Anda di halaman 1dari 17

TUBERKULOSIS PARU

SRI YONA, SKP, MN PHD


Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Ilmu Keperawatan UNIVERSITAS INDONESIA
TUBERCULOSIS
Adalah penyakit infeksi paru yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis.
Merupakan bakteri anaerob, yang tahan asam
penyakit infeksi 10 terbanyak yang menyebabkan kematian
(WHO, 2019)
Menular melalui: droplet, batuk, bersin, berbicara
Sekali batuk, makan akan melepaskan sekitar 3.000 droplet
tuberkulin k
METODE PENULARAN
PATOFISIOLOGI
Bakteri bacil TB masuk ke paru melalui droplet, dan
mecapai area alveoli à Jika imunitas rendah, basil TB
nerkembang biak di dalam alveoli. Makrofag yang
terinfeksi akan memproduksi sitokin yang dpaat
menrangsang proses fagosit sel, terlmasuk monosiy ,
neutrofil, sehingga terbentuk nodul granuloma,
Tuberkelà tuberkel membesar dan basilTB memasuki
jaringan limfayik (Linfadenopati). Merupakan
manifetasi klinik TB primeràTuberkel masuk ke
parekim paru dan melibatkan jaringan lomfatik
(Kompleks Ghon). à Bakteremia
PATOFISIOLOGI
  Basil TB lanjut berkembang , dan respon imun tubuh
terbentuk àjika imun menurun, terjadi kerusakan
paruànekrosis kaseosa: Calcify atau liquid

  Basil TB dapat menyerang organ tubuh lainnuya


melalui aliran darah atau sistem limfatik : TB Milier

  TB dapat menyerang organ tubuh : otak, sistem


pencernaan, dan organ tubuh lainnya.
POINT Proses infeksi

1.  Inflamasi ganulomatous yang disebabkan oleh basil


TB, yang dikelilingi oleh jaring kolagen, fibroblas dan
limfosit

2.  Nekrosis kaseosa: adalah jaringan nekrotik yang


berubah menjadi massa ganular, yang terjadi diarea lesi.
Jiak di Rontgen, maka ini menjadi lesi primer. Area ini
dapat calsifikasi, atau berbentuk cair
1. TB PARU 2. TB Ekstra Paru
Melibatkan organ lain diluar
Melibatkan area parenkim paru: pleura, KGB, abdomen,
paru kulit, tulang , sendir , ginjal,
otak dan organ lainnya

Klasifikasi TB: Lokasi Penyakit


TBC Patofisiologi
INFEKSI PRIMER INFEKSI SEKUNDER

  Terjadi ketika seseorang Terjadinya infeksi berulang


pertama kali terinfeksi TBC atau reaktif bakteri TB yang
dormant.
Umumnya menyerang area Penyebab: imunitas yang
apeks paru atau dekat pleura menurun
lobus bawah paru
Umumnya bersifat lokal,
Dapat sembuh dengan terapi hanya sedikit melibatkan
jaringan linfatik dan sedikit
yang adekuat, mebentuk lesi kasesosa
jaringa parut dan lesi
klasifikasi di diarea apeks Lesi umumnya terjadi organ
lain
MANIFESTASI KLINIS
GEJALA PARU GEJALA UMUM
Batuk produktif atau non •  Rasa lelah
produktif
•  Anoreksia
Dispnoe
•  Penurunan berat badan
Hemoptisis
•  Demam ringan , menggigil,
Nyeri dada: pleuritik atau dan berkeringat (sering
nyeri dada tumpul dimalam hari)
Sesak di dada
  crackles
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
Uji kulit Tuberkuli
•  Ujj Mantoux
•  menggunakan tuberculin purified
protein derivate (PPD).
Uji Quanti FERON-TB
Gold
•  Hasi positif: menunjukkan
klien pernah terinfeksi

3. Apusan dan Kulture Acid


Fast bacillus

•  Tidak terlalu sensitif


•  Dapat mengkonfirmasi adanya bakteri TB
aktif
TERAPI FARMAKOLOGI
Fase intensif Fase lanjutan
Kategori Kasus tiap hari 3 x seminggu
Kasus baru BTA positif; BTA negatif/rontgen
positif dengan kelainan parenkim luas; Kasus
I TB ekstra paru berat 2HRZE 4H3R3
Relaps BTA positif; gagal BTA

II positif; Pengobatan terputus 2HRZES 5H3R3E3


Kasus baru BTA negatif/rontgen positif sakit
III ringan; TB ekstra paru ringan 2 HRZ 4H3R3
Bila pada ahir fase intensif, pengobatan
pasien baru BTA positif dengan kategori 1
atau pasien BTA positif pengobatan ulang
dengan kategori 2, hasil pemeriksaan dahak
Sisipan masih BTA positif. 1 HRZE

Keterangan:
E=Etambutol; H=Isoniazid; R=Rifampisin; Z=Pirazinamid; S=Streptomisin
EFEK SAMPING OBAT
EFEK SAMPING OBAT
Nama Obat Efek samping Penanganan
Perifer neuritis
Isoniasid piridoxin., 10 mh profilaksis
Hentikan pengobatan jika
Hepatitis gejala memburuk
SSP: convulsion, Neuritis optik, Pusing,
Ataksia Observasi pasien, jika gejala
memburuk, hentikan
Toksik ensefalopaty pengobatan
Optik Neuritis

Etambutol Gatal pada kulit Gunakan dengan hati hati


Urine, saliva, air mata berwarna merah Informasikan efek samping
obat pada pasien
Obat tidak perlu dihentikan.
Rifamfisin Gejala flu Observasi kondisi pasien
Cek SGOT, SGPT. Jika
Hepatitis Jaundice, hentikan pengobatan
Trombositopenia

Hemolisis, syok, purpura, Gagal ginjal Hentikan pengobatan


Efek Samping Major
Nama Obat Efek samping Penatalaksanaan
Tiasetazon
Gatal-gatal, kemerahan di
kulit Hentikan obat
Ketulian
Hentikan streptomisin,
Streptomisin ganti dengan etambutol
Pusing, vertigo. nistagmus
Hentikan streptomisin,
Streptomisin ganti dengan etambutol
Ikterus/ jaundice/
hepatotoksik

INH, Rifamficin Hentikan antiTB


Gangguan penglihatan

Etambutol Hentikan etambutol


DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resiko terjadinya obstruksi jalan nafas berhubungan dengan
adanya sputum yang kental, ketidakmampuan mengeluarkan
sekret

Resiko terjadinya drug resistant b.d ketidakpatuhan minum


obat secara teratur

Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan b.d intake


makanan yang tidak adekuat, mual muntah

Kelemahan b. d peningkatan metabolisme,

lama sakit

Anda mungkin juga menyukai