Anda di halaman 1dari 199

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S DENGAN Ny.

H YANG
MEMILIKI MASALAH DIABETES MELITUS DI PRAMBANAN
KLATEN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga


Dosen Mata Ajar : Eva Nurlina Aprilia, M. Kep., Ns., Sp. Kep. Kom

HALAMAN JUDUL

HAHLAH
LAMAN
Disusun Oleh :

1. Bunga Cahya Indah (2920183286)


2. Esmi Margiyati (2920183291)
3. Wenny Martha Kusumastuti (2920183320)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NOTOKUSUMO
YOGYAKARTA
2020

ii
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Masalah
Diabetes Melitus”. Dokumentasi asuhan keperawatan ini disusun untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Keperawatan Keluarga. Kami berharap semoga dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca, khususnya mahasiswa
keperawatan.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik yang
membangun dari pembaca agar dapat memperbaiki asuhan keperawatan ini.

Yogyakarta, 21 Desember 2020

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan Penulisan...........................................................................................2
BAB II KONSEP DASAR.......................................................................................3
A. Konsep Keperawatan Keluarga....................................................................3
1. Definisi Keperawatan Keluarga................................................................3
2. Tujuan Keperawatan Keluarga..................................................................3
3. Sasaran keperawatan keluarga...................................................................4
4. Peran dan fungsi perawat keluarga............................................................4
B. Konsep Diabetes Mellitus.............................................................................6
1. Definisi Diabetes Mellitus.........................................................................6
2. Etiologi Diabetes Mellitus.........................................................................6
3. Manifestasi Klinis Diabetes Mellitus........................................................8
4. Klasifikasi Diabetes Mellitus....................................................................9
5. Patofisiologi Diabetes Mellitus.................................................................9
6. Pathway Diabetes Mellitus......................................................................11
7. Pemeriksaan Penunjang Diabetes Mellitus.............................................12
8. Kompikasi Diabetes Mellitus..................................................................12
9. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus.........................................................15
10. Pola Diet..................................................................................................16
11. Proses Keperawatan.................................................................................19
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.................................................................24
A. Kasus...........................................................................................................24
B. Pengkajian Keperawatan Keluarga.............................................................26

iv
C. Analisa Data................................................................................................47
D. Diagnosa Keperawatan...............................................................................50
E. Skoring masalah Asuhan Keperawatan Keluarga.......................................51
BAB 4 PEMBAHASAN......................................................................................167
A. Pengkajian.................................................................................................167
B. Diagnosa Keperawatan.............................................................................174
C. Intervensi...................................................................................................178
D. Implementasi.............................................................................................181
E. Evaluasi.....................................................................................................183
BAB V PENUTUP...............................................................................................185
A. Kesimpulan...............................................................................................185
1. Pengkajian.............................................................................................185
2. Diagnosa keperawatan...........................................................................186
3. Intervensi...............................................................................................186
4. Implementasi.........................................................................................187
5. Evaluasi.................................................................................................188
B. Saran..........................................................................................................188
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................190

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes Militus (DM) adalah penyakit kronis yang terjadi pada pankreas
tidak menghasilkan insulin atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif
menggunakan insulin yang dihasilkan. Hal ini menyebabkan peningkatan
konsentrasi glukosa dalam darah (hiperglikimia). Angka kejadian DM yang
semakin meningkat di beberapa negara berkembang di latar belakangi oleh
meningkatnya kemakmuran di negara tersebut yang terlalu menjadi sorotan
dunia. Pendapatan perkapita yang meningkat dan perubahan gaya hidup di
kota-kota besar juga memiliki peranan penting dalam peningkatan prevalensi
(Edwina, Manaf & Efrida, 2015).
Prevalensi dan insidensi jumlah penderita diabetes mellitus di dunia
semakin menghawatirkan. Menurut World Health Organiztion (WHO) jumlah
penderita diabetes militus di dunia pada tahun 2000 sudah mencapai 171 juta
orang,dan di prediksi pada tahun 2030 jumlahnya akan meningkat sebesar
114% atau mencapai 366 juta orang.kenaikan jumlah penderita diabetes
militus ini terjadi di negara maju dan 80%nya di negara berkembang
kususnya yang paling cepat pertumbuhan ekonominya (Luthfa, 2016).
Diabetes Melitus di Indonesia saat ini menduduki peringkat kelima terbanyak
di dunia. Berdasarkan data IDF Diabetes Atlas, pada tahun 2013 penderita
DM di Indonesia mencapai 8.554.155 orang. Angka tersebut semakin naik
pada tahun 2014 hingga mencapai 9,1 juta orang. Tahun 2035 diprediksi
melonjak hingga ke angka 14,1 juta orang dengan tingkat prevalensi 6,6%
untuk populasi orang dewasa (Rudijanto, 2015).
Prevalensi DM di Yogyakarta semakin bertambah tiap tahunnya.
Berdasarkan Surveilans Terpadu Penyakit (STP) puskesmas tahun 2017
jumlah kasus diabetes sebanyak 8.321 kasus. Sedangkan berdasarkan STP
rumah sakit jumlah kasus dan pengelompokan penyakit diabetes sebagai
berikut : DM yang tidak tentu (11.254), DM tidak bergantung insulin (6.571),

1
DM bergantung insulin (1.817), DM berhubungan malnutrisi (185), DM
lainnya (904). Hasil Surveilans Terpadu Penyakit (STP) puskesmas
menunjukkan bahwa DM adalah penyakit terbanyak nomer 4 di DIY pada
tahun 2017 dengan jumlah 8.321 kasus (Dinkes DIY, 2017).
Keluarga merupakan salah satu elemen terkecil di masyarakat.
Keberadaan keluarga di masyarakat akan menentukan perkembangan
masyarakat. Keluarga menjadi tempat sentral bagi pertumbuhan dan
perkembangan individu sehingga keluarga menjadi salah satu aspek
terpenting dari keperawatan secara empiris disadari bahwa kesehatan para
anggota keluarga mempunyai hubungan yang erat akan tetapi hingga saat ini
masih sangat sedikit perhatian yang diberikan pada keluarga sebagai objek
dari studi yang sistematis dalam bidang keperawatan (Susanto, 2012).
Keluarga berperan dalam menentukan asuhan keperawatan yang
diperlukan oleh anggota keluarga yang sakit. Oleh karena itu, peran keluarga
sangat penting dalam tahap-tahap perawatan kesehatan, mulai dari tahapan
peningkatan kesehatan, pencegahan, pengobatan, sampai dengan rehabilitasi.
Dalam mencapai tujuan perawatan kesehatan keluarga, perawat harus
melibatkan keluarga untuk mengenal dan melaksanakan tugas-tugasnya
dalam bidang kesehatan (Makhfudli, 2009 dalam Pratama, 2019). Salah satu
tugas keluarga di bidang kesehatan adalah memberi perawatan pada anggota
keluarga yang sakit. Perawatan ini dilakukan di rumah apabila anggota
keluarga memiliki kemampuan untuk melakukan tindakan (Harnilawati, 2013
dalam Pratama, 2019). Berdasarkan latar belakang di atas, maka kami
membuat makalah “Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Masalah Diabetes
Melitus”.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mendeskripsikan tentang masalah diabetes mellitus dan asuhan
keperawatan keluarga yang dapat dilakukan.

2
BAB II
KONSEP DASAR

A. Konsep Keperawatan Keluarga


1. Definisi Keperawatan Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat
di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2012).
Keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistic yang menempatkan
keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan melibatkan
anggota keluarga dalam tahap pengkajian, penegakan diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dengan memobilisasi
sumber pelayanan kesehatan yang tersedia di keluarga dan sumber-sumber
dari profesi lain termasuk pemberi layanan kesehatan dan sektor lain di
komunitas (Depkes RI, 2010 dalam Widagdo, 2016)

2. Tujuan Keperawatan Keluarga


Menurut Widagdo (2016) tujuan keperawatan keluarga ada dua
macam yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dari
keperawatan keluarga adalah keluarga mampu melaksanakan tugas
pemeliharaan kesehatan keluarga dan mampu menangani masalah
kesehatannya berikut ini :
a. Mengenal masalah kesehatan yang dihadapi anggota keluarga
b. Membuat keputusan secara tepat dalam mengatasi masalah kesehatan
anggota keluarga
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang mempuyai masalah
kesehatan
d. Memodifikasi lingkungan yang kondusif
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk pemeliharaan dan
perawatan anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan
seperti puskesmas, rumah sakit, klinik atau yang lainnya

3
3. Sasaran keperawatan keluarga
Menurut Depkes RI, (2010) dalam Widagdo (2016) sasaran
keperawatan keluarga dibagi menjadi :
a. Keluarga sehat
Sasaran ini memerlukan antisipasi terkait dengan siklus
perkembangan manusia dan tahapan tumbuh kembang keluarga.
Fokus intervensi keperawatan terutama pada promosi kesehatan dan
pencegahan penyakit.
b. Keluarga risiko tinggi dan rawan kesehatan
Pada sasaran ini, jika satu atau lebih anggota keluarga memerlukan
perhatian khusus dan memiliki kebutuhan untuk menyesuaikan diri,
terkait siklus perkembangan anggota keluarga dan keluarga dengan
faktor risiko penurunan status kesehatan, misalnya keluarga yang
berisiko tinggi dengan balita kelebihan berat badan atau yang lainnya.
c. Keluarga yang memerlukan tindak lanjut
Keluarga yang memerlukan tindak lanjut merupakan keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan dan memerlukan tindak lanjut
pelayanan keperawatan atau kesehatan, misalnya klien pasca
hospitalisasi penyakit kronik, penyakit degeneratif, tindakan
pembedahan, dan penyakit terminal.

4. Peran dan fungsi perawat keluarga


Menurut Friedman, dkk (2013) dalam Widagdo (2016) peran dan
fungsi perawat di keluarga adalah sebagai berikut :
a. Pelaksana
Peran dan fungsi perawat sebagai pelaksanan adalah memberikan
pelayanan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan, mulai
dari pengkajian sampai evaluasi. Pelayanan diberikan karena adanya
kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan serta
kurangnya keamanan menuju kemampuan melaksanakan kegiatan
sehari-hari secara mandiri. Kegiatan yang dilakukan bersifat promotif,

4
preventif, kuratif dan rehabilitative.
b. Pendidik
Peran dan fungsi perawat sebagai pendidik adalah mengidentifikasi
kebutuhan, menentukan tujuan, mengembangkan, merencanakan dan
melaksanakan pendidikan kesehatan agar keluarga dapat berperilaku
sehat secara mandiri.
c. Konselor
Peran dan fungsi perawat adalah memberikan konseling atau
bimbingan kepada individu atau keluarga dalam mengintegrasikan
pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu untuk membantu
mengatasi masalah kesehatan keluarga.
d. Kolaborator
Peran dan fungsi perawat kolaborator adalah melaksanakan kerja
sama dengan berbagai pihak yang terkait dengan penyelesaian
masalah kesehatan di keluarga.
Selain itu, perawat keluarga juga memiliki peran dalam hal
pencegahan primer, pencegahan sekunder dan pencegahan tersier, yaitu :
a. Pencegahan primer
Peran perawat adalah melakukan pencegahan terjadinya penyakit
dan memelihara hidup sehat.
b. Pencegahan sekunder
Upaya yang dapat dilakukan perawat adalah mendeteksi dini
terjadinya penyakit pada kelompok risiko, diagnosis dan penanganan
segera yang dapat dilakukan oleh perawat. Pemuan kasus merupakan
upaya pencegahan perkembangan penyakit dengan cara skrining,
melakukan pemeriksaan dan mengkaji riwayat kesehatan.
c. Pencegahan tersier
Perawat melakukan pencegahan tersier dengan tujuan mengurangi
luasnya dan keparahan masalah kesehatan sehingga dapat
meminimalkan ketidakmampuan dan memulihkan atau memelihara
fungsi tubuh. Fokus utama dalam tindakan ini adalah rehabilitasi.

5
C. Konsep Diabetes Mellitus
1. Definisi Diabetes Mellitus
Menurut Nurarif dan Kusuma (2015), diabetes mellitus adalah
gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemi yang
berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan
protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan
sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis
mikrovaskular, makrovaskular, dan neuropati. Menurut Febri, dkk (2013),
diabetes mellitus merupakan kelainan pengolahan karbohidrat dalam
tubuh yang disebabkan oleh kurangnya hormon insulin, sehinga
karbohidrat tidak dapat dipergunakan oleh sel untuk diubah menjadi
tenaga. Menurut Nurrahmani (2015), glukosa darah puasa normalnya 110-
125 mg/dl, sedangkan glukosa darah sewaktu normalnya 145-179 mg/dl.

5. Etiologi Diabetes Mellitus


Menurut Brunner & Suddarth, (2012), faktor predisposisi yang dapat
menimbulkan Diabetes Mellitus, yaitu :
a. Hiperglikemi
b. Obesitas
c. Defisiensi sekresi insulin
d. Determinan genetic
e. Kurang gerak/malas.
Menurut Purwanto (2016) faktor penyebab terjadinya diabetes melitus
sebagai berikut :
a. DM Tipe I (IDDM = DM tergantung insulin)
1) Faktor Genetik / herediter
Faktor herediter menyebabkan timbulnya DM melalui
kerentanan sel-sel beta terhadap penghancuran oleh virus atau
mempermudah perkembangan antibodi autoimun melawan sel-sel,
jadi mengarah pada penghancuran sel-sel beta.

6
2) Faktor Lingkungan (infeksi virus)
Berupa infeksi virus coxakie dan gondogen yang merupakan
pemicu yang menentukan proses autoimun pada individu yang
peka secara genetik.
b. DM Tipe II (NIDDM = DM tidak tergantung insulin )
Terjadi paling sering pada orang dewasa, dimana terjadi obesitas
pada individu obesitas dapat menuunkan jumlah reseptor insulin dari
dalam sel target insulin diseluruh tubuh. Jadi membuat insulin yang
tersedia kurang efektif dalam meningkatkan efek metabolik yang
biasa.
c. DM Malnutrisi
1) Fibro Calculous Pancreatic DM (FCPD)
Terjadi karena mengkonsumsi makanan rendah kalori dan
rendah protein sehingga klasifikasi pengkreas melalui proses
mekanik (Fibrosis) atau toksik (Cyanide) yang menyebabkan sel-
sel beta menjadi rusak.
2) Protein Defisiensi Pancreatic Diabetes Melitus (PDPD)
Karena kekurangan protein yang kronik menyebabkan hipofungsi
sel beta pankreas.
d. DM Tipe Lain
1) Penyakit pankreas seperti : pancreatitis, Ca Pankreas, dll
2) Penyakit hormonal seperti : Acromegali yang meningkat GH
(Growth Hormon) yang merangsang sel-sel beta pankreas yang
menyebabkan sel-sel ini hiperaktif dan rusak.
3) Obat-obatan, bersifat sitoksin terhadap sel-sel seperti aloxan dan
streptozerin, yang mengurangi produksi insulin seperti derifat
thaizide, phenothiazine, dll.

7
6. Manifestasi Klinis Diabetes Mellitus
Menurut Menurut Febri, dkk (2013), ada beberapa gejala diabetes
mellitus diantaranya, yaitu :
a. Gejala Akut
1) Permulaan terjadi diabetes mellitus : Mudah lapar, mudah haus,
sering buang air kecil, dan berat badan naik.
2) Tahap lanjut : Nafsu makan mulai berkurang, mudah haus, sering
buang air kecil, mudah lelah, berat badan turun dengan cepat, dan
bila tidak segera diobati akan timbul rasa mual bahkan sampai
koma diabetik.
b. Gejala Kronis
1) Kesemutan.
2) Rasa panas pada urine.
3) Rasa tebal pada kulit dan rasa gatal disekitas kemaluan.
4) Sering mengantuk dan pandangan kabur.
5) Kram.
6) Gigi mudah goyah dan lepas.
7) Kemampuan seksual menurun.
8) Keguguran pada ibu hamil/kematian pada janin dalam kandungan
atau bayi lahir lebih dari 4 kg.
Menurut Brunner & Suddarth (2012), tanda gejala terjadinya penyakit
diabetes mellitus, yaitu :
a. Diabetes Tipe I
1) Hiperglikemia berpuasa
2) Glukosuria, diuresis osmotik, poliuria, polidipsia, polifagia
3) Keletihan dan kelemahan
4) Ketoasidosis diabetik (mual, nyeri abdomen, muntah,
hiperventilasi, nafas bau buah, ada perubahan tingkat kesadaran,
koma, kematian)
b. Diabetes Tipe II
1) Lambat (selama tahunan), intoleransi glukosa progresif

8
2) Gejala seringkali ringan mencakup keletihan, mudah tersinggung,
poliuria, polidipsia, luka pada kulit yang sembuhnya lama, infeksi
vaginal, penglihatan kabur
3) Komplikaasi jangka panjang (retinopati, neuropati, penyakit
vaskular perifer)

7. Klasifikasi Diabetes Mellitus


Menurut Soelistijo, Soebagijo A, dkk. (2019), klasifikasi Diabetes
Mellitus dibagi menjadi 4, yaitu :
a. Diabetes Mellitus Tipe 1
Destruksi sel beta, umumnya berhubungan dengan defisiensi
insulin absolut autoimun, idiopatik.
b. Diabetes Mellitus Tipe 2
Bervariasi, mulai yang dominan resistensi insulin diseratai
defisiensi insulin relatif sampai yang dominan defek sekresi insulin
disertai dengan retensi insulin
c. Diabetes Mellitus Gestasional
Diabetes yang didiagnosis pada trimester kedua atau ketiga
kehamilan dimana sebelum kehamilan tidak didapatkan diabetes.
d. Tipe spesifik yang berkaitan dengan penyebab lain
a. Sindroma diabetes monogenic (diabetes neonatal, maturity – onset
diabetes of the young (MODY).
b. Penyakit eksokrin pancreas (fibrosis kistik, pankreatitis).
c. Disebabkan oleh obat atau zat kimia (misalnya penggunaan
glukokortikoid pada terapi HIV/AIDS atau setelah transplantasi
organ).

8. Patofisiologi Diabetes Mellitus


Menurut Crowin (2009), pada diabetes tipe II terdapat dua masalah
utama yang berhubungan dengan insulin yaitu resistensi insulin dan
gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor
khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan

9
resptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa
di dalam sel. Resistensi insulin pada diabetes tipe II disertai dengan
penurunan reaksi intrasel ini. Dengan demikian insulin menjadi tidak
efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan.
Untuk mengatasi resistensi insulin dan untuk mencegah terbentuknya
glukosa dalam darah, harus terdapat peningkatan jumlah insulin yang
disekresikan. Pada penderita toleransi glukosa terganggu, keadaan ini
terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan
dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun
demikian, jika sel-sel beta tidak mampu mengimbangi peningkatan
kebutuhan akan insulin, maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadi
diabetes tipe II. Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin yang
merupakan ciri khas DM tipe II, namun masih terdapat insulin dengan
jumlah yang adekuat untuk mencegah pemecahan lemak dan produksi
badan keton yang menyertainya. Karena itu ketoasidosis diabetik tidak
terjadi pada diabetes tipe II. Meskipun demikian, diabetes tipe II yang
tidak terkontrol dapat menimbulkan masalah akut lainnya yang dinamakan
sindrom hiperglikemik hiperosmoler nonketoik (HHNK).
Diabetes tipe II paling sering terjadi pada penderita diabetes yang
berusia lebih dari 30 tahun dan obesitas. Akibat intoleransi glukosa yang
berlangsung lambat (selama bertahun-tahun) dan progresif, maka awitan
diabetes tipe II dapat berjalan tanpa terdeteksi. Jika gejalanya dialami
pasien, gejala tersebut sering bersifat ringan dan dapat mencakup
kelelahan, iritabilitas, poliuria, polidipsi, luka pada kulit yang lama
sembuh-sembuh, infeksi vagina atau pandangan yang kabur (jika kadar
glukosanya sangat tinggi).

10
9. Pathway Diabetes Mellitus

Kerusakan sel α dan β


pancreas

Kegagalan produksi Produksi glucagon


berlebih

Meningkatkan gula Produksi gula dari


Risiko darah lemak dan protein
kekurangan
volume
cairan Osmolaritas Produksi gula dari
meningkat lemak dan protein

Membuang massa
fatique
poliuri polidipsi polifagi tubuh

Peningkatan gula Berat badan


BB turun
darah kronik turun

Risiko kekurangan
nutrisi
Small vessed arterosklerosis Gangguan
Diabetic disease fungsi imun
Hipertensi,
1. Berkurang Peningkatan kadar Infeksi, gangguan
sensasi LDL penyembuhan luka
2. neuropati

Suplai darah nekrosis Kerusakan


menurun Integritas
Pembedahan : jaringan
Gangguan amputasi
Perfusi jaringan

nyeri Intoleransi aktivitas

Hartono, 2012 11
10. Pemeriksaan Penunjang Diabetes Mellitus
Menurut Tarwoto, dkk (2011), pemeriksaan penunjang untuk
menentukan penyakit diabetes mellitus, yaitu :
a. Pemeriksaan gula darah puasa.
b. Pemeriksaan gula darah postprandial untuk menentukan kadar gula
darah setelah makan.
c. Pemeriksaan toleransi glukosa oral (TTGO) atau Oral Glucose
Tolerance Test (OGTT) untuk menentukan toleransi terhadap respon
pemberian glukosa. Abnormal apabila peningkata jumlah glukosa pada
jam pertama tidak kembali setelah 2 sampai 3 jam dan urine positif
glukosa.
d. Pemeriksaan glukosa urine. Adanya glukosuria menunjukkan bahwa
ambang ginjal terhadap glukosa terganggu.
e. Pemeriksaaan keton urine. Jumlah keton urine yang besar akan
merubah pereaksi pada strip menjadi keunguan. Adanya ketonuria
menunjukkan adanya ketodoasis.
f. Pemeriksaan kolestrol dan kadar serum trigliserida. Akan didapatkan
hasil kolestrol dan kadar serum trigliserida meningkat karena
ketidakadekuatan kontrol glikemik.
g. Pemeriksaan hemoglobin glikat (HbA1c) untuk mengukur prosentase
glukosa yang melekat pada hemoglobin. HbA1c digunakan untuk
mengkaji kontrol glukosa dalam jangka panjang.

11. Kompikasi Diabetes Mellitus


Menurut Ernawati (2013) dalam Ardhiyanto (2019), komplikasi
diabetes mellitus dibagi menjadi dua kategori, yaitu :
a. Komplikasi akut
Gangguan keseimbangan kadar gula darah dalam jangka waktu
pendek meliputi hipoglikemi, ketoasidosis diabetikum, dan syndrome
HHNK (Koma Hiperglikemik Hyperosmolar Nonketotic).

