Tema :
GMKI DALAM GERAKAN OIKUMENIS DAN NASIONALIS
“PERAN PEMUDA DALAM GEREJA DAN MASYARAKAT”
1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur dan terima kasih Saya ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa
atas kasih dan perkenaannya dalam pembuatan makalah ini, hingga dapat
terselesaikan. Tanpa bantuan dari Tuhan, Saya bukanlah siapa-siapa. Selain itu,
Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada orang tua, keluarga, serta
teman – teman yang sudah mendukung hingga titik terakhir ini.
Saya menyadari jika mungkin ada sesuatu yang salah dalam penulisan,
seperti menyampaikan informasi berbeda sehingga tidak sama dengan
pengetahuan pembaca lain. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada
kalimat atau kata-kata yang salah. Tidak ada manusia yang sempurna kecuali
Tuhan.
Demikian Saya ucapkan terima kasih atas waktu Anda telah membaca hasil
karya ilmiah Saya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………............ i
DAFTAR ISI……………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………. 1
A. Latar Belakang……………………………………..…….............. 1
B. Rumusan Masalah………………………..………………………. 3
C. Maksud Penulisan………………………………………………… 3
D. Tujuan Penulisan…………………………………………………. 3
BAB II PEMBAHASAN.…………………………………………………. 4
A. Kesimpulan……………………………………………............... 14
B. Saran…………………………………….………….................... 14
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pemuda Kristen harus berusaha keras menjadi garam dan terang. Mereka
bertanggung jawab terhadap maju dan mundurnya negara Indonesia. Mereka tidak
hanya berjuang untuk mendapatkan kekuasaan politik tetapi juga melaksanakan
terjadinya revolusi intelektual agar seluruh masyarakat Indonesia bisa memiliki
kemampuan intelektual dalam semua disiplin ilmu. Dengan ini, mereka berperan
serta dalam membangun masyarakat baru, sebagai wujud Kerajaan Allah di bumi
yang berasaskan kebenaran, keadilan, kekudusan dan pengampunan.
4
Kita seringkali mendengar ungkapan bahwa sangat sulit untuk mencari
orang yang jujur di jaman sekarang ini. Seiring berjalannya waktu yang semakin
hari semakin berkembang, kita pun sering mendengar kabar mengenai tindakan
kekerasan, tawuran antara pelajar, narkoba, seks bebas, dan bahkan yang miris
lagi adalah aborsi dan pembunuhan yang di lakukan anak muda jaman sekarang
ini. Saya coba mencari tahu , apa sebenarnya yang salah dari manusia jaman
sekarang ini, bahkan ada pula orang-orang yang berkualitas secara akademis tapi
tidak memiliki moral.
Dan saya pribadi mengakui bahwa karakter pemuda saat ini sangat menurun
kualitasnya. Ini bukan lagi menjadi pembahasan yang baru tetapi akan
berkepanjangan, pada saat ini meningkatnya tindakan kekerasan terhadap sesame
manusia, penggunaan bahasa dan kata-kata yang menyakiti hati orang lewat
fitnaan atau pencemaran nama baik dalam media sosial, meningkatkan perilaku
merusak diri. Semakin tidak ada gunanya pedoman moral baik dan buruk.
Semakin rendahnya rasa tanggung jawab individu dengan membudayakan rasa
ketidakjujuran, dan menyimpan rasa curiga, dendam, dan kebencian antar sesama.
Maka dengan keadaan saat ini, seharusnya kita lebih menyadari bahwa
Peran pemuda dalam gereja dan masyarakat adalah manifestasi dari pembentukan
moral sehingga mampu mewujudkan karakter religious dan nasionalis , karena itu
saya berkeinginan untuk menjelaskan pembentukan karakter melalui fungsi agama
dan social yang mewujudkan Indonesia yang kita cita-citakan.
5
B. RUMUSAN MASALAH
Untuk memecahkan masalah moral agar para pemuda dapat megetahui dan
memahami perannya dalam Gereja dan Masyarakat :
D. TUJUAN PENULISAN
Dengan melihat maksud penulisan maka muncul beberapa tujuan penulisan
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui peran Pemuda di awal kemerdekaan Indonesia.
2. Untuk mengetahui karakter anak muda Indonesia saat ini.
3. Untuk mengetahui peran gereja dalam pembinaan karakter pemuda
Indonesia saat ini.
