Abstract
As homo semioticus, humans communicate to others through signs, e.g. poem. and to understand
these signs, we need a certain method in order to be able to reach the meaning and ideas of the
writer getting the meaning across.
Riffaterre said that a poem says one thing, and means another. It means that a poem speaks
indirectly so that the use of its language is of a different form. The indirection is produced by
displacing, distorting, or creating meaning. The true meaning of poetry, can be achieved through
the two levels or stages of reading, i.e. heuristic reading and retroactive reading.
Through his poem, Toto Sudarto Bachtiar sees poverty as reflected by the poem of Gadis
Peminta-minta as a manifestation of God’s affection that has to be passed in patience. The
intertextuality between the two poems of Gadis Peminta-minta by Toto Sudarto Bachtiar and
Kepada Peminta-minta by Chairil Anwar can be seen from the major theme in common, that is how
both of them see poverty.
Abstrak
dalam Zoest, 1996: 65). Oleh karena itu, dan seorang ahli filsafat Amerika, Charles
untuk bisa memahami dan menikmati Sanders Peirce (1839– 1914). Saussure
sebuah puisi, diperlukan sebuah metode menyebut ilmu itu dengan nama semiologi
tertentu untuk dapat meraih konsep dan sedangkan Peirce menyebutnya semiotika.
gagasan yang dimaksud oleh penulisnya. Kedua istilah ini mengandung pengertian
Salah satunya adalah melalui analisis yang persis sama, walaupun penggunaan
semiotika yang mengkaji puisi melalui salah satu dari kedua istilah tersebut
tanda-tanda yang digunakannya, dan biasanya menunjukkan pemikiran
analisis intertekstualitas yang mengkaji pemakainya.
sebuah puisi dengan membandingkannya
dengan hipogramnya. 2. Pembacaan Semiotik
Dalam artikel ini, penulis mencoba Preminger dalam Pradopo (2010:142)
memaknai puisi “Gadis Peminta-minta” mengatakan bahwa bahasa merupakan
karya Toto Sudarto Bachtiar melalui sistem semiotik tingkat pertama yang sudah
pendekatan semiotika Riffaterre, dan mempunyai arti (meaning). Dalam karya
kemudian menganalisanya secara sastra, arti bahasa ditingkatkan menjadi
intertekstual dengan puisi “Kepada makna (significance) sehingga karya sastra
Peminta-minta” karya Chairil Anwar itu merupakan sistem semiotik tingkat
sebagai hipogramnya. kedua. Riffaterre (1978:166) mengatakan
bahwa pembacalah yang bertugas untuk
KAJIAN TEORI memberikan makna tanda-tanda yang
1. Semiotika terdapat pada karya sastra.
Semiotika – berasal dari bahasa Yunani Tanda-tanda itu akan memiliki makna
semeion yang berarti tanda – adalah cabang setelah dilakukan pembacaan dan
ilmu yang berurusan dengan pengkajian pemaknaan terhadapnya, karena
tanda dan segala sesuatu yang berhubungan sesungguhnya dalam pikiran pembacalah
dengan tanda, seperti sistem tanda, dan transfer semiotik dari tanda ke tanda terjadi
proses yang berlaku bagi penggunaan tanda (the semiotic process really takes place in
(Zoest, 1993: 1). Zoest (1996:5) the reader’s mind) (Riffaterre, 1978: 4).
melanjutkan lagi dengan: cara berfungsinya, Untuk dapat memberi makna puisi
hubungannya dengan tanda-tanda lain, secara semiotik, dapat dilakukan dengan
pengirimannya, dan penerimaannya oleh pembacaan heuristik (heuristic reading) dan
mereka yang mempergunakannya. hermeneutik (hermeneutic reading) atau
Pada awalnya semiotika merupakan ilmu retroaktif (retroactive reading) (Riffaterre,
yang mempelajari setiap sistem tanda yang 1978: 5-6). Pembacaan heuristik adalah
digunakan dalam masyarakat manusia. pembacaan karya sastra berdasarkan
Dengan kata lain, semiotika adalah ilmu struktur bahasanya, atau secara semiotik
yang menyelidiki semua bentuk komunikasi adalah berdasarkan konvensi semiotik
yang berkaitan dengan makna tanda-tanda tingkat pertama. Dalam pembacaan
dan berdasarkan atas sistem tanda tanda. heuristik, puisi dibaca berdasarkan struktur
Teeuw (1982:50) mengatakan bahwa bahasanya, dan untuk memperjelas arti
semiotika merupakan tanda sebagai tindak bilamana perlu diberi sisipan kata, atau
komunikasi. sinonim kata-katanya ditaruh dalam tanda
Tokoh yang dianggap pendiri semiotika kurung.
adalah dua orang yang hidup sezaman, yang Pembacaan hermeneutik adalah
bekerja secara terpisah dan dalam lapangan pembacaan karya sastra berdasarkan sistem
yang tidak sama (tidak saling semiotik tingkat kedua atau berdasarkan
mempengaruhi). Tokoh semiotik itu adalah konvensi sastranya. Disebut juga
seorang ahli linguistik berkebangsaan pembacaan retroaktif, karena dilakukan
Swiss, Ferdinand de Saussure (1857–1913) ulang sesudah pembacaan heuristik dengan
_____________________________________________________________________________________________________
Wardah Hanafiah
Pemaknaan Puisi "Gadis Peminta-minta" ...
75
_____________________________________________________________________________________________________
Epigram Vol. 12 No. 1 April 2015
76
_____________________________________________________________________________________________________
Wardah Hanafiah
Pemaknaan Puisi "Gadis Peminta-minta" ...
77
_____________________________________________________________________________________________________
Epigram Vol. 12 No. 1 April 2015
78
_____________________________________________________________________________________________________
Wardah Hanafiah
Pemaknaan Puisi "Gadis Peminta-minta" ...