Anda di halaman 1dari 21

BLANKO STUDI KASUS

KOMPETENSI : FT Olahraga/ Wellness

NAMA MAHASISWA : Nensiana Aplisia

N.I.M. : P27226020367

TEMPAT PRAKTIK : RSD Bagas Waras, Klaten

PEMBIMBING : Sri Yunanto, S.Fis

Tanggal Pembuatan SK : 28 Januari 2020

I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Nn. A

Umur : 19 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pekerjaan : Mahasiswi

Alamat : Klaten

No. CM : 702208
II. SEGI FISIOTERAPI
1. Deskripsi Pasien dan Keluhan Utama
Deskripsi pasien:
Pada pagi hari tanggal 28 desember 2020 pasien terjatuh dari sepeda karena tidak kuat

menaiki jalan yang menanjak, pasien terjatuh dengan posisi lutut kiri yang menumpu

dan terseret sejauh 15 meter. Setelah terjatuh pasien tidak bisa menekuk lututnya karna

terasa seperti terkunci dan tidak bisa digerakan, saat malam ketika pasien ingin tidur

pasien mengeluh kakinya nyeri dan bengkak, pasien membiarkan kondisi tersebut

sampai 2 minggu lamanya. Setelah 2 minggu terjatuh naik sepeda pasien terjatuh lagi

terpeleset dari tangga rumah ketika ingin menjemur pakaian dengan posisi kaki kiri

tertekuk karna tidak kuat menahan nyeri dan bengkak pasien kemudian dating

memeriksakan diri ke dokter umum di klinik lalu dokter menyarankan untuk

memeriksakan diri ke RSUD Bagas Waras klaten ke dokter spesialis orthopedi. Setelah

dilakukan pemeriksaan pasien disarankan untuk melakukan terapi di poli fisioterapi.

Pasien baru melakukan terapi tanggal 23 januari 2021

Riwayat penyakit dahulu:

Pasien tidak pernah mengalami cidera pada lutut kiri

Riwayat penyakit penyerta:

Disangkal

Faktor yang memperberat:

Pada saat pasien ingin berdiri dan menekuk lutut terasa nyeri hebat dan seperti tertarik.

Faktor yang memperingan:

Saat pasien beristirahat dan menyangga kakinya dengan bantal.

Keluhan utama:

Pasien mengeluh lutut kirinya bengkak, rasa seperti tertarik, kaku, tidak bisa menekuk

lutut dan sulit untuk berjalan.


2. Data Medis Pasien

Diagnosa medis : Post Anterior Cruciate Ligament Tear Non Reconstruction dan
Arthroscopy Knee Sinistra.
Medika mentosa: Paracetamol 500mg 3x1 (bila terasa nyeri)
PEMERIKSAAN FISIOTERAPI

1. Pemeriksaan Tanda Vital ( Umum)

(Tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, temperatur, tinggi badan, berat badan)
Kesan umum pasien saat datang dalam keadaan baik dan diperoleh hasil vital sign sebagai
berikut:
TD: 110/80 mmHg Tinggi Badan: 156 cm
HR: 77x/menit Berat Badan: 48 kg
Suhu: 36 oC IMT: 19,72

2. Inspeksi / Observasi

Statis : Pasien menggunakan alat bantu jalan kruk, terpasang knee fixation support
pada knee sinistra, pada lutut pasien terdapat oedema, terlihat adanya penurunan massa
otot pada tungkai atas bagian sinistra.
Dinamis: Pasien dapat berjalan dengan alat bantu. Pasien berjalan dengan two point
gait. PWB sinistra
Palpasi
- Terdapat perbedaan tonus otot quadriceps dekstra dan sinistra saat melakukan
quadriceps setting
- Terdapat edema pada area knee sinistra.
- Terdapat jaringan fibrous pada sekitar knee sinistra
- Terdapat penurunan mobilitas patella sinistra

3. Joint Test
Pemeriksaan Gerak Dasar (Gerak aktif/pasif/isometrik fisiologis)
a) Gerak aktif : pasien mampu menggerakkan knee kiri kearah fleksi dan ekstensi,
namun pada gerakan fleksi tidak full ROM karena rasa nyeri

b) Gerak pasif : saat knee sinistra pasien digerakkan oleh terapis fleksi dan extensi
pada knee sinistra tidak banyak penambahan LGS karena ada rasa sakit.

c) Isometrik : Tidak di lakukan.

