Anda di halaman 1dari 37

DEPARTEMEN NUTRISI TERNAK

DAN TEKNOLOGI PAKAN


Definisi
 Kontaminan adalah substansi bersifat
racun, terikut dalam bahan pakan
selama prosessing atau penanganan
dari tempat asal ke tujuan akhir,
mempunyai EFEK MERUGIKAN
(menurunkan nilai nutrisi BMT)
 Kontaminan pada pakan adalah
substansi yang mengkontaminasi pakan
ternak, yang dapat mengancam
kesehatan manusia
Asal Kontaminan
a. Biji dari tanaman beracun
b. Kerusakan selama penyimpanan (kadar
air, suhu, infeksi serangga, dekat dengan
bahan kimia yang bersifat racun)
c. Pencemaran oleh rodensia (tikus) =>
organisme patogen, misal Salmonella,
Leptospira
d. Preservatives agents pada biji-bijian/butir-
butiran misal : desifektan, insektisida,
fungisida, bahan kimia lainnya
Faktor-Faktor yang mempengaruhi
tingkat toleransi ternak terhadap
kontaminan (racun)
 Jumlah kontaminan yang dikonsumsi
 Lamanya kontaminan terkonsumsi
 Hubungan dengan zat lain yang bersifat
kompetitif dalam absorbsi dan ekskresi
 Laju absorbsi dan ekskresi
 Akumulasi kontaminan dalam organ
penting tubuh ternak
 Bentuk kimia dari kontaminan
 Kondisi nutrisi, kesehatan ternak
 Spesies ternak
 Umur ternak dan makanannya
 Jenis racun
Golongan Kontaminan

1. Mineral
2. Tanaman Beracun
3. Weed (gulma)
4. Bahan Kimia
1. MINERAL
 Trace mineral (kelebihan Mo => ekskresi
Cu berlebihan)
 Elemen yang mengalami pemecahan
(uranium,plutonium => racun keras, tidak
bisa diserap)
 Hasil pemecahan elemen, seperti
strontium, cesium dan iodine
(mengkontaminasi air, pasture, biji-bijian
=> sulit dibersihkan)
2. TANAMAN BERACUN

 Jenis alkaloid, resinoid, phytotoksi, as. Oksalat


 Tanaman beracun yang mengalami
dekomposisi  berbahaya (glukosida dan
amigdalin --- dekomposisi => prusi/sangat
berbahaya)
 Hasil kerja m.o (jamur pada silase)
 Substansi beracun yang terserap dari tanah
(selenium, potasium nitrat)
 Penyebab photosensitif (pigmen – diserap dd
usus – sirkulasi darah  daerah tubuh ternak
tak berpigmen yang sensitif terhadap
cahaya)
3. WEED (GULMA)

 Yang banyak dijumpai pada BMT adalah :


a. Ergot
b. Algae
c. Krotalaria / Orok-Orok
a. Ergot
 Jamur pada padi Wheat grain yang
 Kontraksi uterus dan otot-otot terkontaminasi
usus halus ergots.
 Mengurangi / menghentikan
aliran darah pada babi, dg
gejala :
- nervous
- kulit jadi peka
- tidak ada koordinasi langkah
- tidak mau makan
- ternak tertekan
- kaki bagian bawah kaku, nyeri
- terjadi gangrena pada
jengger, pial dan paruh (pada
ayam)
b. Algae
 Umum terjadi (mendunia)
 Bila berbunga (ditandai warna air merah)
=> racun
 Gejala keracunan :
- kejang
- sukar bernafas
- anggota gerak lumpuh
- kematian dalam waktu 1 – 48 jam (pada
ayam)
c. Krotalaria/Orok-orok
 terbawa pada jagung dan sorghum
 0,2 pound/ton BMT  racun
 0,01 % dalam BMT  hambatan pertumbuhan
pada anak ayam
 Akumulasi cairan dalam saccus pericardialis
dan cavum peritoneum
 Menyebabkan hepatitis, pendarahan hati,
jantung dan sintesa musculatoria
4. BAHAN KIMIA

