Anda di halaman 1dari 20

1

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Teknologi KERS (Kinetic Energy Recovery System) adalah teknologi yang


berfungsi menyimpan energi kinetik yang terbuang saat pengereman dan
dimanfaatkan untuk menambah dorongan kendaraan pada saat diperlukan. Pada
prinsipnya teknologi KERS terbagi menjadi dua yaitu sistem elektro-mekanis dan
full-mekanis. Sistem elektro-mekanis adalah sistem KERS yang menyimpan
energi kinetik hasil pengereman dengan cara memutar poros generator yang
kemudian dikonversi menjadi energi listrik dan disimpan di baterai/kapasitor.
Sistem yang kedua adalah full-mekanis yaitu sistem KERS yang menyimpan
energi kinetik hasil pengereman dengan flywheel melalui sistem CVT
(Continuously Variable Transmission). Kemudian energi yang tersimpan dalam
flywheel digunakan untuk menambah kecepatan kendaraan.
Teknologi KERS yang menggunakan flywheel sebagai penyimpan energi
(full-mekanis) telah diterapkan pada bus tahun 1980 oleh Perusahaan Torotrak.
Pada sistem ini kecepatan putaran flywheel sampai 24.000 rpm, namun kapasitas
penyimpanan energinya dan power transmission kurang sesuai untuk diterapkan
pada kendaraan umum. Saat ini perusahaan Torotrak melanjutkan pengembangan
KERS pada bus dengan meningkatkan flywheel capacity menjadi 50% lebih besar
dari Formula one, power transmission menjadi lebih konstan serta mengurangi
fuel consumption 34% (Brockbank, 2009). Teknologi KERS juga diterapkan pada
sepeda di salah satu universitas di Singapura (Chenghan, 2008). Sistem KERS
tersebut mengunakan sistem full-mekanis dengan komponen penyimpan energi
mengunakan pegas. Sistem ini relatif sederhana, namun kapasitas penyimpan
energinya sangat kecil. Sementara itu, pada kompetisi Formula One telah
diaplikasikan teknologi KERS untuk menambah akselerasi kendaraan (Mosley,
2009). Sistem KERS pada Formula One diharapkan dapat mengurangi konsumsi
bahan bakar sehinggga mengurangi emisi gas buang. KERS yang digunakan pada
mobil Formula One dibuat oleh perusahaan Flybrid dari Inggris. Energi yang bisa
disimpan sekitar 80 HP jika dikonversikan dengan daya kuda atau 60 KW untuk
waktu 6,67 detik, serta akan dikembangkan lagi menjadi 200 KW dengan desain
yang lebih kecil dan berat yang ringan.
Untuk itu dalam penulisan ini akan dianalisis, dikembangkan, dan
diujicoba teknologi KERS pada sepeda motor yang bertujuan untuk meningkatkan
akselerasi kendaraan dan mengurangi konsumsi bahan bakar. Penerapan teknologi
KERS untuk kendaraan roda dua didasarkan pada jumlah sepeda motor di
Indonesia yang saat ini sudah mencapai sekitar 40 juta dan pertambahan tiap
tahunnya mencapai sekitar 4 juta unit. Hal ini terlihat dari data penjualan sepeda
motor dari Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia (AISI).
http://www.antaranews.com (2009). Dari jumlah tersebut sepeda motor
merupakan penyumbang polusi terbesar dan pemakai bahan bakar minyak yang
sangat besar. Teknologi KERS yang akan digunakan dalam penelitian ini
menggunakan sistem full-mekanis, karena dorongan yang dihasilkan lebih
maksimal dan mampu menyimpan energi sekitar 3HP, serta fit-in dengan sepeda
motor. Pada saat terjadi pengereman, energi pengereman disimpan di flywheel

This page was created using Nitro PDF trial software.


To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
2

secara mekanis, sedangkan pengendalian kopling menggunakan mikrokontroller


agar daerah kerjanya berada di atas 50 km/jam.
Permasalahan yang akan dikaji, dibahas dan diselesaikan baik secara
parsial maupun keseluruhan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana menganalisis sistem KERS yang akan diterapkan pada sepeda
motor untuk menambah akselerasi kendaraan dan mengurangi konsumsi
bahan bakar.
2. Bagaimana merancang sistem KERS yang diterapkan pada sepeda motor
untuk mendapatkan konstruksi dan dimensi yang fit-in.
3. Bagaimana teknik penyimpanan energi pengereman yang terbuang
kedalam sistem penyimpanan secara efektif.
4. Bagaimana memilih komponen-komponen mekanik yang dibutuhkan
KERS pada sepeda motor yang harganya relatif murah namun memiliki
kemampuan dan kualitas kerja yang baik.
5. Bagaimana memanfaatkan energi yang tersimpan untuk menambah
akselerasi kendaraan.

TUJUAN PROGRAM

Penelitian berkaitan dengan Teknologi KERS pada sepeda motor untuk


menambah akselerasi kendaraan dan mengurangi konsumsi bahan bakar,
mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut.
1. Menganalisa penerapan teknologi KERS pada sepeda motor untuk
meningkatkan akselerasi dan efisiensi bahan bakar.
2. Merancang sistem KERS untuk diterapkan pada sepeda motor berdasarkan
peninjauan dari teori-teori yang ada.
3. Mendapatkan sistem penyimpanan energi yang efektif serta tidak
menimbulkan kerugian-kerugian mekanis.
4. Mendapatkan analisa umur kerja yang relatif panjang pada komponen-
komponen mekanik yang dibutuhkan KERS sehingga mengurangi biaya
perawatan alat.
5. Memanfaatkan energi yang terbuang berupa energi kinetik yang terjadi
saat pengereman, untuk disimpan dan digunakan untuk menambah
akselerasi kendaraan.

