Anda di halaman 1dari 9

Seminar Tugas Akhir Juni 2018

Monitoring Tetesan Infuse Pump dan Syringe Pump


(Faizatul Rosyidah, Tri Bowo Indarto, Moch. Prastawa Assalim T.P)
Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Surabaya
Jln. Pucang Jajar Timur No. 10 Surabaya

Syringe Pump merupakan alat yang digunakan untuk memberikan cairan obat atau cairan
makanan ke dalam tubuh pasien dalam jumlah tertentu dan dalam jangka waktu tertentu secara
teratur. Secara khusus alat ini memfokuskan pada jumlah cairan yang diamasukan kedalam
tubuh pasien, dengan satuan mililiter per jam.

Alat ini memanfaatkan dorongan putaran motor stepper ke spuite, dilengkapi dengan
sensor cairan yang menggunakan optocoupler yang dikontrol oleh Mikrokontroller
ATmega328PU. Pada alat ini terdapat 2 pilihan setting kecepatan 10ml/jam atau 20ml/ jam.

Hasil pengukuran dengan menggunkan kecepatan 10ml/jam di titik 5 ml memiliki


error sebesar 2% dan dititik 10 ml sebesar %. Selanjutnya untuk kecepatan 20ml//jam dititik 5 ml
memiliki error sebesar 2% dan titik 10 ml memiliki error sebesar 2%.

Kata Kunci: Syringe Pump, Motor Stepper, Mikrokontroller

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Infus pump merupakan peralatan pump. Syringe pump merupakan peralatan
medis yang digunakan untuk memberikan medis yang digunakan untuk memberikan
tambahan zat-zat elektrolit yang berbentuk suatu cairan yang pekat yang diinjeksikan
zat cair diinjeksikan ke dalam tubuh pasien ke dalam tubuh pasien dalam jumlah
dalam jumlah tertentu melalui vena. Fungsi tertentu melalui vena. Fungsi Syringe
dari infus pump yaitu mengatur jumlah pump yaitu untuk mengatur jumlah cairan
cairan yang masuk kedalam sirkulasi darah yang masuk ke dalam sirkulasi darah
melalui vena. Cara kerja alat ini melalui vena. Cara kerja alat ini
menggunakan system pompaan secara menggunakan system pemompaan secara
otomatis dan dilakukan secara terus otomatis untuk mendorong syringe yang
menerus dalam jangka waktu tertentu ke dilakukan secara terus menerus dalam
dalam tubuh pasien.( Kris Diyanto, 2014). jangka waktu terntu ke dalam tubuh pasien.
Infus pump ini hanya dilakukan untuk ( Kris diyanto, 2014 ).
menginjeksikan zat cair yang tidak pekat,
sedangkan untuk zat cair yang pekat Pemberian cairan elektrolit dan
dilakukan dengan menggunakan syringe cairan pekat dibutuhkan pada pasien dalam
Seminar Tugas Akhir Juni 2018

kondisi emergency misalnya pada bayi mengganti cairan infus dan mengganti cairan
premature dengan berat badan rendah ( < obat pada bayi. (Tim Poskota, 2011).
1250gram ). Kebutuhan cairan elektrolit dan
cairan obat berbeda – beda sesuai dengan Sebelumnya alat syringe pump
kondisi dan penyakit yang diderita pasien. pernah dibuat oleh Nada Fitrieyatul Hikmah
Pemasangan infuse harus dilakukan dengan dari jurusan Teknobiomedik Universitas
benar untuk menghindari timbulnya Airlangga dengan judul Rancang Bangun Alat
komplikasi yang dapat memperparah kondisi Syringe Pump Berbasis Mikrokontroler
pasien. (Gabriel , 2007 ; Perdue dalam Hankis, ATmega 8535. Alat ini menggunakan syringe
et al, 2001 ). dengan jenis 50 ml. Alat ini menggunakan
mekanik merek Terumo TE-331. Selanjutnya
Menurut jurnal yang telah dibuat oleh Sheindy Chandra Kusumawati dari
penulis baca mengenai Bayi Prematur dan jurusan Teknik Elektromedik Poltekkers
Berat Badan Lahir Rendah, bahwa Bayi Surabaya dengan judul Dual Spuit Syringe
prematur dengan berat lahir <1250 gram, perlu Pump. Alat ini menggunakan dua jenis spuit
diberi infus untuk satu dua hari pertama yaitu spuit 20 ml dan 50 ml dengan setting
karena bayi biasanya memiliki masalah. kecepatan 10 ml/jam dan 20 ml/jam.
Setelah bayi stabil dapat diberikan ASI
sebagai trophic feeding 10 mI/kgBB dalam 24 Dari kedua alat yang telah
jam. Bila sudah ada toleransi minum, jumlah diteliti sebelumnya masih memiliki
minum lewat mulut boleh dinaikkan sambil kekurangan yaitu belum adanya system
menurunkan cairan infus. Pemberian makanan monitoring jarak jauh yang dapat
pada bayi prematur dinaikkan secara bertahap mempermudah kinerja dari dokter ataupun
berdasarkan perkembangannya. Jika perawat.
pencernaannya belum optimal, pemberian
cairan (termasuk ASI) dilakukan melalui Dengan melihat kondisi di atas,
continous drip atau selang yang dimasukkan maka pada penelitian ini dilakukan suatu
ke mulut menggunakan alat pompa tekan perancangan dan realisasi alat “Monitoring
(syringe pump), dengan kecepatan bisa diatur. Infuse Pump dan Syringe Pump” .Penelitian
(Annisa Karnadi, 2014). ini bertujuan untuk memberikan pengawasan
secara real time dengan metode jarak jauh
Menurut pengamatan penulis pada alat infuse pump dan syringe pump.
pada saat PKL di Rumah Sakit Haji ( Juli,
2017), bahwa di ruang perawatan bayi sedang
Batasan Masalah
dilakukan proses pemberian cairan vitamin 1. Menggunakan Mikrokontroler dan
melalui alat infuse pump dan pemberian ASI
yang dilakukan melalui alat syringe pump, program untuk menjalankan system.
namun tidak dilengkapi dengan monitoring. 2. Ukuran syringe yang digunakan adalah
Kondisi ini berdampak pada keselamatan si 50 ml.
bayi dikarenakan perawat terlambat untuk
Seminar Tugas Akhir Juni 2018

