Anda di halaman 1dari 6

PANCASILA UG184911 (2 SKS)

TUGAS 3
IDEOLOGI

DISUSUN OLEH :

Emi Rahmawati (5007201176)

Fajar Tri Baskoro (5007201033)

Farhan Hidayat Syam A. Pampang (5007201206)

Jeremia Gedy Julio Wattimena (5007201147)

M. Daffa Nur Rohman Hadi (5007201192)

Muhammad Yazid (5007201168)

Nada Prasetyanti Hakiki (5013201066)

Wahyu Putra Ardyansyah (5013201012)

SEMESTER GENAP 2020/2021


INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2021
Rangkuman Video 1 : Apa itu Kapitalisme, Sosialisme, dan Ekonomi Islam?
1. Sistem ekonomi merupakan suatu cara atau aturan main untuk mengatur suatu
perekonomian. Sistem ekonomi ini muncul karena ketidakseimbangan ekonomi
manusia. Sistem ekonomi juga mengatur kepemilikan sumber daya alam, faktor
produksi, dan cara untuk mengelola ekonomi.
2. Kapitalisme merupakan sistem ekonomi liberal yang menghendaki kebebasan seluas-
luasnya bagi setiap individu untuk melakukan tindakan ekonomi. yaitu suatu kondisi
dimana pemerintah benar-benar lepas tangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
yang biasa disebut laissez-Feine atau bebas berbuat. Pemerintah menarik pajak dan
melakukan subsidi secara rendah agar memaksimalkan kemampuan berusaha para
warganya. Kapitalisme muncul dari tokoh ekonomi Inggris, Adam Smith dalam
bukunya yang berjudul “The Wealth of Nations” yang berisi gagasan kebebasan
ekonomi yang dimiliki individu dan harus diberikan seluas-luasnya tanpa campur
tangan monarki atau pemerintahan. Muncul istilah perdagangan bebas yang berarti
perdagangan harus dibuat secara bebas yang hanya boleh diatur mekanisme pasar
yang kemudian John Smith memperkenalkan paham ekonomi kapitalisme.
Kapitalisme bebas melakukan segala cara untuk meningkatkan perekonomian
termasuk menggunakan alat industrI yang memunculkan kapitalisme industri.
Kapitalisme industri adalah sistem ekonomi yang dibangun untuk mengakumulasi
modal dengan cara melakukan investasi pada mesin-mesin atau teknologi yang
mampu meningkatkan produktivitas. Kapitalisme dapat memperkaya individu dan
meningkatkan kemakmuran secara drastis namun disaat yang sama menjauhkan jarak
antara kaum kaya dan miskin sehingga dikhawatirkan muncul feodalisme gaya baru.
Kapitalisme secara harta kepemilikan memiliki pendapat bahwa setiap individu
berhak memiliki harta dan bebas melakukan ekonomi. Secara keputusan bisnis,
individu bebas melakukan bisnis. Tujuan akhir dari kapitalisme adalah kemakmuran
diri sendiri. Negara yang menganut paham ini adalah Inggris lalu menyebar kearah
barat ke Spanyol, Amerika, Jepang, hingga ke Korea Selatan.
3. Sosialisme adalah paham ekonomi terpusat dimana pemerintah memegang peranan
terpenting atau dominan dalam pengaturan kegiatan ekonomi. Teori ekonomi
sosialisme muncul dari pendapat Filsuf Rusia, Karl Marx dalam bukunya “Das
Kapital” yang memiliki pendapat bahwa “Kapitalis memperbesar jarak antara kaum
kaya dan kaum miskin”. Indusrialis disebut sebagai kaum borjuis dari bahasa prancis
nya, Beurgeoisie yang memiliki arti kaum kelas atas. Masyarakat miskin atau petani
yang tidak memiliki lahan disebut kaum Proletar. Kaum Borjuis dikhawatirkan
memunculkan feodalisme gaya baru akibat perbedaan jarak perekonomian ini. Karl
Marx dan Frederick Engels membuat perkembangan dari sosialisme yang disebut
Komunisme dalam buku “The Communist Manifesto”. Dalam buku ini, komunisme
bukan hanya mengatur tentang sistem ekonomi, tetapi juga sistem politik bahkan
kebudayaan. Komunisme cenderung melakukan perubahan secara revolusioner
sehingga dilarang di Negara Indonesia. Negara yang pernah menganut paham ini
adalah negara Eropa Timur, Rusia, Cina, Vietnam, dan Korea Utara. Dalam
Sosialisme, harta kepemilikan hanya dimiliki oleh negara dan segala aktivitas
ekonomi dilakukan oleh negara. Dalam keputusan bisnisnya, bisnis hanya ditentukan
oleh negara. Tujuan akhirnya adalah kesetaraan penghasilan yang dilakukan dengan
cara penarikan pajak dan subsidi yang tinggi.
4. Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan agama islam. Teori Ekonomi Islam
berlandaskan Al Qur’an dan tuntunan Nabi Muhammad SAW. Dalam ekonomi islam,
lebih dianjurkan melakukan zakat agar zakat disalurkan tepat sasaran kepada orang
yang membutuhkan atau bisa juga diberikan kepada negara untuk dibagikan secara
adil. Ekonomi Islam mengambil kebaikan dari kedua paham ekonomi Kapitalis dan
Sosialis lalu membuang keburukannya. Dalam ekonomi islam, harta kepemilikan
tidak dimiliki individu atau negara namun hanya Allah yang memiliki. Dalam
Keputusan bisnisnya, Ekonomi Islam memperbolehkan individu memperbesar modal
untuk aktivitas bisnis yang riil. Sehingga, Judi dan Narkoba diharamkan. Riba yang
menguntungkan pemilik modal dan merugikan peminjam digantikan sistem bagi hasil
yang membuat pemilik modal dan peminjam setara. Ekonomi Islam memiliki tujuan
akhir yaitu keberkahan dunia dan akhirat.

