Anda di halaman 1dari 15

FOTOSINTESIS

“Tanaman Hydrilla”

I.Tujuan
 Mengetahui proses fotosintesis
 Mengetahui factor-factor yang mempengaruhi fotosintesis
 Mengetahui bahwa proses fotosintesis menghasilkan oksigen ( O2 )
 Mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap laju fotosintesis

II. Landasan Teori


A. Cahaya

Matahari merupakan sumber energi terbesar di alam semesta. Energi


matahari diradiasikan kesegala arah dan hanya sebagian kecil saya yang diterima
oleh bumi. Energi matahari yang dipancarkan ke bumi berupa energi radiasi.
Disebut radiasi dikarenakan aliran energi matahari menuju ke bumi tidak
membutuhkan medium untuk mentransmisikannya. Energi matahari yang jatuh ke
permukaan bumi berbentuk gelombang elektromagentik yang menjalar dengan
kecepatan cahaya. Panjang gelombang radiasi matahari sangat pendek dan
biasanya dinyatakan dalam mikron (Tjasjono, 1995:55).

Bagi manusia dan hewan cahaya matahari berfungsi sebagai penerang.


Sedangkan bagi tumbuhan dan organisme berklorofil, cahaya matahari dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam proses fotosintesis. Dalam proses ini
energi cahaya diperlukan untuk berlangsungnya penyatuan CO₂ dan air untuk
membentuk karbohidrat.

Lebih lanjut, adanya sinar matahari merupakan sumber dari energi yang
menyebabkan tanaman dapat membentuk gula. Tanpa bantuan dari sinar matahari,
tanaman tidak dapat memasak makanan yang diserap oleh tanah, yang
mengakibatkan tanaman menjadi lemah atau mati (AAK, 1983:18)
B. Fotosintesis

Fotosintesis merupakan proses pembentukan makanan (glukosa) pada


tumbuhan yang mengandung zat hara, air dan karbondioksida dengan bantuan
sinar matahari. Pada proses fotosintesis, tumbuhan menangkap cahaya
menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Klorofil mengandung organel yang
disebut kloroplas. Kloroplas inilah yang menyerap cahaya yang akan digunakan
dalam fotosintesis. Sebagian besar energi dihasilkan di daun, didalam daun
terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah juta
kloroplas setiap milimeter perseginya.
Berikut merupakan reaksi dalam proses fotosintesis:
6CO2 + 6H2O C6H12 O6 + 6O2.

Fotosintesis memerlukan cahaya yang umumnya berasal dari cahaya


matahari. Namun, tidak semua cahaya matahari berguna untuk fotosintesis tetapi
hanya cahaya dengan panjang gelombang tertentu yang bermanfaat untuk
memecah molekul air dalam proses fotosintesis. Cahaya yang digunakan dalam
fotosintesis adalah cahaya yang tampak, dengan rentang panjang gelombang 400-
760 nm. Gelombang cahaya tampak yang terpendek adalah cahaya ungu dan yang
terpanjang adalah cahaya yang merah.
Berdasarkan panjang gelombangnya, kualitas cahaya dibedakan menjadi :

a. Panjang gelombang 400-435 mµ berwarna ungu


b. Panjang gelombang 435-490 mµ berwarna biru
c. Panjang gelombang 490-574 mµ berwarna hijau
d. Panjang gelombang 574-595 mµ berwarna kuning
e. Panjang gelombang 595-626 mµ berwarna orange
f. Panjang gelombang 626-760 mµ berwarna merah

 Faktor yang Mempengaruhi Fotosintesis

         Faktor Lingkungan


a)      Intensitas cahaya dan lamanya pencahayaan

Semakin tinggi intensitas cahaya matahari, aktivitas fotosintesis akan semakin


tinggi. Hal tersebut terjadi jika ditunjang oleh tersediannya CO2, H2O, serta
kondisi suhu. Kenaikan aktivitas fotosintesis tidak terus berlanjut tetapi berhenti
sampai batas suatu kondisi karena tumbuhan memiliki batas kemampuan tertentu.

b)      Konsentrasi karbon dioksida

Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang
dapat digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.

c)      Suhu

Fotosintesis merupakan reaksi yang memerlukan enzim, sedangkan kerja enzim


dipengaruhi oleh suhu. Suhu optimum fotosintesis sekitar 28oC-30oC.

d)      Kadar air

Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan penghambatan saat pembentukan


C6H12O6, pembentukan klorofil , dan aktivitas fotosintesis. Kurangnya air juga
menyebabkan kerusakan klorofil sehingga daun menjadi berwarna kuning.

