Prasuri Kuswarini
Masdiana
Zulvyati Hantik
p.kuswarini@fib.unhas.ac.id
masdiana@fs.unhas.ac.id
zulvyatihantik@gmail.com
Abstract
Ayu Utami's novel Saman used many metaphors to express the messages to be conveyed. These
metaphors are formed in various ways. Translation as a means of relaying the ST message into the TT
must be able to transfer the messages that the metaphors convey equally. This article contains the result
of research on the methods used to translate the metaphor in the Indonesian version of the Saman novel
to the French version. The first phase of analysis was to make a classification of metaphor types in
Saman of the Indonesian version. The second step, was to analyze the method used in translating the
metaphor found in the French version of the novel. The results show that there are some unusual
metaphors in the source language (SL). In general, the metaphor translated in French used literal
methods of translation. Some translation errors are also found
pengalaman yang terjadi pada tubuh pada respon yang diharapkan. Bentuk
seseorang, contohnya: mulut botol, dapat saja berubah, namun sedapat
jantung kota, bahu jalan, dst. mungkin setara.
b. Animal metaphors membandingkan Larson (1984) dalam bukunya
satu kondisi atau kenyataan dengan Meaning Based Translation: A Guide to
binatang, atau tanaman, contohnya: Cross-Language Equivalence,
kumis kucing, lidah buaya, kuping mengajurkan pencapaian ekivalensi yang
gajah. bergerak dari kesepadanan bentuk hingga
c. From concrete to abstract ialah ke kesepadanan struktur semantik.
mengalihkan ungkapan-ungkapan yang Menurutnya makna (meaning) harus
abstrak ke ungkapan yang lebih ditransfer, dan dipertahankan untuk tetap
kongkret, misalnya: cepat seperti kilat: konstan, dengan memerhatikan kesesuaian
d. Synaesthetic metaphors, adalah antara BSu dan BSa pada aspek leksikal,
pengalihan dari satu indra ke indra struktur grammatikal, dan fonologis.
yang lain, contohnya: music yang - Metode-metode Terjemahan
“enak didengar”, sedap dipandang Newmark menjelaskan 8 jenis
mata, dll. penerjemahan (dalam Hoed, 1993:17-20),
- Teori Penerjemahan diantaranya:
Sebagai perantara dalam proses . a. Metode penerjemahan kata demi kata
komunikasi, penerjemahan (Hoed, 1993:1) (word-for-word translation)
bertujuan memperoleh padanan bagi bahasa Metode penerjemahan jenis ini
sumber (BSu) sehingga pesan yang biasanya langsung meletakkan kata-kata
terkandung dalam BSu dapat diungkap BSa di bawah versi BSu. Kata-kata
kembali di dalam bahasa sasaran (BSa) dan dalam BSu diterjemahkan di luar konteks,
harus ditempatkan dalam konteks dan kata-kata yang bersifat kultural
komunikasi, khususnya komunikasi (misalnya kata tempe) dipindahkan apa
kebahasaan. Menurut Hoed padanan adanya. Umumnya metode ini
adalah unsur bahasa sasaran yang dipergunakan sebagai tahapan
mengandung pesan yang sama dengan prapenerjemahan (sebagai gloss) pada
unsur bahasa sumber. Kesepadanan diukur penerjemahan teks yang sangat sukar.
tidak hanya dengan makna unsur bahasa b. Metode penerjemahan harfiah (literal
yang bersangkutan, tetapi juga dengan translation)
pemahaman suatu hasil terjemahan oleh Struktur gramatikal BSu dicarikan
penerimanya. Sejalan dengan Hoed, Nida padanannya yang terdekat dalam BSa, tetapi
mendefinisikan penerjemahan adalah penerjemahan leksikalnya dilakukan terpisah
attemps to reproduce equivalence (upaya dari konteks. Contoh terjemahan yang harfiah
mereproduksi kesepadanan). Kesepadanan adalah penerjemahan kalimat It’s raining cats
(equivalence) oleh Nida digolongkan ke and dogs menjadi Hujan kucing dan anjing
dalam dua jenis, yaitu: dalam bahasa Indonesia. penerjemahan yang
a. Formal equivalence, atau kesepadanan lepas konteks semacam ini selain menghasilkan
yang berorientasi pada bahasa sumber versi BSa yang tak bermakna (kucing dan
untuk menampilkan sebanyak mungkin anjing tidak dapat berjatuhan dari langit), juga
bentuk dan isi teks asli, jadi sifatnya menghasilkan versi BSa yang tidak lazim. Maka
sedikit banyak literal, dan seperti halnya metode (1) di atas, dalam proses
b. Dynamical equivalence, yang lebih penerjemahan, metode ini dapat digunakan
mengarahkan pada kesepadanan efek sebagai kegiatan prapenerjemahan, tidak sebagai
terhadap penerima atau kesepadanan metode yang lazim.
