Penyuluhan
POSTED ON JANUARY 30, 2014 UPDATED ON JANUARY 30, 2014
Penyuluhan merupakan kegiatan merubah perilaku petani, menjadi tahu, mengerti, paham dan mau
melaksanakan. Berbagai teori tentang metode penyuluhan memang telah banyak disajikan diberbagai
buku dan media baik elektronik maupun cetak. Salahsatu media yang penting dalam kegiatan penyuluhan
adalah Siaran Radio Pedesaan. Meskipun saat ini teknologi sudah sedemikian maju, namun di beberapa
daerah petani masih senang mendengarkan siara radio. dan berikut adalah contoh naskah siaran radio
untuk penyuluhan’
TEMA : PEMBUATAN OLAHAN TELUR ITIK
JUDUL : PEMBUATAN TELUR ASIN BAKAR
TIK : Setelah mendengar siaran, pendengar tertarik untu Mengembangkan usaha pembuatan
telur asin bakar
WAKTU : 30 menit
Pemain :
1. Yeni Maryani : Ketua KWT
2. Harta : Pelaku Usaha Telur Asin Bakar
3. Jhon Patinduka : PPL
4. Ajat Juhaedi : Announcer dan Narrator
45 MUSIK BANDUNG(IN-UP-DOWN-OUT)
Waktu Percakapan 1450 detik
About these ads
Kaji Terap
Dampak SL-PTT terhadap Produksi dan Difusi (Pair T Test)
POSTED ON NOVEMBER 29, 2013
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan pemenuhan kebutuhan pangan di Indonesia merupakan salahsatu aspek yang menjadi
prioritas untuk diselesaikan, karena pangan dapat berpengaruh kepada kualitas sumberdaya manusia.
Sumberdaya manusia merupakan salahsatu modal penting untuk kemajuan Indonesia itu sendiri dimasa
yang akan datang.
Selain itu, pangan juga merupakan komoditas politik yang dapat mempengaruhi kualitas pemerintahan,
terkelolanya pangan dengan baik, menunjukan kemampuan pengelolaan negara dalam bidang pertanian
berjalan dengan baik.
Komoditas pangan terpenting di Indonesia saat ini adalah beras, hampir seluruh masyarakat indonesia
saat ini menjadikan beras sebagai makanan pokok sehari-hari, sehingga tuntutan akan peningkatan
produksi beras saat ini menjadi sangat tinggi, sehingga wajar jika saat ini kementrian pertanian selaku
stake holder dalam bidang pertanian berusaha menggenjot produksi beras guna memenuhi kebutuhan
masyarakat tersebut.
Salahsatu program yang bertujuan untuk meningkatkan produksi beras tersebut adalah program Sekolah
Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi Sawah yang bertujuan untuk meningkatkan
produksi padi (sebagai bahan penghasil beras) melalui penerapan dan perakitan teknologi yang
dilaksanakan secara partisipatif dan sesuai dengan keadaan lingkungannya (spesifik lokasi).
Kegiatan SL-PTT Padi sawah dilaksanakan diseluruh Provinsi dan Kabupaten di Indonesia, termasuk di
Kabupaten Lebak. Di Kabupaten ini kegiatan SL-PTT telah dilaksanakan sejak tahun 2008, kendati
demikian dalam pelaksanaannya kajian dan evaluasi terhadap dampak dari kegiatan tersebut, belum
pernah digali secara lebih mendalam, terutama dalam aspek dampaknya bagi peningkatan produksi
sebagai tujuan utama dan peningkatan difusi inovasi sebagai bagian dari partisipasi petani untuk
menyebarkan teknologi SL-PTT terhadap petani Berdasarkan hal tersebut, maka dalam kegiatan ini akan
dicoba dikaji tentang dampak SL-PTT Padi Sawah terhadap peningkatan produksi dan peningkatan
frekwensi difusi inovasi yang dilaksanakan oleh petani penerima SL-PTT di Kabupaten Lebak, dengan
harapan kegiatan tersebut dapat menjawab sejauh mana pengaruh SL-PTT yang dilaksanakan di
Kabupaten Lebak dalam kedua aspek tersebut.
B. Rumusan Masalah
Dalam kajian evaluasi dampak ini, masalah yang dirumuskan adalah sebagai berikut:
1. Sejauh mana pengaruh SL-PTT terhadap peningkatan produksi padi di Kabupaten Lebak?
2. Sejauh mana pengaruh SL-PTT terhadap peningkatan difusi inovasi yang dilakukan petani
di Kabupaten Lebak?
C. Tujuan
Tujuan dari kajian evaluasi dampak ini adalah sebagai berikut:
D. Manfaat
Manfaat dari kegiatan kajian evaluasi dampak ini adalah sebagai berikut:
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT)
1. Pengertian
Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT) adalah suatu pendekatan inovatif dalam
upayakana meningkatkan produktivitas dan efisiensi usahatani melalui perbaikan sistem/pendekatan
dalam perakitan paket teknologi yang sinergis antar komponen teknologi, dilakukan secara partisipatif
oleh petani serta bersifat spesifik lokasi (Pedum SL-PTT, 2003)
Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) adalah suatu tempat Pendidikan non formal
bagi petani untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam mengenali potensi, menyusun
rencana usahatani, mengatasi permasalahan, mengambil keputusan dan menerapkan teknologi yang
sesuai dengan kondisi sumberdaya setempat (Pedum SL-PTT, 2003)
2. Prinsip-prinsip PTT
PTT adalah suatu pendekatan eko regional yang ditempuh untuk meningkatkan produktivitas tanaman
pangan dengan memperhatikan:
1. Prinsip-prinsip efisiensi. Dengan pendekatan PTT diharapkan selain produktivitas naik, biaya
produksi optimal, produk berdaya saing dan lingkungan terpelihara.
2. Dalam pengembangan inovasi teknologi dengan pendekatan PTT, digunakan prinsip
sinergisme, yaitu bahwa pengaruh komponen teknologi secara bersama terhadap produktivitas
lebih tinggi dari pengaruh penjumlahan dan komponen teknologi sendiri-sendiri.
3. Karena lahan pertanian mempunyai tingkat kesesuaian bagi tanaman pangan yang
berbeda antara sentra produksi dan di dalam sentra produksi, maka kombinasi komponen
teknologi dapat berbeda antara sentra produksi satu dengan lainnya.
1. Penggunaan varietas unggul baru (VUB) berlabel yang berdaya hasil tinggi, bernilai ekonomi
tinggi.
2. Pemupukan berimbang dengan penggunaan pupuk secara berimbang dan sesuai
kebutuhan tanaman spesifik lokasi.
3. Penggunaan pupuk organik berupa kompos dan pupuk kandang sebagai penyedia hara dan
pembenah tanah.
4. Penggunaan alat mesin (alsin) berupa alat pra panen dan pasca panen untuk menekan
kerus hasil.
5. Pengairan dan pompanisasi dengan pemanfaatan air irigasi, air hujan, embung, sumur
pantek, dan sumber air permukaan (sungai danau, sumur buatan).
6. Penggunaan benih bermutu dengan varietas unggul menghasilkan daya
perkecambahan yang tinggi dan seragam, tanaman yang sehat dengan perakaran yang baik,
tanaman tumbuh lebih cepat, tahan terhadap hama dan penyakit, berpotensi hasil tinggi dan
mutu hasil yang lebih baik.
7. Penanaman yang tepat waktu, serentak dan jumlah populasi yang optimal dapat
menghindari serangan hama dan penyakit, menekan pertumbuhan gulma, memberikan
pertumbuhan tanaman yang sehat dan seragam serta hasil yang tinggi.
8. Pemberian pupuk secara berimbang berdasarkan kebutuhan tanaman dan ketersediaan
hara tanah dengan prinsip tepat jumlah, jenis, cara, dan waktu aplikasi sesuai dengan jenis
tanaman memberikan pertumbuhan yang baik dan meningkatkan kemampuan tanaman
mencapai hasil tinggi.
9. Pemberian air pada tanaman secara efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan tanaman
dan kondisi tanah merup faktor penting bagi pertumbuhan dan hasil tanaman yaitu air sebagai
pelarut sekaligus pengangkut hara dari tanah ke bagian tanaman. Kebutuhan air disetiap stadia
tanaman berbeda-beda, pemberian air secara tepat meningkatkan hasil dan menekan
terjadinya stres pada tanaman yang diakibatkan karena kekurangan dan kelebihan air.
10. Perlindungan tanaman dilaksanakanaka untuk mengantisipasi dan mengendalikan serangan
OPT tanaman dengan meminimalkan kerus atau penurunan produksi akibat serangan OPT.
Pengendalian dilakukan berdasarkan prinsip dan strategi pengendalian hama terpadu (PHT).
Khususnya pengendalian denga pestisida merup pilihan terakhir bila serangan OPT berada
diatas ambang ekonomi. Penggunaan pestisida harus memperhatikan jenis, jumlah dan cara
penggunaannya sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku sehingga tidak
menimbulkan resurjensi atau resistensi OPT atau dampak lain yang merugikan lingkungan.
11. Penanganan panen dan pasca panen memberikan hasil yang optimal jika panen
dilakukan pada umur dan cara yang tepat yaitu tanaman dipanen pada masak fisiologis
berdasarkan umur tanaman, kadar air dan penamp visual hasil sesuai dengan diskripsi varietas.
Pemanenan dilakukan dengan sistem kelompok yang dilengkapi dengan peralatan dan mesin
yang cocok sehingga menekan kehilangan hasil. Hasil panen dikemas dalam wadah dan
disimpan ditempat penyimpanan yang aman dari OPT dan perusak hasil lainnya sehingga mutu
hasil tetap terjaga.
B. Difusi Inovasi
1. Pengertian Difusi dan Inovasi
Difusi Inovasi terdiri dari dua padanan kata yaitu difusi dan inovasi. Difusi sebagai proses dimana suatu
inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu dalam jangka waktu tertentu di antara para anggota
suatu sistem sosial (the process by which an innovation is communicated through certain channels
overtime among the members of a social system) (Rogers, 1983). Disamping itu, difusi juga dapat
dianggap sebagai suatu jenis perubahan sosial yaitu suatu prosperubahan yang terjadi dalam struktur
dan fungsi sistem sosial.
Sedangkan Inovasi adalah suatu gagasan, praktek, atau benda yang dianggap/dirasa baru oleh individu
atau kelompok masyarakat. Ungkapan dianggap/dirasa baru terhadap suatu ide, praktek atau benda oleh
sebagian orang, belum tentu juga pada sebagian yang lain. Kesemuanya tergantung apa yang dirasakan
oleh individu atau kelompok terhadap ide, praktek atau benda tersebut.
Dari kedua padanan kata di atas, maka difusi inovasi adalah suatu proses penyebar serapan ide-ide atau
hal-hal yang baru dalam upaya untuk merubah suatu masyarakat yang terjadi secara terus menerus dari
suatu tempat ke tempat yang lain, dari suatu kurun waktu ke kurun waktu yang berikut, dari suatu bidang
tertentu ke bidang yang lainnya kepada sekelompok anggota dari sistem sosial. Tujuan utama dari difusi
inovasi adalah diadopsinya suatu inovasi (ilmu pengetahuan, tekhnologi, bidang pengembangan
masyarakat) oleh anggota sistem sosial tertentu. Sistem sosial dapat berupa individu, kelompok informal,
organisasi sampai kepada masyarakat.
2. Elemen Difusi Inovasi
Menurut Rogers (1983) dalam proses difusi inovasi terdapat 4 (empat) elemen pokok, yaitu: suatu
inovasi, dikomunikasikan melalui saluran komunikasi tertentu, dalam jangka waktu dan terjadi diantara
anggota-anggota suatu sistem sosial.
1. Inovasi (gagasan, tindakan atau barang) yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam hal ini,
kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya.
2. Saluran komunikasi, adalah alat untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari sumber
kepada penerima. Jika komunikasi dimaksudkan untuk memperkenalkan suatu inovasi kepada
khalayak yang banyak dan tersebar luas, maka saluran komunikasi yang lebih tepat, cepat dan
efisien, adalah media masa. Tetapi jika komunikasi dimaksudkan untuk mengubah sikap atau
perilaku penerima secara personal, maka saluran komunikasi yang paling tepat adalah saluran
interpersonal.
3. Jangka waktu, yakni proses keputusan inovasi dari mulai seseorang mengetahui sampai
memutuskan untuk menerima atau menolaknya. Pengukuhan terhadap keputusan itu sangat
berkaitan dengan dimensi waktu. Paling tidak dimensi waktu terlihat dalam (a) proses
pengambilan keputusan inovasi, (b) keinovatifan seseorang (relatif lebih awal atau lebih lambat
dalam menerima inovasi), dan (c) kecepatan pengadopsian inovasi dalam sistem sosial.
4. Sistem sosial merupakan kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam
kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama.
C. Produksi
Kegiatan produksi sangat berperan penting dalam kegiatan ekonomi karena menyangkut kebutuhan
manusia. Tanpa adanya produksi persediaan konsumsi akan menjadi langka dan masyarakat akan
mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya. Oleh sebab itu, manusia harus berusaha
memproduksi barang dan jasa agar alat pemuas kebutuhannya terpenuhi.
Pengertian Produksi
Menurut ilmu ekonomi, produksi tidak terbatas pada kegiatan menghasilkan barang atau jasa, tetapi juga
kegiatan yang sifatnya menambah nilai atau kegunaan barang yang sudah ada menjadi lebih tinggi
nilainya. Perhatikan contoh berikut. Tukang kayu yang mengecat kursi hasil buatanya. Pedagang yang
membeli sepeda bekas lalu ia bersihkan, perbaiki, dan dicat kembali lalu dijual. Berdasarkan uraian di
atas, produksi menurut ilmu ekonomi adalah setiap kegiatan yang dilakukan manusia untuk
menghasilkan/menaikan nilai kegunaan barang/jasa.