KEGUNAAN PROGRAM

Ada beberapa kegunaan program yang diharapkan dari penelitian ini,


yaitu sebagai berikut.
Bagi masyarakat :
Aspek Ekonomi : Meningkatkan efisiensi sepeda motor, sehingga
dapat menghemat penggunaan bahan bakar.
Aspek IPTEK : Memperoleh aplikasi teknologi baru KERS pada
sepeda motor sebagai kebanggaan produk dalam
negeri yang merupakan hasil karya anak bangsa.

This page was created using Nitro PDF trial software.


To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
3

Bagi industri :
Aspek Ekonomi : Memperoleh aplikasi Teknologi KERS yang
efektif, dan dapat dipergunakan untuk kendaraan
roda dua yang bisa dijangkau oleh seluruh
masyarakat.
Aspek IPTEK : Diperoleh sistem perancangan dan manufaktur
teknologi KERS sehingga lebih mudah
beradaptasi dengan teknologi baru.
Menguasai teknologi terbaru dalam bidang
penyimpanan energi melalui teknologi KERS.

RUMUSAN GAGASAN

PENERAPAN TEKNOLOGI PENYIMPANAN ENERGI KINETIK

Teknologi penyimpanan energi kinetik telah diterapkan pada tahun 1980


melalui sistem full-mekanis menggunakan flywheel oleh perusahaan Torotrak.
Pada sistem ini kecepatan putaran flywheel sampai 24.000 rpm, namun kapasitas
penyimpanan energinya dan power transmission kurang sesuai untuk diterapkan
pada kendaraan umum. Saat ini perusahaan Torotrak melanjutkan pengembangan
KERS pada bus dengan meningkatkan flywheel inertia sampai 0,323 kgm/sec2,
flywheel capacity menjadi 50% lebih besar dari Formula One, power transmission
menjadi lebih konstan serta mengurangi fuel consumption 34% (Brockbank,
2009).
Teknologi KERS juga pernah diterapkan pada sepeda di salah satu
universitas di Singapura, tetapi hanya dalam bentuk prototipe dan desainnya
kurang ergonomis. Sistem KERS tersebut mengunakan sistem full-mekanis
dengan komponen penyimpan energi mengunakan pegas. Sistem ini relatif
sederhana, namun kapasitas penyimpan energinya sangat kecil.
Pada tahun 2005 teknologi KERS mulai dikembangkan pada mobil
Formula One yang dilanjutkan pada tahun 2009 sebagai regulasi Formula One.
Teknologi KERS dapat dimanfaatkan dengan 2 cara, yaitu full-mekanis dan
elektro mekanis. Full-mekanis menggunakan roda gila (flywheel). Sedangkan
elektro-mekanis, tenaga dari mesin diubah menjadi energi listrik (menggunakan
generator), kemudian disimpan pada kapasitor atau baterai. Setelah itu baru
digunakan untuk membantu mesin menjalankan kendaraan, misalnya
berakselerasi. KERS full-mekanis yang digunakan pada mobil Formula One
dibuat oleh Flybrid dari Inggris. Energi yang bisa dihemat dari alat yang
diciptakan perusahaan tersebut yaitu sekitar 400 kilojoule untuk setiap lap.
Apabila dikonversi lagi sama dengan 80 HP atau 60 KW untuk waktu 6,67 detik
dan disederhanakan lagi, menjadi 60.000 Joule per detik.

This page was created using Nitro PDF trial software.


To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
4

SPESIFIKASI DAN KOMPONEN KERS PADA FORMULA ONE

Spesifikasi KERS full-mekanis


mekanis

4 3

Gambar KERS full-mekanis Formula One.


Gambar1.

Pada sistem full-mekanis


mekanis komponen yang digunakan adalah :
1. Flywheel.
2. CVT Gear Box.
3. Roda Gigi Poros Belakang.
Belakang
4. Engine Gear Transmission.
Transmission

Gambar 2.. Konfigurasi KERS CVT pada Formula One.

Cara kerja dari sistem diatas adalah :


Saat mobil direm, ECU (engine
( control unit) memerintahkan kopling ((clutch)
pada sistem KERS untuk menghubungkan flywheel dengan poros roda belakang
(differential).
). Roda gigi yang terdapat pada CVT akan mengerakkan flywheel,
sehingga roda gigi yang terdapat pada CVT akan mempercepat putaran flywheel
dengan perbandingan 6:1. Flywheel berputar lebih cepat dan menyimpan energi
dari mesin yang tidak sepenuhnya digunakan untuk menjalankan mobil. Saat
pembalap berakselerasi, ECU memerintahkan kopling untuk terhubung dengan
poros roda belakang. Kini giliran flywheel yang menyalurkan energinya
ene ke
transmisi untuk memperkuat traksi atau mempercepat akselerasi.

This page was created using Nitro PDF trial software.


To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
5

Komponen KERS full mekanis pada Formula One

Flywheel Control system CVT variator


Gambar 3. Komponen utama KERS Formula One.

