Anda di halaman 1dari 5

SEMINAR ARSITEKTUR

RESUME JURNAL
“PENERAPAN MATERIAL KONTAINER PADA BANGUNAN”

Di Susun Oleh :

SEFFRI WIHDIANTO (13124005)

Dosen Fasilitator :

Ima Rachima N, Ir. M. Ars.


Daniel Mambo.T, ST, M.Si

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL


RESUME JURNAL
01

1. Judul Penelitian
“PEMANFAATAN KONTAINER BEKAS SEBAGAI BANGUNAN DI IKLIM TROPIS
DENGAN MEMINIMALISIR PENGGUNAAN MATERIAL PENDUKUNG”
2. Peneliti
FADIAH TAMIMI
3. Sumber
UI Library . 2016.
4. Latar Belakang
Peneliti ingin mengetahui cara menjadikan kontainer sebagai bangunan yang dapat memberikan
kenyamanan bagi penghuninya di daerah iklim tropis dan saat membangun dengan menggunakan
kontainer di iklim tropis dapat dilakukan dengan penggunaan material tambahan yang seminimal
mungkin. Sehingga dengan menggunakan kontainer akan lebih menguntungkan dibanding
dengan bangunan konvensional.

5. Metode Penelitian
Metode penulisan yang digunakan adalah studi literatur, wawancara, dan studi lapangan. Studi
literatur ini sangat berguna untuk mendapatkan informasi-informasi yang belum diketahui
sehingga dapat memperkaya pengetahuan. Studi literatur disini adalah mencoba mendalami
mengenai iklim, dan pengetahuan mengenai kontainer itu sendiri dan low cost pada desain.

Dalam penulisan skripsi ini penyampaian dilakukan secara deskriptif karena hal-hal yang
disampaikan berkaitan dengan tempat tersebut secara langsung. Untuk data-data hasil
pengamatan, didapatkan melalui hasil observasi terhadap tempat-tempat kontainer yang
dijadikan kafe.

6. Hasil dan Pembahasan


menggunakan kembali kontainer sebagai bangunan untuk daerah tropis dapat dilakukan. Untuk
mewujudkannya, pada saat mendesain bangunan kontainer tersebut harus responsif terhadap
iklim di Indonesia. Dikarenakan Indonesia memiliki iklim tropis dimana mendapat sinar
matahari yang banyak di sepanjang tahunnya dan curah hujan yang tinggi, maka perlu adanya
perlakuan khusus terhadap kontainer. Karena kontainer yang bermaterialkan baja dapat
menghantarkan panas secara langsung, hal yang perlu diperhatikan adalah untuk memberikan
kenyaman bagi pengguna yang ada di dalamnya dari rasa panas.

Dengan melakukan studi kasus pada dua bangunan yang berada di Bandung dan Jakarta, dengan
membandingkan kedua tempat tersebut faktor tempat sudah dapat memberikan perbedaan
diantara keduanya. Dari kondisi wilayah ini yang akhirnya menentukan penggunaan material
pendukung untuk merespon terhadap iklim di Indonesia. Jika pada bangunan kontainer Day &
Nite di Bandung menghadirkan bentuk dari kontainer yang apa adanya maka tidak membutuhkan
banyak penggunaan material pendukung. Dengan keuntungan dari wilayah Bandung yang berada
di dataran tinggi dengan suhu yang relatif sejuk (12oC – 24oC), menghadirkan banyak bukaan
dapat memaksimalkan pencahayaan dan pengudaraan alami. Sehingga dapat menghemat
penggunaan energi listrik terutama di siang hari.

Sedangkan pada bangunan kontainer Walking Drums di Jakarta, dengan suhu udara yang relatif
lebih panas maka memerlukan material pendukung yang cukup banyak. Selain itu penggunaan
pengudaraan aktif membuat bukaan yang ada pada bangunan ini dimatikan. Sehingga sirkulasi
udara dari AC tidak keluar dari ruangan untuk tetap menjaga kenyamanan pengunjung dan
pekerja yang berada di dalamnya. Pada bangunan Walking Drums yang tidak menerapkan
prinsip bangunan tropis yaitu tidak memberikan ventilasi namun menggunakan pengudaraan
aktif. Selama pengoperasian kafe ini, lampu dan AC diaktifkan sepanjang hari.

7. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan studi banding di 2 lokasi yang berbeda, yaitu bandung dan Jakarta,
maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan material container bekas akan sangat baik
digunakan pada area dengan suhu udara yang relatif rendah (Bandung) karena hanya
membutuhkan bukaan – bukaan untuk sirkulasi. Sedangkan untuk daerah dengan suhu udara
yang rendah (Jakarta) tidak cukup hanya dengan bukaan saja, tetapi harus menambahkan insulasi
untuk menangkal panas yang dihantarkan oleh material kontainer itu sendiri, begitupun dengan
penggunaan material pendukung pada daerah bersuhu tinggi akan lebih banyak dibandingkan
dengan suhu rendah.