Tujuan Produksi
1.
o Jenis-jenis Usaha yang Memerlukan Produksi
Kerangka Pikir
Kerangka pikir yang dibangun dalam kegiatan kajian evaluasi dampak ini adalah sebagai berikut:
Model SL-PTT
Difusi Inovasi
Berdasarkan logical framework tersebut kajian evaluasi dampak SL-PTT Padi ingin diketahui apakah
kegiatan SL-PTT berpengaruh pada peningkatan produksi padi dan difusi inovasi petani?
I. METODOLOGI KAJIAN EVALUASI DAMPAK
1. A. Model Evaluasi
Model evaluasi yang digun adalah model before and after evaluation yakni membandingkan pengaruh
sebelum dan sesudah dilaksankan SL-PTT terhadap peningkatan produksi dan difusi inovasi.
1. B. Variabel
Variabel yang digunakan adalah Peningkatan Produksi dan Difusi Inovasi oleh Petani.
1. C. Indikator
Indikator yang digun adalah penambahan produksi padi untuk variabel peningkatan produksi dan
frekwensi petani yang melakukan difusi.
1. D. Alat Ukur
Alat ukur yang digun adalah perbandingan jumlah produksi sebelum dan sesudah adanya kegiatan SL-
PTT dan perbandingan frekwensi serta peningkatan wilayah difusi oleh petani sebelum dan sesudah
adanya kegiatan SL-PTT
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dengan petani menggunakan kuesioner.
Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling method, sampel yang diambil adalah
petani dari kelompok tani yang menerima program SL-PTT pada tahun 2011 dengan jenis irigasi tadah
hujan di Kecamatan Cibadak dan Warunggunung Kabupaten Lebak sebanyak 30 orang.
Analisis interpretasi data menggunakan SPSS 17, dengan model analisis data yang digunakan adalah
statistik parametrik Paired Sample T Test dimana dua pengukuran pada subjek yang sama terhadap
suatu pengaruh atau perlakuan tertentu diukur. Dasar pemikirannya adalah apabila kegiatan SL-PTT
tidak memiliki pengaruh, maka perbedaan rata-ratanya adalah nol.
1. H. Keterbatasan Evaluasi
Evalusi ini terbatas pada aspek peningkatan produksi dan difusi inovasi, meski dampak dari kegiatan SL-
PTT memiliki dampak pada aspek-aspek lainnya seperti Perilaku Petani, Kelembagaan Petani dan lain
sebagainya.
II. HASIL DAN PEMBAHASAN
Evaluasi dampak SL-PTT padi dilaksanakan pada tanggal 1 sampai dengan 12 juli 2013, di Kecamatan
Cibadak Desa Bojong Leles di Kelompok dengan petani sampel sebanyak10 orang dan di Kecamatan
Warunggunung Desa Jagabaya dengan petani sample sebanyak 10.
Hasil analisis pengaruh SL-PTT terhadap produksi dan terhadap difusi inovasi, dengan tingkat
kepercayaan 0.05 menggunakan Paired –Sample T test adalah sebagai berikut:
Pengaruh SL-PTT terhadap Produksi yang dianalisa menggunakan SPSS 17 dengan hasil analisa
sebagai berikut:
Paired Samples Statistics
Hasil analisa Paired Samples Statistic dengan jumlah samplel 20 orang dengan nilai rata-
rata (mean) sebelum dilaksanakan kegiatan SL-PTT Padi adalah 2.82 meningkat setelah adanya
kegiatan SL-PTT Padi menjadi 3.22.
Sedangkan untuk mengetahui apakah kegiatan SL-PTT Padi berpengaruh terhadap peningkatan
produksi dapat dijelaskan dalam Paired Samples Correlation di bawah ini:
N Correlation Sig.
Nilai Sig (0.000) < tingkat kepercayaan (α) 0.05 menunjukan bahwa SL-PTT memberikan pengaruh yang
sangat kuat terhadap peningkatan produksi padi yaitu sebesar 0.918.
Sedangkan untuk mengetahui apakah ada perubahan antara sebelum dan sesudah dilaksanakan
kegiatan SL-PTT terhadap Produksi Padi dapat digambarkan sebagai berikut:
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Difference
Hipotesis:
H0 = Tidak ada perbedaan antara jumlah produksi sebelum dan sesudah dilaskanakan kegiatan SL-PTT.
H1 = Ada perbedaan jumlah produksi antara sebelum dan sesudah dilaksanakan kegiatan SL-PTT.
Dengan memutlakan nilai t hitung dan membandingkannya dengan nilai t tabel maka dapat diketahui
bahwa t hitung 11.060 > dari t tabel (0.975,19) 2.093. Dengan demikian H0 ditolak sehingga terdapat
perbedaan jumlah produksi antara sebelum dan sesudah dilaksankaan kegiatan SL-PTT.
Hasil analisis menggunakan paired sample t test di atas menunjukan bahwa kegiatan SL-PTT memiliki
pengaruh terhadap peningkatan produksi yang signifikan, dengan demikian paket teknologi SL-PTT
seperti penggunaan pupuk berimbang, penggunaan varietas benih unggul, pengelolaan hama terpadu,
penggunaan sistem pertanaman spesifik lokasi dan lain sebagainya menjadi komponen utama yang perlu
dikembangkan agar peningkatan produksi dapat terwujud.
Analisis pengaruh kegiatan SL-PTT terhadap peningkatan frekwensi difusi inovasi yang dilakukan oleh
petani dapat dilihat pada tabel Paired Samples Statistics dibawah ini:
Hasil analisa menggunakan SPSS 17 tentang peningkatan frekwensi difusi inovasi oleh petani
menunjukan bahwa terdapat peningkatan nilai rata-rata sebesar 3.45 dari jumlah sample sebanyak 20
orang petani.
Sedangkan untuk mengetahui apakah kegiatan SL-PTT memiliki pengaruh terhadap aktivitas petani
dalam melakukan difusi inovasi dapat digambarkan pada tabel dibawah ini:
N Correlation Sig.
Nilai Sig (0.000) < tingkat kepercayaan (α) 0.05 menunjukan bahwa SL-PTT memberikan pengaruh kuat
terhadap peningkatan difusi inovasi yaitu sebesar 0.544.
Sedangkan untuk mengetahui apakah ada perubahan antara sebelum dan sesudah dilaksanakan
kegiatan SL-PTT terhadap peningkatan frekwensi difusi inovasi dapat digambarkan sebagai berikut:
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the Sig. (2-
Difference T df tailed)
Std.
Std. Error
Mean Deviation Mean Lower Upper
Hipotesis:
H0 = Tidak ada perbedaan antara frekwnensi difusi inovasi oleh petani sebelum dan sesudah
dilaskanakan kegiatan SL-PTT
H1 = Ada perbedaan jumlah frekwensi difusi inovasi oleh petani antara sebelum dan sesudah dilaksanakan
kegiatan SL-PTT
Dengan memutlakan nilai t hitung dan membandingkannya dengan nilai t tabel maka dapat diketahui
bahwa t hitung 16.335 > dari t tabel (0.975,19) 2.093. Dengan demikian H0 ditolak sehingga terdapat
perbedaan frekwensi difusi inovasi oleh petani antara sebelum dan sesudah dilaksanakan kegiatan SL-
PTT.
Hasil kajian tentang pengaruh SL-PTT terhadap difusi inovasi memiliki korelasi yang signifikan dan terjadi
peningkatan frekwensi difusi inovasi yang dilakukan oleh petani. Meingkatnya difusi inovasi setelah
kegiatan SL-PTT diakibatkan karena petani mengambil keputusan untuk menerapkan SL-PTT dan adopsi
tersebut berhasil dan sehingga petani melakukan difusi ke petani lain.
III. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan kajian evaluasi dampak ini adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan SL-PTT Padi Sawah berpengaruh sangat kuat (signifikan) terhadap meningkatnya
produksi sebesar 0.918
2. Kegiatan SL-PTT padi sawah berpengaruh kuat terhadap peningkatan frekwensi difusi oleh
petani sebesar 0,544.
3. Saran
1. Peningkatan produksi sebagai akibat dari kegiatan SL-PTT padi sawah perlu
dipertahankan dan ditingkatkan sehingga dapat memenuhi target.
2. Peningkatan difusi inovasi perlu ditingkatkan dengan cara mendorong petani
terutama oleh penyuluh untuk mensosialisasikan keunggulan teknologi SL-PTT kepada
petani lain.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, dkk. 2008, Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan
Praktisi pendidikan, edisi 2, Bumi Aksara, Jakarta.
Deptan, 2008, Pedoman SL-PTT Padi Sawah, Departemen Pertanian, Jakarta
Effendi L, 2011 Modul Evaluasi Dampak, Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Bogor. Bogor.
Ellies, Peter, 2006, Impact Evaluation: Methodological and Operational Issues. Australan Aid Office of
Development effectiveness
Rossi, Peter H., and Freeman, Howard E., 1985, Evaluation: A Systematic Approach, Sage Publication
Inc. Beverly Hills, California, USA
Yulianto, G. 2008, Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian di Kecamatan Bantul, STPP Yogyakarta,
Yogyakarta
Share this:
Twitter
Facebook1
Google
Reddit
Tumblr
Pocket
Email
1. Meyakinkan paket teknologi pemeliharaan ayam buras melalui pemberian pakan yang paling
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan serta kondisi usaha dan sosial ekonomi petani di
wialayah tertentu.
2. Mempercepat penyebaran informasi teknologi pemeberian pakan yang telah
direkomendasikan secara umum.
3. Memperoleh hasil pengkajian untuk bahan rekomendasi ransum pakan ternak ayam buras
yang sesuai dengan kondisi lapangan.
PELAKSANAAN
Materi Kaji Terap
Materi kaji terap adalah Ayam Buras dewasa sebanyak 24 ekor (siap produksi), dengan perbandingan 4
jantan, 20 betina. Ayam yang digunakan harus yang memenuhi syarat, dengan icri-ciri sbb.
Ciri-ciri bibit yang baik :
a. Ayam jantan
– Badan kuat dan panjang.
– Tulang supit rapat.
– Sayap kuat dan bulu-bulunya teratur rapih.
– Paruh bersih.
– Mata jernih.
– Kaki dan kuku bersih, sisik-sisik teratur.
– Terdapat taji.
b. Ayam betina (petelur) yang baik
– Kepala halus dan matanya terang/jernih.
– Mukanya sedang (tidak terlalu lebar).
– Paruh pendek dan kuat.
– Jengger dan pial halus.
– Badannya cukup besar dan perutnya luas.
– Jarak antara tulang dada dan tulang belakang ± 4 jari.
– Jarak antara tulang pubis ± 3 jari.
Metode pengkajian
Metode pengkajian adalah penerapan teknologi pakan dengan 3 perlakuan berupa 3 macam formulasi
ransum dengan susunan sebagai berikut :
1. Formulasi ransum ayam buras dewasa menggunakan ransum campuran terdiri dari :
– 3 bagian pakan komersil,
– 6 bagian dedak halus
– 4 bagian jagung giling
– ditambah sisa dapur dan ari pekarangan
2. Ransum campuran yang terdiri dari :
– 1 bagian ransum komersial,
– 4 bagian dedak halus
– ditambah sisa dapur dan hijauan dari pekarangan.
3. Ransum yang biasa dibarikan peternak terdiri dari :
– dedak
ditambah sisa dapur dan hijauan dari pekarangan
Ssistem pemeliharaan diumbar dengan pemberian pakan tambahan.
Petunjuk teknis kaki terap
a. Cara Pencampuran
Pencampuran sebaiknya dilakukan secara bertahap. Apabila ayam yang dipelihara jumlahnya sedikit ,
maka pencampuran ransum sebaiknya dilakukan untuk kebutuhan 1 minggu atau cukup membuat
campuran ransum untuk 10 kg. Tujuannya adalah untuk menghindari agar makanan tidak berjamur.
Perlakuan/formulasi ransum yang diberikan adalah :
b. Cara Pemberian
Pemberian ransum untuk ayam dewasa dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore. Kebutuhan
ransumnya berkisar 70-100 gram/ekor/hari. Bila perlu diberikan pakan tambahan berupa hijauan atau
sayuran. Untuk anak ayam umur 1 hari sampai 12 minggu ransum dan air minum harus tersedia setiap
saat dan tidak terbatas jumlahnya. Pemberian ransum pada anak ayam muda sebaiknya 3-4 kali sehari.
Hindari pemberian ransum yang berlebihan agar ransum tidak terbuang dan berjamur.
c. Tempat Pakan
Tempat ayam sebaiknya terbuat dari bahan yang tidak berkarat seperti bambu atau paralon yang dibelah,
belahan bambu ini hanya masuk kepala ayam agar ransum tidak dicakar dan tumpah.
. Lokasi kaji terap;
Lokasi yang digunakan sebagai pelaksana kaji terap adalah anggota kelompok/peternak yang sudah
biasa memelihara ayam buras , menyediakan pakan secara swadaya sesuai anjuran dan memiliki
kandang dengan persyaratan sbb :
Syarat kandang yang baik, yaitu :
Kepadatan kandang :
a. Ayam dara 1 m2 untuk 14 – 16 ekor.
c. Ayam masa bertelur, 1 – 2 m2 untuk 5 ekor dan pejantan 1 ekor.
Pembinaan :
1) Tingkat kabupaten meliputi :
– Pengendalian dan Pembinaan Kaji Terap.
– Penyusunan Pedoman, Juklak dan Juknis.
– Pembinaan petugas tingkat BP3K.
– Supervisi lapangan
2) Tingkat BP3K meliputi :
– Penjabaran pedoman, Juklak dan Juknis.
– Pembinaan operasional penyelenggaraan dan pelaksanaan kaji terap.