         Faktor Hereditas


Faktor hereditas merupakan faktor yang paling menentukan terhadap aktivitas
fotosintesis. Tumbuhan memiliki kebutuhan yang berbeda terhadap kondisi
lingkungan untuk menjalankan kehidupan yang normal. Tumbuhan yang berbeda
jenis dan hidup pada lingkungan yang sama memiliki perbedaan pada aktivitas
fotosintesisnya. Keadaan tersebut disebabkan adanya perbedaan factor genetic
atau hereditas.

Namun, pada penelitian ini kami lebih menekankan pengaruh dari intensitas
cahaya matahari. Intensitas cahaya matahari yang diterima Hydrilla
mempengaruhi laju reaksi terang dari keseluruhan proses fotosintesis tersebut.
Semakain besar intensitas cahaya matahari yang diterima maka, reaksi terang pun
berjalan lebih cepat, dan jumlah O2 yang dihasilkan pun bertambah, dikarenakan
laju pengangkutan elektron oleh Fotosistem bertambah cepat, sehingga proses
pengoksidasian H2O lebih cepat. Peningkatan intensitas cahaya matahari, akan
berpengaruh terhadap keterlibatan jumlah fotosistem. Jika intensitas cahaya
matahar terus ditingkatkan maka jumlah fotosistem yang terlibat dalam
penyerapan energi semakin banyak. Dalam kondisi seperti ini, keefektifitasan
penggunaan fotosistem tergantung pada jumlah cahaya matahari yang diterima
tumbuhan. Pada suatu titik tertentu penggunaan fotosistem akan berjalan
maksimal. Sehingga peningkatan Intensitas cahaya matahari tidak akan
berpengaruh. Atau sebaliknya disebabkan jika Intensitas cahaya matahari yang
diterima Hydrilla sedikit atau kecil, sehingga mempengaruhi laju reaksi terang
dari keseluruhan proses fotosintesis tersebut.Semakain kecil intensitas cahaya
matahari yang diterima maka, reaksi terang pun berjalan lebih lambat, dan jumlah
O2 yang dihasilkan pun berkurang, dikarenakan laju pengangkutan elektron oleh
Fotosistem lambat, sehingga proses pengoksidasian H2O lambat pula. Peningkatan
intensitas cahaya matahari, akan berpengaruh terhadap keterlibatan jumlah
fotositem. Jika intensitas cahaya matahari terus menurun maka jumlah fotosistem
yang terlibat dalam penyerapan energi semakin sedikit. Dalam kondisi seperti ini,
keefektifitasan penggunaan fotosistem tergantung pada jumlah cahaya matahari
yang diterima tumbuhan. Pada suatu titik tertentu penggunaan fotosistem akan
berjalan kurang maksimal.

C. Hydrilla 

 Klasifikasi Hydrilla

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Alismatidae
Ordo : Hydrocharitales
Famili : Hydrocharitaceae
Genus : Hydrilla
Spesies : Hydrilla verticillata (L. f.) Royle
Nama umum : Hydrilla verticillata (L. f.) Royle
Indonesia : Ganggang, Ganggeng ( Jawa )
Inggris : Water thyme