Pada Gambar 3 terlihat beberapa komponen KERS pada Formula One


yaitu flywheel,, control system, CVT variator. Spesifikasi flywheel pada Teknologi
KERS full-mekanis
mekanis yang dikembangkan oleh Flybrid pada Formula One musim
2009 menggunakan bahan round steel hub yang dilapisi carbon filament filament. Berat
flywheel adalah 5 kg dengan diameter 200 mm dan panjang 100 mm. Putaran pada
flywheel antara 32.500 rpm dan putaran maksimal mencapai 64.500 rpm.
Kapasitas energi yang dapat tersimpan dalam flywheel adalah 580 kJ. Berat total
flywheel dan CVT serta housing gear drive kurang dari 25 kg.
Selanjutnya komponen yang digunakan yaitu control system atau ECU
adalah software pada sistem KERS yang berfungsi untuk memerintahkan kapan
kopling digunakan dan mengatur kapan percepatan itu digunakan. Pada ECU
terdapat mikrokontroler yang berfungsi sebagai unit pengontrol suatu aplikasi
tertentu.
Pada Gambar 3 terlihat komponen CVT variator sebagai salah satu
komponen utama. CVT variator pada KERS Formula One adalah transmissi
otomatis yang berfungsi mengubah speed ratio sebesar 6:1. Dengan perbandingan
tersebut, maka daya output yang dihasilkan dapat memutar flywheel flywheel. CVT
variator terdiri dari 3 roller,
roller masing-masing sisi luar roller bersinggungan dengan
permukaan toroidal variator
ariator, input disc dan output disc.. Saat daya disuplai
melalui input disc, disc berputar dan daya di transmisikan melalui roller menuju
output disc,, sedangkan bagian
ba yang berputar berlawanan arah menuju input disc
disc.

3
1 2

Gambar 4. CVT variator.

This page was created using Nitro PDF trial software.


To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
6

Keterangan :
1. Input Disc.
2. Variator Roller.
3. Output Disc.
4. Ratio Change.

Spesifikiasi KERS elektro-mekanis


elektro

Gambar 5. Block diagram KERS elektro-mekanis dari Flybrid.

Cara kerja dari sistem diatas adalah :


Jika mobil direm, ECU memerintahkan kopling pada sistem KERS untuk
menghubungkan generator dengan poros roda belakang. Generator menghasilkan
energi listrik yang kemudian disimpan
disimpan pada baterai atau kapasitor. Saat pembalap
membutuhkan akselerasi dengan menekan tombol booster, maka ECU
memerintahkan kopling untuk terhubung kembali dengan poros roda belakang,
kemudian motor akan menggerakkan roda belakang.

Komponen utama KERS elektro-mekanis pada Formula One

Pada Gambar 6 terlihat salah satu komponen KERS elektro-mekanis


elektro mekanis yaitu
generator-motor.
motor. Komponen ini mampu bekerja sebagai motor dan generator.
Generator adalah alat yang berfungsi mengubah energi mekanik menjadi energi
listrik.
trik. Energi mekanik tersebut berasal dari putaran mesin ataupun roda belakang,
sedangkan energi listrik ini nantinya akan disimpan pada baterai atau kapasitor.
Motor adalah alat yang berfungsi mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Energi listrik tersebut berasal dari baterai atau kapasitor, sedangkan
energi mekanik ini nantinya akan digunakan untuk memutar roda belakang atau
poros engine. Dalam teknologi KERS elektro elektro-mekanis
mekanis generator-motor
generator
dikendalikan oleh ECU. Ketika kendaraan melakukan pengereman pengereman ECU
memerintahkan generator untuk terhubung dengan poros roda belakang.
Sebaliknya ketika pengemudi menekan tombol booster maka generator berubah
fungsi menjadi motor listrik yang kemudian menggerakkan poros roda belakang.

This page was created using Nitro PDF trial software.


To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
7

Gambar 6. Generator-Motor 60 kW.

Technical data :
Duty cycle = max 30%
DA = 110 mm
Lp = 100 mm
Inertia = 3000 kg mm2
Weight < 6 kg

Selanjutnya pada Gambar 7 terlihat baterai lithium ion. Keunggulan dari


Li-ion adalah kemampuannya menyimpan energi lebih lama bila tidak digunakan,
sedangkan jenis lain akan habis lebih cepat. Meski begitu, bukan berarti Li-ion
tidak punya kelemahan. Masalah utama baterai ini adalah keamanan: mudah
terbakar atau meledak. Itu terutama bila penanganannya kurang baik. Hal itu bisa
terjadi karena bahan yang digunakan mudah panas. Tiga komponen utama Li-ion
adalah anoda, katoda, dan elektrolit yang dibuat dari berbagai macam bahan.
Secara komersial dan yang paling banyak digunakan sebagai anoda adalah grafit.
Adapun katoda biasanya salah satu dari tiga bahan berikut, lapisan oksida yaitu
lithium cobalt oxide dan lithium iron phosphat, spinel yaitu lithium manganesse
oxide, dan titanium disulfide (TiS2) yang materi asli Li-ion. Akibatnya, harga
baterai ini sangat mahal.

This page was created using Nitro PDF trial software.


To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
8

Gambar 7. Baterai Lithium ion.