3. Pemilihan setting 10ml/jam dan 20 serta flow rate pada syringe pump yang masuk
ml/jam. ke dalam tubuh pasien.

4. Menggunakan Personal Computer ( PC


) untuk tampilan interface.
5. METODOLOGI
Diagram Blok
6.
7.
8. Menampilkan monitoring untuk 4
pasien.
Rumusan Masalah
Bagaimana cara merancang system
monitoring infuse pump dan syringe
pump ?
Tujuan
Tujuan Umum
Dibuatnya “ Alat Kombinasi
System Monitoring Infuse pump dan Syringe Gambar 2.1 Blok Diagram Keseluruhan
Pump “.
Tujuan khusus Pada blok diagram diatas system pada infus
1. Melakukan monitoring jumlah tetesan pump terdapat sensor pendeteksi jumlah
tetesan cairan berupa LED dan photodioda,
permenit pada infuse pump.
kemudian keluaran dari photodiode akan
2. Melakukan monitoring berupa laju dijadikan referensi masukan oleh
aliran pada syringe pump. mikrokontroller yang akan menghitung dan
mengkonversi tetesan tersebut mrnjadi ukuran
3. Melakukan uji fungsi alat.
tetes per menit. Pada syringe pump terdapat
Manfaat Optocoupler yang difungsikan untuk
Manfaat Teoritis
mengetahui volume cairan pada syringe pump
Menambah pengetahuan dan pemahaman motor akan mendorong syringe pump
prinsip kerja peralatan medik, khususnya sehingga cairan akan diinjeksikan ke dalam
peralatan life support pada alat penghitung tubuh pasien. Sebagai monitoring terdapat
tetesan infuse dan flow rate pada syringe LCD Display dan PC.
pump.

Manfaat Praktis
Membantu dan mempermudah perawat dalam
mengawasi jumlah tetesan infuse per menit
Seminar Tugas Akhir Juni 2018

Diagram Alir Diagram Mekanis

Start

Deteksi alat Deteksi alat


infuse pump syringe pump

Tampilkan tetesan Tampilkan Volume di


permenit di PC PC

Gambar 2.4 Diagram Mekanik

HASIL DAN ANALISA


End
3.1 Hasil pengukuran
Gambar 2.2 Diagram Alir utama Tabel 3.1 Pengukuran Timer Pada gelas ukur

Set kecepatan(ml/jam)
Flowrat Rata- Ketidak
mL X1 X2 X3 error
e rata pastian
10 5 4.8 5 5 4.9 0.18 2%
START
mL/jam 10 10.2 10.2 10 10.1 0.11 1%
20 5 4.9 4.9 5 4.9 0.50 2%