– Supervisi lapangan.
3) Tingkat wilayah binaan meliputi :
– Bimbingan untuk penyelenggaraan kaji terap.
– Bimbingan teknis di lapangan terutama dalam alih teknologi
– Bimbingan organisasi dan administrasi dalam mengembangkan kerjasama antar petani-nelayan dalam
satu kelompok.
Pemantauan dan Evaluasi :
1) Pemantauan :
Untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan lapangan, permasalahan dan hasil kaji terap dilakukan
pemantauan oleh Penyuluh Pertanian secara teratur dan berkesinambungan. Pemantauan
perkembangan penyelenggaraan dan pelaksanaan dilakukan mulai dari tingkat pusat, propinsi,
kabupaten dan lapangan.
Pemantauan oleh penyuluh pertanian dapat dilakukan melalui pengamatan lapangan secara langsung
selama pelaksanaan kaji terap atau menganalisa data dan laporan yang diterima dari penyuluh pertanian
di lapangan.
2). Hasil Kajian
Data yang akan dikaji dari hasil kaji terap ini adalah ;
Pengaruh pakan terhadap produktifitas bertelur
DURASI : 3 Menit
Music
11 Aisah menurut ais.., kita bisa nanam apa aja, seperti ketela,
. ubi kayu atau jagung manis bang, kan gak lama tuh, 3
bulan dah bisa panen, trus untuk meningkatkan
hasilnya, kita bisa sekalian piara sapi…, karena limbah
tanaman bisa dibuat untuk pakan sapi,dan limbah sapi
bisa untuk pupuk tanaman bang.., gmn?
14 Leman kamu kenal sama PPL nya? Kalo kenal aku mau
. bincang-bincang dengan beliau tentang ide ini…
17 Aisah ini.. bang leman mau ngobrol gmn kalo kita buka lahan
.
jagung sama ternak sapi…
21 Leman berarti kalo kita tambah piara sapi akan lebih untung ya
. pak?
25 PPL Wa’alaikukussalam
.
A. Opening
Assalamu'alaikum keluarga fast / bagaimana kabar keluarga fast malam hari ini?/ moga sehat dan baik-
baik saja ya/baiklah keluarga fast/malam hari ini saya bersama Bapak : Ir. Margono, MMA/akan
membahas tentang perkandangan sapi/ khususnya sapi potong/sebagaimana kita ketahui
bahwa kandang /merupakan salah satu faktor produksi yang belum mendapat perhatian dalam usaha
peternakan sapi potong khususnya peternakan rakyat./Tanpa disadari bahwa kandang yang tidak sesuai
dengan persyaratan teknis dapat mengganggu produktivitas ternak/Lalu bagaimana sebenarnya kandang
yang memenuhi syarat?
B. Conten
Keluarga fast fm/kandang yang memenuhi syarat adalah/kandang yang memenuhi kaidah-kaidah lokasi
dan konstruksi/yang sesuai dengan tujuan dan pola pemeliharaann ternak.
1. Syarat Lokasi
a. Ketersediaan sumber air untuk minum, memandikan dan membersihkan kandang ternak,
b. Dekat dengan sumber pakan,
c. Kemudahan akses transportasi untuk penyediaan pakan dan pemasaran,
d. Tersedia areal untuk perluasan jika dibutuhkan,
e. Lokasi lebih tinggi dari sekelilingnya sehingga memudahkan untuk pembuangan limbah dan menghindari
genangan air pada waktu hujan,
f. Jarak kandang dengan bangunan umum dan perumahan minimal 10 m,
g. Tidak mengganggu kesehatan lingkungan,
h. Limbah ternak dapat tersalur dengan baik.
b. Lantai Kandang
Berdasarkan kondisi lantai, terdapat 2 macam lantai yaitu sistem litter dan non litter, dimana sistem liter
cocok diterapkan pada kandang koloni/kelompok, sedangkan kandang non litter lebih cocok untuk
kandang individu yang perlu dibersihkan secara rutin. Yang perlu diperhatikan hal lantai kandang adalah :
1. Harus kuat, tahan lama, tidak licin dan tidak terlalu kasar, mudah dibersihkan dan mampu
menopang beban yang ada diatasnya.
2. Dapat berupa tanah yang dikeraskan, beton, pasir semen (PC) dan kayu yang kedap air.
3. Tingkat kemiringan lantai kandang sangat penting untuk menjaga drainase kandang.
4. Tingkat kemiringan lantai tidak boleh lebih dari 2-5⁰ artinya perbedaan tinggi antara lantai depan
dengan lantai belakang pada setiap panjang lantai 1 meter tidak lebih dari 5 cm.
c. Atap Kandang
1. Dapat dibuat dari bahan yang murah seperti atap alang-alang, daun kelapa atau mengunakan
seng dan asbes.
2. Untuk atap yang berasal dari daun kelapa dan alang-alang perlu lebih miring berkisar 30%
sehingga air hujan yang jatuh dapat segera mengalir sedangkan atap seng dan asbes kemiringan
minimal 15%-20% untuk dapat menjamin air hujan dapat mengalir dengan baik.
3. Untuk dataran rendah sebaiknya minimal ketinggian atap 3,5 meter sedangkan untuk dataran
tinggi 2,5 meter.
Berdasarkan bentuk atap kandang, terdapat beberapa model atap kandang yaitu :
Atap monitor
Atap semi monitor
Shade
Gable
Model atap monitor dan semi monitor lebih cocok untuk daerah dataran rendah, sedangkan model shade
dan gable cocok untuk dataran tinggi yang relatif dingin.
d. Dinding Kandang
Dinding terbuat dari tembok, kayu, bambu atau bahan bangunan lainnya. Dalam pembuatan kandang
yang perlu diperhatikan adalah ventilasi yang menjamin terjadinya pertukaran udara secara teratur, tetapi
sekaligus dapat melindungi ternak dari terpaan angin kecang dan suhu dingin. Untuk dataran rendah
yang suhu udaranya panas sebaiknya dinding kandang lebih terbuka, sedangkan untuk dat aran tinggi
yang suhu udaranya panas sebaiknya tertutup.
h. Jenis Kandang
1) Kandang Induk
Kandang untuk pemeliharaan induk mulai dari induk sapi bunting (mulai bunting 7 bulan) sampai anak
yang dilahirkan lepas sapih (umur 4 bulan sampai dengan 7 bulan).
2) Kandang Sapih
Tempat pemeliharaan anak sapi (pedet) lepas sapih (umur 4 bulan sampai dengan 7 bulan) sampai umur
± 18 bulan. Biasanya menggunakan kandang kelompok. Kapasitas kandang untuk pembesaran per ekor
sebesar 2,5 – 3 m. Kandang pemeliharaan bertujuan untuk menghindari persaingan dengan sapi
muda/dewasa. Ternak yang dipelihara dalam satu kandang harus mempunyai kondisi badan yang sama
atau hampir sama, untuk menghindari persaingan sesamanya. Pemeliharaan berikutnya setelah dari
kandang pembesaran dilakukan pemisahan antara jantan dan betina di kandang individu atau kandang
kelompok agar anak tidak dapat menyusu pada induknya.
3) Kandang Pejantan
Kandang khusus untuk pemeliharaan sapi pemacek. Kontruksi kandang pejantan harus kuat serta
mampu menahan benturan dan dorongan serta memberikan kenyamanan dan keleluasaan bagi ternak.
Luas kandang pejantan adalah 270 cm X 220 cm.
4) Kandang Karantina
Kadang karantina digunakan untuk mengisolasi ternak dari ternak yang lain dengan tujuan pengobatan
dan pencegahan penyebaran suatu penyakit. Kandang karangtina letaknya terpisah dari kandang yang
lain.
5) Kandang Jepit
Adalah untuk melakukan kegiatan perkawinan IB, perawatan, pengendalian penyakit dan lain
sebagainya. Kontruksi kandang jepit harus kuat untuk menahan gerakan sapi dan ukuran kandang jepit
yaitu panjang 110 cm, lebar 70 cm dan tinggi 110 cm.
C. Closing
Karena kualitas seorang penyiar itu bisa dilihat salah satunya dari kemampuan dirinya
secara spontan dalam mengekspresikan kata-kata yang terucap dari bibirnya saat
mengudara. Sehingga kemampuan announcing dan adlibbing mutlak diperlukan untuk
dapat berkomunikasi dengan baik. Suara dan kata-katanya terdengar lentur, mengalir,
luwes, ekspresif dan menyenangkan bagi pendengarnya. Jadi seorang penyiar tidak hanya
duduk di depan mic dan kemudian bicara "hai" atau "hallo" saja. Tetapi dia juga harus
mampu memberikan suatu emosi pada kata-kata yang diucapkannya dan menciptakan
"teater of mind" pendengarnya.
Nah .. salah satu cara untuk melatih kemampuan adlibbing atau bicara spontan adalah
dengan menulis naskah siaran. Dengan membiasakan diri berlatih menulis sistematis, kita
juga nanti akan terbiasa untuk bicara fokus tanpa berbelit-belit. Selain itu akan
meningkatkan daya tarik penampilan kita jika kita menulis komen-komen berbobot.
Naskah siaran berisi nama penyiar, nama stasiun radio, nama program acara, nomor
telepon, nomor sms, isi komen, judul lagu dan penyanyinya. Kemudian naskah terdiri dari
tiga bagian yaitu untuk opening greeting (salam pembuka), comment (komentar), closing
greeting (salam penutup).
Program Intips
Durasi : 60 menit
Konten : Informasi dan Tips tentang karir, kesehatan, tanaman dan makanan
Lagu : Malaysia
Opening Greeting
Assalamu’alaikum wr wb
Apa kabar insan persada ? Mungkin Anda masih merasakan atmosfer liburan / Belum
bersemangat bekerja /// Namun / hal ini bukan menjadi “pembenaran diri” bahwa Anda
bisa berleha-leha, kan? // Kembalikan produktivitas kerja Anda dengan tips yang akan saya
bagikan / selama 60 menit ke depan / dalam Intips / Informasi dan Tips // Tetap setia di
Abdi Persada FM / jendela informasi dan media hiburan terdepan /// Ada Ami Search
dengan Isabella ///
Menurut female.kompas.com / Jika anda ingin hari-hari anda lebih produktif / cobalah
rencanakan aktivitas kerja sehari anda dengan model kurva melengkung /// Mulai dengan
pekerjaan yang mudah dan menyenangkan di awal hari /// Begitu mulai “panas”/ selesaikan
pekerjaan yang mulai sulit / atau yang biasa Anda hindari // Lakukan pekerjaan yang paling
sulit usai makan siang // upayakan makan siang secukupnya saja / jangan terlalu kenyang
karena mengakibatkan kantuk // lalu akhiri hari dengan mengerjakan tugas yang tak terlalu
memusingkan //
Closing Greeting
Baik .. insan persada // Sedikit tips yang saya bagikan / semoga bisa membantu agar hari-
hari anda lebih produktif // Nantikan informasi dan tips menarik lainnya / hanya di Abdi
Persada FM // Saya .. pamit undur diri // Wassalam ///
Ok .. Sebenarnya ini merupakan salah satu naskah yang digunakan untuk tes adlibbing
calon-calon penyiar yang melamar di radioku. Kamu bisa mengembangkan sesuai dengan
versimu. Semoga bisa bermanfaat dan bisa digunakan untuk media latihan ..
15. PAK TRI Iya, taruh aja di situ, biar ngak ke senggol an
16. FX SUARA MELETAKKAN GELAS DIATAS
17. BU TRI Kenapa to Pak, pagi-pagi kok sudah termenu
18. PAK TRI sedang mikirin apa to ?
19. BU TRI Itu, lho Bu. Domba-domba kita itu dari kem
20. PAK TRI kutuan terus, aku takut kalau lama-lama dom
21. PAK TRI +BU TRI/ menjadi kurus.
22. FX Lha terus bagaimana cara mengatasi kutu-k
BU TRI Itu yang belum aku tahu sampai sekarang, B
HENING 20 DETIK …….. YANG TERDEN
SUARA DOMBA DAN AYAM.
SETENGAH BERTERIAK… Aku ada ide P
Bagaimana kalau bapak pergi ke rumah Pak
peternakan itu lho, yang rumahnya dekat Po
Siapa tahu beliau bisa memberikan jalan kel
NO. PELAKU TEKS/JENIS SUARA
23. PAK TRI Eehm…… Ibu bener juga yah. Baiklah pagi
24. MUSIK ke rumah Bapak PPL kita, untuk menanyak
25. FX IN-UP-DOWN-UNDER
26. …………. (DANGDUT/SALAH ALAMAT)
27. NARRATOR ……………………….
28. MUSIK ………………………..
Demikianlah Bapak/Ibu tani di mana saja be
simak bersama siaran pedesaan dengan topik
pemotongan bulu domba. Semoga apa yang t
disampiakan dapat bermanfaat bagi bapak i
khususnya bagi bapak/ibu yang memiliki dom
terserang oleh kutu.
Apabila Bapak/ibu membutuhkan informasi
tentang topik ini, kami sarankan untuk meng
atau petugas kesehatan hewan yang ditugask
bapak ibu tinggal.
Sampai jumpa lagi pada siaran pedesaan ber
Waalaikumsalam …….
IN-UP-DOWN-UNDER
(DANGDUT/SALAH ALAMAT)
ANN (ANNOUNCER), penyiar yang tugasnya memberitahukan bahwa sustu acara atau suatu
program akan disampaikan.
NARR (NARRATOR), hampir sama dengan announcer, bedanya yang dibacakan narrator sudah
memasuki materi program. Narator sering ditugasi untuk menghubungkan antara adegan astu
dengan yang lainnya dalam satu program.