KONSEP PENERAPAN TEKNOLOGI KERS PADA SEPEDA MOTOR

Teknologi KERS yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan


sistem full-mekanis,
mekanis, karena dorongan yang dihasilkan lebih maksimal dan mampu
menyimpan energi yang lebih besar yaitu sebanding dengan putaran flywheel .
semakin tinggi putaran flywheel maka semakin besar energi kinetik yang disimpan
energi yang dapat disimpansekitar 3HP, serta fit-inin dengan sepeda motor. Pada
saat terjadi pengereman, energi pengereman disimpan di flywheel secara memekanis,
sedangkan pengendalian kopling menggunakan mikrokontroller agar daerah
kerjanya berada di atas 50 km/jam.
Dasar teori dari teknologi KERS pada sepeda
sepe motor yaitu berdasarkan
teori flywheel. Gopinath (2009) menyatakan bahwa flywheel adalah roda
bermassa besar. Benda bermassa besar juga mempunyai momentum yang besar.
Momentum besar ini mempunyai dasar yaitu, saat dalam keadaan diam susah
diputar tapi saat sudah berputar susah untuk direm. Prinsip ini dimanfaatkan
dalam KERS, saat mobil melaju normal, sistem KERS tidak terhubung dengan
poros engine.. Tetapi begitu pembalap menginjak rem, ECU memerintahkan
kopling pada sistem KERS untuk menghubungkan flywheelflywheel dengan poros roda
belakang. Akibatnya, massa poros engine mengalami perlambatan karena
sebagian powernya digunakan untuk memutar flywheel yang berat. Efek
perlambatan ini membantu pengereman. Saat poros rem tidak lagi terinjak, KERS
terpisah dari poros
os engine tetapi flywheel (karena massanya besar) terus berputar.
Saat pembalap berakselerasi, ECU memerintahkan kopling untuk terhubung
dengan poros engine dan kali ini putaran flywheel akan membantu engine untuk
berakselerasi.

This page was created using Nitro PDF trial software.


To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
9

Teori energi kinetis pada suatu


s lingkar roda (flywheel)) dengan massa M
kilogram, yang berputar dengan kecepatan sudut ω rad/detik pada radius R adalah:
Ek = 0,5 mR2ω2 = 2π2mR2n2 .....................................................(1)
dengan n adalah kecepatan sudut dalam putaran per detik. Persamaan diatas
berubah menjadi bentuk yang lebih umum :
Ek = 0,5 Iω2 = 2π2n2I ................................................................(2)
Untuk suatu roda gila dengan lingkar roda yang tipis dan semua massa
berada pada lingkar roda, hubungan antara tegangan tangensial σ dalam roda,
kecepatan sudut ω dan radius R adalah :
σ = R2 ω2ρ ............................................................................
............................................................................(3)
dengan ρ adalah kerapatan material dalam kilogram per meter kubik. Pemasukan
persamaan ini kedalam persamaan di bawah ini :
Ek = mσ/2ρ ...........................................................................(4)
Penyimpanan energi spesifik didalam roda gila adalah energi per satuan
massa. Untuk suatu roda tipis, energi spesifik adalah :
Energi spesifik = Ek/m = σ/2ρ ............................................(5)
Persamaan ini bisa ditulis
ulis sebagai berikut :
Energi spesifik = Kw σ/ρ ......................................................(6)
dengan Kw adalah faktor berat roda gila dan berkisar kira-kira kira kira 1,0 untuk piringan
tegangan konstan sampai 0,5 untuk rodaro gila berlingkar roda tipis.

Lubang Poros Cylindrical Disc

Gambar 8. Flywheel pada KERS Formula One.

Sementara itu sistem CVT yang terbaru telah dikembangkan oleh


Suhariyanto dkk (2009) yang menggunakan mode elektrik seperti Gambar 9.
Prinsip kerja CVT adalah memanfaatkan perubahan diameter antara puli
penggerak (driver
driver pulley)
pulley dan puli yang digerakkan (driven driven pulley),
pulley selain
melakukan variasi rasio (i) transmisi menjadi tak terbatas. Sistem ini memiliki
beberapa keunggulan desain lebih
lebi transmisi otomatis (AT) yaitu, kontruksi lebih
sederhana dan proses manufaktur yang lebih mudah, akselerasi halus tanpa
sentakan atau pukulan dari mengubah gear
gear,, efisiensi bahan bakar yang lebih baik
karena pada CVT tidak adanya daya yang terbuang waktu perpindahan
perpindahan gigi seperti
yang terjadi pada transmisi otomatis.

This page was created using Nitro PDF trial software.


To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
10

Secara teknis sistem CVT sangat sederhana, yakni perseneling dilengkapi


dengan 2 puli yang berbentuk kerucut dan sabuk baja (steel belt).. Salah satu puli
ini mempunyai lubang dan yang lainnya berbentuk
berbentuk kerucut. Ini berguna untuk
merubah diameter puli yang berkaitan dengan sabuk baja. Diameter tersebut
berubah bila puli yang berbentuk kerucut masuk atau keluar dari puli yang
berlubang. Bila puli masuk maka diameter gabungan kedua puli menjadi bes besar
dan sebaliknya. Sabuk baja yang ada pada puli akan terdorong keatas atau
kebawah sesuai dengan perubahan diameter puli dan tetap mencengkeram kuat di
puli. Perubahan diameter di puli menghasilkan perubahan tenaga secara terus
menerus, tanpa terjadi kehilangan
kehilangan tenaga saat perubahan, baik itu dari kecepatan
rendah ke kecepatan tinggi, maupun sebaliknya, dan ini yang sangat diharapkan
pemakai sepeda motor.
Untuk mengubah diameter, dalam arti mengubah torsi mesin yang akan
disalurkan ke roda, dilakukan secara
secara elektronis. Kecepatan rendah dan tenaga
besar, seperti halnya gigi satu pada sistem manual, diperoleh dengan memperkecil
diameter puli yang dihubungkan dengan sistem kopling, serta memperbesar
diameter puli yang
ang berhubungan dengan poros roda. Semakin cepat
cepat sepeda motor
bergerak, semakin besar pula diameter puli yang dihubungkan dengan sistem
kopling, dan semakin kecil diameter puli lawan. Untuk setiap pergerakan sabuk
baja yang dirancang khusus, diameter tersebut terus menerus menggigit pada puli
puli-
puli ini
ni dan praktis hampir tidak ada slip yang menyebabkan hilangnya tenaga.

