Anda di halaman 1dari 13

BIOKREATIFITAS DETERGEN RAMAH LINGKUNGAN

DARI DAUN WARU (Hibiscus tiliaceus L).


KARYA TULIS ILMIAH

Disusun oleh: Kelompok 4 XI IPA 4

1. Ahmad Rayhan 04
2. Aprisheilla Khulashotul Aini 10
3. Ingke Lukmana 17
4. M.Fajar Alamsyah W 24
5. Putri Zahro Ajibah 31
6. Reihandanny Nugraha 34
7. Tiara Rizky 38

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


MADRASAH ALIYAH NEGERI SIDOARJO
SIDOARJO

i
2020

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Karya Tulis :

BIOKREATIFITAS DETERGEN RAMAH LINGKUNGAN


DARI DAUN WARU (Hibiscus tiliaceus L).
Disusun untuk mengikuti lomba karya tulis ilmiah mansda riset.

Disusun oleh:

1. Ahmad Rayhan
2. Aprisheilla Khulashotul Aini
3. Ingke Lukmana
4. M.Fajar Alamsyah W
5. Putri Zahro Ajibah
6. Reihandanny Nugraha
7. Tiara Rizky

Wali Kelas Pembimbing

Dra. Mufidah Dra. Siti Fatimah

Pengesahan,

Kepala MAN Sidoarjo

Drs. Abdul Jalil, M.Pd.I.

iii
BIOKREATIFITAS DETERGEN RAMAH LINGKUNGAN
DARI DAUN WARU (Hibiscus tiliaceus L).

ABSTRAK

Akhir – akhir ini banyak sekalai masalah lingkungan yang perlu secara serius ditangani
karena sangat mengganggu kehidupan manusia. Salah satu masalah lingkungan diwilayah
Sidoarjo adalah pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh detergen industri di beberapa
sungai daerah sidoarjo.
Detergen merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi setiap harinya oleh masyarakat dan
penggunaanya yang berlebihan akan membuat kerusakan ekosistem dan mengancam lingkungan.
Adapun eksperimen ini bertujuan untuk memenfaatkan bahan alami yang sudah ada untuk
mengantikan detergen industri yang telah banyak merusak lingkungan.
Eksperimen ini meneliti tentang kegunaan daun waru sebagai deterjen tradisional yang
mempunyai banyak kelebihan dibanding dengan deterjen yang kian marak dipasaran. Analisa
data penelitian ini menggunakan melaukan observasi terhadap pakaian yang telah dicuci dengan
menggunakan detergen waru lalu membandingkan dengan pakaian yang dicuci dengan detergen
industri.P
Pada analisis data di peroleh bawah detergen daun waru tidak kalah kualitasnya dengan
detergen industry, dari segi kebersihan untuk mengilangkan noda dari pakaian, kelembutan dan
keawetan pakaian. Dari uji coba tersebut bisa disimpulkan detergen waru sebagai detergen alami
lebih disarankan untuk penggunaanya, selain ramah lingkungan detergen tersebut juga
menggunakan bahan alami yang sudah disediakan oleh alam.

Kata kunci: detergen, ramah lingkungan, daun waru.

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia dan rahmat-Nya, penulis dapat menyusun karya

ilmiah yang berjudul “BIOKREATIFITAS DETERGEN RAMAH KINGKUNGAN DARI

DAUN WARU (Hibiscus tiliaceus L). Dalam pembuatan karya tulis ini penulis mendapat

banyak bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak.oleh karena itu,penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Bapak Drs.Abd jalil,M.Pd.I selaku kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri Sidoarjo.

2. Ibu Dra. Siti Fatimah selaku pembimbing materi dalam pembuatan karya tulis ini

3. Ibu Dra. Mufidah selaku wali kelas XI IPA 4

4. Orang tua yang telah mendukung dan memotivasi penulis hingga terselesaikannya karya

tulis ini.

