Makalah Kimia Analitik Spektrofotometri Uv Vis Kelompok 3
Makalah Kimia Analitik Spektrofotometri Uv Vis Kelompok 3
(KAI)
Spektrofotometri UV-VIS
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
Apriansyah (061440411697)
Muhammad Arifin (061440411705)
Yunita Tri Andani (061440411716)
Candra Purna (061440412034)
KELAS : 2 EGC
DOSEN PEMBIMBING : Dr.Ir.Rusdiana Sari,M.Si
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur patut kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kasih
dan rahmat-Nya, makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen
serta memahami dan mengerti tentang Spektrofotometri UV-VIS dalam bidang analisis
kimia. Namun, dalam penulisan makalah ini, masih terdapat banyak kekurangan. Untuk
itu, kami mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk pennyempurnaan
makalah ini.
Demikian makalah ini penulis buat, atas perhatian serta kritik dan sarannya, kami
ucapkan terima kasih.
PENULIS
Daftar Isi
Kata pengantar .....................................................................................i
Daftar isi .....................................................................................ii
DaftarTabel .....................................................................................iii
Bab I Pendahuluan..................................................................................1
1.1 Latar belakang....................................................................................1
1.2 Tujuan penelitian................................................................................2
Bab IV Pengaplikasian............................................................................20
BAB I
Pendahuluan
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk
menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada
interaksiantara materi dengan cahaya. Sedangkan peralatan yang digunakan dalam
spektrofometri disebut spektrofotometer. Cahaya yang dimaksud dapat berupa cahaya visibel,
UV dan inframerah, sedangkan materi dapat berupa atom dan molekul namun yang lebih
berperan adalah elektron yang adapada atom ataupun molekul yang bersangkutan.
Para kimiawan telah lama menggunakan bantuan warna sebagai bantuan dalam mengenali zat-
zat kimia. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai suatu perluasan pemeriksaan visual yang
dengan studi lebih mendalam dari absorpsi energi radiasi oleh macam-macam zat kimia
memperkenankan dilakukannya pengukuran ciri-ciri serta kuantitatifnya dengan ketelitian lebih
besar (Day dan Underwood, 1993).
Spektrofotometri dapat mengindikasikan bahwa setiap obat harus dapat bekerja secara
maksimal dalam tubuh terutama dalam hal penyerapannya. Prinsip yang digunakan adalah suatu
molekul obat dapat menyerap ultraviolet dan cahaya tampak dengan kemungkinan bahwa
elektron molekul obat akan tereksitasi ketingkat yang lebih tinggi.
Penentuan kadar suatu sediaan dapat menghasilkan suatu gagasan dalam hal pencemaran
lingkungan. Pencemaran Herbisida sangat memprihatinkan sehubungan dengan pencemaran
lingkungan. Sehingga dianggap perlu penentuan kadarnya dalam air dan lahan lindi yang
memiliki kelarutan baik terhadap herbisida. Hernanjez (2011) mengusulkan tekadnya
menganalisis hexazinone golongan herbisida dengan metode analisis spektrofotometri derivative
UV-Vis.
Kurkumin digunakan sebagai penambah rasa makanan dan luas nya aktivitas sebagai
antioxidant untuk pencegahan dari berbagai penyakit. Kekayaan kurkumin sebagai Antioxidant
alami dapat dievaluasi dengan berbagai metode sebagian besar spektrofluorimetri dan
spektrofotometri, mencakup penentuan tentang unsur reaktif asam thiobarbituric ( TBARS),
sebagai hasil lipid peroxidasi disebabkan oleh AAPH ( 2,2’-azobis ( 2-amidinopropane)
hydrochloride).
1.2 Tujuan
a. Mengetahui Komponen Spektrofotometer UV/VIS.
b. Mengetahui Fungsi dari Bagian-Bagian Spektrofotometer UV/VIS.
c. Mengetahui Cara Kerja Spektrofotometer UV/VIS.
d. Mengetahui Keuntungan Analisis Secara Spektrofotometer UV/VIS.
e. Mengetahui Proses Absorbsi Cahaya pada Spektrofotometri
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Spektrofotometri
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk
menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada
interaksi antara materi dengan cahaya. Peralatan yang digunakan dalam spektrofotometri disebut
spektrofotometer. Cahaya yang dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV dan inframerah,
sedangkan materi dapat berupa atom dan molekul namun yang lebih berperan adalah elektron
valensi.
Sinar atau cahaya yang berasal dari sumber tertentu disebut juga sebagai radiasi
elektromagnetik. Radiasi elektromagnetik yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah
cahaya matahari.
Dalam interaksi materi dengan cahaya atau radiasi elektromagnetik, radiasi elektromagnetik
kemungkinanan dihamburkan, diabsorbsi atau dihamburkan sehingga dikenal adanya
spektroskopi hamburan, spektroskopi absorbsi ataupun spektroskopi emisi.