4. Muscle Test dan Antopometri

a. Pemeriksaan kekuatan otot dilakukan dengan MMT dilakukan setelah nyeri

berkurang

Gerakan Nilai
Dextra Sinistra
Flexor knee 5 3
Ekstensor knee 5 3
Abductor knee 5 3
Adductor knee 5 3
b. Pemeriksaan LGS dengan goneometer

ROM
Gerakan Nyeri
Dextra Sinistra
Ekstensi-fleksi S: 0o-0o-135o S: 5o-0o-30o -/+
c. Pemeriksaan Antropometri pada tungkai

Dekstra Sinistra
Titik ukur Selisih
42,5 cm 40 cm
Lingkar tungkai atas 2,5 cm
10 cm SIAS-distal: 42,5 cm 39 cm 3,5 cm
20 cm SIAS-distal: 37 cm 36,5 cm 1,5 cm
30 cm SIAS-distal: 36,5 cm 37,5 cm 1,5 cm
Patella 36,5 cm 37,5 cm 1,5 cm
10 cm tub. Tibia-distal: 36 cm 35 cm 1 cm
20 cm tub. Tibia-distal: 32 cm 32 cm 0 cm
30 cm tub. Tibia-distal: 29 cm 29 cm 0 cm
Lingkar tungkai bawah 27 cm 27 cm 0 cm
5. Neurological Test

a. Pemeriksaan sensoris

Jenis sensasi Dekstra Sinistra


Tajam tumpul 1 2
Diskriminasi 2 titik 1 2
Keterangan :
Keterangan :
1: Respon normal
2: Menurun (ada gangguan mengidentifikasi stimulus)
3: Hypersensitif (adanya peningkatan persepsi terhadp stimulus)
4: Absen (tak dapat menerima/mengidentifikasi rangsang)
5: Tak konsisten (respon tak cukup ntuk memeriksa fungsi sensorik secara akurat)

5. Pemeriksaan spesifik

a. Nyeri dengan Metode (VAS)


Pada saat awal terapi pasien di beri alat VAS untuk mengukur nyeri dimana
pasien di suruh untuk memberikan angka nyeri yang berada di VAS tersebut dan akan di
sajikan dalam Tabel di bawah ini.

Tabel 3. 1 Nyeri Dengan Metode VAS


Nyeri Angka Kategori nyeri
Diam 2 Nyeri ringan
Tekan 4 Nyeri sedang
Gerak 4 Nyeri sedang
b. Tes Proprioceptive (Han,2016)

- JPR: Terdapat error target and position pada tungkai kanan.

- Romberg Test : 5 detik

- Single leg balance : terdapat kontraksi yang tidak bagus pada tungkai kiri dan adanya
shaking sejak awal berdiri.

c. Pola Jalan

- Pasien berjalan menggunakan 2 kruk dengan pola jalan two point gait. PWB pada kaki
kiri.

