh Terbanding sebesar USD152,362,059.34 tidak dapat
dipertahankan.

In
A
bahwa Hakim Anggota Drs. Didi Hardiman, Ak. memiliki kesimpulan yang berbeda
terhadap sengketa Penghasilan Neto PPh Badan Tahun Pajak 2005 yang dilakukan
ah

oleh Terbanding sebesar USD152,362,059.34 sebagai berikut:

lik
Sengketa Penghasilan Neto Tahun Pajak 2005 Nilai Koreksi Terbanding Koreksi yang tidak dapat Koreksi yang
yang menjadi sengketa dipertahankan (USD) dipertahankan
(USD) (USD)
am

ub
1. Biaya Sea Transportation (Freight) 47,376,553.00 0.00 47,376,553.00
2. Biaya Insurance 525,166.00 0.00 525,166.00
3. Biaya Alokasi Afiliasi 104,460,340.34 104,460,340.34 0.00
Jumlah 152,362,059.34 104,460,340.34 47,901,719.00
ep
k

bahwa Hakim Anggota Drs. Didi Hardiman, Ak. Berkesimpulan koreksi Penghasilan
ah

Neto PPh Badan Tahun Pajak 2005 yang dilakukan oleh Terbanding sebesar
R
USD152,362,059.34 tidak dapat dipertahankan sebesar USD104,460,340.34 dan

si
tetap dipertahankan sebesar USD47,901,719.00.

Menimbang : bahwa atas hasil pemeriksaan dalam persidangan, serta berdasarkan suara

ne
ng

terbanyak, Majelis berketetapan untuk menggunakan kuasa Pasal 80 ayat (1) huruf b
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak untuk
mengabulkan seluruhnya permohonan banding Pemohon Banding, sehingga
Penghasilan Neto PPh Badan Tahun Pajak 2005 dihitung kembali menjadi sebagai

do
gu

berikut:

Penghasilan Neto menurut


Terbanding USD2,323,412,115.38
In
A

Koreksi yang tidak dapat dipertahankan USD 152,362,059.34


Penghasilan Neto menurut Majelis USD 2,171,050,056. 04
ah

bahwa penghitungan Penghasilan Neto PPh Badan Tahun Pajak 2005 menurut
lik

Hakim Anggota Drs. Didi Hardiman, Ak. adalah sebagai berikut :

Penghasilan Neto menurut Terbanding USD 2,323,412,115.38


m

ub

Koreksi yang tidak dapat dipertahankan USD 104,460,340.34


Penghasilan Neto
menurut Hakim Anggota Drs. Didi Hardiman, Ak. USD 2,218,951,775.04
ka

ep

Memperhatikan : Surat Banding Pemohon Banding, Surat Uraian Banding Terbanding, Surat Bantahan
Pemohon Banding, pemeriksaan dan pembuktian di dalam persidangan serta
kesimpulan tersebut di atas.
ah

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak,


es

2. Ketentuan perundang-undangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku


M

ng

dan yang berkaitan dengan perkara ini.


on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Memutuskan : Menyatakan Mengabulkan seluruhnya banding Pemohon Banding

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
terhadap Keputusan Terbanding Nomor: KEP-08/PJ/2012 tanggal 24 Januari 2012,
tentang Keberatan Wajib Pajak Atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak

a
Penghasilan Badan Tahun Pajak 2005 Nomor: 00005/206/05/091/10 tanggal 29

R
Oktober 2010 sebagaimana telah dibetulkan dengan Keputusan Terbanding Nomor :

si
KEP-00016/WPJ.19/KP.0103/2011 tanggal 21 Januari 2011, sehingga Pajak
Penghasilan Badan Tahun Pajak 2005 dihitung kembali menjadi sebagai berikut :

ne
ng
Penghasilan Neto USD 2,171,050,056. 04
Pajak Penghasilan Badan yang terutang USD 759,866,910.08
Kredit Pajak USD 757,821,880.00

do
PPh Badan Kurang Bayar USD 2,045,030.08
gu Sanksi Administrasi Pasal 13 ayat (2) UU KUP
Jumlah PPh Badan yang masih harus dibayar
USD
USD
981,614.44
3,026,644.52

In
Demikian diputus di Jakarta berdasarkan suara terbanyak setelah pemeriksaan
A
dalam persidangan yang dicukupkan pada hari Rabu tanggal 13 Maret 2013, oleh
Hakim Majelis XV Pengadilan Pajak yang ditunjuk dengan Penetapan Ketua
Pengadilan Pajak Nomor : Pen.00984/PP/PM/IX/2012 tanggal 17 September 2012
ah

lik
dengan susunan Majelis dan Panitera Pengganti sebagai berikut :

Drs. Tonggo Aritonang, Ak., M.Sc. Sebagai Hakim Ketua,


Drs. Didi Hardiman, Ak. Sebagai Hakim Anggota,
am

ub
Sartono, S.H., M.Si. Sebagai Hakim Anggota,
M.R. Abdi Nugroho Sebagai Panitera Pengganti,

Putusan Nomor : Put.57756/PP/M.XVB/15/2014 diucapkan dalam sidang terbuka


ep
untuk umum oleh Hakim Ketua pada hari Rabu tanggal 26 November 2014 dengan
k

susunan Majelis dan Panitera Pengganti sebagai berikut :


ah

Drs. Tonggo Aritonang, Ak., M.Sc. Sebagai Hakim Ketua,


R
Drs. Didi Hardiman, Ak. Sebagai Hakim Anggota,

si
Djangkung Sudjarwadi, S.H., L.L.M. Sebagai Hakim Anggota,
Aditya Agung Priyo Nugroho Sebagai Panitera Pengganti,

ne
ng

dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota dan Panitera Pengganti, serta dihadiri oleh
Terbanding dan Pemohon Banding.

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17

Anda mungkin juga menyukai