Baca aliran dengan mL/jam 10 9.8 9.8 9.9 9.8 0.12 2%


sensor optocoupler

Tampilan syringe rate ke LCD

Kirim data ke PC

END

Gambar 2.3 Diagram Syringe


Seminar Tugas Akhir Juni 2018

3.2 Hasil Perhitumgan 1.5. Perhitungan Ketidakpastian (UA)


1. flowrate 10ml/jam perhitungan 5ml
X1 = 4.8 √
X2 = 5

X3 = 5
1.1. Perhitungan Rata – Rata 0.18

̅
Dari hasil pengukuran diatas dapat

̅ diketahui bahwa pada setting kecepatan 10 ml/jam

volume 5 ml, pembacaan alat sebanyak 3 kali rata-


̅

̅ ratanya sebesar 4.9 ml, kesalahan relative sebesar


4.9
1.2. Perhitungan Simpangan Error antara 2 % jadi dari data tersebut didapatkan
Error = ̅– ketidakpastian sebesar 0,18 pada pembacaan alat.
Error = 4.9mL – 5mL

Error = 0.1mL
1. flowrate 10ml/jam perhitungan 10 ml
1.3. Perhitungan %Error X1 = 10.2
X2 = 10.2
( ) X3 = 10
1.1Perhitungan Rata – Rata

̅

̅
%Error 2%
̅
1.4. Perhitugan Standar Deviasi
̅ 10.1
∑( ̅)

1.2 Perhitungan Simpangan Error
Error = ̅–
Error = 10.1 mL – 10mL
( ) ( ) ( ) Error = 0.1 mL

SD = 0.3
Seminar Tugas Akhir Juni 2018

1.3 Perhitungan %Error 2. flowrate 20ml/jam perhitungan 5 ml


X1 = 4.9
( ) X2 = 4.9
X3 = 5
2.1Perhitungan Rata – Rata

̅

%Error = 1 %
̅
1.4 Perhitugan Standar Deviasi
̅
∑( ̅)

̅ 4.9
2.2 Perhitungan Simpangan Error
Error = ̅–
( ) ( ) ( )
√ Error = 4.9 mL – 5 mL
Error = 0.1 mL
SD = 0.2
1.5 Perhitungan Ketidakpastian (UA) 2.3 Perhitungan %Error

√ ( )

0.11

Dari hasil pengukuran diatas dapat diketahui %Error =2%

bahwa pada setting kecpatan 10ml/jam volume 10 2.4 Perhitugan Standar Deviasi

ml, pembacaan alat sebanyak 3 kali rata-ratanya ∑( ̅)


sebesar 10.1 ml, kesalahan relative sebesar antara

1 % jadi dari data tersebut didapatkan


( ) ( ) ( )

ketidakpastian sebesar 0,11 pada pembacaan alat.

SD = 0.1
Seminar Tugas Akhir Juni 2018

3.3 Perhitungan %Error


2.5 Perhitungan Ketidakpastian (UA)
( )

0.05
%Error = 2%

Dari hasil pengukuran diatas dapat diketahui


3.4 Perhitugan Standar Deviasi
bahwa pada setting keepatan 20 ml/jam volume 5 √
∑( ̅)

ml, pembacaan alat sebanyak 3 kali rata-ratanya

sebesar 4.9 ml, kesalahan relative sebesar antara 2


( ) ( ) ( )

% jadi dari data tersebut didapatkan ketidakpastian

sebesar 0,50 pada pembacaan alat. SD = 0.21


3.5 Perhitungan Ketidakpastian (UA)

3. flowrate 20ml/jam perhitungan 10ml



X1 = 9.8
X2 = 9.8 √
X3 = 9.9
0.12
3.1Perhitungan Rata – Rata

̅

Dari hasil pengukuran diatas dapat


̅
diketahui bahwa pada setting kecepatan 20 ml/jam
̅
volume 10 ml, pembacaan alat sebanyak 3 kali
̅ 9.8
rata-ratanya sebesar 9.8 ml, kesalahan relative
3.2 Perhitungan Simpangan Error
Error = ̅– sebesar antara 2 % jadi dari data tersebut
Error = 9.8 mL – 10 mL didapatkan ketidakpastian sebesar 0.12 pada
Error = 0.2 mL
pembacaan alat.
Seminar Tugas Akhir Juni 2018

PEMBAHASAN Modul bekerja sesuai dengan program yang


Rangkaian Keseluruhan telah diberikan. Saat tombol ON alat ditekan atau
+5v
+5v +5v J1
2
1
dalam keadaan ready, layar LCD akan mulai
R1 R10
10K 220 CON2
insialisasi, dan muncul tampilan awal. Selanjutnya
SW1
D2
LED
melakukan setting kecepatan, driver motor akan
+ C3
10uF Reset