 Jagung diawetkan dengan fungisida +


herbisida  penurunan produksi telur
 Fumigasi pakan ayam dengan ethilene
dibromide  penurunan ukuran telur
Penggolongan Kontaminan
berdasarkan terjadinya
1. Terjadi secara natural
Racun/subtansi berbahaya yg mrpk bagian/
penyusun dari pakan ternak dan bukan akibat
dari kontaminasi lingkungan, pertanian, industri
dan lain sebagainya.
Contoh :
- beberapa mycotoxins seperti aflatoxin dan
fumonisin
- glukosinolat
- heavy metals seperti lead dan cadmium
2. Terjadi secara tidak natural
Racun / kontaminan dari industri yang
levelnya meningkat menjadi level
abnormal pada pakan ternak karena
kesalahan penanganan atau tindakan
intervensi lainnya. Contoh :
- polychlorinate biphenyls (PCBs)
- sejumlah pestisida, seperti DDT (1,1’-
(2,2,2- Trichloroethylidine)
bis [4-chlorobenzene])
Daftar Kontaminan yang
Potensial Berbahaya
(Ekelman, 2006)

 Scr biologis
 Scr Kimiawi
 Scr Fisik
 Logam berat
 Radionuclides
Secara Biologis
1. Agents responsible for some Transmissible
Spongiform Encephalopathies
 Bovine Spongiform Encephalopathy
(BSE)
 Chronic Wasting Disease (CWD)
2. Microbiological
 Bacillis species (anthrax)
 Clostridium species
 E. Coli
 Mycobacterium
 Pseudomonas
 Salmonella enterica
 Staphylococcus
 Pesticides

Kimiawi
 Aldrin
 Benzene hexachloride (BHC)
 Chlordane
 Chlorpyrifos
 Chlorpyrifos-methyl  Mycotoxins
 Diazinon  Aflatoxins (B1, B2, G1, G2)
 Dieldrin  Deoxynivalenol (DON or
 Dichlorodiphenyltrichlorethane vomitoxin)
(DDT) and breakdown products  Fumonisins (B1, B2, B3)
TDE and DDE  Ochratoxin
 Dicofol
 Zearalonone
 Endosulfan
 Endrin
 Ethion
 HCH alpha
• Others
 HCH beta • – Ethoxyquin
 HCH gamma (Lindane)
 Heptachlor/Heptachlor Epoxide
– Dioxins
 Hexachlorobenzene – Perchlorate
 Malathion
 Methoxychlor
– Polychlorinated
 Mire Biphenyls (PCBs)
 Parathion – Propylene Glycol
 Toxaphene (Camphechlor)
 Tribuphos
(not Ethylene
Glycol)
– Selenium
Fisik
 Bone Radionuclides
 Glass
– Americium 241
 Metal
 Plastic – Cesium 134
 Other – Iodine 131
– Plutonium 238
Heavy Metals – Ruthenium 103
– Arsenic – Ruthenium 106
– Cadmium – Strontium 90
– Chromium
– Lead
– Mercury
Kontaminan lain yang juga
berbahaya
 Drugs/obat-obatan
 Pada pakan dengan spesies yang dibolehkan,
namun mengandung jumlah yang melebihi
batas
 Di dalam pakan pada spesies tanaman yang
tidak dibolehkan
 Feed additives and ingredients
 Pada pakan dengan spesies yang dibolehkan,
namun mengandung jumlah yang melebihi
batas
 Di dalam pakan pada spesies tanaman yang
tidak dibolehkan
 Kontaminan yang sengaja ditambahkan
dalam Pakan (e.g., bioterrorism)
 Gulma dan / atau bahan pakan tidak dinyatakan pada
label, ketika kontaminan tidak dianggap berbahaya
Kontaminan pakan pada
Kuda
 bahan pakan ternak
- molds dan mycotoxin
- kontaminan lain
 Hijauan
- molds dan fungus
- kontaminan lain
- tanaman beracun
 Bedding
 Air
Bahan pakan ternak
 Molds & mycotoxins
- mycotoxins adalah metabolit sekunder yang bersifat racun yang
dihasilkan oleh jamur, contohnya fumonisin yang diproduksi oleh
Fusarium moniliforme dan F. proliferatum. Fumonisin pada kuda
menyebabkan leucoencephalomalacia (ELEM) / “moldy corn
poisoning / cornstalk disease” dgn gejala : frenzy, circling,
blindness, head pressing, sweating, hyperexcitability, convulsions
to death dan spongy brain syndrome (mati dlm 2-3 hari, necrosis
pada bagian putih dari otak)
- aflatoxin diproduksi oleh Aspergillus flavus dan A. parasiticus
(banyak dijumpai pada jagung), menyebabkan kerusakan pada
hati dan ginjal
 Kontaminan lain
- bisa tidak beracun, tercampur dalam biji-bijian, tapi menyebabkan
diskualifikasi pada kompetisi kuda karena terdeteksi dalam urin,
contohnya theobromine
Hijauan
 Molds & fungus

