Laporan Apus Darah
Laporan Apus Darah
Disusun oleh
4401412054
JURUSAN BIOLOGI
2015
PEMBUATAN PREPARAT APUS DARAH
A. Tujuan
1. Membuat preparat apus darah manusia dengan metode apus dan metode
pewarnaan Romanowski.
2. Menganalisis hasil pembuatan preparat apus darah manusia dengan metode
apus dan metode pewarnaan Romanowski.
B. Landasan Teori
Darah adalah suatu suspensi sel dan fragmen sitoplasma yang dapat dianggap
sebagai jaringan pengikat dalam arti luas, karena pada dasarnya darah terdiri atas
unsur-unsur sel dan substansi interseluler yang berbentuk plasma. Fungsi utama
dari darah adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel diseluruh
tubuh. Darah manusia bisa dijadikan suatu preparat untuk diamati, prosedur yang
paling sering dilakukan dalam pembuatan preparat atau jaringan sediaan histology
atau irisan jaringan yang dapat dipelajari dengan bantuan mikroskop cahaya. Di
bawah mikroskop cahaya, jaringan diamati melalui berkas cahaya yang
menembus jaringan. Karena jaringan dan organ biasanya terlalu tebal untuk
ditembus cahaya, jaringan tersebut harus diiris menjadi lembaran-lembaran tipis
yang translusendan kemudian diletakkan diatas kaca objek sebelum jaringan
tersebut diperiksa (Mescher, 2012).
Darah tersusun atas plasma dan sel darah. Sel darah mencakup eritrosit,
leukosit, dan trombosit. Plasma darah mengandung sekitar 90% air dan berbagai
zat terlarut / tersuspensi di dalamnya (Isnaeni, 2006).
Jenis sel darah:
1. Eritrosit, berbentuk sebagai cakram bulat bikonkaf dengan diameter sekitar
7,2 µm tanpa memiliki inti.
2. Leukosit, mempunyai fungsi utama dalam sistem pertahanan. Berdasarkan
ada tidaknya butir-butir dalam sitoplasma dibedakan:
a. Granulosit yaitu adanya butir-butir spesifik yang mengikat zat warna dalam
sitoplasma.
1) Neutrofil, berlobus berjumlah 2—5 lobi atau lebih, berwarna biru atau ungu.
2) Eosinofil, inti terdiri atas 2 lobi, berwarna merah atau orange.
3) Basofil, separuh sel dipenuhi inti, berwarna biru tua dan kasar memenuhi
sitoplasma.
b. Agranulosit, tidak mempunyai butir-butir spesifik
1) Limfosit, inti gelap berwarna ungu
2) Monosit, inti berbentuk oval seperti tapal kuda.
3. Trombosit, berbentuk seperti kepingan-kepingan sitoplasma berukuran 2—
5µm (Subowo, 2002).
Pembuatan preparat apus darah ini menggunakan suatu metode yang disebut
metode oles (metode smear) yangmerupakan suatu sediaan dengan jalan mengoles
atau membuat selaput (film) dan substansi yang berupa cairan atau bukan cairan
di atas gelas benda yang bersih dan bebas lemak untuk kemudian difiksasi,
diwarnai dan ditutup dengan gelas penutup (Handari, 2003).
Untuk melihat struktur sel darah dengan menggunakan mikroskop cahaya
pada umumnya dibuat sediaan apus darah. Sediaan apus darah ini tidak saja untuk
mempelajari bentuk masing-masing sel darah, tetapi juga dapat digunakan untuk
menghitung perbandingan antara masing-masing jenis sel darah (Subowo, 2002).
Pada masa kini sering digunakan pewarnaan metoda Giemsa dan Wright
yang merupakan modifikasi metoda Romanowsky. Pada dasarnya bahan pewarna
selalu terdiri atas zat warna basa dan zat warna asam (Subowo, 2002).