   
RESUME JURNAL
02

1. Judul Penelitian
“RUMAH KONTAINER SEBAGAI ALTERNATIF DESAIN RAMAH LINGKUNGAN
DALAM ARSITEKTUR”
2. Peneliti
Usi Widyaningrum1), Loekman Mohamadi2)
3. Sumber
UNTAG_Usi Widyaningrum1), Loekman Mohamadi2
4. Latar Belakang
Penggunaan kembali container sebagai komponen bangunan mendukung proses daur
ulang yang lebih ramah lingkungan, dan juga mewujudkan penghematan energy bangunan dapat
diterapkan. Kontainer juga mempunyai nilai perbandingan penghematan energy yang lebih tinggi
dibandingkan dengan material bangunan lainnya. Di saat unit container bekas itu sudah dapat
dimanfaatkan untuk tujuan lainnya, bahan bangunan lainnya tidak dapat, dalam jangka waktu
beberapa tahun mendatang di saat peti kemas bekas sudah dianggap wajar sebagai material
bangunan utama. Maka dari itu kontainer sebagai komponen bangunan dapat disebut sebagai
struktur yang berkelanjutan.

5. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksploratif. Penulis menggali mengenai eksistensi
desain dan bangunan dari unit kontainer bekas dan potensi serta kelebihan dan kekurangannya.

Dalam penelitian juga melakukan studi literature dan juga menggunakan observasi dan survei
dalam pengumpulan data penyusung analisis.

6. Hasil dan Pembahasan


Tujuan utama adalah melihat cukup relevankah peti kemas bekas di gunakan di Indonesia
yang beriklim tropis ataupun di Negara lain. Studi kasus ini juga membuktikan keberadaan
dan keberhasilan stuktur bangunan yang terbuat murni dari unit-unit container bekas. Peneliti
melakukan studi kasus di Poli Gigi dan Taman Baca “Amin_ atau disebut juga The
Contertainer. Mungkin bangunan ini merupakan bangunan pertama di Indonesia yang dibuat
dari container. Terletak di Kota Batu, Malang,Jawa Timur. The Contertainer adalah sebuah
poliklinik dan perpustakaan umum yang dirancang oleh sebuah perusahaan di Indonesia
yang bernama Dpavilion Arsitek, yang mengubah kontainer petualang menjadi
perpustakaan, yang berfungsi sebagai “jendela dunia”.

The Contertainer terletak di Batu, Jawa Timur yang merupakan kota yang relatif baru
dengan akar yang kuat di bidang pertanian. Kesenjangan yang tumbuh di antara mereka
yang memiliki uang di Indonesia dan mereka yang tidak memiliki, merupakan dorongan
untuk proyek yang menyenangkan dan berwarna-warni ini, yang benar-benar gratis untuk
umum. Di dalamnya adalah klinik kesehatan yang menyediakan kebutuhan penduduk desa,
seperti perawatan kesehatan dan perpustakaan umum untuk belajar,melakukan kegiatan
masyarakat,inspirasi,dan hiburan.
Pusat dari bangunan ini terdiri dari lima kontainer pengiriman yang diletakkan di atas
konstruksi “panggung” dari pipa baja. Kontainer bekas merupakan material yang mudah
didapatkan dan murah di Indonesia jadi Dpavilion Arsitek memutuskan untuk menggunakan
mereka karena sifat multi fungsi mereka dan kemudahan konstruksi.
7. Kesimpulan
Dari berbagai studi perbandingan, disimpulkan hunian bebahan container bisa digunakan
di semua tipe iklim di seluruh dunia. Tidak hanya terpaku pada perumahan horizontal saja,
container bekas juga dapat diaplikasikan sebagai kantor, fasilitas pendidikan, kesehatan,
apartemen, kafe, fasilitas umum lainnya. Selain menghasilkan bentuk dan tampilan yang unik,
modul balok pada container tidak mengikat perancang atau arsitek sehingga tetap
dapat dibuat berbagai desain yang unik dan akomodatif.
Karena saat ini sudah ditemukan cara dan bahan isolator yang dapat mengisolasi panas
ataupun mengakomodasi suhu hangat, sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, karena sudah
banyak diterapkan di luar negeri sebagai hunian permanen, dapat dikatakan bahan container
bekas layak diaplikasikan sebagai hunian dan fasilitas umum lainnya.
Penelitian lebih lanjut sangat dianjurkan, agar didapat pengertian secara meluas, bahwa
rumah berbahan container bekas layak dan sangat dianjurkan sebagai bahan utama maupun
bahan alternative bangunan tinggal.

Anda mungkin juga menyukai