Status Klinis Fisioterapi ACL
Status Klinis Fisioterapi ACL
N.I.M. : P27226020367
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Nn. A
Umur : 19 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswi
Alamat : Klaten
No. CM : 702208
II. SEGI FISIOTERAPI
1. Deskripsi Pasien dan Keluhan Utama
Deskripsi pasien:
Pada pagi hari tanggal 28 desember 2020 pasien terjatuh dari sepeda karena tidak kuat
menaiki jalan yang menanjak, pasien terjatuh dengan posisi lutut kiri yang menumpu
dan terseret sejauh 15 meter. Setelah terjatuh pasien tidak bisa menekuk lututnya karna
terasa seperti terkunci dan tidak bisa digerakan, saat malam ketika pasien ingin tidur
pasien mengeluh kakinya nyeri dan bengkak, pasien membiarkan kondisi tersebut
sampai 2 minggu lamanya. Setelah 2 minggu terjatuh naik sepeda pasien terjatuh lagi
terpeleset dari tangga rumah ketika ingin menjemur pakaian dengan posisi kaki kiri
tertekuk karna tidak kuat menahan nyeri dan bengkak pasien kemudian dating
memeriksakan diri ke RSUD Bagas Waras klaten ke dokter spesialis orthopedi. Setelah
Disangkal
Pada saat pasien ingin berdiri dan menekuk lutut terasa nyeri hebat dan seperti tertarik.
Keluhan utama:
Pasien mengeluh lutut kirinya bengkak, rasa seperti tertarik, kaku, tidak bisa menekuk
Diagnosa medis : Post Anterior Cruciate Ligament Tear Non Reconstruction dan
Arthroscopy Knee Sinistra.
Medika mentosa: Paracetamol 500mg 3x1 (bila terasa nyeri)
PEMERIKSAAN FISIOTERAPI
(Tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, temperatur, tinggi badan, berat badan)
Kesan umum pasien saat datang dalam keadaan baik dan diperoleh hasil vital sign sebagai
berikut:
TD: 110/80 mmHg Tinggi Badan: 156 cm
HR: 77x/menit Berat Badan: 48 kg
Suhu: 36 oC IMT: 19,72
2. Inspeksi / Observasi
Statis : Pasien menggunakan alat bantu jalan kruk, terpasang knee fixation support
pada knee sinistra, pada lutut pasien terdapat oedema, terlihat adanya penurunan massa
otot pada tungkai atas bagian sinistra.
Dinamis: Pasien dapat berjalan dengan alat bantu. Pasien berjalan dengan two point
gait. PWB sinistra
Palpasi
- Terdapat perbedaan tonus otot quadriceps dekstra dan sinistra saat melakukan
quadriceps setting
- Terdapat edema pada area knee sinistra.
- Terdapat jaringan fibrous pada sekitar knee sinistra
- Terdapat penurunan mobilitas patella sinistra
3. Joint Test
Pemeriksaan Gerak Dasar (Gerak aktif/pasif/isometrik fisiologis)
a) Gerak aktif : pasien mampu menggerakkan knee kiri kearah fleksi dan ekstensi,
namun pada gerakan fleksi tidak full ROM karena rasa nyeri
b) Gerak pasif : saat knee sinistra pasien digerakkan oleh terapis fleksi dan extensi
pada knee sinistra tidak banyak penambahan LGS karena ada rasa sakit.
berkurang
Gerakan Nilai
Dextra Sinistra
Flexor knee 5 3
Ekstensor knee 5 3
Abductor knee 5 3
Adductor knee 5 3
b. Pemeriksaan LGS dengan goneometer
ROM
Gerakan Nyeri
Dextra Sinistra
Ekstensi-fleksi S: 0o-0o-135o S: 5o-0o-30o -/+
c. Pemeriksaan Antropometri pada tungkai
Dekstra Sinistra
Titik ukur Selisih
42,5 cm 40 cm
Lingkar tungkai atas 2,5 cm
10 cm SIAS-distal: 42,5 cm 39 cm 3,5 cm
20 cm SIAS-distal: 37 cm 36,5 cm 1,5 cm
30 cm SIAS-distal: 36,5 cm 37,5 cm 1,5 cm
Patella 36,5 cm 37,5 cm 1,5 cm
10 cm tub. Tibia-distal: 36 cm 35 cm 1 cm
20 cm tub. Tibia-distal: 32 cm 32 cm 0 cm
30 cm tub. Tibia-distal: 29 cm 29 cm 0 cm
Lingkar tungkai bawah 27 cm 27 cm 0 cm
5. Neurological Test
a. Pemeriksaan sensoris
5. Pemeriksaan spesifik
- Single leg balance : terdapat kontraksi yang tidak bagus pada tungkai kiri dan adanya
shaking sejak awal berdiri.
c. Pola Jalan
- Pasien berjalan menggunakan 2 kruk dengan pola jalan two point gait. PWB pada kaki
kiri.