 Pengertian Hydrilla

Hydrilla (Esthwaite rumput air atau Hydrilla) adalah genus tanaman air,
biasanya hanya satu spesies, Hydrilla verticillata, meskipun beberapa ahli botani
membaginya dalam beberapa spesies. Sinonim termasuk H. asiatica , H. asiatica,
H. japonica , H. japonica, H. lithuanica , and H. lithuanica, dan H. ovalifolica .
ovalifolica. Tumbuhan ini asli dan hidup di perairan hangat hingga dingin dari
Asia , Eropa , Afrika dan Australia , dan tersebar; di Eropa, dilaporkan dari
Irlandia , Britania Raya , Jerman , dan Amerika Baltik , dan di Australia dari
Northern Territory , Queensland , dan New South Wales . (Anonim a. 2006)

Hydrilla (Esthwaite rumput air atauHydrilla) adalah genus tanaman air,


biasanya hanya satu spesies, Hydrilla verticillata, meskipun beberapa ahli botani
membaginya dalam beberapa spesies.

Hydrilla memiliki beberapa metode reproduksi. Dalam tubuh air, cabang atau akar
fragmen dari tanaman yang rusak dapat hanyut ke daerah baru. Selain itu, dapat
menyebar ke lokasi baru dari pabrik fragmen melekat pada perahu dan
trailer. Turions - kecil, kompak tunas yang terbentuk di axils daun sepanjang
batang - istirahat bebas dan melayang ke daerah-daerah baru. Studi di University
of Minnesota telah menunjukkan bahwa turions bentuk monoecious cenderung
bertahan di iklim utara. Bentuk dioecious tampaknya kurang toleran dingin.Umbi-
umbian, yang terbentuk pada akar dan dapat tertidur selama beberapa tahun, dapat
menyebarkan tumbuhan baru. Hydrilla dapat tumbuh dalam berbagai kondisi,
termasuk cahaya rendah, atau masih mengalir air, dangkal atau mendalam. Ini
keluar-bersaing luas air yang invasif milfoil-Eurasia dengan lebih cepat
pertumbuhan dan reproduksi. Ini merupakan ancaman serius bagi danau dan
sungai di mana-mana karena adaptasi nya

Dengan rimpang putih kekuningan tumbuh di sedimen di bawah air sampai


dengan kedalaman 2 m. Batang tumbuh 1-2 m panjang. Hydrilla adalah tanaman
produktif, yang tumbuh dengan cepat terendam air yang dapat berkembang dalam
air dari beberapa sentimeter sampai 20 meter. Daun kecil (1 / 2 - 3 / 4 inci),
segitiga-lancip dan terjadi di whorls dari 4-8 daun di sepanjang batang. Tidak
seperti tanaman air asli, daun Hydrilla memiliki tepi bergerigi dan satu atau lebih
barbs menonjol atau gundukan di sepanjang pelepah di bagian bawah. Mereka
biasanya hijau, tapi mungkin pemutih di bawah sinar matahari menjadi kuning
atau coklat. Batang bercabang banyak dekat permukaan dan tumbuh secara
horisontal, membentuk tikar padat vegetasi. umbi kecil hadir di dasar berakar
tanaman. itu pelepah daun sering kemerahan jika segar. Ini termasuk monoecious
(kadang-kadang dioecious ), dengan bunga jantan dan betina diproduksi secara
terpisah di sebuah tanaman tunggal, bunga-bunga kecil, dengan tiga sepal dan tiga
kelopak, kelopak 3-5 mm panjang, transparan dengan garis-garis merah. Ini
merupalan alat reproduksi yang utama vegetatif dengan fragmentasi dan rimpang
dan turions (kuncup overwintering), dan bunga jarang terlihat. (Anonim a. 2006)

