FARMAKOLOGI Farmakologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari pengetahuan tentang obat dengan segala aspeknya (sifat kimiawi, fisika, fisiologi, resorpsi hingga nasib obat dalam tubuh). Pengetahuan khusus tentang interaksi obat dengan tubuh manusia disebut Farmakologi Klinis. SEJARAH PENGOBATAN Di masa lalu (sampai sekarang), kebanyakan obat berasal dari tanaman. Orang jaman dahulu mengobati penyakit dengan cara mencoba-coba atau empiris. Empiris berarti berdasarkan pengalaman dan disimpan serta dikembangkan secara turun-temurun. Ilmu Pengobatan Rakyat atau yang lazimnya disebut Pengobatan Tradisional Jamu. Akan tetapi, tidak semua obat memulai sejarahnya sebagai obat anti penyakit. Ada obat yang pada awalnya digunakan sebagai racun seperti nitrogen-mustard dimana pada awalnya digunakan sebagai gas beracun saat perang dunia pertama tetapi sesuai perkembangannya sekarang dapat dimanfaatkan sebagai obat kanker. Sudah banyak zat-zat kimia yang berhasil diisolasi, seperti : Efedrin Ephedra vulgaris Atropin Atropa belladonna Morfin Papaver Somniferium Reserpin Rauwolfia Serpentina Digoksin digitalis lanata Genistein kacang kedelai Vinblastin Vinca Rosea Pada jaman dahulu jenis obat nabati ini biasanya digunakan dengan jalan direbus. Efek yang dihasilkan pun berbeda-beda, tergantung dari asal tanaman dan cara pembuatannya. Kondisi seperti inilah yang melatarbelakangi para ahli kimia untuk mengisolasi zat-zat aktif yang terdapat dalam tumbuhan berkhasiat obat yang digunakan dalam pengobatan modern. Salah satu indikator kemajuan dalam bidang pengobatan adalah ditemukannya obat sintetik pada sekitar abad ke-20 yaitu dengan ditemukannya ASPIRIN sebagai obat demam dan pereda rasa nyeri. Kemudian disusul dengan penemuan sulfonamide pada tahun 1935 dan penisilin pada tahun 1940. Penemu penisilin adalah Dr. Alexander Fleming. Sejak saat itu banyak sekali penemuan-penemuan obat sintetik. Diperkirakan tiap tahunnya dapat ditemukan obat sintetik sekitar 500 zat. Perkembangan dalam bidang pengobatan inilah yang melatarbelakangi ditinggalkanya obat tradisional. Tetapi hal ini bukan berarti obat sintetik tidak ada persaingan karena diantara obat sintetik itu sendiri juga ada yang lebih berkhasiat dan lebih efektif. DEFINISI Obat adalah segala bentuk zat baik kimiawi, hewani, maupun nabati yang dalam dosis layak dapat menyembuhkan, meringankan, atau mencegah penyakit berikut gejalanya atau setiap zat kimia yang dapat mempengaruhi proses hidup. Zat Aktif Obat adalah segala bentuk zat yang dapat memberikan efek pada proses hidup dan memenuhi syarat Farmakope. Farmakope adalah buku resmi yang ditetapkan hukum dan memuat standarisasi obat-obat penting serta persyaratannya akan identitas kadar kemurnian, sifat kimia dan fisika, cara pemeriksaan dan sebagainya. Obat generik adalah obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia untuk zat berkhasiat yang dikandungnya. Biasanya obat generik hanya terdiri dari satu macam obat berkhasiat saja. Obat Bermerk adalah obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama sang pembuat yang dikuasakannya dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya. Obat Bermerk bisa terdiri dari satu atau lebih bahan berkhasiat. CONTOH :
Nama kimia As. Asetisalisilat
Nama Generik Asetosal Nama Bermerk Aspirin (bayer) Naspro (Nicholas)
Nama kimia Aminobensil Penisilin
Nama Generik Ampisiline Nama Bermerk Ampifen (Organon) Obat-obat yang digunakan pada terapi dapat digolongkan dalam tiga kelompok besar, yaitu Obat Farmakodinamik, yaitu obat yang bekerja terhadap tuan rumah dengan jalan mempercepat atau memperlambat proses fisiologi atau fungsi biokimia dalam tubuh, misalnya hormon, diuretik, hipnotik, dan obat otonom. Obat kemoterapeutis, yaitu obat yang dapat membunuh parasit dan kuman dalam tubuh tuan rumah. Obat diagnostik, yaitu obat pembantu untuk melakukan diagnostik (pengenalan penyakit), misalnya barium sulfida untuk pengenalan penyakit pada saluran pencernaan