12
1) Hipoglikemi
Hipoglikemi merupakan keadaan gawat darurat yang dapat
terjadi pada perjalanan penyakit Diabetes Mellitus. Glukosa
merupakan bahan bakar utama untuk melakukan metabolisme
diotak . sehingga kadar glukosa darah harus selalu dipertahankan
diatas kadar kritis. Hipoglikemi merupakan keadaan dimana kadar
gula darah abnormal yang rendah yaitu dibawah 50 hingga 60
mg/dl (2,7 hingga 3,3 mmol/L). seseorang juga dikatakan
hipoglikemi jika kadar glukosa darah kurang dari 80 mg/dl.
2) Ketoasidosis Diabetik (KAD)
KAD adalah keadaan dekompensasi kekacauan metabolic
yang ditandai oleh trias hiperglikemia, asidosis dan ketosis,
terutama disebabkab oleh defisiensi insulin absolut atau relatif.
Keadaan komplikasi akut ini memerlukan penanganan yang tepat
karena merupakan ancaman kematian bagi penderita diabetes.
b. Komplikasi kronik
Komplikasi kronik ini dibagi menjadi dua, yaitu :
1) Komplikasi makrovaskuler
a) Penyakit arteri coroner
Penyakit arteri coroner adalah salah satu komplikasi
nakrovaskuler yang sering terjadi pada DM tipe 1 dan DM Tipe
2 yang disebabkan oleh control glukosa darah yang buruk dalam
waktu yang lama disertai dengan hipertensi, resistensi insulin,
hiperinsulenemia, hiperamilinemia, dislipidemia, gangguan
sistem koagulasi dan hiperhormonsisteinemia.
b) Penyakit serebrovaskuler
Pasien DM memiliki kemungkinan dua kali lipat mengalami
penyakit kardiovaskuler. Pasien yang mengakami perubahan
aterosklerotik dalam pembuluh darah serebral atau
pembentukan emboli ditempat lain dalam sistem pembuluh

13
darah sering terbawa aliran darah dan terkadang terjepit dalam
pembuluh darah serebral. Keadaan ini dapat mengakibatkan
serangan iskemia sesaat.
c) Penyakit vaskuler perifer
Pasien DM berisiko mengalami penyakit oklusi arteri
perifer dua hingga tiga kali lipat dibandingkan pasien non DM.
hal ini disebabkan karena pasien DM cenderung mengalami
prubahan arterosklerotik dalam pembuluh darah besar pada
ekstermitas bawah. Penyakit oklusif arteri yang parah pada
ekstermitas bawah akan menyebabkan terjadinya gangrene yang
dapat berakibat amputasi pada pasien DM.
2) Komplikasi mikrovaskuler
a) Retinopati diabetik
Retinopati diabetic merupakan kelainan patologis mata yang
disebabkan oleh perubahan dalam pembuluh darah kecil pada
retina mata.
b) Komplikasi oftalmologi yang lain
Peningkatan opasitas lensa mata pada penderita DM sehingga
terjadi katarak pada usia yang lebih muda dibandingkan pasien
non DM. perubahan lensa mata mengalami perkembangan
ketika kadar gula darah naik.
c) Nefropati
Merupakan sindrom klinis pada pasien DM yang ditandai
dengan albuminuria menetap (> 300 mg/24jam) minimal dua
kali pemeriksaan dalam waktu tiga hingga enam bulan
d) Neuropati diabetes
Adanya gangguan klinis maupun subklinis yang terjadi pada
penderita DM tanpa penyebab neuropati perifer yang lain.

14
12. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
Menurut Smeltzer & Bare (2015) dalam Setyawati (2018),
tatalaksanan diabetes mellitus terangkum dalam 4 pilar, yaitu :
a. Edukasi
Dengan mengetahui konsep penyakit diabetes diharapkan klien
menyadari pentingnya pengendalian diabetes, meningkatkan
kepatuhan gaya hidup sehat, dan pengobatan diabetes.
b. Pengaturan Diit
Pengaturan diit pada penderita diabetes bertujuan untuk
mengendalikan gula darah, tekanan darah, kadar lemak, serta berat
badan ideal. Dengan demikian, komplikasi diabetes dapat dihindari.
c. Olahraga/Latihan Jasmani
Aktivitas fisik memiliki efek sangat baik dalam maningkatkan
sensitivitas insulin pada tubuh penderita diabetes mellitus, sehingga
pengendalian diabetes mellitus lebih mudah dicapai.
d. Obat/Terapi Farmakologi
Menurut Fatimah (2015), tujuan utama terapi diabetes melitus
adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa
darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler serta
neuropati. Terdapat lima komponen utama penatalaksanaan medis
pada pasien diabetes melitus sebagai berikut :
1) Diit diabetes melitus harus diperhatikan guna mengontrol
peningkatan glukosa dan mempertahankan kadar KGD
nornal. Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan
komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat 60-70%,
lemak 20-25% dan protein 10-15%.
2) Latihan, dianjurkan latihan secara teratur (3-4 Kali
seminggu) selama kurang lebih 30 menit. Latihan sesuai
dengan kemampuan pasien, gunakan alas kaki yang tepat
dan periksa kaki setiap hari sesudah melakukan latihan.
Latihan pada penderita dapat dilakukan seperti olahraga

15
kecil,lari- lari , senam diabetik untuk mencegah adanya
ulkus.
3) Pemantauan, penderita dianjurkan untuk rajin mengontrol
kadar gula darahnya secara mandiri dan optimal.
4) Penyuluhan kesehatan dilakukan bertujuan sebagai edukasi
bagi penderita ulkus dm supaya penderita mampu
mengetahui tanda gejala komplikasi pada dirinya dan
mampu menghindarinya
5) Obat-obatan
a) Terapi insulin dapat diberikan setiap hari sebanyak 2
kali sesudah makan dan pada malam hari.
b) Obat OAD ( Oral Anti Diabetes) : oral hipoglemik.

13. Pola Diet


a. Prinsip 3 J (Jumlah, Jenis, dan Jadwal)
Menurut Priyoto (2015) dalam Rahayu (2017), prinsip pengaturan
diet diabetes mellitus, yaitu :
1) Jumlah
Jumlah kebutuhan makan bergantung pada jenis kelamin, umur,
aktivitas, berat badan, tinggi badan, dan lain-lain.
2) Jenis
Ada beberapa jenis makanan yang harus dibatasi oleh penderita
diabetes mellitus, misal gula, selai, permen, susu.
3) Jadwal
Waktu makan dan besar porsi makanan yang konsisten dapat
menstabilkan kadar glukosa darah pada diabetes mellitus. Secara
umum gula darah diabetes akan stabil jika menjaga waktu makan
setiap 3 jam. Dalam sehari ada 6x makan, yaitu 3x makan utama
dan 3x makanan selingan.

16
b. Piramida Makanan Diabetes Mellitus
Menurut Priyoto (2015) dalam Rahayu (2017), tujuan dasar
dibuatnya piramida makanan diabetes adalah untuk membantu pasien
diabetes membuat pilihan makanan yang tepat secara umum. Semakin
tinggi kelompok makanan di dalam piramida, semakin sedikit
kelompok makanan tersebut dapat dikonsumsi oleh penderita diabetes.
piramida makanan membagi makanan sehari-hari menjadi 6 kelompok,
yaitu :
1) Kelompok 1 : Biji-bijian dan tepung
Makanan yang terbuat dai biji-bijian terdapat di dasar piramida
makanan diabetes. kelompok makanan biji-bijian dan tepung yang
banyak mengandung karbohidrat seperti beras, gandum, rye,
jagung, kacang polong, kentang, kacang pinto, roti tawar, sereal,
havermout, kentang, ubi, singkong, tepung terigu, sagu, dan tepung
singkong. Jenis karbohidrat sederhana yang harus dibatasi seperti
semua jenis gula, madu dan semua makanan yang diolah atau
berbahan baku menggunakan gula dan madu. Karena karbohidrat
sederhana mudah dicerna dan diserah sehingga membuat kadar
glukosa darah meningkat.
2) Kelompok 2 : Sayuran
Sayuran secara alami rendah dalam konten lemak, rendah kalori,
kaya vitamin, mineral, serat, dan zat gizi mikro. Adapun sayuran
dibagi menjadi 3 jenis, yaitu sayuran A, sayuran B, dan sayuran C.
adapun sayuran A bebas dimakan, kandungan kalori dapat
diabaikan. Seperti baligo, gambas/oyong, jamur kuping segar,
mentimun, labu air, lobak, lettuce, selada, dan tomat. Sayuran B
yaitu bayam, bit, buncis, brokoli, caisim, daun pakis, daun waluh,
genjer, kangkung, kucai, kacang panjang, kecipir, labu siam,
kecipir, labu waluh, pare, pepaya muda, jagung muda, jantung
pisang, kol, kembang kol, kapri muda, rebung, sawi, tauge kacang
hijau, terong, dan wortel. Sayuran C yaitu bayam merah, daun

17
katuk, daun melinjo, daun pepaya, daun singkong, daun talas,
kacang kapri, kluwek, melinjo, nangka muda, tauge, kacang
kedelai.
3) Kelompok 3 : Buah-buahan
Buah-buahan kaya vitamin, mineral, serat, dan karbohidrat. Buah
yang aman dikonsumsi diantaranya apel, pir, jeruk, alpukat,
anggur, jambu, pepaya, melon, markisa, tomat. Hindari buah yang
tidak sehat seperti durian matang karena mangandung alkohol yang
tinggi. Nangka, pisang, mangga matang, sirsak, sawo, dan nanas
yang mengandung glukosa tinggi perlu dihindari penderita diabetes
4) Kelompok 4 : Susu
Kelompok susu banyak mengandung protein dan kalsium serta
banyak vitamin. Dari kategori susu pasien diabetes mellitus harus
memilih produk susu dengan kadar lemak rendah.
5) Kelompok 5 : Daging, pengganti daging, dan protein lainnya
Kelompok ini bersama kelompok susu dalam piramida makanan
diabetes. kelompok ini mengandung jumlah protein dalam jumlah
sangat tinggi dan mengandung vitamin serta mineral sangat
banyak.
6) Kelompok 6 : Lemak, minyak, manis, dan alkohol
Kelompok makanan ini berada pada puncak piramida makanan
diabetes yang menandakan bahwa, kelompok makanan hanya
boleh dikonsumsi sedikit oleh penderita diabetes dan sebaikya
dihindari.
Meskipun begitu, konsumsi makanan harus tetap memperhatikan
prinsip 3 j (Jumlah, Jenis, dan Jadwal). Tidak semua aman untuk
dikonsumsi oleh penderita diabetes nahkan dalam jumlah yang sedikit.

18
14. Proses Keperawatan
a. Pengkajian
Menurut Gartinah, dkk (2014) dalam Setyawati (2018), pengkajian
merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan informasi yang
akurat tentang kondisi klien.
1) Identitas
a) Nama
b) Umur
c) Agama
d) Pendidikan
e) Suku/Bangsa
f) Pekerjaan
g) Alamat
2) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan utama
b) Riwayat kesehatan sekarang.
c) Riwayat kesehatan yang lalu
d) Riwayat kesehatan keluarga
e) Pemeriksaan fisik
(1) Keadaan umum
(2) Kesadaran
(3) Tanda-tanda vital : Peningkatan tekanan sistolik tidak lebih
dari 30 mmHg atau peningkatan diastolik tidak lebih dari
15 mmHg dari keadaan normal klien, pengukuran 2 kali
berturut-turut dengan selisih 1 jam. Jika klien mengalami
demam, kemungkinan terjadi infeksi.
(4) Rambut
(5) Wajah : Melihat apakah ada oedema.
(6) Mata
(7) Hidung
(8) Telinga

19
(9) Mulut
(10) Leher
(11) Payudara
(12) Pemeriksaan abdomen
(a)Inspeksi
(b) Palpasi
(c) Perkusi
(d) Auskultasi
(13) Pemeriksaan ekstremitas : Melihat ada oedema atau tidak,
ada varises atau tidak, reflek patela positif atau negatif.
f) Data sosial : Kondisi ekonomi serta budaya yang dianut klien.
g) Data spiritual
h) Pola aktivitas sehari-hari
i) Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan gula darah
b. Diagnosa Keperawatan
Menurut Keliat Budi, A, dkk (2018) Diagnosa yang mungkin
muncul pada pasien yang menderita Diabetes Mellitus, adalah :
1) Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan tidak adekuatnya produksi insulin
2) Risiko ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan
hiperglikemia dan polyuria
3) Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan neuropati
sensori perifer, defisit fungsi motoric, neuropati otonomik.
c. Intervensi Keperawatan
Menurut Bulechek (2016) dan Moorhoed (2016) Tujuan dan
Intervensi Keperawatan yang dapat dilakukan pada pasien dengan
Diabetes Mellitus adalah :
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
.
1. Ketidakseimbanga Setelah dilakukan tin Manajemen Nutrisi 1. Memantau
n nutrisi : kurang dakan keperawatan 1100 keseimbangan

20
dari kebutuhan diharapkan masalah 1. Monitor asupan makanan
tubuh ketidakseimbangan kalori dan dan kalori yang
berhubungan nutrisi : kurang dari asupan dikonsumsi
dengan tidak kebutuhan tubuh makanan pasien.
adekuatnya dapat teratasi dengan pasien 2. Dapat
produksi insulin kriteria hasil : 2. Timbang menentukkan
Status Nutrisi 1004 berat badan Basal Masa
1. Berat badan pasien secara Indeks dan
pasien dalam berkala merencanakan
rentang ideal 3. Lakukan terapi nutrisi
2. Asupan gizi perawatan yang tepat
pasien cukup mulut 3. Meningkatkan
3. Intake dan sebelum nafsu makan
output cairan makan 4. Meminimalisir
dalam 4. Anjurkan terjadinya
rentang pasien untuk tersedak saat
normal duduk pada makan
posisi tegak 5. Menentukan
di kursi jumlah asupan
5. Kolaborasi nutrisi yang tepat
dengan ahli untuk klien.
gizi

2. Risiko Setelah dilakukan Manajemen Cairan 1. Kekurangan


ketidakseimbanga Tindakan 4120 cairan dapat
n volume cairan keperawatan 1. Monitor menurunkan
berhubungan diharapkan masalah tanda – tanda tekanan darah,
dengan Risiko vital pasien sinus takikardia
hiperglikemia dan ketidakseimbangan 2. Monitor dapat terjadi
polyuria volume cairan intake dan pada
1) berhubungan dengan output cairan hypovolemia

21
hiperglikemia dan pasien 2. Memantau dan
polyuria dapat 3. Monitor mengukur
teratasi dengan hidrasi keseimbangan
kriteria hasil : 4. Anjurkan cairan
Keseimbangan pasien untuk 3. Mengetahui
Cairan 0601 minum adanya tanda –
1. Tanda – dengan tanda dehidrasi
tanda vital jumah yang dan mencegah
pasien dalam cukup (1500 syok
rentang – 3000 ml) hipovolemik.
normal 5. Kolaborasi 4. Memenuhi
2. Berat badan dengan kebutuhan cairan
pasien stabil dokter yang diperlukan
Hidrasi 0602 apabila tubuh
3. Membrane terdapat 5. Menentukan
mukosa tanda – Tindakan yang
lembab kelebihan tepat yang harus
4. Turgor kulit cairan segera dilakukan
dalam
rentang
normal
5. Pola BAK
normal
6. Tidak ada
tanda – tanda
dehidrasi
3. Risiko kerusakan Setelah dilakuakn Perawatan Kaki 1. Kaki merupakan
integritas kulit Tindakan 1660 bagian tubuh
berhubungan keperawatan 1. Kaji yang sering
dengan neuropati diharapkan masalah kebersihan mengalami
sensori perifer, Risiko kerusakan dan keadaan gangguan

22
defisit fungsi integritas kulit kaki integritas kulit
motoric, neuropati berhubungan dengan 2. Kaji keadaan pada pasien DM
otonomik. neuropati sensori kuku kaki 2. Mengetahui
perifer, defisit fungsi 3. Kaji adanya kebersihan kuku
motoric, neuropati edema kaki agar
otonomik dapat 4. Anjurkan terhindar dari
teratasi dengan pasien untuk jamur
kriteria hasil : menjaga 3. Keadaan edema
Integritas kulit dan kelembaban mempermudah
membrane mukosa kulit kaki terjadinya luka
1101 dengan lotion 4. Kulit kaki yang
1. Tidak terjadi Manajemen kering berisiko
luka atau Tekanan 3500 terjadi luka
ulkus 5. Monitor 5. Mengetahui
diabetikum mobilitas dan kemampuan
2. Tidak ada akivitas pasien dalam
tanda – tanda pasien melakukan
dehidrasi 6. Anjurkan aktivitasnya
3. Kulit tampak pasien untuk 6. Meningkatkan
bersih melakukan sirkulasi darah
4. Tidak ada latihan senam pada kaki
neuropati kaki DM

23
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Kasus

Ny. H berusia 65 tahun tinggal di Prambanan, Klaten bersama dengan


suaminya Tn. S berusia 67 tahun memiliki 1 orang anak yaitu Sdri. M berusia
27 tahun yang belum menikah dan tinggal bersama dengan kedua orang
tuanya. Latar belakang pendidikan Tn. S dan Ny. H adalah Sekolah Dasar
(SD), anaknya Sdri. M berlatar belakang pendidikan SMA. Bahasa yang
digunakan sehari-hari adalah Bahasa Jawa, bersuku asli Jawa dan menganut
agama Islam. Tidak ada kepercayaan atau adat istiadat yang dianut yang
bertentangan dengan kesehatan. Penghasilan rata-rata perbulan sebesar Rp
2.000.000,- yang diperoleh dari pekerjaan Ny. H sebagai pedagang dan Sdri.
M sebagai karyawan. Uang penghasilan Ny. H dan Sdri. M digunakan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti makan, membayar listrik dan air.
Sedangkan Tn. S sudah tidak bekerja. Keluarga Tn. S biasanya
menyempatkan waktu untuk berjalan-jalan ataupun menonton TV barsama-
sama di rumah.
Tahap perkembangan keluarga Tn. S adalah tahap perkembangan lansia
dengan tugasnya mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan,
penyesuaian terhadap pendapatan yang menurun, mempertahankan hubungan
perkawinan, penyesuaian diri terhadap kehilangan pasangan, pemeliharaan
ikatan keluarga antar generasi, meneruskan untuk memahami eksistensi usia
lanjut. Riwayat kesehatan Tn. S pernah di rawat di rumah sakit pada tahun
1996 untuk operasi appendicitis, Ny. H pada tahun 2013 diketahui menyidap
penyakit diabetes mellitus, Ny. H belum pernah di rawat di rumah sakit terkait
dengan penyakitnya, sering mengeluh sedikit pusing, pandangan mata kabur,
lemas, mudah lelah, berat badan menurun 12 kg. Kadar gula darah sewaktu
Ny. H sering naik turun. Hasil pemeriksaan kadar gula darah sewaktu Ny. H
menunjukan angka 432 mg/dL. Ny. H mengatakan sering merasa haus dan
lesu. Ny. H mengatakan sering berkemih. Berat badan Ny. H saat ini 45 kg

24
dan tinggi badan 155 cm. Konjungtiva Ny. H terlihat anemis, lingkar lengan
atas 25 cm.
Rumah keluarga Tn. S menempati lahan milik sendiri dengan jenis
bangunan permanen. Luas bangunan rumah 50 m2 dengan panjang 5m dan
lebar 10 m. Tembok rumah terbuat dari batu bata yang sudah diplester dan
dicat, lantai rumah keramik, lanit-langit terpasang ternit denan cat putih.
Dalam rumah terdapat 7 ruangan, yaitu satu ruang tamu beserta ruang
keluarga, 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, disertai jamban, 1 ruangan untuk
warung, 1 ruang untuk jemuran dan 1 dapur. Ventilasi rumah baik, cahaya
mata hari dapat masuk ke dalam rumah melaui jendela-jendela kaca. Udara
dapat tersirkulasi dengan baik melalui ventilasi dan jendela. Penerangan
malam hari menggunakan listrik. Pembuangan sampah rumah tangga biasanya
ditampung dulu dalam rumah kemudian diletakan di samping rumah yang
akan diambil oleh petugas kebersihan di wilayah kampung tersebut. Limbah
dari kamar mandi masuk dalam septictank yang bejarak kurang dari 10 m. Air
yang digunakan setiap hari bersumber dari PDAM.
Jarak antar 1 rumah lain hanya 1 m tanpa dinding tembok pembatas
halaman rumah. Transportasi yang di gunakan sehari-hari sepeda motor.
Hubungan sosial baik, komunikasi bersifat terbuka, setiap anggota keluarga
bebas menyampaikan pendapat jika ada permasalahan dipecahkan bersama-
sama dengan diskusi dan musyawarah. Kemampuan dalam mengenal masalah,
keluarga mengatakan Ny. H menderita penyakit diabetes mellitus dan harus
mengurangi makan manis, keluarga belum mengetahui penyebab, tanda dan
gejala, komplikasi, dan penatalaksanaan secara menyeluruh. Keluarga
mengatakan ingin mengetahui tentang penyakit diabetes mellitus. Dalam
merawat keluarga yang sakit, keluarga belum mampu melakukan perawatan
terbukti dalam penyajian makanan yang masih dibumbuhi gula dan terkadang
Ny. H masih suka makan gorengan dan roti manis, makan sehari 2x porsi
makan seperempat nasi. Keluarga mampu memelihara dan menjaga
lingkungan rumah agar tetap sehat terbukti dengan Tn. S tidak merokok, tidak
ada minum-minuman keras dan penyimpanan perabotan rumah tangga yang

25
baik sehingga meminimalkan resiko terjadinya cedera. Keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat dengan baik, Ny. H
selalu kontrol ke puskesmas secara rutin setiap obat habis atau memiliki
masalah kesehatan lainnya.

D. Pengkajian Keperawatan Keluarga


1. Data Umum
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. S
b. Umur : 67 th
c. Pendidikan : SD
d. Pekerjaan : Tidak bekerja
e. Alamat : Prambanan Klaten
f. Komposisi Anggota Keluarga :
No Nama L/P Hub. Dgn KK Umur Pendidikan Pekerjaan

Kepala
1. Tn. S L 67 tahun SD -
Keluarga/Suami
2. Ny. H P Istri 65 tahun SD Pedagang
3. Sdri. M P Anak 27 tahun SMA Karyawan Swasta

Genogram :

Tn. A Ny. B Ny. D


Tn. C

Tn. S Ny. H Ny. A

Sdri. M

Keterangan :

: Laki-Laki : Meninggal

: Perempuan : Tinggal satu rumah

: Garis pernikahan
: Klien/Pasien
26
: Garis keturunan

g. Tipe Keluarga
Tipe keluarga pada keluarga Ny. H adalah keluarga inti yang terdiri dari
Tn. S sebagai kepala keluarga, Ny. H sebagai istri, Sdri. M sebagai
anak.
h. Latar Belakang Budaya Keluarga
Latar belakang kultur keluarga merupakan hal yang penting untuk
memahami perilaku sistem nilai dan fungsi keluarga, karena budaya
mempengaruhi dan membatasi tindakan-tindakan individual maupun
keluarga. Perbedaan budaya menjadikan akar miskinnya komunikasi
antar individu dalam keluarga. Dalam konseling keluarga kbudayaan
merupakan hal yang sangat penting. Pengkajian terhadap kultur /
kebudayaan keluarga meliputi :
1) Identitas suku bangsa
Keluarga Tn. S bersuku asli Jawa dan berkebangsaan Indonesia.
2) Jaringan sosial keluarga (kelompok etnis yang sama)
Tetangga sekitar tempat tinggal merupakan penduduk asli yang
bersuku Jawa.
3) Tempat tinggal keluarga (bagian dari sebuah lingkungan yang
secara etnis bersifat homogen)
Lingkungan tempat tinggal Tn. S sebagian besar merupakan suku
Jawa yang merupakan penduduk asli tempat tersebut.
4) Kegiatan-kegiatan keagamaan, sosial, budaya, rekreasi dan
pendidikan
Keluarga Tn. S mengikuti kegiatan keagamaan sesuai agama yang
dianut seperti sholat tarawih, dll. Keluarga Ny. H cukup aktif
mengikuti kegiatan sosial di lingkungannya, tidak ada budaya yang
dianut secara khusus.
5) Bahasa yang digunakan sehari-hari

27
Keluarga Tn. S berkomunikasi sehari-hari menggunakan Bahasa
Jawa.
6) Kebiasaan diit dan berpakaian
Keluarga Tn. S tidak menjalankan kebiasaan diit apapun dan tidak
menerapkan kebiasaan khusus dalam berpakaian.
7) Dekorasi rumah tangga ( tanda-tanda pengaruh budaya )
Dekorasi rumah yang diterapkan keluarga Tn. S merupakan
dekorasi modern, tidak terdapat adanya unsur-unsur budaya.
8) Porsi komunitas yang lazim bagi keluarga-komplek teritorial
keluarga ( Apakah porsi tersebut semata-mata ada dalam komunitas
etnis )
Tidak ada
9) Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi.
Keluarga Tn. S mengatakan tidak memiliki kepercayaan atau
menggunakan pelayanan kesehatan tradisional. Apabila ada
anggota keluarga yang sakit akan periksa ke Puskesmas setempat.
10) Negara asal dan berapa lama keluarga tinggal di suatu wilayah.
Keluarga Tn. S merupakan Warga Negara Indonesia dan tidak
pernah berpindah Kewarganegaraan.
i. Identifikasi Religius
Keluarga Tn. S menganut agama Islam dan semua anggota keluarga
menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianut.
j. Status Kelas Sosial
1) Status kelas Sosial
Keluarga Tn. S merupakan keluarga dengan status sosial
menengah keatas.
2) Status Ekonomi
Keluarga Tn. S mendapat penghasilan dari Ny. H sebagai
pedagang dan Sdri. M sebagai karyawan swasta, sedangkkan
Tn. S sudah tidak bekerja. Penghasilan rata-rata perbulan yaitu
Rp 2.000.000,- yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan

28
sehari-hari seperti makan, membayar listrik, membayar air
PDAM dan lainnya.
3) Mobilitas Kelas Sosial
Dalam merawat keluarga yang sakit, keluarga belum mampu
melakukan perawatan terbukti dalam penyajian makanan yang
masih dibumbuhi gula dan terkadang Ny. H masih suka makan
gorengan dan roti manis, makan sehari 2x porsi makan
seperempat nasi. Keluarga mampu memelihara dan menjaga
lingkungan rumah agar tetap sehat terbukti dengan Tn. S tidak
merokok, tidak ada minum-minuman keras dan penyimpanan
perabotan rumah tangga yang baik sehingga meminimalkan
resiko terjadinya cedera.
4) Aktivitas Rekreasi Keluarga
Keluarga Tn. S jarang melakukan aktivitas rekreasi ke tempat-
tempat wisata. Saat senggang keluarga Tn. S menyempatkan
waktu untuk berjalan-jalan ataupun menonton tv bersama.
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tugas perkembangan keluarga Ny. H saat ini adalah lansia.
b. Tugas Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Keluarga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan biologis,
imperative, (Saling menguatkan), budaya dan aspirasi, serta
nilai-niai keluarga. Menurut Carter dan McGoldrick (1998)
dalam Padila (2013), tugas perkembangan keluarga dengan
lansia adalah :
1) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
2) Penyesuaian terhadap pendapatan yang menurun
3) Mempertahankan hubungan perkawinan
4) Penyesuaian diri terhadap kehilangan pasangan
5) Pemeliharaan ikatan keluarga antar generasi
6) Meneruskan untuk memahami eksistensi usia lanjut

29
Dari beberapa tugas perkembangan keluarga dengan lansia
tersebut, tugas perkembangan keluarga dengan lansia yang
belum terpenuhi pada keluarga Ny. H yaitu mempertahankan
pengaturan hidup yang memuaskan yang ditandai dengan Ny.
H menderita diabetes mellitus sejak tahun 2013.
c. Riwayat Keluarga Inti
1) Tn. S mengatakan tidak ada riwayat penyakit hipertensi dan
diabetes mellitus. Tn. S mengatakan pernah dirawat di
rumah sakit pada tahun 1996 untuk operasi appendicitis.
2) Ny. H mengatakan sudah menderita diabetes mellitus sejak
tahun 2013 yang lalu. Tidak ada riwayat keturunan dalam
keluarga terkait penyakit diabetes mellitus. belum pernah di
rawat di rumah sakit terkait dengan penyakitnya, sering
mengeluh sedikit pusing, pandangan mata kabur, lemas,
mudah lelah, berat badan menurun 12 kg. Kadar gula darah
sewaktu menunjukan angka 432 mg/dL. Ny. H menderita
penyakit diabetes mellitus dan harus mengurangi makan
manis, pola makan Ny. H saat ini dalam penyajian makanan
yang masih dibumbuhi gula dan terkadang Ny. H masih
suka makan gorengan dan roti manis, makan sehari 2x porsi
makan seperempat nasi.
3) Sdri. M tidak memiliki riwayat penyakit yang serius seperti
hiperteni dan diabetes mellitus. Keluhan pernah yang Sdri.
M alami hanya flu, batuk, pilek biasa.
d. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Ny. H mengatakan tidak terdapat riwayat penyakit keturunan
seperti hipertensi dan diabetes mellitus.

3. Lingkungan

30
a. Karakteristik Rumah
1) Tipe tempat tinggal (rumah sendiri, apartemen, sewa
kamar)
Rumah tempat tinggal keluarga Tn. S dan Ny. H merupakan
bangunan permanen dan merupakan tempat tinggal milik
sendiri.
2) Gambaran kondisi rumah (baik interior maupun eksterior
rumah)
a) Luas bangunan rumah : 50 m2 dengan panjang 5m dan
lebar 10 m.
b) Kondisi rumah : Tembok rumah terbuat dari batu bata
yang sudah diplester dan dicat, lantai rumah keramik,
langit-langit terpasang ternit denan cat putih. Dalam
rumah terdapat 7 ruangan, yaitu satu ruang tamu
beserta ruang keluarga, 2 kamar tidur, 1 kamar mandi
disertai jamban, 1 ruangan untuk warung, 1 ruang
untuk jemuran dan 1 dapur.
c) Ventilasi : Ventilasi rumah baik, cahaya mata hari
dapat masuk ke dalam rumah melaui jendela-jendela
kaca. Udara dapat tersirkulasi dengan baik melalui
ventilasi dan jendela.
d) Penerangan : penerangan dalam rumah pada malam
hari menggunakan listrik.
e) Kebersihan dapur : keadaan dapur Ny. H baik terbukti
dengan penyimpanan perabotan rumah tangga yang
tertata rapi. Ny. H memasak menggunakan kompor gas.
3) Karakteristik lingkungan di luar rumah
a) Pemanfaatan halaman : Ny. H mengatakan halaman
depan rumah Ny. M digunakan untuk menjemur
pakaian dan terdapat tanaman toga dan tanaman buah.

31
b) Sumber air minum : Ny. H mengatakan sumber air
minum digunakan setiap hari bersumber dari PDAM
yang diolah dengan cara dimasak dulu baru
dikonsumsi.
c) Pembuangan air kotor : Limbah dari kamar mandi dan
air kotor masuk dalam septictank yang berjarak kurang
dari 10 m yang tertutup dengan semen.
f) Pembuangan sampah : Pembuangan sampah rumah
tangga biasanya ditampung dulu dalam rumah
kemudian diletakan di samping rumah yang akan
diambil oleh petugas kebersihan di wilayah kampung
tersebut.
d) Sumber pencemaran : sumber pencemaran seperti
limbah air bekas cucian langsung mengalir ke dalam
septictank.
b. Karakteristik Lingkungan Dan Komunitas Tempat Tinggal
1) Karakteristik fisik dari lingkungan
Keluarga Ny. H memiliki tetangga yang tidak jauh dari
rumahnya. Jarak antar rumah hanya 1 m tanpa dinding
tembok pembatas halaman rumah. Tetangga sekitar sama
menganut agama Islam. Ny. H dengan tetangganya
berhubungan dengan baik.
2) Pelayanan kesehatan yang ada di sekitar lingkungan
Pelayanan kesehatan terdekat yang dapat dijangkau
keluarga Ny. H yaitu posyandu dan puskesmas.
3) Fasilitas-fasilitas mudah diakses atau dijangkau oleh
keluarga
Fasilitas yang mudah diakses dan dijangkau oleh keluarga
Ny. H yaitu masjid, puskesmas, warung dan pasar.
4) Tersediannya transportasi umum yang dapat digunakan oleh
keluarga dalam mengakses fasilitas yang ada.

32
Keluarga Ny. H memiliki transportasi pribadi yaitu sepeda
motor untuk mempermudah berpergian.
5) Insiden kejahatan disekitar lingkungan.
Tidak ada insiden yang mengancam di sekitar lingkungan
rumah keluarga Ny. H.
c. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Ny. H tidak pernah berpindah tempat tinggal sejak
awal pernikahan, rumah yang ditempati merupakan rumah
peninggalan dari keluarga Tn. S. Keluarga Tn. S tidak biasa
berpergian, hanya Sdri. M yang menjalankan rutinitas
berpergian untuk kepentingan bekerja.
d. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Dengan Masyarakat
Ny. H aktif dalam keikutsertaan di lingkungan masyarakat. Ny.
H mengatakan mengikuti kegiatan PKK di masyarakat dan
pengajian ibu-ibu. Tn. S aktif ikut serta dalam kegiatan gotong
royong desa.
e. Sistem Pendukung Keluarga
Anggota keluarga Ny. H terdapat 3 orang dalam 1 rumah yaitu
Tn. S dan Sdri. M yang dalam keadaan sehat dan Ny. H yang
sedang mengidap diabetes mellitus. Keluarga menggunakan
jaminan kesehatan BPJS Kartu Indonesia Sehat yang dimiliki
setiap anggota keluarga.
4. Struktur Keluarga
1. Pola dan Komunikasi Keluarga
Keluarga Ny. H melakukan komunikasi secara terbuka dan
biasanya menggunakan Bahasa jawa untuk berkomunikasi
dengan lawan bicara. Setiap anggota keluarga boleh
menyampaikan pendapatnya kepada anggota keluarga lain
ketika sedang berdiskusi atau bermusyawarah dan harus saling
menghargai dan menghormati antar anggota keluarga.

33
2. Struktur Kekuatan Keluarga
Dalam mengambil keputusan, Keluarga Ny. H selalu
melakukan musyawarah bersama, dan keputusan akhir
ditentukkan oleh Tn. S sebagai kepala keluarga berdasarkan
kesepakan bersama.
3. Struktur Peran
a. Struktur Peran Formal
1) Tn. S : Sebagai kepala keluarga, suami dan ayah.
2) Ny.H : Sebagai istri, dan ibu.
3) Sdri. M : Sebagai Anak
b. Struktur Peran Informal
1) Tn. S : Tn. S mengatakan cukup aktif memgikuti
kegiatan bapak – bapak di RT tempat mereka tinggal
seperti kerja bakti, kumpulan RT dan pengajian.
2) Ny. H : Ny. H mengatakan cukup aktif mengikuti
organisasi yang ada di desanya seperti perkumpiulan
RT, Pengajian, dan PKK.
3) Sdri. M : Sdri. M mengatakan masih sering mengikuti
kegiatan Pemuda yang ada di desanya.
c. Analisa Model Peran
1) Keluarga Tn. S dalam mengambil keputusan adalah Tn.
S sebagai kepala keluarga dengan melakukan diskusi
dengan anggota keluarga sebelumnya.
2) Tn. S dan Ny. H menjadikan orang tua mereka sebagai
role model dalam mendidik anak.
d. Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Struktur Peran
Tidak ada kepercayaan atau adat istiadat yang dianut yang
bertentangan dengan kesehatan.
e. Nilai-Nilai Keluarga
Keluarga Ny. H dan Tn. S menganut nilai dan
norma budaya jawa dan selalu menjalankan kewajibannya

34
sebagai seorang muslim dengan selalu melaksanakan sholat
5 waktu dan sering mengikuti pengajian yang ada di desa.
Keluarga Ny. H tidak mengikuti atau menganut Nilai dan
Norma tertentu.
5. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afekstif
a. Pola Kebutuhan Keluarga
Kemampuan dalam mengenal masalah, keluarga
mengatakan Ny. H menderita penyakit diabetes mellitus
dan harus mengurangi makan manis, keluarga belum
mengetahui penyebab, tanda dan gejala, komplikasi, dan
penatalaksanaan secara menyeluruh.
b. Saling Memperhatikan dan Keakraban Dalam Keluarga
Keluarga mampu memelihara dan menjaga lingkungan
rumah agar tetap sehat terbukti dengan Tn. S tidak
merokok, tidak ada minum-minuman keras dan
penyimpanan perabotan rumah tangga yang baik sehingga
meminimalkan resiko terjadinya cedera.
c. Keterpisahan dan Ketertarikan Dalam Keluarga
Keluarga Tn. S sebagai kepala keluarga dalam
memecahkan masalah dengan melakukan diskusi dengan
anggota keluarga.
2. Fungsi Sosialisasi
a. Tn. S dan Ny. H menjadikan orang tua mereka sebagai role
model dalam mendidik anak.
b. Tn. S dan Ny. H membesarkan anak dilakukan berdua.
c. Tn. S dan Ny. H mengatakan memberikan kebebasan
kepada anak dalam mengambil keputusan hidupnya karena
ia sudah dewasa.

35
3. Fungsi Perawatan Kesehatan
a. Sejauah mana keluarga mengenal masalah kesehatan pada
keluarganya
Kemampuan dalam mengenal masalah, keluarga
mengatakan Ny. H menderita penyakit diabetes mellitus
dan harus mengurangi makan manis dan anggota keluarga
belum mengetahui penyebab, tanda dan gejala, komplikasi,
dan penatalaksanaan secara menyeluruh.
b. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan
Keluarga Tn. S dalam mengambil keputusan adalah Tn. S
sebagai kepala keluarga dengan melakukan diskusi dengan
anggota keluarga sebelumnya.
c. Kemampuan keluarga melakukan perawatan terhadap
anggota keluarga yang sakit
Dalam merawat keluarga yang sakit, keluarga belum
mampu melakukan perawatan terbukti dalam penyajian
makanan yang masih dibumbuhi gula dan terkadang Ny. H
masih suka makan gorengan dan roti manis, makan sehari
2x porsi makan seperempat nasi.
d. Kemampuan keluarga memodifikasi dan memelihara
lingkungan
Keluarga mampu memelihara dan menjaga lingkungan
rumah agar tetap sehat terbukti dengan Tn. S tidak
merokok, tidak ada minum-minuman keras dan
penyimpanan perabotan rumah tangga yang baik sehingga
meminimalkan resiko terjadinya cedera.
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan
Ny. H selalu kontrol ke puskesmas secara rutin setiap obat
habis atau memiliki masalah kesehatan lainnya.

36
6. Stress dan koping keluarga
1. Stressor jangka pendek
Keluarga Ny. H khawatir apabila gula darahnya naik dan apabila
sakit ringan akan langsung periksa di puskesmas terdekat.
2. Stressor jangka Panjang
Keluarga Ny. H khawatir apabila terjadi komplikasi karena gula
darahnya semakin naik.
3. Kemampuan keluarga dalam merespon terhadap situasi dan
stressor
Ny. H mengatakan jika ia merasa tidak enak badan akan segera
memeriksakan diri ke Puskesmas terdekat, dan apabila terjadi
masalah Kesehatan keluarga, keluarga akan segera mencari
solusi dengan bermusyawarah dengan anggota keluarga lainnya.
4. Strategi koping yang digunakan
Jika terdapat masalah, Setiap anggota keluarga Ny. H selalu
mendiskusikan Bersama dan saling memberi dukungan.
5. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga selalu menguatamakan musyawarah untuk
menyelesaikan masalah, saat ada perbedaan pendapat tidak
saling menghakimi sehingga jarang ada pertikaian di dalam
keluarga.

37
PEMERIKSAAN FISIK

NO PEMERIKSAAN Tn. S Ny. H Sdri. M

1 Penampilan Umum
a. Tahap perkembangan - - -

b. Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Perempuan

c. Cara berpakaian Rapi Rapi Rapi

d. Kebersihan personal Baik Baik Baik

e. Postur dan cara berjalan Berdiri kurang tegap dan cara Berdiri membungkuk dan cara Berdiri tegap dan cara berjalan
berjalan sedikit membungkuk berjalan membungkuk lurus tegap

f. Bentuk dan ukuran tubuh Tinggi dan besar Pendek dan kecil Tinggi dan kecil

2 Status mental dan cara


berbicara
a. Status emosi - - -

b. Tingkat kecerdasan - - -

38
c. Orientasi Dapat mengenal tempat dan ruang Dapat mengenall ruang dan tempat Dapat mengenal ruang, tepat, dan
waktu

d. Proses berpikir - - -

e. Gaya/Cara berbicara Keras Terbata-bata Tegas

3 Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah 120/80 mmHg 90/60 mmHg 110/80 mmHg

b. Nadi 86 x/menit 90 x/menit 76 x/menit


c. Suhu 36ºC 36,7ºC 36,5ºC
d. Respirasi 20 x/menit 18 x/menit 20 x/menit

4 Pemeriksaan Kulit
a. Inspeksi Warna kulit sawo matang Warna kulit sawo matang Warna kulit sawo matang

b. Palpasi Tidak ada edema Tidak ada edema Tidak ada edema

5 Pemeriksaan kuku
a. Inspeksi Warna kuku kuning dan tampak Warna kuku putih dan bersih Warna kuku putih dan bersih
kotor
b. Palpasi CRT <2 detik CRT <2 detik CRT <2 detik

39
6 Pemeriksaan kepala

a. Inspeksi Rambut bersih, pendek, dan warna Rambut bersih, panjang, dan warna Rambut bersih, panjang, dan
putih putih warna hitam

b. Palpasi Tidak ada edema Tidak ada edema Tidak ada edema
c. Auskultasi Bau wangi Bau wangi Bau wangi

7 Pemeriksaan Muka

a. Inspeksi Bentuk wajah kotak Bentuk wajah oval Bentuk wajah oval
b. Palpasi Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan
c. Tes sensasi wajah Baik Baik Baik

8 Pemeriksaan mata

a. Inspeksi Konjungtiva tidak anemis dan Konjungtiva tidak anemis dan mata Konjungtiva tidak anemis dan
mata simetris simetris mata simetris

b. Palpasi Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan

c. Tes lapang pandang Tidak diperiksa Tidak diperiksa Tidak diperiksa

40
9 Pemeriksaan telinga

a. Inspeksi Bersih, simetris, dan ada sedikit Bersih, simetris, dan ada sedikit Bersih, simetris, dan ada sedikit
secret secret sekret
b. Palpasi Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan

c. Tes ketajaman Kurang baik Kurang baik Baik


pendengaran

10 Pemeriksaan hidung dan


sinus
a. Inspeksi Ada sekret di hidung dan tidak ada Ada sekret di hidung dan tidak ada Tidak ada sekrest di hidung dan
cuping hidung cuping hidung tidak ada cuping hidung
b. Palpasi Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan

c. Tes penciuman Baik Baik Baik

11 Pemeriksaan mulut dan

a. tenggorakan
Inspeksi Mukosa bibir kering dan mulut Mukosa bibir kerig dan mulut Mukosa lembab dan mulut bersih
bersih bersih

41
b. Palpasi Tidak diperiksa Tidak diperiksa Tidak diperiksa

c. Tes rasa Kurang baik Kurang baik Baik

12 Pemeriksaan leher

a. Inspeksi Tidak ada pembesaran kelenjar Tidak ada pembesaran kelenjar Tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid tiroid tiroid

b. Palpasi Tidak ada pembengkakan Tidak ada pembengkakan Tidak ada pembengkakan

c. Auskultasi - - -

d. Tes ROM - - -

13 Pemeriksaan sistem
pernafasan

a. Inspeksi Dada simetris dan tidak ada otot Dada simetris dan tidak ada otot Dada simetris dan tidak otot bantu
bantu pernapasan bantu pernapasan pernapasan

b. Palpasi - - -
c. Perkusi Sonor Sonor Sonor

42
d. Auskultasi Vesikuler Vesikuler vesikuler

14 Pemeriksaan sistem
kardiovaskular

a. Inspeksi Tidak ada retraksi dada Tidak ada retraksi dada Tidak ada retraksi dada

b. Palpasi Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan

c. Perkusi Sonor Sonor Sonor


d. Auskultasi - - -

15 Pemeriksaan payudara dan


aksila

a. Inspeksi Simetris Simetris Simetris


b. Palpasi Tidak ada benjolan Tidak ada benjolan Tidak ada benjolan

16 Pemeriksaan abdomen

a. Inspeksi Perut buncit Perut keriput Perut datar

b. Palpasi Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan

43
c. Perkusi Timpani Timpani Timpani
d. Auskultasi Bising usus 18 x/menit Bising usus 15 x/menit Bising usus 20 x/menit

17 Pemeriksaan ekstremitas
atas

a. Bahu Bisa berputar setengah putaran Bisa berputar setengah putaran Bisa berputar penuh

b. Siku Bisa ditekuk Bisa ditekuk Bisa ditekuk

c. Pergelangan dan telapak Bisa mengepal kuat Bisa mengepal lemah Bisa mengepal kuat
tangan

18 Pemeriksaan ektremitas
bawah

1. Panggul Ada nyeri panggul Ada nyeri panggul Tidak ada nyeri panggul

44
2. Lutut Nyeri bila dari posisi duduk Nyeri bila dari posisi duduk Bisa berdiri dengan tegak
langsung berdiri langsung berdiri

3. Pergelangan dan - - -
telapak kaki

45
7. Harapan keluarga terhadap Asuhan keperawatan keluarga
1. Terhadap masalah kesehatannya
Keluarga Tn. S berharap Ny. H dapat mengontrol kadar gula dalam
darahnya agar tetap stabil.
2. Terhadap petugas kesehatan yang ada
Keluarga Tn. S berharap ada petugas kesehatan yang melakukan
penyuluhan tentanng penyakit diabetes mellitus dan diet untuk penderita
diabete mellitus.

Yogyakarta, Desember 2020


Mahasiswa,

46
E. Analisa Data
DATA PENYEBAB MASALAH
DS : Ketidakmampuan Ketidakseimbangan
Ny. H mengatakan sering keluarga Tn. S mengenal Nutrisi : Kurang Dari
mengeluh sedikit pusing, masalah anggota keluarga Kebutuhan Tubuh
pandangan mata kabur, yang sakit.
lemas, berat badan
menurun 12 kg.

DO :
1. Pasien terlihat lemah
2. Indeks massa tubuh
18.75
3. Konjungtiva anemis
4. Lingkar lengan atas
(LLA) 25 cm
DS : Diabetes mellitus Ketidakstabilan kadar
1. Ny. H mengatakan glukosa darah
sering merasa haus,
lesu dan mudah
lelah. Ny. H
mengatakan sering
berkemih.
2. Penyajian makanan
yang masih
dibumbuhi gula dan
terkadang Ny. H
masih suka makan
gorengan dan roti
manis, makan sehari
2x porsi makan

47
seperempat nasi.
3. Ny. H mengatakan
hasil cek gula
darahnya naik turun.

DO :
1. Kadar gula darah
sewaktu menunjukan
angka 432 mg/dL.
2. Ny. H terlihat lemah
DS : - Kesiapan meningkatkan
1. Keluarga manajemen kesehatan
mengatakan ingin
mengetahui tentang
penyakit diabetes
mellitus dan
penatalaksanaan
secara menyeluruh.
2. Keluarga mampu
memelihara dan
menjaga lingkungan
rumah agar tetap
sehat terbukti dengan
Tn. S tidak merokok,
tidak ada minum-
minuman keras dan
penyimpanan
perabotan rumah
tangga yang baik
sehingga
meminimalkan

48
resiko terjadinya
cedera.
3. Keluarga mampu
memanfaatkan
fasilitas kesehatan
yang ada di
masyarakat dengan
baik terbukti dengan
Ny. H selalu kontrol
ke puskesmas secara
rutin setiap obat
habis atau memiliki
masalah kesehatan
lainnya.

DO :
1. Keluarga terlihat
antusias dan
kooperatif dengan
kedatangan
mahasiswa
2. Ny. H selalu kontrol
ke puskesmas secara
rutin setiap obat
habis atau memiliki
masalah kesehatan
lainnya.