- Kaki kiri cenderung eversi pada saat fase loading respon.


d. Tes khusus

- Lachman test (positif)

- Anterior Drawer test (positif)

- Pivot shift test (positif)

- Mc Murray test (negative)

6. Kemampuan Fungsional
Tabel 3.4 Hasil Pemeriksaan Aktifitas Fungsional dengan Index LEFS

No Aktifitas Nilai

1. Setiap bekerja, pekerjaan rumah atau aktifitas sekolah 3

2. Hobi, kegiatan, rekreasi atau olah raga yang biasa 2

Dilakukan

3. Masuk atau keluar kamar mandi 3

4. Berjalan antar kamar 4

5. Memakai sepatu atau kaos kaki 4

6. Jongkok 2

7. Mengangkat benda, seperti tas belanjaan dari lantai 2

8. Melakukan aktifitas ringan di sekitar rumah 3

9. Melakukan aktifitas berat di sekitar rumah 2

10. Masuk atau keluar dari mobil 4

11. Berjalan 2 blok 3

12. Berjalan satu mil 2

13. Naik turun 10 tangga 2

14. Berdiri selama 1 jam 2

15. Duduk selama 1 jam 4

16. Berjalan di tanah 2

17. Berjalan pada tanah yang tidak rata 2

18. Melompat 1
19. Membuat bentuk putaran saat berlari cepat 2

20. Berguling di tempat tidur 4

Jumlah nilai 60

Hasil akhir 52/80x100=

65%

Dari hasil pemeriksaan aktifitas fungsional dengan Index LEFS pada pasien Nn. A
dengan diagnosis Post Anterior Cruciate Ligament Tear Non Reconstruction dan
Arthroscopy Knee Sinistra didapatkan hasil bahwa tingkat ketidakmampuan pasien masih
65%. Ini berarti pasien masih cukup merasakan kesulitan dalam aktifitas sehari-harinya.
B. ALGORITMA

(CLINICAL REASONING)

Keterbatasan gerak dan nyeri pada


lutut setelah terjatuh dari sepeda dan
Anamnesis untuk
menegakkan ICF terpeleset di tangga

Ya Ha: Capsular Problem

Nyeri pada saat menekuk lutut


Muscle Imbalance
dan berdiri kurang stabil.
Tidak
Ya

Tanda inflamasi:
Inspeksi Kemerahan pada lutut kiri
Patologi Serius/
Tidak Red Flag?

Ya
Nyeri dan bengkak pada area
Palpasi lutut kiri

Ya

Tes Cepat: duduk ke berdiri terasa nyeri dan tumpuan pada


Pemeriksaan lutut kanan
Fungsi Gerak
Tes Gerak Aktif: nyeri pada saat berjalan
Tes Gerak Pasif: nyeri saat digerakan kearah flexi knee oleh
terapis

Ya
Test khusus
Lachman test, Anterior Drawer test, Pivot Shift test

- Anterior Drawer test (positif)

Diagnosis Post Anterior Cruciate Ligament Tear Non-Reconstruction and


Arthroplasty Knee Sinistra.

Problem: Nyeri dan keterbatasan gerak pada knee sinistra akibat terjatuh
dari sepeda dan terpelesat dari tangga
Body Structure: Anterior Cruciate Ligament Sinistra Tear
Body Fuction: nyeri, bengkak dan keterbatasan gerak pada Knee sinistra
Disability: Jongkok, berdiri, berjalan.
C. KODE DAN KETERANGAN PEMERIKSAAN ICF

1. Body Functions

 B260.2 Proprioceptive Function in knee sinistra


 B28016.2 Sensation of Pain in knee sinistra (jumpers knee,pes anserinus
syndrome)
 B7101.2 Mobility of several Joint Functions (ROM, Patellar mobility)
 B7151.2 Stability of Joint Functions in ankle, knee, hip
 B7301.2 Muscle Power Function in lower limb
 B7351.2 Muscle Tone Functions in lower limb
 B7401.3 Muscle Endurance Functions in lower limb
 B770.3 Gait Pattern Functions as lost of initial contact and pre swing
 B789.2 Neuromusculoskeletal function related function