Harapan penulis bahwa karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah

wawasan dan pengetahuan.serta mampu mmemberi inspirasi pembaca untuk mengadakan

apenelitian lebih lanjut

Sidoarjo, 10 Maret 2021

Team Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................... ii
ABSTRAK................................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR................................................................................................ iv
DAFTAR ISI............................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................. 3
1.3Tujuan…................................................................................................................. 3
1.4 Manfaat.................................................................................................................. 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA..................................................................................... 4


2.1 Pengertian Tanaman Waru.....................................................................................4
2.2 Pengertian Detergen................................................................................................5
2.3 Pengertian Ramah Lingkungan..............................................................................6

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................... 8


3.1 Jenis Penelitian ......................................................................................................8
3.2 Tenik Pengumpulan Data ......................................................................................8
3.3 Analisis Data..........................................................................................................9
3.4 Tempat Dan Waktu Penelitian................................................................................9
3.5 Alat Dan Bahan......................................................................................................9
3.6 Variabel Penelitian...............................................................................................10
3.7 Prosedur Penelitian...............................................................................................10

BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................... 12
4.1 Penyajian Data ....................................................................................................12
4.2 Analisis Data .......................................................................................................14

DAFTAR PUSAKA.................................................................................................. 17

vi
PENDAHULUAN
Pandemi Covid-19 telah mengubah mobilitas manusia. termasuk rutinitas yang dilakukan keluarga.
Anak-anak terpaksa harus belajar di rumah karena sekolah ditutup. Akibat penerapan physical distancing
ini, anak-anak juga tidak dianjurkan untuk bermain dengan teman-temannya di luar rumah. Kebijakan
dikeluarkan oleh mentri pendidikan Nadim Makarin bertujuan untuk memutus rantai penyebaran covid
19. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menunjang kehidupan umat manusia
(Sadikin, A., & Hakim, 2019). Pendidikan menjadi salah satu kebutuhan pokok dalam menentukan hidup
manusia agar menjadi insan yang berbudi pekerti luhur. Tujuan pendidikan apada hakikatnya yaitu
memanusiakan manusia, mengubah sikap dan perilaku dan meningkatkan pengetahuan untuk
mewujudkan kualitas hidup manusia menjadi lebih baik (Ibrahim, 2017), (Lazwardi, 2017) Pendidikan
merupakan kewajiban setiap manusia tanpa kecuali semua berhak medapatkan sarana prasarana dan
media untuk menunjang proses belajar mengajar. Akan tetapi era pandemi covid 19 telah mengubah
proses belajar yang secara ofline menjadi online. Dan tentu perlu media dalam proses belajar mengajar.
Media berdasarkan asal katanya dari bahasa latin mediun yang bararti perantara. Media dapat diartikan
sebagai perantara antara pengirim informasi yang berfungsi sebagai sumber atau resources dan
penerimaan informasi atau receiver. Dalam proses belajar sosiologi, media berperan dalam proses
penyampaian dan pengiriman pesan dan informasi (Benny, 2017). Era pandemi proses belajar juga ikut
mengalami perubahan. Sistem elektronik learning (e-learning) sangat memudahkan para siswa
melakukan pembelajaran tanpa interaksi langsung. Kehadiran smartphone sebagai media pendukung
proses belajar menjadi sangat dibutuhkan untuk penerapan sistem tersebut. Disertai dengan internet,
kecanggihan smartphone untuk mengakses berbagai macam informasi akan lebih cepat dan mudah.
Proses pembelajaran antara guru dan siswa juga akan lebih interaktif. Smartphone (ponsel cerdas)
merupakan salah satu wujud realisasi ubuquitous computing (ubicomp) di mana teknologi tersebut
memungkinkan proses komputasi dapat terintegrasi dengan berbagai aktifitas keseharian manusia
dengan jangkauannya yang tidak dibatasi dalam satu wilayah atau suatu scope area (Jazi, E.,
2013).Peneliti tertarik meneliti masalah penggunaan smartphone sebagai media pembelajaran di era
Pandemi karena juga diinspirasikan oleh peneliti terdahulu oleh(Sari, 2016) dalam Skripsinya berjudul
“Pengaruh Penggunaan Smartphone dan Intensitas Bermain Game Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa
Kelas X pada mata pelajaran teknologi komunikasi dan informasi SMK Negeri 1 Sukoharjo tahun ajaran
2015/2016”. Dari hasil penelitian tersebut mengemukakan bahwa “penggunaan smartphone terhadap
hasil belajar siswa kelas XSMK Negeri 1 Sukoharjo pada mata pelajaran teknologi komunikasi dan
informatika yaitu intensitas bermain game memiliki pengaruh yang lebih tinggi terhadap hasil belajar
siswa. dan berikut penelitian yang dilakukan oleh (Pratiwi & Nuryanti, 2018) tentang smartphone Usage
on students learning English: The Impact of school policy dalam menjelaskan proses belajar mengajar
menggunakan smartphone menawarkan keuntungan dalam proses pembelajaran khususnya dalam
bahasa inggris. Dengan smartphone akan memfasilitasi siswa untuk menyampaikan karyanya dan
berbagi informasi kepada teman sekelasnya melalui Whatapp (WA). Ini juga dapat membantu siswa
untuk belajar secara mandiri dalam mendengarkan dan berbicara melalui aplikasi mendengarkan dan
berbicara bahasa inggris. Dalam penelitian lain (Kumar, 2011) menunjukkan ketika mencoba untuk
merombak dan meningkatkan sistem pendidikan, masalah utamanya adalah kualitas proses pendidikan