6. Kemampuan Fungsional
Tabel 3.4 Hasil Pemeriksaan Aktifitas Fungsional dengan Index LEFS
No Aktifitas Nilai
Dilakukan
6. Jongkok 2
18. Melompat 1
19. Membuat bentuk putaran saat berlari cepat 2
Jumlah nilai 60
65%
Dari hasil pemeriksaan aktifitas fungsional dengan Index LEFS pada pasien Nn. A
dengan diagnosis Post Anterior Cruciate Ligament Tear Non Reconstruction dan
Arthroscopy Knee Sinistra didapatkan hasil bahwa tingkat ketidakmampuan pasien masih
65%. Ini berarti pasien masih cukup merasakan kesulitan dalam aktifitas sehari-harinya.
B. ALGORITMA
(CLINICAL REASONING)
Tanda inflamasi:
Inspeksi Kemerahan pada lutut kiri
Patologi Serius/
Tidak Red Flag?
Ya
Nyeri dan bengkak pada area
Palpasi lutut kiri
Ya
Ya
Test khusus
Lachman test, Anterior Drawer test, Pivot Shift test
Problem: Nyeri dan keterbatasan gerak pada knee sinistra akibat terjatuh
dari sepeda dan terpelesat dari tangga
Body Structure: Anterior Cruciate Ligament Sinistra Tear
Body Fuction: nyeri, bengkak dan keterbatasan gerak pada Knee sinistra
Disability: Jongkok, berdiri, berjalan.
C. KODE DAN KETERANGAN PEMERIKSAAN ICF
1. Body Functions
1. Impairment
• Pasien kesulitan saat harus bekerja yang mengharuskan untuk berdiri, berjalan
dan naik turun tangga.
E. PROGRAM FISIOTERAPI
bertahap dan mengembalikan aktivitas fungsional pasien seperti semula sehingga dapat
Tinakan Fisioterapi
Teknologi Fisioterapi mengacu pada kumpulan jurnal fisioterapi pada cidera ACL
Fase 1
No Nama Program Tujuan Mekanisme Dosis
Pasien duduk dengan posisi
Kompres Es Mengurangi nyeri,
kedua tungkai lurus dan
1 (Pre-post) Melancarkan 15-20 menit
terapis melakukan kompres es
(Dambros, 2012) sirkulasi darah
sesuai dosis yang ditentukan.
Posisi pasien : duduk di bed
dengan posisi kaki lurus,
postur tubuh pasien tegak. Di
Quadricep bawah distal tungkai atas
Aktivasi otot 3 Set
2 Setting diberikan 3 bantal seukuran
Quadriceps (w:10, r:10, rbs:25)
(Harput,2015) batu bata tiap tungkai. Berikan
bola diantar ankle untuk
menjaga alingment kaki tetap
lurus.
Posisi pasien : duduk di bed
dengan posisi knee menekuk
700. Pastikan postur tubuh
pasien tegak. Berikan bola
Hamstring diantara knee untuk menjaga
Aktivasi otot 3 Set
3 Setting alingment tetap lurus.
Hamstring (w:10, r:10, rbs:25)
(Harput,2015) Instruksi:Pasiendiinstruksikan
untuk mengkontraksikan
hamstring. Pastikan ankle
mengunci.
Instruksi: Pasien
diinstruksikan untuk
diinstruksikan mengangkat
mengunci.
Posisi pasien : Pasien tidur
terlentang. Pastikan lutut
mengunci dan tungkai lurus.
Instruksi : Pasien
diinstruksikan untuk
Hip Exc Meningkatkan
5 melakukan gerakan 30xrepetisi
(Werstine,2015) stabilisasi HIP
mengangkat hip keatas (flexi),
ke arah luar (abduksi) , ke
arah dalam (adduksi) dengan
tungkai yang diangkat tetap
lurus dan ankle mengunci.
Posisi pasien : duduk tegak
dengan tungkai lurus dan
ankle diganjal bantal kecil.