4. Untuk mengetahui peran/stategi pemuda dalam gereja dan masyarakat
Indonesia.
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
paskibra, pramuka, PMR dan unit kegiatan ekstrakulikuler lainnya juga
merupakan salah satu cara peran generasi muda untuk mengisi
kemerdekaan Indonesia itu sendiri.
Selain itu, ada juga beberapa hal penting yang perlu kita lakukan
sebagai generasi muda untuk mengisi Kemerdekaan Indonesia, yaitu:
1.Melestarikan Kebudayaan Indonesia
Indonesia merupakan negara yang kaya akan ragam suku dan
budaya dari sabang sampai merauke. Tepatnya terdapat lebih dari 300
kelompok etnik atu suku bangsa di Indonesia, atau tepatnya 1.340 suku
bangsa menurut sensus BPS tahun 2010. Sudah sepatutnya kita sebagai
generasi muda harus melestarikan dan menjaganya dengan baik. Caranya
adalah dengan menampilkan tarian daerah pada setiap kegiatan-kegiatan
yang diadakan.
2.Menjaga Kebhinekaan Tunggal Ika
Bhineka Tunggal Ika merupakan motto atau semboyan bangsa
Indonesia yang tertulis pada lambang negara Indonesia yaitu Garuda
Pancasila. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuno yang artinya adalah
Berbeda-beda tetapi tetap satu. Jadi, walaupun kita berbeda suku, budaya
maupun agama kita tetap satu, kita harus tetap saling menghargai sesama.
8
4.Menjaga Wilayah Indonesia
Sebagai generasi muda kita harus bisa menciptakan hal baru yang
bersifat positif yang berguna bagi Indonesia, misalkan menciptakan
kendaraan yang ramah lingkungan, membuat sumber bahan bakar
terbarukan, dan lainnya.
Kata Bung Karno “perjuanganku lebih mudah karna mengusir penjajah, tapi
perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri”. Dan kata –
kata itu terjadi hingga saat ini kita di perhadapkan dengan muncul tindakan
kekerasan, tawuran antara pelajar, narkoba, seks bebas, dan bahkan yang miris
lagi adalah aborsi dan pembunuhan yang di lakukan anak muda jaman sekarang
ini. Hingga saat ini, pemerintah telah melakukan berbagai kebijakan untuk
memperbaiki karakter anak muda saat ini.
9
UU tentang Sistem pendidikan nasional menegasakan bahwa pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
10
dalam game COC tersebut. Saya sedikit tergelitik ketika mendengarnya,
sebab hal itu seperti mengajarkan para gamers untuk saling memusuhi.
Setelah COC muncullah Mobile Legend (ML). Game on line ini
hampir sama dengan game on line generasi sebelumnya. Membuat candu
dan menjadikan para gamers heboh dengan dunianya. Baiknya, akibat dari
game ini belum pernah saya dapatkan hingga terjadi kecelakaan dan lain-
lain. Entahlah jika saya kurang up to date dengan hal ini. Terus terang,
ketiga game on line tersebut tidak pernah saya mainkan hingga saat ini.
Alasannya, cukup sederhana saja yakni tidak produktif. Bayangkan saja,
jika memainkan game tersebut dengan waktu yang cukup lama, misalnya
satu jam, dua jam, atau bahkan bisa sampai sepuluh jam dalam sehari-
semalam. Jika waktu sedemikian banyak itu digunakan untuk membaca,
menulis, berinteraksi dengan tetangga, berdiskusi, olahraga, atau bahkan
menanyakan kabar keluarga terutama orang tua bagi para pelancong
kehidupan itu akan sangat menyenangkan, bahkan sangat membahagiakan.
Bagi saya, game online ini secara filosofis telah keluar dari esensinya
sebagai hiburan. Karena, game ini selain karena menghabiskan waktu yang
kurang penting, juga dapat merontokkan kantong untuk membeli kuota..
Entahlah, saya kira ini adalah logika pikiran sederhana, dan semua orang
berhak mengekspresikan opininya.