MUSIK atau tata bunyi , adalah menunjukan kepada sutradara bahwa pada bagian tersebut harus
diselipkan musik
SUND EFFECT (FX), suara-suara yang akan dimasukkan ke dalam program untuk mendukung
terciptanya suasana tertentu. FX juga digunakan untuk menunjukan setting (misalnya : kambing
mengembik, berarti dekan kandang kambing)
SPOT EFFECT, Effect bunyi yang didapat seketika dalam studio
TUNE, penggunaan musik tertentu untuk tanda pengenal.
FADE-IN (FI), bunyi musik dari halus terus mengeras
FADE UP (FU), bunyi musik mengeras dengan segera
FADE EFFECT (FE), bunyi musik melemah untuk memberi kesan menjauh
CROSS FADE, suara mulai masuk dan mengalahkan yang lain, sambil suara lama secara pelan-
pelan juga melemahatau bahkan langsung menghilang
MUSIK ( IN-UP-DOWN-OUT), musik dimasukan dengan lemah, terus diperkuat kemudian turun lagi
sampai akhirnya menghilang
MUSIK (IN-UP-DOWN-UNDER), musik dimasukkan dengan lemah suara diperkuat kemudian musik
diperlemah dan ditahan terus untuk melatar belakangi adegan.
OFF MIKE, harus dicptakan seolah-olah ada suara (orang) dari jauh, Caranya pelaku waktu bicara
dengan menggerakkan mike menjauh.
AD. LIB, penambahan atau reaksi spontan dari pelaku, yang tidak tertulis dalam skrip.
NASKAH
ACARA SIARAN PEDESAAN
MATERI : Meningkatkan Potensi Daerah Melalui Intensifikasi Ayam
Bukan Ras ( Buras )
DISIARKAN : SENIN, 26 januari 2015.
JAM : 13.30 WIB.
DISUSUN : SAKIJAN, SP
AAN : Assalamu’alaikum wr. wb, atur pambagya sugeng karahayon kagem para kadang
tani mliginipun wonten ing tlatah Kecamatan Bawang lan umumipun ing Kabupaten Batang, saha para
sutrisno mitra CROS’s FM. Acara Siaran Pedesaan puniko kaselenggaraaken dening Balai
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan ( BP3K ) Kecamatan BawangKabupaten Batang
nyambut damel sesarengan kaliyan Radio CROS’s FM Bawang, Batang, ingkang bade ngaturaken
Seserepan ngengingi Meningkatkan Potensi Daerah Melalui Intensifikasi Ayam Bukan Ras.
Tanya:
Masyarakat pada umumnya hanya mengenal istilah ayam kampung, ayam petelur dan ayam potong,
lha bedanya dengan ayam bukan ras ( buras ) apa sih ?
Jawab :
Istilah ayam kampung ditinjau dari budidayanya adalah ayam khas daerah yang dibudidayakan secara
bebas atau diliarkan tanpa kandang dan mencari makan secara alami. Ayam kampung atau ayam negeri
yang dibudidayakan secara intensif disebut ayam buras, dan jenisnya bermacam-macam, antara lain;
ayam kedu, ayam pelung (yang terkenal). Sedangkan ayam petelur dan pedaging yang banyak dijumpai
di pasar adalah jenis ayam ras yang aslinya berasal dari luar negeri.
Tanya :
Lalu mengapa dalam kaitan meningkatkan potensi daerah justru pilihannya pada ayam buras, padahal
sementara ini kan juga baru booming ternak ayam pedaging ?
Jawab :
Ayam buras merupakan potensi di daerah yang selalu ada dan hampir dimiliki oleh setiap rumah tangga
serta mempunyai beberapa keunggulan dibanding dengan jenis unggas lain antara lain :
2. cepat beradaptasi dengan lingkungan dan umumnya tahan terhadap penyakit tertentu,
3. daging dan telur ayam buras lebih disukai masyarakat, sehingga peluang pasar masih terbuka lebar dan
harganya tetap stabil,
4. dapat dilaksanakan dengan modal kecil-kecilan dan penggunaan lahan terbatas serta dapat diusahakan
secara bertahap,
Ayam buras dapat menjadi sumber ekonomi rakyat petani bilamana adaperubahan peranan dari sekedar
sebagai sampingan yang dipelihara secara tradisional kemudian dirubah menjadi usaha komersiil dan
dikelola secara intensif atau semi intensif.Kuncinya dalam pengembangan ayam buras yaitu merubah
sistem lama (tradisional) dengan mengadopsi teknologi yang mudah dilaksanakan dan diharapkan dalam
waktuyang relatif singkat pengembangan ayam buras sudah dapat ditingkatkan.Dengan perubahan ini
yaitu dengan adopsi teknologi yang mudah dan murah biayanya akan memberikan keuntungan yang
memadai, berarti akan dirasakan setiap petani akan pendapatan yang diperoleh dengan harapan bahwa
ayam burasnya dikelola dengan baik sesuai anjuran teknis maupun ekonomisnya. Sementara ini jika kita
melewati daerah-daerah pedesaan banyak bermunculan bangunan kandang yang megah, coba kita
bayangkan berapa modal awal yang harus kita miliki.
Tanya :
Jika mau berusaha secara intensif, hal apa saja yang harus diperhatikan ?
Jawab :
1. pemilihan bibit,
2. perkandangan,
3. pengendalian penyakit,
4. pakan berkualitas,
5. pengelolaan reproduksi,
6. tata laksana,
7. pemasaran dan pasca panen. Namun pada kesempatan kali ini penekanannya pada masalah no. 5
sampai 7 karena sangat erat dengan tujuan pemeliharaan.
Tanya :
Secara alami ayam buras kan melakukan perkawinan, bertelur, pengeraman, menetas sekaligus
mengasuh anak-anaknya, terus hal penting apa lagi yang perlu diperhatikan ?
Jawab :
Nah, coba kita kembali lagi ketujuan budidaya buras, kita mau menjual daging atau telurnya atau
kuthuk / DOC ( day old chik ). Ada 4 sistem pengelolaan reproduksi ayam buras yaitu;
1. Sistem Bebas
Siklus produksi dibiarkan berlangsung secara alami. Ini sangat tergantung pada naluri induk ayam untuk
melepas atau menyapih anaknya, sebelum bertelur kembali. Siklus reproduksi mencapai 126 hari (20 hr
masa bertelur – 21 hr masa mengeram – 65 hr masa mengasuh anak – 20 hari masa istirahat).
Dalam sistem ini, manusia ikut mengatur reproduksi dengan cara membatasi atau memperpendek
waktu/masa mengasuh anak. Siklus reproduksi sekitar 90 hari (20 hr masa bertelur – 21 hr masa
mengeram – 39 hr masa mengasuh anak – 10 hari masa istirahat).
Pada prinsipnya sama dengan sistem semi ekstensif, hanya masa mengasuh anak dan masa istirahat
diperpendek. Siklus reproduksi sekitar 65 hari (20 hr masa bertelur – 21 hr masa mengeram – 19 hr
masa mengasuh anak – 5 hari masa istirahat). Cara ini sangat cocok untuk pemeliharaan di pedesaan
karena mudah dilakukan, dan tidak memerlukan biaya tambahan.
4. Sistem Intensif
Pengaturan reproduksi induk ayam sangat ketat karena induk ayam hanya sebagai penghasil telur.Siklus
reproduksi berlangsung sangat pendek, sekitar 30 hari (20 hr masa bertelur - 10 hr masa istirahat). Masa
pengeraman dan mengasuh anak dihilangkan.Setiap hari telur diambil, penetasan telur dengan mesin
tetas dan anak ayam langsung dipelihara sendiri. Sistem ini memerlukan biaya tambahan yaitu untuk
kandang, mesin tetas, dan tempat pemeliharaan anak ayam, disamping itu yang perlu diperhitungkan
adalah kemampuan bertelur ayam buras sangat terbatas dan dampak induk ayam yang dipaksa bertelur
secara terus menerus mudah terganggu kesehatannyaSedangkan untuk sexratio ( perbandingan jantan :
betina ) 1 : 10
Tanya :
1) Catatan produksi
Sedangkan untuk jangka panjangnya diperlukan kerjasama dalam kelompok maupun antar kelompok,
untuk mengantisipasi ;
1) pengadaan bibit, vaksin, obat-obatan dan bahan lainnya sehingga biayanya lebih murah
2) pengendalian penyakit
3) pemasaran produksi
Tanya :
Kami melihat pemasaran hasil produksi ayam buras sepertinya tidak ada masalah, tapi rasa-rasanya kok
masih ada yang kurang ya ..?
Jawab :
Memang benar, ayam buras dapat dijual dalam bentuk hidup maupun ayam potong, tetapi
kenyataannya belum mampu memenuhi permintaan pasar secara kontinyu. Sebagai contoh setiap kali
lebaran berapa banyak keluarga yang membutuhkan ayam untuk berlebaran walaupun harganya mahal.
Maraknya penipuan telur ayam ras dibuat mirip dengan telur ayam buras juga merupakan bukti bahwa
telur ayam buras masih banyak penggemarnya, terutama bagi olahragawan (karena putih telurnya
hampir sama sekali tidak mengandung lemak).
Di bulan-bulan tertentu, terkadang ayam buras menjadi sangat favorit, sehingga banyak rumah tangga
yang ingin membudidayakannya, tapi sampai saat inipun penyediaadaan bibit masih menjadi kendala.
Hasil limbah ternak ayam buras belum termanfaatkan secara optimal seperti limbah kotoran, karena
mayoritas masih diusahakan dalam skala rumah tangga.
Tanya :
Kalau melihat keadaan alam terutama berkaitan dengan musim, kata orang Jawa saat ini termasuk
“salah mongso”, bagaimana pengaruhnya terhadap kesehatan ternak ayam buras ?
Jawab :
Yang namanya kehendak alam seperti saat ini, segala usaha dibidang pertanian secara umum tidak
dapat diprediksi, manusia saja banyak yang terganggu kesehatannya, begitu juga dengan ayam buras.
Kunci dari pengendalian penyakit adalah mengupayakan agar ayam buras selalu sehat yang tentunya ini
sangat terkait dengan pemilihan bibit yang baik, tehnik perkandangan dan pakan yang berkualitas.
Untuk penyakit yang biasa menyerang ayam buras sebagai berikut;
Pencegahan : melakukan vaksinasi ND secara teratur pada umur 4 hari. 4 minggu, dan 4 bulan diulangi
lagi setiap 4 bulan.
2. Cacingan.
3. CRD ( Pernafasan )
Pengobatan : Chlortetacyclin ( dosis 100-200 gr / ton ransum ) atau tylosin ( dosis 800-1000 gr/ton
ransum)
4. Berak darah
Pengobatan : Prepara Sulfa atau anyrolium dilarutkan dalam air minum , dosis 0,012 -0,024 % untuk 3-5
hari.
5. Pilek (Snotch)
Pengobatan : Sulfadimetoxine 0,05% dilarutkan dalam air minum selama 5-7 hari.
6. Cacar
Penyebab virus, dengan gejala hamper seperti ND namun wajah lebih pucat dan dalam kotorannya ada
bercak merah .
PAKAN :
Zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh ternak ayam buras terdiri dari : protein, energi, vitamin, mineral
dan air.
Pemberian pakan adalah sehari dua kali, yaitu pagi dan sore, sedangkan air minum
Tanya :
Wah ternyata dengan membudidayakan ayam buras secara intensif juga mendapatkan hasil yang
menjanjikan baik hasil produksi maupun hasil limbahnya, kira-kira pesan apa yang dapat disampaikan
kepada para peternak ayam buras ?
Jawab :
Secara umum dalam menekuni usaha seharusnya dilakukan dengan serius dan jangan pernah berhenti
berusaha terutama masalah pasar karena dengan menguasai pasar merupakan factor penentu
keberhasilan dalam beusaha. Jadilah peternak dengan posisi tawar yang tinggi sehingga ketika panen
akan mendapatkan harga jual yang bagus
PENUTUP : Makaten poro sutrisno lan kadang tani wonten tlatah Kecamatan Bawang dalah sak kiwo
tengenipun, menggah seserepan ingkang saged kulo aturaken, mugi-mugi saged andadosno tambahing
pangertosan poro kadang tani sedoyo. Mbok Painten ngemut susur, nyuwun agunging pangapunten
menawi wonten lepating atur. Nuwun.
SUTOYO SAKIJAN, SP
NIP.195711181980031006
A. Latar belakang
Tanaman jagung mempunyai batang yang tidak bercabang, berbentuk silindris, dan
terdiri atas sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas terdapat tunas yang berkembang
menjadi tongkol. Dua tunas teratas berkembang menjadi tongkol yang produktif. Batang
memiliki tiga komponen jaringan utama, yaitu kulit (epidermis), jaringan pembuluh (bundles
vaskuler), dan pusat batang (pith). Bundles vaskuler tertata dalam lingkaran konsentris dengan
kepadatan bundles yang tinggi, dan lingkaran-lingkaran menuju perikarp dekat epidermis.
Kepadatan bundles berkurang begitu mendekati pusat batang. Konsentrasi bundles vaskuler
yang tinggi di bawah epidermis menyebabkan batang tahan rebah. Genotipe jagung yang
mempunyai batang kuat memiliki lebih banyak lapisan jaringan sklerenkim berdinding tebal di
bawah epidermis batang dan sekeliling bundles vaskuler (Paliwal 2000). Terdapat variasi
ketebalan kulit antargenotipe yang dapat digunakan untuk seleksi toleransi tanaman terhadap
rebah batang.
