Anda di halaman 1dari 84

Naskah Siaran Radio 

Penyuluhan
POSTED ON JANUARY 30, 2014 UPDATED ON JANUARY 30, 2014
Penyuluhan merupakan kegiatan merubah perilaku petani, menjadi tahu, mengerti, paham dan mau
melaksanakan. Berbagai teori tentang metode penyuluhan memang telah banyak disajikan diberbagai
buku dan media baik elektronik maupun cetak. Salahsatu media yang penting dalam kegiatan penyuluhan
adalah Siaran Radio Pedesaan. Meskipun saat ini teknologi sudah sedemikian maju, namun di beberapa
daerah petani masih senang mendengarkan siara radio. dan berikut adalah contoh naskah siaran radio
untuk penyuluhan’
TEMA             : PEMBUATAN OLAHAN TELUR ITIK
JUDUL           : PEMBUATAN TELUR ASIN BAKAR
TIK                 : Setelah mendengar siaran, pendengar tertarik untu Mengembangkan usaha pembuatan
telur asin bakar
WAKTU         : 30 menit
Pemain           :
      1.            Yeni Maryani              : Ketua KWT
      2.            Harta                           : Pelaku Usaha Telur Asin Bakar
      3.            Jhon Patinduka           : PPL
      4.            Ajat Juhaedi                : Announcer dan Narrator

No Pelaku Bunyi/Suara Waktu Keterangan


(Detik)

1 MUSIK (JINGGLE STPP BOGOR)IN-UP- 15


PROGRAM DOWN-UNDER

2 ANN (ON Radio Streaming STPP Bogor, mencetak 35


MIKE) petani tangguh jayalah selalu petani
indonesia. Pendengar sekalian dimanapun
anda berada, selamat berjumpa kembali
dalam acara (OPAK) Obrolan Petani
Agribisnis Untuk Kesuksesan ,
membangun agribisnis Indonesia lebih
Maju, bersama saya (nama ANN) dan
para narasumber terpercaya yang akan
menemani anda selama 30 menit ke
depan.Sebagai pembuka agar kita lebih
bersemangat, kita dengarkan terlebih
dahulu sebuah lagu, Mapay Jalan Satapak

3 MUSIK (JINGGLE STPP BOGOR)UP-DOWN – 15


PROGRAM OUT
4 MUSIK MAPAY JALAN SATAPAKIN-UP- 150
DOWN-OUT

5 MUSIK (JINGGLE STPP BOGOR)IN-UP- 15


PROGRAM DOWN-OUT

6 NARR (ON Radio Streaming STPP Bogor, mencetak 40


MIKE) petani tangguh jayalah selalu petani
indonesia, Pendengar sekalian, inovasi
dalam sebuah usaha memang harus terus
ditingkatkan agar kesuksesan dan
keuntungan bisa terus kita raih, salahsatu
usaha yang saat ini cukup menguntungkan
adalah usaha telur asin bakar, dan untuk
membahas itu semua telah hadir bersama
kita narasumber yang memang tengah
berkecimpung dalam bidang usaha
tersebut saat ini, mereka adalah: Pak
Harta, Selamat Pagi Pak Harta

7 Pak Harta (ON Selamat Pagi 5


MIKE)

8 NARR (ON Pak harta ini merupakan pengusaha 20


MIKE) sukses dalam bidang telur asin bakar.
Kemudian bu Yeni, selamat pagi

9 Bu Yeni (ON Selamat Pagi 5


MIKE)

10 NARR (ON Bu yeni merupakan Ketua KWT Mugi 25


MIKE) Sukses, KWT yang sudah maju di
Kabupaten Bogor, dan yang terakhir
adalah Pak Jhon, Selamat Pagi Pak Jhon,

11 Pak Jhon (ON Selamat Pagi 5


MIKE

12 NARR (ON Langsung aja nih, kepada pak Harta. Pak 20


MIKE) bagaimana nih suka dukanya dalam
mengembangkaan usaha telur itik bakar?

13 Pak Harta (ON Yaa, saya ceritaka dukanya dulu ya, 40


MIKE) dukanya adalah saat masa percobaan,
seringkali gagal, karena belum tahu
resepnya, kemudian sukanya adalah
ketika percobaan itu berhasil, rasa
telurnya enak, dan diminati oleh
konsumen, rasanya luar biasa lah, bangga
dan senang

14 NARR (ON Oh begitu yah pak ? 5


MIKE)

15 Pak Harta (ON Ya bangga dan senang 5


MIKE)

16 NARR (ON Nah,.. Pendengar sekalian agar anda juga 15


MIKE merasakan senang, kita dengarkan
terlebih dahulu sebuah lagu dari Abah
Dadeng, Papatong,…

17 MUSIK PAPATONG (ABAH DADENG)IN-UP- 150


DOWN-OUT

18 MUSIK JINGGLE STPP BOGORIN-UP-DOWN- 15


PROGRAM OUT

19 NARR (ON Radio streaming STPP Bogor, mencetak 50


MIKE) petani tangguh jayalah selalu petani
indonesia, anda masih dalam acara OPAK
(obrolan petani agribisnis untuk
kesuksesan) bersama saya (NARR) dan 3
Narasumber (Bu yeni, Pak Harta dan Pak
Jhon), kita ke bu yeni, bu,.. ini mumpung
ada pengusaha sukses nih dalam bidang
telur asin bakar, usaha yang ibu minati,
mungkin ibu bisa bertanya langsung ke
Pak Harta  terkait usaha telur asin bakar
ini

20 Bu Yeni (ON Baik, terimakasih atas kesempatannya, 20


MIKE) pak Harta  mungkin bapak bisa sedikit
membagi dan menceritakan tips dalam
mengembangkan usaha telur asin bakar,
cara pembuatan dan pemasarannya
supaya  saya juga bisa sukses seperti
bapak

21 Pak Harta (ON Baik, terimakasih bu atas pertanyaannya, 40


MIKE) tipsnya…. Apa yah?.. membuat telur asin
bakar itu sebenarnya sama dengan
membuat telur asin biasa, hanya bedanya
di proses akhir pematangan, telur itu
dibakar beberapa menit, kalo pemasaran
sy kira juga mudah ya, karena peminatnya
banyak, mengingat ini produk yang unik
jika dibandingkan dengan telur asin biasa,
rumah makan, warung-warung juga masih
butuh banyak.

22 NARR (ON Nah sekarang kita ke pak Jhon terkait 25


MIKE) dengan pemasaran, bagaimana nih, Pak
terkait dengan pemasaran apa nih yang
bisa dilakukan oleh penyuluh seandainya
KWT mau mengembangkan usaha telur
asin bakar?

23 Pak Jhon (ON Ya, terimakasih, salahsatu fungsi 30


MIKE) penyuluh adalah memfasilitasi akses
pasar bagi petani, penyuluh bersama dinas
akan mencoba untuk membantu
memasarkan misal melalui internet,
fasilitasi pameran, dan memperkenalkan
melalui berbagai media lainnya yang
penting telur itik itu layak jual, dikemas
dengan baik dan kualitasnya baik,…
kebetulan saya juga punya warung
makan,..kalo bu yeni udah buat, nanti bisa
jual di warung saya…

24 NARR (ON Nah, bagaiamana bu yeni, dari pak harta 15


MIKE dan pak jhon udah menyemangati, saya
kira bu yeni juga jadi bersemangat dong,..
untuk mencoba

25 Bu Yeni (ON Ia Pak, saya jadi lebih bersemangat 10


MIKE) sekarang, untuk mencoba

26 NARR (ON Baiklah pendengar sekalian, setelah ini 20


MIKE) kita akan bertanya tentang analisa usaha
dan keuntungan yang bisa diraih dari
usaha telur asin bakar, tapi sebelumnya
kita dengarkan terlebih dahulu sebuah
lagu dari Abah Dadeng.

27 MUSIK LANGLAYANGANIN-UP-DOWN-OUT 150


28 MUSIK JINGGLE STPP BOGORIN-UP-DOWN- 15
PROGRAM OUT

29 NARR (ON Radio Streaming STPP Bogor, mencetak 30


MIKE) petani tangguh, jayalah selalu petani
Indonesia, pendengar sekalian anda masih
dalam acara OPAK (Obrolan Petani
Agribisnis Untuk Kesuksesan) Besama
Saya (NARR) dan 3 Narasumber yang
menemani kita, Pak Harta, Bu Yeni dan
Pak Jhon, saya kembali ke pak Harta, pak,
kira-kira sejauh mana nih pak keuntungan
yang bisa didapat dari usaha telur asin
bakar bapak?

30 Pak Harta (ON Ya, keuntungannya cukup menggiurkan 25


MIKE) loh pak,… bu… dari usaha yang saya
geluti, saya bisa mendapatkan keuntungan
bersih 1.200.000 / hari dari harga telur
itik Rp.800/butir, yang perlu diitngkatkan
adalah pemasaran dan inovasi-inovasi
rasa, agar konsumen tidak bosan

31 NARR (ON Wah lumayan juga pak, gimana nih bu 5


MIKE) yeni?

32 Bu Yeni (ON Ya pak, saya sangat tertarik, tapi itu kan 20


MIKE dari pengusaha yang sudah lama dan
berpengalaman, kalo saya yang baru akan
mulai pastinya akan mengalami banyak
kesulitan, oleh karenanya saya minta
kontak lebih intens dengan pak harta dan
juga bantuan dari penyuluh

32 NARR (ON Gimana pak jhon, pak harta? 5


MIKE)

33 Pak Jhon (ON Kalo saya sebagai penyuluh, sudah 20


MIKE) menjadi kewajiban untuk membantu dan
mendampingi Poktan dan KWT termasuk
KWTnya bu yeni, saya siap membantu
bu, dari proses sampai dengan pemasaran
dan pengembangan teknologinya

34 NARR (ON Pak Harta? 5


MIKE)
35 Pak Harta Silahkan bu, kalo ibu mau belajar dan 30
magang di tempat kami, kami juga akan
menerima dengan baik, karena kami juga
saat mengembangkan pola P4S di
Perusahaan kami

36 NARR (ON Wah, nampaknya jalan sudah terbuka 40


MIKE) lebar nih buat bu yeni dan pemirsa
sekalian yang ingin mengembangkan
usaha telur asin bakar, sekarang tinggal
pelaksanaan saha sepertinya.Baik pemirsa
sekalian, tak terasa obrolan kita sudah
sampai di penghujung acara, setelah lagu
berikut, saya akan meminta pernyataan
atau motivasi agar banyak petani yang
mau mencoba usaha ini, baik dari bu yeni,
pak jhon dan pak harta

36 MUSIK SUMEDANGIN-UP-DOWN-OUT 150

37 MUSIK JINGGLE STPP BOGORIN-UP-DOWN- 15


PROGRAM OUT

38 NARR (ON Radio Streaming STPP Bogor, mencetak 40


MIKE) petani tangguh jayalah selalu petani
indonesia, pemirsa sekalian, tak terasa,
telah sampailah kita di penghujung acara,
dan sebagai penutup – seperti janji saya,
saya meminta pernyataan atau motivasi
dari narasumber sekalian, pak jhon, bu
yeni dan pak Harta, mungkin pak jhon
dulu kali yah?…

39 Pak Jhon (ON Saya sebagai penyuluh, akan mendukung 30


MIKE) kelompok tani binaan saya untuk
mengembangkan ide dan gagasan usaha
tidak hanya telur asin bakar, tapu usaha
yang lainnya juga, karena itu sudah
menjadi kewajiban saya sebagai penyuluh

40 NARR (ON Pak Harta? 5


MIKE)

41 Pak Harta (ON Jangan pernah takut untuk mencoba hal 20


MIKE) baru, apalagi hal itu akan menguntungkan
dimasa datang, kegagalan adalah awal
kesuksesan

42 NARR (ON Bu yeni? 5


MIKE)

43 Bu Yeni (ON Saya cukup termotivasi untuk mencoba 20


MIKE pak, dan saya butuh dukungan dari semua
pihak, terutama pak penyuluh, dan saya
kira pemirsa juga demikian

44 NARR (ON Pemirsa sekalian telah sampailah kita di 30


MIKE) akhir acara, terimakasih atas perhatian
pemirsa semua dimanapun berada dan
terimakasih juga kepada narasumber, bu
yeni, pak harta dan pak jhon, salam
sukses agribisnis

45 MUSIK BANDUNG(IN-UP-DOWN-OUT)
Waktu Percakapan 1450 detik
About these ads

Kaji Terap
Dampak SL-PTT terhadap Produksi dan Difusi (Pair T Test)
POSTED ON NOVEMBER 29, 2013
 PENDAHULUAN
  A.           Latar Belakang
Permasalahan pemenuhan kebutuhan pangan di Indonesia merupakan salahsatu aspek yang menjadi
prioritas untuk diselesaikan, karena pangan dapat berpengaruh kepada kualitas sumberdaya manusia.
Sumberdaya manusia merupakan salahsatu modal penting untuk kemajuan Indonesia itu sendiri dimasa
yang akan datang.
Selain itu, pangan juga merupakan komoditas politik yang dapat mempengaruhi kualitas pemerintahan,
terkelolanya pangan dengan baik, menunjukan kemampuan pengelolaan negara dalam bidang pertanian
berjalan dengan baik.
Komoditas pangan terpenting di Indonesia saat ini adalah beras, hampir seluruh masyarakat indonesia
saat ini menjadikan beras sebagai makanan pokok sehari-hari, sehingga tuntutan akan peningkatan
produksi beras saat ini menjadi sangat tinggi, sehingga wajar jika saat ini kementrian pertanian selaku
stake holder dalam bidang pertanian berusaha menggenjot produksi beras guna memenuhi kebutuhan
masyarakat tersebut.
Salahsatu program yang bertujuan untuk meningkatkan produksi beras tersebut adalah program Sekolah
Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi Sawah yang bertujuan untuk meningkatkan
produksi padi (sebagai bahan penghasil beras) melalui penerapan dan perakitan teknologi yang
dilaksanakan secara partisipatif dan sesuai dengan keadaan lingkungannya (spesifik lokasi).
Kegiatan SL-PTT Padi sawah dilaksanakan diseluruh Provinsi dan Kabupaten di Indonesia, termasuk di
Kabupaten Lebak. Di Kabupaten ini kegiatan SL-PTT telah dilaksanakan sejak tahun 2008, kendati
demikian dalam pelaksanaannya kajian dan evaluasi terhadap dampak dari kegiatan tersebut, belum
pernah digali secara lebih mendalam, terutama dalam aspek dampaknya bagi peningkatan produksi
sebagai tujuan utama dan peningkatan difusi inovasi sebagai bagian dari partisipasi petani untuk
menyebarkan teknologi SL-PTT terhadap petani Berdasarkan hal tersebut, maka dalam kegiatan ini akan
dicoba dikaji tentang dampak SL-PTT Padi Sawah terhadap peningkatan produksi dan peningkatan
frekwensi difusi inovasi yang dilaksanakan oleh petani penerima SL-PTT di Kabupaten Lebak, dengan
harapan kegiatan tersebut dapat menjawab sejauh mana pengaruh SL-PTT yang dilaksanakan di
Kabupaten Lebak dalam kedua aspek tersebut.
B.           Rumusan Masalah
Dalam kajian evaluasi dampak ini, masalah yang dirumuskan adalah sebagai berikut:

1.  Sejauh mana pengaruh SL-PTT terhadap peningkatan produksi padi di Kabupaten Lebak?
2.  Sejauh mana pengaruh SL-PTT terhadap peningkatan difusi inovasi yang dilakukan petani
di Kabupaten Lebak?

C.           Tujuan
Tujuan dari kajian evaluasi dampak ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sejauh mana kegiatan SL-PTT berpengaruh terhadap peningkatan


produksi padi di Kabuapten Lebak
2. Untuk mengetahui sejauh maba kegiatan SL-PTT berpengaruh terhadap peningkatan difusi
inovasi yang dilakukan oleh petani di Kabupaten Lebak

 D.           Manfaat
Manfaat dari kegiatan kajian evaluasi dampak ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat diketahui sejauh mana pengaruh SL-PTT terhadap peningkatan produksi di


Kabupaten Lebak
2. Dapat diketahui sejau mana pengaruh SL-PTT terhadap difusi inovasi yang dilakukan petani
di Kabupaten Lebak

 
TINJAUAN PUSTAKA
 A.           Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT)
1.    Pengertian
Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT) adalah suatu pendekatan inovatif dalam
upayakana meningkatkan produktivitas dan efisiensi usahatani melalui perbaikan sistem/pendekatan
dalam perakitan paket teknologi yang sinergis antar komponen teknologi, dilakukan secara partisipatif
oleh petani serta bersifat spesifik lokasi (Pedum SL-PTT, 2003)
Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT)   adalah   suatu tempat Pendidikan non formal
bagi petani untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam mengenali potensi, menyusun
rencana usahatani, mengatasi permasalahan, mengambil keputusan dan menerapkan teknologi yang
sesuai dengan kondisi sumberdaya setempat (Pedum SL-PTT, 2003)
2.    Prinsip-prinsip PTT
PTT adalah suatu pendekatan eko regional yang ditempuh untuk meningkatkan produktivitas tanaman
pangan dengan memperhatikan:

1. Prinsip-prinsip efisiensi. Dengan pendekatan PTT diharapkan selain produktivitas naik, biaya
produksi optimal, produk berdaya saing dan lingkungan terpelihara.
2. Dalam pengembangan inovasi teknologi dengan pendekatan   PTT,   digunakan prinsip
sinergisme, yaitu bahwa pengaruh komponen teknologi secara bersama terhadap produktivitas
lebih tinggi dari pengaruh penjumlahan dan komponen teknologi sendiri-sendiri.
3. Karena        lahan   pertanian mempunyai tingkat kesesuaian bagi tanaman pangan yang
berbeda antara sentra produksi dan di dalam sentra produksi, maka kombinasi komponen
teknologi dapat berbeda antara sentra produksi satu dengan lainnya.

3.    Tahapan Penerapan PTT


Langkah pertama penerapan PTT adalah pemandu bersama petani melakukan pengamatan dan
menganalisa potensi lahan yang dimiliki, infrastruktur pendukungnya dan permasalahan yang ada,
menentukan pemilihan komponen teknologi PTT yang   spesifik   lokasi   dll.  Pada   tahap ini   dapat
diketahui keinginan dan harapan petani, karakteristik lingkunga biofisik, kondisi sosial ekonomi, budaya
petani setempat dan masyarakat sekitar.
Langkah kedua adalah menyusun komponen teknologi yang sesuai dengan karakteristik dan masalah di
daerah pengembangan. Komponen teknologi tersebut bersifat dinamis yaitu mengalami perbaikan dan
perubahan, sesuai dengan perkembangan inovasi dan masukan dari petani dan masyarakat setempat.
Langkah ketiga adalah menerapkan teknologi utama PTT di lahan usahataninya.
4.    Komponen Teknologi Unggulan PTT Padi
Komponen teknologi unggulan pengelolaan tanaman terpadu Padi (Pedum SL-PTT, 2003) adalah
sebagai berikut:

1. Penggunaan varietas unggul baru (VUB) berlabel yang berdaya hasil tinggi, bernilai ekonomi
tinggi.
2. Pemupukan berimbang dengan penggunaan pupuk secara berimbang dan sesuai
kebutuhan tanaman spesifik lokasi.
3. Penggunaan pupuk organik berupa kompos dan pupuk kandang sebagai penyedia hara dan
pembenah tanah.
4. Penggunaan alat mesin (alsin) berupa alat pra panen dan pasca panen untuk menekan
kerus hasil.
5. Pengairan dan pompanisasi dengan pemanfaatan air irigasi, air hujan, embung, sumur
pantek, dan sumber air permukaan (sungai danau, sumur buatan).
6. Penggunaan   benih   bermutu   dengan   varietas unggul  menghasilkan daya
perkecambahan yang tinggi dan seragam, tanaman yang sehat dengan perakaran yang baik,
tanaman tumbuh lebih cepat, tahan terhadap hama dan penyakit, berpotensi  hasil  tinggi  dan
mutu  hasil  yang  lebih baik.
7. Penanaman yang   tepat   waktu,   serentak   dan jumlah populasi yang optimal dapat
menghindari serangan hama dan penyakit, menekan pertumbuhan gulma, memberikan
pertumbuhan tanaman yang sehat dan seragam serta hasil yang tinggi.
8. Pemberian pupuk secara berimbang berdasarkan kebutuhan tanaman dan ketersediaan
hara tanah dengan prinsip tepat jumlah, jenis, cara, dan waktu aplikasi sesuai dengan jenis
tanaman memberikan pertumbuhan yang baik dan meningkatkan kemampuan tanaman
mencapai hasil tinggi.
9. Pemberian air pada tanaman secara efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan tanaman
dan kondisi tanah merup faktor penting bagi pertumbuhan dan hasil tanaman yaitu air sebagai
pelarut sekaligus pengangkut hara dari tanah ke bagian tanaman. Kebutuhan  air disetiap stadia
tanaman berbeda-beda, pemberian air secara tepat  meningkatkan hasil dan menekan
terjadinya stres pada tanaman yang diakibatkan karena kekurangan dan kelebihan air.
10. Perlindungan tanaman dilaksanakanaka untuk mengantisipasi dan mengendalikan serangan
OPT tanaman dengan meminimalkan   kerus   atau penurunan produksi akibat serangan OPT.
Pengendalian dilakukan berdasarkan prinsip dan strategi pengendalian hama terpadu (PHT).
Khususnya pengendalian denga pestisida merup   pilihan   terakhir   bila serangan   OPT berada
diatas ambang ekonomi. Penggunaan pestisida harus  memperhatikan  jenis,  jumlah  dan cara
penggunaannya sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku sehingga tidak
menimbulkan resurjensi  atau  resistensi  OPT  atau  dampak  lain yang merugikan lingkungan.
11. Penanganan   panen   dan   pasca   panen    memberikan hasil yang optimal jika panen
dilakukan pada  umur  dan  cara  yang  tepat  yaitu  tanaman dipanen  pada  masak  fisiologis
berdasarkan  umur tanaman, kadar air dan penamp visual hasil sesuai dengan diskripsi varietas.
Pemanenan dilakukan dengan sistem kelompok yang dilengkapi dengan peralatan dan mesin
yang cocok sehingga menekan kehilangan hasil. Hasil panen dikemas dalam wadah dan
disimpan ditempat penyimpanan yang aman dari OPT dan perusak hasil lainnya sehingga mutu
hasil tetap terjaga.