Munculnya Benih Paham Radikalisme dan Krisis Nasionalisme
11
bahwa terhadap para pelajar dan mahasiswa antara lain menyebutkan 23,5
persen mahasiswa dan 16,3 persen pelajar SMA setuju dengan terbentuknya
negara Islam. Tak hanya itu, sebanyak 23,4 persen mahasiswa dan 23,3
persen pelajar menyatakan rela berjihad demi tegaknya negara Islam atau
khilafah. Hasil survei juga mencatat 18,6 persen mahasiswa dan 16,8 persen
pelajar memilih ideologi Islam lebih tepat untuk Indonesia.
12
G. PERAN GEREJA DALAM PEMBINAAN KARAKTER PEMUDA
SAAT INI DI INDONESIA
Sasaran yang akan dicapai melalui pembinaan kaum muda ialah meliputi
terciptanya kepribadian yang kuat, beriman teguh dan tangguh, memiliki
13
kepekaan dan kepedulian sosial, terhadap sesama dalam mengarahkan kaum muda
lainnya terhadap perubahan pola pikir yang dilatarbelakangi akibat pengaruh
Globalisasi.
Untuk itu, sangatlah perlu dipahami secara mendasar akan dampak dan
akibat apabila pewaris gereja dalam hal ini kaum muda belum mampu diarahkan
oleh gereja sesuai dengan komitmen yang ada dalam pandagan gereja. Setelah
melihat bagaimana pengaruh globalisasi dalam diri kaum muda, pada bagian ini
berikutnya sangatlah perlu dipahami bagaimana peran gereja dalam membangun
kaum muda dari segala realitas hidup yang mereka alami di tengah dunia modern.
Sebaliknya, jika pelayanan gereja bersikap acuh tak acuh terhadap kaum
muda dalam mengarahkan mereka, maka kemungkinan kaum muda itu sendiri
akan meninggalkan gereja dan mencari tempat yang sesuai dengan keinginan
mereka. Namun, perlu untuk disadari bahwa dalam mengupayakan usaha untuk
menemukan identitas kaum muda, gereja tidak dapat melakukannya dengan
sendiri. Gereja membutuhkan kerja sama dengan orang tua dalam mengarahkan
kaum muda.
Dalam hal ini, gereja dan keluarga diposisikan sebagai pionir utama dalam
membentengi kaum muda terhadap pengaruh globalisasi yang terus masuk tanpa
kita sadari. Oleh karena itu, gereja, orang tua, serta kaum muda diharapkan
mampu untuk membuka diri dan membentengi diri terhadap setiap perubahan
yang akan datang.
14
H. PEMUDA DALAM GEREJA DAN MASYARAKAT
Pemuda dan masa depan ibarat “manusia dan udara”, adalah dua hal yang
tidak dapat dipisahkan karena telah menjadi kodrat bagi pemuda itu sendiri yang
sering disebut-sebut sebagai masa depan, tunas bangsa, pelanjut generasi. Sejarah
telah membuktikan bahwa pemuda turut dalam rangkaian pembangunan bangsa,
bahkan ketika kita berbicara sejarah Bangsa Indonesia maka tidak bisa terlepas
dari konteks kepemudaan.Namun yang menjadi pertanyaan, apa peran pemuda
dalam pembangunan bangsa dewasa ini? Apakah istilah-istilah indah yang
disematkan kepada pemuda hanya sebatas kata-kata tanpa implementasi?.
Ada banyak pendapat yang berkembang di tengah-tengah kehidupan
masyarakat Indonesia yang mengatakan bahwa sebagian besar generasi muda
Indonesia berada dalam keadaan acuh-tak-acuh, hidup santai, miskin dalam cita-
cita, erosi idealisme, patriotisme, dan lain sebagainya. Apabila kita telusuri secara
mendalam tentang kehidupan generasi muda Indonesia saat ini, pendapat-
pendapat ini ada benarnya juga. Melihat kenyataan saat ini, bisa dikatakan
sebagian besar generasi muda di Indonesia tengah dilanda “krisis identitas. Realita
kondisi generasi muda bangsa saat ini khususnya kaum muda Kristen telah
mengalami pergeseran pola pikir dan budaya.Berbicara dalam konteks Gereja,
kondisi pemuda juga mengalami hal yang sama. Bisa dilihat minimnya peran serta
pemuda untuk dapat melayani di Gereja menjadi cerminan bagaimana usaha
sebuah Gereja mengakomodir potensi yang dimiliki oleh kaum mudanya.