Menurutnya petani era sekarang sudah waktunya mengubah paradigma pikiran
lama. Kalau pada jaman dulu ungkapnya, petani hanya berpikir sederhana misalnya menanam
jagung berbuah jagung. Namun untuk saat ini paradigma itu harus diubah tidak lagi menanam
jagung berbuah jagung, melainkan menanam jagung harus berbuah uang. Filosofi itu artinya
petani mesti berpikir produktif, dalam bercocok tanam selektif memilih jenis tanaman
pertanian varietas unggul dan prospek pasarnya cerah seperti jagung hibrida NK 33 guna
menghasilkan uang. Dengan demikian petani dapat menikmati keuntungan sehingga tingkat
kehidupannya lebih sejahtera. Dengan mengembangkan pola berpikir kreatif, inovatif dan
produktif, petani tahu persis komoditas apa yang ditanam dan kapan harus menanam supaya
pada saat panen mudah dijual dan harganya mahal. Kesalahan yang acap kali dilakukan petani
pada umumnya kurang memperhatikan jenis tanamam dan waktu penanaman. Pada saat
panen jumlahnya melimpah otomatis harganya murah sehingga merugi“ tandasnya seraya
menambahkan hasil pengembangan inovasi berbagai komoditas pertanian unggulan kini sudah
mulai membuahkan hasil memberi peluang petani meningkatkan penghasilannya.
Tanaman jagung hibrida NK 33 lanjutnya, tanaman kokoh, buahnya besar dan padat
serta tahan roboh. Hal itu berbeda dengan jenis jagung yang lain yang kebanyakan tidak kokoh
sehingga mudah roboh bila ada serangan angin, akibatnya kualitas maupun kuantitas menjadi
tidak baik. Selain itu tahan penyakit dan butirannya besar serta kebutuhan benih hanya 15 kg
perhektar. “Demplot percontohan jagung hibridabertujuan untuk meningkatkan produksi dan
minat petani sekaligus menyebarluaskan hasil percontohan budidaya jagung
hibrida khususnyaNK 33 yang memiliki keunggulan lebih dibanding jenis lain. Dengan
menaman jenis jagung ini, petani berpeluang besar memperoleh hasil yang banyak guna
meningkatkan kesejahteraannya“
B. Masalah :
3. Belum semuanya petani menggunakan benih unggul yang bermutu, sehingga produksi masih
rendah.
C. Tujuan
1. Untuk memberikan informasi secara langsung kepada para petani disekitarnya bahwa
penggunaan agribisnis jagung hibrida.
3. Membuka kesempatan bagi peneliti / pemerintah untuk mendapatkan umpan balik dari hasil
pelaksanaannya.
II. PELAKSANAAN
Pada kegiatan kali ini pesertanya terdiri dari para petani disekitar lokasi demplot jagung hibrida
dan petugas penyuluh sejumlah 20 orang.
Yang dijadikan obyek peserta temu lapang petani pada kegiatan kali ini adalah penjelasan
teknis budidaya jagung hibrida khususnya varietas NK 33 yang dilaksanakan oleh Penyuluh
Pertanian di BP3K Kecamatan Bawang.
3. Metode
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan temu lapang ini adalah penjelasan teknis tentang
budidaya jagung hibrida yang dilaksanakan kemudian dilanjutkan dengan kunjungan lapang,
dilanjutkan dengan acara panen bersama jagung hibrida oleh Sekretaris BP2KP Kabupaten
Batang, Sekcam Bawang, PT Syngenta perwakilan Kab. Batang, Kepala Desa Pangempon,
dan Koordinator PP BP3K Kecamatan Bawang. Selesai kunjungan lapang kemudian kembali
keruangan dilanjutkan dengan diskusi antar petani, penyuluh dan Dinas terkait, serta
pangarahan dari Camat Bawang yang diwakili Sekcam Bawang.
4. Nara sumber
5. Panitia
Susilo Supriadi
Seksi-seksi :
n : Suwarto, Amd , Siswo, SP , Wibowo, SP dan dibantu perangkat desa Pangempon
6. Biaya Pelaksanaan
Semua biaya pelaksanaan temu lapang dibebankan pada kegiatan Penyuluhan penerapan
teknologi pertanian/perkebunan tepat guna tahun 2014 Kabupaten Batang, yaitu untuk biaya
akomodasi, dan biaya nara sumber.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
- Laporan tentang terselenggaranya acara FFD demplot jagung hibrida di Desa Pangempon
Kecamatan Bawang.
B. Pengarahan dari kepala BP2KP Kabupaten Batang, yang diwakili oleh Imam Sujono, S.Sos.
antara lain :
- Sekretaris BP2KP menyampaikan terimakasih kepada semua fihak yang terkait demi
terselenggaranya demplot dan FFD petani di Desa Pangempon Kecamatan Bawang.
- Perlunya para petani menggunakan benih unggul yang bermutu dalam melaksanakan kegiatan
usahatani, agar pencapaian produksi dapat semaksimal mungkin.
- Program pemerintah tentang swa sembada pangan harus tercapai dengan berbagai upaya yang
dilaksanakan.
- FFD adalah merupakan metode penyuluhan pertanian yang dilaksanakan oleh teman-teman
penyuluh pertanian, agar semua teknologi yang diterapkan atau dilaksanakannya dapat ditiru
oleh para petani disekitar lokasi demplot jagung hibrida.
C. Penjelasan teknis tentang teknologi yang diterapkan pada demplot jagung hibrida di Desa
Pangempon, oleh Irwan Dwi Hendriyanto, STP, THL TBPP BP3K Kecamatan Bawang, antara
lain :
- Pengolahan tanah, pengairan, pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit tanaman
jagung hibrida.
- Mengingat di wilayah Kecamatan Bawang secara umum adalah merupakan daerah dengan
curah hujan tinggi (iklim basah), maka teknologi dalam demplot jagung hibrida di Desa
Pangempon Kecamatan Bawang adalah dengan menggunakan teknologi tumpang sari dengan
tanaman cabe. Sehingga dengan demikian jarak tanam harus diperhitungkan agar tidak terlalu
rapat agar sinar matahari dapat masuk ke areal pertanaman jagung, yaitu dengan model jajar
legowo (1tanaman/lobang tanam), dan model TUTIKGANAM ( satu titik tiga tanaman ).
D. Kunjungan lapangan secara bersama-sama.
Dalam kegiatan kunjungan lapangan diawali dengan panen perdana demplot jagung hibrida
dengan varietas NK33, oleh Sekretaris BP2KP Kab. Batang, Sekcam Bawang, PT Sygenta
perwakilan Batang, Kepala Desa Pangempon, dan Koordinator PP BP3K Kecamatan Bawang.
E. Diskusi
Mohon penjelasan tentang cara pengggunaan herbisida Calaris untuk tanaman jagung hibrida.
Apakah ada perlakuan khusus untuk Varietas NK33, agar tidak terjadi penyakit bule.
Apakah dari PT Syngenta tidak mengeluarkan atau memproduksi benih jagung manis, karena
prospek pasarnya cukup bagus.
Cara menanggulangi hama tikus (cukil) pada saat benih jagung ditanam di lahan sawah.
Pengairan di wilayah Desa Pangempon yang sering mengalami gangguan, dan sebenarnya
seberapa jauh kebutuhan air untuk tanaman jagung hibrida dari tanam sampai panen.
Petani disaat ini sudah banyak yang berorientasi bisnis, yaitu adakalanya tanaman jagung
sebelum tua sudah dijual untuk kepentingan pakan ternak sapi, lalu bagaimana dengan
program swa sembada pangannya seandainya banyak petani yang melakukannya hal seperti
ini.
Kurangnya tingkat kesadaran petani terhadap kebutuhan unsur hara bagi tanaman jagung,
karena sering terjadi tanaman jagung belum tua daun-daunnya sudah banyak dimanfaatkan
oleh orang lain untuk pakan ternak.
Tanaman cabe terjadi serangan penyakit virus kuning (daun kuning), dan saya semprot
menggunakan nikotin dan detergen ternyata tidak meluas, apakah dibenarkan hal tersebut.
F. Tanggapan
Calaris silahkan dipergunakan atau disemprotkan sesuai dengan petunjuk yang ada dalam label
kemasan produksi.
Penyakit bule tanaman jagung memang sering terjadi, namun untuk Varietas NK33 sudah ada
perlakuan benih, sehingga kemungkinan untuk timbul penyakit bule kecil.
PT Syngenta juga memproduksi jenis jagung manis, akan tetapi langsung dipesan oleh pembeli
sehingga tidak sempat untuk dipromosikan kepada para petani di wilayah Kab. Batang.
Sanitasi lahan harus betul-betul diperhatikan, dan silahkan adakan perlakuan benih dengan
menggunakan insektisida yang sangat berbau untuk mengurangi tikus makan benih jagung.
Diadakan gerakan saluran irigasi sebara bersama oleh para petani pengguna air tersebut, dan
untuk yang rusak dan tidak mampu untuk ditangani oleh kelompok tani agar dibuat proposal
untuk dimintakan bantuan kepada fihak pemerintah.
Program swasembada pangan tetap berjalan sesuai dengan rencana, dan untuk para petani yang
melakukan seperti hal tersebut maka dianjurkan untuk menanam tanaman jagung dilahan
tegalan atau di lahan bawah tegakan karena untuk kepentingan pakan ternak.
Perlu adanya penyuluhan dari fihak pemerintah desa agar dalam mencari hijauan pakan ternak
tidak mengganggu tanaman petani.
Betul, bahwa sekarang dikembangkan adanya pestisida nabati yang digunakan untuk
mengendalikan hama dan penyakit tanaman, dan pada kesempatan yang lain mari kita
bersama-sama belajar mengenai cara pembuatan pestisida nabati dengan mengundang nara
sumber yang ahli, untuk mengendalikan hama penyakit tanaman cabe/lombok.
IV. KESIMPULAN
Setelah dilaksanakan kegiatan temu lapang petani / FFD dalam rangka gelar teknologi tanaman
jagung hibrida secara tumpangsari di lahan sawah dapat disimpulkan beberapa hal antara lain
sebagai berikut :
1. Sosialisasi kegiatan hasil demplot jagung hibrida tersebut sangat perlu kepada seluruh
masyarakat, agar ternologi dapat diterapkan oleh petani atau masyarakat yaitu teknologi
tumpangsari dengan jajar legowo dan TUTIKGANAM atau satu titik tiga tanaman.
2. Dari hasil diskusi yang berlangsung secara terbuka terungkap respon petani terhadap teknologi
yang diterapkan di lahan demplot jagung hibrida dengan menggunakan varietas NK33.
3. Demplot jagung hibrida ternyata juda dapat memberikan pengaruh positif terhadap masyarakat
disekitarnya.
V. PENUTUP
Demikian hasil FFD / temu lapang petani Demplot jagung hibrida di Desa Pangempon
Kecamatan Bawang, semoga dapat bermanfaat bagi petani disekitarnya dan masyarakat tani
secara umum di wilayah Kecamatan Bawang.
Bawang, 3 September 2014
SAKIJAN, SP
DI DESA PANGEMPON KECAMATAN BAWANG
TAHUN 2014
BALAI PENYULUHAN PERTANIAN PERIKANAN DAN
KEHUTANAN (BP3K) KECAMATAN BAWANGKABUPATEN
BATANG
2014
1. Latar Belakang
Daya dan hasil guna inovasi pertanian BPTP Jateng salah satunya dipengaruhi ketepatan
penggunaan metode diseminasi. Metode yang biasa digunakan untuk mendiseminasikan inovasi
pertanian kepada para petani adalah (1) Komunikasi langsung dengan wahana pertemuan, (2)
Komunikasi langsung dan peragaan di lapangan melalui kegiatan Visitor plot dan gelar teknologi
dan (3) Komunikasi tidak langsung menggunakan media cetak dan media VCD Margareta
(2003) menyatakan bahwa dengan melibatkan masyarakat khususnya petani, maka akan dapat
menemukenali segala permasalahan yang mereka hadapi, sekaligus memahami potensi wilayah
dan dirinya sendiri. Salah satu metode diseminasi yang mendekati harapan tersebut antara lain
Gelar Teknologi.
Benih jagung hibrida yang banyak dikenal dan digunakan petani adalah benih impor.
Ketergantungan benih hibrida impor, baik benih F1 maupun paren stoknya (induk F1) akan
memperlemah ketahanan pangan kita. Agar hal tersebut tidak terjadi maka Balai Penelitian
Serealia Maros telah menghasilkan varietas jagung hibrida bernama Bima sebanyak 6 varietas,
salah satunya adalah Bima-5. Jagung Bima-5 mempunyai potensi hasil tinggi yaitu 11,5 ton per
ha dengan umur panen 103 hari, tahan terhadap penyakit dengan keunggulan spesifik stay
green. Berkaitan dengan hal tersebut perlu dilaksanakan pemasyarakatan dan promosi kepada
pengguna tentang jagung hibrida Bima-5.
Untuk mengetahui daya dan hasil guna inovasi teknologi usahatani jagung hibrida
Bima-5 yang telah diintroduksikan dan disosialisasikan kepada petani, maka perlu dilakukan
evaluasi. Dari hasil evaluasi tersebut diharapkan dapat diketahui keragaan persepsi, tingkat
adopsi dan dampak inovasi teknologi jagung hibrida Bima-5. Dengan demikian,
apabila terdapat beberapa kelemahan dalam proses introduksi inovasi dan atau dalam
implemenntasi di lapangan dapat segera diketahui untuk dicari solusinya agar dapat dijadikan
bahan masukan untuk pelaksanaan implementasi tahun selanjutnya.
1.3. Keluaran :
Kegiatan penyebar luasan inovasi teknologi dan informasi pertanian di BPTP bukan
hanya sekedar mempromosikan teknologi dan informasi yang di hasilkannya, tetapi materi yang
disebarluaskan harus disesuaikan dan benar-benar dibutuhkan oleh calon pengguna, sehingga
dapat dengan mudah diadopsi oleh petani/pengguna di wilayah kerjanya. Untuk itu, BPTP perlu
menyusun rencana dan strategi komunikasi yang ditujukan untuk memfasilitasi
penerapan/adopsi dan difusi serta pemanfaatan transfer inovasi teknologi. Pelaksanaan
penyebar luasan inovasi teknologi sebaiknya dilaksanakan dengan pendekatan
partisipatif/pendekatan dari bawah ke atas (bottom-up).