49
F. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.H
dengan Diabetes Mellitus
2. Kesiapan Meningkatkan Manajemen Kesehatan Ny. H dengan Diabetes
Mellitus
3. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah pada Ny. H dengan Diabetes
Mellitus

50
G. Skoring masalah Asuhan Keperawatan Keluarga
1. Skoring Diagnosa Keperawatan : Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh pada Ny.H

Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran


Sifat Masalah 1 3/3 x 1= 1 Ny. H menderita
- Aktual (3) Diabetes Mellitus sejak
- Risiko (2) 8 tahun yang lalu
- Potensial (1) dengan hasil cek gula
darah pertama 432
mg/dl dan berat
badannya turun hingga
12kg hingga saat ini.
Kemungkinan Diubah 2 1/2 x 2 = 1 Ny. H sering tidak
- Mudah (2) nafsu makan dan takut
- Sebagian (1) menyantap banyak
- Tidak dapat (0) makanan sehingga
akan menyebabkan
gula darahnya tinggi
Kemungkinan Dicegah 1 3/3 x 1 = 1 Ny. H berusaha untuk
- Tinggi (3) memenuhi kebutuhan
- Cukup (2) kalori untuk tubuhnya
- Rendah (1) dengan makan dalam
porsi kecil tapi sering.
Menonjol Masalah 1 2/2 x 1 = 1 Ny. H berusaha untuk
- Segera (2) tidak mengonsumsi
- Tidak perlu (1) gula dan makanan
- Tidak dirasakan manis tetapi setelah di
(0) cek gula darah Ny. H
masih tinggi
Total 5 4

51
2. Skoring Diagnosa Keperawatan : Kesiapan Meningkatkan Manajemen
Kesehatan Ny. H dengan Diabetes Mellitus

Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran


Sifat masalah 1 3/3 x 1 = 1 Ny. H menderita
- Aktual (3) Diabetes Mellitus sejak
- Risiko (2) 8 tahun yang lalu
- Potensial (1) dengan hasil cek gula
darah pertama 432
mg/dl dan berat
badannya turun hingga
12kg hingga saat ini.
Kemungkinan Diubah 2 2/2 x 2 = 2 Ny. H ingin menambah
- Mudah (2) pengetahuan tentang
- Sebagian (1) Diabetes Mellitus.
- Tidak dapat (0) Suami (Tn.S) dan
Anaknya (sdri. M)
mendukung dalam
proses sakit Ny. H
Kemungkinan 1 3/3 x 1 = 1 Ny. H berusaha untuk
Dicegah control secara rutin
- Tinggi (3) setiap bulan dan rajin
- Cukup (2) minum obat.
- Rendah (1)
Menonjol Masalah 1 2/2 x 1 = 1 Ny. H berusaha untuk
- Segera (2) tidak mengonsumsi gula
- tidak perlu (1) dan makanan manis
- tidak dirasakan tetapi setelah di cek
(0) gula darah Ny. H masih
tinggi. Ny. H takut
apabila terjadi
komplikasi dari
penyakitnya.

52
Total 5 5

53
3. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah pada Ny. H dengan Diabetes
Mellitus

Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran


Sifat Masalah 1 3/3 x 1 = 1 Ny. H menderita
- Aktual (3) Diabetes Mellitus sejak
- Risiko (2) 8 tahun yang lalu
- Potensial (1) dengan hasil cek gula
darah pertama 432
mg/dl
Kemungkinan Diubah 2 2/2 x 2 = 2 Ny. H senang dengan
- Mudah (2) kehadiran mahasiswa di
- Sebagian (1) rumahnya karena dapat
- Rendah (0) menambah
pengetahuan dan
informasi penting
terkait Kesehatan
dirinya dan keluarga.
Kemungkinan 1 1/3 x 1 =1/3 Hasil Pemeriksaan
Dicegah glukosa darah pada Ny.
- Tinggi (3) H tidak stabil dan
- Cukup (2) cenderung masih
- Rendah (1) tinggi.
Menonjolkan 1 2/2 x 1 = 1 Ny. H berusaha untuk
Masalah tidak mengonsumsi
- Segera (2) gula dan makanan
- Tidak Perlu (1) manis tetapi setelah di
- Tidak dirasakan cek gula darah Ny. H
(0) masih tinggi. Ny. H
takut apabila terjadi
komplikasi dari
penyakitnya.
Total 5 4 1/3

54
Diagnosa Keperawatan Sesuai Prioritas
1. Kesiapan Meningkatkan Manajemen Kesehatan Ny. H dengan Diabetes
Mellitus dengan skor 5
2. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah pada Ny. H dengan Diabetes
Mellitus dengan skor 4 1/3
3. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.H
dengan Diabetes Mellitus dengan skor 4

55
F. INTERVENSI KEPERAWATAN

Tujuan Kriteria hasil


No Diagnosa Intervensi Rasional
Umum Khusus Kriteria Standar
1. Kesiapan Setelah TUK 1 1. Keluarga Mengenal
1. Diabetes
meningkatkan dilakukan Setelah mampu masalah
mellitus (DM)
manajemen tindakan dilakukan menyebutkan kesehatan
merupakan
kesehatan kunjungan tindakan definisi DM 1. Kaji 1. Tingkat
kondisi kadar
keperawaan kunjungan 1x30 dengan pengetahuan pengetahuan
gula darah
Data Subjektif : keluarga, menit keluarga bahasa tentang DM mempengar
sewaktu diatas
1. Keluarga diharapkan mampu sendiri uhi cara
180 mg/dl dan
mengatakan manajemen mengenal perawatan
kadar gula
ingin kesehatan masalah yang
darah puasa di
mengetahui dapat kesehatan dilakukan
atas 125 mg/dl
tentang ditingkatkan. Diabetes 2. Diskusikan 2. Meningkatk
penyakit Mellitus dengan an
diabetes keluarga pemahaman
mellitus dan tentang tentang
penatalaksana pengertian pengertian
an secara DM diabetes

56
menyeluruh. mellitus
2. Keluarga 3. Beri 3. Memberika
mampu kesempatan n
memelihara keluarga dan kesempatan
dan menjaga pasien untuk keluarga
lingkungan bertanya dan pasien
rumah agar untuk lebih
tetap sehat memahami
terbukti terkait DM
dengan Tn. S
tidak 4. Beri 4. Memberika
merokok, reinforcemen n
tidak ada positif penghargaa
minum- n dan
minuman (Perawat) meningkatk
keras dan an rasa
penyimpanan percaya diri
perabotan pasien dan
rumah tangga keluarga

57
yang baik
sehingga 2. Keluarga 1. Kaji 1. Tingkat
meminimalka mampu 2. Penyebab DM pengetahuan pengetahuan
n resiko menyebutkan yaitu faktor keluarga mempengaru
terjadinya 6 dari 8 keturunan, tentang hi cara
cedera. penyebab pola makan penyebab perawatan
3. Keluarga DM yang tidak DM yang
mampu teratur, dilakukan
memanfaatka kurangnya 2. Diskusikan 2. Meningkatka
n fasilitas aktifitas fisik, dengan n pemahaman
kesehatan stress, keluarga tentang
yang ada di obesitas, obat- tentang penyebab
masyarakat obatan dan penyebab diabetes
dengan baik infeksi DM mellitus
terbukti 3. Beri 3. Memberikan
dengan Ny. H kesempatan kesempatan
selalu kontrol keluarga dan keluarga dan
ke puskesmas pasien untuk pasien untuk
secara rutin bertanya lebih

58
setiap obat memahami
habis atau terkait
memiliki penyebab
masalah DM
kesehatan 4. Berikan 4. Memberikan
lainnya. reinforcemen penghargaan
t positif dan
Data Objektif : meningkatka
1. Keluarga (Perawat) n rasa
terlihat percaya diri
antusias dan pasien dan
kooperatif keluarga
dengan
kedatangan 3. Keluarga 1. Kaji 1. Tingkat
mahasiswa mampu pengetahuan pengetahuan
3. Tanda dan
2. Ny. H selalu menyebutkan keluarga mempengaru
gejala DM
kontrol ke 6 dari 8 tentang tanda hi cara
yaitu sering
puskesmas tanda dan dan gejala perawatan
kencing, haus,
secara rutin gejala DM DM yang

59
setiap obat rasa gatal, dilakukan
habis atau mudah lelah, 2. Diskusikan 2. Meningkatka
memiliki luka sulit dengan n pemahaman
masalah sembuh, keluarga tentang tanda
kesehatan pandangan tentang tanda dan gejala
lainnya. kabur, dan gejala pada diabetes
kesemutan, DM mellitus
dan mudah 3. Beri 3. Memberikan
lapar kesempatan kesempatan
keluarga keluarga dan
untuk pasien untuk
bertanya lebih
memahami
terkait tanda
dan gejala
DM
4. Berikan 4. Memberikan
reinforcemen penghargaan
t positif dan

60
meningkatka
(Perawat) n rasa
percaya diri
pasien dan
keluarga

4. Keluarga 1. Kaji 1. Tingkat


mampu pengetahuan pengetahuan
menyebutkan keluarga mempengaru
5 dari 7 cara tentang hi cara
pencegahan 4. Pencegahan pencegahan perawatan
DM DM antara DM yang
lain dilakukan
menerapkan 2. Diskusikan 2. Meningkatka
pola hidup dengan n pemahaman
sehat, pola keluarga dan tentang cara
makan baik, pasien pencegahan
menjaga tentang cara pada penyakit
kondisi mental pencegahan diabetes

61
DM Beri mellitus
dan spiritual,
kesempatan
aktifitas fisik
keluarga
rutin, berat
untuk
badan ideal,
bertanya
tidak
3. Evaluasi 3. Memastikan
merokok,
kembali pemahaman
tidak minum
pengertian, pasien dan
alkohol.
penyebab, keluarga
tanda dan terkait
gejala dan penyakit
pencegahan diabetes
DM mellitus
4. Berikan 4. Memberikan
pujian penghargaan
kepada dan
keluarga atas meningkatka
jawaban n rasa
yang benar percaya diri

62
(Perawat) pasien dan
keluarga

TUK 2 1. Keluarga Keluarga


Setelah mampu mampu
dilakukan mengambil mengambil
kunjungan 1x30 keputusan keputusan
menit keluarga dalam 1. Kaji 1. Membantu
mampu merawat 1. Keluarga keputusan keluarga dan
memutuskan anggota memberi yang diambil memfasilitasi
untuk merawat keluarga keputusan keluarga tentang
anggota dengan DM untuk merawat pengambilan
keluarga anggota keputusan
dengan DM keluarga yang baik
dengan 2. Diskusikan 2. Meningkatka
masalah DM dengan n pemahaman
keluarga tentang
tentang komplikasi
komplikasi yang

63
dari DM mungkin
terjadi pada
penyakit
diabetes
mellitus
3. Bimbing dan 3. Mengarahkan
motivasi dan
keluarga membantu
untuk pasien dan
mengambil keluarga
dalam dalam
menangani mengambil
masalah DM keputusan
yang baik
4. Evaluasi 4. Membuat
kembali keputusan
tentang terbaik pada
keputusan pasien
yang telah di dengan DM

64
buat
(Perawat)

TUK 3 1. Keluarga Keluarga


Setelah mampu mampu
dilakukan merawat merawat
kunjungan 1x30 anggota anggota
menit keluarga 1. Keluarga keluarga yang
diharapkan dengan mampu sakit
keluarga mampu diabetes memahami 1. Kaji 1. Tingkat
merawat mellitus dan bagaimana pengetahuan pengetahuan
anggota mampu perawatan DM keluarga mempengaru
keluarga mendemonstr dan mampu tentang hi cara
dengan DM asikan menyebutkan merawat perawatan
bagaimana 3 dari 5 cara anggota yang
cara mengatasi keluarga dilakukan
mengatasi masalah DM dengan DM
DM yaitu 2. Diskusikan 2. Meningkatka

manajemen dengan n pemahaman

65
keluarga tentang
diit, aktivitas
tentang perawatan
dan olahraga,
merawat yang tepat
pengobatan,
anggota pada anggota
manajemen
keluarga keluarga
stress, dan
dengan DM dengan
pemeriksaan
diabetes
kadar gula
mellitus
darah secara
3. Menjelaskan 3. Meningkatka
berkala
dan n
mendemonstr pengetahuan
asikan pada pasien dan
keluarga keluarga
mengenai mengenai
cara cara dan
mengatasi perawatan
dan merawat yang tepat
masalah DM bagi
penderita DM

66
4. Berikan 4. Memberikan
kesempatan kesempatan
keluarga kepada
untuk keluarga dan
bertanya pasien untuk
lebih
(Perawat) memahami
terkait
perawatan
pada keluarga
dengan DM

TUK 4 1. Keluarga Keluarga


Setelah dapat mampu
dilakukan menciptakan memodifikasi
kunjungan 1x30 dan lingkungan
menit keluarga memodifikas 1. Kaji 1. Tingkat
mampu i lingkungan pengetahuan pengetahuan

67
menciptakan yang dapat keluarga mempengaru
1. Keluarga
lingkungan membantu tentang hi cara
mampu
yang sehat dalam lingkungan perawatan
memodifikasi
untuk perawatan yang nyaman yang
lingkungan
menunjang anggota untuk dilakukan
untuk merawat
kesehatan keluarga anggota
anggota
keluarga dengan DM keluarga DM
keluarga
2. Diskusikan 2. Meningkatka
dengan
bersama n pemahaman
memelihara
keluarga keluarga dan
kondisi rumah
bagaimana pasien
seperti
lingkungan pentingnya
penataan
yang nyaman lingkungan
barang,
dan sehat yang nyaman
menggunakan
untuk untuk
alas kaki saat
anggota menghindari
berjalan ke
keluarga cidera
luar rumah.
dengan DM
3. Evaluasi 3. Memberikan

68
kembali kesempatan
tentang keluarga dan
bagaimana pasien untuk
lingkungan lebih
yang dapat memahami
menunjang terkait
kesehatan lingkungan
anggota yang nyaman
keluarga pada
yang sakit penderita DM
4. Berikan 4. Memberikan
reinforcemen penghargaan
t positif dan
meningkatka
(Perawat) n rasa
percaya diri
pasien dan
keluarga
TUK 5 1. Keluarga Keluarga

69
Setelah mampu mampu
dilakukan menyebutkan memanfaatkan
kunjungan 1x30 apa saja fasilitas
menit keluarga fasilitas kesehatan
mampu kesehatan 1. Kaji
menggunakan yang ada dan pengetahuan 1. Tingkat
dan apa keluarga pengetahuan
memanfaatkan keuntungan tentang apa mempengaru
fasilitas membawa 1. Keluarga saja fasilitas hi cara
kesehatan yang anggota mampu kesehatan perawatan
ada keluarga memanfaatkan yang ada dan yang
yang sakit ke fasilitas apa manfaat dilakukan
fasilitas kesehatan fasilitas
kesehatan yang ada kesehatan
dalam tersebut.
melakukan 2. Diskusikan 2. Meningkatka
perawatan bersama n pemahaman
pada keluarga keluarga apa tentang
dengan saja fasilitas pentingnya

70
kesehatan penggunaan
masalah DM
yang ada dan fasilitas
yaitu dengan
bagaimana kesehatan
membawa
memanfaatka sebagai
anggota
n faskes yang penunjang
keluarga untuk
ada
kontrol dan
3. Evaluasi 3. Memberikan
berobat ke
kembali kesempatan
fasilitas
fasilitas keluarga dan
kesehatan
kesehatan pasien untuk
yang ada.
yang bisa lebih
digunakan memahami
dan pentingnya
bagaimana pemanfaatan
memanfaatka faskes
n faskes pada
semua
anggota
keluarga

71
4. Berikan 4. Memastikan
kesempatan pemahaman
keluarga dan pasien dan
pasien untuk keluarga
bertanya mellitus
(Perawat)

72
Tujuan Kriteria hasil Intervensi Rasional
No Diagnosa
Umum Khusus Kriteria Standar
2 Ketidakstabilan Setelah TUK 1 1. Menjelaskan Diabetes mellitus Mengenal
kadar glukosa dilakukan Setelah pengertian adalah masalah
darah kunjungan dilakukan diabetes meningkatnya kesehatan
berhubungan keperawatan kunjungan mellitus kadar gula dalam 1. Kaji 1. Tingkat
dengan diabetes keluarga selama 1x30 darah akibat pengetahuan pengetahuan
mellitus diharapkan menit kekurangan tentang DM mempengaruhi
masalah diharapkan hormone insulin cara perawatan
Data Subjektif : ketidakstabila keluarga mampu yang dilakukan
1. Ny. H n kadar mengenal 2. Diskusikan 2. Meningkatkan
mengatakan glukosa darah masalah dengan pemahaman
sering merasa dapat teratasi. kesehatan. keluarga tentang
haus dan lesu. tentang pengertian
Ny. H pengertian diabetes
mengatakan DM mellitus
sering 3. Beri 3. Memberikan
berkemih. kesempatan kesempatan
2. Penyajian keluarga keluarga dan

73
makanan dan pasien pasien untuk
yang masih untuk lebih
dibumbuhi bertanya memahami
gula dan terkait DM
terkadang 4. Beri 4. Memberikan
Ny. H masih reinforceme penghargaan
suka makan n positif dan
gorengan dan meningkatkan
roti manis, (Perawat) rasa percaya diri
makan sehari pasien dan
2x porsi keluarga
makan
seperempat
1. Tingkat
nasi. 2. Menjelaskan Penyebab DM 1. Kaji
pengetahuan
penyebab yaitu faktor pengetahuan
mempengaruhi
Data Objektif : diabetes keturunan, pola keluarga
cara perawatan
1. Kadar gula mellitus makan yang tidak tentang
yang dilakukan
darah teratur, kurangnya penyebab
sewaktu aktifitas fisik, DM

74
menunjukan 2. Diskusikan 2. Meningkatkan
stress, obesitas,
angka 432 dengan pemahaman
obat-obatan dan
mg/dL. keluarga tentang
infeksi
2. Ny. H tentang penyebab
terlihat penyebab diabetes
lemah DM mellitus
3. Beri 3. Memberikan
kesempatan kesempatan
keluarga keluarga dan
dan pasien pasien untuk
untuk lebih
bertanya memahami
terkait penyebab
DM
4. Berikan 4. Memberikan
reinforceme penghargaan
nt positif dan
meningkatkan
(Perawat) rasa percaya diri

75
pasien dan
keluarga

1. Tingkat
3. Menjelaskan 1. Kaji
pengetahuan
tanda dan pengetahuan
mempengaruhi
gejala Tanda dan gejala keluarga
cara perawatan
diabetes DM yaitu sering tentang
yang dilakukan
mellitus kencing, haus, tanda dan
rasa gatal, mudah gejala DM
lelah, luka sulit 2. Diskusikan 2. Meningkatkan
sembuh, dengan pemahaman
pandangan kabur, keluarga tentang tanda dan
kesemutan, dan tentang gejala pada
mudah lapar tanda dan diabetes mellitus
gejala DM
3. Beri 3. Memberikan
kesempatan kesempatan

76
keluarga keluarga dan
untuk pasien untuk
bertanya lebih memahami
terkait tanda dan
gejala DM
4. Berikan 4. Memberikan
reinforceme penghargaan dan
nt positif meningkatkan
rasa percaya diri
(Perawat) pasien dan
keluarga

4. Menjelaskan 1. Kaji
1. Tingkat
pencegahan pengetahuan
pengetahuan
diabetes Pencegahan keluarga
mempengaruhi
mellitus diabetes mellitus tentang
cara perawatan
antara lain pencegahan

77
menerapkan pola DM yang dilakukan
hidup sehat, pola 2. Diskusikan 2. Meningkatkan
makan baik, dengan pemahaman
menjaga kondisi keluarga tentang cara
mental dan dan pasien pencegahan pada
spiritual, aktifitas tentang cara penyakit diabetes
fisik rutin, berat pencegahan mellitus
badan ideal, tidak DM
merokok, tidak 3. Beri 3. Memastikan
minum alkohol. kesempatan pemahaman
keluarga pasien dan
untuk keluarga terkait
bertanya penyakit diabetes
mellitus
4. Berikan 4. Memberikan
pujian penghargaan dan
kepada meningkatkan
keluarga rasa percaya diri
atas pasien dan

78
jawaban keluarga
yang benar
(Perawat)

TUK 2 1. Keluarga Keluarga


Setelah mampu mampu
dilakukan mengambil Keluarga mengambil
kunjungan keputusan memberi keputusan
1. Membantu
selama 1x30 dalam keputusan untuk 1. Kaji
keluarga dan
menit merawat merawat anggota keputusan
memfasilitasi
diharapkan anggota keluarga dengan yang
tentang
keluarga mampu keluarga diabetes mellitus diambil oleh
pengambilan
mengambil dengan keluarga
keputusan yang
keputusan. diabetes
baik
mellitus. 2. Diskusikan
2. Meningkatkan
dengan
pemahaman
keluarga
tentang
tentang

79
komplikasi komplikasi yang
penyakit mungkin terjadi
diabetes pada penyakit
mellitus diabetes mellitus
3. Bimbing 3. Mengarahkan dan
dan membantu pasien
motivasi dan keluarga
keluarga dalam mengambil
untuk keputusan yang
mengambil baik
keputusan 4. Membuat
dalam keputusan terbaik
menangani pada pasien
masalah dengan DM
keluarga 5. Memberikan
dengan penghargaan
diabetes dapat
mellitus meningkatkan
4. Evaluasi

80
kembali kepercayaan diri
keputusan
yang telah
dibuat
5. Beri pujian
atas
keputusan
yang
diambil
keluarga
(Perawat)

TUK 3 1. Keluarga Keluarga


Setelah mampu mampu
dilakukan memahami Menjelaskan merawat
kunjungan bagaimana manfaat anggota
selama 1x30 perawatan pentingnya keluarga yang
menit diabetes mengontrol kadar sakit.

81
diharapkan mellitus gula darah dalam 1. Diskusikan 1. Meningkatkan
keluarga mampu tubuh. Manfaat dengan pemahaman
merawat pentingnya pasien dan klien dan
anggota mengontrol kadar keluarga keluarga tentang
keluarga gula darah mengenai manfaat
mampu dengan: manfaat pentingnya
merawat 1. Memonitor pentingnya mengontrol
anggota efek obat- mengontrol kadar gula darah
keluarga yang obatan kadar gula
sakit. antidiabetes darah. 2. Mengevaluasi
apabila 2. Instruksikan pemahaman
mengkonsums pasien dan klien dan
i keluarga keluarga tentang
2. Mengetahui untuk manfaat
kadar glukosa mengungka pentingnya
darah pkan mmengontrol
3. Mengevaluasi kembali kadar gula darah
tujuan manfaat 3. Memberikan
pemberian diit pentingnya penghargaan

82
diabetes mengontrol dapat
mellitus kadar gula meningkatkan
darahnya. rasa percaya diri
3. Berikan pada pasien dan
reinforceme keluarga
nt positif
(Perawat)

TUK 4 Menyebutkan Keluarga


Setelah cara memilih mampu
dilakukan alas kaki untuk Cara memilih alas memodifikasi 1. Meningkatkan
kunjungan penderita kaki untuk lingkungan pemahaman
selama 1x30 diabtes mellitus penderita diabetes 1. Diskusikan klien dan
menit mellitus : dengan keluarga tentang
diharapkan 1. Harus pasien dan cara memilih
keluarga mampu memakai keluarga alas kaki yang
memodifikasi sandal baik di cara baik bagi
lingkungan luar dan di memilih penderita

83
dalam rumah alas kaki diabetes
2. Pilih alas kaki yang baik mellitus
dengan ukuran untuk 2. Mengevaluasi
lebar dan penderita pemahaman
panjang yang DM klien dan
sesuai 2. Instruksikan keluarga tentang
3. Periksa bagian pasien dan cara memilih
dalam sepatu keluarga alas kaki untuk
sebelum untuk penderita
dipakai mengungka diabetes
4. Jangan pkan mellitus
menggunakan kembali 3. Memberikan
kaos kaki yang cara penghargaan
terlalu ketat pemilihan dapat
5. Penggunaan alas kaki meningkatkan
alas kaki yang baik rasa percara diri
dilepas 1 jam 3. Berikan pada klien dan
sekali reinforceme keluarga
nt positif

84
(Perawat)

TUK 5 Menjelaskan Keluarga


Setelah fasilitas mampu
dilakukan kesehatan yang Fasilitas memanfaatka
kunjungan tersedia kesehatan yang n fasilitas 1. Meningkatkan
selama 1x30 tersedia : kesehatan pemahaman
menit 1. Puskesmas 1. Diskusikan klien dan
diharapkan 2. Posyandu mengenai keluarga terkait
keluarga mampu 3. Rumah sakit fasilitas fasilitas
memanfaatkan 4. Dokter umum kesehatan kesehatan yang
fasilitas yang ada
kesehatan yang tersedia 2. Mengevaluasi
ada. 2. Anjurkan pemahaman
klien dan klien dan
keluarga keluarga tentang
mengungka fasilitas
pkan kesehatan yang

85
kembali tersedia
fasilitas 3. Memberikan
kesehatan penghargaan
yang ada dapat
3. Berikan meningkatkan
reinforceme rasa percaya diri
nt positif pada pasien dan
(Perawat) keluarga.