2. Activities and Participation


D4501 Walking long distances
D4500.2 Walking in short distance
D4650.0 Moving Around Using Equipment
D475.4 Driving
D8452.4 Terminating a job
D9301.3 Spirituality (Melakukan Sholat)
D998.9 Community, Social, and Civic Life
D640 Doing housework
3. Environmental Factors
E310 Immediate family
E355 Health professionals
4. Body Structures
• S7500. Structure of Lower Extermity
D. DIAGNOSIS FISIOTERAPI

1. Impairment

• Nyeri pada lutut kiri


• Terdapat perbedaan tonus otot quadriceps dekstra dan sinistra saat melakukan
quadriceps setting
• Terdapat edema pada area knee sinistra.
• Terdapat jaringan fibrous pada sekitar knee sinistra
• Terdapat penurunan mobilitas patella sinistra
• Tightness pada m. Gastrocnemius, m. hamstring
• Gangguan pola jalan
• Penurunan LGS knee sinistra
• Penurunan kekuatan otot knee sinistra
2. Functional Limitation

• Pasien tidak mampu berdiri lama

• Pasien mengalami gangguan saat melakukan ibadah


• Pasien tidak mampu berjalan jauh
• Pasien tidak dapat melakukan gerakan jongkok
• Pasien kesulitan melakukan aktivitas seperti toileting, adl lainnya.
3. Disability / Participation restriction

• Pasien bisa mengikuti sholat berjamaan di lantai dengan menahan nyeri

• Pasien kesulitan saal berekreasi bersama keluarga.

• Pasien kesulitan saat harus bekerja yang mengharuskan untuk berdiri, berjalan
dan naik turun tangga.
E. PROGRAM FISIOTERAPI

1. Tujuan Jangka Panjang

Tujuan jangka panjangnya adalah meningkatkan aktivitas fungsional pasien secara

bertahap dan mengembalikan aktivitas fungsional pasien seperti semula sehingga dapat

kembali beraktivitas tanpa keluhan apapun.

2. Tujuan Jangka Pendek


Tujuan jangka pendek diantaranya : (1) Meningkatkan LGS Knee sinistra, (2)
Meningkatkan kekuatan grup otot tungkai kiri , (3) mengurangi tightness pada m.
Gastrocnemius, m. hamstring, (4) mengurangi bengkak dan nyeri pada Knee sinistra, (5)
memperbaiki pola jalan

3. Teknologi Intervensi Fisioterapi

Tinakan Fisioterapi

Teknologi Fisioterapi mengacu pada kumpulan jurnal fisioterapi pada cidera ACL

Fase 1
No Nama Program Tujuan Mekanisme Dosis
Pasien duduk dengan posisi
Kompres Es Mengurangi nyeri,
kedua tungkai lurus dan
1 (Pre-post) Melancarkan 15-20 menit
terapis melakukan kompres es
(Dambros, 2012) sirkulasi darah
sesuai dosis yang ditentukan.
Posisi pasien : duduk di bed
dengan posisi kaki lurus,
postur tubuh pasien tegak. Di
Quadricep bawah distal tungkai atas
Aktivasi otot 3 Set
2 Setting diberikan 3 bantal seukuran
Quadriceps (w:10, r:10, rbs:25)
(Harput,2015) batu bata tiap tungkai. Berikan
bola diantar ankle untuk
menjaga alingment kaki tetap
lurus.
Posisi pasien : duduk di bed
dengan posisi knee menekuk
700. Pastikan postur tubuh
pasien tegak. Berikan bola
Hamstring diantara knee untuk menjaga
Aktivasi otot 3 Set
3 Setting alingment tetap lurus.
Hamstring (w:10, r:10, rbs:25)
(Harput,2015) Instruksi:Pasiendiinstruksikan
untuk mengkontraksikan
hamstring. Pastikan ankle
mengunci.