179 | JURNAL ILMU BUDAYA
Volume 6, Nomor 1, Juni 2018 E-ISSN: 2621-5101 P-ISSN:2354-7294
Sebenarnya bahasa Perancis juga Prancis yang mempunyai arti “rasa takut
mengenal istilah “mata air”, yaitu : la sekali”, “ketakutan yang sangat (sampai
source. Dalam bahasa Prancis puit lemas)” atau “teror”. Penambahan article
adalah cavite circulaire, profonde et défini “la” menandakan nomina tersebut
étroite, à paroi maçonnees, praquée dans berjenis feminin. Gagnait berasal dari kata
le sol pour atteindre une nappe d’eau gagner merupakan verba dalam bahasa
(lubang bundar, dalam dan sempit, bagian Prancis yang telah dikonjugasikan dalam
dalam tembok, membuat lubang dalam bentuk imparfait untuk orang ketiga
tanah untuk mencapai lapisan air). tunggal. Verba tersebut mempunyai arti
Sedangkan la source adalah eau qui sort “mendapat” atau “memperoleh
de terre (air yang keluar dari tanah). (keuntungan material)” dalam bahasa
Melihat penjelasan di atas sangat terlihat Indonesia. Leur merupakan adjektif
jelas perbedaan dari kedua kata di atas. possessif untuk orang ketiga jamak dalam
Dengan melihat pembahasan di atas bahasa Prancis yang dalam bahasa
disimpulkan bahwa penerjemah indonesia diartikan dengan kata “...nya”.
menggunakan metode penerjemahan Village merupakan nomina dalam bahasa
bebas untuk menerjemahkan kalimat Prancis yang dalam bahasa Indonesia
BSu di atas. Dari segi bentuk, metafora berarti “desa” atau “kampung”. Jika
Indonesia pada data ini tidak kalimat BSu tersebut diterjemahkan kata
diterjemahkan kembali ke bentuk metafora per kata maka artinya adalah “tapi teror
dalam bahasa Prancis, dan ini merupakan mendapat desa mereka”. Di sini terjadi
kelalaian dalam penerjemahan. pergeseran makna, perbedaan nuansa atau
2. Animal Metaphors bahkan kuantitas antra kalimat BSu
Model penerjemahan Animal danBSa. Kalimat BSu memberi kesan lebih
Metaphors terjadi pada contoh berikut halus dengan menggunakan kata
“hinggap” yang bermakna « bertengger »
BSu: « Teror pun mulai hinggap di dusun setelah terbang (tentang burung), teror itu
itu « . (p.93) BSa: Mais la terreur gagnait seolah-olah baru akan dimulai. Lain halnya
leur village. (p.127) dengan kalimat BSa yang menggunakan
kata gagnait (gagner) yang memberi kesan
Makna dari metafora “teror pun mulai seolah-olah teror itu telah lama terjadi di
hinggap di dusun itu” adalah : « dusun desa itu (mendapatkannya). Kata dusun
tersebut mulai merasakan teror ». pun diartikan menjadi village yang
Kalimat BSu tersebut diterjemahkan mempunyai arti “kampung” atau “desa”.
menjadi “mais la terreur gagnait leur Dengan melihat pembahasan di atas ditarik
village” dalam BSa. kesimpulan bahwa penerjemah
menggunakan metode penerjemahan
mais = tetapi bebas dan teknik penerjemahan lazim. Dari
la terreur = teror segi bentuk, metafora bahasa Indonesia
gagnait = mendapat pada data di atas diterjemahkan kembali
leur = -nya dengan bentuk metafora dalam bahasa
Village = desa Prancis. Hal tersebut dimaksudkan untuk
mempertahankan bentuk atau makna
Mais merupakan konjungsi dalam bahasa metafora yang ada pada BSu.