 tallfescue jika tertelan dengan fungus  byk


masalah, spt aborsi, getasi yang lama, distokia,
agalactia, plasenta yang tebal / tertahan,
meningkatkan kematian anak dan induk
 sweet clover – beracun – dicumerol (coumarin
dari tanaman terinfeksi oleh Penicillium) – terkait
dg vit K dlm pembekuan darah  pendarahan
internal pada kuda
 red clover yg basah bisa terinfeksi oleh
Rhizoctonia leguminicola  mycotoxin  kuda
mengalami slobbering disease
Hijauan
Kontaminan lain
- prussic acid (cyanide) bisa menyebabkan
kematian pada kuda (terkait dengan tranfer o2 ke
darah), toxic levels terakumulasi pada daun-
daunan seperti sorghum,sudangrass, cherry liar.
- akumulasi nitrat selama periode stres, pemupukan
berat dg N (ta. Sudangrass, hibrida sorghum sudan,
jagung, gandum, oats, beberapa gulma. Tanda
ternak keracunan nitrat : labored breathing,
staggering, muscle spams, kematian
Tanaman beracun
contoh tanaman yew & tan ornamental, bracken
farn, black locust, red maple, black walnut (totally
poisonous), oak tree.
Bedding/Selimut
 Jangan menggunakan black walnut-
jungloneubtansi yang beracun jika
terhisap atau kontak dengan kulit, dlm 12-
24 setelah kontak, kuda akan
menunjukkan gejala laminitis acute -
bisa disembuhkan dengan tetap laminitis
atau mati
Air
 Kontaminan pada air di sejumlah area,
disebabkan run off strip mines dan brine
water dari sumur gas & minyak
menyebabkan ketidakseimbangan
mineral
 Air yang scr ekstrim mempunyai
kandungan tertentu yang tinggi bisa
beracun atau berinteraksi dengan
elemen-elemen lain yang bisa
memberikan efek negatif pada ternak
• Senyawa kimia beracun yang
diproduksi oleh fungi tertentu.
- Fumonisin  Fusarium maniliforme
- Aflatoxin  Aspergillus flavus
• memiliki makna besar dalam
Mycotoxin kesehatan manusia dan ternak.
• terkait dengan tanaman yang sakit atau
berjamur
• Efek dari beberapa mikotoksin
makanan-bersifat akut, gejala penyakit
parah muncul sangat cepat.
Mikotoksin lain yang terdapat dalam
pakan memiliki efek kronis dalam
jangka panjang atau efek kumulatif
pada kesehatan, termasuk induksi
kanker dan defisiensi imun.
• Ada lima mikotoksin, atau grup dari
mikotoksin,
1.deoxynivalenol/nivalenol;
2. zearalenone;
3. ochratoxin;
4. fumonisins; and
5. aflatoxins.
• T-2 toxin juga ditemukan dalam suatu
varietas biji-bijian, namun jarang
ditemukan. Mikotoksin pada makanan
berpengaruh bagi kesehatan manusia di
negara-negara berkembang di daerah
tropis adalah fumonisins dan
aflatoksin.
• Fumonisin
- ELEM pada kuda
- porcine pulmonary edema pada babi
- dosis tinggi (>225 mg/kg) efek bermac2 pd
unggas & ternak
- meningkatkan kejadian kanker hati (tikus)
- Pd manusia  kaknker esofagus
- Pd. Rum  perub. Hati & fungsi imun
• Aflatoxins (> 120 ppb)
- Acute : - penurunan kons. Pakan, prod. Susu,
BB, kerusakan liver
- kronis : - angka kelahiran kecil, anak tdk
sehat
- diare, acute mastitis, respiratory
disorder, prolapsed rectum, hair loss,
- kons. Pakan menurun
MIKOTOKSIN PADA BUTIR-BUTIRAN DAN BIJI-BIJIAN.
Mycotoxin Commo- Fungal Effects of ingestion
dity source(s)

deoxynivaleno wheat, Fusarium Racun pada manusia


l/nivalenol maize, graminearum India,
barley Fusarium China, Japan, and
reported crookwellense Korea. Racun
from terhadap hean
Fusarium
khususnya pada babi
culmorum

zearalenone maize, F. graminearum Teridentifikasi oleh


wheat F. culmorum the
F. crookwellens International Agency
for
Research on Cancer
(IARC) sebagai
karsinogen pada
manusia.
Mempengaruhi sistem
reproduksi pada babi
TABLE 2. MYCOTOXINS IN STAPLE GRAINS AND SEEDS.