Inovasi adalah sesuatu yang baru, dapat berupa barang, ide atau gagasan serta
teknologi yang diperkenalkan kepada seseorang atau masyarakat agar terjadi perbaikan dalam
usahanya, dalam kehidupannya. Seseorang dapat menganggap barang, ide/gagasan, teknologi
tersebut baru, namun belum tentu hal tersebut dianggap baru bagi orang lain (Rogers dan
Shomaker, 1971 ; Mardikanto, 1993). Menurut Deptan (2003) inovasi adalah kegiatan
penelitian, pengembagan dan atau perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan
praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan dan teknologi kedalam produk atau proses produksi.
Sedangkan inovasi teknologi adalah aktivitas untuk membawa hasil penelitian dan
perekayasaan kepada pengguna atau pasar.
Suatu inovasi yang diintroduksikan kepada seseorang berkaitan dengan keputusan yang
dibuat oleh orang tersebut untuk menerima atau menolakinformasi inovasi tersebut. Proses
penerimaan atau penolakan informasi inovasi dari seseorang erat hubungannnya dengan
preferensi, persepsi dan respon orang tersebut. Van Den Ban & Hawkins (1996) menyatakan
bahwa persepsi adalah proses menerima informasi atau stimulasi dari lingkungan dan
mengubahnya kedalam kesadaran psikologis. Menurut (Sudjana, 1990 dalam Maksum,
1994) menyatakan bahwa persepsi diartikan sebagai tanggapan, pendapat yang didalamnya
terkandung unsur penilaian seseorang terhadap obyek dan gejala (inovasi) berdasarkan
pengalaman dan wawasan yang dimilikinya. Jadi pada hakekatnya persepsi adalah interpretasi
seseorang terhadap suatu obyek menurut pengalaman dan pengetahuannya. Sedangkan
respons adalah pernyataan evaluatif atau reaksi perasaan dari diri seseorang terhadap suatu
obyek. Bentuk respons tersebut dapat terwujud dalam suatu kesimpulan baik atau buruk, positif
atau negatif, menyenangkan atau tidak menyenangkan, suka atau tidak suka yang kemudian
mengkristal sebagai potensi reaksi atau kecenderungan untuk bersikap (Azwar, 2002). Jadi
seseorang menerima atau menolak terhadap suatu inovasi, akan diawali dengan proses
persepsi dan respon terhadap inovasi tersebut, yang dilanjutkan dengan keputusan menerima
(mengadopsi) atau menolak inovasi tersebut.
Tingkat adopsi suatu inovasi yang terjadi pada individu atau kelompok dipengaruhi oleh
berbagai faktor, baik faktor dari dalam individu sendiri maupun faktor dari luar atau lingkungan.
Lionberger dan Gwin (1982) mengemukakan bahwa pertimbangan petani untuk mengadopsi
suatu inovasi teknologi akan dipengaruhi oleh sifat dari inovasi teknologinya, yaitu (1) relative
advantage (keunggulan relatif) adalah suatu inovasi yang dianggap lebih baik daripada
sebelumnya. Keunggulan relatif ini seringkali dinyatakan dengan keuntungan ekonomi,
(2) compatibility yaitu suatu inovasi yang dianggap konsisten dengan nilai-nilai yang ada,
pengalaman masa lalu dan kebutuhan penerima, (3) complexity yaitu tingkat kerumitan suatu
inovasi, yang dianggap relatif sulit untuk dimengerti dan dilaksanakan, (4) triabilityyaitu suatu
inovasi yang dapat dicoba dengan skala kecil dan (5) observabilityyaitu kemudahan inovasi
untuk dilihat hasilnya.
Suatu inovasi yang diadopsi oleh seseorang (petani) akan menimbulkan dampak. Secara
harafiah dampak didefinisikan sebagai suatu pengaruh kuat yang mendatangkan akibat baik
positif maupun negatif (Santoso dan Prianto, 2004). Sedangkan menurut Usman, (2002),
dampak didefinisikan sebagai tingkat manfaat yang diperoleh oleh pengguna (rumahtangga
petani, kelompok tani, pemerintah) sebagai akibat dari penerapan inovasi teknologi.
Evaluasi ini menduga bahwa Teknologi efeftif sebagai metode penyuluhan dalam
penyebaran teknologi, Khususnya teknologi usahatani Jagung Hibrida Bima-5 di Lahan sawah.
Kerangka pemikiran tersebut mendasari desin evaluasi ini yaitu diskriptif komparatif yang
dilaksanakan dengan metode pembuatan peragaan penerapan usahatani Jagung Hibrida Bima-5
dan survey
Pengkajian / Peragaan penerapan usaha tani Jagung Hibida Bima-5 dilaksanakan oleh 8
Orang Petani kooperator yang tergabung dalam Gapoktan “KARYA MUDA “di Desa Jlamprang,
Kecamatan Bawang Kabupaten Batang pada bulan September sampai Desember 2010. Lahan
yang digunakan seluas0,8 Ha.
a. Penentuan responden
Untuk mengetahui tingkat preferensi, persepsi dan respon petani terhadap inovasi teknologi
usahatani Jagung Hibrida Bima-5 dipilih petani sebagai responden berjumlah + 48 orang yang
ditetapkan secara purposive, yaitu petani peserta temu lapang
Data yang dikumpulkan digunakan untuk mengukur keberhasilan kegiatanGelar Teknologi Jagung
Hibrida Bima-5. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi lapang dan
wawancara terstruktur. Metode wawancara terstruktur pada prakteknya akan menggunakan
pertanyaan berstruktur yang berupa kuisioner. Pertanyaan berstruktur adalah pertanyaan
dibuat sedemikian rupa sehingga responden dibatasi dalam memberi jawaban kepada beberapa
alternative saja (Nazir, 1999).
Data yang dikumpulkan dibedakan menjadi : (a) data teknis dan input-output yang digunakan
untuk mengukur keunggulan teknologi, (b) data sosial/diseminasi yang digunakan untuk
mengukur perhatian masyarakat. pengunjung dan sejauh mana pemahaman dan apresiasi
pengunjung. Pengumpulan data teknis dilaksanakan dengan pengamatan langsung di lapang
terhadap tanaman sampel yang ditentukan secara acak. Sedangkan data persepsi, respon dan
umpan balik dikumpulkan dari responden yang ditentukan secara sengaja yaitu peserta temu
lapang. Untuk mendapatkan data seberapa besar tingkat persepsi dan respon responden
terhadap inovasi, dibuat beberapa pertanyaan tertutup dengan tiga pilihan jawaban yang
bersifat positif (jawaban yang diharapkan), netral dan negative (jawaban yang tidak
diharapkan).
Penilaian keberhasilan kegiatan visitor plot dari aspek teknis akan dibandingkan dengan diskripsi
varietas tanaman jagung yang diintroduksikan dan dari aspek ekonomis akan dibandingkan
dengan teknologi eksisting. Kelayakan ekonomi teknologi yang diintroduksi dianalisis dengan
analisa parsial sederhana yaitu perbandingan antara penerimaan dengan biaya yang
dikeluarkan (R/C) (Soekartawi, 1995) danMarginal Benefit Cost Ratio (MBCR).
Data dari aspek sosial/diseminasi dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif yang
bertujuan untuk mendapatkan gambaran atau karakteristik secara sistimatik dan fenomena
atau hubungan antar fenomena yang terjadi pada obyek yang diamati (Nazir, 1999). Dalam
analisis digunakan konsep ukuran berupa persentase, distribusi frekuensi, kisaran dan rata-rata.
Data diolah dengan menggunakan alat Bantu paket program Statistical Pakcage for Social
Sciencis (SPSS).
Jawaban/pernyataan renponden yang diperoleh diberi nilai dengan sistem scoring menggunakan
model skala Likert. Pernyataan yang diharapkan diberi nilai 3, pernyataan netral diberi nilai 2,
dan pernyataan tidak diharapkan diberi nilai 1. Persepsi dan respon responden pada akhirnya
akan diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu : tinggi, sedang dan rendah. Untuk mencari
interval kelas digunakan formula sebagai berikut (Awat, 1995) :
-
I = J /
K
-
- I = (3 – 1) / 3 = 0,66
Hasil Evaluasi Tingkat Preferensi Dan Persepsi Pengguna Terhadap jagung Hibrida
Bima-5 Di Desa Jlamprang
Jagung hibrida Bima-5 diperkenalkan dan disosialisasikan kepada pengguna (petani dan
petugas pertanian) pada acara Temu Lapang jagung hibrida Bima-5 pada tanggal 26 Desember
2009 di Desa Jlamprang Kecamatan Bawang. Keragaan pertanaman dan tingkat produktivitas
jagung Bima-5 tersebut diharapkan disukai oleh pengguna (peserta Temu Lapang). Suatu
inovasi teknologi (dalam hal ini jagung Bima-5) yang disukai oleh seseorang akan membentuk
respon positif bagi seseorang tersebut. Respon positif akan mengkristal sebagai potensi reaksi
atau kecenderungan untuk bersikap positif, selanjutnya diharapkan berakhir dengan
diadopsinya inovasi teknologi (jagung Bisma-5) yang diperkenalkan dan disosialisasikan
tersebut.
Hasil evaluasi tentang tingkat kesukaan (preferensi) pengguna terhadap jagung hibrida
Bima-5 disajikan pada Tabel 1. Keragaan tingkat preferensi pengguna dinilai dari tiga peringkat
pernyataan responden yaitu (i) suka, (ii) biasa, dan (iii) tidak suka terhadap keragaan jagung
Bima-5 (meliputi 7 komponen keragaan pertanaman jagung Bima-5 yaitu tentang
keragaan/keseragaman pertumbuhan pertanaman, tongkol jagung, biji jagung, umur tanaman,
tingkat produktivitas, adanya amplok, warna daun dan batang yang hijaun terus meskipun
tongkol sudah kering (stay green).
Tabel 1. Keragaan tingkat preferensi pengguna Preferensi keragaan jagung Bima-5(n=48)
Jumlah 48 100
Produktivitas 3,0
Adanya amplok 2,6
Bima-5
Katagori prospek pengembangan Jumlah skor
(% Jumlah responden)
Jumlah 100
Pernyataan responden tentang prospek jagung Bima-5 tersebut didukung dengan data
komponen yang membentuk pernyataan tentang prospek yaitu dengan rerata masing-masing
komponen 2,9 (Tabel 4). Angka rerata tidak bulat memperoleh angka 3 karena ada 1 orang
yang tidak memberikan pendapat/tanggapan tentang prospek jagung Bima-5 tersebut.
Tabel 4. Rerata tanggapan responden terhadap komponen prospek pengembangan jagung Bima-5,
(n=48)
Komponen Prospek Rerata Tanggapan Responden Tentang
Pengembangan Jagung Prospek Pengembangan Jagung Bima-5
Tingkat kemudahan diterapkan di 2,9
lapang
Untuk mengetahui tingkat kemanfaatan kegiatan Temu Lapang jagung hibrida Bima-5
maka dilaksanakan evaluasi tentang hal tersebut. Hasil evaluasi tingkat kemanfaatan disajikan
pada Tabel 5. Sebanyak 41 orang responden menyatakan bahwa kegiatan Temu Lapang
jagung Bima-5 bermanfaat bagi pengguna. Pernyataan tingkat
kemanfaatan tersebut dinilai dari unsur (i) kesesuaian informasi/teknologi yang diperagakan
pada kegiatan temu lapang dengan kebutuhan peserta Temu Lapan, (ii) kemanfaatan
informasi/teknologi yang diperagakan pada kegiatan temu lapang, (iii) informasi/teknologi yang
diperagakan pada kegiatan temu menunjang tugas peserta temu lapang dan (iv)
informasi/teknologi yang diperagakan pada kegiatan temu menambah pengetahuan peserta
Temu Lapang.
Jumlah 41 100
Keterangan : dari responden sebanyak 48 orang yang memberikan tanggapan tentang tingkat kemanfaatan Temu
Lapang 41 orang
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, S., 1996. Respon Petani terhadap Inovasi Teknologi Pertanian Berwawasan Lingkungan , Tesis,
Pasca Sarjana UGM. Yogyakarta
Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. 2003. Panduan Umum Pelaksanaan Penelitian Dan
Pengkajian Sera Program Informasi, Komunikasi Dan diseminasi Di BPTP. Departemen
Pertanian , Jakarta
Hariadi, S.S., dan Pringgosapoetro, M., 1992. “Media Penyuluhan dan Difusi Inovasi Pertanian di
Pedesaan Kabupaten Bantul”, Fakultas Pertanian UGM Jogyakarta.
Lionberger H. and Gwin P.H., 1982. Communication Strategis, The Interstate Printera & Publisher, Iinc.
Canville.
