Anda di halaman 1dari 3

RANGKUMAN

BUDAYA YANG BERBAHAYA DAN TIDAK BERBAHAYA PADA PELAYANAN


KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR

OLEH:
IVI LAELY NIM 110320008
FATMAWATI ZUHRO NIM 110320009
UMI WAHIDAH NIM 110320011
LAIFA NURMALA NIM 110320012
RINA DWI FITRIANINGSIH NIM 110320013

JURUSAN KEBIDANAN ALIH JENJANG


STIKES AL IRSYAD AL ISLAMIYAH CILACAP
TAHUN 2020
A. Budaya Yang Berbahaya
1) Perawatan bayi dilakukan tepat saat bayi dilahirkan ketika bidan memberikan pada
dukun, pertama kali dengan kopi kental dicampur air kemudian diminumkan, setelah itu
bayi ditidurkan dengan posisi tengkurap ke bawah untuk mengeluarkan kotoran dari
dalam mulut.
2) Jika ASI kurang maka akan ditambah dengan air kelapa muda yang diambil dari atas
pohon dan tidak boleh di jatuhkan ke bawah karena nanti anak minum bisa sakit atau
buah ketepeng hutan yang tumbuh dipinggir pantai dengan mengambil air perasan
sarinya lalu di minumkan untuk mencegah anak kehausan.
3) Perawatan tali pusat dukun atau orang tua menggunakan bakaran bekas tempurung
kelapa dan daun-daunan lalu panas api di panaskan pada tangan kosong dan diraurau di
pusat dan sekitar pusat anak sampai dengan tali pusatnya jatuh.
4) Tradisi mararang yaitu membakar kayu atau arang sampai menjadi bara kemudian
diletakkan di samping atau dibawah tempat tidur ibu dan bayinya. dilakukan untuk
memberikan rasa hangat pada ibu dan bayi serta membantu proses pembersihan darah
kotor ibu nifas dan juga mempercepat pemulihan kesehatan ibu. Sebagian bayi ada
yang mengalami ruam di kulit akibat dari suhu ruangan yang terlalu panas.
5) Pemotongan tali ari-ari, dipijit menggunakan lebu haneut yaitu abu dalam kondisi
hangat hasil proses pembakaran kayu bakar yang digunakan untuk memasak. Kemudian
tali ari-ari dipotong menggunakan hinis dengan koneng santen sebagai alas.
6) Untuk menghangatkan bayi anak di tidurkan didekat asap bakaran kayu atau tempurung
kelapa dalam ruangan kamar.
7) Prosesi pemotongan tali ari-ari bayi diawali dengan dukun paraji mengunyah panglai
yang kemudian disemburkan kekiri-kekanan-keatas dan kearah baskom yang berisi air
yang nantinya digunakan untuk memandikan bayi.
B. Budaya yang Tidak Berbahaya
1) Pijat bayi
2) Perawatan ari ari dan tali pusat
3) Akekah (pemotongan rambut bayi) saat pemberian nama

C. Peran Bidan Menyikapi Budaya yang Membahayakan:


Memberikan KIE kepada ibu dan keluarga tentang pentingnya perawatan bayi baru lahir
yang benar, tentang:
1) Bayi baru lahir perlu dijaga kehangatanya agar tidak terjadi kehilangan panas
2) Perawatan tali pusat dengan menggunakan kassa steril saja, untuk mempercepat proses
penyembuhan
3) Ibu pasca bersalin dan bayinya harus segera dibersihkan dari darah, agar tidak terjadi
infeksi pada ibu dan bayi
4) ASI yang pertama keluar dari ibu, harus segera diberikan kepada bayi, melalui IMD
5) Pentingnya memberikan ASI Ekslusif pada bayi selama 6 bulan
6) Pentingnya ibu melakukan kunjungan nifas untuk memantau kesehatan Ibu dan
bayinya
7) Pemberian imunisasi dasar yang lengkap untuk bayi agar bayi mendapat kekebalan
tubuh

Anda mungkin juga menyukai