vii
di negara. Kebutuhan dan harapan masyarakat berubah sangat cepat dan kualitas pendidikan tinggi
harus dipertahankan pada tingkat yang diinginkan. Penggunaan internet untuk tujuan pendidikan telah
meningkat banyak kali lipat di kalangan pemuda India, vidio ceramah dan e-book online ada tren yang
muncul di kalangan pelajar. Lahirnya akses internet berkecepatan tinggi dan ketersediaannya pada
smartphone yang berkembang baru-baru ini telah membuka baru untuk belajar. Semakin populernya
smartphone ini di kalangan kaum muda berpotensi merevolusi cara belajar. Perbedaan dengan
penelitian sebelumnya adalah peneliti ingin mengkajian pengaruh penggunaan media smartphone
pembelajar terhadap belajar siswa di era pendemi covid-19. tujuannya Untuk meningkatkan proses
belajar mengajar di era pandemi Covid-19 Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana pengaruh
penggunaan media smartphone terhadap belajar siswa di era pendemi covid-19. bagaimana manfaat
smartphone terhadap belajar siswa di era pendemi covid-19.Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji
pengaruh penggunaan media smartphone terhadap belajar siswa di era pendemi covid-19, Penelitan ini
bertempat di Aceh, Pidie, kota sigli. Dan mengkaji manfaat media smartphone terhadap belajar siswa di
era pendemi covid-19. Dan kendala yang dihadapi siswa pada saat belajar menggunakan media
smartphone.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian ini yaitu Field Research atau Penelitian Lapangan melalui pendekatan deskriptif
kualitatif. Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan untuk mengungkap
permasalahan secara lebih spesifik. Seperti yang dikemukakan oleh Toto Syatori Nasehudin dan Gozali
Penelitian Lapangan yaitu penelitian yang langsung dilakukan di lapangan atau kehidupan sebenarnya
secara spesifik apa yang sedang terjadi (Nasehudin, T. S., & Gozali, 2012).Peneliti menggunakan
pendekatan fenomenologi, dimana penelitian ini mengkaji pengaruh media smartphone terhadap
belajar siswa di era pandemi. Pendekatan fenomenologi memandang perilaku manusia, apa yang
mereka katakan dan apa yang mereka lakukan, adalah sebagai suatu produk dari bagaimana orang
melakukan tafsir terhadap dunia mereka sendiri (Bogdan, Robert dan Taylor, 1993).Penelitian ini di
lakukan di Aceh tepatnya di Kota Sigli, Pidie. Data dalam penelitian kualitatif terdapat 2 macam, yaitu
data primer dan data sekunder. peneliti menggunakan purposive sampling Purposive sampling yaitu
teknik pengambilan informan dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013). Penelitian ini
menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, antara lain: Wawancara yang dilakukan kepada
siswa, guru, dan orangtua. teknik observasi, dan teknik dokumentasi. observasi yang dilakukan oleh
peneliti, serta penelusuran data online. Untuk menguji keabsahan data yang telah terkumpul, peneliti
menggunakan teknik triangulasi sumber, yaitu dipelajari dan ditelaah secara mendalam untuk kemudian
dilakukan reduksi data, koding dan penarikan kesimpulan. Untuk analisis data menggunakan Model
Miles and Huberman.