Rangkuman Video 2 : 71: Into the Fire


Film ini menceritakan mengenai perang antara 71 tentara pelajar Korea Selatan
melawan tentara Korea Utara. Film 71: Into The Fire diawali dengan kekalahan Korea
Selatan terhadap Korea Utara yang kemudian mengharuskan mereka mundur terus menerus
selama 40 hari hingga berada di Sungai Nakdong. Namun, karena terua terusan kalah, tentara
Korea Selatan kekurangan jumlah, mereka pun merekrut tentara pelajar dari kalangan
mahasiswa dengan jumlah 69 orang baru dan 3 orang yang sudah bergabung, salah satunya
adalah yang selamat dari perang sebelumnya, Oh Jung Beom, diangkat menjadi komandan
tentara pelajar.
Dengan keadaan yang sedemikian rupa, tentara Korea Selatan dialihkan semuanya ke
Sungai Nakdong, beserta perawat dan dokter, sehingga hanya ada tentara pelajar yang ada di
gedung sekolah tersebut. Di sisi lain, komandan Korea Utara tidak mematuhi perintah untuk
menyerang Sungai Nakdong terlebih dahulu, ia langsung meringsek menuju Pohang, ke
bangunan sekolah yang diubah menjadi benteng disana. Tentara pelajar mengalami banyak
konflik internal setelah kepergian para tentara Korea Selatan, salah satu dari mereka, Ku Kap
Jo, tidak setuju diangkatnya Jung Beom menjadi komandan, sehingga selalu melawan dan
membuat keributan.
Aksi penyerangan Korea Utara terhadap tentara pelajar di hutan menjadi pukulan
telak bagi mereka dengan terbunuhnya banyak teman mereka. Diantara mereka ada 1 tentara
pelajar yang tersesat dan ditemukan oleh tentara Korea Utara yang kemudian diinterogasi
walaupun akhirnya dikembalikan ke sekolah pohang disertai dengan peringatan untuk
menyerah atau akan diserang pada keesokan harinya pada pukul 12. Jiwa nasionalisme
mereka membuat mereka tetap bertahan, menyusun jebakan dan menggunakan bom atau
granat sisa yang mereka temukan, walaupun mereka tau, mereka akan mati disana. Ku Kap Jo
yang sebelumnya menyatakan ingin mundur saja, juga ikut membantu saat keadaan tentara
pelajar mulai terdesak dengan mencuri truk berisi senjata milik Korea Utara. Komandan
Kang Suk Dae yang sebelumnya berjanji akan kembali dan membantu, menepati janjinya
dengan membawa senjata anti tank, walaupun saat mereka sampai, hampir semua tentara
pelajar sudah gugur.
Di akhir cerita, perang tentara pelajar di Pohang dimenangkan oleh tentara Korea
Selatan, tentara Korea Utara yang menyerang Pohang pun gugur, membuat Korea Selatan
mendapat tambahan waktu untuk menyiapkan rencana tapi sebagai gantinya, semua tentara
pelajar yang tersisa gugur.

Hubungannya Film “71 : Into the Fire ”terhadap ideologi”