J2
J8
1
bekerja dan mendorong spuit sesuai kecepatan
5 2
4

Programmer
3
2 1
U2
CON2
yang sudah disetting akan ditampilkan ke LCD dan
1 J3 PC6 (RESET)
4
3
2
14
15 8/PB0 (ICP)
9/PB1 (OC1A)
(RxD) PD0/0
(TxD) PD1/1
2
3
J5
PC dalam satuan ml. Setelah selesai selesai maka
1 16 4 1
17 10/PB2 (OC1B) (INT0) PD2/2 5 2
11/PB3 (MOSI) (INT1) PD3/3
CON4
18
19
9
12/PB4 (MISO)
13/PB5 (SCK)
(T0) PD4/4
(T1) PD5/5
6
11
12
3
4
5
alat akan berhenti bekerja.
10 14/PB6 (XT1) (AIN0) PD6/6 13 6
C4 Y1 15/PB7 (XT2) (AIN1) PD7/7
J6 +5v
22pF 16MHz 1 23 7 CON6
2 24 A0/PC0 (ADC0) VCC 8
3 25 A1/PC1 (ADC1) GND
4 26 A2/PC2 (ADC2) 20
C5
22pF
5
6
27
28
A3/PC3 (ADC3)
A4/PC4 (SDA)
A5/PC5 (SCL)
AVCC 21
AREF 22
AGND
Kelemahan Sistem
ATMEGA328
CON6

1. Belum ada safety seperti gelumbung dan

Gambar 4.1. Rangkaian Minimum system occlusion


2. Belum ada pemilihan spuit
VCC
3. Pada pembuatan modul penulis

R1
RESISTOR R2
mengkalibrasi modul dengan
RESISTOR
A0 menggunakan gelas ukur yang tingkat
D1
Q1
LED NPN BCE ketelitiannya sebesar 1mL. Hal ini

menyebabkan cairan yang diinjeksikan

tidak dapat dipantau secara lebih detail


Gambar 4.2. Rangkaian Optocoupler
volumenya.
J5

1
2
3 PENUTUP
C1
CAP CON3
Kesimpulan
U1 C2
16

J2 CAP
4 2 3
Berdasarkan hasil pembahasan dan
VSS

VS

3 7 IN1 OUT1 6
2 10 IN2 OUT2 11
1 15 IN3 OUT3 14
IN4 OUT4

CON4
1
9 EN1
EN2
D9
D10
DIODE
D14 D15
DIODE DIODE
J1
tujuan pembuatan modul dapat disimpulkan
GND1
GND2
GND3
GND4

DIODE
1
2
3
bahwa :
12
13

L293D 4
4
5

D5 D6 D7 D8
CON4
1. Rangkaian minimum system
DIODE DIODE DIODE DIODE

ATMega 328PU dapat dibuat dan


digunakan dengan baik.
Gambar 4.3. Rangkaian Driver Motor
Seminar Tugas Akhir Juni 2018

2. Software untuk menjalankan


DAFTAR PUSTAKA
rangkaian minimum system
mikrokontroller dapat berjalan Ahmat Pujianto ( 2014 ). Vascular Access
dengan baik sehingga dapat (Akses Intravena) Pada Kondisi Gawat
menjalankan system. Darurat. Diakses pada 31 agustus 2014 dari
3. Alat dapat bekerja dengan baik, http://www.duniakesehatan.com
dapat dilihat dari hasil pendataan
Hikmah, Nada Fitrieyatul“ Rancang Bangun
error terbesar pengaturan
Syringe Pump Berbasis Mikrokontroler
kecepatan adalah sebesar 1%
atmega8535 Dilengkapi Detektor Oklusi ”,
sedangkan error maksimal yang
Karya Tulis Ilmiah, Universitas Airlangga.
diijinkan adalah sebesar 2%.
Blacka J ( 2010 ).Vascular Access in the
Emergency Setting, Mayo Health Care.
Saran http://www.mayohealthcare.com.au/education/
Berikut ini adalah beberapa saran yang
pdf/forums/Vascular%20Access%20in%20the
dapat dipertimbangkan untuk
penyempurnaan penelitian lebih lanjut : %20Emergency%20Setting.pdf. Diakses pada
tanggal 20 Juli 2012
1. Menambahkan indikator safety
Kris Diyanto ( 2014 ). Teori Kuliah Kerja
2. Menambah bolus Lapangan RSUD Moewardi Solo.
http://www.blogger.com elektromedis- Teori
KKL RSUD Moewardi Solo. Diakses pada 15
Mei 2014 , pukul 20.43 WIB

Sheindy Chandra Kusumawati, “ Dual Spuit


Syringe Pump”, Karya Tulis Ilmiah. Poltekkes
Surabaya, 2017

Tim Paskota ( 2011 ). Seorang Bayi


Meninggal Dikarenakan Perawat Terlambat
Mengganti Cairan Infus. Dipetik pada 6 Mei
2014 dari http://www.paskota.co.id/berita-
terkini

Anda mungkin juga menyukai