Tujuan Kriteria hasil


No Diagnosa Intervensi Rasional
Umum Khusus Kriteria Standar

86
3 Ketidakseimbang Setelah TUK 1 1. Keluarga 1. Diit pada Keluarga
an nutrisi : kurang dilakukan Setelah mampu pasien DM mampu
dari kebutuhan kunjungan dilakukan menyebutka adalah mengenal
tubuh diharapkan kunjungan n definisi pengaturaan masalah
berhubungan keluarga selama 1x30 diit pada jenis dan kesehatan 1. Pengetahuan
dengan mampu menit, keluarga pasien DM jumlah 1. Kaji pasien
ketidakmampuan mengenal dan mampu dengan makanan pengetahuan menentukan
keluarga Tn. S memahami mengenal dan bahasa dengan keluarga kemudahan
mengenal bagaimana memahami sendiri maksud tentang diit menentukan
masalah anggota perawatan masalah mempertahank DM perencanaan
keluarga yang Diabetes kesehatan pada an dan status 2. Diskusikan tentang diit
sakit. Melitus pasien DM. nutrisi dan dengan yang
membantu keluarga diberikan
Data Subjektif : menyembuhka tentang 2. Meningkatka
Ny. H n serta pengertian n
mengatakan pencegahan diit DM pemahaman
sering mengeluh terjadinya 3. Beri pasien dan
sedikit pusing, komplikasi kesempatan keluarga
pandangan mata keluarga tentang diit

87
kabur, lemas, untuk DM
mudah lelah, bertanya 3. Memberikan
berat badan 4. Beri kesempatan
menurun 12 kg. reinforceme keluarga dan
nt positif pasien untuk
Data Objektif : (Perawat) lebih
1. Pasien terlihat memahami
lemah terkait diit
2. Indeks massa DM
tubuh 18.75 4. Memberikan
3. Konjungtiva penghargaan
anemis pada pasien
4. Lingkar dan keluarga
lengan atas
(LLA) 25 cm 2. Keluarga 2. Tujuan diit 1. Kaji 1. Memberikan
mampu DM antara pengetahuan informasi
menyebutka lain mencapai keluarga yang actual
n 4 dari 5 dan tentang tentang
tujuan diit mempertahank tujuan diit tujuan diit

88
pada DM an kadar DM DM
dengan glukosa darah 2. Diskusikan 2. Meningkatka
bahasa mendekati dengan n
sendiri normal, keluarga pemahaman
mencapai dan tentang pasien dan
mempertahank tujuan diit keluarga
an mendekati DM tentang diit
lipid normal 3. Beri DM
mencapai kesempatan 3. Memberikan
berat badan keluarga kesempatan
normal, untuk keluarga dan
mencegah bertanya pasien untuk
komplikasi 4. Beri lebih
kronik, reinforceme memahami
meningkatkan nt positif terkait diit
kualitas hidup (Perawat) DM
sehingga dapat 4. Memberikan
melakukan penghargaan
pekerjaan pada pasien

89
sehari-hari dan keluarga
seperti biasa.

3. Keluarga 3. Macam- 1. Kaji 1. Memberikan


mampu macam diit pengetahuan informasi
menyebutka pasien keluarga yang actual
n 8 dari 8 diabetes antara tentang tentang
macam diit lain diit macam- tujuan diit
pada DM diabetes macam diit DM
mellitus I, II, DM
III, IV, V, VI, 2. Diskusikan 2. Meningkatka
VII, VIII. Diit dengan n
I-III diberikan keluarga pemahaman
kepada pasien tentang pasien dan
yang macam- keluarga
mempunyai macam diit tentang diit
berat badan DM DM
normal, diit 3. Beri 3. Memberikan
VI-VIII kesempatan kesempatan

90
keluarga keluarga dan
diberikan
untuk pasien untuk
kepada pasien
bertanya lebih
kurus, diabetes
4. Beri memahami
remaja
reinforcmen terkait diit
(juvenile
t positif DM
diabetes) atau
(Perawat) 4. Memberikan
diabetes
penghargaan
dengan
pada pasien
komplikasi
dan keluarga

TUK 2 1. Keluarga Keluarga


Setelah mampu 1. Makanan yang mampu
dilakukan menyebutka baik merawat
kunjungan 1x30 n 5 dari 8 dikonsumsi anggota
menit keluarga macam- penderita keluarga yang
mampu macam antara lain sakit
merawat makanan makanan yang 1. Kaji 1. Memberikan
anggota yang baik terbuat dari pengetahuan informasi

91
keluarga dikonsumsi keluarga yang actual
biji-bijian utuh
dengan DM penderita tentang tentang
atau
diabetes makanan makanan
karbohidrat
mellitus yang baik yang baik
kompleks
dengan untuk bagi
seperti nasi
bahasa penderita penderita
marah,
sendiri DM. DM
kentang
2. Diskusikan 2. Meningkatka
panggang,
dengan n
oatmeal, roti
keluarga pemahaman
dan sereal dari
makanan pasien dan
biji-bijian
yang baik keluarga
utuh; daging
untuk tentang diit
tanpa lemak
penderita DM
yang dikukus,
DM
direbus,
3. Beri 3. Memberikan
dipanggang
kesempatan kesempatan
dan dibakar;
keluarga keluarga dan
sayur-sayuran
untuk pasien untuk

92
bertanya lebih
yang diproses
memahami
dengan cara
terkait diit
direbus,
DM
dikukus,
4. Berikan 4. Memberikan
dipanggang
reinforceme penghargaan
atau
nt positif pada pasien
dikonsumsi
(Perawat) dan keluarga
mentah.
Sayuran yang
baik
dikonsumsi
untuk
penderita
diabetes
diantaranya
brokoli dan
bayam; buah-
buahan segar;

93
kacang-
kacangan,
termasuk
kacang kedelai
dalam bentuk
tahu yang
dikukus,
dimasak untuk
sup dan
ditumis;
popcorn
tawar; produk
olahan susu
rendah lemak
dan telur; ikan
seperti tuna,
salmon, sarden
TUK 3 1. Keluarga Keluarga
dan makarael.
Setelah mampu mampu

94
dilakukan mengambil mengambil
kunjungan 1x30 keputusan keputusan
1. Keluarga
menit keluarga dalam 1. Kaji 1. Membantu
memberi
mampu merawat keputusan keluarga dan
keputusan
memutuskan anggota yang memfasilitasi
untuk
untuk merawat keluarga diambil oleh tentang
merawat
anggota dengan DM keluarga pengambilan
anggota
keluarga keputusan
keluarga
dengan DM yang baik
dengan
2. Diskusikan 2. Meningkatka
masalah DM
dengan n
keluarga pemahaman
tentang pasien dan
komplikasi keluarga
DM tentang
penyakit DM
3. Bimbing 3. Memberikan
dan kesempatan
motivasi keluarga dan

95
keluarga pasien untuk
untuk menentukan
mengambil keputusan
keputusan terbaik dalam
dalam perawatan
menangani pasien
masalah dengan DM
DM 4. Membuat
4. Evaluasi keputusan
kembali terbaik pada
tentang pasien
keputusan dengan DM
yang telah
dibuat 5. Memberikan
5. Beri pujian penghargaan
atas bagi pasien
keputusan dan keluarga
yang
diambil

96
keluarga
untuk
mengatasi
DM pada
keluarga
(Perawat)

TUK 4 Keluarga dapat Keluarga


Setelah menciptakan mampu
dilakukan dan memodifikasi
kunjungan memodifikasi lingkungan 1. Tingkat
selama 1x 30 lingkungan yang Keluarga mampu 1. Kaji pengetahuan
menit, dapat membantu memodifikasi pengetahuan mempengaru
diharapkan dalam lingkungan untuk keluarga hi cara
keluarga perawatan merawat anggota tentang perawatan
mampu anggota keluarga dengan lingkungan yang
menciptakan keluarga dengan memelihara yang dilakukan
lingkungan DM kebersihan nyaman 2. Meningkatka
yang sehat dan rumah. untuk n

97
mendukung anggota pemahaman
kesehatan keluarga keluarga dan
keluarga dengan DM pasien
2. Diskusikan pentingnya
bersama lingkungan
keluarga yang nyaman
bagaimana untuk
lingkungan menghindari
nyaman dan cidera
sehat untuk 3. Memberikan
anggota kesempatan
keluarga keluarga dan
dengan DM pasien untuk
3. Evaluasi lebih
kembali memahami
tentang terkait
bagaimana lingkungan
lingkungan yang nyaman
yang dapat pada

98
menunjang penderita
kesehatan DM
anggota 4. Memberikan
keluarga penghargaan
yang sakit dan
4. Berikan meningkatka
pujian n rasa
(Perawat) percaya diri
pasien dan
keluarga

TUK 5 Keluarga Keluarga


Setelah mampu mampu
dilakukan menyebutkan memenfaatka
kunjungan fasilitas n fasilitas
selama 1x30 kesehatan yang Keluarga mampu kesehatan
1. Meningkatk
menit, ada dan memanfaatkan 1. Diskusikan
an
diharapkan keuntungan fasilitas kesehatan mengenai

99
keluarga memanfaatkan yang ada dalam fasilitas pemahaman
mampu fasilitas melakukan kesehatan klien dan
menggunakan kesehatan. perawatan pada yang keluarga
dan keluarga dengan tersedia terkait
memanfaatkan masalah DM 2. Anjurkan fasilitas
fasilitas yaitu dengan klien dan kesehatan
kesehatan yang membawa keluarga yang ada
ada. anggota keluarga mengungka 2. Mengevalu
kontrol dan pkan asi
berobat ke kembali pemahaman
fasilitas fasilitas klien dan
kesehatan. kesehatan keluarga
yang ada tentang
3. Berikan fasilitas
reinforceme kesehatan
nt positif yang
(Perawat) tersedia
3. Memberika
n

100
penghargaa
n dapat
meningkatk
an rasa
percaya diri
pada pasien
dan
keluarga.

101
G. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN KELUARGA

1. Kesiapan Meningkatkan Manajemen Kesehatan Pada Ny. H Dengan Diabetes Mellitus

Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi


Kesiapan meningkatkan Kamis, 14 Desember 2020 Kamis, 14 Deember 2020
manajemen kesehatan pada Ny. H Pukul : 09.00 WIB Pukul : 09.30 WIB
dengan diabetes mellitus
Keluarga mampu mmengenal masalah Keluarga mampu mengenal
Data subjektif : kesehatan masalah kesehatan
1. Keluarga mengatakan ingin 1. Mengkaji dan mendiskusikan S:
mengetahui tentang penyakit pengetahuan klien dan keluarga Klien (Ny. M) mengatakan :
diabetes mellitus dan mengenai diabetes mellitus 1. Diabetes mellitus adalah gula
penatalaksanaan secara 2. Memberikan edukasi kesehatan tentang darah berlebih yang melebihi
menyeluruh. pengertian, penyebab, tanda dan gejala, batas normal.
2. Keluarga mampu memelihara dan pencegahan pada diabetes mellitus 2. Gejala yang timbul pada
menjaga lingkungan rumah agar 3. Memberikan kesempatan bertanya penderita adalah sering haus,
tetap sehat terbukti dengan Tn. S kepada klien dan keluarga merasa mudah lelah, pandangan
tidak merokok, tidak ada minum- 4. Mengevaluasi kembali terkait materi kabur, mudah lapar, luka sulit
minuman keras dan penyimpanan edukasi yang diberikan sembuh, dan sering buang air

102
perabotan rumah tangga yang 5. Memberikan tanggapan positif dan kecil
baik sehingga meminimalkan pujian kepada klien dan keluarga 3. Penyebabnya adalah karena
resiko terjadinya cedera. faktor keturunan dan makanan
3. Keluarga mampu memanfaatkan (Perawat) manis tidak terkontrol
fasilitas kesehatan yang ada di 4. Pencegahan yang dilakukan
masyarakat dengan baik terbukti adalah membatasi konsumsi gula,
dengan Ny. H selalu kontrol ke cek kadar gula darah rutin
puskesmas secara rutin setiap
obat habis atau memiliki masalah
kesehatan lainnya. Keluarga mengatakan :
Senang dengan pendidikan kesehatan
DO : yang diberikan dan dapat lebih
1. Keluarga terlihat antusias dan optimal dalam merawat Ny. H karena
kooperatif dengan kedatangan sudah mengerti terkait penyakit DM
mahasiswa
2. Ny. H selalu kontrol ke
puskesmas secara rutin setiap O:
obat habis atau memiliki masalah 1. Klien dan keluarga sangat
kesehatan lainnya. kooperatif saat dijelaskan materi

103
2. Perhatian klien dan keluarga baik
dan memperhatikan media
penyuluhan
3. Klien mampu menjawab
pertanyaan yang diberikan saat
evaluasi

(Perawat)

Kamis, 14 Desember 2020


Pukul : 13.00 WIB

Keluarga mampu mengenal


masalah kesehatan
S:
1. Keluarga mengatakan senang
dengan pendidikan kesehatan
yang diberikan dan dapat lebih
optimal dalam merawat Ny. H

104
karena sudah mengerti terkait
penyakit DM
2. Diabetes mellitus adalah gula
darah berlebih yang melebihi
batas normal
3. Gejala yang timbul pada
penderita adalah sering haus,
merasa mudah lelah, pandangan
kabur, mudah lapar, luka sulit
sembuh, dan sering buang air
kecil
4. Penyebabnya adalah karena
faktor keturunan dan makanan
manis tidak terkontrol
5. Pencegahan yang dilakukan
adalah membatasi konsumsi gula,
cek kadar gula darah rutin

O:

105
1. Klien (Ny. H) dapat menjawab
dengan baik pertanyaan yang
diajukan
2. Klien dan keluarga sangat
kooperatif

A:
Masalah kesiapan meningkatkan
manajemen kesehatan pada Ny. H
dengan diabetes mellitus dengan
tugas kesehatan keluarga mampu
mengenal masalah kesehatan teratasi
sebagaian dengan kriteria :
1. Mampu menjawab dengan baik
pengertian diabetes mellitus
2. Mampu menyebutkan 6 gejala
diabetes mellitus
3. Mampu menyebutkan 2 dari 7
penyebab diabetes mellitus

106
4. Mampu menyebutkan 2 dari 7
pencegahan diabetes mellitus

P:
Lanjutkan intervensi :
1. Evaluasi kembali tugas kesehatan
keluarga mengenal masalah
kesehatan
2. Keluarga mampu mengambil
keputusan
3. Keluarga mampu merawat
anggota keluarga yang sakit
4. Keluarga mampu memodifikasi
lingkungan
5. Keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan
(Perawat)
Kamis, 14 Desember 2020 Kamis, 14 Desember 2020
Pukul : 09.15 WIB Pukul : 09.30 WIB

107
Keluarga mampu mengambil keputusan Keluarga mampu mengambil
1. Mendiskusikan perawatan tindakan keputusan
pencegahan kenaikan kadar gula darah S:
di rumah 1. Klien mengatakan akan berusaha
2. Memberikan edukasi kesehatan tentang mematuhi anjuran yang diberikan
komplikasi DM 2. Klien mengatakan terkadang
3. Membantu mengarahkan keluarga dan masih menambahkan gula saat
klien untuk dapat melakukan tindakan masak
pengontrolan kadar gula darah
4. Mengevaluasi kembali keputusan yang O:
dibuat klien dan keluarga 1. Klien terlihat kooperatif ketika
dijelaskan
(Perawat) 2. Klien terlihat memperhatikan
penjelasan dengan baik
3. Klien bersikap terbuka dengan
mahasiswa

(Perawat)

108
Kamis, 14 Desember 2020
Pukul : 13.00 WIB

Keluarga mampu mengambil


keputusan
S:
1. Klien mengatakan akan berusaha
mematuhi anjuran supaya gula
darahnya dapat terkontrol
2. Klien mengatakan akan
mengurangi gula ketika memasak
3. Klien mengatakan akan
memperbanyak makanan kukusan
dan mengurangi gorengan

O:
1. Klien terlihat kooperatif dengan
penjelasan yang diberikan

109
2. Klien terlihat semangat
mengusahakan terkait
pengontrolan DM yang di
deritanya

A:
Masalah kesiapan peningkatan
manajemen kesehatan dengan
diabetes mellitus dengan tugas
kesehatan keluarga mampu mengambil
keputusan sudah teratasi.

P:
Lanjutkan intervensi
1. Evaluasi kembali terkait tugas
keehatan keluarga mampu
mengenal masalah kesehatan
2. Evaluasi kembali terkait tugas
kesehatan keluarga mampu

110
mengambil keputusan
3. Keluarga mampu merawat
anggota keluarga yang sakit
4. Keluarga mampu menciptakan
lingkungan yang baik
5. Keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan

(Perawat)

Kamis, 14 Desember 2020 Kamis, 14 Desember 2020


Pukul : 09.35 WIB Pukul :09.50 WIB

Keluarga mampu merawat anggota Keluarga mampu merawat anggota


keluarga yang sakit keluarga yang sakit
1. Mendiskusikan pengetahuan keluarga S:
dan pasien tentang cara mencegah 1. Klien mengatakan belum pernah
timbulnya luka dengan senam kaki melakukan senam kaki diabetes

111
diabetes 2. Klien mengatakan tujuan senam
2. Memberikan edukasi kesehatan tentang kaki diabetes adalah mencegah
senam kaki diabetes timbulnya luka
3. Mendemonstrasikan cara melakukan 3. Keluarga mengatakan selalu
senam kaki diabetes mengingatkan untuk
4. Memberikan kesempatan bertanya menggunakan alas kaki.
kepada klien dan keluarga O:
1. Kontak mata klien dan keluarga
bagus, selalu memperhatikan
(Perawat) media
2. Klien dan keluarga terlihat sangat
kooperatif saat melakukan
demonstrasi senam kaki diabetes

(Perawat)

Kamis, 14 Desember 2020


Pukul : 13.10 WIB

112
Keluarga mampu merawat
anggota keluarga yang sakit
S:
1. Klien mengatakan sudah
mengerti cara mencegah
timbulnya luka pada kaki yaitu
salah satunya dengan senam
kaki diabetes
2. Klien mengatakan tujuan senam
kaki diabetes adalah mencegah
timbulnya luka
3. Keluarga mengatakan selalu
mengingatkan untuk
menggunakan alas kaki.

O:
1. Klien mampu mempraktikkan
cara senam kaki diabetes yang
diajarkan

113
2. Klien dan keluarga tampak
kooperatif ketika demonstrasi

A:
Masalah kesiapan meningkatkan
manajemen kesehatan pada Ny. H
dengan diabetes mellitus dengan
tugas kesehatan keluarga mampu
merawat anggota keluarga yang sakit
sudah teratasi.

P:
Lanjutkan intervensi :
1. Evaluasi kembali terkait tugas
kesehatan keluarga mengenal
masalah kesehatan
2. Evaluasi kembali terkait tugas
kesehatan keluarga mengambil
keputusan

114
3. Evaluasi kembali tugas
kesehatan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit
4. Keluarga mampu memodifikasi
lingkungan
5. Keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas
kesehatan.

(Perawat)

Kamis , 14 Desember 2020 Kamis, 14 Desember 2020


Pukul : 10. 55 WIB Pukul : 11.10 WIB

Keluarga mampu memodifikasi Keluarga mampu memodifikasi


lingkungan lingkungan
1. Mendiskusikan pengetahuan klien dan S:
keluarga tentang lingkungan yang 1. Klien mengatakan tidak

115
menunjang kesehatan keluarga memiliki tanaman toga disekitar
2. Mengevaluasi kembali pengetahuan rumahnya
keluarga mengenai lingkungan yang 2. Keluarga mengatakan selalu
menunjang kesehatan menyimpan barang-barang
3. Memberikan tanggapan positif dengan baik supaya tidak terjadi
cedera
(Perawat)
O:
1. Klien dan keluarga terlihat
kooperatif ketika menjawab
pertanyaan
2. Perhatian klien dan keluarga
baik, mendengarkan dengan
baik
(Perawat)

Kamis, 14 Desember 2020


Pukul : 13.10 WIB

116
Keluarga mampu memodifikasi
lingkungan
S:
1. Klien mengatakan akan
menanam tanaman toga di
lingkungan rumahnya
2. Keluarga mengatakan selalu
menyimpan barang-barang
dengan baik supaya tidak terjadi
cedera

O:
1. Klien dan keluarga terlihat
kooperatif ketika menjawab
pertanyaan
2. Perhatian klien dan keluarga
baik, mendengarkan dengan
baik

117
A:
Masalah kesiapan meningkatkan
manajemen kesehatan pada Ny.
H dengan diabetes mellitus
dengan tugas kesehatan keluarga
mampu memodifikasi lingkungan
sudah teratasi.

P:
Lanjutkan intervensi :
1. Evaluasi kembali terkait tugas
kesehatan keluarga mengenal
masalah kesehatan
2. Evaluasi kembali terkait tugas
kesehatan keluarga mengambil
keputusan
3. Evaluasi kembali tugas
kesehatan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit

118
4. Evaluasi kembali tugas
kesehatan keluarga mampu
memodifikasi lingkungan
5. Keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas
kesehatan.

(Perawat)
Kamis, 14 Desember 2020
Pukul : 11.15 WIB Kamis, 14 Desember 2020
Pukul : 13.10 WIB
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas
kesehatan Keeluarga mampu memanfaatkan
1. Mendiskusikan pengetahuan klien dan fasilitas kesehatan
keluarga tentang fasilitas kesehatan S:
yang ada 1. Klien mengatakan terdapat
2. Mendiskusikan bersama klien dan posyandu lansia, puskesmas,
keluarga manfaat penggunaan fasilitas dan rumah sakit Tegalyoso.
kesehatan yang tersedia untuk 2. Klien mengatakan selalu

119
menunjang kesehatan kontrol ke puskesmas secara
3. Mengevaluasi kembali pengetahuan rutin setiap obat habis atau
keluarga dank lien terkait manfaat memiliki masalah kesehatan
fasilitas kesehatan lainnya.
4. Memberikan kesempatan untuk 3. Klien mengatakan jika ada
bertanya jadwal posyandu lansia selalu
berangkat untuk dapat cek kadar
(Perawat) gula darah
4. Keluarga mengatakan fasilitas
kesehatan terdekat adalah
puskesmas

O:
1. Kontak mata klien dan keluarga
baik, memperhatikan
2. Klien dan keluarga terlihat
kooperatif saat diajak berbicara

(Perawat)

120
Kamis, 14 Desember 2020
Pukul : 13.20 WIB

Keluarga mampu memanfaatkan


fasilitas kesehatan

S:
1. Klien mengatakan kalau cek
kesehatan dan kadar gula darah
biasanya di puskesmas dan
posyandu lansia.
2. Klien mengatakan selalu
kontrol ke puskesmas secara
rutin setiap obat habis atau
memiliki masalah kesehatan

121
lainnya.
3. Keluarga mengatakan fasilitas
kesehatan terdekat adalah
puskesmas

O:
Klien dan keluarga mampu
menjawab pertanyaan tentang
fasilitas kesehatan yang tersedia dan
manfaat memanfaatkan fasilitas
kesehatan.

A:
Masalah kesiapan meningkatkan
manajemen kesehatan pada Ny. H
dengan diabetes mellitus dengan
tugas kesehatan keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas kesehatan

122
teratasi.

P:
Lanjutkan intervensi :
1. Evaluasi kembali terkait tugas
kesehatan keluarga mengenal
masalah kesehatan
2. Evaluasi kembali terkait tugas
kesehatan keluarga mengambil
keputusan
3. Evaluasi kembali tugas
kesehatan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit
4. Evaluasi kembali tugas
kesehatan keluarga mampu
memodifikasi lingkungan
5. Keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas
kesehatan.