B.           Difusi Inovasi
1.    Pengertian Difusi dan Inovasi
Difusi Inovasi terdiri dari dua padanan kata yaitu difusi dan inovasi. Difusi sebagai proses dimana suatu
inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu dalam jangka waktu tertentu di antara para anggota
suatu sistem sosial (the process by which an innovation is communicated through certain channels
overtime among the members of a social system) (Rogers, 1983). Disamping itu, difusi juga dapat
dianggap sebagai suatu jenis perubahan sosial yaitu suatu prosperubahan yang terjadi dalam struktur
dan fungsi sistem sosial.
Sedangkan Inovasi adalah suatu gagasan, praktek, atau benda yang dianggap/dirasa baru oleh individu
atau kelompok masyarakat. Ungkapan dianggap/dirasa baru terhadap suatu ide, praktek atau benda oleh
sebagian orang, belum tentu juga pada sebagian yang lain. Kesemuanya tergantung apa yang dirasakan
oleh individu atau kelompok terhadap ide, praktek atau benda tersebut.
Dari kedua padanan kata di atas, maka difusi inovasi adalah suatu proses  penyebar serapan ide-ide atau
hal-hal yang baru dalam upaya untuk merubah suatu  masyarakat yang terjadi secara terus menerus dari
suatu tempat ke tempat yang lain, dari suatu kurun waktu ke kurun waktu yang berikut, dari suatu bidang
tertentu ke bidang yang lainnya kepada sekelompok anggota dari sistem sosial. Tujuan utama dari difusi
inovasi adalah diadopsinya suatu inovasi (ilmu pengetahuan, tekhnologi, bidang pengembangan
masyarakat) oleh anggota sistem sosial tertentu. Sistem sosial dapat berupa individu, kelompok informal,
organisasi sampai kepada masyarakat.
2.    Elemen Difusi Inovasi
Menurut Rogers (1983) dalam proses difusi inovasi terdapat 4 (empat) elemen pokok, yaitu: suatu
inovasi, dikomunikasikan melalui saluran komunikasi tertentu, dalam jangka waktu dan terjadi diantara
anggota-anggota suatu sistem sosial.

1. Inovasi (gagasan, tindakan atau barang) yang dianggap baru oleh seseorang.  Dalam hal ini,
kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya.
2. Saluran komunikasi, adalah alat untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari sumber
kepada penerima. Jika komunikasi dimaksudkan untuk memperkenalkan suatu inovasi kepada
khalayak yang banyak dan tersebar luas, maka saluran komunikasi yang lebih tepat, cepat dan
efisien, adalah media masa. Tetapi jika komunikasi dimaksudkan untuk mengubah sikap atau
perilaku penerima secara personal, maka saluran komunikasi yang paling tepat adalah saluran
interpersonal.
3. Jangka waktu, yakni proses keputusan inovasi dari mulai seseorang mengetahui sampai
memutuskan untuk menerima atau menolaknya. Pengukuhan terhadap keputusan itu sangat
berkaitan dengan dimensi waktu. Paling tidak dimensi waktu terlihat dalam (a) proses
pengambilan keputusan inovasi, (b) keinovatifan seseorang (relatif lebih awal atau lebih lambat
dalam menerima inovasi), dan (c) kecepatan pengadopsian inovasi dalam sistem sosial.
4. Sistem sosial merupakan kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam
kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama.

C.           Produksi
Kegiatan produksi sangat berperan penting dalam kegiatan ekonomi karena menyangkut kebutuhan
manusia. Tanpa adanya produksi persediaan konsumsi akan menjadi langka dan masyarakat akan
mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya. Oleh sebab itu, manusia harus berusaha
memproduksi barang dan jasa agar alat pemuas kebutuhannya terpenuhi.

  Pengertian Produksi

1. Pengertian produksi menurut ilmu ekonomi

Menurut ilmu ekonomi, produksi tidak terbatas pada kegiatan menghasilkan barang atau jasa, tetapi juga
kegiatan yang sifatnya menambah nilai atau kegunaan barang yang sudah ada menjadi lebih tinggi
nilainya. Perhatikan contoh berikut. Tukang kayu yang mengecat kursi hasil buatanya. Pedagang yang
membeli sepeda bekas lalu ia bersihkan, perbaiki, dan dicat kembali lalu dijual. Berdasarkan uraian di
atas, produksi menurut ilmu ekonomi adalah setiap kegiatan yang dilakukan manusia untuk
menghasilkan/menaikan nilai kegunaan barang/jasa.

 Tujuan Produksi

Tujuan kegiatan produksi, antara lain:

1. Menghasilkan/menciptakan suatu barang.


2. Menambah serta meningkatkan nilai guna barang yang sudah ada.
3. Memenuhi kebutuhan manusia.
4. Memperoleh tambahan penghasil untuk mendapatkan alat pemuas lainya.

1.
o   Jenis-jenis Usaha yang Memerlukan Produksi

o Usaha jasa, merupakan merupakan kegiatan produksi alat pemenuhan kebutuhan


berupa jasa tertentu, seperti, salon kecantikan, asuransi, p
o Usaha ekstraktif, yaitu usaha yang dilakukan dengan cara mengambil langsung
sumber daya alam tanpa mengubah wujud barang produksi tersebut.
o enginapan, dan aneka produk jasa lainya.
o Usaha Agraris, adalah usaha yang bergerak dengan cara mengelola tanah dan
hewan untuk menghasilkan alat pemenuh kebutuhan manusia contohnya perkebunan.

    Kerangka Pikir

Kerangka pikir yang dibangun dalam kegiatan kajian evaluasi dampak ini adalah sebagai berikut:

Model SL-PTT

Peningkatan Produksi Padi

Difusi Inovasi

Berdasarkan logical framework tersebut kajian evaluasi dampak SL-PTT Padi ingin diketahui apakah
kegiatan SL-PTT berpengaruh pada peningkatan produksi padi dan difusi inovasi petani?
      I.        METODOLOGI KAJIAN EVALUASI DAMPAK
 

1. A.   Model Evaluasi

Model evaluasi yang digun adalah model before and after evaluation yakni membandingkan pengaruh
sebelum dan sesudah dilaksankan SL-PTT terhadap peningkatan produksi dan difusi inovasi.

1. B.   Variabel

Variabel yang digunakan adalah Peningkatan Produksi dan Difusi Inovasi oleh Petani.

1. C.   Indikator

Indikator yang digun adalah penambahan produksi padi untuk variabel peningkatan produksi dan
frekwensi petani yang melakukan difusi.

1. D.   Alat Ukur
Alat ukur yang digun adalah perbandingan jumlah produksi sebelum dan sesudah adanya kegiatan SL-
PTT dan perbandingan frekwensi serta peningkatan wilayah difusi oleh petani sebelum dan sesudah
adanya kegiatan SL-PTT

1. E.    Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dengan petani menggunakan kuesioner.

1. F.    Penentuan Petani Sampel

Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling method, sampel yang diambil adalah
petani dari kelompok tani yang menerima program SL-PTT pada tahun 2011 dengan jenis irigasi tadah
hujan di Kecamatan Cibadak dan Warunggunung Kabupaten Lebak sebanyak 30 orang.

1. G.   Teknik Analisis Interpretasi Data

Analisis interpretasi data menggunakan SPSS 17, dengan model analisis data yang digunakan adalah
statistik parametrik Paired Sample T Test dimana dua pengukuran pada subjek yang sama terhadap
suatu pengaruh atau perlakuan tertentu diukur. Dasar pemikirannya adalah apabila kegiatan SL-PTT
tidak memiliki pengaruh, maka perbedaan rata-ratanya adalah nol.

1. H.   Keterbatasan Evaluasi

Evalusi ini terbatas pada aspek peningkatan produksi dan difusi inovasi, meski dampak dari kegiatan SL-
PTT memiliki dampak pada aspek-aspek lainnya seperti Perilaku Petani, Kelembagaan Petani dan lain
sebagainya.
    II.        HASIL DAN PEMBAHASAN
 
Evaluasi dampak SL-PTT padi dilaksanakan pada tanggal 1 sampai dengan 12 juli 2013, di Kecamatan
Cibadak Desa Bojong Leles di Kelompok dengan petani sampel sebanyak10 orang dan di Kecamatan
Warunggunung Desa Jagabaya dengan petani sample sebanyak 10.
Hasil analisis pengaruh SL-PTT terhadap produksi dan terhadap difusi inovasi, dengan tingkat
kepercayaan 0.05 menggunakan Paired –Sample T test adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh SL-PTT terhadap Produksi

Pengaruh SL-PTT terhadap Produksi yang dianalisa menggunakan SPSS 17 dengan hasil analisa
sebagai berikut:
Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Sebelum 2.817500 20 .3703750 .0828184

Sesudah 3.2225 20 .41310 .09237

Hasil analisa Paired Samples Statistic dengan jumlah samplel 20 orang dengan nilai rata-
rata (mean) sebelum dilaksanakan kegiatan SL-PTT Padi adalah 2.82 meningkat setelah adanya
kegiatan SL-PTT Padi menjadi 3.22.
Sedangkan untuk mengetahui apakah kegiatan SL-PTT Padi berpengaruh terhadap peningkatan
produksi dapat dijelaskan dalam Paired Samples Correlation di bawah ini:

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Sebelum  & Sesudah 20 .918 .000

Nilai Sig (0.000) < tingkat kepercayaan (α) 0.05 menunjukan bahwa SL-PTT memberikan pengaruh yang
sangat kuat terhadap peningkatan produksi padi yaitu sebesar 0.918.
Sedangkan untuk mengetahui apakah ada perubahan antara sebelum dan sesudah dilaksanakan
kegiatan SL-PTT terhadap Produksi Padi dapat digambarkan sebagai berikut:
Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence
Interval of the
Difference

Std. Std. Error Sig. (2-


Mean Deviation Mean Lower Upper t Df tailed)

Pair Sebelum  – -.4050000 .1637553 .0366168 -.4816398 -.3283602 -11.060 19 .000


1 Sesudah

Hipotesis:
H0 = Tidak ada perbedaan antara jumlah produksi sebelum dan sesudah dilaskanakan kegiatan SL-PTT.
H1 = Ada perbedaan jumlah produksi antara sebelum dan sesudah dilaksanakan kegiatan SL-PTT.
Dengan memutlakan nilai t hitung dan membandingkannya dengan nilai t tabel maka dapat diketahui
bahwa t hitung 11.060 > dari t tabel (0.975,19) 2.093.  Dengan demikian H0 ditolak sehingga terdapat
perbedaan jumlah produksi antara sebelum dan sesudah dilaksankaan kegiatan SL-PTT.
Hasil analisis menggunakan paired sample t test di atas menunjukan bahwa kegiatan SL-PTT memiliki
pengaruh terhadap peningkatan produksi yang signifikan, dengan demikian paket teknologi SL-PTT
seperti penggunaan pupuk berimbang, penggunaan varietas benih unggul, pengelolaan hama terpadu,
penggunaan sistem pertanaman spesifik lokasi dan lain sebagainya menjadi komponen utama yang perlu
dikembangkan agar peningkatan produksi dapat terwujud.

1. Pengaruh SL-PTT terhadap Difusi inovasi

Analisis pengaruh kegiatan SL-PTT terhadap peningkatan frekwensi difusi inovasi yang dilakukan oleh
petani dapat dilihat pada tabel Paired Samples Statistics dibawah ini:

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Sebelum 1.25 20 .851 .190

Sesudah 4.70 20 1.081 .242


Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Sebelum 1.25 20 .851 .190

Hasil analisa menggunakan SPSS 17 tentang peningkatan frekwensi difusi inovasi oleh petani
menunjukan bahwa terdapat peningkatan nilai rata-rata sebesar 3.45 dari jumlah sample sebanyak 20
orang petani.
Sedangkan untuk mengetahui apakah kegiatan SL-PTT memiliki pengaruh terhadap aktivitas petani
dalam melakukan difusi inovasi dapat digambarkan pada tabel dibawah ini:

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Sebelum  & Sesudah 20 .544 .013

Nilai Sig (0.000) < tingkat kepercayaan (α) 0.05 menunjukan bahwa SL-PTT memberikan pengaruh kuat
terhadap peningkatan difusi inovasi yaitu sebesar 0.544.
Sedangkan untuk mengetahui apakah ada perubahan antara sebelum dan sesudah dilaksanakan
kegiatan SL-PTT terhadap peningkatan frekwensi difusi inovasi dapat digambarkan sebagai berikut:
Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence
Interval of the Sig. (2-
Difference T df tailed)
Std.
Std. Error
Mean Deviation Mean Lower Upper

Pair Sebelum  – -3.450 .945 .211 -3.892 -3.008 -16.335 19 .000


1 Sesudah

Hipotesis:
H0 = Tidak ada perbedaan antara frekwnensi difusi inovasi oleh petani sebelum dan sesudah
dilaskanakan kegiatan SL-PTT
H1 = Ada perbedaan jumlah frekwensi difusi inovasi oleh petani antara sebelum dan sesudah dilaksanakan
kegiatan SL-PTT
Dengan memutlakan nilai t hitung dan membandingkannya dengan nilai t tabel maka dapat diketahui
bahwa t hitung 16.335 > dari t tabel (0.975,19) 2.093.  Dengan demikian H0 ditolak sehingga terdapat
perbedaan frekwensi difusi inovasi oleh petani antara sebelum dan sesudah dilaksanakan kegiatan SL-
PTT.
Hasil kajian tentang pengaruh SL-PTT terhadap difusi inovasi memiliki korelasi yang signifikan dan terjadi
peningkatan frekwensi difusi inovasi yang dilakukan oleh petani. Meingkatnya difusi inovasi setelah
kegiatan SL-PTT diakibatkan karena petani mengambil keputusan untuk menerapkan SL-PTT dan adopsi
tersebut berhasil dan sehingga petani melakukan difusi ke petani lain.
 
   III.        KESIMPULAN DAN SARAN
 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan kajian evaluasi dampak ini adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan SL-PTT Padi Sawah berpengaruh sangat kuat (signifikan) terhadap meningkatnya
produksi sebesar 0.918
2.  Kegiatan SL-PTT padi sawah berpengaruh kuat terhadap peningkatan frekwensi difusi oleh
petani sebesar 0,544.
3. Saran
1. Peningkatan produksi sebagai akibat dari kegiatan SL-PTT padi sawah perlu
dipertahankan dan ditingkatkan sehingga dapat memenuhi target.
2. Peningkatan difusi inovasi perlu ditingkatkan dengan cara mendorong petani
terutama oleh penyuluh untuk mensosialisasikan keunggulan teknologi SL-PTT kepada
petani lain.

 
DAFTAR PUSTAKA
       
Arikunto, dkk. 2008, Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan
Praktisi pendidikan, edisi 2, Bumi Aksara, Jakarta.
Deptan, 2008, Pedoman SL-PTT Padi Sawah, Departemen Pertanian, Jakarta
Effendi L, 2011 Modul Evaluasi Dampak, Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Bogor. Bogor.
Ellies, Peter, 2006, Impact Evaluation: Methodological and Operational Issues. Australan Aid Office of
Development effectiveness
 
Rossi, Peter H., and Freeman, Howard E., 1985, Evaluation: A Systematic Approach, Sage Publication
Inc. Beverly Hills, California, USA
Yulianto, G. 2008, Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian di Kecamatan Bantul, STPP Yogyakarta,
Yogyakarta
Share this:

 Twitter
 Facebook1
 Google
 Reddit
 Tumblr
 Pocket
 Email

This entry was posted in Agribisnis, Kaji Terap, penyuluhan and tagged evaluasi dampak, evaluasi penyuluhan, pad


sawah, peneltian pertanian, penyuluhan, sl-ptt.

KAJI TERAP AYAM BURAS


POSTED ON FEBRUARY 13, 2013 UPDATED ON FEBRUARY 13, 2013
PENDAHULUAN
Latar belakang
Perkembangan ayam buras (bukan ras) atau lebih dikenal dengan sebutan ayam kampung di Indonesia
berkembang pesat dan telah banyak dipelihara oleh peternak-peternak maupun masyarakat umum
sebagai usaha untuk pemanfaatan pekarangan, pemenuhan gizi keluarga serta meningkatkan
pendapatan.
Ayam buras atau ayam kampung, merupakan salah satu sumber daya pertanian yang telah lama kita
miliki. Hampir disetiap desa di seluruh Indonesia, penduduknya telah mengenal ayam buras. Mulai dari
Petani yang kaya hingga petani kecil dengan cara pemeliharaan yang berbeda-beda. Faktor yang
terpenting pada usaha pemeliharaan ayam buras adalah pakan. Hampir 60-80% dari komponen produksi
untuk pengadaan pakan. Biaya pakan ini bisa kita tekan dengan cara menggunakan bahan pakan yang
sederhana namun mempunyai nilai gizi sama/lebih dengan pakan ternak yang telah ada sebelumnya.
Salah satu upaya kearah ini adalah dengan menyusun sendiri ransum pakan ternak dengan
menggunakan bahan yang ada disekitar kita.
Dikarenakan dengan pemeliharaan sistem tradisional, produksi telur ayam buras sangat rendah, ± 60
butir/tahun/ekor. Berat badan pejantan tak lebih dari 1,9 kg dan betina ± 1,2 ~ 1,5 kg, maka perlu
diintensifkan. Pemeliharaan yang intensif pada ayam buras, dapat meningkatkan produksi telur dan
daging, dapat mencegah wabah penyakit dan memudahkan tata laksana.
Sistem pemeliharaan ayam buras meliputi : bibit, pemeliharaan, perkandangan, pakan dan pencegahan
penyakit. Faktor yang terpenting pada usaha pemeliharaan ayam buras adalah pakan. Oleh karena itu
untuk melihat seberapa jauh pengaruh pakan terhadap produkktifitas ayam buras perlu dilakukan kaji
terap.
Kaji-terap adalah metode penyuluhan pertanian untuk meningkatkan kemampuan petani nelayan dalam
memilih paket teknologi usaha tani yang telah direkomendasikan sebelum didemonstrasikan dan atau
dianjurkan, yang pelaksaannya dilakukan oleh kontak tani-nelayan di lahan usaha tani-nelayannya
dengan bimbingan penyuluh pertanian.
Tujuan

1. Meyakinkan paket teknologi pemeliharaan ayam buras melalui pemberian pakan yang paling
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan serta kondisi usaha dan sosial ekonomi petani di
wialayah tertentu.
2. Mempercepat penyebaran informasi teknologi pemeberian pakan yang telah
direkomendasikan secara umum.
3. Memperoleh hasil pengkajian untuk bahan rekomendasi ransum pakan ternak ayam buras
yang sesuai dengan kondisi lapangan.

PELAKSANAAN
 Materi Kaji Terap
Materi kaji terap adalah Ayam Buras dewasa sebanyak 24 ekor (siap produksi), dengan perbandingan 4
jantan, 20 betina. Ayam yang digunakan harus yang memenuhi syarat, dengan icri-ciri sbb.
Ciri-ciri bibit yang baik :
a. Ayam jantan
– Badan kuat dan panjang.
– Tulang supit rapat.
– Sayap kuat dan bulu-bulunya teratur rapih.
– Paruh bersih.
– Mata jernih.
– Kaki dan kuku bersih, sisik-sisik teratur.
– Terdapat taji.
b. Ayam betina (petelur) yang baik
– Kepala halus dan matanya terang/jernih.
– Mukanya sedang (tidak terlalu lebar).
– Paruh pendek dan kuat.
– Jengger dan pial halus.
– Badannya cukup besar dan perutnya luas.
– Jarak antara tulang dada dan tulang belakang ± 4 jari.
– Jarak antara tulang pubis ± 3 jari.
Metode pengkajian
Metode pengkajian adalah penerapan teknologi pakan dengan 3 perlakuan berupa 3 macam formulasi
ransum dengan susunan sebagai berikut :
1. Formulasi ransum ayam buras dewasa menggunakan ransum campuran terdiri dari :
– 3 bagian pakan komersil,
– 6 bagian dedak halus
– 4 bagian jagung giling
– ditambah sisa dapur dan ari pekarangan
2. Ransum campuran yang terdiri dari :
– 1 bagian ransum komersial,
– 4 bagian dedak halus
– ditambah sisa dapur dan hijauan dari pekarangan.
3. Ransum yang biasa dibarikan peternak terdiri dari :
– dedak
ditambah sisa dapur dan hijauan dari pekarangan
Ssistem pemeliharaan diumbar dengan pemberian pakan tambahan.
Petunjuk teknis kaki terap
a. Cara Pencampuran
Pencampuran sebaiknya dilakukan secara bertahap. Apabila ayam yang dipelihara jumlahnya sedikit ,
maka pencampuran ransum sebaiknya dilakukan untuk kebutuhan 1 minggu atau cukup membuat
campuran ransum untuk 10 kg. Tujuannya adalah untuk menghindari agar makanan tidak berjamur.
Perlakuan/formulasi ransum yang diberikan adalah :

No Bahan Pakan Perlakuan I Perlakuan II KontrolI

1 Pakan petelur 1 bag (1,25 Kg) 1 bag (2 Kg) –


2 Dedak 4 bag (5 Kg) 4 bag (8 Kg) 10 kg

3 Jagung giling 3 bag (3,75 Kg) – –

4 Bahan lain Grit/vit B, sesuai anjuran Sisa dapur Sisa dapur

Jumlah 10 Kg 10 Kg (10 Kg)

b. Cara Pemberian
Pemberian ransum untuk ayam dewasa dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore. Kebutuhan
ransumnya berkisar 70-100 gram/ekor/hari. Bila perlu diberikan pakan tambahan berupa hijauan atau
sayuran. Untuk anak ayam umur 1 hari sampai 12 minggu ransum dan air minum harus tersedia setiap
saat dan tidak terbatas jumlahnya. Pemberian ransum pada anak ayam muda sebaiknya 3-4 kali sehari.
Hindari pemberian ransum yang berlebihan agar ransum tidak terbuang dan berjamur.
c. Tempat Pakan
Tempat ayam sebaiknya terbuat dari bahan yang tidak berkarat seperti bambu atau paralon yang dibelah,
belahan bambu ini hanya masuk kepala ayam agar ransum tidak dicakar dan tumpah.
. Lokasi kaji terap;
Lokasi yang digunakan sebagai pelaksana kaji terap adalah anggota kelompok/peternak yang sudah
biasa memelihara ayam buras , menyediakan pakan secara swadaya sesuai anjuran dan memiliki
kandang dengan persyaratan sbb :
Syarat kandang yang baik, yaitu :

1. Cukup mendapat sinar matahari.


2. Cukup mendapat angin atau udara segar.
3. Jauh dari kediaman rumah , jarak minimal 50 m
4. Bersih.
5. Sesuai kebutuhan (umur dan keadannya).
6. Kepadatan yang sesuai.
7. Kandang dibuat dari bahan yang murah, mudah didapat dan tahan lama.