Posisi pasien : Pasien tidur

Gluteus Setting Aktivasi otot miring dengan posisi hip 2 Set


4
(Harput,2015) Gluteus Medius (w:10, r:10, rbs:25)
0 0.
fleksi 90 dan knee fleksi 90

Instruksi: Pasien

diinstruksikan untuk

mengangkat salah satu kaki

sesuai dengan set dan repetisi

yang telah ditentukan. Ketika

pada time work pasien

diinstruksikan mengangkat

tungkai, lalu ketika rest pasien

diminta menurunkan pelan-

pelan. Pastikan ankle

mengunci.
Posisi pasien : Pasien tidur
terlentang. Pastikan lutut
mengunci dan tungkai lurus.
Instruksi : Pasien
diinstruksikan untuk
Hip Exc Meningkatkan
5 melakukan gerakan 30xrepetisi
(Werstine,2015) stabilisasi HIP
mengangkat hip keatas (flexi),
ke arah luar (abduksi) , ke
arah dalam (adduksi) dengan
tungkai yang diangkat tetap
lurus dan ankle mengunci.
Posisi pasien : duduk tegak
dengan tungkai lurus dan
ankle diganjal bantal kecil.
Ankle
Meningkatkan Terapis memberikan tahan
6 Theraband 30x repetisi
stabilisasi ankle dengan teraband dan fiksasi
pada ankle. Gerakan kaki
dilakukan dengan gerakan
kiri, kanan, atas dan bawah.

Posisi Pasien : Duduk dengan


kaki lurus kemudian terapis
Mobilisasi Meningkatkan 50x(Med-Lat, Sup-
7 memasang theraband dan
Patella mobilitas patella Inf)
meminta pasien untuk
menggerakan ke arah inversi,
eversi, dorsi fleksi, plantar
fleksi.
Posisi pasien duduk bersandar
pada tembok dan
menggerakan tungkai yang
Heel Slide Meningkatkan
8 cidera dengan gerakan hip dan 100x (90°)
(Werstine,2015) ROM
knee fleksi dan ekstensi sesuai
derajat yang ditentukan.

Pasien berdiri tanpa kruk,


terapis duduk dibelakang
Weight Relearning pasien sambil
9
Shifting Proprioceptive mengintruksikan pembagian
distribusi tumpuan pada kedua
tungkai
Terapis mengajarkan pola
jalan yang benar kepada
pasien mulai dari initial
Pengenalan dan/ contact sampai ke terminal
Gait Training
10 perbaikan pola swing, kemudian pasien
(Werstine,2015)
jalan diminta melakukan hal
tersebut dan terapis megawasi
dan mengireksinya apabila
terjadi kesalahan.

Pada tanggal Januari 2021 dilakukan evaluasi fase 1 dan dilakukan beberapa test dan kriteria
untuk masuk ke fase 2.
Kriteria fase 2 yaitu :
1. Nyeri minimal
2. Odema minimal
3. AROM Full ROM fungsional Fleksi-Ekstensi
4. Mampu berjalan tanpa alat bantu
5. Mampu berdiri dengan satu kaki 24 detik
Fase 2 (Adaptasi Anatomi)
Pasien dengan posisi prone
lying diatas matras dengan
shoulder dan elbow flexion
Plank
kemudian pasien diminta
11 Core Stability 2 set @45 detik
menggangkat badannya sesuai
(Werstine,2015)
waktu yang telah ditentukan.
Terapis mengoreksi
aligmentnya
Pasien dengan posisi side
lying diatas matras dengan
abduksi shoulder dan fleksi
elbow kemudian pasien
Side plank
12 Core Stability diminta mengangkat badannya 2 set @30 detik
(Werstine,2015)
sesuai waktu yang ditentukan.
Terapis mengoreksi
alightmentnya