Margaretha 2002 Harus diulang lagi ketika tahapan proses dilewati. Dalam Buletin DAFEP,Vol 2. Tahun
2002. Proyek Desentralisasi Penyuluhan Pertanian Dan Kehutanan Jakarta
Reijntjes, C., Bertus Havercort dan Ann Water Bayer. 1999. Pertanian Mas Depan. Penerbit
Kanisius. Yogjakarta. 270 halaman
Syam M., Widjono A., 1992. Keterkaitan Penelitian dan Penyuluhan-Persepsi. Institusi dan Tata
Hubungan Kerja, dalam Teknologi dan Embung, Prosiding Perakitan Teknologi Program
Keterkaitan Penelitian Penyuluhan. Badan Litbang Pertanian
Tulus Tambunan. 1999. Reformasi Industrialisasi Perdesaan. Media Ekonomi Publishing. Fakultas
Ekonomi Universitas Trisakti. Jakarta
Van Den Ban A.W., dan Hawkins HS., 1996 Penyuluhan Pertanian, Kanisius, Yogyakarta Anwar, S.,
1982, Dampak Kuliah Kerja Nyata Pada Masyarakat Desa, Kasus KKN Universitas Andalas di
Sumatera Barat,Disertasi , Doktor, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
KABUPATEN BATANG
OLEH :
ICHSAN KURNIAWAN,SP
KESAL
Eee… Uda bilang malah mesti tunggu cari kerja lagi…, Lama banget
sih da… Keburu tua nanti Da
4. Junaidi SAMBIL MENGHELA NAFAS PANJANG
Ahhh, sabarlah dulu Ros.., Uda jadi pusing kalau begini…! Sekarang
Uda kan masih menganggur, belum dapat kerja, Udah banyak
lamaran yang uda kirim, tapi belum ada satupun yang membalas. Kalo
kita nikah sekarang nanti kalau kita punya anak, mau dikasih makan
apa?
5. Si Ros MENEKUR TERDIAM SEJENAK
Yaa…makan nasi lah da, masak makan pasir…
NGAMBEK
Ya sudah kalau gitu. Berarti Uda Jun nggak sayang sama Ros, nggak
cinta. Kalau emang cinta, Uda pasti usahakan apapun asal kita jadi
nikah. Yaah kalau kaya gini, kita putus ajalah Da Jun.., biar Ros kawin
sama orang lain aja.
BERDIRI DAN MELANGKAH PERGI
6. Junaidi LANGSUNG BERDIRI DAN MENCEGAH
Ros dengar Uda dulu…
BERUSAHA LEBIH MENAHAN KEPERGIAN ROS
E..e..e.. iya..iya.. Ros jangan marah gitulah, kita segera nikah Ros,
tapi gimana dengan pekerjaan Da. Cuma itu yang Da pikirkan. Mau
menghidupi anak orang pakai apa?
7. Si Ros TERDIAM
8. Junaidi Dan apa Bapakmu setuju? Dengan orang yang tidak punya pekerjaan.
9. Si Ros Ya Si Uda. Kalau setuju sudah pasti setuju. Kalau pencarian, jangan
bingung da. Uda bias usaha sendiri. Lagian keluarga uda punya lahan
warisan tuh dibelakang rumah uda, luas kayaknya.., kenapa nggak
pake aja tuk usaha tani da…?
10. Junaidi BINGUNG SEJENAK SAMBIL GARUK KEPALA
Hm…, Iya juga ya… Tapi mau kita Tanami apa?
11. Si Ros Apa saja Da.., seperti cabe, sayur manis atau jagung Da, kan gak
lama tuh, 3 bulan 4 bulan dah bisa panen, trus untuk meningkatkan
hasilnya, kita bisa sekalian pelihara sapi…, katanya sapi Simenthal
prospeknya bagus selain itu juga limbah tanaman bisa dibuat untuk
pakan sapi,dan limbah sapi bisa untuk pupuk tanaman da.., gmn?
Kalau perlu kita bikin prabrik pupuk kompos sekalian, kan bisa dijual.
12. Junaidi Hah… Aduuu Ros, kamu kok banyak tau, tau yang begituan sampai
kompos segala itu darimana?
13. Si Ros Ya.., Bapak kan masuk kelompok tani da..,Ttiap minggu kan PPLnya,
pak Ichsan datang tuk kasi kita pengarahan, nanti uda masuk
kelompok tani deh, biar kita bisa banyak belajar…
14. Junaidi Kamu kenal sama PPL nya? Kantornya dimana? Kalo kenal aku mau
ngobrol dengan beliau tentang ide ini…
15 Si Ros Ya kenal dong Uda Jun sayang.., Ayok aku antarin ke tempat
PPLnya..
16 DI BPP KOTO TUO SUARA LANGKAH
17. Ros dan Junaidi Assalamu’alaikum..
18. PPL Wa’alaikumussalam, Eeh.. Ros, ada apa ini? Tumben sampai ke BPP
ini, biasanya Pak Patiah, Bapakmu yang suka kesini...
17. Si Ros Ini.. da Junaidi mau ngobrol gmn kalo kita buka lahan jagung sama
ternak sapi…
18. PPL Ooo... silahkan
MEMPERSILAHKAN DUDUK
19. Junaidi begini pak.. saya punya lahan sekitar setengah hektar pak.. kalo saya
tanami jagung manis gimana menurut Bapak?
20. PPL Waaah wahh.. Bagus itu pak, jagung manis adalah tanaman yang
sangat gampang untuk di pelihara dan mempunyai prospek yang
bagus saat di panen, penanaman jagung manis relatif gampang.
Setelah lahan dicangkul sampai halus, barulah ditugal dengan
kedalaman tiga sentimeter untuk menaruh bibit yang akan ditanam.
Kemudian, bibit ditimbun sekadarnya. Tekstur tanahnya harus
gembur. Tidak boleh diinjak karena dapat menyebabkan tanah
menjadi padat. Nahhh, kemudian setiap lubang diisi sebutir benih
dengan jarak 20–70 sentimeter.
Dalam satu batang, jagung manis memiliki satu–tiga tongkol, tapi
untuk menjaga agar buah maksimal satu batang ditinggalkan satu
tongkol. Sedangkan buah muda bisa dipanen dan dijual untuk
konsumsi sayur pada umur 50 hari. Selain itu juga daun jagung juga
bisa dijual untuk pakan ternak.
21. Junaidi Berarti kalo kita tambah piara sapi akan lebih untung ya pak?
22. PPL Oh iya.., menempatkan dan mengusahakan sejumlah ternak sapi di
areal tanaman pangan tanpa mengurangi aktivitas dan produktivitas
tanaman tersebut, itu sangat baik. bahkan keberadaan ternak sapi ini
dapat meningkatkan produktivitas tanaman sekaligus meningkatkan
produksi sapi itu sendiri. Ternak sapi memanfaatkan produk ikutan
dan produk samping tanaman atau sisa-sisa hasil tanaman untuk
pakan ternak dan sebaliknya ternak sapi dapat menyediakan bahan
baku pupuk organik sebagai sumber hara yang dibutuhkan tanaman.
Naaah…. limbah tanaman jagung dapat digunakan sebagai pakan
sapi dalam beberapa cara, bisa sapi digembalakan di lading jagung,
limbah dipanen dan langsung diberikan kepada sapi, atau dibuat
silase atau di fermentasi… bagaimana caranya nanti bisa kita buat
demontrasi cara di lapangan…
23. Si Ros MENGANGGUK ANGGUK SAMBIL MENOLEH KEPADA JUNAIDI
Gimana Da Jun udah mantap rencananya?
24. Junaidi SENYUM SENANG
Tterima kasih pak, nanti saya ikut pertemuan kelompok tanil ah,
supaya bisa banyak belajar sambil memulai usaha ini… Kami permisi
dulu ya pak.. Assalamu’alaikum..
MELANGKAH KELUAR
25. PPL Wa’alaikukussalam
26. Si Ros Jadi, gimana da, jadi kita nikahnyakan gak pake lama kan…?
27. Junaidi Iya..iya.. nanti malam uda ke rumah mu ngobrol dengan Bapak.. Uda
udah mantap dengan rencana uda, jadi uang kerja uda di kota itu bisa
buat modal buka usaha jagung dan beli sapi nantinya… semua ini
karena ide cemerlang kamu, uda makin cinta sama kamu. Ngomong-
ngomong PPL nya masih muda dan pintar ya…, Kamu kok kenal,
emangnya kamu sering ikut pertemuan dengan Bapak ya..
28. Si Ros Hehehe…enggak uda, pak PPL itu kan…
TERHENTI SEJENAK
Hehe.. Pernah ngelamar Ros da...
SAMBIL SENYUM SENYUM
29. Junaidi Haahhhhh……….????
30 Musik penutup IN – UP – DOWN – OUT
Selamat malam keluarga Fast FM dimanapun anda berada, jumpa lagi dalam acara Bincang
Agribisnis yang mana pada kesempatan malam hari ini saya Firdaus dan ibu Nur Prabewi akan
menyampaikan tentang Teknik Budidaya Ayam Kampung Super.
Kebiasaan peternak dalam budidaya ayam kampung di Indonesia adalah dengan cara diumbar, atau
ayam dibiarkan berkeliaran dan mencari makan sendiri. Namun cara ini dipandang kurang memiliki nilai
ekonomis jika tujuan pemeliharaan untuk mencari keuntungan. Pola pemeliharaan ayam kampung
secara intensif merupakan cara yang bisa mendatangkan keuntungan sebagai sebuah bisnis. Permintaan
daging ayam kampung yang cukup besar memberikan peluang bisnis yang menggiurkan untuk budidaya
ayam kampung secara intensif.
Perawatan ayam kampung yang dipelihara secara intensif memiliki sedikit perbedaan dengan
perawatan ayam kampung cara tradisional. Selain memerlukan perhatian yang lebih intensif juga
masalah pakan dan harus lebih terkelola dengan baik. Memelihara ternak ayam secara intensif memiliki
keungulan, yaitu lebih mudah melakukan kontrol terhadap penyakit.
Agar dalam usaha budidaya ayam kampung super secara intensif ini bisa berhasil, diperlukan
manajemen dan tata kelola yang baik dan benar. Ada beberapa faktor yang menjadi penentu
keberhasilan usaha budidaya ayam kampung secara intensif. Faktor-faktor yang penting diperhatikan
dalam usaha budidaya ayam kampung secara intensif antara lain :
Bibit ayam kampung yang berumur 1 hari atau lebih dikenal dengan DOC merupakan hal yang
penting untuk diperhatikan. Jika tujuan pemeliharaan ayam kampung untuk tujuan diambil daging, maka
memilih DOC dari keturunan ayam yang bertubuh besar dan pertumbuhan yang cepat diprioritaskan.
Ciri-ciri DOC yang memiliki kualitas bagus antara lain berdiri tegap, sehat dan tidak cacat, mata
bersinar, bulu bersih dan mengkilap.
2. Kandang
Kandang yang ideal untuk ayam kampung adalah kandang panggung, Hal ini dikarenakan agar
meminimalkan kotoran yang menumpuk di lantai dan mencegah mudahnya penularan penyakit melalui
kotoran. Sebelum DOC masuk kandang diberi lampu yang berfungsi sebagai brooder, seluruh sisi
kandang ditutupi koran yang bertujuan agar DOC berada dalam suhu yang hangat dengan suhu sekitar
39-40 °c. Sebelum DOC datang kandang harus benar-benar steril dan lampu kandang dinyalakan 1 hari
sebelum DOC masuk.
Kemudian DOC yang baru masuk diberi air gula merah dengan tujuan agar meningkatkan
stamina setelah melalui perjalanan jauh. DOC datang pada malam hari dan baru diberi pakan pada pagi
hari
3. Pakan.
Pakan pada ayam kampung memegang peranan yang cukup penting dalam menentukan
pertumbuhan ayam kampung. Meski demikian sebenarnya pakan untuk ayam kampung tidaklah serumit
pakan untuk ayam ras seperti broiler, ayam petelur dan lain-lain.
Bahan pakan yang bisa diberikan antara lain : konsentrat (tepung ikan, tepung daun singkong,tepung
singkong kasar), dedak, jagung. Selain makanan pabrikan tersebut bisa juga diberikan pakan alternatif
seperti sisa dapur/warung,hijauan berprotein tinggi seperti azzola/ cincangan daun singkong dan lain
sebagainya. Pakan alternatif tersebut cukup bisa menghemat biaaya produksi sehingga keuntungan
usaha ayam kampung bisa meningkat.
Yang terpenting dalam menyusun ransum untuk ayam kampung harus memperhatikan
kebutuhan nutrisi ayam kampung yaitu protein kasar (PK) sebesar minimal 12% dan energi metabolis
(EM) minimal sebesar 2500 Kkal/kg. Untuk Jumlahpakan yang diberikan untuk ayam kampung
disesuaikan dengan usia ayam kampung itu sendiri.
Pemberian pakan dan minuman dilakukan secara rutin 2 x sehari pada pagi dan sore hari. Adapun
dosis pemberian pakan adalah sebagai berikut :
1 Minggu I 7 gram/hr/ekor
4 Minggu IV 30 gram/hari/ekor
5 Minggu V 35 gram/hari/ekor
6 Minggu VI 45 gram/hari/ekor
7 Minggu VII 50 gram/hari/ekor
9 Minggu IX 65 gram/hari/ekor
10 Minggu IX 70 gram/hari/ekor
4. Pencegahan penyakit
Untuk mencagah terjadinya penyakit maka kandang harus dibersihkan secara rutin yakni
membersihkan kotoran ayam dan penyemprotan disenfektan yang dilakukan minimal 2 hari sekali.
Pemberian obat/ jamu herbal dilakukan agar menjaga daya tahan tubuh ternak, pemberian jamu herbal
rutin dilakukan setiap 4-5 hari sekali tergantung kondisi cuaca, adapun dosis pemberiannya adalah 4 ml
tiap 100 ml air minum.
5. Penanganan Penyakit
Apabila ada ayam yang sakit maka yang harus ditangani terlebih dahulu adalah ayam yang
sehat.dengan cara pemberian bakan pakan dan herbal untuk meningkatkan stamina tubuh ternak.
6.Pemasaran
Untuk informasi harga terakhir ayam kampung super di magelang berkisar 25 ribu /kg.
Demikian sekilas tentang budidaya ayam kampung super kepada pendengar fast FM yang tertarik
untuk membudidayakan ayam kampung super kami ucapkan selamat mencoba.
Pertanyaan :
2.Bagaimana penanganan penyakit pada ayam yang kena berak hijau/ berak kapur?
Label: siaran
Prolog
Selamat malam keluarga Fast FM dimanapun anda berada, jumpa lagi dalam acara Bincang
Agribisnis yang mana pada kesempatan malam hari ini saya Firdaus dan ibu Nur Prabewi akan
menyampaikan tentang Teknik Budidaya Ayam Kampung Super.
Kebiasaan peternak dalam budidaya ayam kampung di Indonesia adalah dengan cara diumbar, atau
ayam dibiarkan berkeliaran dan mencari makan sendiri. Namun cara ini dipandang kurang memiliki nilai
ekonomis jika tujuan pemeliharaan untuk mencari keuntungan. Pola pemeliharaan ayam kampung
secara intensif merupakan cara yang bisa mendatangkan keuntungan sebagai sebuah bisnis. Permintaan
daging ayam kampung yang cukup besar memberikan peluang bisnis yang menggiurkan untuk budidaya
ayam kampung secara intensif.
Perawatan ayam kampung yang dipelihara secara intensif memiliki sedikit perbedaan dengan
perawatan ayam kampung cara tradisional. Selain memerlukan perhatian yang lebih intensif juga
masalah pakan dan harus lebih terkelola dengan baik. Memelihara ternak ayam secara intensif memiliki
keungulan, yaitu lebih mudah melakukan kontrol terhadap penyakit.
Agar dalam usaha budidaya ayam kampung super secara intensif ini bisa berhasil, diperlukan
manajemen dan tata kelola yang baik dan benar. Ada beberapa faktor yang menjadi penentu
keberhasilan usaha budidaya ayam kampung secara intensif. Faktor-faktor yang penting diperhatikan
dalam usaha budidaya ayam kampung secara intensif antara lain :
Bibit ayam kampung yang berumur 1 hari atau lebih dikenal dengan DOC merupakan hal yang
penting untuk diperhatikan. Jika tujuan pemeliharaan ayam kampung untuk tujuan diambil daging, maka
memilih DOC dari keturunan ayam yang bertubuh besar dan pertumbuhan yang cepat diprioritaskan.
Ciri-ciri DOC yang memiliki kualitas bagus antara lain berdiri tegap, sehat dan tidak cacat, mata
bersinar, bulu bersih dan mengkilap.
2. Kandang
Kandang yang ideal untuk ayam kampung adalah kandang panggung, Hal ini dikarenakan agar
meminimalkan kotoran yang menumpuk di lantai dan mencegah mudahnya penularan penyakit melalui
kotoran. Sebelum DOC masuk kandang diberi lampu yang berfungsi sebagai brooder, seluruh sisi
kandang ditutupi koran yang bertujuan agar DOC berada dalam suhu yang hangat dengan suhu sekitar
39-40 °c. Sebelum DOC datang kandang harus benar-benar steril dan lampu kandang dinyalakan 1 hari
sebelum DOC masuk.
Kemudian DOC yang baru masuk diberi air gula merah dengan tujuan agar meningkatkan
stamina setelah melalui perjalanan jauh. DOC datang pada malam hari dan baru diberi pakan pada pagi
hari
3. Pakan.
Pakan pada ayam kampung memegang peranan yang cukup penting dalam menentukan
pertumbuhan ayam kampung. Meski demikian sebenarnya pakan untuk ayam kampung tidaklah serumit
pakan untuk ayam ras seperti broiler, ayam petelur dan lain-lain.
Bahan pakan yang bisa diberikan antara lain : konsentrat (tepung ikan, tepung daun singkong,tepung
singkong kasar), dedak, jagung. Selain makanan pabrikan tersebut bisa juga diberikan pakan alternatif
seperti sisa dapur/warung,hijauan berprotein tinggi seperti azzola/ cincangan daun singkong dan lain
sebagainya. Pakan alternatif tersebut cukup bisa menghemat biaaya produksi sehingga keuntungan
usaha ayam kampung bisa meningkat.
Yang terpenting dalam menyusun ransum untuk ayam kampung harus memperhatikan
kebutuhan nutrisi ayam kampung yaitu protein kasar (PK) sebesar minimal 12% dan energi metabolis
(EM) minimal sebesar 2500 Kkal/kg. Untuk Jumlahpakan yang diberikan untuk ayam kampung
disesuaikan dengan usia ayam kampung itu sendiri.
Pemberian pakan dan minuman dilakukan secara rutin 2 x sehari pada pagi dan sore hari. Adapun
dosis pemberian pakan adalah sebagai berikut :
1 Minggu I 7 gram/hr/ekor
4 Minggu IV 30 gram/hari/ekor
5 Minggu V 35 gram/hari/ekor
6 Minggu VI 45 gram/hari/ekor
9 Minggu IX 65 gram/hari/ekor
10 Minggu IX 70 gram/hari/ekor
4. Pencegahan penyakit
Untuk mencagah terjadinya penyakit maka kandang harus dibersihkan secara rutin yakni
membersihkan kotoran ayam dan penyemprotan disenfektan yang dilakukan minimal 2 hari sekali.
Pemberian obat/ jamu herbal dilakukan agar menjaga daya tahan tubuh ternak, pemberian jamu herbal
rutin dilakukan setiap 4-5 hari sekali tergantung kondisi cuaca, adapun dosis pemberiannya adalah 4 ml
tiap 100 ml air minum.
5. Penanganan Penyakit
Apabila ada ayam yang sakit maka yang harus ditangani terlebih dahulu adalah ayam yang
sehat.dengan cara pemberian bakan pakan dan herbal untuk meningkatkan stamina tubuh ternak.
6.Pemasaran
Untuk informasi harga terakhir ayam kampung super di magelang berkisar 25 ribu /kg.
Demikian sekilas tentang budidaya ayam kampung super kepada pendengar fast FM yang tertarik
untuk membudidayakan ayam kampung super kami ucapkan selamat mencoba.
Pertanyaan :
2.Bagaimana penanganan penyakit pada ayam yang kena berak hijau/ berak kapur?
Label: siaran
Beri Penilaian
Terburuk Terbaik
POST 04 FEBRUARI 2014
DILIHAT: 13614
MEDIA PENYULUHAN PERTANIAN
Salah satu kegiatan dalam penyelenggaraan penyuluhan adalah penyampaian informasi dan teknologi kepada
penggunanya. Informasi dan teknologi tersebut bisa disampaikan secara langsung maupun tidak langsung dengan
menggunakan media penyuluhan. Berbagai media penyuluhan dapat digunakan untuk megemas informasi dan
teknologi yang akan disampaikan kepada sasaran sebagai pengguna teknologi seperti : media cetak, media audio,
media audio visual, media berupa obyek fisik atau benda nyata.
Beragamnya media memiliki karakteristik yang berbeda pula. Karena itu untuk setiap tujuan yang berbeda diperlukan
media yang berbeda pula. Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan penyuluhan, media tadi sangat penting
sebagai saluran, penyampaian pesan.
Dengan demikian media penyuluhan adalah suatu benda yang dikemas sedemikian rupa untuk memudahkan
penyampaian materi kepada sasaran, agar sasaran dapat menyerap pesan dengan mudah dan jelas.
Dalam operasionalisasinya, ada berbagai jenis media komunikasi yang dapat dipilih dan digunakan dalam
penyuluhan, antara lain yaitu penggunaan radio sebagai “media dengar”.
MENGAPA RADIO….?
Komunikasi yang dilakukan di radio, seperti halnya di media massa lain, adalah komunikasi massa, yaitu komunikasi
kepada orang banyak (massa, publik) dengan menggunakan media (communicating with media).
Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik
(gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat
ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul
udara).
Radio dipandang sebagai “kekuatan kelima” (the fifth estate) setelah lembaga eksekutif (pemerintah), legislatif
(parlemen), yudikatif (lembaga peradilan), dan pers atau surat kabar. Hal itu antara lain karena radio memiliki
kekuatan langsung, tidak mengenal jarak dan rintangan, dan memiliki daya tarik sendiri, seperti kekuatan suara,
musik dan efek suara.
Dalam melaksanakan penyuluhan pertanian, Apapun materi yang akan disampaikan oleh penyiar melalui media
radio, efektifitasnya tidak terlepas dari naskah siaran yang telah disusun, sehingga menjadi suatu acuan bagi penyiar
dalam menyampaikan pesan, sehingga dapat sampai dengan tepat kepada sasaran. Untuk itu perlu diketahui dan
dipelajari kiat-kiat dalam menulis naskah radio.
Beberapa unsur yang harus diperhatiakn dalam menulis naskah radio, yaitu :
1.Prinsip Penulisan Naskah
Dalam penulisannya, ada prinsip penulisan yang tidak boleh diabaikan : dimana naskah radio harus mudah dibaca
oleh penyiar, mudah dimengerti oleh pendengar, dan saat dibacakan oleh penyiar harus terdengar seolah-olah sang
peyiar tidak sedang membaca, tapi berbicara (spoken reading)
Beberapa prinsip penulisan yang harus menjadi acuan, dintaranya:
a.Write The Way You Talk
Tuliskan sebagaimana cara Anda mengatakannya. Menulis naskah radio adalah “menulis untuk berbicara”, bukan
membaca atau menatap, sehingga penyiar mengucapkannya, bukan membacanya.
b.Bahasa Tutur
Menggunakan bahasa atau kata-kata yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari, dan susunan
kalimatnya bergaya obrolan
c.KISS (Keep It Simple and Short)
Gunakan kata-kata dan kalimat yang sederhana dan singkat sehingga mudah dimengerti.
d.ELF (Easy Listening Formula)
“Rumus enak didengar”, yaitu susunan kalimat yag jika diucapkan enak didengar dan mudah dimengerti pada
pendengaran pertama. Naskah siaran haruslah “sekali ucap langsung dimengerti”
2.Karakteristik Naskah
Berdasarkan prinsip penulisan, maka naskah siaran haruslah memenuhi karakteristik sebagai berikut:
a.Jelas
Kata dan Kalimat yang disusun harus “sekali ucap langsung dimengerti”
b.Ringkas
Satu ide untuk satu kalimat. Hindari pemakaian anak kalimat.
c.Sederhana
Kata-kata yang digunakan harus sederhana, umum digunakan dalam percakapan keseharian, tidak rumit, tidak
teknis ilmiah yang tidak dikenal di kalangan awam.
d.Aktif
Gunakan kalimat aktif, bukan pasif.
e.Imajinatif
Naskah harus mampu mengembangkan imajinasi pendengar hanya dengan kekuatan kata-kata, suara, dan
dukungan music.
f.Hindari Akronim
Kalaupun harus menggunakannya, beri keterangan sesudah atau sebelum dikemukakan.
g.Pembulatan Angka
Informasi radio sifatnya global, tidak detail, karenanya angka-angka sebaiknya dibulatkan.
h.Global
Hindari sedapat mungkin detil yang tidak perlu, sederhanakan fakta’
i.Logis
Hindari susunan kalimat yang terbalik
j.Bercerita ( Storytelling)
Gunakan kalimat tidak langsung atau hindari penggunaan kalimat langsung.
k.Sign Posting
Gunakan tanda-tanda baca dalam kalimat untuk membantu penyiar dalam membacanya.
4.Pola Halaman
Pola Halaman naskah siaran yang diadaptasi dari Pedoman untuk Wartawan, terbitan USIS Kedubes AS Jakarta,
1987, yaitu :
a.Sebaiknya gunakan kertas ukuran standar letter (21,5 x 27,5 cm)
b.Ketik pada satu muka saja dari halaman itu, jangan bolak-balik
c.Pada sudut kiri atas setiap halaman, tuliskan :
-Nama Penulis Naskah
-Satu atau dua kata tentang isi naskah (slug line)
-Tanggal
Sertakan ejaan fonetik setiap kali muncul kata yang sulit diucapkan dalam naskah , contoh: M-o-U (Em Ow You)’
Akhiri setiap halaman dengan paragraph. Jangan lanjutkan paragraph dari satu halaman ke halaman lain.
Jangan lanjutkan kalimat dari satu halaman ke halaman lain.
Tanda akhir selalu dibubuhkan pada akhir naskah, misalnya dengan triple Star (***), atau garis mirig tiga (///).
Berita radio harus berimbang, harus memberikan fakta bukan opini. Cara termudah untuk membuat skrip berita
adalah membayangkan sedang menceritakannya kepada teman, yang tertarik pada berita tetapi tidak mempunyai
cukup waktu untuk mencari sendiri. Cara penyampaian harus diperhatikan. Sampaikan berita dengan cara yang
mudah diterima oleh pendengar. Usahakan menyajikan berita yang dapat dipertanggung jawabkan, yang diawali
dari tahap pencarian berita.
Secara garis besar , ada tiga posisi yang saling mendukung dalam penyiaran berita, antara lain :
a.Pengumpulan dan penulisan berita, ini dilakukan oleh reporter
b.Produksi dan penyuntingan berita, dilakukan oleh editor
c.Penyampaian berita, dilakukan oleh pembaca berita/penyiar.
DAFTAR PUSTAKA
Asep Syamsul M Romli, 2009. Dasar-dasar Siaran Radio. Penerbit Nuansa, Bandung.
Tarya D. Sugarda, Sudarmanto & Samedi Sumintaredja. 2001. Penyuluhan Pertanian. Yayasan Pengembangan
Sinar Tani
Van den Ban & Hawkins. 2009. Penyuluhan Pertanian. Penerbit Kanisius. Yogyakarta
MAJALAH UDARA
ACARA :
PRODUCER ACARA :
NASKAH :
HARI / TANGGAL :
JAM SIARAN :
DURASI :
===========================================================================
MAJALAH UDARA
12. 06.58 - 07.00 headline news 2 menit info dari internet (detik/rri)
3. 07.00 - 08.00 ; info pagi + info media cetak + Info Lalulintas (Trafict Report)