Kepadatan kandang :
a. Ayam dara 1 m2 untuk 14 – 16 ekor.
c. Ayam masa bertelur, 1 – 2 m2 untuk 5 ekor dan pejantan 1 ekor.
Pembinaan :
1) Tingkat kabupaten meliputi :
– Pengendalian dan Pembinaan Kaji Terap.
– Penyusunan Pedoman, Juklak dan Juknis.
– Pembinaan petugas tingkat BP3K.
– Supervisi lapangan
2) Tingkat BP3K meliputi :
– Penjabaran pedoman, Juklak dan Juknis.
–  Pembinaan operasional penyelenggaraan dan pelaksanaan kaji terap.
–  Supervisi lapangan.
3) Tingkat wilayah binaan meliputi :
– Bimbingan untuk penyelenggaraan kaji terap.
– Bimbingan teknis di lapangan terutama dalam alih teknologi
– Bimbingan organisasi dan administrasi dalam mengembangkan kerjasama antar petani-nelayan dalam
satu kelompok.
Pemantauan dan Evaluasi :
1) Pemantauan :
Untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan lapangan, permasalahan dan hasil kaji terap dilakukan
pemantauan oleh Penyuluh Pertanian secara teratur dan berkesinambungan. Pemantauan
perkembangan penyelenggaraan dan pelaksanaan dilakukan mulai dari tingkat pusat, propinsi,
kabupaten dan lapangan.
Pemantauan oleh penyuluh pertanian dapat dilakukan melalui pengamatan lapangan secara langsung
selama pelaksanaan kaji terap atau menganalisa data dan laporan yang diterima dari penyuluh pertanian
di lapangan.
2). Hasil Kajian
Data yang akan dikaji dari hasil kaji terap ini adalah ;
Pengaruh pakan terhadap produktifitas bertelur

Uraian Perla-kuan I Perla-kuan II Perla-

kuan IIIKontrolProduktifitas Telur/siklus (btr)    Produksi telur per tahun (butir)


3) Evaluasi :
Evaluasi dapat dilakukkan selama kegiatan berlangsung dan pada waktu kegiatan telah selesai. Hal-hal
yanng dievaluasi adalah materi pelaksanaan, lokasi dan biaya penyelanggaraan dan analisa usaha..
PENUTUP
Demikian Petunjuk Teknis Kaji Terap Pengaruh pemberian ransum terhadap produktifitas dan produksi
ayam buras masa bertelur yang dilaksanakan di peternak lokasi kaji terap. Semoga dapat dilaksanakan
sesuai dengan petunjuk yang telah

Contoh Naskah Siaran Radio Pertanian


JUDUL    : PELUANG USAHA TANAMAN PANGAN DENGAN TERNAK SAPI
NASKAH : SITTA SAFWANI, S.TP

DURASI  : 3 Menit

No Pelaku/ jenis Teks suara


suara/ tempat

1. Music pembuka In-up-down-out

Music

2. Diteras rumah Suara semilir angin


Aisah

3. Aisah ayo bang… kapan kita nikah…? abang bilang kalo


abang pulang dari kota kita segera nikah,
mana?  lamaran orang semua udah ais tolak karena
nunggu abang… eee… abang bilang malah mesti
tunggu cari kerja lagi…, lama amat sih bang…

4. Leman aduuu, sabarlah ais.., abang pusing ni…! Sekarang


abang kan lagi nganggur, Udah banyak lamaran yang
abang kirim, belum ada satupun yang membalas. Kalo
kita nikah sekarang ntar anak-anak kita nanti mau
makan apa?

5. Aisah yaa…, makan nasi lah bang, masak makan pasir…


(merajuk) ya udah lah, kalo abang lama kali, kita putus
ajalah bang.., biar ais nikah ama laki-laki pilihan abah
ais aja…(turun dari kursi dan hendak pergi)

6. Leman (buru-buru mencegah) e..e..e.. iya..iya.. ais jangan


gitulah, iya kita segera nikah, tapi…

7. Aisah tapi apa bang?

8. Leman tapi… apa abah ais mau terima abang yang


pengangguran?
9. Aisah ya elah… si abang…, hari gini kok masih suntuk nyari
kerjaan sih, abangkan punya lahan warisan tuh
dibelakang rumah abang, luas kayaknya.., kenapa kita
nggak pake aja tuk usaha tani bang…?

10 Leman (berpikir) hm…, oke juga ya ide kamu… kita apakan


. ya?

11 Aisah menurut ais.., kita bisa nanam apa aja, seperti ketela,
. ubi kayu atau jagung manis bang, kan gak lama tuh, 3
bulan dah bisa panen,  trus untuk meningkatkan
hasilnya,  kita bisa sekalian piara sapi…, karena limbah
tanaman bisa dibuat untuk pakan sapi,dan limbah sapi
bisa untuk pupuk tanaman bang.., gmn?

12 Leman aduuu ais, kamu tau darimana?


.

13 Aisah ya.., abahku kan masuk kelompok tani bang.., tiap


. minggu kan PPL datang tuk kasi kita pengarahan, nanti
abang masuk kelompok tani deh, biar kita bisa banyak
belajar…

14 Leman kamu kenal sama PPL nya? Kalo kenal aku mau
. bincang-bincang dengan beliau tentang ide ini…

15 Aisah ya kenal dong.., yok aku antarin.. (suara langkah kaki


menuju BPP) Assalamu’alaikum..

16 PPL wa’alaikumussalam, ee.. dek ais, ada apa? tumben ke


. BPP, biasanya abahmu yang suka kesini...

17 Aisah ini.. bang leman mau ngobrol gmn kalo kita buka lahan
.
jagung sama ternak sapi…

18 PPL Ooo... silahkan (mempersilahkan duduk keduanya)


.

19 Leman begini pak.. saya punya lahan sekitar setengah hektar


. pak.. kalo saya tanami jagung manis gimana menurut
bapak?

20 PPL waaah.. bagus itu pak, jagung manis adalah tanaman


. yang sangat gampang untuk di pelihara dan
mempunyai prospek yang bagus saat di panen,
penanaman jagung manis relatif gampang. Setelah
lahan dicangkul sampai halus, barulah ditajuk dengan
kedalaman tiga sentimeter untuk menaruh bibit yang
akan ditanam. Kemudian, bibit ditimbun sekadarnya.
Tekstur tanahnya harus gembur. Tidak boleh diinjak
karena dapat menyebabkan tanah menjadi padat.
Nahhh, kemudian setiap lubang diisi sebutir benih
dengan jarak 20–70 sentimeter. Dalam satu batang,
jagung manis memiliki satu–tiga tongkol, tapi untuk
menjaga agar buah maksimal satu batang ditinggalkan
satu tongkol. Sedangkan soleng  atau buah muda bisa
dipanen dan dijual untuk konsumsi sayur pada umur 50
hari. Dengan menjual soleng tersebut, biasanya
mampu mengembalikan modal kita untuk pengadaan
pupuk dan bibit, sehingga kita mendapatkan
keuntungan utuh saat panen. Selain soleng, daun
jagung juga bisa dijual untuk pakan ternak.

21 Leman berarti kalo kita tambah piara sapi akan lebih untung ya
. pak?

22 PPL oh iya.., menempatkan dan mengusahakan


. sejumlah ternak sapi di areal tanaman pangan tanpa
mengurangi aktivitas dan produktivitas tanaman
tersebut, itu sangat baik.  bahkan keberadaan ternak
sapi ini dapat meningkatkan
produktivitas tanamansekaligus meningkatkan
produksi sapi itu sendiri. Ternak sapi memanfaatkan
produk ikutan dan produk sampingtanaman atau sisa-
sisa hasil tanamanuntuk pakan ternak dan
sebaliknya ternak sapi dapat menyediakan bahan baku
pupuk organik sebagai sumber hara yang
dibutuhkan tanaman. Naaah…. limbah tanaman jagung
dapat digunakan sebagai pakan sapi dalam beberapa
cara, bisa sapi digembalakan di lading jagung, limbah
dipanen dan langsung diberikan kepada sapi, atau
dibuat silase atau di fermentasi… bagaimana caranya
nanti bisa kita buat demontrasi cara di lapangan…

23 Aisah (mengangguk-angguk lalu menoleh pada leman)


. gimana bang udah mantap rencananya?

24 Leman (tersenyum dan bersalaman dengan PPL) terima kasih


. pak, nanti saya ikut pertemuan kelompok tanilah,
supaya bisa banyak belajar sambil memulai usaha ini…
kami permisi dulu ya pak.. Assalamu’alaikum..(lalu
melangkah keluar bersama aisah)

25 PPL Wa’alaikukussalam
.

26 Aisah gimana bang, jadi kita nikahnyakan gak pake lama…


.

27 Leman iya..iya.. nanti malam abang ke rumah ais ya, mau


. ngobrol dengan abah ais.. abang udah mantap dengan
rencana abang, jadi uang kerja abang di kota itu bisa
buat modal buka usaha jagung dan beli anak sapi
nantinya… semua ini karena ide cemerlang kamu ais,
abang makin cinta. Ngomong-ngomong PPL nya masih
muda dan pintar ya…, kamu kok kenal, emangnya
kamu sering ikut pertemuan dengan abahmu ya..

28 Aisah hehehe…enggak bang, pak PPL itu kan pernah


. ngelamar ais bang... (sambil senyum-senyum)
29 Leman HAAAAHHHH……….????
.

30 Musik penutup In-up-down-up

NASKAH SIARAN RADIO FAST FM


PERKANDANGAN SAPI POTONG
Oleh : Ir. Margono, MMA dan Derisen

A.    Opening

Assalamu'alaikum keluarga fast / bagaimana kabar keluarga fast malam hari ini?/ moga sehat dan baik-
baik saja ya/baiklah keluarga fast/malam hari ini saya bersama Bapak : Ir. Margono, MMA/akan
membahas tentang perkandangan sapi/ khususnya sapi potong/sebagaimana kita ketahui
bahwa kandang /merupakan salah satu faktor produksi yang belum mendapat perhatian dalam usaha
peternakan sapi potong khususnya peternakan rakyat./Tanpa disadari bahwa kandang yang tidak sesuai
dengan persyaratan teknis dapat mengganggu produktivitas ternak/Lalu bagaimana sebenarnya kandang
yang memenuhi syarat?

B.    Conten

Keluarga fast fm/kandang yang memenuhi syarat adalah/kandang yang memenuhi kaidah-kaidah lokasi
dan konstruksi/yang sesuai dengan tujuan dan pola pemeliharaann ternak.
1.     Syarat Lokasi
a.      Ketersediaan sumber air untuk minum, memandikan dan membersihkan kandang ternak,
b.     Dekat dengan sumber pakan,
c.      Kemudahan akses transportasi untuk penyediaan pakan dan pemasaran,
d.     Tersedia areal untuk perluasan jika dibutuhkan,
e.      Lokasi lebih tinggi dari sekelilingnya sehingga memudahkan untuk pembuangan limbah dan menghindari
genangan air pada waktu hujan,
f.      Jarak kandang dengan bangunan umum dan perumahan minimal 10 m,
g.     Tidak mengganggu kesehatan lingkungan,
h.     Limbah ternak dapat tersalur dengan baik.

2.     Syarat Tekhnis Konstruksi Kandang


Konstruksi kandang dirancang sesuai dengan agroklimat wilayah setempat,tujuan pemeliharaan, dan
status fisiologis ternak dan tentu saja sesuai dengan kemampuan serta bahan yang ada.
  
a.     Bahan kandang
Bahan kandang hendaknya disesuaikan dengan tujuan usaha dan kemampuan ekonomi. Dalam memilih
bahan kandang hendaknya dipilih bahan lokal yang banyak tersedia dan minimal tahan digunakan untuk
jangka waktu 5 – 10 tahun.

b.     Lantai Kandang
Berdasarkan kondisi lantai, terdapat 2 macam lantai yaitu sistem litter dan non litter, dimana sistem liter
cocok diterapkan pada kandang koloni/kelompok, sedangkan kandang non litter lebih cocok untuk
kandang individu yang perlu dibersihkan secara rutin. Yang perlu diperhatikan hal lantai kandang adalah :
1. Harus kuat, tahan lama, tidak licin dan tidak terlalu kasar, mudah dibersihkan dan mampu
menopang beban yang ada diatasnya.
2. Dapat berupa tanah yang dikeraskan, beton, pasir semen (PC) dan kayu yang kedap air.
3. Tingkat kemiringan lantai kandang sangat penting untuk menjaga drainase kandang.
4. Tingkat kemiringan lantai tidak boleh lebih dari 2-5⁰ artinya perbedaan tinggi antara lantai depan
dengan lantai belakang pada setiap panjang lantai 1 meter tidak lebih dari 5 cm.
c.      Atap Kandang
1. Dapat dibuat dari bahan yang murah seperti atap alang-alang, daun kelapa atau mengunakan
seng dan asbes.
2. Untuk atap yang berasal dari daun kelapa dan alang-alang perlu lebih miring berkisar 30%
sehingga air hujan yang jatuh dapat segera mengalir sedangkan atap seng dan asbes kemiringan
minimal 15%-20% untuk dapat menjamin air hujan dapat mengalir dengan baik.
3. Untuk dataran rendah sebaiknya minimal ketinggian atap 3,5 meter sedangkan untuk dataran
tinggi 2,5 meter.
Berdasarkan bentuk atap kandang, terdapat beberapa model atap kandang yaitu :
 Atap monitor
 Atap semi monitor
 Shade
 Gable
Model atap monitor dan semi monitor lebih cocok untuk daerah dataran rendah, sedangkan model shade
dan gable cocok untuk dataran tinggi yang relatif dingin.

d.     Dinding Kandang
Dinding terbuat dari tembok, kayu, bambu atau bahan bangunan lainnya. Dalam pembuatan kandang
yang perlu diperhatikan adalah ventilasi yang menjamin terjadinya pertukaran udara secara teratur, tetapi
sekaligus dapat melindungi ternak dari terpaan angin kecang dan suhu dingin. Untuk dataran rendah
yang suhu udaranya panas sebaiknya dinding kandang lebih terbuka, sedangkan untuk dat aran tinggi
yang suhu udaranya panas sebaiknya tertutup.

e.     Lorong atau Gang


Jika yang ingin dibuat adalah kandang individu dua baris maka perlu dibuat lorong atau gang, agar
memudahkan pengelolaan seperti mengangkut pakan dan pembuangan kotoran, minimal lebar lorong
dapat dilewati gerobak.
f.      Perlengkapan Kandang
1. Tempat pakan dan minum : Pada umumnya tempat pakan  berukuran, panjang 90-100 cm dan
tempat minum 50-60 cm dengan lebar 50 cm. Tinggi dinding tempat pakan bagian luar 80 cm dan bagian
dalam 50 cm. 
2. Selokan : Merupakan saluran yang berfungsi untuk pembuangan kotoran, selokan sebaiknya
berukuran lebar 30-40 cm dengan kedalaman 15-20 cm. 
3. Tempat penampungan kotoran : Tempat penampungan kotoran; ukuran dan bentuknya
disesuikan dengan kondisi lahan dan tipe kandang. Pembuangan kotoran dari kandang dilakukan setiap
hari melalui selokan dan disalurkan ke tempat penampungan. Bak penampungan berfungsi untuk proses
pengeringan dan pembusukan feses menjadi kompos.
g.     Tife Kandang
1)     Kandang Individu
Kandang individu adalah tipe kandang untuk pemeliharaan satu ternak satu kandang atau ada sekat
pemisah antara sapi. Luas kandang individu disesuaikan dengan ukuran tubuh sapi yaitu sekitar panjang
2,5 meter dan lebar 1,5 meter. Kandang individu memiliki kelebihan yaitu sapi lebih tenang dan tidak
mudah stress, pemberian pakan dapat terkontrol sesuai dengan kebutuhan ternak, menghindari
persaingan pakan dan keributan dalam kandang. Menurut susunannya, terdapat beberapa macam
kandang individu yaitu :
 Satu baris dengan posisi kepala searah
 Dua baris dengan posisi kepala searah, dengan lorong ditengah
 Dua baris dengan posisi kepala berlawanan , dengan lorong ditengah
2)     Kandang Kelompok
Adalah tipe kandang pemeliharaan beberapa ekor ternak, secara bebas di dalam kandang.

h.     Jenis Kandang
1)     Kandang Induk
Kandang untuk pemeliharaan induk mulai dari induk sapi bunting (mulai bunting 7 bulan) sampai anak
yang dilahirkan lepas sapih (umur 4 bulan sampai dengan 7 bulan).

2)     Kandang Sapih
Tempat pemeliharaan anak sapi (pedet) lepas sapih (umur 4 bulan sampai dengan 7 bulan) sampai umur
± 18 bulan. Biasanya menggunakan kandang kelompok. Kapasitas kandang untuk pembesaran per ekor
sebesar 2,5 – 3 m. Kandang pemeliharaan bertujuan untuk menghindari persaingan dengan sapi
muda/dewasa. Ternak yang dipelihara dalam satu kandang harus mempunyai kondisi badan yang sama
atau hampir sama, untuk menghindari persaingan sesamanya. Pemeliharaan berikutnya setelah dari
kandang pembesaran dilakukan pemisahan antara jantan dan betina di kandang individu atau kandang
kelompok agar anak tidak dapat menyusu pada induknya.

3)     Kandang Pejantan
Kandang khusus untuk pemeliharaan sapi pemacek. Kontruksi kandang pejantan harus kuat serta
mampu menahan benturan dan dorongan serta memberikan kenyamanan dan keleluasaan bagi ternak.
Luas kandang pejantan adalah 270 cm X 220 cm.

4)     Kandang Karantina
Kadang karantina digunakan untuk mengisolasi ternak dari ternak yang lain dengan tujuan pengobatan
dan pencegahan penyebaran suatu penyakit. Kandang karangtina letaknya terpisah dari kandang yang
lain.

5)     Kandang Jepit
Adalah untuk melakukan kegiatan perkawinan IB, perawatan, pengendalian penyakit dan lain
sebagainya. Kontruksi kandang jepit harus kuat untuk menahan gerakan sapi dan ukuran kandang jepit
yaitu panjang 110 cm, lebar 70 cm dan tinggi 110 cm.

C.    Closing

Keluarga Fast FM yang berbahagia/tanpa terasa/waktu bagi pembahasan kita mengenai/perkandangan


sapi potong telah berakhir//kongkulasi dari bahasan kita malam ini adalah/bahwa kandang yang
memenuhi syarat/akan memberikan rasa nyaman/aman/keleluasaan bagi ternak/dan akhirnya akan
berdampak pada/kesehatan ternak/peningkatan produktivitas ternak/efesiensi tenaga kerja serta
mengurangi dampak pada lingkungan sekitar./Akhirnya kami mengucapkan terimakasih dan mohon pamit
pada keluarga Fast FM yang telah setia mengikuti acara ini/sampai berjumpa dilain waktu dan topik
pembahasan lainnya/selamat malam/selamat beristirahat.

MEMBUAT INFORMASI PENYIARAN LEWAT RADIO


Naskah Siaran

Mungkin ada yang bingung dengan judul di atas. "Siaran pakai


naskah ? yang bener aja," pikir mereka. "Kalo siaran .. ya siaran, bicara sesuai dengan apa
yang dipikirkan, ga perlu pake naskah, emang mau bikin sandiwara radio, ribet banget sih".
Hem .. mungkin bagi penyiar yang udah pinter banget berkata-kata, emang ga perlu kali ya
tiap siaran bikin naskahnya. Namun bagi para pemula, keberadaan naskah siaran sangatlah
penting.

Karena kualitas seorang penyiar itu bisa dilihat salah satunya dari kemampuan dirinya
secara spontan dalam mengekspresikan kata-kata yang terucap dari bibirnya saat
mengudara. Sehingga kemampuan announcing dan adlibbing mutlak diperlukan untuk
dapat berkomunikasi dengan baik. Suara dan kata-katanya terdengar lentur, mengalir,
luwes, ekspresif dan menyenangkan bagi pendengarnya. Jadi seorang penyiar tidak hanya
duduk di depan mic dan kemudian bicara "hai" atau "hallo" saja. Tetapi dia juga harus
mampu memberikan suatu emosi pada kata-kata yang diucapkannya dan menciptakan
"teater of mind" pendengarnya. 

Nah .. salah satu cara untuk melatih kemampuan adlibbing atau bicara spontan adalah
dengan menulis naskah siaran. Dengan membiasakan diri berlatih menulis sistematis, kita
juga nanti akan terbiasa untuk bicara fokus tanpa berbelit-belit. Selain itu akan
meningkatkan daya tarik penampilan kita jika kita menulis komen-komen berbobot.

Naskah siaran berisi nama penyiar, nama stasiun radio, nama program acara, nomor
telepon, nomor sms, isi komen, judul lagu dan penyanyinya. Kemudian naskah terdiri dari
tiga bagian yaitu untuk opening greeting (salam pembuka), comment (komentar), closing
greeting (salam penutup).