Gambar 9. Mekanisme konstruksi umum CVT.

Untuk mengendalikan teknologi KERS digunakan ECU yaitu software


pada sistem KERS yang berfungsi untuk memerintahkan kapan kopling
digunakan dan mengatur kapan percepatan itu digunakan. Pada ECU terdapat
mikrokontroler yang merupakan suatu komponen elektronika sebagai terobosan
teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer
mikrokomputer,, yang didalamnya terdapat memori
(RAM/ROM) dan I/O, rangkaian tersebut terdapat dalam level chip atau biasa
disebut single chip microcomputer yang berfungsi sebagai unit pengontrol suatu
aplikasi tertentu.. Pada mikrokontroller
mikroko sudah terdapat komponen––komponen
mikroprosesor dengan bus bus–bus internal yang
ng saling berhubungan. Komponen
Komponen–
komponen tersebut adalah RAM, ROM, timer, komponen I/O paralel dan serial,
dan interrupt kontroller.

This page was created using Nitro PDF trial software.


To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
11

Flywheel

Gambar 10.. Blok diagram ECU pada sistem KERS dari Flybrid.
Sementara itu, untuk menghubungkan poros roda dengan sistem KERS
digunakan kopling yaitu suatu mekanisme yang dirancang mampu
menghubungkan dan melepaskan/memutuskan perpindahan tenaga dari suatu
benda yang berputar ke benda lainnya. Pada bidang otomotif, kopling (clutch)
yaitu peralatan transmisi yang menghubungkan poros engkol dengan poros roda
gigi transmisi. Fungsi kopling adalah untuk memindahkan tenaga mesin ke
transmisi, kemudian transmisi mengubah tingkat kecepatan sesuai dengan yang
diinginkan. Dalam
am keadaan normal, dimana fungsi kopling bekerja dengan baik,
begitu pengemudi menekan pedal kopling, tenaga mesin akan di putuskan.
Serentak roda gigi akan berhenti dari pengaruh putaran mesin. Kondisi inilah yang
mempermudah roda gigi pada transmisi. Pengemudi Pengemudi dapat dengan mudah
memindahkan tuas transmisi.
Cara kerja kopling adalah apabila mesin berputar, dengan sendirinya roda
gila ikut berputar, sedangkan pada roda gaya ini dipasangkan tutup kopling yang
tentunya juga ikut berputar. Dalam hal ini poros roda gigi atau poros utama
persneling belum dapat berputar, demikian juga dengan plat kopling yang
dipasang dengan perantaraan suatu alur pada poros tersebut yang
memungkinkannya bergerak sepanjang poros persneling. Selanjutnya, apabila kita
ingin menggerakkan
akkan roda, hal ini dapat dilakukan dengan mengoperasikan pedal,
dimana pada waktu pedal di angkat pegaspegas-pegas
pegas kopling akan menekan plat tekan
pada roda gila. Hal ini yang menyebabkan plat kopling tersebut terjepit diantara
roda gila dengna plat tekan. Plat
Plat ini mulanya akan slip, dan bergesekan dengan
roda gila maupun plat tekan akan tetapi selanjutnya secara bertahap akan ikut
terbawa berputar dan selanjutnya akan memutar poros utama persneling.
Untuk mentransmisikan daya dari poros CVT ke poros roda pada
teknologi KERS sepeda motor digunakan roda gigi yang mempunyai keuntungan,
diantaranya tidak terjadi slip yang menyebabkan speed ratio tetap, tetapi sering
adanya slip jugaa menguntungkan, misalnya
misalny pada ban mesin (belt)) , karena slip
merupakan pengaman agar motor penggerak tidak rusak. Apabila putaran
keluaran (output)) lebih rendah dari masukan (input)
( ) maka transmisi disebut
reduksi (reduction
reduction gear
gear), tetapi apabila keluaran lebih cepat dari pada ma
masukan
maka disebut inkrisi (increaser
increaser gear).
gear

This page was created using Nitro PDF trial software.


To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
12

LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN TEKNOLOGI KERS

Adapun langkah-langkah strategis untuk mewujudkan gagasan ini adalah


sebagai berikut.

Studi Literatur
Pada tahap awal dilakukan studi literatur yang berkaitan dengan Teknologi
KERS pada bus, sepeda dan sistem yang telah diterapkan pada Formula
One. Dikaji juga secara lebih detail literatur yang terkait dengan komponen-
komponen utama yang digunakan pada teknologi KERS dari Formula One,
termasuk didalamnya cara kerja dan fungsi masing-masing komponen
tersebut. Disamping itu dilakukan pencarian data melalui kajian literatur dan
penelusuran internet. Dari kegiatan ini diperoleh teori tentang KERS, serta
metode pengujian performance sepeda motor yang mencakup torsi, daya,
dan konsumsi bahan bakar.
Observasi
Tahap ini dilakukan pengamatan karakteristik mencakup metode
penyimpanan energi, transmisi daya, pengendalian sistem elektrik,
pengendalian kopling, desain serta dimensi dari sepeda motor hybrid yang
bisa diterapkan untuk teknologi KERS. Dan kami mengamati tentang cara
kerja dari masing-masing komponen KERS full-mekanis untuk diterapkan
pada sepeda motor dengan penambahan kontrol kopling pada flywheel agar
kerja yang di hasilkan saat digunakan tidak terlalu membebani kerja mesin.
Berdasarkan kondisi tersebut maka sangat dimungkinkan dan merupakan
suatu kontribusi baru untuk mengembangkan teknologi KERS pada sepeda
motor dengan sistem yang lebih kompak.