Pewarna giemsa sebagai pewarna yang umum digunakan dalam pembuatan
sediaan apus, agar sediaan terlihat lebih jelas. Pewarnaan ini sering disebut juga
pewarnaan Romanowski. Metode pewarnaan ini banyak dipakai untuk
mempelajari morfologi darah, sel-sel sumsum dan juga untuk identifikasi parasit-
parasit darah misalnya dari jenis protozoa. Giemsa ini memberikan warna biru
(Mescher, 2012).
C. Cara Kerja
Ujung jari kiri bagian tengah disiapkan dengan dikipas-kipaskan kearah kaki
kemudian diurut dengan tangan kanan kearah ujung jari. Kemudian ujung jari dan
jarum blood lancet pen disterilkan dengan alcohol 70% lalu ujung jari ditusuk
dengan jarum dengan bantuan blood lancet pen dan darah dikeluarkan. Tetesan
darah pertama diusap dengan kapas beralkohol dan tetesan berikutnya diteteskan
pada gelas benda A yang bebas lemak pada posisi 0,5 cm dari tepi kanan gelas
benda A (3 menit), selanjutnya gelas benda B yang sisi pendeknya rata diambil
dan ditegakkan di sebelah kiri tetesan darah dengan kemiringan gelas benda B
sebesar 45º lalu gelas benda B ditarik dengan hati-hati kearah tetesan darah (ke
kanan) sehingga terjadi kapilaritas dan tetesan darah merata di ujung sisi pendek
gelas benda B. Selanjutnya gelas benda B didorong kearah kiri gelas benda A
dengan kuat dan kecepatan yang konstan, sehingga terbentuk film darah yang baik
(tipis dan rata) (3 menit), lalu film darah dikeringanginkan pada rak pewarnaan
yang datar dan bersih (5 menit). Setelah film darah kering selanjutnya semua
permukaan film darah difiksasi dengan fiksatif metil alcohol lalu
dikeringanginkan sampai kering (5 menit), kemudian semua permukaan film
darah diwarnai dengan ditetesi zat warna giemsa 3% dan dikeringanginkan
sampai kering (40 menit) lalu film darah dicuci dengan aquades dingin yang
sebelumnya telah dididihkan (1 menit). Label dilekatkan pada ujung kanan gelas
benda dengan posisi memanjang. Lalu preparat diamati dengan perbesaran kuat,
difoto dan dianalisis hasilnya (30 menit).
D. Hasil Pengamatan
Limfosit
eritrosit
Neutrofil
Perbesaran 40 x 10 = 400
Berdasarkan pengamatan terlihat bentuk eritrosit bulat dan tidak berinti,
berwarna ungu transparan, tidak ditemukan basofil, eosinofil, monosit karena sel
darah bergerombol dan saling bertumbuk. Hasil apus darah kurang jelas untuk
diamati dan terdapat kotoran karena Giemsa yang digunakan sudah kotor.
E. Pembahasan
Preparat tampak rapat namun sel-selnya kurang dapat teramati dengan baik
karena bertumpuk, hal tersebut menunjukkan bahwa apusan masih terlalu tebal.
Preparat apus darah sebaiknya setipis mungkin agar leukosit dan eritrosit
dapat diamati dengan jelas dan sel tidak menumpuk. Hal-hal yang mempengaruhi
hasil dari preparat apus darah antara lain:
F. Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Preparat apus darah manusia dapat dibuat dengan metode apus dan metode
pewarnaan Romanowski.
2. Hasil preparat membedakan eritrosit yang tidak terwarnai giemsa dengan
jelas pada bagian tepi dan terwarnai pada bagian cekung, leukosit tidak
ditemukan karena preparat kurang jelas dan hasil apusan terlalu tebal.
G. Saran
1. Untuk mengapus agar dilakukan setipis mungkin sehingga preparat tidak
terlalu rapat.
2. Untuk pewarnaan giemsa pastikan giemsa yang dipakai masih bagus (belum
rusak atau terkontaminasi) sehingga dapat mewarnai dengan baik.
H. Daftar Pustaka