Contoh Naskah Siaran

Program Intips

Durasi : 60 menit
Konten : Informasi dan Tips tentang karir, kesehatan, tanaman dan makanan
Lagu : Malaysia

Opening Greeting

Assalamu’alaikum wr wb

Apa kabar insan persada ? Mungkin Anda masih merasakan atmosfer liburan / Belum
bersemangat bekerja /// Namun / hal ini bukan menjadi “pembenaran diri” bahwa Anda
bisa berleha-leha, kan? // Kembalikan produktivitas kerja Anda dengan tips yang akan saya
bagikan / selama 60 menit ke depan / dalam Intips / Informasi dan Tips // Tetap setia di
Abdi Persada FM / jendela informasi dan media hiburan terdepan /// Ada Ami Search
dengan Isabella ///

---- lagu -----


comment 1

Menurut female.kompas.com / Jika anda ingin hari-hari anda lebih produktif / cobalah
rencanakan aktivitas kerja sehari anda dengan model kurva melengkung /// Mulai dengan
pekerjaan yang mudah dan menyenangkan di awal hari /// Begitu mulai “panas”/ selesaikan
pekerjaan yang mulai sulit / atau yang biasa Anda hindari // Lakukan pekerjaan yang paling
sulit usai makan siang // upayakan makan siang secukupnya saja / jangan terlalu kenyang
karena mengakibatkan kantuk // lalu akhiri hari dengan mengerjakan tugas yang tak terlalu
memusingkan //

---- lagu -----

Closing Greeting

Baik .. insan persada // Sedikit tips yang saya bagikan / semoga bisa membantu agar hari-
hari anda lebih produktif // Nantikan informasi dan tips menarik lainnya / hanya di Abdi
Persada FM // Saya .. pamit undur diri // Wassalam ///

Ok .. Sebenarnya ini merupakan salah satu naskah yang digunakan untuk tes adlibbing
calon-calon penyiar yang melamar di radioku. Kamu bisa mengembangkan sesuai dengan
versimu. Semoga bisa bermanfaat dan bisa digunakan untuk media latihan .. 

Sampai Jumpa di Tips Siaran berikutnya (Dini)

Contoh Naskah Siaran Radio


MENCUKUR  BULU DOMBA

POKOK BAHASAN                 : Perawatan Ternak Domba 


FORMAT SAJIAN                   : Dialog (Percakapan)
PENULIS                                 : Anonim
PRODUKSI                              : Studio Lab. Media Penyuluhan
STPP Malang
Durasi                                      : 10 menit
NO. PELAKU TEKS/JENIS SUARA
01. MUSIK IN-UP-DOWN-UNDER
02. ANN CAMPUR SARI (SAYANG-SAYANG)
03. MUSIK Selamat pagi para pendengar setia, inilah Ra
04. NARR Penyuluhan Pertanian STPP Malang. Dipan
pada gelombang FM 89,90 Mgz dari Lantai D
Lab. Media Penyulhan STPP Malang.
IN-UP-DOWN-OUT
CAMPUR SARI (SAYANG-SAYANG)
Pendengar yang berbahagia, selamat berjum
dalam acara yang sedang bapak ibu tani nan
siaran pedesaan. Semoga kehadiran kami pa
dapat menambah keceriaan suasana  keluarg
ini siaran pedesaan akan menghadirkan topi
“Pemotongan Bulu Domba”.
NO. PELAKU TEKS/JENIS SUARA

07. MUSIK IN-UP-DOWN OUT


08. NARR CAMPUR SARI (PRAHU LAYAR)
09. MUSIK Pendengar setia dimanapun anda berada, sep
10. FX ketahui seringkali pada domba yang kita pel
11. PAK TRI kutu-kutu pada bulunya. Hal ini bisa disebab
12. BU TRI perawatan dan sanitasi yang kurang baik. N
13. FX cara untuk mencegah munculnya kutu ini ad
14. BU TRI melalui pemotongan bulu. Untuk lebih jelasn
ikuti percakapan berikut ini.
IN-UP-DOWN-OUT
CAMPUR SARI (PRAHU LAYAR)
SUARA AYAM BERKOKOK DAN SUARA
PIRING DIDAPUR
Bu…Bu… tolong buatkan bapak minuman,
(OFF MIKE) Iya… tunggu sebentar ya… In
disiapkan.
SUARA MENGADUK MINUMAN
(FADE IN) Ini Pak kopinya, saya taro diatas
yah …
NO. PELAKU TEKS/JENIS SUARA

15. PAK TRI Iya, taruh aja di situ, biar ngak ke senggol an
16. FX SUARA MELETAKKAN GELAS DIATAS
17. BU TRI Kenapa to Pak, pagi-pagi kok sudah termenu
18. PAK TRI sedang mikirin apa to ?
19. BU TRI Itu, lho Bu. Domba-domba kita itu dari kem
20. PAK TRI kutuan terus, aku takut kalau lama-lama dom
21. PAK TRI +BU TRI/ menjadi kurus.
22. FX Lha terus bagaimana cara mengatasi kutu-k
BU TRI Itu yang belum aku tahu sampai sekarang, B
HENING 20 DETIK …….. YANG TERDEN
SUARA DOMBA DAN AYAM.
SETENGAH BERTERIAK… Aku ada ide P
Bagaimana kalau bapak pergi ke rumah Pak
peternakan itu lho, yang rumahnya dekat Po
Siapa tahu beliau bisa memberikan jalan kel
NO. PELAKU TEKS/JENIS SUARA

23. PAK TRI Eehm…… Ibu bener juga yah. Baiklah pagi
24. MUSIK ke rumah Bapak PPL kita, untuk menanyak
25. FX IN-UP-DOWN-UNDER
26. …………. (DANGDUT/SALAH ALAMAT)
27. NARRATOR ……………………….
28. MUSIK ………………………..
Demikianlah Bapak/Ibu tani di mana saja be
simak bersama siaran pedesaan dengan topik
pemotongan bulu domba. Semoga apa yang t
disampiakan dapat bermanfaat bagi bapak i
khususnya bagi bapak/ibu yang memiliki dom
terserang oleh kutu.
Apabila Bapak/ibu membutuhkan informasi
tentang topik ini, kami sarankan untuk meng
atau petugas kesehatan hewan yang ditugask
bapak ibu tinggal.
Sampai jumpa lagi pada siaran pedesaan ber
Waalaikumsalam …….
IN-UP-DOWN-UNDER
(DANGDUT/SALAH ALAMAT)
  ANN  (ANNOUNCER),  penyiar yang tugasnya memberitahukan bahwa sustu acara atau suatu
program akan disampaikan.
  NARR (NARRATOR), hampir sama dengan announcer, bedanya yang dibacakan narrator sudah
memasuki materi program. Narator sering ditugasi untuk menghubungkan antara adegan astu
dengan yang lainnya dalam satu program.
  MUSIK atau tata bunyi , adalah menunjukan kepada sutradara bahwa pada bagian tersebut harus
diselipkan musik
  SUND EFFECT (FX), suara-suara yang akan dimasukkan ke dalam program untuk mendukung
terciptanya suasana tertentu. FX juga digunakan untuk menunjukan setting (misalnya : kambing
mengembik, berarti dekan kandang kambing)
  SPOT EFFECT, Effect bunyi yang didapat seketika dalam studio
  TUNE, penggunaan musik tertentu untuk tanda pengenal.
  FADE-IN (FI), bunyi musik dari halus terus mengeras
  FADE UP (FU), bunyi musik mengeras dengan segera
  FADE EFFECT (FE), bunyi musik melemah untuk memberi kesan menjauh
  CROSS FADE, suara mulai masuk dan mengalahkan yang lain, sambil suara lama secara pelan-
pelan juga melemahatau bahkan langsung menghilang
  MUSIK ( IN-UP-DOWN-OUT), musik dimasukan dengan lemah, terus diperkuat kemudian turun lagi
sampai akhirnya menghilang
  MUSIK (IN-UP-DOWN-UNDER), musik dimasukkan dengan lemah suara diperkuat kemudian musik
diperlemah dan ditahan terus untuk melatar belakangi adegan.
  OFF MIKE, harus dicptakan seolah-olah ada suara (orang) dari jauh, Caranya pelaku waktu bicara
dengan menggerakkan mike menjauh.
  AD. LIB, penambahan atau reaksi spontan dari pelaku, yang tidak tertulis dalam skrip.

       NASKAH
ACARA SIARAN PEDESAAN

 
 
 MATERI                      :  Meningkatkan Potensi Daerah Melalui Intensifikasi Ayam           
                           Bukan Ras  ( Buras )
DISIARKAN                   :  SENIN, 26 januari 2015.

                        :  Radio Komunitas Penyuluhan Pertanian CROS’s FM   Bawang, Frex. 107,4 MHz.

JAM                             :  13.30 WIB.

DISUSUN                      :  SAKIJAN, SP

 
AAN          :       Assalamu’alaikum wr. wb, atur pambagya sugeng karahayon kagem para kadang
tani mliginipun wonten ing tlatah Kecamatan Bawang lan umumipun ing Kabupaten Batang, saha para
sutrisno mitra CROS’s FM. Acara Siaran Pedesaan puniko kaselenggaraaken dening Balai
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan ( BP3K ) Kecamatan BawangKabupaten Batang
nyambut damel sesarengan kaliyan Radio CROS’s FM Bawang, Batang, ingkang bade ngaturaken
Seserepan ngengingi Meningkatkan Potensi Daerah Melalui Intensifikasi Ayam Bukan Ras.

Tanya:

Masyarakat pada umumnya hanya mengenal istilah ayam kampung, ayam petelur dan ayam potong,
lha bedanya dengan ayam bukan ras ( buras ) apa sih ?

Jawab :

Istilah ayam kampung ditinjau dari budidayanya adalah ayam khas daerah yang dibudidayakan secara
bebas atau diliarkan tanpa kandang dan mencari makan secara alami. Ayam kampung atau ayam negeri
yang dibudidayakan secara intensif disebut ayam buras, dan jenisnya bermacam-macam, antara lain;
ayam kedu, ayam pelung (yang terkenal). Sedangkan ayam petelur dan pedaging yang banyak dijumpai
di pasar adalah jenis ayam ras yang aslinya berasal dari luar negeri.

Tanya :

Lalu mengapa dalam kaitan meningkatkan potensi daerah justru pilihannya pada ayam buras, padahal
sementara ini kan juga baru booming ternak ayam pedaging ?

Jawab :

Ayam buras merupakan potensi di daerah yang selalu ada dan hampir dimiliki oleh setiap rumah tangga
serta mempunyai beberapa keunggulan dibanding dengan jenis unggas lain antara lain :

1.        mudah dipelihara dan sudah sering dilakukan oleh masyarakatdi pedesaan,

2.        cepat beradaptasi dengan lingkungan dan umumnya tahan terhadap penyakit tertentu,

3.        daging dan telur ayam buras lebih disukai masyarakat, sehingga peluang pasar masih terbuka lebar dan
harganya tetap stabil,
4.        dapat dilaksanakan dengan modal kecil-kecilan dan penggunaan lahan terbatas serta dapat diusahakan
secara bertahap,

5.        memiliki variasi keunggulan tertentu sesuai dengan daerah asalnya.

Ayam buras dapat menjadi sumber ekonomi rakyat petani bilamana adaperubahan peranan dari sekedar
sebagai sampingan yang dipelihara secara tradisional kemudian dirubah menjadi usaha komersiil dan
dikelola secara intensif atau semi intensif.Kuncinya dalam pengembangan ayam buras yaitu merubah
sistem lama (tradisional) dengan mengadopsi teknologi yang mudah dilaksanakan dan diharapkan dalam
waktuyang relatif singkat pengembangan ayam buras sudah dapat ditingkatkan.Dengan perubahan ini
yaitu dengan adopsi teknologi yang mudah dan murah biayanya akan memberikan keuntungan yang
memadai, berarti akan dirasakan setiap petani akan pendapatan yang diperoleh dengan harapan bahwa
ayam burasnya dikelola dengan baik sesuai anjuran teknis maupun ekonomisnya.  Sementara ini jika kita
melewati daerah-daerah pedesaan banyak bermunculan bangunan kandang yang megah, coba kita
bayangkan berapa modal awal yang harus kita miliki.

Tanya :

Jika mau berusaha secara intensif, hal apa saja yang harus diperhatikan ?

Jawab :

Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan antara lain;

1.        pemilihan bibit,

2.        perkandangan, 

3.        pengendalian penyakit,

4.        pakan berkualitas,

5.        pengelolaan reproduksi,

6.        tata laksana,      

7.        pemasaran dan pasca panen. Namun pada kesempatan kali ini penekanannya pada masalah no. 5
sampai 7 karena sangat erat dengan tujuan pemeliharaan.

Tanya :
Secara alami ayam buras kan melakukan perkawinan, bertelur, pengeraman, menetas sekaligus
mengasuh anak-anaknya, terus hal penting apa lagi yang perlu diperhatikan ?

Jawab :

Nah, coba kita kembali lagi ketujuan budidaya buras, kita mau menjual daging atau telurnya atau
kuthuk / DOC ( day old chik ). Ada 4 sistem pengelolaan reproduksi ayam buras yaitu;

1.      Sistem Bebas

Siklus produksi dibiarkan berlangsung secara alami. Ini sangat tergantung pada naluri induk ayam untuk
melepas atau menyapih anaknya, sebelum  bertelur kembali. Siklus reproduksi mencapai 126 hari (20 hr
masa bertelur – 21 hr masa mengeram – 65 hr masa mengasuh anak – 20 hari masa istirahat).

2.      Sistem Semi Ekstensif

Dalam sistem ini, manusia ikut mengatur reproduksi dengan cara membatasi atau memperpendek
waktu/masa mengasuh anak. Siklus reproduksi sekitar 90 hari (20 hr masa bertelur – 21 hr masa
mengeram – 39 hr masa mengasuh anak – 10 hari masa istirahat).

3.      Sistem Semi Intensif

Pada prinsipnya sama dengan sistem semi ekstensif, hanya masa mengasuh anak dan masa istirahat
diperpendek. Siklus reproduksi sekitar 65 hari (20 hr masa bertelur – 21 hr masa mengeram – 19 hr
masa mengasuh anak – 5 hari masa istirahat). Cara ini sangat cocok untuk pemeliharaan di pedesaan
karena mudah dilakukan, dan tidak memerlukan biaya tambahan.

4.      Sistem Intensif

Pengaturan reproduksi induk ayam sangat ketat karena induk ayam hanya sebagai penghasil telur.Siklus
reproduksi berlangsung sangat pendek, sekitar 30 hari (20 hr masa bertelur - 10 hr masa istirahat).  Masa
pengeraman dan mengasuh anak dihilangkan.Setiap hari telur diambil, penetasan telur dengan mesin
tetas dan anak ayam langsung dipelihara sendiri. Sistem ini memerlukan biaya tambahan yaitu untuk
kandang, mesin tetas, dan tempat pemeliharaan anak ayam, disamping itu yang perlu diperhitungkan
adalah kemampuan bertelur ayam buras sangat terbatas dan dampak induk ayam yang dipaksa bertelur
secara terus menerus mudah terganggu kesehatannyaSedangkan untuk sexratio ( perbandingan jantan :
betina ) 1 : 10

Tanya :

Bagaimana dengah manajemen usaha atau tatalaksana pemeliharaan ?


Jawab :

Pada dasarnya ada 3 macam sistem pemeliharaan yaitu :

1)      Dengan kandang dan dilepas

2)      Dengan kandang dan dilepas dalam pagar

3)      Di dalam kandang terus menerus

Langkah penting lainnya adalah recording/pencatatan terutama mengenai ;

1)      Catatan produksi

2)      Catatan penyakit dan pengobatannya

3)      Catatan pengeluaran dan pemasukan

Sedangkan untuk jangka panjangnya diperlukan kerjasama dalam kelompok maupun antar kelompok,
untuk mengantisipasi ;

1) pengadaan bibit, vaksin, obat-obatan dan bahan lainnya sehingga biayanya lebih murah

2) pengendalian penyakit

3) pemasaran produksi

4) penyebaran dan penyerapan tehnologi dan lain-lain.

Tanya :

Kami melihat pemasaran hasil produksi ayam buras sepertinya tidak ada masalah, tapi rasa-rasanya kok
masih ada yang kurang ya ..?

Jawab :

Memang benar, ayam buras dapat dijual dalam bentuk hidup maupun ayam potong, tetapi
kenyataannya belum mampu memenuhi permintaan pasar secara kontinyu. Sebagai contoh setiap kali
lebaran berapa banyak keluarga yang membutuhkan ayam untuk berlebaran walaupun harganya mahal.
Maraknya penipuan telur ayam ras dibuat mirip dengan telur ayam buras juga merupakan bukti bahwa
telur ayam buras masih banyak penggemarnya, terutama bagi olahragawan (karena putih telurnya
hampir sama sekali tidak mengandung lemak).
Di bulan-bulan tertentu, terkadang ayam buras menjadi sangat favorit, sehingga banyak rumah tangga
yang ingin membudidayakannya, tapi sampai saat inipun penyediaadaan bibit masih menjadi kendala.
Hasil limbah ternak ayam buras belum termanfaatkan secara optimal seperti limbah kotoran, karena
mayoritas masih diusahakan dalam skala rumah tangga.

Tanya :

Kalau melihat keadaan alam terutama berkaitan dengan musim, kata orang Jawa saat ini termasuk
“salah mongso”,    bagaimana pengaruhnya terhadap kesehatan ternak ayam buras ?

Jawab :

Yang namanya kehendak alam seperti saat ini, segala usaha dibidang pertanian secara umum tidak
dapat diprediksi, manusia saja banyak yang terganggu kesehatannya, begitu juga dengan ayam buras.
Kunci dari pengendalian penyakit adalah mengupayakan agar ayam buras selalu sehat yang tentunya ini
sangat terkait dengan pemilihan bibit yang baik, tehnik perkandangan dan pakan yang berkualitas.
Untuk penyakit yang biasa menyerang ayam buras sebagai berikut;

Penyakit dan Pencegahan :

1.      ND : Newcastle Disease = Tetelo

Pencegahan : melakukan vaksinasi ND secara teratur pada umur 4 hari. 4 minggu, dan 4 bulan diulangi
lagi setiap 4 bulan.

2.      Cacingan.

Pencegahan : Hindarkan pemeliharaan tradisional.

3.      CRD ( Pernafasan )

Pengobatan : Chlortetacyclin ( dosis 100-200 gr / ton ransum ) atau tylosin ( dosis 800-1000 gr/ton
ransum)

4.      Berak darah

Pengobatan : Prepara Sulfa atau anyrolium dilarutkan dalam air minum , dosis 0,012 -0,024 % untuk 3-5
hari.

5.      Pilek (Snotch)

Pengobatan : Sulfadimetoxine 0,05% dilarutkan dalam air minum selama 5-7 hari.
6.      Cacar

Pencegahannya : vaksinasi 1 kali setelah lepas induk.

7.      Berak kapur (Pullorum)

Penyebab : Bakteri Salmonella pullorum

        8.  Penyakit Flu Burung

              Penyebab virus, dengan gejala hamper seperti ND namun wajah lebih pucat dan dalam kotorannya ada
bercak merah .

Sedangkan takaran pakan sebagai berikut:

PAKAN :

Zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh ternak ayam buras terdiri dari : protein, energi, vitamin, mineral
dan air.

Adapun konsumsi pakan adalah sebagai berikut :

         1 – 7 hari 15 gram/hari

         Minggu I-III 30 gram/hari

         Minggu III-V 60 gram/hari

         Minggu VI sampai menjelang bertelur 80 gram/hari

         Induk 100 gram/hari

Pemberian pakan adalah sehari dua kali, yaitu pagi dan sore, sedangkan air minum

diberikan setiap saat.

Tanya :

Wah ternyata dengan membudidayakan ayam buras secara intensif juga mendapatkan hasil yang
menjanjikan baik hasil produksi maupun hasil limbahnya, kira-kira pesan apa yang dapat disampaikan
kepada para peternak ayam buras ?
Jawab :

Secara umum dalam menekuni usaha seharusnya dilakukan dengan serius dan jangan pernah berhenti
berusaha terutama masalah pasar karena dengan menguasai pasar merupakan factor penentu
keberhasilan dalam beusaha. Jadilah peternak dengan posisi tawar yang tinggi sehingga ketika panen
akan mendapatkan harga jual yang bagus

PENUTUP : Makaten poro sutrisno lan kadang tani wonten tlatah Kecamatan Bawang dalah sak kiwo
tengenipun, menggah seserepan ingkang saged kulo aturaken, mugi-mugi saged andadosno tambahing
pangertosan poro kadang tani sedoyo. Mbok Painten ngemut susur, nyuwun agunging pangapunten
menawi wonten lepating atur. Nuwun.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

         Pemandu Siaran                                                      Batang, 26 Januari 2015

        Radio CROS’s FM                                                               Penyusun Naskah,

             SUTOYO                                                                SAKIJAN, SP

                                                                                 NIP.195711181980031006

                                                      

Laporan FFD Demplot Jagung Ds. Pangempon


Kec. Bawang Tahun 2014
LAPORAN FFD /
TEMU LAPANG DEMPLOT JAGUNG HIBRIDA
I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (graminae) dari subfamili myadeae.


Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah teosinte dan tripsacum yang diduga
merupakan asal dari tanaman jagung. Teosinte berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai
tumbuhan liar di daerah pertanaman jagung.

Tanaman jagung mempunyai batang yang tidak bercabang, berbentuk silindris, dan
terdiri atas sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas terdapat tunas yang berkembang
menjadi tongkol. Dua tunas teratas berkembang menjadi tongkol yang produktif. Batang
memiliki tiga komponen jaringan utama, yaitu kulit (epidermis), jaringan pembuluh (bundles
vaskuler), dan pusat batang (pith). Bundles vaskuler tertata dalam lingkaran konsentris dengan
kepadatan bundles yang tinggi, dan lingkaran-lingkaran menuju perikarp dekat epidermis.
Kepadatan bundles berkurang begitu mendekati pusat batang. Konsentrasi bundles vaskuler
yang tinggi di bawah epidermis menyebabkan batang tahan rebah. Genotipe jagung yang
mempunyai batang kuat memiliki lebih banyak lapisan jaringan sklerenkim berdinding tebal di
bawah epidermis batang dan sekeliling bundles vaskuler (Paliwal 2000). Terdapat variasi
ketebalan kulit antargenotipe yang dapat digunakan untuk seleksi toleransi tanaman terhadap
rebah batang.