Gambar 4. Komponen dalam analisis data

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Menurut hasil observasi dan wawancara diperoleh hasil penelitian secara mendalam maka dapat di
paparkan sebagai berikut:
Pandemi Covid-19 memberi dampak luar biasa pada kehidupan manusia secara global. Aktivitas normal
hampir bisa dipastikan tidak terjadi di banyak sektor kehidupan. Hal ini terjadi di banyak tempat; tidak
hanya di kota-kota besar, tetapi juga hingga di pelosok desa. Tidak hanya pekerja, bahkan mahasiswa
dan termasuk siswa harus stay at home. ini juga berdampak kepada proses belajar mengajar siswa. salah
satu sarana yang digunakan siswa untuk proses belajar menggunakan smartphone, pada masa pandemi

viii
Covid 19 smartphone sangat berpengaruh dalam proses belajar siswa. hal tersebut sesuai pernyataan
orangtua siswa:
“pengaruh smartphone pada corona ini sangat berpengaruh, apalagi sekarang harus belajar di rumah.
Jadi dengan adanya smartphone akan sangat membantu pada saat proses belajar” Hal yang sama juga di
ungkap siswa “dengan adanya smartphone semua tugas bisa di kirim lewat WA kapada guru”
Smartphone merupakan sebuah alat yang dapat digunakan sebagai alat peraga atau sebagai alat
pemberi informasi kepada anak atau orang dewasa. Definisi smartphone sendiri merupakan telepon
genggam yang mempunyai kemampuan tingkat tinggi, berupa kemampuan yang menyerupai komputer.
Smartphone ini bekerja menggunakan perangkat lunak sistem operasi yang menyediakan hubungan
standar dan mendasar bagi pengembang aplikasi (Budiono, 2015). Mengingat penggunaan smartphone
yang tinggi oleh siswa maka sudah seharusnya guru memfasilitasi siswa menggunakan smartphone.
Sebagai media pendukung pembelajaran. Seperti yang dinyatakan oleh (Minovic, 2012). Smartphone
menjadi media yang efektif dalam proses belajar mengajar di era Pandemi.

1. Manfaat Media Smartphone


a. Smarthphone Sebagai Media Belajar
Diera pendemi smartphone salah satu sarana sebagai media pembelajaran yang cocok bagi siswa dalam
belajar yang berdasarkan belajar jarak jauh. Media pembelajaran secara umum berdasarkan teori yang
telah dipaparkan adalah alat bantu dalam proses belajar dan mengajar. Segala sesuatu yang dapat
dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan
pembelajar melalui kegiatan komunikasi dan sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar dapat
dikatakan sebagai media pembelajaran. Pada perkembangannya dalam kegiatan pedidikan media
digunakan sebagai sumber belajar yang dapat memberikan pemahaman yang nyata bagi peserta didik,
jenis media yang banyak digunakan dalam kegiatan pembelajaran adalah media dengan jenis
multimedia.
Menurut orang tua “smartphone media yang cocok untuk kondisi saat ini yang korona” hal yang sama
juga di ungkapkan siswa “iya, dengan smartphone kami siswa belajarnya di rumah, lebih mudah tidak
perlu kesekolah” pun yang diungkap guru “smartphone sangat bermanfaat karena selama covid guru
harus daring dengan siswa” Pemanfaatan teknologi sebagai media belajar anak sangat efektif di era
pandemi saat ini. Menurut (Kitchenham, 2011) berpendapat bahwa pemanfaatan smartphone dalam
program pendidikan menjadikan perangkat ini sebagai salah satu bentuk perangkat yang dapat
digunakan sebagai alternatif dalam pengembangan media. Penggunaan smartphone dalam pendidikan
dikenal sebagai teknologi mobile learning (m-Learning).Pemanfaatan m-Learning dinyatakan oleh
(González et al., 2015) dapat memberikan kontribusi yang positif kepada peserta untuk mengakses
bahan belajar ataupun sebagai media pembelajaran. Selain itu (Laurillard, 2007)berpendapat bahwa
dengan menggunakan smartphone dalam pendidikan, membuat teknologi ini memiliki peran yang
sentral untuk dapat digunakan sebagai sarana penyampai informasi kepada siswa melalui teknologi
perangkat mobile.

2. Smartphone Sebagai Pusat Informasi Bagi Siswa


Smartphone sejak awal di ciptakan untuk memperoleh informasi dengan mudah, yang jauh terasa dekat
dengan adanya smartphone, apalagi di era pandemi sekarang smartphone menjadi pusat informasi tidak
hanya bagi orangtua akan tetapi sangat dibutuhkan bagi siswa untuk kelancaran proses belajar. Seperti
yang di ungkapkan oleh siswa “dengan adanya smartphone akan mempermudah mencari tugas karena
bisa langsung google” pernyataan yang sama juga diungkapkan orangtuan “pandemi sekarang itu
smartphone menjadi yang utama, apalagi kayak kami ibu-ibu kalau tidak tahu langsung buka google
kalau ada soal dari guru untuk mengajarkan anak” Menurut J.R. David, 1976 (Sanjaya, 2006) Strategi
adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan

ix
pendidikan tertentu. (Kitchenham, 2011) berpendapat bahwa pemanfaatan smartphone dalam program
pendidikan menjadikan perangkat ini sebagai salah satu bentuk perangkat yang dapat digunakan sebagai
alternatif dalam pengembangan media. Penggunaan smartphone dalam pendidikan dikenal sebagai
teknologi mobile learning (m-Learning). Pemanfaatan m-Learning dinyatakan oleh (González et al., 2015)
dapat memberikan kontribusi yang positif kepada peserta untuk mengakses bahan belajar ataupun
sebagai media pembelajaran. Selain itu (Laurillard, 2007) berpendapat bahwa dengan menggunakan
smartphone dalam pendidikan, membuat teknologi ini memiliki peran yang sentral untuk dapat
digunakan sebagai sarana penyampai informasi kepada siswa melalui teknologi perangkat mobile.