Pasien dengan posisi supine


laying diatas matras dengan
fleksi knee, dorsi fleksi ankle
dan diberi bola diantara sisi
Bridging with distal paha pasien kemudian
Core Stability dan
13 Ball pasien diminta mengangkat 2 set @45 detik
aktivasi otot VMO
(Werstine,2015) perutnya dan menjepit
bolanya sesuai waktu yang
ditentukan. Terapis
memperhatikan alightment
pasien.
Pasien dengan posisi supine
Single Leg laying diatas matras dengan
14 Core Stability 2 set @30 detik
Bridging fleksi knee, dorsi fleksi ankle
dan pada sisi kontra lateral
kaki lurus diangkat dengan
posisi paha sejajar kemudian
pasien diminta mengangkat
perutnya. Terapis
memperhatikan alightment
pasien.
Pasien diminta berdiri di
tangga dengan ujung depan
kaki bertumpu pada anak
Calf Raises Penguatan calf tangga dan bagian belakang
15 3 Set @10xrepetisi
(Werstine,2015) muscle kaki menggantung. Pasien
diminta untuk berjinjit naik
turun sesuai dosis yang
ditentukan
Pasien duduk diatas
kursi/balok dengan posisi hip
fleksi 90° dan knee ekstensi
menjepit bola, terapis
Eccentric mengintruksikan kepada
Penguatan otot 3 Set
16 Quadriceps pasien untuk menahan
Quadriceps (w:20, r:10, rbs:25)
(Werstine,2015) beberapa detik & menurunkan
pelan pelan dan berhenti pada
derajat knee fleksi 45° lalu
menahan kembali selama
beberapa detik.
Pasien bersandar di dinding
Wall Squat 30° Penguatan otot 3 Set
17 dengan posisi squat 30° secara
(Werstine,2015) Quadriceps (w:10, r:10, rbs:25)
isometrik.
Pasien berdiri dengan satu
Peningkatan
Single Leg kaku dengan posisi kaki sakit
18 keseimbangan dan
Balance menumpu lalu ditahan
proprioceptive
beberapa detik.
20 Static Cycle Co-contraction otot Pasien bersepeda statis sesuai 10 menit
(Werstine,2015) tungkai bawah dengan dosis yang ditentukan

Pasien dengan posisi prone


laying dengan posisi kaki
Prone Hang Meningkatkan
21 menggantung dari bed dan 15 menit
(Werstine,2015) ROM ekstensi
ditahan.

F. PROGNOSIS

Dari hasil pemeriksaan dan intervensi yang diberikan oleh fisioterapis pada pasien terdapat
adanya perubahan kearah baik dari segi penurunan nyeri pada knee sinistra, penambahan LGS
knee sinistra, peningkatan kekuatan otot tungkai kiri, perbaikan pola jalan, serta peningkatan
ADL. Saat ini pasien disarankan untuk tetap melanjutkan latihan yang telah di ajarkan dan
yang di berikan fisioterapis di rumah.

G. EVALUASI DAN TINDAK LANJUT

1. Evaluasi kekuatan otot dilakukan dengan MMT

Gerakan Nilai
Dextra Sinistra
Flexor Knee 5 3
Ekstensor Knee 5 3
Abduktor Knee 5 4
Adduktor Knee 5 4
2. Evaluasi LGS dengan goneometer

ROM
Gerakan Nyeri
Dextra Sinistra
Ekstensi-fleksi S: 0o-0o-135o S: 5o-0o-30o -/+
3. Evaluasi Antropometri pada tungkai

Dekstra Sinistra
Titik ukur Selisih
42,5 cm 40 cm
Lingkar tungkai atas 2,5 cm
10 cm SIAS-distal: 42,5 cm 40 cm 2,5 cm
20 cm SIAS-distal: 37 cm 37,5 cm 1/2 cm
30 cm SIAS-distal: 36,5 cm 36,5 cm 0 cm
Patella 36,5 cm 36,5 cm 0 cm
10 cm tub. Tibia-distal: 36 cm 36 cm 0 cm
20 cm tub. Tibia-distal: 32 cm 32 cm 0 cm
30 cm tub. Tibia-distal: 29 cm 29 cm 0 cm
Lingkar tungkai bawah 27 cm 27 cm 0 cm
4. Evaluasi Neurological Test

