Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PROSEDUR KHUSUS

PROSEDUR PENGAMBILAN DARAH BGA PADA PASIEN PPOK

DI IGD RSUP dr KARIADI SEMARANG

Oleh :

KHARISMA ANJAR NUGRAHA

P1337420616018

PROGRAM STUDI S1 TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2019
A. Definisi
Blood Gas Analisis adalah pemeriksaan darah yang diambil dari arteri untuk
mengukur kadar oksigen, karbon dioksida dan tingkat asam basa (pH) dalam darah.
(Muttaqin, 2014)

B. Indikasi Prosedur
Menurut (Terry Chynthia Lee & Weaver Aurora, 2011), berikut adalah indikasi
pengambilan darah BGA :
1. Pasien dengan penyakit obstruksi paru kronik
2. Pasien dengan edema pulmo
3. Pasien akut respiratori distress sindrom (ARDS)
4. Infark miokard
5. Pneumonia
6. Pasien syok
7. Post pembedahan coronary arteri baypass
8. Resusitasi cardiac arrest
9. Pasien dengan perubahan status respiratori
10. Anestesi yang terlalu lama

C. Alat dan Bahan Prosedur


1. Spuit khusus BGA.
2. Kapas alcohol
3. Penutup karet
4. Plester
5. Heparin
D. Sistematika Prosedur
Berikut adalah prosedur pengambilan darah BGA (Terry Chynthia Lee & Weaver
Aurora, 2011) :
1. Jelaskan prosedur
2. Isi spuit dengan heparin sebanyak 0,1cc
3. Tentukan area yang akan diambil
4. Jika akan dilakukan di arteri radialis, maka topang tangan dengan bantalan
5. Lakukan desinfeksi pada area tersebut
6. Tusukkan dengan sudut 45o pada arteri radialis dan 90o pada arteri femoralis
7. Setelah darah terambil tutup dengan karet
8. Tekan area yang telah ditusuk untuk mengurangi perdarahan
9. Isi formulir permintaan pemeriksaan BGA
10. Tambahkan suhu tubuh klien dan apakah klien menggunakan alat bantu pernafasan
seperti nasal kanul atau masker

E. Hasil pelaksanaan prosedur


1. Hasil pemeriksaan Tanggal 13 November 2019 pukul 01.15 WIB, Tn. T dengan
diagnosa PPOK.
2. Tn. T merupakan pasien yang masuk IGD sehingga dilakukan pemeriksaan lengkap
sebagai penunjang data. Terapi awal yang diberikan adalah Infus RL 20 tpm, dan
nasal kanul 6 lpm.
3. Tanda – tanda vital Tn. T adalah
TD : 110/80 mmHg
HR : 96 x/menit
RR : 34 x/menit
S : 36,4 °C
SPO2 : 97%
4. Rencana Tindak Lanjut (RTL) :
Menunggu hasil lab dan berikan terapi lanjutan
F. Hal – hal yang perlu diperhatikan
Berikut adalah hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengambilan darah BGA
(Smeltzer & Bare, 2002) :
1. Tindakan pengambilan darah arteri harus dilakukan oleh perawat yang sudah terlatih.
2. Spuit yang digunakan untuk mengambil darah sebelumnya diberi heparin untuk
mencegah darah membeku.
3. Kaji ambang nyeri pasien, apabila pasien tidak mampu mentoleransi nyeri, berikan
anestesi lokal.
4. Bila menggunakan arteri radialis, lakukan test allen’s untuk mengetahui kepatenan
arteri. e. Untuk memastikan apakah yang keluar darah vena atau darah arteri, lihat
darah yang keluar, apabila keluar sendiri tanpa kita tarik berarti darah arteri.
5. Apabila darah sudah berhasil diambil, goyangkan spuit sehingga darah tercampur
rata dengan heparin dan tidak membeku.
6. Lakukan penekanan pada bekas area insersi (aliran arteri lebih deras daripada vena).
7. Keluarkan udara dari spuit jika sudah berhasil mengambil darah dan tutup ujung
jarum dengan karet atau gabus.
8. Ukur tanda vital (terutama suhu) sebelum darah diambil.
9. Segera kirim ke laboratorium ( cito ).
DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, A. (2014). Asuhan Keperrawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardivaskular dan
Hematologi. In Salemba Medika. https://doi.org/10.1590/S1516-18462008000300012
Smeltzer, S., & Bare, B. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth
Edisi 8. EGC : Jakarta. https://doi.org/10.1037/1524-9220.4.1.3
Terry Chynthia Lee & Weaver Aurora. (2011). Keperawatan Kritis Demystified. Keperawatan
Kritis, 12.

Anda mungkin juga menyukai