Mycotoxin Commo- Fungal Effects of


dity source(s) ingestion

ochratoxin A barley, Aspergillus Diduga oleh IARC


wheat, ochraceus sebagai
and Penicillium human carcinogen.
many verrucosum Carcinogenic pada
other hewan dan babi
commodit
ies
fumonisin B1 maize Fusarium Diduga oleh IARC
moniliforme sebagai
plus human carcinogen.
several less Racun untuk babi
common dan unggas
species Penyebab equine
eucoencephalomalac
ia
(ELEM), penyakit
yang mematikan
pada kuda
TABLE 3. MYCOTOXINS IN STAPLE GRAINS AND SEEDS.

Mycotoxin Commo- Fungal Effects of ingestion


dity source(s)
aflatoxin B1, maize, Aspergillus Aflatoksin B1, dan
B2 peanuts, flavus terjadi secara alami
sebagai campuran
and aflatoksin, diidentifikasi
many sebagai karsinogen
other pada manusia oleh
commodi IARC. Dan merugikan
ties bagi hewan, terutama
ayam
aflatoxin B1, maize, Aspergillus
B2, G1, G2 peanuts parasiticus
Pencegahan dan pengendalian
mikotoksin dalam Butir-butiran dan
Biji yang disimpan
1. Dry the grain
 Fungi tidak akan tumbuh (or mycotoxins be
produced) pada pakan yang kering - ukuran
kontrol yang efektif terhadap produksi growthand
mikotoksin jamur.
 Untuk mengurangi atau mencegah produksi
mikotoksin, pengeringan harus dilakukan segera
setelah panen.
 Kandungan air penting untuk penyimpanan yang
aman sesuai dengan aktivitas air (aw) sekitar 0,7. -
 teknik yang efektif untuk mengendalikan
pembusukan jamur dan produksi mikotoksin
Pencegahan dan pengendalian
mikotoksin dalam Butir-butiran dan
Biji yang disimpan
2. Menghindari Kerusakan Butiran
 Butiran yang rusak lebih rentan terhadap
invasi jamur dan kontaminasi oleh karena
mikotoksin. Dengan demikian penting
untuk menghindari kerusakan sebelum
dan selama pengeringan, dan
penyimpanan. Pengeringan jagung
rebus, sebelum digiling, adalah praktek
yang sangat baik.
 Serangga adalah penyebab utama
kerusakan.
3. Memastikan kondisi penyimpanan yang tepat

 Pada skala kecil, kantong plastik yang efektif;


 dalam skala besar, penyimpanan yang aman
membutuhkan infrastruktur yang dirancang
dengan lantai dan dinding kedap terhadap
kelembaban. Maintenance dari aktivitas air dari
komoditas yang disimpan di bawah 0,7 sangat
penting.
 Disegel tempat penyimpanan untuk pengendalian
serangga juga sangat efektif untuk
mengendalikan pertumbuhan jamur, biji-bijian
dikeringkan sebelum disimpan, dan fluktuasi suhu
diurnal dalam penyimpanan diminimalkan.
3. Memastikan kondisi penyimpanan yang tepat

 Jika komoditas harus disimpan sebelum


pengeringan harus hanya jangka pendek
daritiga hari. Penggunaan penyimpanan
tertutup atau atmosfer yang dimodifikasi
akan memperpanjang periode yang
aman, tetapi prosedur tersebut relatif
mahal dan kondisi lampu gas sangat
penting.
 Suatu sistem mangemen penyimpanan
yang baik sangat dibutuhkan,
Detecksi Mikotoksin
 Untuk identifikasi scr kuantitatif dibutuhkan
sampling, preparasi sampel, ekstraksi dan teknik
analisis
 rapid ELISA, immunoaffinity cartridge,solid-phase
ELISA, and selective adsorbent mini-column
procedures. (The U.S. Federal Grain Inspection
Service (FGIS) )
 Prakteknya, pada kondisi penyimpanan, jika BMT
terdeteksi terdapat jamur ---- berpotensi terjadi
mycotoxin ---- dianalisis
 Prevention of fungal invasion of commodities is by
far the most effective method of avoiding
mycotoxin problems.

Anda mungkin juga menyukai