Merupakan tumbuhan tenggelam, biasanya berakar, hidup selamanya di air


dengan ramping mendaki batang ke 9m (30 kaki) panjang, berat bercabang.,
Berasal dari rimpang ramping, ini seringkali berujung dengan umbi kecil. Daun
whorled, 3-8 per whorl, 2-4 mm (0,1-0,2 in) yang luas dan 60-20 mm (0,2-0,8
dalam) panjang, bantalan kasar (terlihat) gigi sepanjang margin and biasanya 1-4
gundukan kerucut kecil di sepanjang bawah pelepah, yang sering berwarna merah.
Berdaging aksilaris tunas (turions) sering terbentuk di axils daun, sampai 5 cm (2)
panjang, dengan 3 daun and 3 petals, kelopak bunga, masing-masing sekitar 4 mm
(0,3 in) panjang, berwarna putih atau terang, mengambang di air permukaan.
Bunga jantan terpisah dan mengambang bebas pada saat jatuh tempo, dengan 3
sepal dan 3 kelopak, putih sampai coklat kemerahan, sekitar 2mm panjang,
melepaskan serbuk sari mengambang dari benang sari. bunga terbuka muncul di
permukaan air. (Anonim b. 2001)

III.           Rumusan Masalah


 Apakah cahaya mempengaruhi proses fotosintesis pada tanaman hydrilla?
 Apakah proses fotosintesis pada tanaman hydrilla menghasilkan oksigen?

IV. Hipotesis
Percobaan : fotosintesis pada tanaman Hydrilla
 Ha : Cahaya mempengaruhi proses fotosintesis pada tanaman hydrilla
 Hb : Cahaya tidak mempengaruhi Proses fotosintesis pada tanaman
hydrilla

V. ALAT

Baskom/ember breaker glass corong


Gunting Tabung Reaksi Kawat Penjepit

Alat Tulis Stopwatch

BAHAN

Hydrilla Air

VI. Cara Kerja


1.Fotosintesis hydrilla
 Siapkan alat dan bahan
 Mengambil 4 tangkai tanaman Hydrilla Verticillata, kemudian masukan ke
dalam corong.
 Memasang 4 buah kawat pada tabung 1000 ml, kemudian
menggantungkan corong yang telah di isi Hydrilla dengan posisi corong
terbalik
 Mengisi tabung 1000 ml dengan air, caranya dengan mencelupkan tabung
1000 ml ke dalam sebuah ember yang telah berisi air penuh, sampai
tabung terisi penuh.
 Mengisi tabung reaksi kecil dengan air di dalam ember, kemudian
menggabungkannya ke atas corong yang telah tergantung pada tabung
1000 ml yang berisi Hydrilla dan air.
 Meletakan tabung 1000 ml yang berisi Hydrilla dan air di tempat datar
yang terkena cahaya matahari langsung,
 kemudian amati gelembung yang muncul di permukaan tabung reaksi kecil
(muncul di atas lubang corong)
Catat hasilnya

VII. GAMBAR HASIL PRAKTIKUM


Praktikum Di Lakukan Ditempat Yang Terkena Cahaya

Pada saat membuat


rangkaian alat untuk
uji fotosintesis
Rangkaian telah
selesai dirakit

Rangkaian ditempatkan di
tempat yang terkena
cahaya,lalu amati yang
terjadi seberapa banyak
gelembungnya

Praktikan mencatat
hasil dari hasil
pengamatan

Praktikum Di Lakukan Ditempat Yang Teduh Sample yang diletakkan


ditempat yang teduh untuk
mengamati laju
fotosintesisnya

Praktikan melakukan
pengamatan
VIII.           HASIL PRAKTIKUM
Praktikum Di Lakukan Ditempat Yang Terkena Cahaya

menit ke Gelembung
1 110
2 100
3 69
4 71
5 63
6 73
7 75
8 79
9 63
10 73
11 103
12 62
13 32
14 60
15 58
16 65
17 47
18 83
19 64
20 86