Pengertian spektroskopi dan spektrofotometri pada dasarnya sama yaitu di dasarkan pada
interaksi antara materi dengan radiasi elektromagnetik. Namun pengertian spektrofotometri lebih
spesifik atau pengertiannya lebih sempit karena ditunjukan pada interaksi antara materi dengan
cahaya (baik yang dilihat maupun tidak terlihat). Sedangkan pengertian spektroskopi lebih luas
misalnya cahaya maupun medan magnet termasuk gelombang elektromagnetik.
Elektron dalam ikatan kovalen tunggal terikat erat, untuk eksitasinya memerlukan energi
tinggi sedangkan panjang gelombangnya pendek (Skoog, 1997). Adapun daerah penyerapan
spektrofotometer UV-Vis, yaitu:
1) Sebagai gelombang
Karena sifat tersebut maka beberapa parameter perlu diketahui misalnya panjang
gelombang, frekuensi dan energi tiap foton. Panjang gelombang (l) didefinisikan sebagai jarak
antara dua puncak.
Hubungan dari ketiga parameter di atas dirumuskan oleh Planck yang dikenal
dengan persamaan Planck. Hubungan antara panjang gelombang frekuensi dirumuskan sebagai
E = h . c/ λ
dimana
Dari rumus di atas dapat diketahui bahwa energi dan frekuensi suatu foton akan
berbanding terbalik dengan panjang gelombang tetapi energi yang dimiliki suatu foton
akan berbanding lurus dengan frekuensinya.
Misalnya: energi yang dihasilkan cahaya UV lebih besar dari pada energi yang dihasilkan
sinar tampak. Hal ini disebabkan UV memiliki panjang gelombang (λ) yang lebih pendek (100–
400 nm) dibanding panjang gelombang yang dimiliki sinar tampak (400–800 nm).
Berbagai satuan energi beserta factor konversinya dapat dilihat pada tabel:
Dari 4 jenis spektrofotometri ini (UV, Vis, UV-Vis dan Ir) memiliki prinsip kerja yang
sama yaitu “adanya interaksi antara materi dengan cahaya yang memiliki panjang
gelombang tertentu”. Perbedaannya terletak pada panjang gelombang yang digunakan.
BAB III
INSTRUMENTASI
1. Sumber sinar polikromatis berfungsi sebagai sumber sinar polikromatis dengan berbagai
macam rentang panjang gelombang. Untuk sepktrofotometer
2. Monokromator berfungsi sebagai penyeleksi panjang gelombang yaitu mengubah cahaya yang
berasal dari sumber sinar polikromatis menjadi cahaya monaokromatis. Jenis monokromator
yang saat ini banyak digunakan adalan gratting atau lensa prisma dan filter optik.
Jika digunakan grating maka cahaya akan dirubah menjadi spektrum cahaya. Sedangkan filter
optik berupa lensa berwarna sehingga cahaya yang diteruskan sesuai dengan warnya lensa yang
dikenai cahaya. Ada banyak lensa warna dalam satu alat yang digunakan sesuai dengan jenis
pemeriksaan.
Pada gambar di atas disebut sebagai pendispersi atau penyebar cahaya. dengan adanya
pendispersi hanya satu jenis cahaya atau cahaya dengan panjang gelombang tunggal yang
mengenai sel sampel. Pada gambar di atas hanya cahaya hijau yang melewati pintu
keluar. Proses dispersi atau penyebaran cahaya seperti yang tertera pada gambar.
- UV, VIS dan UV-VIS menggunakan kuvet sebagai tempat sampel. Kuvet biasanya terbuat dari
kuarsa atau gelas, namun kuvet dari kuarsa yang terbuat dari silika memiliki kualitas yang lebih
baik. Hal ini disebabkan yang terbuat dari kaca dan plastik dapat menyerap UV sehingga
penggunaannya hanya pada spektrofotometer sinar tampak (VIS). Cuvet biasanya berbentuk
persegi panjang dengan lebar 1 cm.
- IR, untuk sampel cair dan padat (dalam bentuk pasta) biasanya dioleskan pada dua lempeng
natrium klorida. Untuk sampel dalam bentuk larutan dimasukan ke dalam sel natrium klorida.
Sel ini akan dipecahkan untuk mengambil kembali larutan yang dianalisis, jika sampel yang
dimiliki sangat sedikit dan harganya mahal.
4. Detektor berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan mengubahnya menjadi
arus listrik. Syarat-syarat sebuah detektor :
Macam-macam detektor :
Phototube
Hantaran foto
Dioda foto
Detektor panas
5. Read out merupakan suatu sistem baca yang menangkap besarnya isyarat listrik yang berasal
dari detektor.