Film 71 : Into the Fire merupakan film yang berlatarbelakang peperangan di Korea.
Merupakan film yang inspiratif di mana dapat menumbuhkan semangat nasionalisme dan
juga patriotisme dari kaum pelajar. Hal ini ditunjukkan dari banyak tentara pelajar yang rela
berkorban, saling membantu sesama, terluka hingga rela mengorbankan nyawanya di medan
pertempuran demi negaranya.
Hubungannya dengan ideologi adalah film 71: into the fire berlatar belakang perang
Korea, yang dilandasi oleh 2 ideologi berbeda. Korea Utara dengan ideologi komunisnya,
yang disokong oleh Uni Soviet dan RRC, dan Korea Selatan dengan ideologi demokrasi yang
didukung oleh negara negara sekutu. Dari film ini, kedua kubu sama sama ingin menyatukan
Korea dengan ideologi mereka masing masing yang mereka pikir lebih baik, yang akhirnya
berakhir dengan perang yang meletus di semenanjung Korea.
Masalah utama pada film ini adalah perbedaan ideologi yang berakhir dengan perang
dan perpecahan. Jika dihubungkan dengan sila sila yang ada pada Pancasila, perang sangat
bertentangan dengan sila kedua, Kemanusiaan yang Beradab. Tentara saling membunuh,
warga sipil mengungsi, pelajar bahkan direkrut untuk ikut berperang. Bahkan itu hampir
terlihat seperti menambah pasukan untuk mengulur waktu karena pelajar tersebut tidak
mendapat pelatihan yang cukup. Perang adalah jalan terburuk untuk menyelesaikan masalah,
kedua pihak dapat bersepakat dalam forum, walaupun hasilnya mungkin akan tetap terjadi
perpecahan Korea menjadi dua, setidaknya tidak timbul korban, dari tentara maupun rakyat
sipil.
Oleh karena itu dari film ini, dapat disimpulkan bahwa suatu negara harus memiliki
satu ideologi yang berasal dari nilai masyarakat setempat agar ideologi yang dianut tidak
bertentangan dengan kebudayaan dan kebiasaan masyarakat serta tidak berada
dalam pengaruh negara-negara lain yang berpotensi menimbulkan perpecahan.

Alasan Pentingnya Ideologi


Ideologi tentunya penting bagi suatu negara karena ideologi merupakan pedoman
sekaligus pandangan hidup suatu bangsa dan negara. Melalui suatu ideologi, suatu negara
mampu melaksanakan kehidupan sosial politik dengan berpegang pada prinsip-prinsip
ideologi itu sendiri. Bagi suatu negara memiliki suatu ideologi membuat negara tersebut
mampu mengarahkan masyarakatnya pada suatu cara pandang yang sama. Dengan
berlandaskan pada ideologi yang dianut, negara tersebut dapat mencapai tujuan yang dimiliki
dengan mudah. Ideologi juga memiliki peran sebagai alat pemersatu bangsa dan negara di
mana dapat mencegah terjadinya konflik sosial dalam masyarakat agar setiap masyarakat
dapat hidup dalam ketentraman dan uga memiliki rasa solidaritas yang tinggi.

Peran Ideologi bagi Sebuah Negara


1. Mampu mengatasi segala perbedaan yang ada dalam suatu negara dan pengaruh asing
yang datang. Dengan adanya ideologi yang sama negara dan masyarakatnya akan
lebih mudah mencapai tujuan bersama. Terlebih lagi jika ideologi yang digunakan
digali dari nilai-nilai masyarakatnya sendiri, sehingga tidak mudah dipengaruhi oleh
pengaruh ideologi luar serta menciptakan persatuan dan kesatuan.
2. Membentengi bangsa dari pengaruh pihak luar Ideologi adalah identitas sebuah
bangsa, maka dari itu haruslah digali dari nilainilai luhur bangsa itu sendiri dan hanya
ada satu. Dengan begitu, ideologi tersebut dapat memfilter pengaruh-pengaruh dari
luar yang berpotensi merugikan dan merusak bangsa serta dapat mencegah
perpecahan negara tersebut karena factor internal yang disebabkan oleh perbedaan
ideologi yang dianut tiap bagian negaratersebut. Di film tersebut diceritakan bahwa
baik korea selatan maupun korea utara mendapat pengaruh dari negara-negara lain
yang berbeda dengan ideologi yang berbeda pula. Ini mengakibatkan kedua negara
tersebut mengadopsi ideologi yang berbeda sesuai dengan negara yang
memengaruhinya masing-masing. Hal ini merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan pecahnya perang antara kedua negara tersebut.
3. Menentukan eksistensi suatu bangsa dimana tanpa ideologi suatu bangsa akan
kehilangan arah, tujuan, dan strategi mewujudkan tujuannya.
4. Memberi gambaran mengenai masyarakat bangsa yang akan direalisasi serta menjadi
indikator keberhasilan negara dalam membangun masyarakatnya.
5. Sebagai alat pengikat dalam mempersatukan bangsa karena dapat diterima oleh
berbagai pihak serta didasarkan pada pemikiran rasional dan sistematis.
6. Sebagai bentuk kepastian akan masa depan suatu bangsa karena berisi cita-cita dan
harapan mengenai masa depan bangsa dan negara.
7. Patokan bagi warga negara untuk berprilaku karena berisi nilai-nilai bagaimana
semestinya warga negara bertingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
maupun bernegara.
8. Pengendali konflik sekaligus integratif dimana ajaran dan nilai-nilai dalam ideologi
dapat digunakan untuk mengendalikan konflik, baik yang terjadi dalam diri sendiri
maupun dengan orang lain sekaligus akan tercipta integrasi.
9. Sebagai suatu lensa, cermin, dan jendela dari suatu bangsa dan negara. Dimana
sebagai lensa seseorang dapat melihat dunia bangsanya, sebagai cermin seseorang
dapat melihat dirinya sendiri serta sebagai jendela orang lain dapat melihat diri bangsa
dan negara pemilik suatu ideologi.

Anda mungkin juga menyukai