Perencanaan dasar sistem


Pada langkah ini dilakukan perencanaan awal dari sistem KERS.
Perencanaan awal ini didasari pada hasil kaji literatur, kaji karakteristik,
desain, dan dimensi dari produk yang sudah ada. Dari rancangan awal ini
diperoleh konsep penyimpanan dan penggunaan energi. Perancangan awal
ini dimaksudkan untuk mendapatkan desain yang selanjutnya akan
diterapkan pada alat tersebut dengan memperhatikan data-data yang
diperoleh dari studi literatur maupun observasi. Adapun rancangan teknologi
KERS pada sepeda motor seperti pada Gambar 11.

This page was created using Nitro PDF trial software.


To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
13

1
2
3
4 7

5 8

6 9

Gambar 11. Rancangan KERS pada Sepeda Motor.

Keterangan:
1. Engine 6. Gear Flywheel
2. Driver Pulley 7. Roda Belakang
3. V-Belt 8. Poros Roda Belakang
4. Driven Pulley 9. Flywheel
5. Reducer Gear

KESIMPULAN

Teknologi KERS yang akan digunakan dalam gagasan ini menggunakan


sistem full-mekanis,
mekanis, karena dorongan yang dihasilkan lebih maksimal dan mampu
menyimpan energi yang lebih besar yaitu sebanding dengan putaran flywheel .
semakin tinggi putaran flywheel maka semakin besar energi kinetik yang disimpan
energi yang dapat disimpansekitar 3HP, serta fit-in
in dengan sepeda motor. Pada
saat terjadi pengereman,
ngereman, energi pengereman disimpan di flywheel secara me
mekanis,
sedangkan pengendalian kopling menggunakan mikrokontroller agar daerah
kerjanya berada di atas 50 km/jam. Analisa yang dilakukan untuk mewujudkan
gagasan ini adalah menganalisa tingkat akselerasi
akselerasi dan efisiensi bahan bakar,
sistem penyimpanan energi yang efektif serta menganalisa umur kerja pada
komponen KERS sehingga mengurangi biaya perawatan alat.

This page was created using Nitro PDF trial software.


To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
14

DAFTAR PUSTAKA

Ariyono S, 2008. “Intelligent Electromechanical Continuously Variable


Transmission Ratio Controller”. Disertasi Faculty of Mechanical
Engineering University Teknologi Malaysia, Malaysia.
Bonsen B , T.W.G.L. Klaassen, K.G.O. van de Meerakker, M. Steinbuch and P.A
Veenhuizen, 2003. “Analysis Of Slip In A Continuously Variable
Transmission”, Proceeding of IMECE’03 2003 ASME International
Mechanical Engineering Congress, IMECE 2003-41360, Washington DC.
Brockbank C, 2009. “Full Toroidal CVT in a Kinetic Energy Recovery System”.
Torotrak (Development) Ltd.
Brockbank C, Greenwood C, 2009. “Full Toroidal Variable Drive Transmission
System in Mechanical Hybrid System From Formula 1 to Road
Vehicle”. Torotrak (Development) Ltd.
Gopinath, Mayuram, 2009. “Machine Design”. Indian Institut of Technology
Madras.
Hananto K, Sampurno B. Makalah Ilmiah “Keunggulan Pengelolaan Sumber-
sumber Energy dalam Menghadapi Krisis Sosial-Ekonomi Global”
(accepted). Graha ITS 22 Desember 2009.
Li, Chenghan, 2008. “Kinetic Energy Recovery System For Vehicles”. Avalaible
from URL: http://www.youtube.com.
Mosley, 2009. “Brake Energy Regeneration in F1 by 2009”. Avalaible from
URL: http://www.motorauthority-blog.com.
O’Neill, Peter, 2009. “Application of a Torotrak IVT to an Optare Bus Produces
19% Fuel Economy Improvement”. Torotrak (Development) Ltd.
Prasetyo, 2007, “Sistem Kontrol Continuously Variable Transmission (CVT)
Berbasis Logika Fuzzy”. Skripsi, Jurusan Teknik Mesin ITS, Surabaya.
Race engine technology magazines 2009. “Engine Recovery in Formula One”.
Avalaible from URL: http://www.highpowermedia.com.
Suhariyanto, dkk. 2009. “Sistem Kendali Loop Tertutup dengan Mode
Elektrik pada Continuously Variable Transmisi untuk meningkatkan
optimasi torsi dan Fuel Consumption Kendaraan”. Laporan kemajuan
penelitian strategis ITS Surabaya.
Sutantra, I. N, 2002. “Teknologi Otomotif Teori dan Aplikasinya”. Guna
widya, Surabaya.
Triyasmihadi, 2006. “Rancang Bangun dan Studi Eksperimen Continously
Variable Transmission (CVT)”. Proceeding IES, Surabaya.

This page was created using Nitro PDF trial software.


To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
15

LAMPIRAN

1. DAFTAR BIODATA KETUA DAN ANGGOTA

DATA PRIBADI KETUA


1. Nama lengkap : Puspita Dwi K
2. Jenis kelamin : Perempuan
3. Tempat, tanggal lahir : Nganjuk, 26 Juli 1989
4. Status : Belum menikah
5. Agama : Islam
6. Kewarganegaraan : Indonesia
7. Alamat : Jl. Diponegoro III No.10 Nganjuk
8. No. Telepon / HP : 085649571743

PENDIDIKAN
1. 1996 – 2002 : SDN Ganungkidul 1 Nganjuk
2. 2002 – 2005 : SLTP Negeri 1 Nganjuk
3. 2005 – 2008 : SMA Negeri 2 Nganjuk
4. 2008 – Sekarang : D-3 Teknik Mesin ITS Surabaya

DATA PRIBADI ANGGOTA 1


1. Nama lengkap : Dedi Sulistyo Widodo
2. Jenis kelamin : Laki-Laki
3. Tempat, tanggal lahir : Jombang, 6 Oktober 1986
4. Status : Belum menikah
5. Agama : Islam
6. Kewarganegaraan : Indonesia
7. Alamat : Jl. Gatot Subroto No.151 Jombang
8. No. Telepon / HP : 085746674210

PENDIDIKAN
1. 1993 – 1999 : SDN Jelakombo 1
2. 1999 – 2002 : SMPN 1 Jombang
3. 2002 – 2005 : SMKN 3 Jombang
4. 2007 – Sekarang : D-3 Teknik Mesin ITS Surabaya

DATA PRIBADI ANGGOTA 2


1. Nama lengkap : Pramita Ayu Nurdia Ningrum
2. Jenis kelamin : Perempuan
3. Tempat, tanggal lahir : Sumenep, 15 September 1990
4. Status : Belum menikah
5. Agama : Islam
6. Kewarganegaraan : Indonesia

This page was created using Nitro PDF trial software.


To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
16

7. Alamat : Jl Adirasa Blok MM 07 Perumahan Bumi


Sumekar Asri Gg Jeruk II, Sumenep Madura
8. No. Telepon / HP : 085730695533

PENDIDIKAN
1. 1997 – 2003 : SDN Kolor Sumenep
2. 2003 – 2006 : SLTP Negeri 1 Sumenep
3. 2006 – 2009 : SMA Negeri 1 Sumenep
4. 2009 – Sekarang : D-3 Teknik Mesin ITS Surabaya

2. DAFTAR BIODATA DOSEN PENDAMPING

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Dr. Ir. Bambang Sampurno, MT


NIP : 1965.09.19.1990.03.1003
Tempat / Tanggal Lahir : Jember, 19 September 1965
Bidang Keahlian : Instrumentasi & Kontrol
Kantor / Unit Kerja : Jurusan Teknik Mesin FTI – ITS.
Alamat Kantor : Kampus ITS Keputih Sukolilo,
Telepon : (031) 5922942; Fax. (031) 5932625
e-mail : bsampurno@me.its.ac.id
Alamat Rumah : Perumdos ITS Jl. Hidrodinamika IV Blok T-71
Keputih Sukolilo Surabaya 60111
HP: 0817202102

RIWAYAT PENDIDIKAN

No. Perguruan Kota & Negara Strata Tahun Bidang Studi


tinggi lulus
1. ITS Surabaya S1 1989 Teknik Mesin
Instrumentasi &
2. ITB Bandung S2 1998
Kontrol
Instrumentasi &
3. ITB Bandung S3 2005
Kontrol

MATA KULIAH YANG DIAMPU

No. Mata Kuliah SKS Program Studi


1. Kontrol Adaptip 3 S2 Teknik Mesin
2. Sistem Pneumatik & Hidrolik 2 S2 Teknik Mesin
3. Mekatronika 4 S1 Teknik Mesin
4. Pengendalian otomatik 3 S1 Teknik Mesin

This page was created using Nitro PDF trial software.


To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
17

5. Instrumentasi 3 D3 Teknik Mesin


6. Kinematika & Dinamika 2 D3 Teknik Mesin
7. Mekatronika Dasar 3 D3 Teknik Mesin

RIWAYAT PEKERJAAN

No Tahun Jenis Pekerjaan


Dosen Tetap Jurusan Teknik Mesin FTI – ITS
1. 1990 – sekarang Pengajar program D3, S1 dan S2 Teknik Mesin
ITS
Sekretaris SPIU TPSDP Prog. D3 Teknik Mesin
2. 2004 – 2005
FTI ITS
Kalab. Perancangan dan Otomasi Program Studi
3. 2006 – 2008
D3 Teknik Mesin FTI – ITS
Tim Konsultasi Kemahasiswaan ITS
4. 2006 – sekarang
Pokja Bidang Ilmiah dan Technopreneurship
5. 2007– 2008 Ketua Program D I Mekatronika ITS – PT Nestle
Instruktur Bidang Otomasi pada Pelatihan
6. 2006
Karyawan PT Bukit Jaya Abadi Surabaya
Instruktur Bidang Otomasi Industri pada Pelatihan
7. 2006 Kewirausaahan Permesinan Modern Deperindag-
ITS
Tim Konsultan Instrumentasi Pada Preventive
8. 2006 – 2007 Maintenance Project PT Badak NGL Bontang
Kaltim
Sekretaris Pusat Bisnis Teknologi dan Industri
9. 2007-2011
LPPM –ITS
Ketua Panitia Seminar Sistem Pertahanan Negara
10. 2008
Kepulauan Kerjasana Indonesia – Perancis
11. 2008-2009 PIC Pengembangan Softskills Mahasiswa ITS
PIC Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa
12. 2009
ITS