     Menurutnya  petani era sekarang sudah waktunya mengubah paradigma pikiran
lama. Kalau  pada jaman dulu ungkapnya, petani hanya berpikir sederhana misalnya menanam
jagung berbuah jagung. Namun untuk saat ini paradigma itu harus diubah tidak lagi menanam
jagung berbuah jagung, melainkan menanam jagung harus berbuah uang. Filosofi itu artinya
petani  mesti  berpikir produktif, dalam bercocok tanam  selektif memilih jenis tanaman
pertanian varietas unggul dan prospek pasarnya  cerah seperti jagung  hibrida NK 33  guna
menghasilkan uang. Dengan demikian petani dapat menikmati keuntungan  sehingga tingkat
kehidupannya lebih sejahtera. Dengan mengembangkan pola berpikir kreatif, inovatif dan
produktif, petani tahu persis komoditas apa yang ditanam dan kapan harus menanam supaya
pada saat panen  mudah dijual dan harganya mahal. Kesalahan yang acap kali dilakukan petani
pada umumnya kurang memperhatikan jenis tanamam dan waktu penanaman. Pada saat
panen jumlahnya  melimpah otomatis  harganya murah  sehingga merugi“ tandasnya seraya
menambahkan hasil pengembangan inovasi berbagai komoditas pertanian unggulan kini sudah
mulai membuahkan hasil memberi peluang petani meningkatkan penghasilannya.

Tanaman jagung  hibrida NK 33  lanjutnya, tanaman kokoh, buahnya besar dan padat
serta  tahan roboh. Hal itu berbeda dengan jenis jagung yang lain yang kebanyakan tidak kokoh
sehingga mudah roboh bila ada serangan angin, akibatnya kualitas maupun kuantitas menjadi
tidak baik.  Selain itu tahan penyakit dan butirannya besar  serta kebutuhan benih hanya 15 kg
perhektar. “Demplot percontohan jagung hibridabertujuan untuk meningkatkan produksi dan
minat petani  sekaligus menyebarluaskan  hasil percontohan budidaya jagung 
hibrida khususnyaNK 33 yang memiliki keunggulan lebih dibanding jenis  lain. Dengan
menaman jenis jagung  ini, petani berpeluang besar memperoleh hasil yang banyak guna
meningkatkan kesejahteraannya“

B. Masalah :

1.    Permintaan pasar untuk pakan ternak terhadap komoditas jagung hibrida  belum


dapat  tercukupi secara nasional.

2.    Teknologi budidaya/pemeliharaan jagung hibrida belum dikuasaisepenuhnya oleh para petani


selaku pelaku utama.

3.    Belum semuanya petani menggunakan benih unggul yang bermutu, sehingga produksi masih
rendah.

C. Tujuan

1.    Untuk memberikan informasi secara langsung kepada para petani disekitarnya bahwa
penggunaan agribisnis jagung hibrida.

2.    Mengadakan penyuluhan / sosialisasi tentang teknologi budidaya / pemeliharaan jagung hibrida


kepada pelaku utama dan diutamakan generasi muda, agar mau dan mampu mengusahakan
agribisnis jagunghibrida sehingga permintaan pasar terhadap
komoditas jagung dapat  terpenuhi.

3.    Membuka kesempatan bagi peneliti / pemerintah untuk mendapatkan umpan balik dari hasil
pelaksanaannya.

4.    Memecahkan, menampung persoalan-persoalan yang dihadapi petani dalam melaksanakan


teknologi budidaya jagung hibrida.

5.    Mengevaluasi seluruh pelaksanaan kegiatan teknologi yang dilaksanakan.

II. PELAKSANAAN

A. Pelaksanaan temu lapang


1.    Peserta Pertemuan

Pada kegiatan  kali ini pesertanya terdiri dari para petani disekitar lokasi demplot jagung hibrida
dan petugas penyuluh sejumlah 20 orang.

2.    Obyek Temu Lapang

Yang dijadikan obyek peserta temu lapang petani pada kegiatan kali ini adalah penjelasan
teknis budidaya jagung hibrida khususnya varietas NK 33 yang dilaksanakan oleh Penyuluh
Pertanian di BP3K Kecamatan Bawang.

3.    Metode

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan temu lapang ini adalah penjelasan teknis tentang
budidaya jagung hibrida yang dilaksanakan kemudian dilanjutkan dengan kunjungan lapang,
dilanjutkan dengan acara panen bersama jagung hibrida oleh Sekretaris BP2KP Kabupaten
Batang, Sekcam Bawang, PT Syngenta perwakilan Kab. Batang, Kepala Desa Pangempon,
dan Koordinator PP BP3K Kecamatan Bawang. Selesai kunjungan lapang kemudian kembali
keruangan dilanjutkan dengan diskusi antar petani, penyuluh dan Dinas terkait, serta
pangarahan dari Camat Bawang yang diwakili Sekcam Bawang.

4.    Nara sumber

Dalam pelaksanaan kegiatan temu lapang ini, nara sumber adalah

Sakijan, SP Koordinator PP BP3K Kecamatan Bawang

Irwan DH, STP, THL TBPP BP3K Kecamatan Bawang

Kabid PIKT dan KJF BP2KP Kabupaten Batang.

5.    Panitia

Kenanitiaan dalam pelaksanaan temu lapang adalah sebagai berikut :

Pengarah                                      : Kepala BP2KP Kab. Batang


Penanggungjawab                        : Kabid PIKT BP2KP Kab. Batang

Ketua                                             : Sakijan, SP Koord. BP3K Bawang

Sekretaris                                      : Irwan Dwi Hendriyanto, STP 

  Susilo Supriadi

Bendahara                                    : Ir. Hj. Endang Rahayuningsih

Seksi-seksi :

Seksi Akomodasi                          : Bambang Sugeng, Kadaryono, SPi

n                   : Suwarto, Amd , Siswo, SP , Wibowo, SP dan dibantu perangkat desa Pangempon

Seksi Dokumentasi                       : Sutoyo, SP

6.    Biaya Pelaksanaan

Semua biaya pelaksanaan temu lapang dibebankan pada kegiatan Penyuluhan penerapan
teknologi pertanian/perkebunan tepat guna tahun 2014 Kabupaten Batang, yaitu untuk biaya
akomodasi,  dan biaya nara sumber.

B. Waktu dan tempat


Temu lapang petani Demplot jagung hibrida dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 3 September
2014 mulai jam 09.00. WIB sampai selesai, dengan bertempat di Balai Desa
Pangempon  Kecamatan Bawang. Pelaksanaan diskusi dilaksanakan di Balai Desa Pangempon
dikarenakan lokasi demplot jagung hibrida berdekatan dengan Balai Desa.

III. HASIL  DAN  PEMBAHASAN

A.    Pengantar dari  Sakijan, SP selaku Koordinator PP BP3K Kecamatan Bawang antara lain :

-       Laporan tentang terselenggaranya acara FFD demplot jagung hibrida di Desa Pangempon
Kecamatan Bawang.

-       Pengertian metode penyuluhan pertanian

-       Pengertian FFD / temu lapang petani Demplot jagung hibrida

-       Sasaran kegiatan FFD


-       Tujuan kegiatan FFD

-       Potensi tanaman jagung di BP3K Kecamatan Bawang

-       Komponen PTT (Pengelolaan tanaman Terpadu) tanaman jagung.

-       Permasalahan panen dan pasca panen jagung.

B.    Pengarahan dari kepala BP2KP Kabupaten Batang, yang diwakili oleh Imam Sujono, S.Sos.
antara lain :

-       Sekretaris BP2KP menyampaikan terimakasih kepada semua fihak yang terkait demi
terselenggaranya demplot dan FFD petani di Desa Pangempon Kecamatan Bawang.

-       Perlunya para petani menggunakan benih unggul yang bermutu dalam melaksanakan kegiatan
usahatani, agar pencapaian produksi dapat semaksimal mungkin.

-       Program pemerintah tentang swa sembada pangan harus tercapai dengan berbagai upaya yang
dilaksanakan.

-       FFD adalah merupakan metode penyuluhan pertanian yang dilaksanakan oleh teman-teman
penyuluh pertanian, agar semua teknologi yang diterapkan atau dilaksanakannya dapat ditiru
oleh para petani disekitar lokasi demplot jagung hibrida.

C.   Penjelasan teknis tentang teknologi yang diterapkan pada demplot jagung hibrida di Desa
Pangempon, oleh Irwan Dwi Hendriyanto, STP, THL TBPP BP3K Kecamatan Bawang, antara
lain :

-       Teknologi budidaya jagung hibrida yang baik

-       Pengolahan tanah, pengairan, pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit tanaman
jagung hibrida.

-       Mengingat di wilayah Kecamatan Bawang secara umum adalah merupakan daerah dengan
curah hujan tinggi (iklim basah), maka teknologi dalam demplot jagung hibrida di Desa
Pangempon Kecamatan Bawang adalah dengan menggunakan teknologi tumpang sari dengan
tanaman cabe. Sehingga dengan demikian jarak tanam harus diperhitungkan agar tidak terlalu
rapat agar sinar matahari dapat masuk ke areal pertanaman jagung, yaitu dengan model jajar
legowo (1tanaman/lobang tanam), dan model TUTIKGANAM ( satu titik tiga tanaman ).
D.   Kunjungan lapangan secara bersama-sama.

Dalam kegiatan kunjungan lapangan diawali dengan panen perdana demplot jagung hibrida
dengan varietas NK33, oleh Sekretaris BP2KP Kab. Batang, Sekcam Bawang, PT Sygenta
perwakilan Batang, Kepala Desa Pangempon, dan Koordinator PP BP3K Kecamatan Bawang.

E.    Diskusi

1.    Turmudhi, Petani Desa Pangempon

           Mohon penjelasan tentang cara pengggunaan herbisida Calaris untuk tanaman jagung hibrida.

           Apakah ada perlakuan khusus untuk Varietas NK33, agar tidak terjadi penyakit bule.

2.    Wartani, Ketua Gapoktan Desa Jlamprang

           Apakah dari PT Syngenta tidak mengeluarkan atau memproduksi benih jagung manis, karena
prospek pasarnya cukup bagus.

           Cara menanggulangi hama tikus (cukil) pada saat benih jagung ditanam di lahan sawah.

3.    M. Sumarno, Petani Desa Pangempon

           Pengairan di wilayah Desa Pangempon yang sering mengalami gangguan, dan sebenarnya
seberapa jauh kebutuhan air untuk tanaman jagung hibrida dari tanam sampai panen.

           Petani disaat ini sudah banyak yang berorientasi bisnis, yaitu adakalanya tanaman jagung
sebelum tua sudah dijual untuk kepentingan pakan ternak sapi, lalu bagaimana dengan
program swa sembada pangannya seandainya banyak petani yang melakukannya hal seperti
ini.

           Kurangnya tingkat kesadaran petani terhadap kebutuhan unsur hara bagi tanaman jagung,
karena sering terjadi tanaman jagung belum tua daun-daunnya sudah banyak dimanfaatkan
oleh orang lain untuk pakan ternak.

           Tanaman cabe terjadi serangan penyakit virus kuning (daun kuning), dan saya semprot
menggunakan nikotin dan detergen ternyata tidak meluas, apakah dibenarkan hal tersebut.

F.    Tanggapan
  Calaris silahkan dipergunakan atau disemprotkan sesuai dengan petunjuk yang ada dalam label
kemasan produksi.

  Penyakit bule tanaman jagung memang sering terjadi, namun untuk Varietas NK33 sudah ada
perlakuan benih, sehingga kemungkinan untuk timbul penyakit bule kecil.

  PT Syngenta juga memproduksi jenis jagung manis, akan tetapi langsung dipesan oleh pembeli
sehingga tidak sempat untuk dipromosikan kepada para petani di wilayah Kab. Batang.

  Sanitasi lahan harus betul-betul diperhatikan, dan silahkan adakan perlakuan benih dengan
menggunakan insektisida yang sangat berbau untuk mengurangi tikus makan benih jagung.

  Diadakan gerakan saluran irigasi sebara bersama oleh para petani pengguna air tersebut, dan
untuk yang rusak dan tidak mampu untuk ditangani oleh kelompok tani agar dibuat proposal
untuk dimintakan bantuan kepada fihak pemerintah.

  Program swasembada pangan tetap berjalan sesuai dengan rencana, dan untuk para petani yang
melakukan seperti hal tersebut maka dianjurkan untuk menanam tanaman jagung dilahan
tegalan atau di lahan bawah tegakan karena untuk kepentingan pakan ternak.

  Perlu adanya penyuluhan dari fihak pemerintah desa agar dalam mencari hijauan pakan ternak
tidak mengganggu tanaman petani.

  Betul, bahwa sekarang dikembangkan adanya pestisida nabati yang digunakan untuk
mengendalikan hama dan penyakit tanaman, dan pada kesempatan yang lain mari kita
bersama-sama belajar mengenai cara pembuatan pestisida nabati dengan mengundang nara
sumber yang ahli, untuk mengendalikan hama penyakit tanaman cabe/lombok.

IV. KESIMPULAN

Setelah dilaksanakan kegiatan temu lapang petani / FFD dalam rangka gelar teknologi tanaman
jagung hibrida secara tumpangsari di lahan sawah dapat disimpulkan beberapa hal antara lain
sebagai berikut :

1.   Sosialisasi kegiatan hasil demplot jagung hibrida tersebut sangat perlu kepada seluruh
masyarakat, agar ternologi dapat diterapkan oleh petani atau masyarakat yaitu teknologi
tumpangsari dengan jajar legowo dan TUTIKGANAM atau satu titik tiga tanaman.

2.   Dari hasil diskusi yang berlangsung secara terbuka terungkap respon petani terhadap teknologi
yang diterapkan di lahan demplot jagung hibrida dengan menggunakan varietas NK33.
3.   Demplot jagung hibrida ternyata juda dapat memberikan pengaruh positif terhadap masyarakat
disekitarnya.

V. PENUTUP

Demikian hasil FFD / temu lapang petani Demplot jagung hibrida di Desa Pangempon
Kecamatan Bawang, semoga dapat bermanfaat bagi petani disekitarnya dan masyarakat tani
secara umum di wilayah Kecamatan Bawang.

Bawang,   3 September   2014

Koordinator PP BP3K Kec.


Bawang                              

SAKIJAN, SP                                 

    NIP: 19571118 198003 1 006


LAPORAN  FFD /

TEMU LAPANG PETANI DEMPLOT  JAGUNG HIBRIDA

DI DESA PANGEMPON KECAMATAN BAWANG

TAHUN 2014
BALAI PENYULUHAN PERTANIAN PERIKANAN DAN
KEHUTANAN (BP3K) KECAMATAN BAWANGKABUPATEN
BATANG
2014

Evaluasi jagung Ds. Jlamprang, Kec. Bawang


I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Keberhasilan kegiatan pengkajian Teknologi Pertanian ditentukan oleh tingkat


pemanfaatan inovasi teknologi hasil pengkajian oleh pengguna. Berkaitan dengan hal tersebut
maka inovasi hasil pengkajian perlu dikomunikasikan dan didiseminasikan kepada pengguna.

Teknologi dan informasi merupakan  suatu rangkaian kegiatan yang tidak dapat


dipisahkan dari kegiatan penciptaan teknologi. Hasil penelitian berupa teknologi akan menjadi
sia-sia apabila tidak diikuti dengan usaha untuk menyebarluaskannya. Di lain pihak , kegiatan
diseminasi bukan hanya kegiatan  untuk menyebarluaskan informasi yang tersedia, tetapi juga
dapat menjadi media untuk mendapatkan umpan balik bagi perencanaan kegiatan penelitian
dan pengkajian (Litkaji) dan diseminasi hasil penelitian selanjutnya serta mungkin pula sebagai
bahan masukan bagi pengambil kebijakan (Badan Litbang Pertanian,2001)

Keberhasilan kegiatan pelaksanaan Penyuluh ditentukan oleh tingkat pemanfaatan dan


penerapan inovasi yang dihasilkannya oleh masyarakat tani di wilayahnya. Agar hasil
pengkajian dapat dimanfaatkan oleh pengguna akhir (masyarakat tani/pelaku agribisnis lainnya)
dan pengguna antara, maka diperlukan upaya penyebar luasan inovasi  teknologi melalui
mekanisme dan metode yang tepat. Dalam pelaksanaannya di lapangan, kegiatan penyebar
luasan informasi hasil dari inovasi teknologi tidak terpisah atau berdiri sendiri, melainkan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan.

          Kegiatan penyebar luasan inovasi teknologi dan informasi pertanian bukan hanya


sekedar mempromosikan teknologi dan informasi yang di hasilkan, tetapi materi dan informasi
yang disebarluaskan harus disesuaikan dan  benar-benar dibutuhkan oleh calon pengguna,
sehingga dapat dengan mudah diadopsi oleh petani/pengguna di wilayah kerjanya. Oleh karena
itu agar teknologi yang telah dihasilkan dapat segera diadopsi /dimanfaatkan para petani, maka
dipilih metoda yang cocok dan sesuai untuk petani, yaitu harus jelas, tidak rumit, dapat
memecahkan masalah, ada contoh langsung yang dapat dilihat dan atau dicoba
diterapkan  dengan pendampingan petugas. Untuk memperoleh data berupa masalah, potensi,
dan peluang yang tepat, diperlukan kegiatan identifikasi wilayah dengan melibatkan masyarakat
secara partisipatif. Dengan cara ini maka upaya pemecahan masalah yang akan dilakukan tentu
lebih tepat.

Daya dan hasil guna inovasi pertanian BPTP Jateng salah satunya dipengaruhi ketepatan
penggunaan metode diseminasi. Metode yang biasa digunakan untuk mendiseminasikan inovasi
pertanian kepada para petani adalah  (1) Komunikasi langsung dengan wahana pertemuan, (2)
Komunikasi langsung dan peragaan di lapangan melalui kegiatan Visitor plot dan gelar teknologi
dan (3) Komunikasi tidak langsung menggunakan media cetak  dan media VCD Margareta
(2003) menyatakan bahwa dengan melibatkan masyarakat khususnya petani, maka akan dapat
menemukenali segala permasalahan yang mereka hadapi, sekaligus memahami potensi wilayah
dan dirinya sendiri. Salah satu metode diseminasi yang mendekati harapan tersebut antara lain
Gelar Teknologi.

Gelar teknologi adalah suatu kegiatan untuk memperagakan teknologi pertanian


unggulan hasil penelitian dan pengkajian yang sudah matang dilahan petani dan dilaksanakan
oleh kelompok tani atau anggotanya, dengan bimbingan teknis oleh penyuluh pertanian
lapangan ( Badan Litbang, 2003). Sebagai metode diseminasi /penyuluhan pertanian gelar
teknologi dilaksanakan oleh petani kooperator di bawah bimbingan penyuluh pertanian
lapangan, dan didampingi oleh peneliti dan penyuluh pertanian BPTP Jateng. Gelar teknologi
merupakan metode alih inovasi yang komunikasinya interaktif dan langsung. Melalui
forum gelar teknologi tersebut, para petani dan fasilitator dapat berdiskusi, bertukar informasi
dan pengalaman tentang berbagai aspek yang berkaitan dengan teknologi pertanian yang
diintroduksikan

Salah satu inovasi teknologi disosialisasikan kepada pengguna adalah inovasi


teknologi  Jagung Hibrida Bima-5 dengan pendekatan PTT. Jagung merupakan salah satu
komoditas pangan yang mempunyai peranan strategis dalam perekonomian nasional.
Kebutuhan terhadap komoditas ini terus meningkat, baik untuk pangan maupun pakan dan
industri, apalagi dengan berkembangnya usaha peternakan di Indonesia akhir-akhir ini
(Deptan, 2008).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam upaya meningkatkan produksi jagung,


komponen teknologi varietas unggul, baik hibrida maupun komposit mempunyai peranan
penting. Daya hasil yang tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit utama, toleran terhadap
kekeringan dan tanah masam, dan umur genjah merupakan sifat penting yang diharapkan
mengatasi permasalahan di lapangan. Selain itu, preferensi konsumen dan warna biji menjadi
perhatian pula dalam pemuliaan jagung karena terkait dengan aspek pemasaran. Badan Litbang
pertanian telah melepas cukup banyak varietas unggul tetapi hanya beberapa yang baru
dimanfaatkan oleh petani. Hal tersebut antara lain disebabkan oleh kurangnya sosialisasi dan
ketersediaan benih bermutu di lapangan (Badan Litbang Pertanian, 2007).

Benih jagung hibrida yang banyak dikenal dan digunakan petani adalah benih impor.
Ketergantungan benih hibrida impor, baik benih F1 maupun paren stoknya (induk F1) akan
memperlemah ketahanan pangan kita. Agar hal tersebut tidak terjadi maka Balai Penelitian
Serealia Maros telah menghasilkan varietas jagung hibrida bernama Bima sebanyak 6 varietas,
salah satunya adalah  Bima-5. Jagung Bima-5 mempunyai potensi hasil tinggi yaitu 11,5 ton per
ha dengan umur panen 103 hari, tahan terhadap penyakit dengan keunggulan spesifik stay
green. Berkaitan dengan hal tersebut perlu dilaksanakan pemasyarakatan dan promosi kepada
pengguna tentang jagung hibrida Bima-5.

Untuk mengetahui daya dan hasil guna inovasi teknologi usahatani jagung hibrida
Bima-5 yang telah diintroduksikan dan disosialisasikan kepada petani, maka  perlu dilakukan
evaluasi. Dari hasil evaluasi tersebut diharapkan dapat diketahui keragaan persepsi, tingkat
adopsi dan dampak inovasi teknologi jagung hibrida Bima-5. Dengan demikian,
apabila  terdapat beberapa kelemahan dalam proses introduksi inovasi dan atau dalam
implemenntasi di lapangan dapat segera diketahui untuk dicari solusinya agar dapat dijadikan
bahan masukan untuk pelaksanaan implementasi tahun selanjutnya.

  

1.2. Tujuan Kegiatan Evaluasi  :

a. Mengetahui tingkat kesukaan (preferensi)  dan persepsi petani/pengguna terhadap

    inovasi teknologi jagung hibrida Bima-5,  yang diintroduksikan BPTP Jawa Tengah

b.  Mengetahui tingkat kemanfaatan kegiatan temu lapang jagung hibrida Bima-5 

1.3. Keluaran  :

a. Keragaan tingkat kesukaan (preferensi)  dan persepsi petani/pengguna terhadap inovasi

    teknologi jagung hibrida Bima-5,  yang diintroduksikan BPTP Jawa Tengah

b. Keragaan tingkat manfaat kegiatan Temu Lapang jagung Bima-5


II. TINJAUAN PUSTAKA

BP4K Kabupaten Batang sebagai penyelenggara pemerintahan dan pembangunan


memiliki visi ” Terwujudnya Sumber Daya Manusia Pertanian Perikanan dan Kehutanan yang
cerdas, mampu Memanfaatkan peluang dan Menggali Potensi untuk Meningkatkan Taraf
Hidupnyam dan terwujudnya Ketahanan Pangan Masyarakat yang ,antap berbasis sumberdaya
lokal secara berkesinambungan menuju kesejahtraan masyarakat”. Dalam upaya mewujudkan
visinya, BP4K  melakukan misi: a. Menyediakan Informasi hasil kajian spesifiklokasi sesuai
kebutuhan dan aspirasi petani; b. Menyediakan teknologi penyuluhan dari hasil
penelitian/pengkajian untuk mempercepat adopsi teknologi kepada penggunaa; c.
Meningkatkan keterkaitan antara peneliti, penyuluh dan petani/pengguna dalam rangka
percepatan penguasaan dan adopsi teknologi.

Keberhasilan kegiatan pelaksanaan tugas BP4K Kabupaten Batang ditentukan oleh


tingkat pemanfaatan dan penerapan inovasi yang dihasilkannya oleh masyarakat tani di
wilayahnya. Agar hasil penyuluhan dapat dimanfaatkan oleh pengguna akhir (masyarakat
tani/pelaku agribisnis lainnya) dan pengguna antara, maka diperlukan upaya penyebar luasan
inovasi teknologi yang dimiliki Penyuluh  melalui mekanisme dan metode yang tepat. Dalam
pelaksanaannya di lapangan, kegiatan penyebar luasan inovasi teknologi tidak terpisah atau
berdiri sendiri, melainkan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari program

          Kegiatan penyebar luasan inovasi teknologi dan informasi pertanian di BPTP bukan
hanya sekedar mempromosikan teknologi dan informasi yang di hasilkannya, tetapi materi yang
disebarluaskan harus disesuaikan dan  benar-benar dibutuhkan oleh calon pengguna, sehingga
dapat dengan mudah diadopsi oleh petani/pengguna di wilayah kerjanya. Untuk itu, BPTP perlu
menyusun rencana dan strategi komunikasi yang ditujukan untuk memfasilitasi
penerapan/adopsi dan difusi serta pemanfaatan transfer inovasi teknologi. Pelaksanaan
penyebar luasan inovasi teknologi  sebaiknya dilaksanakan dengan pendekatan
partisipatif/pendekatan dari bawah ke atas (bottom-up).

Inovasi adalah sesuatu yang baru, dapat berupa barang, ide atau gagasan serta
teknologi yang diperkenalkan kepada seseorang atau masyarakat agar terjadi perbaikan dalam
usahanya, dalam kehidupannya. Seseorang dapat menganggap barang, ide/gagasan, teknologi
tersebut baru, namun belum tentu hal tersebut dianggap baru bagi orang lain (Rogers dan
Shomaker, 1971 ; Mardikanto, 1993). Menurut Deptan (2003) inovasi adalah kegiatan
penelitian, pengembagan dan atau perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan
praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan dan teknologi kedalam produk atau proses produksi.
Sedangkan inovasi teknologi adalah aktivitas untuk membawa hasil penelitian dan
perekayasaan kepada pengguna atau pasar.

Pengguna transfer inovasi dari BP3K memerlukan inovasi yang dapat menjawab


permasalahan lapang, mengembangkan potensi ataupun berupa frotier technology  (teknologi
masa depan). Dinyatakan oleh Syam dan Wijono (1992), bahwa inovasi hasil penelitian dan
pengkajian yang akan dijadikan materi penyuluhan oleh para penyuluh pertanian adalah inovasi
yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi petani. Berkaitan dengan hal tersebut, maka
kesesuaian inovasi hasil pengkajian dengan potensi, kondisi, ataupun sebagai alternatif yang
dapat memecahkan permasalahan lapang merupakan faktor penentu dimanfaatkannya inovasi
tersebut oleh pengguna.

Suatu inovasi yang diintroduksikan kepada seseorang berkaitan dengan keputusan yang
dibuat oleh orang tersebut untuk menerima atau menolakinformasi inovasi tersebut. Proses
penerimaan atau penolakan informasi inovasi dari seseorang erat hubungannnya dengan
preferensi, persepsi dan respon orang tersebut. Van Den Ban & Hawkins (1996) menyatakan
bahwa persepsi adalah proses menerima informasi atau stimulasi dari lingkungan dan
mengubahnya kedalam kesadaran psikologis. Menurut (Sudjana, 1990 dalam Maksum,
1994) menyatakan bahwa persepsi  diartikan sebagai tanggapan, pendapat yang didalamnya
terkandung unsur penilaian seseorang terhadap obyek dan gejala  (inovasi) berdasarkan
pengalaman dan wawasan yang dimilikinya. Jadi pada hakekatnya persepsi adalah interpretasi
seseorang terhadap suatu obyek menurut pengalaman dan pengetahuannya. Sedangkan
respons adalah pernyataan evaluatif atau reaksi perasaan dari diri seseorang terhadap suatu
obyek. Bentuk respons tersebut dapat terwujud dalam suatu kesimpulan baik atau buruk, positif
atau negatif, menyenangkan atau tidak menyenangkan, suka atau tidak suka yang kemudian
mengkristal sebagai potensi reaksi atau kecenderungan untuk bersikap (Azwar, 2002). Jadi
seseorang menerima atau menolak terhadap suatu inovasi, akan diawali dengan proses
persepsi dan respon terhadap inovasi tersebut, yang dilanjutkan dengan keputusan menerima
(mengadopsi) atau menolak inovasi tersebut.

Feder dkk dalam Anwar (1996) mendefinisikan proses adopsi sebagai proses mental


seseorang mulai dari mendengar, mengetahui inovasi sampai akhirnya mengadopsinya. Adopsi
inovasi dalam suatu kelompok individu atau dalam masyarakat tidak terjadi secara serempak.
Seorang individu dapat menerima lebih cepat daripada yang lain dan umumnya grafik adopsi
selalu merupakan kurva S yang menandakan bahwa pada saat-saat permulaan hanya sedikit
orang yang mengadopsi, tetapi lambat laun frekuensi adopsi per satuan waktu menjadi
meningkat dengan laju yang selalu lebih tinggi, kemudian diakhiri dengan non adospi ketika
dalam masyarakat hanya tinggal laggard (golongan penolak inovasi) (Hariadi, 1992).

Tingkat adopsi suatu inovasi yang terjadi pada individu atau kelompok dipengaruhi oleh
berbagai faktor, baik faktor dari dalam individu sendiri maupun faktor dari luar atau lingkungan.
Lionberger dan Gwin (1982) mengemukakan bahwa pertimbangan petani untuk mengadopsi
suatu inovasi teknologi akan dipengaruhi oleh sifat dari inovasi teknologinya, yaitu (1) relative
advantage  (keunggulan relatif) adalah  suatu inovasi yang dianggap lebih baik daripada
sebelumnya. Keunggulan relatif ini seringkali dinyatakan dengan keuntungan ekonomi,
(2) compatibility  yaitu  suatu inovasi yang dianggap konsisten dengan nilai-nilai yang ada,
pengalaman masa lalu dan kebutuhan penerima, (3) complexity yaitu tingkat kerumitan suatu
inovasi, yang dianggap relatif sulit untuk dimengerti dan dilaksanakan, (4) triabilityyaitu suatu
inovasi yang dapat dicoba dengan skala kecil dan (5) observabilityyaitu kemudahan inovasi
untuk dilihat hasilnya.

Suatu inovasi yang diadopsi oleh seseorang (petani) akan menimbulkan dampak. Secara
harafiah dampak didefinisikan sebagai suatu pengaruh kuat yang mendatangkan akibat baik
positif maupun negatif (Santoso dan Prianto, 2004). Sedangkan menurut Usman, (2002),
dampak didefinisikan sebagai tingkat manfaat yang diperoleh oleh pengguna (rumahtangga
petani, kelompok tani, pemerintah) sebagai akibat dari penerapan inovasi teknologi.

III.  BAHAN DAN METODE

3.1. Kerangka Pemikiran 

Evaluasi ini menduga bahwa Teknologi efeftif sebagai metode penyuluhan dalam
penyebaran teknologi, Khususnya teknologi usahatani Jagung Hibrida Bima-5 di Lahan sawah.
Kerangka pemikiran tersebut mendasari desin evaluasi ini yaitu diskriptif komparatif yang
dilaksanakan dengan metode pembuatan peragaan penerapan usahatani Jagung Hibrida Bima-5
dan survey

3.2.   Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

Pengkajian / Peragaan penerapan usaha tani Jagung Hibida Bima-5 dilaksanakan oleh   8
Orang Petani kooperator yang tergabung dalam Gapoktan “KARYA MUDA “di Desa Jlamprang,
Kecamatan Bawang Kabupaten Batang pada bulan September sampai Desember  2010. Lahan
yang digunakan seluas0,8 Ha.

Kegiatan survey dilakukan pada akhir kegiatan  yang ditetapkan secarapurposive, yaitu


petani peserta temu lapang
3.3.  Teknik Pengumpulan Data

a.  Penentuan responden

Untuk mengetahui tingkat preferensi, persepsi dan respon petani terhadap inovasi teknologi
usahatani Jagung Hibrida Bima-5  dipilih petani sebagai responden  berjumlah + 48 orang yang
ditetapkan secara purposive, yaitu petani peserta temu lapang

b.  Teknik Pengumpulan Data

   Jenis data yang dikumpulkan yaitu data primer

   Data yang dikumpulkan digunakan untuk mengukur keberhasilan kegiatanGelar Teknologi Jagung
Hibrida Bima-5. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi lapang dan
wawancara terstruktur. Metode wawancara terstruktur pada prakteknya akan menggunakan
pertanyaan berstruktur yang berupa kuisioner. Pertanyaan berstruktur adalah pertanyaan
dibuat sedemikian rupa sehingga responden dibatasi dalam memberi jawaban kepada beberapa
alternative saja (Nazir, 1999).

   Data yang dikumpulkan dibedakan menjadi : (a) data teknis dan input-output yang digunakan
untuk mengukur keunggulan teknologi, (b) data sosial/diseminasi yang digunakan untuk
mengukur perhatian masyarakat. pengunjung dan sejauh mana pemahaman dan apresiasi
pengunjung. Pengumpulan data teknis dilaksanakan dengan pengamatan langsung di lapang
terhadap tanaman sampel yang ditentukan secara acak. Sedangkan data persepsi, respon dan
umpan balik dikumpulkan dari responden yang ditentukan secara sengaja yaitu peserta temu
lapang. Untuk mendapatkan data seberapa besar tingkat persepsi dan respon responden
terhadap inovasi, dibuat beberapa pertanyaan tertutup dengan tiga pilihan jawaban yang
bersifat positif (jawaban yang diharapkan), netral dan negative (jawaban yang tidak
diharapkan).

3.4  . Metode Penilaian Keberhasilan

   Penilaian keberhasilan kegiatan visitor plot dari aspek teknis akan dibandingkan dengan diskripsi
varietas tanaman jagung yang diintroduksikan dan dari aspek ekonomis akan dibandingkan
dengan teknologi eksisting. Kelayakan ekonomi teknologi yang diintroduksi dianalisis dengan
analisa parsial sederhana yaitu perbandingan antara penerimaan dengan biaya yang
dikeluarkan (R/C) (Soekartawi, 1995) danMarginal Benefit Cost Ratio (MBCR).

   Data dari aspek sosial/diseminasi dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif  yang
bertujuan untuk mendapatkan gambaran atau karakteristik secara sistimatik dan fenomena
atau hubungan antar fenomena yang terjadi pada obyek yang diamati (Nazir, 1999).  Dalam
analisis digunakan konsep ukuran berupa persentase, distribusi frekuensi, kisaran dan rata-rata.
Data diolah dengan menggunakan alat Bantu paket program Statistical Pakcage for Social
Sciencis (SPSS).

   Jawaban/pernyataan renponden yang diperoleh diberi nilai dengan sistem scoring menggunakan
model skala Likert. Pernyataan yang diharapkan diberi nilai 3, pernyataan netral diberi nilai 2,
dan pernyataan tidak diharapkan diberi nilai 1. Persepsi dan respon responden pada akhirnya
akan diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu : tinggi, sedang dan rendah. Untuk mencari
interval kelas digunakan formula sebagai berikut (Awat, 1995) :
-         

I   = Interval kelas

J   = Jarak ( nilai terbesar dikurangi nilai terkecil)

K  = Banyaknya kelas yang digunakan (ada 3


kelas)

I   =   J /
K

-          

-          Berdasarkan formula diatas maka interval kelas :

-          I   =    (3 – 1) / 3  =   0,66

-          Berdasarkan interval kelas dapat dibuat kategori jawaban sebagai berikut :

-         Skor antara 2,34 – 3,00       : kategori tinggi

-          Skor antara 1,67 – 2,34       : kategori sedang

-          Skor antara 1,00 – 1,66       : kategori rendah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Evaluasi Tingkat Preferensi Dan Persepsi Pengguna Terhadap jagung Hibrida
Bima-5 Di Desa Jlamprang

Jagung hibrida Bima-5 diperkenalkan dan disosialisasikan kepada pengguna (petani dan
petugas pertanian) pada acara Temu Lapang jagung hibrida Bima-5 pada tanggal 26 Desember
2009 di Desa Jlamprang Kecamatan Bawang. Keragaan pertanaman dan tingkat  produktivitas
jagung Bima-5 tersebut diharapkan disukai oleh pengguna (peserta Temu Lapang). Suatu
inovasi teknologi (dalam hal ini jagung Bima-5) yang disukai oleh seseorang akan membentuk
respon positif bagi seseorang tersebut. Respon positif akan mengkristal sebagai potensi reaksi
atau kecenderungan untuk bersikap positif, selanjutnya diharapkan berakhir dengan
diadopsinya inovasi teknologi (jagung Bisma-5) yang diperkenalkan dan disosialisasikan
tersebut.

Untuk mengetahui tingkat kesukaan (preferensi) dan persepsi pengguna


terhadap usaha tani jagung hibrida Bima-5, serta tingkat kemanfaatan kegiatan Temu Lapang
maka dilaksanakan evaluasi kepada peserta Temu Lapang Gelar Teknologi Jagung Bima-
5.  Responden kegiatan evaluasi tersebut diambil dari peserta Temu Lapang, berjumlah 48
orang terdiri dari petani 56,25% dan petugas 43,75%. Adapun tingkat pendidikan dari petani
sebagian besar berpendidikan SD (27%), SLTP (10,42%), dan berpendidikan SLTA dan akademi
16,6%. Untuk tigkat pendidikan petugas pertanian sebagian besar berpendidikan  S-1 31,25%,
dan yang berpendisikan SLTA dan Akademi 14,48%. Variabel yang dinilai dalam kegiatan
evaluasi pada saat kegiatan Temu Lapang pada prinsipnya adalah pendapat/tanggapan
responden terhadap (i) keragaan jagung Bima-5, (ii) urutan peringkat tingkat kesukaan
terhadap 3 varietas jagung yang dikenal, (iii) ketertarikan untuk mengembangkan jagung Bima-
5,  (iv)  tanggapan/pendapat responden tentang prospek pengembangannya, dan tingkat
kemanfaatan kegiatan Temu Lapang.

Hasil evaluasi tentang tingkat kesukaan (preferensi) pengguna terhadap jagung hibrida
Bima-5 disajikan pada Tabel 1. Keragaan tingkat preferensi pengguna dinilai dari tiga peringkat
pernyataan responden yaitu (i) suka, (ii) biasa, dan (iii) tidak suka terhadap keragaan jagung
Bima-5 (meliputi 7 komponen keragaan pertanaman jagung Bima-5 yaitu tentang
keragaan/keseragaman pertumbuhan pertanaman, tongkol jagung, biji jagung, umur tanaman,
tingkat produktivitas, adanya amplok, warna daun dan batang yang hijaun terus meskipun
tongkol sudah kering (stay green).
Tabel 1. Keragaan tingkat preferensi pengguna Preferensi keragaan jagung Bima-5(n=48)

Kategori tingkat Jumlah petani Jumlah petani


Jumlah skor
Preferensi (orang) (%)

Preferensi rendah 7,00 – 11,66 0 0

Preferensi sedang 11,67 – 16,33 4 8,33

Preferensi tinggi 16,34 – 21,00 44 91,67

Jumlah 48 100

Z-hitung  = 4,4788  ;   Z- tabel 0,05 = 1,6450

Hasil evaluasi preferensi pengguna terhadap jagung Bima-5 menyatakan bahwa


sebangain besar yaitu 91,67% (44 orang) pengguna mempunyai tingkat preferansi
Tinggi/positif, hal tersebut diperkuat dengan nilai Z-hitung lebih besar dari Z-tabel 5%.
Pengguna yang berada pada katagori preferensi sedang hanya 8,33% (4 orang) dan tidak satu
orangpun yang termasuk tingkat preferensi pada katagori rendah (0%). Keragaan tingkat
preferensi pengguna tersebut disimpulkan berdasarkan pada pernyataan responden terhadap
keragaan pertanaman jagung Bima-5 yaitu tentang keragaan pertanaman jagung
(keseragaman), tongkol jagung, biji jagung, umur tanaman, tingkat produktivitas,
adanya amplok, warna daun dan batang yang hijaun terus meskipun tongkol sudah kering (stay
green).  Keragaan preferensi pengguna terhadap komponen pertanaman jagung tersebut
disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2.Rerata preferensi pengguna  terhadap komponen pertanaman jagung Bima-5, (n=38)

Komponen Pertanaman Jagung Rerata preferensi responden

Keragaan pertanaman 3,0

Tongkol jagung 3,0

Biji Jagung 3,0

Umur tanaman jagung 2,6

Produktivitas 3,0

Adanya amplok 2,6

Stay green 2,9


Keterangan :

3 : Suka ; 2 : biasa (ragu) ; 1 : tidak suka

 Data pada Tabel 2 menyatakan bahwa hampir semua komponen pertanaman pada


jagung Bima-5 disukai pengguna mulai dari keragaan pertanaman jagung (keseragaman),
tongkol jagung, biji jagung, tingkat produktivitas, warna daun dan batang yang hijaun terus
meskipun tongkol sudah kering (stay green) dengan nilai rerata 2,9 – 3,0,  dan hanya 2
komponen pertanaman jagung Bima-5 yang sedikit kurang disukai pengguna yaitu tentang
umur tanaman dan adanya amplok  dengan nilai rerata 2,6. Dengan demikian jagung hibrida
Bima-5 dapat disimpulkan sebagai jagung hibrida yang dapat dijadikan alternatif untuk
dikembangkan di lapangan. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan responden bahwa
sebanyak 83,33% menyatakan sangat tertarik untuk mengembangkan jagung Bima-5 di
lahannya (petani) dan di wilayah kerjanya (petugas pertanian), sebanyak 10,42% menyatakan
akan menanam bila ada proyek dan 6,25% responden tidak menyatakan pendapatnya.

Pernyataan tentang prospek pengembangan jagung Hibrida Bima-5 oleh responden


dapat dilihat pada Tabel  3, yang dapat disimpulkan bahwa responden menyatakan jagung
Bima-5 mempunyai prospek bagus untuk dikembangkan di lapang (responden yang
menyatakan 100%). Pernyataan prospek pengembangan jagung Bima-5 tersebut dinilai dari (i)
tingkat kemudahan diterapkan di lapang, (ii) prospek dikembangkan dan (iii) peluang pasar

Tabel 3. Prospek pengembangan jagung Bima-5 (n=48)

Bima-5
Katagori prospek pengembangan Jumlah skor
(% Jumlah responden)

Tidak berprospek 3,00 – 5,99 0

Berprospek bagus 6,00 – 9,00 100

Jumlah 100

Pernyataan responden tentang prospek jagung Bima-5 tersebut didukung dengan data
komponen yang membentuk pernyataan tentang prospek yaitu dengan rerata masing-masing
komponen 2,9 (Tabel 4). Angka rerata tidak bulat memperoleh angka 3 karena ada 1 orang
yang tidak memberikan pendapat/tanggapan tentang prospek jagung Bima-5 tersebut.
Tabel 4. Rerata tanggapan responden terhadap komponen prospek pengembangan  jagung  Bima-5,
(n=48)
Komponen Prospek Rerata Tanggapan Responden Tentang
Pengembangan Jagung Prospek Pengembangan Jagung Bima-5
Tingkat kemudahan diterapkan di 2,9
lapang

Prospek pengembangan 2,9

Peluang pasar 2,9

Untuk mengetahui tingkat kemanfaatan kegiatan Temu Lapang jagung hibrida Bima-5
maka dilaksanakan evaluasi tentang hal tersebut. Hasil evaluasi tingkat kemanfaatan disajikan
pada Tabel 5. Sebanyak 41 orang responden menyatakan bahwa kegiatan Temu Lapang
jagung Bima-5 bermanfaat bagi pengguna. Pernyataan tingkat
kemanfaatan  tersebut  dinilai  dari  unsur (i) kesesuaian informasi/teknologi yang diperagakan
pada kegiatan temu lapang dengan kebutuhan peserta Temu Lapan, (ii) kemanfaatan
informasi/teknologi yang diperagakan pada kegiatan temu lapang, (iii) informasi/teknologi yang
diperagakan pada kegiatan temu menunjang tugas peserta temu lapang dan (iv)
informasi/teknologi yang diperagakan pada kegiatan temu menambah pengetahuan peserta
Temu Lapang.

Tabel 5.  Keragaan tingkat manfaat kegiatan Temu Lapang jagung Bima-5 (n=41)

Kategori Tingkat Jumlah Petani Jumlah Petani


Jumlah Skor
Manfaat (Orang) (%)

Tidak bermanfaat 4,00 – 6,66 0 0

Kurang bermanfaat 6,67 – 9,33 0 0

Bermanfaat 9,34 – 12,00 41 100

Jumlah 41 100

Keterangan :   dari responden sebanyak 48 orang yang memberikan tanggapan tentang tingkat kemanfaatan Temu
Lapang 41 orang
  

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. 2002.  Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Anwar, S., 1996. Respon Petani terhadap Inovasi Teknologi Pertanian Berwawasan Lingkungan , Tesis,
Pasca Sarjana UGM. Yogyakarta

Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. 2003. Panduan Umum Pelaksanaan Penelitian Dan
Pengkajian Sera Program Informasi, Komunikasi Dan diseminasi Di BPTP. Departemen
Pertanian , Jakarta

Dayan, A. 1986.  Pengantar Metode Statistika Jilid II.  LP3ES.  Jakarta.

Hariadi, S.S., dan Pringgosapoetro, M., 1992. “Media Penyuluhan dan Difusi Inovasi Pertanian di
Pedesaan Kabupaten Bantul”, Fakultas Pertanian UGM Jogyakarta.

Lionberger H. and Gwin P.H., 1982. Communication Strategis,  The Interstate Printera & Publisher, Iinc.
Canville.

Margaretha 2002 Harus diulang lagi ketika tahapan proses dilewati. Dalam Buletin DAFEP,Vol 2. Tahun
2002. Proyek Desentralisasi Penyuluhan Pertanian Dan Kehutanan Jakarta

Reijntjes, C., Bertus Havercort dan Ann Water Bayer. 1999. Pertanian Mas Depan. Penerbit
Kanisius. Yogjakarta. 270 halaman

Soekartawi.  2000. Teori Ekonomi Produksi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Syam M., Widjono A., 1992. Keterkaitan Penelitian dan Penyuluhan-Persepsi. Institusi dan Tata
Hubungan Kerja, dalam Teknologi dan Embung, Prosiding Perakitan Teknologi Program
Keterkaitan Penelitian Penyuluhan. Badan Litbang Pertanian
Tulus Tambunan. 1999. Reformasi Industrialisasi Perdesaan. Media Ekonomi Publishing. Fakultas
Ekonomi Universitas Trisakti. Jakarta

Usman S. 2002. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. Pustaka Pelajar. Yogjakarta.

Van Den Ban A.W., dan Hawkins HS., 1996 Penyuluhan Pertanian, Kanisius, Yogyakarta Anwar, S.,
1982, Dampak Kuliah Kerja Nyata Pada Masyarakat Desa, Kasus KKN Universitas Andalas di
Sumatera Barat,Disertasi , Doktor, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

EVALUASI PELAKSANAAN GELAR TEKNOLOGI JAGUNG HIBRIDA BIMA-


5
Di GAPOKTAN  “KARYA MUDA’’ DESA JLAMPRANG KECAMATAN BAWANG

KABUPATEN BATANG

NASKAH SIARAN RADIO


(IKLAN LAYANAN PENYULUHAN PERTANIAN)
“PELUANG USAHA INTEGRASI
JAGUNG DAN TERNAK SAPI”

OLEH :
ICHSAN KURNIAWAN,SP

UPT BALAI PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN


PERIKANAN KEHUTANAN DAN KETAHANAN
PANGAN
KECAMATAN IV KOTO
2013

Naskah Siaran Radio (Iklan Layanan Penyuluhan Pertanian)

JUDUL                  : PELUANG USAHA INTEGRASI JAGUNG DAN TERNAK SAPI


NASKAH             : ICHSAN KURNIAWAN, SP
DURASI               : 4
Menit                                                                                                                                                     

No Pelaku/ jenis suara/ Teks suara


tempat
1. Music pembuka (10 detik) IN – UP – DOWN – OUT
Jingle Musik Minang (Musik Saluang)
2. DI TERAS RUMAH SI ROS SUARA ANGIN BERTIUP
3. Si Ros SETENGAH MERENGEK
Ayo da Jun… kapan nih kita nikah…? Dulu kan uda bilang kalo sudah
pulang dari kota kita segera nikah, mana?  Lamaran orang semua
udah Ros tolak da.. Karena nunggu uda…

KESAL
Eee… Uda bilang malah mesti tunggu cari kerja lagi…, Lama banget
sih da… Keburu tua nanti Da
4. Junaidi SAMBIL MENGHELA NAFAS PANJANG
Ahhh, sabarlah dulu Ros.., Uda jadi pusing kalau begini…! Sekarang
Uda kan masih menganggur, belum dapat kerja, Udah banyak
lamaran yang uda kirim, tapi belum ada satupun yang membalas. Kalo
kita nikah sekarang nanti kalau kita punya anak, mau dikasih makan
apa?
5. Si Ros MENEKUR TERDIAM SEJENAK
Yaa…makan nasi lah da, masak makan pasir…
NGAMBEK
Ya sudah kalau gitu. Berarti Uda Jun nggak sayang sama Ros, nggak
cinta. Kalau emang cinta, Uda pasti usahakan apapun asal kita jadi
nikah. Yaah kalau kaya gini, kita putus ajalah Da Jun.., biar Ros kawin
sama orang lain aja.
BERDIRI DAN MELANGKAH PERGI
6. Junaidi LANGSUNG BERDIRI DAN MENCEGAH
Ros dengar Uda dulu…
BERUSAHA LEBIH MENAHAN KEPERGIAN ROS
E..e..e.. iya..iya.. Ros jangan marah gitulah,  kita segera nikah Ros,
tapi gimana dengan pekerjaan Da. Cuma itu yang Da pikirkan. Mau
menghidupi anak orang pakai apa?
7. Si Ros TERDIAM
8. Junaidi Dan apa Bapakmu setuju? Dengan orang yang tidak punya pekerjaan.
9. Si Ros Ya Si Uda. Kalau setuju sudah pasti setuju.  Kalau pencarian, jangan
bingung da. Uda bias usaha sendiri. Lagian keluarga uda punya lahan
warisan tuh dibelakang rumah uda, luas kayaknya.., kenapa nggak
pake aja tuk usaha tani da…?
10. Junaidi BINGUNG SEJENAK SAMBIL GARUK KEPALA
Hm…, Iya juga ya… Tapi mau kita Tanami apa?
11. Si Ros Apa saja Da.., seperti cabe, sayur manis atau jagung Da, kan gak
lama tuh, 3 bulan 4 bulan dah bisa panen,  trus untuk meningkatkan
hasilnya,  kita bisa sekalian pelihara sapi…, katanya sapi Simenthal
prospeknya bagus selain itu juga limbah tanaman bisa dibuat untuk
pakan sapi,dan limbah sapi bisa untuk pupuk tanaman da.., gmn?
Kalau perlu kita bikin prabrik pupuk kompos sekalian, kan bisa dijual.
12. Junaidi Hah… Aduuu Ros, kamu kok banyak tau, tau yang begituan sampai
kompos  segala itu darimana?
13. Si Ros Ya.., Bapak kan masuk kelompok tani da..,Ttiap minggu kan PPLnya,
pak Ichsan datang tuk kasi kita pengarahan, nanti uda masuk
kelompok tani deh, biar kita bisa banyak belajar…
14. Junaidi Kamu kenal sama PPL nya? Kantornya dimana? Kalo kenal aku mau
ngobrol dengan beliau tentang ide ini…
15 Si Ros Ya kenal dong Uda Jun sayang.., Ayok aku antarin ke tempat
PPLnya..
16 DI BPP KOTO TUO SUARA LANGKAH
17. Ros dan Junaidi Assalamu’alaikum..
18. PPL Wa’alaikumussalam, Eeh.. Ros, ada apa ini? Tumben sampai ke BPP
ini, biasanya Pak Patiah, Bapakmu yang suka kesini...
17. Si Ros Ini.. da Junaidi mau ngobrol gmn kalo kita buka lahan jagung sama
ternak sapi…
18. PPL Ooo... silahkan
MEMPERSILAHKAN DUDUK
19. Junaidi begini pak.. saya punya lahan sekitar setengah hektar pak.. kalo saya
tanami jagung manis gimana menurut Bapak?
20. PPL Waaah wahh.. Bagus itu pak, jagung manis adalah tanaman yang
sangat gampang untuk di pelihara dan mempunyai prospek yang
bagus saat di panen, penanaman jagung manis relatif gampang.
Setelah lahan dicangkul sampai halus, barulah ditugal dengan
kedalaman tiga sentimeter untuk menaruh bibit yang akan ditanam.
Kemudian, bibit ditimbun sekadarnya. Tekstur tanahnya harus
gembur. Tidak boleh diinjak karena dapat menyebabkan tanah
menjadi padat. Nahhh, kemudian setiap lubang diisi sebutir benih
dengan jarak 20–70 sentimeter.
Dalam satu batang, jagung manis memiliki satu–tiga tongkol, tapi
untuk menjaga agar buah maksimal satu batang ditinggalkan satu
tongkol. Sedangkan buah muda bisa dipanen dan dijual untuk
konsumsi sayur pada umur 50 hari. Selain itu juga daun jagung juga
bisa dijual untuk pakan ternak.
21. Junaidi Berarti kalo kita tambah piara sapi akan lebih untung ya pak?
22. PPL Oh iya.., menempatkan dan mengusahakan sejumlah ternak sapi di
areal tanaman pangan tanpa mengurangi aktivitas dan produktivitas
tanaman tersebut, itu sangat baik.  bahkan keberadaan ternak sapi ini
dapat meningkatkan produktivitas tanaman sekaligus meningkatkan
produksi sapi itu sendiri. Ternak sapi memanfaatkan produk ikutan
dan produk samping tanaman atau sisa-sisa hasil tanaman untuk
pakan ternak dan sebaliknya ternak sapi dapat menyediakan bahan
baku pupuk organik sebagai sumber hara yang dibutuhkan tanaman.
Naaah….  limbah tanaman jagung dapat digunakan sebagai pakan
sapi dalam beberapa cara, bisa sapi digembalakan di lading jagung,
limbah dipanen dan langsung diberikan kepada sapi, atau dibuat
silase atau di fermentasi… bagaimana caranya nanti bisa kita buat
demontrasi cara di lapangan…
23. Si Ros MENGANGGUK ANGGUK SAMBIL MENOLEH KEPADA JUNAIDI
Gimana Da Jun udah mantap rencananya?
24. Junaidi SENYUM SENANG
Tterima kasih pak, nanti saya ikut pertemuan kelompok tanil ah,
supaya bisa banyak belajar sambil memulai usaha ini… Kami permisi
dulu ya pak.. Assalamu’alaikum..
MELANGKAH KELUAR
25. PPL Wa’alaikukussalam
26. Si Ros Jadi, gimana da, jadi kita nikahnyakan gak pake lama kan…?
27. Junaidi Iya..iya.. nanti malam uda ke rumah mu ngobrol dengan Bapak.. Uda
udah mantap dengan rencana uda, jadi uang kerja uda di kota itu bisa
buat modal buka usaha jagung dan beli sapi nantinya… semua ini
karena ide cemerlang kamu, uda makin cinta sama kamu. Ngomong-
ngomong PPL nya masih muda dan pintar ya…, Kamu kok kenal,
emangnya kamu sering ikut pertemuan dengan Bapak ya..
28. Si Ros Hehehe…enggak uda, pak PPL itu kan…
TERHENTI SEJENAK
Hehe.. Pernah ngelamar Ros da...
SAMBIL SENYUM SENYUM
29. Junaidi Haahhhhh……….????
30 Musik penutup IN – UP – DOWN – OUT

Naskah siaran pedesaan " Bincang Agribisnis" bersama Radio


Fast FM, Magelang

Naskah Siaran Radio tanggal 26 Februari 2014


Budidaya Ayam Kampung Super

Oleh : Nur Prabewi, S.Pt, MP dan A.Firdaus


Prolog

Selamat malam keluarga Fast FM dimanapun anda berada, jumpa lagi dalam acara Bincang
Agribisnis yang mana pada kesempatan malam hari ini saya Firdaus dan ibu Nur Prabewi akan
menyampaikan tentang Teknik Budidaya Ayam Kampung Super.

Meningkatnya permintaan konsumsi masyarakat terhadap daging ayam kampung membuat


tingginya harga ayam kampung saat ini, disamping pemeliharaan yang lebih lama dari ayam broiler ,
tatalaksana budidaya juga mempengaruhi cepat lambatnya pertumbuhan ayam kampung itu sendiri.
Ayam kampung super merupakan jawaban atas kebutuhan daging ayam kampung saat ini, disamping
kulaitas dagingnya untuk rasa dan kekenyalan tidak kalah dengan ayam kampung biasa , masa
pemeliharaannya pun cukup singkat, dengan pemeliharaan yang intensif ayam sudah dapat dipanen
pada umur 8-9 minggu dangan bobot rata-rata 1 kg

Kebiasaan peternak dalam budidaya ayam kampung di Indonesia adalah dengan cara diumbar, atau
ayam dibiarkan berkeliaran dan mencari makan sendiri. Namun cara ini dipandang kurang memiliki nilai
ekonomis jika tujuan pemeliharaan untuk mencari keuntungan. Pola pemeliharaan ayam kampung
secara intensif merupakan cara yang bisa mendatangkan keuntungan sebagai sebuah bisnis. Permintaan
daging ayam kampung yang cukup besar memberikan peluang bisnis yang menggiurkan untuk budidaya
ayam kampung secara intensif.

Perawatan ayam kampung yang dipelihara secara intensif memiliki sedikit perbedaan dengan
perawatan ayam kampung cara tradisional. Selain memerlukan perhatian yang lebih intensif juga
masalah pakan dan harus lebih terkelola dengan baik. Memelihara ternak ayam  secara intensif memiliki
keungulan, yaitu lebih mudah melakukan kontrol terhadap penyakit.

Agar dalam usaha budidaya ayam kampung super secara intensif ini bisa berhasil, diperlukan
manajemen dan tata kelola yang baik dan benar. Ada beberapa faktor yang menjadi penentu
keberhasilan usaha budidaya ayam kampung secara intensif. Faktor-faktor yang penting diperhatikan
dalam usaha budidaya ayam kampung secara intensif antara lain :

1. Pemilihan Bibit Pada Ayam Kampung Super.

Bibit ayam kampung yang berumur 1 hari atau lebih dikenal dengan DOC merupakan hal yang
penting untuk diperhatikan. Jika tujuan pemeliharaan ayam kampung untuk tujuan diambil daging, maka
memilih DOC dari keturunan ayam yang bertubuh besar dan pertumbuhan yang cepat diprioritaskan. 

Ciri-ciri DOC yang memiliki kualitas bagus antara lain berdiri tegap, sehat dan tidak cacat, mata
bersinar, bulu bersih dan mengkilap.

2. Kandang
Kandang yang ideal untuk ayam kampung adalah kandang panggung, Hal ini dikarenakan agar
meminimalkan kotoran yang menumpuk di lantai dan mencegah mudahnya penularan penyakit melalui
kotoran. Sebelum DOC masuk kandang diberi lampu yang berfungsi sebagai brooder, seluruh sisi
kandang ditutupi koran  yang bertujuan agar DOC berada dalam suhu yang hangat dengan suhu sekitar
39-40 °c. Sebelum DOC datang kandang harus benar-benar steril dan lampu kandang dinyalakan 1 hari
sebelum DOC masuk.

Kemudian DOC yang baru masuk diberi air gula merah dengan tujuan agar meningkatkan
stamina setelah melalui perjalanan jauh.  DOC datang pada malam hari dan baru diberi pakan pada pagi
hari 

3. Pakan.

Pakan pada ayam kampung memegang peranan yang cukup penting dalam menentukan
pertumbuhan ayam kampung. Meski demikian sebenarnya pakan untuk ayam kampung tidaklah serumit
pakan untuk ayam ras seperti broiler, ayam petelur dan lain-lain.

Bahan pakan yang bisa diberikan antara lain : konsentrat (tepung ikan, tepung daun singkong,tepung
singkong kasar), dedak, jagung. Selain makanan pabrikan tersebut bisa juga diberikan pakan alternatif
seperti sisa dapur/warung,hijauan berprotein tinggi seperti azzola/ cincangan daun singkong dan lain
sebagainya. Pakan alternatif tersebut cukup bisa menghemat biaaya produksi sehingga keuntungan
usaha ayam kampung bisa meningkat. 

Yang terpenting dalam menyusun ransum untuk ayam kampung harus memperhatikan
kebutuhan nutrisi ayam kampung yaitu protein kasar (PK) sebesar minimal 12% dan energi metabolis
(EM) minimal sebesar 2500 Kkal/kg. Untuk Jumlahpakan yang diberikan untuk ayam kampung
disesuaikan dengan usia ayam kampung itu sendiri.

Pemberian pakan dan minuman dilakukan secara rutin 2 x sehari pada pagi dan sore hari. Adapun
dosis pemberian pakan adalah sebagai berikut :

No Umur Dosis makanan

1 Minggu I 7 gram/hr/ekor

2 Minggu II 15 gram/ hr/ekor

3 Minggu III 25 gram/ekor/hari

4 Minggu IV 30 gram/hari/ekor

5 Minggu V 35 gram/hari/ekor

6 Minggu VI 45 gram/hari/ekor
7 Minggu VII 50 gram/hari/ekor

8 Minggu VIII 60 gram/hari/ekor

9 Minggu IX 65 gram/hari/ekor

10 Minggu IX 70 gram/hari/ekor

4. Pencegahan penyakit

            Untuk mencagah terjadinya penyakit maka kandang harus dibersihkan secara rutin yakni
membersihkan kotoran ayam dan penyemprotan disenfektan yang dilakukan minimal 2 hari sekali.
Pemberian obat/ jamu herbal dilakukan agar menjaga daya tahan tubuh ternak, pemberian jamu herbal
rutin dilakukan setiap 4-5 hari sekali tergantung kondisi cuaca, adapun dosis pemberiannya adalah 4 ml
tiap 100 ml  air minum.

5. Penanganan Penyakit

             Apabila ada ayam yang sakit maka yang harus ditangani terlebih dahulu adalah ayam yang
sehat.dengan cara pemberian bakan pakan dan herbal untuk meningkatkan stamina tubuh ternak.

6.Pemasaran

Untuk informasi harga terakhir ayam kampung super di magelang berkisar 25 ribu /kg.

            Demikian sekilas tentang budidaya ayam kampung super kepada pendengar fast FM yang tertarik
untuk membudidayakan ayam kampung super kami ucapkan selamat mencoba.

Pertanyaan :

1.Apa itu ayam super ?

2.Bagaimana penanganan penyakit pada ayam yang kena berak hijau/ berak kapur?

3.Bahan pakan yang murah dan memenuhi kebutuhan nutrisi ternak?

4. Bagaimana dengan analisa usaha ayam super?

5. Berapa kepadatan kandang ayam sesuai umurnya?


6. Dimana bisa mendapatkan DOC ayam super?

7.Penyakit apa yang paling berbahaya bagi ayam super?

8.Kapan waktu yg tepat dalam pelaksanaan vaksin?


Diposkan oleh Ah. Firdaus di 07.15 

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Label: siaran

Tidak ada komentar:


Naskah siaran pedesaan " Bincang Agribisnis" bersama Radio
Fast FM, Magelang

Naskah Siaran Radio tanggal 26 Februari 2014


Budidaya Ayam Kampung Super

Oleh : Nur Prabewi, S.Pt, MP dan A.Firdaus

Prolog

Selamat malam keluarga Fast FM dimanapun anda berada, jumpa lagi dalam acara Bincang
Agribisnis yang mana pada kesempatan malam hari ini saya Firdaus dan ibu Nur Prabewi akan
menyampaikan tentang Teknik Budidaya Ayam Kampung Super.

Meningkatnya permintaan konsumsi masyarakat terhadap daging ayam kampung membuat


tingginya harga ayam kampung saat ini, disamping pemeliharaan yang lebih lama dari ayam broiler ,
tatalaksana budidaya juga mempengaruhi cepat lambatnya pertumbuhan ayam kampung itu sendiri.
Ayam kampung super merupakan jawaban atas kebutuhan daging ayam kampung saat ini, disamping
kulaitas dagingnya untuk rasa dan kekenyalan tidak kalah dengan ayam kampung biasa , masa
pemeliharaannya pun cukup singkat, dengan pemeliharaan yang intensif ayam sudah dapat dipanen
pada umur 8-9 minggu dangan bobot rata-rata 1 kg

Kebiasaan peternak dalam budidaya ayam kampung di Indonesia adalah dengan cara diumbar, atau
ayam dibiarkan berkeliaran dan mencari makan sendiri. Namun cara ini dipandang kurang memiliki nilai
ekonomis jika tujuan pemeliharaan untuk mencari keuntungan. Pola pemeliharaan ayam kampung
secara intensif merupakan cara yang bisa mendatangkan keuntungan sebagai sebuah bisnis. Permintaan
daging ayam kampung yang cukup besar memberikan peluang bisnis yang menggiurkan untuk budidaya
ayam kampung secara intensif.

Perawatan ayam kampung yang dipelihara secara intensif memiliki sedikit perbedaan dengan
perawatan ayam kampung cara tradisional. Selain memerlukan perhatian yang lebih intensif juga
masalah pakan dan harus lebih terkelola dengan baik. Memelihara ternak ayam  secara intensif memiliki
keungulan, yaitu lebih mudah melakukan kontrol terhadap penyakit.
Agar dalam usaha budidaya ayam kampung super secara intensif ini bisa berhasil, diperlukan
manajemen dan tata kelola yang baik dan benar. Ada beberapa faktor yang menjadi penentu
keberhasilan usaha budidaya ayam kampung secara intensif. Faktor-faktor yang penting diperhatikan
dalam usaha budidaya ayam kampung secara intensif antara lain :

1. Pemilihan Bibit Pada Ayam Kampung Super.

Bibit ayam kampung yang berumur 1 hari atau lebih dikenal dengan DOC merupakan hal yang
penting untuk diperhatikan. Jika tujuan pemeliharaan ayam kampung untuk tujuan diambil daging, maka
memilih DOC dari keturunan ayam yang bertubuh besar dan pertumbuhan yang cepat diprioritaskan. 

Ciri-ciri DOC yang memiliki kualitas bagus antara lain berdiri tegap, sehat dan tidak cacat, mata
bersinar, bulu bersih dan mengkilap.

2. Kandang

Kandang yang ideal untuk ayam kampung adalah kandang panggung, Hal ini dikarenakan agar
meminimalkan kotoran yang menumpuk di lantai dan mencegah mudahnya penularan penyakit melalui
kotoran. Sebelum DOC masuk kandang diberi lampu yang berfungsi sebagai brooder, seluruh sisi
kandang ditutupi koran  yang bertujuan agar DOC berada dalam suhu yang hangat dengan suhu sekitar
39-40 °c. Sebelum DOC datang kandang harus benar-benar steril dan lampu kandang dinyalakan 1 hari
sebelum DOC masuk.

Kemudian DOC yang baru masuk diberi air gula merah dengan tujuan agar meningkatkan
stamina setelah melalui perjalanan jauh.  DOC datang pada malam hari dan baru diberi pakan pada pagi
hari 

3. Pakan.

Pakan pada ayam kampung memegang peranan yang cukup penting dalam menentukan
pertumbuhan ayam kampung. Meski demikian sebenarnya pakan untuk ayam kampung tidaklah serumit
pakan untuk ayam ras seperti broiler, ayam petelur dan lain-lain.

Bahan pakan yang bisa diberikan antara lain : konsentrat (tepung ikan, tepung daun singkong,tepung
singkong kasar), dedak, jagung. Selain makanan pabrikan tersebut bisa juga diberikan pakan alternatif
seperti sisa dapur/warung,hijauan berprotein tinggi seperti azzola/ cincangan daun singkong dan lain
sebagainya. Pakan alternatif tersebut cukup bisa menghemat biaaya produksi sehingga keuntungan
usaha ayam kampung bisa meningkat. 

Yang terpenting dalam menyusun ransum untuk ayam kampung harus memperhatikan
kebutuhan nutrisi ayam kampung yaitu protein kasar (PK) sebesar minimal 12% dan energi metabolis
(EM) minimal sebesar 2500 Kkal/kg. Untuk Jumlahpakan yang diberikan untuk ayam kampung
disesuaikan dengan usia ayam kampung itu sendiri.
Pemberian pakan dan minuman dilakukan secara rutin 2 x sehari pada pagi dan sore hari. Adapun
dosis pemberian pakan adalah sebagai berikut :

No Umur Dosis makanan

1 Minggu I 7 gram/hr/ekor

2 Minggu II 15 gram/ hr/ekor

3 Minggu III 25 gram/ekor/hari

4 Minggu IV 30 gram/hari/ekor

5 Minggu V 35 gram/hari/ekor

6 Minggu VI 45 gram/hari/ekor

7 Minggu VII 50 gram/hari/ekor

8 Minggu VIII 60 gram/hari/ekor

9 Minggu IX 65 gram/hari/ekor

10 Minggu IX 70 gram/hari/ekor

4. Pencegahan penyakit

            Untuk mencagah terjadinya penyakit maka kandang harus dibersihkan secara rutin yakni
membersihkan kotoran ayam dan penyemprotan disenfektan yang dilakukan minimal 2 hari sekali.
Pemberian obat/ jamu herbal dilakukan agar menjaga daya tahan tubuh ternak, pemberian jamu herbal
rutin dilakukan setiap 4-5 hari sekali tergantung kondisi cuaca, adapun dosis pemberiannya adalah 4 ml
tiap 100 ml  air minum.

5. Penanganan Penyakit

             Apabila ada ayam yang sakit maka yang harus ditangani terlebih dahulu adalah ayam yang
sehat.dengan cara pemberian bakan pakan dan herbal untuk meningkatkan stamina tubuh ternak.

6.Pemasaran
Untuk informasi harga terakhir ayam kampung super di magelang berkisar 25 ribu /kg.

            Demikian sekilas tentang budidaya ayam kampung super kepada pendengar fast FM yang tertarik
untuk membudidayakan ayam kampung super kami ucapkan selamat mencoba.

Pertanyaan :

1.Apa itu ayam super ?

2.Bagaimana penanganan penyakit pada ayam yang kena berak hijau/ berak kapur?

3.Bahan pakan yang murah dan memenuhi kebutuhan nutrisi ternak?

4. Bagaimana dengan analisa usaha ayam super?

5. Berapa kepadatan kandang ayam sesuai umurnya?

6. Dimana bisa mendapatkan DOC ayam super?

7.Penyakit apa yang paling berbahaya bagi ayam super?

8.Kapan waktu yg tepat dalam pelaksanaan vaksin?


Diposkan oleh Ah. Firdaus di 07.15 

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Label: siaran

Tidak ada komentar:


V

TEKNIK MEMBUAT NASKAH SIARAN RADIO SEBAGAI MEDIA PENYULUHAN




шаблоны RocketTheme
Форум вебмастеров
Penilaian:   / 1 

Beri Penilaian
Terburuk Terbaik 
POST 04 FEBRUARI 2014

BY IR. ERMINA YOGASURIA, M.SI.

DILIHAT: 13614

bbppl-naskah radioLATAR BELAKANG


Penyuluhan adalah proses pendidikan non formal, pada dasarnya ingin merubah perilaku dari sasaran penyuluhan
itu. Perubahan perilaku dapat terjadi apabila terjadi interaksi penyuluh yang akan menyampaikan informasi baru
dengan sasaran. Kegiatan penyuluhan pertanian adalah suatu kegiatan penyampaian informasi kepada orang lain,
dengan harapan orang tersebut dapat berubah perilakunya dengan mau melaksanakan informasi yang disampaikan.
Sesorang berubah perilakunya dapat disebabkan setelah berinteraksi dengan orang lain.

Pertanyaannya, bagaimana informasi ini dapat diterima oleh sasaran?


Informasi apa yang ingin disampaikan tentunya diharapkan dapat diterima dengan baik oleh sasaran. Bila kita
mengharapkan adanya perubahan dari sasaran melalui informasi yang disampaikan, maka cara penyampaian
informasi amat diperlukan. Sebagai penyampai informasi (communicant), seorang  penyuluh pertanian harus
mengetahui media apa yang akan digunakan untuk penyampaian informasi ini. Penyuluh pertanian dapat dan  harus
menggunakan teknik-teknik komunikasi yang paling efektif agar sasaran mau menerapkan pengetahuan barunya itu.
Melalui komunikasi yang efektif dapat menunujang keberhasilan penyuluhan pertanian.
    
Salah satu media yang dapat digunakan adalah melalui siaran radio.  Biaya penyelenggaraan siaran radio jauh lebih
murah dibandingkan dengan media komunikasi massa lain seperti televisi, dimana kemampuan daya  jangkaunya di
daerah relatif yang sama luasnya.

MEDIA PENYULUHAN PERTANIAN
Salah satu kegiatan dalam penyelenggaraan penyuluhan adalah penyampaian informasi dan teknologi kepada
penggunanya. Informasi dan teknologi tersebut bisa disampaikan secara langsung maupun tidak langsung dengan
menggunakan media penyuluhan. Berbagai media penyuluhan dapat digunakan untuk megemas informasi dan
teknologi yang akan disampaikan kepada sasaran sebagai pengguna teknologi seperti : media cetak, media audio,
media audio visual, media berupa obyek fisik atau benda nyata.

Beragamnya media memiliki karakteristik yang berbeda pula. Karena itu untuk setiap tujuan yang berbeda diperlukan
media yang berbeda pula. Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan penyuluhan, media tadi sangat penting
sebagai saluran, penyampaian pesan.

Dengan demikian media penyuluhan adalah suatu benda yang dikemas sedemikian rupa untuk memudahkan
penyampaian materi kepada sasaran, agar sasaran dapat menyerap pesan dengan mudah dan jelas.

Dalam operasionalisasinya, ada berbagai jenis media komunikasi yang dapat dipilih dan digunakan dalam
penyuluhan, antara lain yaitu penggunaan radio sebagai “media dengar”.

MENGAPA RADIO….?
Komunikasi yang dilakukan di radio, seperti halnya di media massa lain, adalah komunikasi massa, yaitu komunikasi
kepada orang banyak (massa, publik) dengan menggunakan media (communicating with media).
Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik
(gelombang elektromagnetik).  Gelombang  ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat
ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul
udara).

Radio dipandang sebagai “kekuatan kelima” (the fifth estate) setelah lembaga eksekutif (pemerintah), legislatif
(parlemen), yudikatif (lembaga peradilan), dan pers atau surat kabar.  Hal itu antara lain karena radio memiliki
kekuatan langsung, tidak mengenal jarak dan rintangan, dan memiliki daya tarik sendiri, seperti kekuatan suara,
musik dan efek suara.

Dalam melaksanakan penyuluhan pertanian, Apapun materi yang akan disampaikan oleh penyiar melalui media
radio, efektifitasnya tidak terlepas dari naskah siaran yang telah disusun, sehingga menjadi suatu acuan bagi penyiar
dalam menyampaikan pesan, sehingga dapat sampai dengan tepat kepada sasaran. Untuk itu perlu diketahui dan
dipelajari kiat-kiat dalam menulis naskah radio.

MENULIS  NASKAH RADIO


Naskah siaran (Sscript) adalah materi siaran yang akan disampaikan penyiar dalam siaran radio dengan teknik
“membaca naskah”.  Penyiar yang menyampaikan siaran secara ad libitum (tanpa naskah) tentu tidak
memerlukannya, kecuali sedikit catatan tentang pokok-pokok materi (pointers) yang akan dibicarakan.  Naskah
siaran umumnya berisi “materi serius” seperti Tips atau informasi ringan sebagai sisipan dalam siaran musik, dapat
juga berupa naskah lengkap tentang suatu tema tertentu.

Beberapa unsur yang harus diperhatiakn dalam menulis naskah radio, yaitu :
1.Prinsip Penulisan Naskah
  Dalam penulisannya, ada prinsip penulisan yang tidak boleh diabaikan : dimana naskah radio harus mudah dibaca
oleh penyiar, mudah dimengerti oleh pendengar, dan saat dibacakan oleh penyiar harus terdengar seolah-olah sang
peyiar tidak sedang membaca, tapi berbicara (spoken reading)
  Beberapa prinsip penulisan yang harus menjadi acuan, dintaranya:
  a.Write The Way You Talk
    Tuliskan sebagaimana cara Anda mengatakannya.  Menulis naskah radio adalah “menulis untuk berbicara”, bukan
membaca atau menatap, sehingga penyiar mengucapkannya, bukan membacanya.
  b.Bahasa Tutur
    Menggunakan bahasa atau kata-kata yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari, dan susunan
kalimatnya bergaya obrolan
  c.KISS (Keep It Simple and Short)
    Gunakan kata-kata dan kalimat yang sederhana dan singkat sehingga mudah dimengerti.
  d.ELF (Easy Listening Formula)
    “Rumus enak didengar”, yaitu susunan kalimat yag jika diucapkan enak didengar dan mudah dimengerti pada
pendengaran pertama.  Naskah siaran haruslah “sekali ucap langsung dimengerti”

2.Karakteristik Naskah
  Berdasarkan prinsip penulisan, maka naskah siaran haruslah memenuhi karakteristik sebagai berikut:
  a.Jelas
    Kata dan Kalimat yang disusun harus “sekali ucap langsung dimengerti”
  b.Ringkas
    Satu ide untuk satu kalimat. Hindari pemakaian anak kalimat.
  c.Sederhana
    Kata-kata yang digunakan harus sederhana, umum digunakan dalam percakapan keseharian, tidak rumit, tidak
teknis ilmiah yang tidak dikenal di kalangan awam.
  d.Aktif
    Gunakan kalimat aktif, bukan pasif.
  e.Imajinatif
    Naskah harus mampu mengembangkan imajinasi pendengar hanya dengan kekuatan kata-kata, suara, dan
dukungan music.
  f.Hindari Akronim
    Kalaupun harus menggunakannya, beri keterangan sesudah atau sebelum dikemukakan.
  g.Pembulatan Angka
    Informasi radio sifatnya global, tidak detail, karenanya angka-angka sebaiknya dibulatkan.
  h.Global
    Hindari sedapat mungkin detil yang tidak perlu, sederhanakan fakta’
  i.Logis
    Hindari susunan kalimat yang terbalik
  j.Bercerita ( Storytelling)
    Gunakan kalimat tidak langsung atau hindari penggunaan kalimat langsung.
  k.Sign Posting
    Gunakan tanda-tanda baca dalam kalimat untuk membantu penyiar dalam membacanya.

3.Teknik Penulisan Kata Dan Kalimat


  a.Penulisan Huruf
    Gunakan huruf kapital (huruf besar) secara normal, misalnya huruf pertama nama orang atau tempat, jangan
semuanya huruf besar
  b.Kata Ganti
    Ulangi kata kunci atau unsur penting dalam kalimat untuk pendengar yang telat menaruh perhatian.
  c.Penulisan Nama
    Nama tidak boleh ditempatkan pada awal kalimat, karena nama  bila diawal mudah lepas dari pendengaran. Juga
tidak perlu memberikan nama lengkap dan gelar dari orang-orang terkenal.
  d.Penulisan Gelar/ Jabatan.
    Atribusi seperti jabatan, gelar, atau predikat selalu mendahului nama.
  e.Penulisan Waktu
    Gunakan kata-kata “kemarin”, “hari ini”, dan” besok”, bukan nama hari seperti Senin, Selasa dan Rabu. Sebaiknya
gunakan kata “jam” bukan “pukul”. Tuliskan unsur waktu dengan membulatkannya, misal jam sembilan pagi, bukan
ditulis pukul 09.10 WIB.
  f.Penulisan Angka
    Satu angka ditulis pengucapannya, missal angka 3 ditulis “tiga”.  Lebih dari satu angka ditulis angkanya, misalnya
25 atau 475.
    Angka ratusan,ribuan, jutaan, dan milyaran sebaiknya jangan gunakan nol, tapi ditulis: lima ratus, delapan ribu, 15
juta, 145 milyar
  g.Tanda Baca
    Gunakan tanda baca sebagaimana mestinya, seperti tanda Tanya ( ? ) , titik (. ) , koma ( , ).  Namun,  banyak
penyiar menyukai tanda garis miring satu ( / ) untuk koma, dan tanda garis miring dua ( // ) untuk titik, agar lebih jelas
dan membantu pengaturan nafas.

4.Pola Halaman
  Pola Halaman naskah siaran yang diadaptasi dari Pedoman untuk Wartawan, terbitan USIS Kedubes AS Jakarta,
1987, yaitu :
  a.Sebaiknya gunakan kertas ukuran standar letter (21,5 x 27,5 cm)
  b.Ketik pada satu muka saja dari halaman itu, jangan bolak-balik
  c.Pada sudut kiri atas setiap halaman, tuliskan :
    -Nama Penulis Naskah
    -Satu atau dua kata tentang isi naskah (slug line)
    -Tanggal
    Sertakan ejaan fonetik setiap kali muncul kata yang sulit diucapkan dalam naskah , contoh: M-o-U (Em Ow You)’
    Akhiri setiap halaman dengan paragraph.  Jangan lanjutkan paragraph dari satu halaman ke halaman lain. 
Jangan lanjutkan kalimat dari satu halaman ke halaman lain.
    Tanda akhir selalu dibubuhkan pada akhir naskah, misalnya dengan triple Star (***), atau garis mirig tiga (///).

5.Menulis Naskah Berita Radio


  Berita radio selalu diperlukan untuk menjawab dua pertanyaan sederhana :
  a.Apa yang terjadi? (atau sedang terjadi)
  b.Terus bagaimana?
  Pertanyaan kedua mungkin yang paling penting.  Hal ini akan memberikan kepada arah dari berita.

Berita radio harus berimbang, harus memberikan fakta bukan opini.  Cara termudah untuk membuat skrip berita
adalah membayangkan sedang menceritakannya kepada teman, yang tertarik  pada berita tetapi tidak mempunyai
cukup waktu untuk mencari sendiri. Cara penyampaian harus diperhatikan.  Sampaikan berita dengan cara yang
mudah diterima oleh pendengar.  Usahakan menyajikan berita yang dapat dipertanggung jawabkan, yang diawali
dari tahap pencarian berita.
Secara garis besar , ada tiga posisi yang saling mendukung dalam penyiaran berita, antara lain :
a.Pengumpulan dan penulisan berita, ini dilakukan oleh reporter
b.Produksi dan penyuntingan berita, dilakukan oleh editor
c.Penyampaian berita, dilakukan oleh pembaca berita/penyiar.

DAFTAR PUSTAKA
Asep Syamsul M Romli, 2009.  Dasar-dasar Siaran Radio. Penerbit Nuansa, Bandung.
Tarya D. Sugarda, Sudarmanto & Samedi Sumintaredja. 2001. Penyuluhan Pertanian. Yayasan Pengembangan
Sinar Tani
Van den Ban & Hawkins. 2009. Penyuluhan Pertanian. Penerbit Kanisius. Yogyakarta

CONTOH NASKAH MAJALAH UDARA

MAJALAH UDARA

ACARA                         :

PRODUCER ACARA     : 

JUDUL                          : MANFAAT MINUM TEH DIPAGI HARI

NASKAH                       : 

HARI / TANGGAL         :

JAM SIARAN                :

DURASI                        : 

===========================================================================

MAJALAH UDARA

Nama Acara : SPIRIT ON THE AIR

      06.00 - 09.00 : Info pagi

No waktu Nama acara Durasi keterangan


1 06.00 - 06.05 1 lagu 5 menit lagu indonesia

2 06.05 - 06.07 opening 2 menit Membuka acara Spirit On The Air


(SOTA),,, Kemudian menyapa seluruh
sahabat kreatif dimana saja berada,,,
juga memberikan motivasi agar selalu
semangat di hari ini.

3 06.07- 06.17 2 lagu 10 menit

4 06.17 - 06.22 informasi 5 menit Sahabat kreatif,


pertama
Pagi hari adalah saat nikmat untuk
menikmati secangkir minuman yang
hangat. Biasanya, kopi adalah
minuman utama yang jadi pilihan
banyak orang untuk menambah
semangat mereka sepanjang hari.

Orang-orang tergila-gila untuk


minum kopi, tetapi mengapa coba
menggantinya dengan teh? Padahal,
teh adalah minuman yang bisa
menenangkan Anda saat sedang ingin
bersantai. Teh juga punya kafein yang
bisa memberi semangat lebih kepada
Anda saat butuh dorongan ekstra.

5 06.22 - 06.32 2 lagu 10 menit

6 06.32 - 06.35 spot + jingle pro2 3 menit

7 06.35 - 06.40 1 lagu 5 menit

8 06.40 - 06.45 informasi kedua 5 menit Nah,,, Menurut Huffington Post,


berikut 9 alasan Anda harus minum
teh setiap harinya dibanding kopi.
1.Praktis
Dibandingkan kopi, proses
pembuatan teh sebenarnya jauh lebih
mudah. Terutama jika dibandingkan
dengan pembuatan kopi cara
profesional. Hanya tinggal ambil teh
celup dan air panas. Celup-celup
sebentar lalu siap dinikmati.

2. Menjaga tulang tetap sehat


Kabar gembira bagi Anda, menikmati
teh bisa memberi khasiat sama
seperti minum susu. Bagi para orang
lanjut usia, konsumsi teh hijau bisa
mengurangi risiko patah tulang
karena osteoporosis.

Minum teh hijau mengandung


senyawa katekin, senyawa bioaktif
EGCG yang berperan untuk
memperkuat tulang.

9 06.45 - 06.50 1 lagu 5 menit lagu indonesia

10 06.50 - 06.55 informasi ketiga 5 menit Sahabat kreatif,,,,

3. Mengatasi bau mulut


Minum teh ternyata juga bisa
membantu Anda mengatasi masalah
bau mulut. Jika Anda mengalami
masalah halitosis (bau mulut), ada
baiknya Anda mulai minum teh
hitam tanpa gula.

Menurut penelitian dari University of


Chicago College of Dentistry, teh
hitam mengandung senyawa kimia
yang disebut polifenol. Bahan aktif
ini akan menghambat pembentukan
bakteri penyebab plak dan bau mulut.
Polifenol juga akan menurunkan
tingkat produksi asam dalam mulut
yang membantu mencegah penyakit
periodontal.
4. Menenangkan perasaan
Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa akar teh valerian akan
membantu membuat Anda mudah
tertidur dan merasa tenang. Dalam
sebuah penelitian di Jerman, sekitar
202 orang dewasa menggunakan
ekstrak teh ini sebagai obat
anticemas. Hasilnya mereka
mengaku merasa lebih tenang, tidur
lebih berkualitas, dan istirahat
dengan baik.

11 06.55 - 06.58 1 lagu penutup 3 menit lagu barat

12. 06.58 - 07.00 headline news 2 menit info dari internet (detik/rri)

3. 07.00 - 08.00 ; info  pagi + info media cetak + Info Lalulintas (Trafict Report)

No waktu tayang nama acara durasi keterangan

1. 07.00 - 07.10 2 lagu 10 menit lagu indonesia

2. 07.10 - 07.15 SFX : suara Nah,


background/smash info ke-empat
5. Meredakan alergi
musiman
Jika Anda termasuk salah satu
orang yang menderita alergi
musiman, mulailah hari Anda
dengan menikmati secangkir
teh jelatang. Menurut
penelitian, secangkir teh dari
daun jelatang kering akan
meredakan alergi.

3. 07.15 - 07.20 Terima telfon dan 5 menit Backsound


membaca sms
yang masuk terkait
topik

4. 07.20 - 07.30 2 lagu 10 menit Lagu barat

5 07.30 - 07. 35 Trafict report (info  5 menit backsound


lalulintas)

6 07.35 - 07.40 1 lagu 5 menit Lagu Indonesia

7. 07.40 - 07.50 info media cetak 10 menit backsound

8. 07.40 - 07.42 jingle rri makassar 2 menit jingle

9. 07.42 - 07.50 Terima telfon dan 8 menit backsound


membaca sms
yang masuk terkait
topik

10. 07.50-08.00 2 lagu terakhir dan 10 menit Lagu indonesia + Tune


closing sementara menanti warta berita
acara untuk relay
warta berita

Anda mungkin juga menyukai