123
(Perawat)

2. Ketidakstabilan kadar glukosa darah

Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi


Ketidakstabilan kadar glukosa Kamis, 14 Desember 2020 Kamis, 14 Deember 2020
darah Pukul : 14.00 WIB Pukul : 14.10 WIB

Data subjektif : Keluarga mampu mmengenal masalah Keluarga mampu mengenal


1. Ny. H mengatakan sering merasa kesehatan masalah kesehatan
haus, lesu dan mudah lelah. Ny. 1. Mengkaji dan mendiskusikan S:
H mengatakan sering berkemih. pengetahuan klien dan keluarga Klien (Ny. M) mengatakan :
2. Penyajian makanan yang masih mengenai diabetes mellitus 1. Diabetes mellitus adalah gula
dibumbuhi gula dan terkadang 2. Memberikan edukasi kesehatan tentang darah berlebih yang melebihi
Ny. H masih suka makan pengertian, penyebab, tanda dan gejala, batas normal.
gorengan dan roti manis, makan pencegahan pada diabetes mellitus 2. Gejala yang timbul pada
sehari 2x porsi makan seperempat 3. Memberikan kesempatan bertanya penderita adalah sering haus,
nasi. kepada klien dan keluarga merasa mudah lelah, pandangan
3. Ny. H mengatakan hasil cek gula 4. Mengevaluasi kembali terkait materi kabur, mudah lapar, luka sulit

124
darahnya naik turun. edukasi yang diberikan sembuh, dan sering buang air
5. Memberikan tanggapan positif dan kecil
Data Objektif :
pujian kepada klien dan keluarga 3. Penyebabnya adalah karena
1. Kadar gula darah sewaktu
faktor keturunan dan makanan
menunjukan angka 432 mg/dl.
(Perawat) manis tidak terkontrol
2. Ny. H terlihat lemah
4. Pencegahan yang dilakukan
adalah membatasi konsumsi gula,
cek kadar gula darah rutin

Keluarga mengatakan :
Senang dengan pendidikan kesehatan
yang diberikan dan dapat lebih
optimal dalam merawat Ny. H karena
sudah mengerti terkait penyakit DM

O:

125
1. Klien dan keluarga sangat
kooperatif saat dijelaskan materi
2. Perhatian klien dan keluarga baik
dan memperhatikan media
penyuluhan
3. Klien mampu menjawab
pertanyaan yang diberikan saat
evaluasi

(Perawat)

Kamis, 14 Desember 2020


Pukul : 15.30 WIB

Keluarga mampu mengenal


masalah kesehatan
S:
1. Keluarga mengatakan senang
dengan pendidikan kesehatan

126
yang diberikan dan dapat lebih
optimal dalam merawat Ny. H
karena sudah mengerti terkait
penyakit DM
2. Diabetes mellitus adalah gula
darah berlebih yang melebihi
batas normal
3. Gejala yang timbul pada
penderita adalah sering haus,
merasa mudah lelah, pandangan
kabur, mudah lapar, luka sulit
sembuh, dan sering buang air
kecil
4. Penyebabnya adalah karena
faktor keturunan dan makanan
manis tidak terkontrol
5. Pencegahan yang dilakukan
adalah membatasi konsumsi gula,
cek kadar gula darah rutin

127
O:
1. Klien (Ny. H) dapat menjawab
dengan baik pertanyaan yang
diajukan
2. Klien dan keluarga sangat
kooperatif

A:
Masalah kesiapan meningkatkan
manajemen kesehatan pada Ny. H
dengan diabetes mellitus dengan
tugas kesehatan keluarga mampu
mengenal masalah kesehatan teratasi
sebagaian dengan kriteria :
1. Mampu menjawab dengan baik
pengertian diabetes mellitus
2. Mampu menyebutkan gejala
diabetes mellitus

128
3. Mampu menyebutkan penyebab
diabetes mellitus
4. Mampu menyebutkan pencegahan
diabetes mellitus

P:
Lanjutkan intervensi :
1. Evaluasi kembali tugas kesehatan
keluarga mengenal masalah
kesehatan
2. Keluarga mampu mengambil
keputusan
3. Keluarga mampu merawat
anggota keluarga yang sakit
4. Keluarga mampu memodifikasi
lingkungan
5. Keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan
(Perawat)

129
Kamis, 14 Desember 2020 Kamis, 14 Desember 2020
Pukul : 13.55 WIB Pukul : 14.00 WIB

Keluarga mampu mengambil keputusan Keluarga mampu mengambil


1. Mendiskusikan perawatan tindakan keputusan
pencegahan kenaikan kadar gula darah S:
di rumah 1. Klien mengatakan akan berusaha
2. Memberikan edukasi kesehatan tentang mematuhi anjuran yang diberikan
komplikasi DM 2. Klien mengatakan terkadang
3. Membantu mengarahkan keluarga dan masih menambahkan gula saat
klien untuk dapat melakukan tindakan masak
pengontrolan kadar gula darah
4. Mengevaluasi kembali keputusan yang O:
dibuat klien dan keluarga 1. Klien terlihat kooperatif ketika
dijelaskan
(Perawat) 2. Klien terlihat memperhatikan
penjelasan dengan baik
3. Klien bersikap terbuka dengan
mahasiswa

130
(Perawat)

Kamis, 14 Desember 2020


Pukul : 15.30 WIB

Keluarga mampu mengambil


keputusan
S:
1. Klien mengatakan akan berusaha
mematuhi anjuran supaya gula
darahnya dapat terkontrol
2. Klien mengatakan akan
mengurangi gula ketika memasak
3. Klien mengatakan akan
memperbanyak makanan kukusan
dan mengurangi gorengan

O:

131
1. Klien terlihat kooperatif dengan
penjelasan yang diberikan
2. Klien terlihat semangat
mengusahakan terkait
pengontrolan DM yang di
deritanya

A:
Masalah kesiapan peningkatan
manajemen kesehatan dengan
diabetes mellitus dengan tugas
kesehatan keluarga mampu mengambil
keputusan sudah teratasi.

P:
Lanjutkan intervensi
1. Evaluasi kembali terkait tugas
keehatan keluarga mampu
mengenal masalah kesehatan

132
2. Evaluasi kembali terkait tugas
kesehatan keluarga mampu
mengambil keputusan
3. Keluarga mampu merawat
anggota keluarga yang sakit
4. Keluarga mampu menciptakan
lingkungan yang baik
5. Keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan

(Perawat)

Kamis, 14 Desember 2020 Kamis, 14 Desember 2020


Pukul : 14.10 WIB Pukul :14.20 WIB

Keluarga mampu merawat anggota Keluarga mampu merawat anggota


keluarga yang sakit keluarga yang sakit
1. Mendiskusikan dengan klien dan S:

133
keluarga terkait pentingnya 1. Klien mengatakan belum paham
pengontrolan kadar gula darah dan cara mengontrol kadar gula darah
manfaat yang didapatkan dan ingin mencoba
2. Mengevaluasi klien dan keluarga 2. Klien menanyakan cara
mengenai manfaat gula darah yang mengontrol kadar gula darah
terkontrol 3. Klien mengatakan ingin mencoba
3. Memberikan pujian puasa untuk mengontrol kadar
(Perawat) gula darahnya
O:
1. Kontak mata klien dan keluarga
bagus, selalu memperhatikan
media
2. Klien dan keluarga terlihat sangat
kooperatif

(Perawat)

Kamis, 14 Desember 2020


Pukul : 15.30 WIB

134
Keluarga mampu merawat
anggota keluarga yang sakit
S:
1. Klien mengatakan belum paham
cara mengontrol kadar gula darah
dan ingin mencoba
2. Klien menanyakan cara
mengontrol kadar gula darah
3. Klien mengatakan ingin mencoba
puasa untuk mengontrol kadar
gula darahnya

O:
1. Kontak mata klien dan keluarga
bagus, selalu memperhatikan
media
2. Klien dan keluarga terlihat sangat
kooperatif

135
A:
Masalah kesiapan meningkatkan
manajemen kesehatan pada Ny. H
dengan diabetes mellitus dengan
tugas kesehatan keluarga mampu
merawat anggota keluarga yang sakit
sudah teratasi.

P:
Lanjutkan intervensi :
1. Evaluasi kembali terkait tugas
kesehatan keluarga mengenal
masalah kesehatan
2. Evaluasi kembali terkait tugas
kesehatan keluarga mengambil
keputusan
3. Evaluasi kembali tugas
kesehatan keluarga merawat

136
anggota keluarga yang sakit
4. Keluarga mampu memodifikasi
lingkungan
5. Keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas
kesehatan.

(Perawat)

Kamis , 14 Desember 2020 Kamis, 14 Desember 2020


Pukul : 14. 25 WIB Pukul : 14.40 WIB

Keluarga mampu memodifikasi Keluarga mampu memodifikasi


lingkungan lingkungan
1. Mendiskusikan pengetahuan klien dan S:
keluarga tentang cara pemilihan alas 1. Klien mengatakan memakai
kaki yang tepat alas kaki yang sesuai dengan
2. Memberikan edukasi kesehatan tentang ukuran

137
cara pemilihan alas kaki yang tepat 2. Klien mengatakan mengecek
3. Memberikan pujian kepada klien dan bagian dalam alas kaki sebelum
keluarga dipakai
(Perawat) 3. Klien mengatakan alas kaki
dilepas 1 jam sekali
4. Klien mengatakan akan
memakai alas kaki di dalam
rumah

O:
1. Klien dan keluarga terlihat
kooperatif ketika menjawab
pertanyaan
2. Perhatian klien dan keluarga
baik, mendengarkan dengan
baik
(Perawat)

Kamis, 14 Desember 2020

138
Pukul : 15.30 WIB

Keluarga mampu memodifikasi


lingkungan
S:
3. Klien mengatakan akan
menanam tanaman toga di
lingkungan rumahnya
4. Keluarga mengatakan selalu
menyimpan barang-barang
dengan baik supaya tidak terjadi
cedera

O:
3. Klien dan keluarga terlihat
kooperatif ketika menjawab
pertanyaan
4. Perhatian klien dan keluarga
baik, mendengarkan dengan

139
baik

A:
Masalah kesiapan meningkatkan
manajemen kesehatan pada Ny.
H dengan diabetes mellitus
dengan tugas kesehatan keluarga
mampu memodifikasi lingkungan
sudah teratasi.

P:
Lanjutkan intervensi :
1. Evaluasi kembali terkait tugas
kesehatan keluarga mengenal
masalah kesehatan
2. Evaluasi kembali terkait tugas
kesehatan keluarga mengambil
keputusan
3. Evaluasi kembali tugas

140
kesehatan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit
4. Evaluasi kembali tugas
kesehatan keluarga mampu
memodifikasi lingkungan
5. Keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas
kesehatan.

(Perawat)

Kamis, 14 Desember 2020 Kamis, 14 Desember 2020


Pukul : 14.45 WIB Pukul : 14.55 WIB

Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas Keeluarga mampu memanfaatkan

141
kesehatan fasilitas kesehatan
5. Mendiskusikan pengetahuan klien dan S:
keluarga tentang fasilitas kesehatan 1. Klien mengatakan terdapat
yang ada posyandu lansia, puskesmas,
6. Mendiskusikan bersama klien dan dan rumah sakit Tegalyoso.
keluarga manfaat penggunaan fasilitas 2. Klien mengatakan selalu
kesehatan yang tersedia untuk kontrol ke puskesmas secara
menunjang kesehatan rutin setiap obat habis atau
7. Mengevaluasi kembali pengetahuan memiliki masalah kesehatan
keluarga dank lien terkait manfaat lainnya.
fasilitas kesehatan 3. Klien mengatakan jika ada
8. Memberikan kesempatan untuk jadwal posyandu lansia selalu
bertanya berangkat untuk dapat cek kadar
gula darah
(Perawat) 4. Keluarga mengatakan fasilitas
kesehatan terdekat adalah
puskesmas

O:

142
1. Kontak mata klien dan keluarga
baik, memperhatikan
2. Klien dan keluarga terlihat
kooperatif saat diajak berbicara
(Perawat)
Kamis, 14 Desember 2020
Pukul : 15.35 WIB

Keluarga mampu memanfaatkan


fasilitas kesehatan

S:
1. Klien mengatakan kalau cek
kesehatan dan kadar gula darah
biasanya di puskesmas dan
posyandu lansia.
2. Klien mengatakan selalu
kontrol ke puskesmas secara
rutin setiap obat habis atau

143
memiliki masalah kesehatan
lainnya.
3. Keluarga mengatakan fasilitas
kesehatan terdekat adalah
puskesmas

O:
Klien dan keluarga mampu
menjawab pertanyaan tentang
fasilitas kesehatan yang tersedia dan
manfaat memanfaatkan fasilitas
kesehatan.

A:
Masalah kesiapan meningkatkan
manajemen kesehatan pada Ny. H
dengan diabetes mellitus dengan
tugas kesehatan keluarga mampu

144
memanfaatkan fasilitas kesehatan
teratasi.

P:
Lanjutkan intervensi :
1. Evaluasi kembali terkait tugas
kesehatan keluarga mengenal
masalah kesehatan
2. Evaluasi kembali terkait tugas
kesehatan keluarga mengambil
keputusan
3. Evaluasi kembali tugas
kesehatan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit
4. Evaluasi kembali tugas
kesehatan keluarga mampu
memodifikasi lingkungan
5. Evaluasi kembali terkait tugas
kesehatan keluarga

145
memanfaatkan fasilitas
kesehatan

(Perawat)

3. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh

Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi


Ketidakseimbangan nutrisi : Kamis, 14 Desember 2020 Kamis, 14 Deember 2020
kurang dari kebutuhan tubuh Pukul : 09.00 WIB Pukul : 09.30 WIB

Data subjektif : Keluarga mampu mmengenal masalah Keluarga mampu mengenal


Ny. H mengatakan sering mengeluh kesehatan masalah kesehatan
sedikit pusing, pandangan mata kabur, 1. Mengkaji pengetahuan klien dan S:
lemas, berat badan menurun 12 kg. keluarga tentang diit DM Klien (Ny. M) mengatakan :
2. Mendiskusikan dengan klien dan 1. Bahwa selama ini masak masih
Data Objektif : keluarga tentang pengertian, tujuan, dibumbuhi gula
1. Pasien terlihat lemah macam-macam diit DM 2. Ny. H masih suka makan
2. Indeks massa tubuh 18.75 3. Memberikan kesempatan pada keluarga gorengan dan roti manis, makan
3. Konjungtiva anemis untuk bertanya sehari 2x porsi makan seperempat

146
4. Lingkar lengan atas (LLA) 25 cm 4. Memberikan tanggapan yang positif nasi.
3. Diit adalah pengontrolan makan
(Perawat) untuk mencegah terjadinya
komplikasi
4. Tujuan diit adalah untuk
mengontrol gula darah

Keluarga mengatakan :
Ny. H masih belum bisa mengubah
pola makannya sesuai dengan
sakitnya

O:
1. Klien dan keluarga sangat
kooperatif saat dijelaskan materi
2. Perhatian klien dan keluarga baik
dan memperhatikan media
penyuluhan

147
3. Klien mampu menjawab
pertanyaan yang diberikan saat
evaluasi

(Perawat)

Kamis, 14 Desember 2020


Pukul : 13.00 WIB

Keluarga mampu mengenal


masalah kesehatan
S:
1. Keluarga mengatakan Ny. H
masih belum bisa mengubah pola
makannya sesuai dengan sakitnya
2. Klien mengatakan bahwa selama
ini masak masih dibumbuhi gula
3. Klien mengatakan masih suka
makan gorengan dan roti manis,

148
makan sehari 2x porsi makan
seperempat nasi.
5. Klien mengatakan diit adalah
pengontrolan makan untuk
mencegah terjadinya komplikasi
6. Klien mengatakan tujuan diit
adalah untuk mengontrol gula
darah

O:
1. Klien (Ny. H) dapat menjawab
dengan baik pertanyaan yang
diajukan
2. Klien dan keluarga sangat
kooperatif

A:
Masalah kesiapan meningkatkan
manajemen kesehatan pada Ny. H

149
dengan diabetes mellitus dengan
tugas kesehatan keluarga mampu
mengenal masalah kesehatan teratasi
sebagaian.

P:
Lanjutkan intervensi :
1. Evaluasi kembali tugas kesehatan
keluarga mengenal masalah
kesehatan
2. Keluarga mampu mengambil
keputusan
3. Keluarga mampu merawat
anggota keluarga yang sakit
4. Keluarga mampu memodifikasi
lingkungan
5. Keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan
(Perawat)

150
Kamis, 14 Desember 2020 Kamis, 14 Desember 2020
Pukul : 09.15 WIB Pukul : 09.30 WIB

Keluarga mampu mengambil keputusan Keluarga mampu mengambil


1. Mendiskusikan dengan klien dan keputusan
keluargatentang komplikasi DM S:
2. membimbing dan motivasi keluarga 1. Klien mengatakan akan berusaha
untuk mengambil keputusan dalam mematuhi anjuran yang diberikan
menangani masalah DM dengan diit 2. Klien mengatakan terkadang
3. Mengevaluasi kembali tentang masih menambahkan gula saat
keputusan yang telah dibuat masak
4. memberikan pujian atas keputusan 3. Klien mengatakan akan
yang diambil keluarga untuk menghindari makanan yang tidak
mengatasi DM pada keluarga dianjurkan
(Perawat)
O:
1. Klien terlihat kooperatif ketika
dijelaskan

151
2. Klien terlihat memperhatikan
penjelasan dengan baik
3. Klien bersikap terbuka dengan
mahasiswa
(Perawat)
Kamis, 14 Desember 2020
Pukul : 13.00 WIB

Keluarga mampu mengambil


keputusan
S:
1. Klien mengatakan akan berusaha
mematuhi anjuran supaya gula
darahnya dapat terkontrol
2. Klien mengatakan akan
mengurangi gula ketika memasak
3. Klien mengatakan akan
memperbanyak makanan kukusan
dan mengurangi gorengan

152
4. Klien mengatakan akan
menghindari makanan yang tidak
dianjurkan

O:
1. Klien terlihat kooperatif dengan
penjelasan yang diberikan
2. Klien terlihat semangat
mengusahakan terkait
pengontrolan DM yang di
deritanya
A:
Masalah kesiapan peningkatan
manajemen kesehatan dengan
diabetes mellitus dengan tugas
kesehatan keluarga mampu mengambil
keputusan sudah teratasi.

P:

153
Lanjutkan intervensi
6. Evaluasi kembali terkait tugas
keehatan keluarga mampu
mengenal masalah kesehatan
7. Evaluasi kembali terkait tugas
kesehatan keluarga mampu
mengambil keputusan
8. Keluarga mampu merawat
anggota keluarga yang sakit
9. Keluarga mampu menciptakan
lingkungan yang baik
10. Keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan

(Perawat)
Kamis, 14 Desember 2020
Pukul : 09.35 WIB

Keluarga mampu merawat anggota

154
keluarga yang sakit
1. Mengkaji pengetahuan keluarga dan Kamis, 14 Desember 2020
mendiskusikan tentang makanan yang Pukul :09.50 WIB
baik untuk penderita DM.
2. memberi kesempatan keluarga untuk Keluarga mampu merawat anggota
bertanya keluarga yang sakit
3. Berikan tanggapan positif S:
1. Klien mengatakan terkadang
makan makanan yang dikukus
(Perawat)
seperti ubi-ubian

O:
3. Kontak mata klien dan keluarga
bagus, selalu memperhatikan
media
4. Klien dan keluarga terlihat sangat
kooperatif

(Perawat)

155
Kamis, 14 Desember 2020
Pukul : 13.10 WIB

Keluarga mampu merawat


anggota keluarga yang sakit
S:
1. Klien mengatakan terkadang
makan makanan yang dikukus
seperti ubi-ubian

O:
1. Kontak mata klien dan keluarga
bagus, selalu memperhatikan
media
2. Klien dan keluarga terlihat sangat
kooperatif

A:

156
Masalah kesiapan meningkatkan
manajemen kesehatan pada Ny. H
dengan diabetes mellitus dengan
tugas kesehatan keluarga mampu
merawat anggota keluarga yang sakit
sudah teratasi.

P:
Lanjutkan intervensi :
1. Evaluasi kembali terkait tugas
kesehatan keluarga mengenal
masalah kesehatan
2. Evaluasi kembali terkait tugas
kesehatan keluarga mengambil
keputusan
3. Evaluasi kembali tugas
kesehatan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit
4. Keluarga mampu memodifikasi

157
lingkungan
5. Keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas
Kamis , 14 Desember 2020 kesehatan.
Pukul : 10. 55 WIB
(Perawat)
Keluarga mampu memodifikasi
lingkungan
1. Mendiskusikan pengetahuan klien dan Kamis, 14 Desember 2020
keluarga tentang lingkungan yang Pukul : 11.10 WIB
menunjang kesehatan keluarga
2. Mengevaluasi kembali pengetahuan Keluarga mampu memodifikasi
keluarga mengenai lingkungan yang lingkungan
menunjang kesehatan S:
3. Memberikan tanggapan positif 1. Klien mengatakan tidak
memiliki tanaman toga disekitar
(Perawat) rumahnya
2. Keluarga mengatakan selalu
menyimpan barang-barang

158
dengan baik supaya tidak terjadi
cedera

O:
1. Klien dan keluarga terlihat
kooperatif ketika menjawab
pertanyaan
2. Perhatian klien dan keluarga
baik, mendengarkan dengan
baik
(Perawat)

Kamis, 14 Desember 2020


Pukul : 13.10 WIB

Keluarga mampu memodifikasi


lingkungan
S:
1. Klien mengatakan akan

159
menanam tanaman toga di
lingkungan rumahnya
2. Keluarga mengatakan selalu
menyimpan barang-barang
dengan baik supaya tidak terjadi
cedera

O:
1. Klien dan keluarga terlihat
kooperatif ketika menjawab
pertanyaan
2. Perhatian klien dan keluarga
baik, mendengarkan dengan
baik

A:
Masalah kesiapan meningkatkan
manajemen kesehatan pada Ny.
H dengan diabetes mellitus

160
dengan tugas kesehatan keluarga
mampu memodifikasi lingkungan
sudah teratasi.

P:
Lanjutkan intervensi :
1. Evaluasi kembali terkait tugas
kesehatan keluarga mengenal
masalah kesehatan
2. Evaluasi kembali terkait tugas
kesehatan keluarga mengambil
keputusan
3. Evaluasi kembali tugas
kesehatan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit
4. Evaluasi kembali tugas
kesehatan keluarga mampu
memodifikasi lingkungan
5. Keluarga mampu

161
memanfaatkan fasilitas
kesehatan.

Kamis, 14 Desember 2020 (Perawat)


Pukul : 11.15 WIB

Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas


kesehatan
1. Mendiskusikan pengetahuan klien dan Kamis, 14 Desember 2020
keluarga tentang fasilitas kesehatan Pukul : 13.10 WIB
yang ada
2. Mendiskusikan bersama klien dan Keeluarga mampu memanfaatkan
keluarga manfaat penggunaan fasilitas fasilitas kesehatan
kesehatan yang tersedia untuk S:
menunjang kesehatan 1. Klien mengatakan terdapat
3. Mengevaluasi kembali pengetahuan posyandu lansia, puskesmas,
keluarga dank lien terkait manfaat dan rumah sakit Tegalyoso.
fasilitas kesehatan 2. Klien mengatakan selalu
4. Memberikan kesempatan untuk kontrol ke puskesmas secara

162
bertanya rutin setiap obat habis atau
memiliki masalah kesehatan
(Perawat) lainnya.
3. Klien mengatakan jika ada
jadwal posyandu lansia selalu
berangkat untuk dapat cek kadar
gula darah
4. Keluarga mengatakan fasilitas
kesehatan terdekat adalah
puskesmas

O:
1. Kontak mata klien dan keluarga
baik, memperhatikan
2. Klien dan keluarga terlihat
kooperatif saat diajak berbicara
(Perawat)
Kamis, 14 Desember 2020
Pukul : 13.20 WIB

163
Keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan

S:
1. Klien mengatakan kalau cek
kesehatan dan kadar gula darah
biasanya di puskesmas dan
posyandu lansia.
2. Klien mengatakan selalu
kontrol ke puskesmas secara
rutin setiap obat habis atau
memiliki masalah kesehatan
lainnya.
3. Keluarga mengatakan fasilitas
kesehatan terdekat adalah
puskesmas

164
O:
Klien dan keluarga mampu
menjawab pertanyaan tentang
fasilitas kesehatan yang tersedia dan
manfaat memanfaatkan fasilitas
kesehatan.