3. Smartphone Sebagai Komunukasi Bagi Siswa


Komunikasi dapat berlangsung dari mana saja, baik secara langsung maupun tidak langsung, misalnya
dengan menggunakan Smartphone, Saat ini smartphone merupakan media komunikasi yang paling
banyak digunakan oleh masyarakat. Smartphone dapat bermanfaat untuk komunikasi saat proses
belajar mengajar, baik berupa soal pelajaran, tanyak jawab antara guru dan siswa maupun orangtua era
pandemi ini. Berikut yang diungkapkan Orangtua “kalau ada smartphone mudah berkomunikasi dengan
guru, kalau tidak mengerti langsung tanyak ke guru” hal yang sama juga di ungkapkan siswa “kalau tidak
ada ngerti langsung WAguru atau teman yang sekelas” berikut peryataan guru “mudah untuk kita kasih
soal langsung WA saja” Komunikasi memang diperlukan untuk menjalin suatu interaksi dalam
masyarakat, syarat terjadinya interaksi harus adanya kontak dan komunikasi.Kontak tidak hanya terjadi
secara berhadapan langsung, kontak dapat terjadi melalui perantara, perantara tersebut bisa melalui
peralatan. Oleh karena itu, orang dapat mengadakan hubungan komunikasi dengan orang lain tanpa
harus bertemu, (Soerjono 1982). komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi,
keahlian dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol, seperti kata-kata, gambar, angka dan lain
lainMenurut Berelson dan Steiner dalam (Suryanto, 2015). Menurut Himstreet dan Baty (Purwanto,
2006) komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem yang
biasa, baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan. Seiring dengan majunya
perkembangan teknologi, telepon genggam juga mengalami perkembangan yang pada awalnya hanya
digunakan untuk untuk mengirim dan menerima pesan atau melakukan panggilan maupun menerima
panggilan masuk, kini telah dilengkapi dengan fitur internet dan dapat bekerja seperti computer karena
itu dia dianggap sebagai telepon pintar. Para pengguna smartphone atau telepon pintar hadir dari latar
belakang yang beragam seperti, para pegawai kantoran,ibu-ibu rumah tangga, pelajar dan tidak
terkecuali mahasiswa. Memang benar para mahasiswa merupakan kelompok yang paling banyak
memmanfaatkan smartphone dalam kegiatan sehari-sehari, telepon pintar merupakan barang yang
wajib dimiliki mahsiswa saat ini, belum bisa dikatakan gaul jika seorang mahisiswa belum
menggunakan smartphone, berdasarkan observasi awal yanga dilakukan hampir semua mahasiswa yang
ada dijurusan komunikasi fispol unsrat menggunakan telepon pintar namun dalam pemanfaatannya
sebagai media komunikasi, mahasiswa menjadi ketergantungan dengan hanya menggunakan
smartphone sebagai satu-satunya media untuk berkomunikasi(Timbowo, 2016).

4. Smartpone Alat Untuk Menambah Wawasan


Smartphone merupakan alat untuk mempermudah segala kebutuhan dan kegiatan manusia, sehingga
sangat digemari dan menjadi pilihan dari berbagai kalangan, termasuk kalangan pelajar pada saat ini,
seperti untuk mengakses informasi, menambah wawasan, sebagai gaya hidup, dan eksistensi diri.
Seperti yang di ungkap orangtua “jadi kalau gk tahu langsung cari di google”. Hal yang sama juga
dikatakan Siswa “pokoknya banyak ilmu yang kita dapatkan dengan smartphone seperti mencari
digoogle ” berikut yang diungkapakn guru “sebenarnya ini memberi peluang untuk siswa agar belajar
mandiri tentu juga harus ada pedampingan dari orang tua. Pemanfaatan m-Learning dinyatakan oleh
(González et al., 2015) dapat memberikan kontribusi yang positif kepada peserta untuk mengakses

x
bahan belajar ataupun sebagai media pembelajaran. Menurut (Rogozin, 2012) yang menyatakan bahwa
dengan menggunakan smartphone sebagai media pembelajaran memberikan kesempatan belajar yang
lebih mendalam bagi siswa karena dengan menggunakan smartphone siswa dapat mengembangkan
pembelajaran melalui penelusuran informasi dari internet, serta melatih keterampilan mereka dalam
melaksanakan praktikum karena prinsip mobilitas yang dimiliki oleh smartphone. Lebih lanjut dikatakan
bahwa dengan menggunakan smartphone siswa mampu membangun kompetensi mereka dengan cara
yang dinamis.Kendala yang dihadapi pada saat proses belajar mengajar dengan menggunakan media
smartphone sebagai alat Belajar Siswa Di Era Pandemi Covid-19 adalah sebagai berikut:

1. Internetan
Media internet ini dapat meningkatkan pemahaman pelajaran pendidikan pada umumnya, dan juga
dapat sebagai penganti guru dalam memberikan tambahan pengetahuan. Dengan memanfaatkan
internet maka secara otomatis kita dapat mengetahui nilai-nilai dan perkembangan pendidikan sehingga
memudahkan siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan dalam proses pendidikan.
Berikut hasil wawancaranya.
Menurut Orangtua: internet juga kurang.. kita harus beli paket dulu, menurut Siswa: kalau mau belajajr
harus ada pakek, kalau gk ada pkek gk bisa belajar, begitupun yang di ungkapakan guru semua orang tua
ngeluhnya di peket internetnya. Menurut (Yulian, 2010) Pemanfaatan internet sebagai media
pendidikan merupakan sangat penting dan mendukung dalam dunia pendidikan diharapkan mampu
meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas. Memahami fungsi internet yang benar dapat
meluruskan dari fungsi media tersebut sebagai media pendidikan, selain itu untuk mempermudah siswa
dalam mengakses informasi yang dibutuhkan dalam belajar, selain itu dengan mengerti fungsi internet
yang benar dapat menimbulkan persepsi yang baik pula terhadap internet tersebut sehingga siswa tidak
merasa jemu dalam menggunakannya sehingga media internet mempunyai mamfaat bagi siswa dalam
meningkatkan prestasi belajar. Maka dapat disimpulkan fungsi dan manfaat internet dalam dunia
pendidikan merupakan yang penting harus benar-benar diketahui oleh siswa, sebabdengan
menggunakan internet sebagai media pendidikan sangat menunjang dunia pendidikan, Media internet
mempunyai berbagai informasi yang dibutuhkan dalam pendidikan, selain itu penggunaan internet
mudah dipahami, dapat menghemat waktu dan sebagainya. (Daryanto, 2004) dalam bukunya
menyatakan internet merupakan kumpulan luas dari jaringan komputer yang saling menghubungkan
jaringan (tele) komunikasi yang ada diseluruh dunia atau seluruh manusia yang secara aktif
berpartisipasi sehingga internet menjadi sumber daya seperti informasi yang sangat berharga.

2. Siswa Tidak Mempunyai Smartphone

Tidak dapat dipungkiri bahwa di dunia digital ini di tenggah kemajuan teknologi yang canggih banyak
orangtua yang tidak mempunyai smartphone, ada siswa yang tidak memiliki smartphone sehingga pada
saat proses belajar mengajar siswa harus bergabung dengan kawan yang mempunyai smartphone.
Berikut yang diungkapkan Orangtau: kasian bagi orang tua yang tidak pernah mengunakan android,
menurut Siswa: ada kawan saya yang tidak punya samrtphoen, akhirnya kami belajar bareng, dan
berikut pernyataan Guru: nah itu kendalanya terkadang orangtua padalagi di desa kayak kita banyak
orang tua tidak paham cara menaplikasi smartphone. Smartphone ialah salah satu alat yang
menyediakan banyak aplikasi yang dapat mengembangkan pengetahuan siswa dalam proses belajar
mengajar. Pengertian aplikasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Hasan, et, al 1998) adalah
penerapan dari rancang sistem untuk mengolah data yang menggunakan aturan atau ketentuan bahasa
pemograman tertentu. Menurut (Williams, and Sawyer, 2011) Smartphone merupakan ponsel
multimedia yang menggabungkan fungsionalitas personal computer dan handset sehingga menghasilkan
gadget yang mewah, di mana terdapat pesan teks, kamera, pemutar musik, video, game, akses email, tv

xi
digital, search engine, pengelola informasi pribadi, fitur global positioning system, dan jasa telepon
internet. Smartphone juga mempunyai beberapa manfaat antara lain,sebagai alat pencari
informasi/ilmu, komunikasi antar manusia, media hiburan, media penyimpanan data file dan dapat
menjalankan berbagai aplikasi yang tersedia di internet maupun non internet sesuai dengan sistem
operasi yang digunakan.