Keaktifan organisasi kategorial pemuda gereja juga bisa menjadi indikator
penilaian terhadap kepedulian gereja kepada kaum mudanya. Minimnya Pendeta
pemuda, kurangnya perhatian dan berbagai hal lain menjadi realita yang dihadapi
pemuda dalam gereja saat ini.
Dalam konteks berbangsa, peran dan tanggung jawab Pemuda Kristen
sangat besar. Pemuda Kristen harus berani menempatkan dirinya di garda
terdepan dalam mewujudnyatakan kedamaian, kesejahteraan, keadilan, kebenaran,
keutuhan ciptaan dan demokrasi di Indonesia yang berdasarkan kasih. Dengan
15
kata lain pemuda Kristen harus menjadi pelopor terwujudnya “Syalom Allah” di
muka bumi ini. Hal ini akan menunjukkan bagaimana pemuda kristen
merelevansikan Imannya di tengah-tengah kehidupan dunia. Oleh karena itu,
konsep Persekutuan dan Nasionalisme merupakan dua hal yang saling berkaitan
satu sama lain dan dua hal tersebut sepatutnya dimiliki oleh pribadi-pribadi
pemuda Kristen. Untuk mengimplementasikan Iman Kristen di tengah-tengah
kehidupan Bangsa Indonesia berarti pemuda Kristen dituntut meningkatkan
ketekunan dalam kejujuran, mengasah setiap potensi yang dimiliki, dan
menyalurkan kreativitas yang mengarah kepada pembangunan Bangsa Indonesia.
Dalam mengimplementasikan Iman Kristen di tengah-tengah kehidupan
bangsa, Pemuda Kristen juga dituntut mempunyai idealisme yang tinggi,
semangat juang yang kokoh, dan tidak larut dalam alam berpikir yang pragmatis
sehingga menjadi acuh tak acuh, masa bodoh, sinis dan akhirnya frustrasi. Oleh
karena itu seyogyanya, setiap Pemuda Kristen semakin menggalakkan usaha-
usaha di bidang studi masing-masing dan juga memperjelas arti serta peranan
pemuda dalam kehidupan sosial politik di berbangsa ini. Jika ditelusuri di Alkitab,
dapat dilihat jalan Tuhan sering memakai kaum muda untuk menyuarakan
kebenaran. Yusuf yang dipakai Tuhan melalui suatu maksud jahat dan ironis dari
saudara-saudaranya Dalam usianya yang masih muda menjadi orang pertama yang
dipakai Allah untuk menjadi pemimpin bangsa bahkan di luar bangsanya sendiri.
Ketika Bangsa Israel masuk ke tanah perjanjian, justru Yosua yang muda yang
harus memimpin mereka. Kedua belas murid Yesus pun adalah orang-orang
muda, mereka sebagian besar hanya nelayan bukan tokoh yang mumpuni tapi
masih saja dipakai untuk mengabarkan Injil. Tidak tanggung-tanggung bahkan
Yesus sendiri hidup selama 33 Tahun di dunia. Dia mengerjakan tugas-Nya dalam
usia muda.
.
16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan di atas maka dapat disimpulkan beberapa hal
mencakup “Pemuda dalam Gereja dan Masyarakat”. Dimana pemuda sangat di
harapkan ambil andil untuk menghasilkan sikap positif demi masa depan bangsa
yang bertujuan untuk tercapainya nilai-nilai pancasila. Di era Milenial saat ini
sudah banyak pemuda yang hilang akan tanggung jawabnya sehingga tugas dan
fungsinya sebagai garda terdepan dalam gereja dan masyarakat jadi hilang, ini di
karenakan karena kurangnya kesadaran dan terlenaknya pemuda dalam era
modernisasi dan teknologi mereka lebih memilih sibuk menghabiskan waktu
dengan kegiatan yang tidak penting seperti bermain game, nongkrong dan lain-
lain.
Untuk itu, melalui tulisan ini, saya mengajak segenap kaum muda Kristen,
khususnya yang ada di Indonesia, agar menyadari tanggung jawabnya sebagai
pemuda, menyadari tugas panggilannya di tengah-tengah bangsa dan gereja.
Sebelum terlambat, mari kita sadari dan lakukan tanggung jawab itu. Kiranya
Tuhan memberikan kekuatan kepada pemuda Kristen untuk memasuki masa
depan yang penuh tantangan dan harapan.
B. SARAN
17
DAFTAR PUSTAKA
18