PENGALAMAN RISET

No Judul Riset Tahun


Rancang Bangun Sistem Pengereman Tromol Untuk
1. Menghasilkan Efek Antilok Pada Kendaraan Roda 1998/1999
Dua, Research Grant, Dirjen Dikti, sebagai ketua.
Rancang Bangun Sistem Kemudi Empat Roda Untuk
Meningkatkan Kestabilan dan Kemampuan Parkir
2. 1999/2000
Kendaraan, Hibah Bersaing Dirjen Dikti, sebagai
anggota.
Rancang Bangun Sistem Pengolahan Sinyal Analog
Guna Meningkatkan Perkuliahan Mekatronika
3. 2004/2005
(Implementasi Pada Sistem Pengapian Motor Bakar),
Teaching Grant TPSDP ADB Loan No 1792 – INO,

This page was created using Nitro PDF trial software.


To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
18

sebagai ketua.
Rancang Bangun CDI Dengan Anti Curi Dan Fuel
4. Cut Off Deceleration, Vucer Multi Tahun Dirjen Dikti, 2006
sebagai anggota.
Pengembangan Prototipe Sequential Distributorless
5. Digital Ignition Multi Purpose, DIPA ITS sebagai 2007
ketua.
Uji Komponen Kritis CDI Produk Lokal, DIPA ITS
6. 2007
sebagai anggota.
Pengembangan dan Implementasi Prototipe Strategi
Sistem Kontrol Prediktif Non Linier Berbasis
7. Jaringan Syaraf Tiruan Pada Proses Multi input 2007/2008
Multi Output, Hibah Bersaing Dirjen Dikti, sebagai
anggota.
Pengembangan CDI Digital Multispark dan
8. Multipurpose Guna Meningkatkan Daya Saing UKM 2008
Otomotif , Dipa ITS sebagai ketua.
Rancang Bangun Kendaraan Berbahan Bakar Gas
9. dengan Sistem Kendali Terintegrasi, Hibah 2008/2010
Kompetensi Dirjen Dikti sebagai anggota.

PUBLIKASI ILMIAH

No Karya Ilmiah Tahun


Sampurno B dan Harijono A Tjokronegoro. “Koefisien
Understeer Sebagai Indikator Kendali Kendaraan
1. 1999
Dengan Sistem 4WS”. Prosiding seminar PPI-KIM’99,
Serpong, 16-17 November.
Sampurno B, Harijono A Tjokronegoro, Farida I
Muchtadi and W. Arismunandar. “Estimator of
Understeer Coefficient Based on Full Car Model at
2. Four Wheel Steering”. Proceeding of Asia/Pacific 1999.
International Congress on Engineering Computational
and Signal Processing (ECM&SP’99), Bandung,
November 22-24.
Sampurno B, Harijono A Tjokronegoro, Farida I
Muchtadi and W. Arismunanda. “Application of Feed
3. Forward Controller on a Four Wheel Steering :The 2000
Concept”. Proceeding of Seoul 2000 FISITA World
Automotive Congress, Seoul, Korea June 12-15.
Sampurno B, Harijono A Tjokronegoro, Farida I
Muchtadi dan W. Arismunandar. “Rancangan Dasar
4. Sistem Kendali Umpan Maju Pada Kendaraan 4WS 2001
Berdasarkan Model kendaraan Penuh”. Jurnal T.
Mesin ITB Vol. 16 No 2, Juni.
Sampurno B, Harijono A Tjokronegoro and Subowo.
5. “Estimation of Sideslip Angle to Obtain Optimal 2001
Maneuver At Four Wheels Steering System”.

This page was created using Nitro PDF trial software.


To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
19

Proceeding of 8th IEEE International Conference on


Mechatronics and Machine Vision in Practice
Hongkong, August 26-30.
Sampurno B dan Harijono A Tjokronegoro. “Estimasi
Sudut Slip Roda Kendaraan 4WS Berdasarkan Model
6. 2003
Kendaraan Penuh”. Prosid. Seminar Instrumentasi
dan Kontrol, Bandung, 1–2 Juli.
Sugijantono, Sarsetyanto J, Sampurno B. “Rancang
Bangun Alat Ukur Profil Involute Roda Gigi Lurus”.
7. 2005
Prosiding Seminar Research Grant , Yogyakarta, 19-21
Juni.
Sarsetyanto J, Sampurno B, Sugijantono. “Rancang
Bangun Pencuci Udara Guna Meningkatkan
8. Sentuhan Ranah Psikomotorik Pada Mata Kuliah 2006
Pengkondisian Udara”. Prosiding Seminar Teaching
Grant , Bali, 20 - 21 April.
Sampurno B, Muzni M, Rusdiyana L. “Application of
Digitalized Distributorless Ignition System to Provide
9. Stable High Voltage”. The 15th Asia Pasific 2009
Automotive Engineering Conference October 26-28,
2009, Hanoi, Vietnam (accepted).

This page was created using Nitro PDF trial software.


To purchase, go to http://www.nitropdf.com/
20

3. Gambar skema 2D KERS yang akan diterapkan pada sepeda motor.

This page was created using Nitro PDF trial software.


To purchase, go to http://www.nitropdf.com/

Anda mungkin juga menyukai