3. Kurangnya Motivasi

Hampir 2 semester siswa harus belajar di rumah karena kondisi yang tidak kondusif di era pandemi ini
siswa harus belajar sendiri tanpa ada teman dan guru yang mendampingi, orangtua menjadi peran
utama dalam proses belajar mengajar di rumah. Sehingga siswa juga tidak mempunyai motivasi atau
dayasaing dengan temannya dan daya kompetitif kurang Seperti yang di ungkapkan orangtua bahwa
“hanya saja anak saya kurang motivasi belajar di rumah. Kalau di sekolah siswa bisa bersaing dengan
temannya sedangkan di rumah tidak ada teman untuk bersaing” hal yang sama juga di ungkapkan siswa
bahwa “nggak seru karena tidak ada teman kalau belajar dirumah. Berikut pernyataan guru ada juga
guru yang tidak paham mengggunakan smartphone.

Pada hakikatnya kerjasama yang terjalin di lingkungan sekolah adalah untuk menunjang program
pendidikan kecakapan hidup dengan pendekatan terhadap pendidikan berbasis luas. Pola hubungan
kerjasama di bagi dalam dua kategori, yaitu hubungan kerjasama interen dan eksteren (Depdiknas,
2004) Hubungan interen adalah hubungan kerjasama yang hanya melibatkan unsur-unsur yang ada
dalam sekolah,Menurut (Sobon, 2019) Siswa SD yang memiliki motivasi belajar tinggi akan cenderung
berupaya untuk mencapai prestasi. Ia mencoba menggunakan smartphone untuk belajar, misalnya
dengan menggunakan fitur-fitur pendidikan seperti e-book, materi pembelajaran yang menarik yang
bisa membantu motivasi belajar siswa. Sebaliknya, apabila siswa menggunakan smartphone secara
intens untuk hal-hal yang kurang berkaitan dengan bidang akademis seperti seringnya bermain games,
mengakses hiburan, dan kecanduan media sosial menjadi penghambat pada motivasi belajar siswa
untuk mencapai prestasi. Bahkan perkembangan smartphone yang semakin menarik dan menyuguhkan
fitur yang modern dapat menjadi daya tarik tersendiri sehingga anak-anak cenderung memilih
menggunakan smartphone dibanding hal yang lain seperti belajar dan mengerjakan tugas-tugas.
Berdasarkan uraian tersebut nampak jelas bahwa penggunaan smartphone dapat mempengaruhi
motivasi belajar siswa. Menurut (Rahma et al., 2015) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa
Smartdphone menjadi salah satu faktor yang dapat menurunkan tingkat aktivitas belajar siswa SMA di
Rengat Barat. Menurut (Ismanto et al., 2017)Guru menganggap bahwa mengembangkan media
pembelajaran adalah kegiatan yang menyita waktu dan rumit. secara umum guru belum memiliki
pengetahuan terkait pemanfatannya dalam bidang pendidikan. (Yuniati, 2013)Dampak negatif membuat
siswa yang kecanduan akan smartphone itu menjadi lupa waktu. Akibat dari lupa waktu itu menjadikan
malas untuk belajar, malas untuk membantu orang tua, hingga menjadi orang yang anti sosial karena
terlalu asik dengan smartphone-nya dan menganggap bahwa tidak perlu bertemu dengan orang sekitar
secara langsung tetapi cukup dengan mengobrol lewat sosial media.

KESIMPULAN
Hasil penelitian diatas maka dapat di simpulkan bahwa media smartphone sangat berpengaruh dalam
proses belajar mengajar siswa di era pandemi danmerupakan media yang tepat untuk belajar jarak jauh,
dan dalam penelitian ini ditemukan beberapa manfaat menggunakan media smartphone sebagai media
belajar yaitu sebagai media belajar mengajar guru dan siswa, sebagai alat berkomunikasi, sebagai alat
mencari informasi dan menambah wawasan, tentu akan memudah siswa dalam proses belajar dari
rumah di era pandemi covid 19. media smartphone ini juga mempunyai kendala dalam proses belajar

xii
mengajar yaitu siswa harus membeli paket internet sebelum belajar, ada siswa yang tidak mempunyai
smartphone karena siswa yang kurang mampu untuk membeli smartphone dan kurangnya motivasi
siswa disebabkan kurangnya daya kompetitif antar siswa.

xiii

Anda mungkin juga menyukai