Ketika cahaya dengan panjang berbagai panjang gelombang (cahaya polikromatis)
mengenai suatu zat, maka cahaya dengan panjang gelombang tertentu saja yang akan diserap. Di
dalam suatu molekul yang memegang peranan penting adalah elektron valensi dari setiap atom
yang ada hingga terbentuk suatu materi. Elektron-elektron yang dimiliki oleh suatu molekul
dapat berpindah (eksitasi), berputar (rotasi) dan bergetar (vibrasi) jika dikenai suatu energi.
Jika zat menyerap cahaya tampak dan UV maka akan terjadi perpindahan elektron dari
keadaan dasar menuju ke keadaan tereksitasi. Perpindahan elektron ini
disebut transisi elektronik. Apabila cahaya yang diserap adalah cahaya inframerah maka
elektron yang ada dalam atom atau elektron ikatan pada suatu molekul dapat hanya akan bergetar
(vibrasi). Sedangkan gerakan berputar elektron terjadi pada energi yang lebih rendah lagi
misalnya pada gelombang radio.
Atas dasar inilah spektrofotometri dirancang untuk mengukur konsentrasi suatu suatu
yang ada dalam suatu sampel. Dimana zat yang ada dalam sel sampel disinari dengan cahaya
yang memiliki panjang gelombang tertentu. Ketika cahaya mengenai sampel sebagian akan
diserap, sebagian akan dihamburkan dan sebagian lagi akan diteruskan.
Pada spektrofotometri, cahaya datang atau cahaya masuk atau cahaya yang mengenai
permukaan zat dan cahaya setelah melewati zat tidak dapat diukur, yang dapat diukur adalah
It/I0 atau I0/It (perbandingan cahaya datang dengan cahaya setelah melewati materi (sampel)).
Proses penyerapan cahaya oleh suatu zat dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar Proses penyerapan cahaya oleh zat dalam sel sampel. dari gambar terlihat bahwa zat
sebelum melewati sel sampel lebih terang atau lebih banyak di banding cahaya setelah melewati
sel sampel
Cahaya yang diserap diukur sebagai absorbansi (A) sedangkan cahaya yang hamburkan
diukur sebagai transmitansi (T), dinyatakan dengan hukum lambert-beer atau Hukum Beer,
berbunyi:
“jumlah radiasi cahaya tampak (ultraviolet, inframerah dan sebagainya) yang diserap atau
ditransmisikan oleh suatu larutan merupakan suatu fungsi eksponen dari konsentrasi zat dan
tebal larutan”.
Berdasarkan hukum Lambert-Beer, rumus yang digunakan untuk menghitung banyaknya cahaya
yang hamburkan :
dimana I0 merupakan intensitas cahaya datang dan It atau I1 adalah intensitas cahaya setelah
melewati sampel.
dimana:
A = absorbansi
b atau terkadang digunakan l = tebal larutan (tebal kuvet diperhitungkan juga umumnya 1 cm)
c = konsentrasi larutan yang diukur
ε = tetapan absorptivitas molar (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam molar)
Secara eksperimen hukum Lambert-beer akan terpenuhi apabila peralatan yang digunakan
memenuhi kriteria-kriteria berikut:
1. Sinar yang masuk atau sinar yang mengenai sel sampel berupa sinar dengan dengan
panjang gelombang tunggal (monokromatis).
2. Penyerapan sinar oleh suatu molekul yang ada di dalam larutan tidak dipengaruhi oleh
molekul yang lain yang ada bersama dalam satu larutan.
3. Penyerapan terjadi di dalam volume larutan yang luas penampang (tebal kuvet) yang
sama.
4. Penyerapan tidak menghasilkan pemancaran sinar pendafluor. Artinya larutan yang
diukur harus benar-benar jernih agar tidak terjadi hamburan cahaya oleh partikel-partikel
koloid atau suspensi yang ada di dalam larutan.
5. Konsentrasi analit rendah. Karena apabila konsentrasi tinggi akan menggangu kelinearan
grafik absorbansi versus konsntrasi.
1. Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan blangko, yaitu
larutan yang berisi selain komponen yang akan dianalisis termasuk zat pembentuk warna.
2. Serapan oleh kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet
dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik.
3. Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi sangat rendah atau
sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturan konsentrasi, sesuai dengan kisaran
sensitivitas dari alat yang digunakan (melalui pengenceran atau pemekatan).
3.2 Spektrum UV, VIS, UV-VIS dan IR
Data-data yang dikeluarkan oleh UV atau VIS dapat berupa absorbansi atau transmitansi
yang langsung dibaca pada spektrofotometer. Namun untuk UV, VIS, UV-VIS dan IR data yang
dikeluarkan dapat berupa spektrum jika telah dihubungkan dengan komputer.