Prancis yang mempunyai arti “akan Data lain yang memperlihatkan
tetapi”, “tetapi” atau “tapi”. La penerjemahan Animal Metaphors terdapat
terreur,merupakan nomina dalam bahasa pada data berikut:
182 | JURNAL ILMU BUDAYA
Volume 6, Nomor 1, Juni 2018 E-ISSN: 2621-5101 P-ISSN:2354-7294
bentuk imparfait untuk orang ketiga berbedanya system linguistik yang dianut
tunggal. Faire envoler dalam bahasa oleh kedua bangsa tersebut, juga menjadi
Indonesia mempunyai arti “membuat sebab sulitnya beberapa beberapa metafora
terbang” atau “menerbangkan”. diterjemahkan kembali ke dalam gaya
Les cheveux, merupakan nomina dalam yang sama.
bahasa Prancis dengan bentuk jamak,
yang artinya “rambut” dalam bahasa DAFTAR PUSTAKA
Indonesia.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan Anwar, Stevany M. 2008. Metafora
bahwa untuk menerjemahkan kalimat di Bahasa Prancis dan Padanannya
atas penerjemah menggunakan metode dalam Pribahasa Indonesia (Suatu
penerjemahan harfiah dan teknik Tinjauan Semantik). Skripsi
penerjemahan kalk. Dari segi bentuk, S1Universitas Hasanuddin. Makassar.
metafora bahasa Indonesia dalam data di Glueck, Helmut. 1993. Metzler Lexikon
atas kembali diterjemahkan ke bentuk Sprache. Metzle Verlag : Stuttgart,
metafora dalam bahasa Prancis. Hal Weimer.
tersebut dimaksudkan untuk Hoed, Benny Hoedoro. 1993.
mempertahankan bentuk atau makna Pengetahuan Dasar Tentang
metafora yang ada pada BSu. Penerjemahan.
Jakarta: Lintas Bahasa
D. KESIMPULAN Labrousse, Pierre. 2009. Kamus Umum
Indonesia-Prancis. Jakarta: Penerbit
Berdasarkan hasil analisis PT Gramedia Pustaka Utama.
penerjemahan metafora dari bahasa Hasyim, Muhammad. 2017. The Metaphor
Indonesia ke bahasa Prancis dapat ditarik of Consumerism. Journal of Language
kesimpulan sebagai berikut: Teaching and Research. Vol. 8, No. 3,
Persamaan pola pembentukan kalimat pp. 523-530, May 2017.
antara BSu (bahasa Indonesia) dengan Parera, JD. 2004. Teori Semantik. Jakarta:
BSa (bahasa Prancis), yaitu MD Penerbit Erlangga.
(menerangkan-diterangkan), serta sifat Sastriyani, Siti Hariti. 2011. Sastra
asosiasi makna yang cenderung umum, Terjemahan Prancis-Indonesia.
mengakibatkan beberapa metafora Yogyakarta: Gadjah Mada University
diterjemahkan kembali ke dalam bentuk Press
metafora yang setara secara struktural Tarigan, Henry Guntur. 2009.
maupun leksikal. Beberapa faktor yang Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung:
mengakibatkan sebagian metafora tidak Penerbit Angkasa.
diterjemahkan kembali ke dalam bentuk Utami, Ayu. 2002. Saman. Jakarta:
metafora, yaitu: Sistem linguistik yang KPG (Kepustakaan Populer
berbeda. Sistem linguistik pada bahasa Gramedia) bekerjasama dengan
Indonesia adalah aglutinatif, yaitu bahasa Jurnal Kebudayaan Kalam. Utami,
yang pembentukan katanya melalui proses Ayu. 2008. Saman. Prancis:
pengibuhan, sedangkan bahasa Prancis Flammarion.
menganut sistem flektif, yaitu bahasa yang Wahyuddin. 2012. Fungsi Metafora
kata-katanya mengalami perubahan Dalam Pengungkapan Realitas
bentuk sehubungan dengan perubahan (Kajian Filsafat Bahasa Paul
jenis, subjek (pelaku), waktu, dsb. Pola Ricoeur) dalam seminar triwulan,
pikir yang berbeda, karena budaya yang Jurusan Sastra Prancis Unhas.
berbeda, yang antara lain disebabkan