Jenis sensasi Dekstra Sinistra


Tajam tumpul 1 1
Diskriminasi 2 titik 1 1
Keterangan :
Keterangan :
1: Respon normal
2: Menurun (ada gangguan mengidentifikasi stimulus)
3: Hypersensitif (adanya peningkatan persepsi terhadp stimulus)
4: Absen (tak dapat menerima/mengidentifikasi rangsang)
5: Tak konsisten (respon tak cukup ntuk memeriksa fungsi sensorik secara akurat)
5. Evaluasi Nyeri dengan Vas

Nyeri Angka Kategori nyeri


Diam 0 Tidak nyeri
Tekan 2 Nyeri ringan
Gerak 2 Nyeri ringan
6. Tes Proprioceptive (Han,2016)

TES T-Awal T-Akhir


JPR Terdapat error target and Tepat target
position pada tungkai kanan.
Romberg Test 5 detik 30 Detik
Single leg Terdapat kontraksi yang Shaking sudah berkurang dan
balance tidak bagus pada tungkai mampu SLB selama 1 menit
-
kanan dan adanya shaking
sejak awal berdiri. SLB : 5
detik

7. Pola jalan
Pada kondisi pertemuan awal pasien masih menggunakan 2 kruk
kemudian pada evaluasi akhir pasien sudah melepas kedua kruknya. Pada
saat loading respond kaki cenderung agak eksorotasi hip.

8. Evaluasi Aktifitas Fungsional dengan Index LEFS


No Aktifitas Nilai

1. Setiap bekerja, pekerjaan rumah atau aktifitas sekolah 3

2. Hobi, kegiatan, rekreasi atau olah raga yang biasa 3

Dilakukan

3. Masuk atau keluar kamar mandi 4

4. Berjalan antar kamar 4

5. Memakai sepatu atau kaos kaki 4

6. Jongkok 4

7. Mengangkat benda, seperti tas belanjaan dari lantai 4

8. Melakukan aktifitas ringan di sekitar rumah 4

9. Melakukan aktifitas berat di sekitar rumah 3

10. Masuk atau keluar dari mobil 4

11. Berjalan 2 blok 3

12. Berjalan satu mil 2

13. Naik turun 10 tangga 3

14. Berdiri selama 1 jam 1

15. Duduk selama 1 jam 4

16. Berjalan di tanah 4

17. Berjalan pada tanah yang tidak rata 3

18. Melompat 2

19. Membuat bentuk putaran saat berlari cepat 3

20. Berguling di tempat tidur 4

Jumlah nilai 66

Hasil akhir 66/80x100=

82,5%

Dari hasil Eveluasi aktifitas fungsional dengan Index LEFS Nn. A dengan
diagnose Post Anterior Cruciate Ligament Tear Non Reconstruction dan Arthroscopy Knee
Sinistra. Setelah diberikan terapi Fisioterapi sebanyak 3 kali didapatkan hasil bahwa
tingkat ketidakmampuan pasien masih 82.5%. Ini berarti pasien sudah tidak teralu
merasakan kesulitan dalam aktifitas sehari-harinya.
9. HASIL TERAPI AKHIR

Seorang pasien bernama Nn. A usia 19 tahun dengan diagnosis Post Anterior Cruciate
Ligament Tear Non Reconstruction dan Arthroscopy Knee Sinistra.
Setelah mendapat penanganan fisioterapi sebanyak 3 kali dan di dapatkan hasil :

- Peningkatan kekuatan otot knee sinistra

- Nyeri dan bengkak pada knee sinistra berkurang disertai perbaikan pola jalan

- Ada penambahan LGS Knee sinistra

Klaten, 30 Januari 2021

Mengetahui,

Pembimbing, Praktikan,

Nensiana Aplisia
NIM. P27226020367

Catatan Pembimbing:

Anda mungkin juga menyukai