A:
Masalah kesiapan meningkatkan
manajemen kesehatan pada Ny. H
dengan diabetes mellitus dengan
tugas kesehatan keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas kesehatan
teratasi.

P:
Lanjutkan intervensi :
1. Evaluasi kembali terkait tugas

165
kesehatan keluarga mengenal
masalah kesehatan
2. Evaluasi kembali terkait tugas
kesehatan keluarga mengambil
keputusan
3. Evaluasi kembali tugas
kesehatan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit
4. Evaluasi kembali tugas
kesehatan keluarga mampu
memodifikasi lingkungan
5. Keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas
kesehatan.

(Perawat)

166
BAB 4
PEMBAHASAN

Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan pada keluarga Tn. S dengan Ny. H


yang menderita diabetes di Prambanan, Klaten perawat melakukan pendekatan
dengan proses keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan,
intervesi, implementasi, evaluasi, dan dokumentasi.
Menurut Muhlisin, (2011) dalam Rinawati, Prema (2018) Proses Asuhan
Keperawatan adalah suatu metode efektif pemecahan masalah yang dilakukan
perawat terhadap klien dengan pendekatan metodologi ilmiah. Asuhan
keperawatan dapat dipertanggung jawabkan berdasarkan substansi ilmiah yaitu
logis, sistematis, dinamis, dan terstruktur. Proses keperawatan adalah suatu
metode ilmiah yang sistematis dan terorganisir dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien yang berfokus pada respon individu terhadap gangguan
Kesehatan yang dialami (Manurung, 2011 dalam Rinawati Prema, 2018)
Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk menjelaskan tentang
kesenjangan atau perbedaan antara teori dengan kasus nyata yang muncul pada
klien

A. Pengkajian
Menurut Nies, dan McEwen (2019), Perawat memperoleh informasi
terkait Kesehatan keluarga melalui wawancara dengan satu atau lebih anggota
keluarga, atau wawancara dengan subsistem di dalam keluarga seperti ibu-
anak, orang tua – orang tua, saudara – saudara. Perawat juga dapat
memperoleh informasi melalui observasi lingkungan tempat tinggal keluarga
seperti lingkungan rumah, tetangga sekitar, dan lingkup yang lebih besar
yaitu komunitas. Instrumen pengkajian keluarga digunakan oleh banyak
disiplin ilmu Kesehatan dan sangat membantu dalam memperoleh data
dimensi keluarga seperti kepuasan perkawinan, kemampuan koping, dan
gangguan fungsi keluarga.
Pengkajian anggota keluarga meliputi pengkajian karakteristik
keluarga termasuk struktur, proses, dan lingkungan keluarga (tempat tinggal,

167
tetangga, komunitas). Panduan pengkajian digunakan untuk digunakan untuk
mendapatkan informasi – informasi yang berhubungan dengan kondisi
keluarga yang akan membantu perawat. Sebaiknya, perawat mengumpulkan
informasi terkait pengkajian melalui beberapa pertemuan dengan keluarga
dan anggota keliuarga lain serta pasangan dalam keluarga. Pengkajian
keluarga juga memasukkan penggalian informasi dari komunitas, tetangga,
dan lingkungan rumah tempat keluarga tinggal. Untuk melengkapi pengkajian
Kesehatan keluarga memerlukan pertemuan beberapa kali dengan keluarga.
Menurut Friedman, et al (2018) saat melakukan pengkajian, perawat
harus membangun hubungan saling percaya (BHSP) yang saling menghargai
dan terbuka. Komunikasi yang jujur sangat berkaitan dengan proses
pengkajian dan fase orientasi saat bekerjasama dengan keluarga. Perawat juga
harus menciptakan konteks yang terbuka bagi keluarga untuk
mengimplementasikan intervensi keperawatan keluarga selanjutnya sehingga
meningkatkan rasa percaya keluarga kepada perawat. Rasa percaya dimulai
ketika perawat menyampaikan penerimaan kepada keluarga dan menghargai
kemampuan, hak dan keyakinan keluarga tanpa memperdulikan tujuan, nilai,
ataupun harapan perawat.
Dari hasil pengkajian pada kasus didapatkan adanya kesenjangan
dengan teori yang ditemukan pada kasus. Adapun Pembahasan mengenai
pengkajian pada masalah Kesehatan keluarga dan masalah diabetes mellitus
sebagai berikut :
a. Masalah Kesehatan Keluarga
1) Data yang ada dalam teori dan ada dalam kasus, yaitu :
a) Tipe Keluarga Nuclear Family
Menurut Friedman, et al (2010), Nuclear Family atau keluarga
inti adalah Tipe keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan Anak.
Pada keluarga Ny. H adalah keluarga Inti yang terdiri dari Tn. S
sebagai kepala keluarga, Ny. H sebagai Istri dan Sdri. M sebagai
anak. Dari hasil pengkajian didapatkan Tn. S dan Sdri. M dalam

168
keadaan sehat dan Ny. H yang sedang mengalami diabetes Mellitus
sejak 8 tahun yang lalu.
Menurut Damayanti, S, Nursiswati, dkk (2014), Penyakit
diabetes Mellitus yang muncul pada tipe keluarga inti atau Nuclear
Family ini karena dalam keluarga tersebut terdapat dampak
psikologis yang dirasakan pasien dengan Diabetes Mellitus yang
berupa rasa cemas atau depresi. Dalam penelitian Damayanti, S.,
dkk (2014) yang berjudul “Dukungan Keluarga pada Pasien
Diabetes Mellitus Tipe 2 dalam menjalankan Self-Management
Diabetes” diperoleh bahwa dukungan emosional sangat diperlukan
untuk pasien yang memiliki penyakit kromik seperti diabetes
mellitus karena dampak negatif dari penyakit ini tidak hanya pada
fisik tetapi juga psikologis. Dampak psikologis yang dirasakan
pasien diabetes mellitus berupa rasa cemas atau depresi yang
berhubungan dengan penurunan kemampuan merawat diri, Kontrol
metabolik dan peningkatan komplikasi pada penyakit diabetes
mellitus.
b) Tahap Perkembangan Keluarga
Menurut Bakri (2017) dalam Rohmah, A. Z (2018)
perkembangan keluarga adalah sebuah proses perubahan sistem
keluarga yang bergerak bertahap dari waktu ke waktu. Setiap
tahapan umumnya memiliki tugas dan risiko Kesehatan yang
berbeda – beda. Keluarga Ny. H saat ini berada di tahap
perkembangan lansia yang dibuktikan dengan usia 65 tahun dan
Tn. S 67 tahun. Saat dilakukan observasi tugas perkembangan
keluarga yang belum terpenuhi adalah mempertahankan
pengaturan hidup yang memuaskan yang dibuktikan dengan Ny. H
yang menderita diabetes mellitus sejak 8 tahun yang lalu. Saat
dilakukan pemeriksaan GDS saat pengkajian didapatkan hasil 432
mg/dl.

169
Jadi, kesimpulannya adalah apabila salah satu tugas
perkembangan masing – masing keluarga tidak dilaksanakan maka
akan terjadi masalah dalam keluarga tersebut.
c) Status atau Fungsi Ekonomi
Menurut Friedman, et al (2010) status ekonomi adalah fungsi
keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga
seperti kebutuhan untuk makan, pakaian, dan tempat tinggal.
Pendapatan yang diperoleh sangat berpengaruh terhadap
manajemen pencegahan dan perawatan pada penderita diabetes
mellitus dalam melakukan pemeriksaan, penyediaan makanan dan
pengobatan.
Hasil dari pengkajian data ini dapat muncul karena karena
saat dilakukan pengkajian Tn. S mengatakan dirinya sudah tidak
bekerja sehingga yang mencari nafkah adalah Ny. H dan anaknya
sdri. M, penghasilan yang diperoleh dari keduanya rata – rata Rp.
2.000.000 untuk mencukupi kebutuhan sehari – hari seperti makan,
membayar listrik, air PDAM dan lain- lain.
2) Data yang ada dalam teori tetapi tidak ada dalam kasus, yaitu :
a) Fungsi reproduksi
Menurut Friedman, et al (2010) Fungsi Reproduksi adalah
untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia. Hasil dari pengkajian data ini tidak muncul pada kasus
karena tidak ada masalah pada fungsi reproduksi pada keluarga
Ny. H. Hal ini dibuktikan dengan faktor usia Ny. H saat ini
berusia 65 tahun yang masuk dalam kategori lansia dengan fase
penurunan fungsi reproduksi. Tn. S dan Ny. H memiliki 1 orang
anak perempuan yang berusia 27 tahun dan belum menikah.
3) Data yang ada dalam kasus tetapi tidak ada dalam teori
Saat melakukan pengkajian dan implementasi selama 1 kali
kunjungan, tidak ditemukan data yang tidak sesuai dengan pengkajian
yang ada pada teori tetapi tidak ada dalam kasus.

170
b. Masalah Diabetes Mellitus
1) Data yang ada dalam teori dan ada dalam kasus, yaitu :
a) Meningkatnya frekuensi buang air kecil (polyuria)
Menurut smeltzer (2012) dalam Rahmasari I, Endah S. W
(2019) polyuria merupakan peningkatan pengeluaran urin yang
terjadi apabila peningkatan glukosa melebihi nilai ambang ginjal
untuk reabsorbsi glukosa, maka akan terjadi glukossuria. Hal ini
menyebabkan diuresis osmotic yang secara klinis bermanifestasi
sebagai polyuria.
Pada saat pengkajian, data ini muncul pada Ny. H dimana
saat dilakukan wawancara Ny. H mengatakan sering buang air
kecil sehari 5 – 6 kali terutama pad malam hari, dengan frekuensi
banyak sesuai dengan banyaknya yang diminum.
b) Meningkatnya rasa haus (polidipsi)
Menurut Smeltzer (2012) dalam Rahmasari I, Endah S. W
(2019) Polidipsi adalah peningkatan rasa haus yang terjadi karena
tingginya kadar glukosa darah yang menyebabkab dehidrasi berat
pada sel di seluruh tubuh. Hal ini terjadi karena glukosa tidak
dapat dengan mudah berdifusi melewati pori – pori membrane sel.
Rasa lelah dan kelemahan otot akibat katabolisme protein di otot
dan ketidakmampuan sebagain besar sel untuk menggunakan
glukosa sebagai energi. Aliran darah yang buruk pada diabetes
kronis juga berperan menyebabkan kelelahan.
Pada saat pengkajian data ini muncul pada Ny. H dimana
saat dilakukan wawancara Ny. H mengatakan sering haus
terutama pada siang hari, malam hari minum 6-7 gelas air putih.
c) Penurunan berat badan
Menurut Rias, Yohanes A, Ekawati S (2017) penyandang
Diabetes Mellitus akan mengalami defisiensi insulin, sehingga
terganggunya metabolosme protein dan lemak yang menyebabkan

171
penurunan berat badan. Penurunan berat badan ini akan
mengakibatkan berkurangnya jumlah simpanan kalori.
Pada saat dilakukan pengkajian, data ini muncul pada Ny.
H dimana saat dilakukan wawancara Ny. H mengatakan berat
badan awalnya 57 kg dan setelah menderita diabetes mellitus
berat badannya menjadi 45 kg.
d) Pandangan kabur
Menurut Muwani dan Setyowati (2013) pada penderita
diabetes mellitus banyak terjadi gangguan pada pembuluh darah
pada mata. Pembuluh darah pada mata akan menebal sehingga
menyebabkan penglihatan menjadi kurang jelas hingga
menyebabkab kebutaan.
Pada saat dilakukan pengkajian Ny. H mengatakan belum
pernah dirawat dirumah sakit karena penyakitnya, tetapi klien
sering mengeluhkan pandangan matanya kabur.
e) Kelemahan
Menurut smeltzer, et al (2010) dalam Sutawardana, Jon H,
Yulia, dkk (2016) kelemahan fisik menjadi keluhan utama yang
sering diungkapkan oleh penderita diabetes mellitus karena
kurangnya uptake glukosa oleh sel – sel tubuh.
Pada saat pengkajian, data ini muncul pada Ny. H, dimana
saat dilakukan wawancara Ny. M mengatakan mudah Lelah walau
tidak beraktivitas dan merasa sangat Lelah saat melakukan
banyak aktivitas seperti mengerjakan pekerjaan rumah, dan
bekerja.
2) Data yang ada dalam teori tetapi tidak ada dalam kasus
a) Kulit gatal
Menurut Saskia, Tresa, I dan Hanna M (2015) pada penderita
diabetes mellitus bisa saja terjadi gatal pada kulit. Hal ini
disebabkab oleh adanya jamur yang menyerang kulit. Infeksi
jamur yang sering menyerang penderita diabetes mellitus yaitu

172
kandidiasis, merupakan infeksi jamur yang disebabkan oleh jamur
Candida albicans. Infeksi jamur pada penderita diabetes biasanya
menyerang kulit pada daerah lipatan seperti ketiak, bawah
payudara, lipatan paha, atau juga pada wanita menyebabkan gatal
pada daerah kemaluan dan keputihan. Infeksi jamur lainnya yang
ditemukan pada penderita diabeters mellitus yaitu : Tinea pedis
(kaki atlet/kutu air), tinea kruris (kadas), dan tinea korporis
(kurap).
Pada saat dilakukan pengkajian, data ini tidak muncul pada
Ny. H dimana saat dilakukan wawancara Ny.M mengatakan tidak
pernah ada keluhan gatal pada tubuhnya terutama pada derah
lipatan.
Tanda dan gejala kulit gatal ada pada teori tetapi tidak ada
dalam kasus karena saat di observasi kulit klien tidak ada
kemerahan, tidak ada benjolan, tidak ada keluhan rasa gatal, dan
tidak ada gerakkan menggaruk kulit.
b) Meningkatnya rasa lapar (polyfagia)
Menurut Smeltzer (2012) dalam Rahmasari I, Endah S. W
(2019) Polyfagia merupakan peningkatan rasa lapar yang terjadi
karena penurunan aktivitas kenyang di hipotalamus. Glukosa
sebagai hasil metabolisme karbohidrat tidak dapat masuk ke
dalam sel, sehingg amenyebabkan terjadinya kelaparan.
Pada saat dilakukan pengkajian data ini tidak muncul pada
Ny. H karena saat dilakukan wawancara Ny. H mengatakan tidak
ada rasa peningkatakan rasa lapar, makan sewajarnya seperti
biasa.
3) Data yang ada dalam kasus tetapi tidak ada dalam teori
Saat melakukan pengkajian dan implementasi selama satu kali
kunjungan tidak ditemukan data yang tidak sesuai dengan
pengkajian yang ada pada teori tetapi tidak ada dalam kasus.

173
H. Diagnosa Keperawatan
Menurut Dinarti dan Yuli Mulyati (2017) Diagnosa Keperawatan
adalah keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga atau masyarakat
sebagai akibat dari masalah Kesehatan atau proses kehidupan yang aktual
atau potensial. Diagnosa keperawatan merupakan dasar dalam penyusunan
rencana Tindakan asuhan keperawatan. Diagnosis keperawatan sejalan
dengan diagnosis medis karena dalam mengumpulkan data saat melakukan
pengkajian keperawatan dibutuhkan untuk menegakkan diagnose
keperawatan ditinjau dari keadaan penyakit dalam diagnosa medis.
Berdasarkan Analisa data pada kasus, dapat ditegakkan 3 diagnosa
keperawatan pada klien sesuai dengan skoring makalah masalah
keperawatan keluarga, yaitu :

1. Kesiapan Meningkatkan Manajemen Kesehatan Ny. H dengan


Diabetes Mellitus
Diagnosa keperawatan ini dijadikan diagnosa Prioritas yang
pertama dengan alasan sifat masalah aktual, kemungkin diubah
mudah, kemungkinan dicegah tinggi, dan menonjolkan masalah
segera dengan total skor 5.
2. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah pada Ny. H dengan Diabetes
Mellitus
Diagnosa Keperawatan ini dijadikan diagnosa prioritas yang kedua
dengan alasan sifat masalah aktual, kemungkinan diubah mudah,
kemungkinan dicegah rendah, dan menonjolkan masalah segera
dengan total skor 4 1/3.
3. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.H
dengan Diabetes Mellitus
Diagnosa Keperawatan ini dijadikan diagnosa prioritas yang ketiga
dengan alasan sifat masalah aktual, kemungkinan diubah Sebagian,
kemungkinan dicegah tinggi, dan menonjolkan masalah segera dengan
total skor 4.

174
Setelah menemukan beberapa hasil diagnosa keperawatan dari
pengkajian, Analisa data, penegakkan diagnosa keperawatan keluarga,
dan skoring masalah keluarga tersebut didapatkan kesenjangan dengan
teori yang ditemukan pada kasus. Pembahasan diagnosa keperawatan,
sebagai berikut :
1. Diagnosa yang ada dalam teori dan ada dalam kasus, yaitu :
a. Kesiapan Meningkatkan Manajemen Kesehatan Ny. H dengan
Diabetes Mellitus
Menurut Bulechek (2016) dalam Rahmasari I, Endah S. W
(2019) kesiapan meningkatkan manajemen Kesehatan
merupakan pola pengaturan dan pengintergrasian ke dalam
kehidupan sehari – hari sesuai regimen terapeutik untuk
pengobatan penyakit dan sekuelnya yang dapat ditingkatkan.
Diagnosa ini muncul pada kasus Ny. H yang menderita
Diabetes Mellitus karena adanya data yang mendukung. Hal
ini dibuktikan dengan Ny. H mengatakan selalu berusaha
datang ke Puskesmas untuk control kesehatannya, dan rutin
minum obat metformin 500mg dan juga sudah berusaha
membatasi konsumsi gula dan makanan manis.
b. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh pada
Ny.H dengan Diabetes Mellitus
Menurut PPNI (2016) ketidakseimbangan nutrisi : kurang
dari kebutuhan tubuh adalah asupan nutrisi tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan metabolik yang disebabkan oleh
kurangnya asupan makanan, tidak mampu menelan makanan,
enggan makan, berat badan menurun minimal 10% diawah
rentang ideal.
Diagnosa ini muncul dalam kasus Ny. H yang menderita
diabetes mellitus karena disebabkan oleh adanya data yang
medukung saat dilakukan pengkajian sampai penegakkan

175
diagnosa. Hal ini dibuktikan dengan Ny. M mengatakan berat
badannya turun hingga mencapai 12 Kg.
2. Diagnosa yang ada dalam teori tetapi tidak ada dalam kasus,
yaitu:
a. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
Menurut PPNI (2016) ketidakefektifan Manajemen
Kesehatan ke dalam kehidupan sehari – hari yang cukup untuk
memenuhi tujuan kesehatan dan dapat ditingkatkan. Dengan
Batasan karakteristik tidak menunjukkan perilaku adaptif
terhadap perubahan lingkungan, tidak menunjukkan minat
pada perbaikan perilaku Kesehatan, kurang pengetahuan
tentang praktik Kesehatan dasar, kurang dukungan sosial, dan
pola perilaku kurang mencari bantuan Kesehatan.
Diagnosa ini tidak muncul dalam kasus Ny. H yang
menederita diabetes mellitus dibuktikan dengan Ny. H sudah
rajin dalam mengontrol Kesehatan ke Puskesmas, rutin
meminum obat Metformin 500 mg, dan sudah membatasi
mengonsumsi gula dan makanan manis. Sehingga tidak ada
data yang mengatakan mengenai kegagalan atau
ketidakpatuhan Ny.H dalam manajemen Kesehatan.
b. Risiko Ketidakseimbangan Volume Cairan
Menurut Keliat, Budi, A. dkk (2018) Risiko
ketidakseimbangan volume cairan adalah rentan terhadap
penurunan, peningkatan atau pergeseran cepat cairan
intravascular, interstitial, dan/atau intraselular lain, yang dapat
menganggu Kesehatan. Ini mengacu pada kehilangan,
peningkatan cairan tubuh, atau keduanya. Dengan faktor risiko
akan dikembangkan dan kondisi terkait berkeringat, asites,
trauma, dan program pengobatan.
Diagnosa ini tidak muncul pada kasus Ny. H yang
menderita diabetes mellitus dibuktikan dengan tidak ada tanda

176
gejala yang menunjukkan bahwa Ny. H mengalami Penurunan
atau peningkatan cairan. Ny. H mengatakan minum 5-6 gelas/
hari dan buang air kecil 4 – 5 kali/ hari dengan urine berwarna
kuning jernih.
c. Risiko Kerusakan integritas kulit
Menurut Keliat, Budi, A. dkk (2018) Risiko kerusakan
Integritas kulit adalah rentan mengalami kerusakan epidermis
dan/atau dermis yang dapat mengganggu Kesehatan dengan
faktor risiko eksternal yaitu agens cedera kimiawi, hipertermia,
hipotermia, dan faktor risiko internal yaitu : gangguan volume
cairan, nutrisi tidak adekuat, dan faktor psikogenik. Kondisi
terkait gangguan sensasi, gangguan turgir kulit dan gangguan
sirkulasi.
Diagnosa ini tidak muncul pada kasus Ny. H yang
menderita diabetes mellitus karena dibuktikan dengan tidak
adanya tanda dan gejala terjadinya luka pada permukaan kulit
Ny. H terutama pada bagian kaki.
3. Diagnosa yang ada dalam kasus tetapi tidak ada dalam teori, yaitu :
1. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah pada Ny. H dengan
Diabetes Mellitus
Menurut PPNI (2016) Devi, I Gusti. A (2018)
Ketidakstabilan kadar glukosa darah adalah variasi dimana
kadar glukosa darah mengalami kenaikan atau penurunan dari
rentang normal yaitu mengalami hiperglikemi atau
hipoglikemi. Pada hiperglikemia dapat terjadi hipoglikemia
apabila mendapat penanganan yang kurang tepat sedangkan
pad ahipoglikemia dapat terjadi hiperglikemia apabila pola
makan tidak mengikuti anjuran diet. Pasien dengan diabetes
mellitus beresiko memiliki kadar glukosa darah yang tidak
stabil sehingga dapat menyebabkan gejala tertentu. Wilkinson
(2011) dalam Widyaningrum (2018).

177
Diagnosa ini muncul dalam kasus Ny. H yang menderita
Diabetes Mellitus karena disebabkan oleh adanya data yang
mendukung saat dilakukan pengkajian sampai penegakkan
diagnosa. Hal ini dibuktikan dengan Ny. M mengatakan hasil
glukosa darahnya tidak stabil, sudah berusaha mengurangi
konsumsi gula dan makanan manis, kadar gula darah sewaktu
saat pengkajian 432 mg/dl.