Praktikum Di Lakukan Ditempat Yang Teduh Data Dari Kelompok : 4

menit ke Gelembung
1 3
2 3
3 3
4 3
5 6
6 6
7 7
8 7
9 7
10 15
11 15
12 15
13 22
14 28
15 28
16 28
17 31
18 31
19 39
20 50
IX. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan pada percobaan tentang


fotosintesis pada tanaman Hydrilla

Pada percobaan fotosintesis pada tanaman hydrilla, kami mengamati


gelembung udara yang yang terbentuk pada tanaman hydrilla yang di letakkan di
tempatkan terang dan gelap(teduh). Gelembung yang dihasilkan di tempat terang
selama 20 menit adalah : 86, sedangkan gelembung yang dihasilkan di tempat
teduh selama 20 menit adalah : 50. Pada tanaman hydrilla yang diletakkan di
tempatkan teduh gelembung yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan tanaman
hydrilla yang diletakkan di tempat terang. Karena salah satu faktor yang
mempengaruhi fotosintesis adalah cahaya. Ini sesuai menurut siti mafruroh
mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi fotosintesis adalah sebagai berikut :

 Faktor Lingkungan
a) Intensitas cahaya dan lamanya pencahayaan
Semakin tinggi intensitas cahaya matahari, aktivitas fotosintesis akan semakin
tinggi. Hal tersebut terjadi jika ditunjang oleh tersediannya CO2, H2O, serta
kondisi suhu. Kenaikan aktivitas fotosintesis tidak terus berlanjut tetapi berhenti
sampai batas suatu kondisi karena tumbuhan memiliki batas kemampuan tertentu.

b) Konsentrasi karbon dioksida

Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang
dapat digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.

c) Suhu
Fotosintesis merupakan reaksi yang memerlukan enzim, sedangkan kerja enzim
dipengaruhi oleh suhu. Suhu optimum fotosintesis sekitar 28oC-30oC.

d) Kadar air

Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan penghambatan saat


pembentukan C6H12O6, pembentukan klorofil , dan aktivitas fotosintesis.
Kurangnya air juga menyebabkan kerusakan klorofil sehingga daun menjadi
berwarna kuning.

 Faktor Hereditas

Faktor hereditas merupakan faktor yang paling menentukan terhadap


aktivitas fotosintesis.Tumbuhan memiliki kebutuhan yang berbeda terhadap
kondisi lingkungan untuk menjalankan kehidupan yang normal. Tumbuhan yang
berbeda jenis dan hidup pada lingkungan yang sama memiliki perbedaan pada
aktivitas fotosintesisnya. Keadaan tersebut disebabkan adanya perbedaan factor
genetic atau hereditas. (http://sitimapmap.blogspot.com/2013/10/laporan-
praktikum-fotosintesis-mika.html)

X. KESIMPULAN

Dari data diatas dapat diambil kesimpulan yaitu :

1. Fotosintesis merupakan proses pembentukan makanan (glukosa) pada


tumbuhan yang mengandung zat hara, air dan karbondioksida dengan bantuan
sinar matahari.

2. Fotosintesis menghasilkan oksigen yang ditunjukkan melalui gelembung-


gelembung yang muncul

3. Fotosintesis memerlukan cahaya yang umumnya berasal dari cahaya matahari.


Namun, tidak semua cahaya matahari berguna untuk fotosintesis tetapi hanya
cahaya dengan panjang gelombang tertentu yang bermanfaat untuk memecah
molekul air dalam proses fotosintesis.
4. Intensitas cahaya matahari dan panjang gelombang mempengaruhi hasil
fotosintesis. Semakin terang cahaya yang diterima maka hasil fotosintesis lebih
maksimal

XI. DAFTAR PUSTAKA


http://humanosinalma.blogspot.com/2013/04/laporan-fotosintesis-hydrilla.html

http://cuk-ing.blogspot.com/2013/10/laporan-raktikum-ingenhousz-pada_12.html

Mafruroh, Siti. 2013. Laporan Praktikum Fotosintesis Mika Kuning. Availablel


at : http://sitimapmap.blogspot.com/2013/10/laporan-praktikum-
fotosintesis-mika.html di akses pada tanggal 24 desember 2014
Pratiwi D. A. 2007. Biologi Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga

Pratiwi D. A. 2007. Biologi Untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Erlangga

Saktiyono. 2008. Seribu Pena Biologi. Jakarta : Erlangga

Syamsuri, Istamar, dkk. 2007. BIOLOGI SMA. Malang. Erlangga

Anda mungkin juga menyukai