Spektrum yang dikeluarkan oleh UV, VIS dan UV-VIS berupa pita yang lebar sedangkan
pada pita yang dikeluarkan oleh IR berupa garis atau puncak tajam.
Pita melebar dari UV-VIS disebabkan karena energi yang dimiliki selain menyebabkan
transisi elektronik terjadi pula rotasi dan vibrasi elektron dalam molekul. Sedangkan pada IR
hanya terjadi vibrasi elektron maka spektrum yang dihasilkan berupa garis atau puncak
tajam. Selain pada IR, spektrum berupa garis dapat terjadi pula pada spektroskopi NMR karena
hanya terjadi rotasi elektron.
Spektrum yang dihasilkan dari setiap spektroskopi berbeda antara satu dengan yang
lainnya. Para kimiawan spektrum UV, VIS maupun IR dapat dibedakan dengan mudah.
Spektrum yang dihasilkan oleh UV, VIS dan UV-VIS tidak berbeda jauh namun sangat sangat
berbeda bila dibanding spektrum IR. Untuk membedakannya dapat dilihat pada gambar:
3.3 Transisi Elektron
Pada saat sinar melewati suatu senyawa, energi dari sinar digunakan untuk mendorong
perpindahan elektron dari orbital ikatan atau orbital non-ikatan ke salah satu orbital anti-ikatan
yang kosong. Perpindahan elektron yang mungkin terjadi akibat adanya sinar adalah:
Sedangkan kemungkinan eksitasi pada spektrofotometer UV-Vis dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:
a. Transisi π → π*
Adanya pelarut polar mengakibatkan kecenderungan bergeser ke arah bathokromik (Red
Shift). Tingkat energi π* akan turun oleh gaya tarik pelarut polar. Selain itu pelarut tidak
berpengaruh terhadap senyawa diena dan molekul poliena hidrokarbon.
b. Transisi n → π* (forbidden)
Transisi ini menunjukkan pergeseran ke arah hipsokromik (blue shift) dalam pelarut yang
lebih polar dengan meningkatnya kepolaran pelarut (bahkan dalam pelarut tanpa ikatan
hidrogen).
c. Transisi n → σ*
Pengaruh pelarut yang semakin polar menyebabkan pergeseran ke arah hipsokromik (blue
shift) (Silverstein, 1991).
Pengaruh berbagai macam pelarut terhadap panjang gelombang (λ) dapat dilihat pada tabel di
bawah ini, yaitu:
Tabel Efek Pelarut Terhadap Panjang Gelombang (λ)*
(Silverstein, 1991)
(Silverstein, 1991)
BAB IV
PENGAPLIKASIAN
Lapisan tipis CdS dideposisi pada substrat gelas berlapis TCO dengan metode CBD
(Chemical Bath Deposition) menggunakan bahan dasar CdCl2 sebagai sumber ion Cd2+ dan
(NH2)2 SC (Thiourea) sebagai sumber ion S2-. Karakterisasi XRD lapisan tipis yang diperoleh
memperlihatkan puncak-puncak karakteristik CdS polikristal dengan struktur kubik (zincblende).
Absorbansi dan transmitansi optik dengan spektroskopi UV-VIS memperlihatkan daerah
absorbsi pada rentang cahaya tampak (300 nm - 500 nm) dengan maksimum pada sekitar 330
nm. Karakterisasi fotoelektrokimia dilakukan di dalam sel elektrokimia yang berisi elektrolit 1M
NaOH dan elektrolit mengandung kompleks iodida. Respon arus foto (photocurrent) elektroda
CdS di dalam sel fotoelektrokimia memperlihatkan kebergantungan pada panjang gelombang
cahaya datang dan bersesuaian dengan absorbansi optik spektroskopi UV-VIS. Lebar celah pita
energi (energy bandgap) ditentukan melalui kurva (Jphhv)2 vs hv (energi foton), diperoleh lebar
pita energi sebesar 2.45 eV. Hubungan rapat arus foto terhadap energi foton cahaya (hv) juga
diperlihatkan dari kurva Jph vs hv.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penulisan “Spektrofotometri Sinar Tampak dan Ultraviolet”, dapat diambil
kesimpulan bahwa:
http://wanibesak.wordpress.com/2011/07/04/pengertian-dasar-spektrofotometer-vis-uv-
uv-vis/
Google.com
http://yazhid28bashar.blogspot.com/2013/04/makalah-spektrofotometer.html
https://www.google.com/search?newwindow=1&q=spektrofotometri+uv-
vis+adalah&oq=uv-
vis+spektrofotometri+ada&gs_l=serp.3.0.0i22i30l2.12145.28478.0.35202.37.23.1.2.2.1.
562.5553.6j2j4j9j1j1.23.0....0...1c.1.32.serp..17.20.3557.2JF5tqNSMvE
Daftar Tabel
Gambar Alat
Spektrofotometri UV-VIS
Kuvet