I. Intervensi
Setelah perumusan dan penegakan diagnosis keperawatan, tahap
selanjutnya adalah pembuatan rencana asuhan keperawatan. Intervensi
keperawatan keluarga dibuat berdasarkan hasil pengkajian, penegakan
diagnosa keperawatan, pernyataan dari keluarga, hasil diskusi dengan
keluarga dengan merumuskan tujuan, mengidentifikasi strategi intervensi
alternative dan sumber, serta menentukan prioritas. Intervensi tidak
bersifat rutin, acak, atau standar, tetapi dirancang bagi keluarga tertentu
dengan siapa perawat keluarga sedang bekerja (Friedman, 2010).
Intervensi keperawatan dirumuskan berdasarkan diagnosa yang telah
didapatkan. Berdasarkan tujuan umum dan tujuan khusus yang dilengkapi
dengan kriteria dan standar. Intervensi diagnosa yang ditegakkan :
1. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan
Tujuan masalah kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan pada
keluarga Ny. H dapat ditingkatkan.
a. Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
Pada perencanaan ini bertujuan mengidentifikasi masalah
kesehatan dengan berdiskusi dan memberikan edukasi kesehatan
kepada keluarga Ny. H tentang diabetes mellitus meliputi
pengertian, penyebab, tanda dan gejala dan pencegahan.
b. Keluarga mampu mengambil keputusan
Pada perencanaan ini bertujuan memberikan pilihan alternative
pada Ny. H dan keluarga tentang keputusan yang diambil keluarga

178
dalam merawat anggota keluarga dengan diabetes mellitus dengan
memberikan edukasi kesehatan tentang pencegahan komplikasi
lanjut pada diabetes mellitus.
c. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit
Pada perencanaan ini bertujuan memberikan pilihan alternative
dalam perawatan Ny. H dengan diabetes mellitus pada klien dan
keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan cara
memberikan edukasi kesehatan tentang manajemen diit diabetes
mellitus.
d. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan
Pada perencanaan ini bertujuan mengidentifikasi pemeliharaan
lingkungan rumah dalam menunjang perawatan Ny. H oleh
keluarga dengan cara menyediakan tempat yang aman dan nyaman
untuk anggota keluarga dengan diabetes mellitus.
e. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan
Pada perencanaan ini penulis lebih memotivasi dan lebih
menekankan kembali kepada Ny. H dan keluarga untuk melakukan
pemeriksaan dan mengontrol kesehatan ke pelayanan kesehatan
yang tersedia sesusai yang dianjurkan.
2. Ketidakstabilan kadar glukosa darah
Tujuan masalah ketidakstabilan kadar glukosa darah pada Ny. H dapat
teratasi.
a. Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
Pada perencanaan ini bertujuan mengidentifikasi masalah
kesehatan dengan berdiskusi dan memberikan edukasi kesehatan
kepada keluarga Ny. H tentang diabetes mellitus meliputi
pengertian, penyebab, tanda dan gejala dan pencegahan.
b. Keluarga mampu mengambil keputusan
Pada perencanaan ini bertujuan memberikan pilihan alternative
pada Ny. H dan keluarga tentang keputusan yang diambil keluarga
dalam merawat anggota keluarga dengan diabetes mellitus dengan

179
memberikan edukasi kesehatan tentang pencegahan komplikasi
lanjut pada diabetes mellitus.
c. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit
Pada perencanaan ini bertujuan memberikan pilihan alternative
dalam perawatan Ny. H dengan diabetes mellitus pada klien dan
keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan mendiskusikan
pentingnya mengontrolan kadar gula darah.
d. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan
Pada perencanaan ini bertujuan mengetahui cara memilih alas kaki
untuk penderita diabetes mellitus dalam menunjang perawatan Ny.
H oleh keluarga.
e. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan
Pada perencanaan ini penulis lebih memotivasi dan lebih
menekankan kembali kepada Ny. H dan keluarga untuk melakukan
pemeriksaan dan mengontrol kesehatan ke pelayanan kesehatan
yang tersedia sesusai yang dianjurkan.
3. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan masalah ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan
tubuh pada Ny. H dapat teratasi.
1. Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
Pada perencanaan ini bertujuan mengidentifikasi masalah
kesehatan dengan berdiskusi dan memberikan edukasi kesehatan
kepada keluarga Ny. H tentang diit diabetes mellitus meliputi
pengertian, tujuan dan macam-macam diit.
2. Keluarga mampu mengambil keputusan
Pada perencanaan ini bertujuan memberikan pilihan alternative
pada Ny. H dan keluarga tentang keputusan yang diambil keluarga
dalam merawat anggota keluarga dengan diabetes mellitus dengan
memberikan edukasi kesehatan tentang pencegahan komplikasi
lanjut pada diabetes mellitus.

180
3. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit
Pada perencanaan ini bertujuan memberikan pilihan alternative
dalam perawatan Ny. H dengan diabetes mellitus pada klien dan
keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan mendiskusikan
makanan yang baik dikonsumsi dan tidak bagi penderita diabetes
mellitus.
4. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan
Pada perencanaan ini bertujuan mengidentifikasi pemeliharaan
lingkungan rumah dalam menunjang perawatan Ny. H oleh
keluarga dengan cara menyediakan tempat yang aman dan nyaman
untuk anggota keluarga dengan diabetes mellitus.
5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan
Pada perencanaan ini penulis lebih memotivasi dan lebih
menekankan kembali kepada Ny. H dan keluarga untuk melakukan
pemeriksaan dan mengontrol kesehatan ke pelayanan kesehatan
yang tersedia sesusai yang dianjurkan.

J. Implementasi
Setelah merumuskan intervensi yang disusun, maka langkah
selanjutnya adalah melaksanakan implementasi sesuai dengan intervensi
yang telah dibuat dengan sasaran perubahan perilaku baik verbal,
pengetahuan, sikap maupun tindakan. Implementasi keperawatan adalah
serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu pasien
dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang baik
yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Proses pelaksanaan
implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-faktor lain
yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi
keperawatan dan kegiatan komunikasi (Dinarti & Mulyanti, 2017).
1. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan
Pada diagnosa ini dilakukan kunjungan pada tanggal 14 Desember
2020. Kegiatan yang dilakukan pada saat kunjungan adalah :

181
TUK 1 : mengkaji pengetahuan keluarga tentang diabetes mellitus,
memberikan edukasi mengenai masalah diabetes mellitus
menggunakan media leaflet
TUK 2 : mendiskusikan perawatan tindakan pencegahan kenaikan
kadar gula darah di rumah, memberikan edukasi kesehatan tentang
komplikasi DM, membantu mengarahkan keluarga dan klien untuk
dapat melakukan tindakan pengontrolan kadar gula darah
TUK 3 : membimbing dan memotivasi keluarga untuk berperan dalam
mengatasi masalah diabetes mellitus menjelaskan dan demonstrasi
pencegahan luka pada area kaki dengan senam kaki diabetes.
TUK 4 : mendiskusikan bersama keluarga bagaimana lingkungan
yang nyaman dan sehat bagi anggota keluarga dengan diabetes
mellitus misalnya penyimpanan perabotan, hal-hal yang dapat
menyebabkan terjadinya cedera,
TUK 5 : mendiskusikan bersama klien dan keluarga apa saja fasilitas
kesehatan yang ada dan bagaimana memanfaatkan fasilitas kesehatan
tersebut.
2. Ketidakstabilan kadar gula darah
Pada diagnosa ini dilakukan kunjungan pada tanggal 14 Desember
2020. Kegiatan yang dilakukan ketika kunjungan adalah :
TUK 1 : mengevaluasi kembali pengetahuan klien dan keluarga
tentang masalah kesehatan diabetes mellitus
TUK 2 : memberikan edukasi tentang pencegahan kenaikan kadar
gula darah misalnya mengurangi makanan manis
TUK 3 : mendiskusikan tentang pentingnya pengontrolan kadar gula
darah misalnya dengan manajemen stress, manajemen pola makan.
TUK 4 : mendiskusikan bersama klien dan keluarga bagaimana cara
pemilihan alas kaki yang baik untuk penderita diabetes mellitus dan
manfaatnya

182
TUK 5 : mendiskusikan bersama klien dan keluarga apa saja fasilitas
kesehatan yang ada dan bagaimana memanfaatkan fasilitas kesehatan
tersebut.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Pada diagnosa ini dilakukan kunjungan pada tanggal 14 Desember
2020. Kegiatan yang dilakukan saat kunjungan adalah :
TUK 1 : mendiskusikan tentang diit yang baik pada diabetes mellitus
dan memberikan edukasi kepada klien dan keluarga tentang
pengertian, tujuan, macam-macam diit DM.
TUK 2 : memotivasi dan membimbing klien dan keluarga dalam
penerapan pola makan sesuai diit untuk diabetes mellitus
TUK 3 : mendiskusikan bersama klien dan keluarga tentang makanan
yang baik dikonsumsi dan tidak pada diabetes mellitus
TUK 4 : mendiskusikan bersama tentang lingkungan yang sehat yang
dapat menunjang kesehatan misalnya dengan menanam tanaman toga.
TUK 5 : mendiskusikan bersama klien dan keluarga apa saja fasilitas
kesehatan yang ada dan bagaimana memanfaatkan fasilitas kesehatan
tersebut.

K. Evaluasi
Evaluasi adalah catatan yang berisi tentang kondisi pasien dan tujuan
perawatan yang telah dinilai setelah memberikan asuhan keperawatan.
Evaluasi sangat penting untuk menentukan tindakan yang harus perawat
lakukan selanjutnya ((Dinarti & Mulyanti, 2017). Evaluasi yang dilakukan
oleh penulis terdiri dari :
1. Evaluasi proses : dilakukan pada setiap tindakan yang telah dilakukan
kepada pasien
2. Evaluasi hasil : dilakukan setiap akhir pertemuan dengan mengacu
pada tujuan dan kriteria yang telah ditetapkan dalam perencanaan.

183
Evaluasi diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan sesuai TUK yaitu :
1. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan
Penulis menganggap masalah :
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga teratasi sebagian
b. Mengambil keputusan telah teratasi
c. Merawat anggota keluarga yang sakit telah teratasi
d. Memodifikasi lingkungan telah teratasi
e. Memanfaatkan fasilitas kesehatan telah teratasi
2. Ketidakstabilan kadar glukosa darah
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga teratasi sebagian
b. Mengambil keputusan telah teratasi
c. Merawat anggota keluarga yang sakit telah teratasi
d. Memodifikasi lingkungan telah teratasi
e. Memanfaatkan fasilitas kesehatan telah teratasi
3. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga teratasi sebagian
b. Mengambil keputusan telah teratasi
c. Merawat anggota keluarga yang sakit telah teratasi
d. Memodifikasi lingkungan telah teratasi
e. Memanfaatkan fasilitas kesehatan telah teratasi

184
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan asuhan keperawatan yang dilakukan, penulis asuhan
keperawatan pada keluarga Tn. S dengan Ny. H yang menderita diabetes
mellitus di Prambanan Klaten, maka penulis memberikan kesimpulan serta
saran untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan.
Setelah pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga pada Ny. H dengan
diabetes mellitus di Prambanan, Klaten maka di dapatkan kesimpulan sebagai
berikut :

1. Pengkajian
Dalam proses pengkajian penulis mengumpulkan data secara
komprehensif terkait dengan aspek biologis, psikologis, social dan
spiritual dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan
pemeriksaan fisik yang bersumber dari klien dan keluarga. Pada kasus
yang penulis kelola, klien dan keluarga sangat kooperatif dalam setiap
proses asuhan keperawatan yang dilakukan oleh penulis sehingga dapat
mengumpulkan data-data spesifik tentang pemahaman klien dan keluarga
terkait masalah kesehatan diabetes mellitus.
Selama proses pengkajian, penulis menerapkan komunikasi terapeutik
sehingga penulis tidak menemukan hambatan yang berarti karena klien
dan keluarga sangat kooperatif dan terbuka sehingga penulis dapat
memperoleh data sebanyak-banyaknya untuk mengetahui permasalahan
dan menentukan diagnosa keperawatan. Fokus pengkajian pada klien dan
keluarga adalah masalah kesehatan diabetes mellitus. Diabetes mellitus
adalah kenaikan kadar gula dalam darah dikarenakan insulin tidak dapat
bekerja dengan baik, yang ditandai dengan sering buang air kecil
(poliuria), sering merasa lapar (polifagia), sering merasa haus (polidipsi),
penurunan berat badan, pandangan kabur, kesemutan pada malam hari dan
mudah lelah.

185
Klien menderita diabetes mellitus sejak tahun 2013, saat dilakukan
pengkajian klien mengeluhkan sedikit pusing, pandangan mata kabur,
lemas, mudah lelah, berat badan menurun 12 kg. Klien mengetahui bahwa
gula darahnya tinggi ketika melakukan pemeriksaan di posyandu lansia,
kemudian sering kontrol ke puskesmas setempat.

15. Diagnosa keperawatan


Diagnosa keperawatan yang penulis tegakkan berdasarkan analisa data
pada kasus Ny. H dengan diabetes mellitus dalam asuhan keperawatan ada
3 masalah utama berdasarkan skoring masalah keperawatan keluarga
yaitu:
a. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan
Diagnosa keperawatan ini menjadi diagnosa prioritas pertama dengan
sifat masalah actual, kemungkinan diubah mudah, kemungkinan
dicegah tinggi dan menonjol masalah segera dengan total skor 5.
b. Ketidakstabilan kadar gula darah
Diagnosa keperawatan ini menjadi diagnosa prioritas kedua dengan
sifat masalah actual, kemungkinan diubah mudah, kemungkinan
dicegah rendah dan menonjol masalah segera dengan total skor 4 1/3.
c. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh.
Diagnosa keperawatan ini menjadi diagnosa prioritas ketiga dengan
sifat masalah actual, kemungkinan diubah sebagian, kemungkinan
dicegah rendah dan menonjol masalah segera dengan total skor 4.

16. Intervensi
Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan keluarga, penulis
mengingat dan mempertimbangkan latar belakang pendidikan, kondisi,
kebutuhan klien dan keluarga terutama dalam menetapkan edukasi
kesehatan dalam rencana keperawatan yang dibuat, penulis
mempertimbangkan tingkat pengetahuan dan kemampuan klien dan
keluarga dalam menerima informasi sehingga edukasi kesehatan yang
dijalankan dapat diterima dan dimengerti oleh klien dan keluarga dengan

186
baik. Perencanaan keperawatan yang dibuat oleh penulis dimasukkan
dalam setiap diagnosa keperawatan sehingga pelaksanaan dapat dilakukan
secara terorganisir. Penyusunan perencanaan keperawatan disusun
menurut kriteria 5 tugas kesehatan keluarga, yaitu :
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga
2. Mampu mengambil keputusan
3. Merawat anggota keluarga yang sakit
4. Memodifikasi lingkungan
5. Memanfaatkan fasilitas kesehatan

17. Implementasi
Tahap implementasi dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah
dibuat pada setiap diagnosa keperawatan yang ditegakkan yang sesuai
dengan kriteria 5 tugas kesehatan keluarga dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan kesehatan klien secara optimal. Implementasi merupakan
pengelolaan kesehatan berdasarkan rencana keperawatan keluarga yang
telah disusun.
Pada proses pelaksanaan rencana keperawatan, penulis selalu
melibatkan keluarga untuk mendampingi sebagai orang terdekat klien
dengan pertimbangan komunikasi yang baik dapat menunjang peningkatan
kesehatan dalam keluarga. Implementasi dilakukan menggunakan media
leaflet dan materi dalam leptop (Microsoft power point) untuk
memudahkan klien dan keluarga dalam menerima edukasi kesehatan yang
diberikan. Implementasi yang diberikan baik edukasi kesehatan atau
demonstrasi kepada klien dan keluarga mampu dipahami sehingga klien
dan keluarga mampu memaparkan kembali pengetahuan yang didapatkan.
Pada kasus kelolaan, penulis banyak mengalami kekurangan baik
pengetahuan maupun keterampilan dalam memberikan tindakan
keperawatan dikarenakan keterbatasan teori dan keterbatasan penulis. Hal
ini, dapat dijadikan motivasi penulis untuk belajar lebih banyak dan

187
berlatih keterampilan agar dapat memaksimalkan pemberian asuhan
keperawatan pada kasus kelolaan berikutnya.

18. Evaluasi
Dalam melakukan proses evaluasi, perawat melakukan evaluasi proses
dan hasil. Proses evaluasi dapat dilakukan dengan baik tanpa kendala
karena klien dan keluarga sangat kooperatif dengan perawat. Evaluasi
dilakukan untuk mengetahui perkembangan dan pencapaian tujuan pada
klien dan keluarga. Evaluasi proses dilakukan setelah perawat melakukan
tindakan keperawatan dan hasil evaluasi dilihat berdasarkan tujuan khusus
pada perencanaan yang telah dibuat, sedangkan evaluasi hasil dilakukan
pada akhir pertemuan setelah melakukan keseluruhan perencanaan pada
satu hari. Hasil evaluasi dikatakan teratasi, teratasi sebagian dan belum
teratasi dilihat dari tujuan umum yang telah ditetapkan pada perencaan
keperawatan yang mengacu pada 5 tugas kesehatan keluarga.

L. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat penulis berikan
adalah :
1. Bagi penderita diabetes mellitus
Lebih aktif dalam meningkatkan pengendalian kadar gula darah dengan
menerapkan manajemen diri yang baik seperti diit, menjalani pengobatan
rutin dan memeriksakan kadar gula darah sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan petugas kesehatan.
2. Bagi keluarga penderita diabetes mellitus
Keluarga harus meningkatkan komunikasi dengan anggota keluarga yang
menderita diabetes mellitus sehingga penderita dapat termotivasi dalam
menjalankan penatalaksanaan diabetes mellitus.
3. Bagi petugas kesehatan
Petugas kesehatan dapat lebih meningkatkan pelayanan bagi penderita
diabetes mellitus dengan aktif memberikan penyuluhan tentang

188
penatalaksanaan diabetes mellitus melalui program kegiatan yang sudah
ada di masyarakat.

189
DAFTAR PUSTAKA
Ardhiyanto, Mohammad D. 2019. Hubungan Kecerdasan Spiritual dan Lama
Menderita dengan Self Managemen pada Pasien Diabetes Mellitus (DM)
Tipe 2 di Poli Penyakit Dalam RSU Haji Surabaya. Skripsi. Surabaya :
Universitas Airlangga Surabaya.
Brunner & Suddarth. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Alih Bahasa:
Waluyo Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa. Jakarta :
EGC
Bulechek, Gloria M, dkk. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC).
Oxford : Elsevier Global Rights

Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC.


Damayanti, S, Nursiswati, dkk. 2014. Dukungan Keluarga pada Pasien Diabetes
Mellitus Tipe 2 dalam Menjalankan Self-Management Diabetes. Jurnal
Keperawatan. 2(1), hlm. 43-50

Devi, I Gusti Ayu Y. 2018. Gambaran Asuhan Keperawatan pada Klien Diabetes
Mellitus Tipe II dengan Ketidakstabilan Kadar Gula Darah di UPT
Kesmas Sukawati Gianyar. Karya Tulis Ilmiah. Denpasar : Poltekes
Denpasar

Dinarti, dan Yuli Mulyati. 2017. Bahan Ajar Keperawatan Dokumentasi


Keperawata. Kementerian Kesehatan RI
[http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/11/PRAKTIKA-DOKUMEN-KEPERAWATAN-
DAFIS.pdf] diakses pada tanggal 12 Januari 2021 Pukul 13.00 WIB.

Dinas Kesehatan D.I. Yogyakarta. 2017. Profil Kesehatan Provinsi D.I.


Yogyakarta Tahun 2017. Yogyakarta.

Edwina, D. A, Manaf. A., Efrida. 2015. Pola Komplikasi Kronis Penderita


Diabetes Mellitus Tipe 2 Rawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam RS. Dr.

190
M. Djamil Padang Januari 2011- Desember 2012. Jurnal Kesehatan
Andalas, 4(1) : 102-106.

Fatimah, Restyana Noor. 2015. Diabetes Mellitus Tipe 2. Medical Journal. [e-
journal] 4 (5). Melalui :
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/615.
Diakses 26 Desember 2020.
Febry, Ayu Bulan, dkk. 2013. Ilmu Gizi Untuk Praktisi Kesehatan : Perawat,
Gizi, Bidan, Dokter. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Friedman, M. M, Bowden, dkk. 2018. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset,
Teori & Praktik. 5 ed. Jakarta : EGC

Friedman, M. M, et al. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori &
Praktik. 5 ed. Jakarta : EGC

Hartono, D.A. 2012. Medikal Bedah Endokrin. Tangerang Selatan : Binarupa


Aksara

Keliat, Budi A, dkk. 2018. Nanda-I Diagnosis Keperawatan Definisi dan


Klasifikasi 2018-2020. Jakarta : EGC

Moorhoad Sue, dkk. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC). Oxford :


Elsevier Global Rights

Muwani, A dan Setyowati, S. 2013. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta :


Penerbit Fitramaya

Nies, M. A, dan McEwen, M. 2019 Keperawatan Kesehatan Komunitas dan


Keluarga. (Juniati Sahar dan Ni Made Rismini, Eds.) (Indonesia).
Singapore : Elsevier

Nurarif, Amin Huda & Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan diagnosa medis dan Nanda NIC – NOC Jilid 1. Yogyakarta :
Mediaction

191
Nurrahmani, Ulfah. 2015. Stop! Diabetes Mellitus. Yogyakarta : Familia (Group
Relasi Inti Media).
PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta : DPP PPNI

Pratama, A. F. 2019. Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tn. B Dan Tn. A Yang
Anggota Keluarganya Mengalami Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan
Masalah Keperawatan Kerusakan Integritas Jaringan Di Wilayah Kerja
Puskesmas Rogotrutan Lumajang. Skripsi. Universitas Jember : Program
Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan.

Purwanto, Hadi. 2016. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta : Kemenkes RI.
Putra, Tri. A. 2019. “Pengelolaan Kesiapan Meningkatkan Manajemen Kesehatan
pada Keluarga Tn.K di Kelurahan Candirejo Ungaran. Karya Tulis
Ilmiah. Semarang : Fakultas Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo
[http://repository2.unw.ac.id/142/2/MANUSKRIP.pdf] diakses pada
tanggal 13 Januari 2021 Pukul 08.30 WIB

Rahayu, Nuning. 2017. Hubungan kepatuhan diet diabetes mellitus dengan tingkat
kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus di klinik penakit dalam
RSUD dr.Sayidiman Magetan. Skripsi. Madiun : Stikes Bhakti Husada.
Rahmasari, I, dan Endah, Sri W. 2019. Efektivitas Memordoca Carantia (Pare)
Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah. Jurnal Ilmiah Rekam Medis
dan Informatika. 9(1), Hlm. 57-64.
[https://ojs.udb.ac.id/index.php/infokes/article/download/720/645]
diakses pada tanggal 13 Januari 2021 Pukul 17.00 WIB

Rias, Yohanes A, dan Ekawati Sutino. 2017. Hubungan Antara Berat Badan
dengan Kadar Gula Darah Acak pada Tikus Diabetes Mellitus. Jurnal
Wiyata. 4(1), hlm. 72-77
[https://ojs.iik.ac.id/index.php/wiyata/article/download/149/103] diakses
pada tanggal 13 Januari 2021 Pukul 19.00 WIB

192
Rinawati, Prema. 2018. Kompetensi Perawat dalam merumuskan diagnosa
keperawatan pada pasien di Ruang Rawat Inap RSUD Tugurejo
Semarang. Skripsi. Semarang : Universitas Muhammadiyaha Semarang

Rohmah, A.Z. 2018. Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.S dengan DM Pada Ny. H
di Wilayah Kerja Puskesmas Magelang Selatan Kota Magelang. Karya
Tulis Ilmiah. Semarang : Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang

Rudijanto, Achmad. 2015. Benefing Kapasitas Tenaga Kesehatan Dalam


Pengendalian Diabetes di Indonesia. Jakarta : PERKENI.

Saskia, Tresa, I dan Hanna Mutiara. 2015. Infeksi jamur pada penderita Diabetes
Mellitus. Majority. 4(8), Hlm. 69-74

Setyawati, Indyah. 2018. Asuhan Keperawatan Keluarga Ny. I Dengan Masalah


Utama Diabetes Mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Umbulharjo 2 Kota
Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta : Politeknik Kesehatan Yogyakarta.
Soelistijo, Soebagijo A, dkk. 2019. Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan
Diabetes Mellitus Tipe 2 Dewasa di Indonesia. Jakarta : Perkeni
Susanto. 2012. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Teori Dan Praktik. Jakarta :
EGC.

Sutawardana, Jon, H., Yulia, dkk. 2016. Studi Fenomenologi Pengalam


Penyandang Diabetes Mellitus yang Pernah mengalami Episode
Hipoglikemia. Nursline Journal. 1(1), Hlm. 159-157
[https://media.neliti.com/media/publications/197145-ID-phenomenology-
study-the-experience-of-pe.pdf] diakses pada tanggal 16 Januari 2021
Pukul 22.00 WIB

Tarwoto, dkk. 2011. Keperawatan medikal bedah gangguan sistem endokrin.


Jakarta : Trans Info Media.
Widagdo, Wahyu. 2016. Modul bahan ajar cetak keperawatan keperawatan
keluarga dan komunitas. Jakarta : Pusdik SDM Kesehatan Kemenkes RI.

193
Widyaningrum, Ineke H. 2018. Asuhan Keperawatan Pasien Diabetes Mellitus
dengan Masalah Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah di Rumah Sakit
Panti Waluya Sawahan Malang. Karya Tulis Ilmiah. Malang : Akademi
Keperawatan Panti Waluya Malang.

194

Anda mungkin juga menyukai