Ankle
Meningkatkan Terapis memberikan tahan
6 Theraband 30x repetisi
stabilisasi ankle dengan teraband dan fiksasi
pada ankle. Gerakan kaki
dilakukan dengan gerakan
kiri, kanan, atas dan bawah.
Pada tanggal Januari 2021 dilakukan evaluasi fase 1 dan dilakukan beberapa test dan kriteria
untuk masuk ke fase 2.
Kriteria fase 2 yaitu :
1. Nyeri minimal
2. Odema minimal
3. AROM Full ROM fungsional Fleksi-Ekstensi
4. Mampu berjalan tanpa alat bantu
5. Mampu berdiri dengan satu kaki 24 detik
Fase 2 (Adaptasi Anatomi)
Pasien dengan posisi prone
lying diatas matras dengan
shoulder dan elbow flexion
Plank
kemudian pasien diminta
11 Core Stability 2 set @45 detik
menggangkat badannya sesuai
(Werstine,2015)
waktu yang telah ditentukan.
Terapis mengoreksi
aligmentnya
Pasien dengan posisi side
lying diatas matras dengan
abduksi shoulder dan fleksi
elbow kemudian pasien
Side plank
12 Core Stability diminta mengangkat badannya 2 set @30 detik
(Werstine,2015)
sesuai waktu yang ditentukan.
Terapis mengoreksi
alightmentnya
F. PROGNOSIS
Dari hasil pemeriksaan dan intervensi yang diberikan oleh fisioterapis pada pasien terdapat
adanya perubahan kearah baik dari segi penurunan nyeri pada knee sinistra, penambahan LGS
knee sinistra, peningkatan kekuatan otot tungkai kiri, perbaikan pola jalan, serta peningkatan
ADL. Saat ini pasien disarankan untuk tetap melanjutkan latihan yang telah di ajarkan dan
yang di berikan fisioterapis di rumah.
Gerakan Nilai
Dextra Sinistra
Flexor Knee 5 3
Ekstensor Knee 5 3
Abduktor Knee 5 4
Adduktor Knee 5 4
2. Evaluasi LGS dengan goneometer
ROM
Gerakan Nyeri
Dextra Sinistra
Ekstensi-fleksi S: 0o-0o-135o S: 5o-0o-30o -/+
3. Evaluasi Antropometri pada tungkai
Dekstra Sinistra
Titik ukur Selisih
42,5 cm 40 cm
Lingkar tungkai atas 2,5 cm
10 cm SIAS-distal: 42,5 cm 40 cm 2,5 cm
20 cm SIAS-distal: 37 cm 37,5 cm 1/2 cm
30 cm SIAS-distal: 36,5 cm 36,5 cm 0 cm
Patella 36,5 cm 36,5 cm 0 cm
10 cm tub. Tibia-distal: 36 cm 36 cm 0 cm
20 cm tub. Tibia-distal: 32 cm 32 cm 0 cm
30 cm tub. Tibia-distal: 29 cm 29 cm 0 cm
Lingkar tungkai bawah 27 cm 27 cm 0 cm
4. Evaluasi Neurological Test
7. Pola jalan
Pada kondisi pertemuan awal pasien masih menggunakan 2 kruk
kemudian pada evaluasi akhir pasien sudah melepas kedua kruknya. Pada
saat loading respond kaki cenderung agak eksorotasi hip.
Dilakukan
6. Jongkok 4
18. Melompat 2
Jumlah nilai 66
82,5%
Dari hasil Eveluasi aktifitas fungsional dengan Index LEFS Nn. A dengan
diagnose Post Anterior Cruciate Ligament Tear Non Reconstruction dan Arthroscopy Knee
Sinistra. Setelah diberikan terapi Fisioterapi sebanyak 3 kali didapatkan hasil bahwa
tingkat ketidakmampuan pasien masih 82.5%. Ini berarti pasien sudah tidak teralu
merasakan kesulitan dalam aktifitas sehari-harinya.
9. HASIL TERAPI AKHIR
Seorang pasien bernama Nn. A usia 19 tahun dengan diagnosis Post Anterior Cruciate
Ligament Tear Non Reconstruction dan Arthroscopy Knee Sinistra.
Setelah mendapat penanganan fisioterapi sebanyak 3 kali dan di dapatkan hasil :
- Nyeri dan bengkak pada knee sinistra berkurang disertai perbaikan pola jalan
Mengetahui,
Pembimbing, Praktikan,
Nensiana Aplisia
NIM. P27226020367
Catatan Pembimbing: