JEPANG
Dosen Pengampu :
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan HidayahNya,
serta kesehatan pada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini,
yang berjudul “Pidato Apel Pagi (スピーチ朝礼) dalam Lingkup Bisnis di Jepang”. Makalah
ini dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah Bijinesu Nihongo.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, karena
adanya keterbatasan pengetahuan dari penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran dari Bapak
dan Ibu, serta pembaca sangat penulis harapkan untuk menyempurnakan makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca
dan dapat dimanfaatkan sebagai pengetahuan baru maupun referensi kedepannya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1. LATAR BELAKANG.................................................................................................1
2. RUMUSAN MASALAH............................................................................................1
3. TUJUAN......................................................................................................................2
4. MANFAAT.................................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................................3
1. CHOUREI ( 朝 礼 )......................................................................................................3
BAB III......................................................................................................................................8
PENUTUP..............................................................................................................................8
1. SIMPULAN.................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Sistim budaya kerja Perusahaan Ekonomi Jepang cukup berbeda dengan sistim
kerja orang Eropa dan Amerika, dan telah banyak yang menuliskan mengenai
keunikannya, (menurut Albegglen & Stalk, 1985; Batyko, 2012; Huang, 2011;
Wokutch & Shepard, 1999; Wolf, 2004, 2008) dalam jurnal Bisnis dan Manajemen
milik Ruth Wolf. Nampaknya sulit untuk membedakan manfaat dari tiap ciri khas
sebuah perusahaan dalam menentukan norma dan peraturan yang diberlakukan secara
umum berdasarkan budaya tiap bangsanya, karena budaya tiap bangsa merefleksikan
norma dan aturan dari masing masing kultur dari bangsa tersebut.
Jepang salah satunya. Pelaksanaan perkumpulan pagi atau bias disebut juga apel
pagi (chourei) nampaknya sudah menjadi hal lumrah yang dilaksanakan hamper
setiap pagi, tidak hanya untuk memberi semangat atas pekerjaan yang akan dilakukan
di hari itu, namun juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk menyampaikan evaluasi
dari pekerjaan yang telah dilaksanakan sebelumnya. Evaluasi dari kekurangan yang
dilakukan dapat memberi dampak yang positif agar kedepannya mampu mengerjakan
pekerjaannya dengan lebih baik lagi.
Evaluasi kekurangan dalam dunia bisnis meliputi dua bidang, yakni: 1) pekerjaan
yang dapat menyebabkan kerusakan prosuksi – kurangnya semangat bekerja, lambat
dalam bekerja, kualitas barang rendah, dan sebagainya. 2) kerusakan yang berdampak
pada perusahaan – pencurian, perusakan property perusahaan, menggunakan bahan
baku perusahaan untuk kepentingan pribadi, dan sebagainya. Seperti yang disebutkan
oleh Trevino (1986) dalam jurnal Bisnis dan Manajemen milik Ruth Wolf.
2. RUMUSAN MASALAH
3. TUJUAN
4. MANFAAT
Manfaat bagi penulis makalah dan pembaca makalah ini, selain dapat
menambah wawasan dalam pelaksanaan apel pagi (chourei) yang dilakukan dalam
lingkup bisnis di Jepang.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. CHOUREI ( 朝 礼 )
Chourei adalah apel pagi, yang di mana kegiatan ini menjadi budaya kerja
Jepang yang pelaksanaannya dilakukan sebelum melakukan pekerjaan dan biasanya
dilakukan di dalam ruangan yang cukup besar. Chourei dihadiri oleh seluruh pekerja
di perusahaan itu mulai dari atasan hingga karyawan. Tujuan chourei adalah untuk
menciptakan semangat persatuan dan harmoni dilingkungan kerja. Selain itu,
bertujuan untuk menghilangkan penghalang kebencian antara pekerja dan atasan. Sesi
dalam chourei terdiri melantunkan moto perusahaan dan menyanyikan lagu
perusahaan. Selain itu, direktur perusahaan juga memberikan informasi tentang tujuan
hari itu dan memberikan informasi penting apapun yang mungkin diperlukan. Setiap
pekerjaan akan memiliki pendekatan berbeda untuk chourei. Namun demikian, ada
ciri umum biasanya , semua pekerja akan mengenakan seragam perusahaan dan akan
duduk sendiri dalam rapat ruangan menurut pangkat dan status. Memulai dengan
nyanyian dan diikuti dengan pidato atau ceramah. Umumnya tidak ada debat atau
diskusi, paling banyak aka nada satu atau dua pertanyaan yang sangat spesifik tentang
masalah perjaan di perusahaan.
Selain itu juga ada perusahaan yang dalam melakukan chourei sambil berdiri
disekeliling ruangan, dan semua yang hadir dalam pelaksanaan chourei wajib
memberikan laporan pekerjaan yang sudah dilakukan dalam seminggu yang lalu dan
melaporkan rencana selanjutnya untuk satu minggu kedepan. Dari kegiatan ini maka
atasan dapat mengetahui perkembangan pekerjaan dalam perusahaannya yang selesai
maupun yang belum selesai. Selain itu atasan juga dapat mengetahui langkah-langkah
apa saja yang harus dilakukan untuk selanjutnnya.
Ada beberapa istilah bahasa Jepang yang biasa digunakan pada saat
melakukan chourei yaitu biasanya diawali dengan mengucap “Ohayou Gozaimasu”
dan setiap karyawan yang sudah menyampaikan laporan pekerjaan direktur
perusahaan akan mengucap “Otsukaresamadeshita” ungkapan ini digunakan sebagai
untuk menyampaikan rasa terima kasih atas kerja keras dan usaha kepada anggota
sekantor dan rekan bisnis. Selama chourei berlangsung direktur perusahaan akan
3
sering mendorong para anggota pekerja untuk melakukan yang terbaik dan berusaha
untuk mencapai hasil terbaik dengan mengucap “ganbaru”. Kemudian pada saat
penutupan chourei, semua yang menghadiri chourei mengucapkan “banzai” secara
bersama-sama. Penggunaan istilah ini dilakukan agar karyawan sedikit demi sedikit
dapat mengerti dan terbiasa dengan kata-kata bahasa dan budaya Jepang.
A. イントロ(起)Intro (Pendahuluan)
Hal ini merupakan bagian utama yang penting dalam suatu pidato, tidak hanya
dalam briefing pagi, tapi juga pada pidato lainnya. Pada pembukaan biasanya diisi
dengan pembukaan yang penuh semangat dan juga bisa menanyakan kabar masing
masing agar terkesan lebih akrab, sertakan jokes ringan untuk mendapatkan perhatian
dari pendengar/ karyawan tertuju pada briefing atau pidato. Di dalam perusahaan atau
lingkungan kerja di Jepang, biasanya untuk mendapatkan perhatian dari pendengar, seorang
yang berpidato akan menggunakan kata-kata seperti .
1) 「最近●●が話題になっていますが・・・」
“Akhir-akhir ini, (hal yang menjadi topik) telah menjadi topik hangat…” atau
2) 「みなさん、○○氏が残した▲▲▲という名言をご存知でしょうか」
4
“Tahukah kamu pepatah ▲▲▲ yang ditinggalkan oleh Tuan XX?”
Kedua contoh tersebut dapat menjadi penyita perhatian dari pendengar atau
karyawan menjadi tertarik melalu bahan pidato yang sudah dilontarkan sebagai intro.
C. Ending (Penutup)
Disini team leader bisa berbicara mengenai target di tiap divisi dan bertanya
satu satu mengenai masalah apa yang membuat target tidak tercapai yang nantinya
akan di bahas mengenai solusi dari masalah ini bersama dengan divisi lainnya.
Ini adalah bagian ringkasan dari pidato yang mengarah pada kesimpulan dan
permintaan dari seorang yang berpidato. Jika Anda membuat akhir yang positif seperti
1) 「このような経験から仕事をするうえでは●●を意識していきたいと思います」
"Saya ingin menyadari ●● ketika bekerja dari pengalaman seperti itu" dan
2) 「みなさん、今日から◎◎をしていきましょう」
“Ayo lakukan mulai hari ini”,
itu akan menjadi pidato dan semangat pertemuan pagi yang baik. Ini akan
meningkat.
Saat membuat suatu naskah pidato, pasti akan dibaca terlebih dahulu, dan hal
itu membuat mata kita selalu terarah kepada naskah yang kita buat dan hanya
membaca pidato yang sama persis dengan naskah yang ada. Di sisi lain, ketika
5
mencoba menghafal apa yang akan dikatakan, hal itu akan membuat diri terlalu
gugup, atau jika lupa akan berbicara apa, akan membuat bingung dan semakin gugup.
Oleh karena itu, jika menyiapkan memo yang hanya berisi poin-poin utama
"apa yang harus dikatakan" di setiap bagian "pembukaan", "isi", dan "penutup" yang
dijelaskan sebelumnya, akan membuat mudah menghafal isinya dan dapat berbicara
bebas, jadi akan sangat mudah untuk berbicara.
Selain itu, apabila tidak biasa melakukan pidato, tidak akan tahu seberapa
banyak kata yang dibutuhkan dalam waktu tertentu. Untuk 1 menit dan 3 menit,
jumlah berikut kata dalam pidato bahasa Jepang adalah yang terbaik, jadi harap lihat
jumlahnya.
6
Dalam contoh di atas, digunakan chourei yang berdurasi selama kurang lebih 1
menit, di mana Tuan Satou memberitahukan tentang pengunduran dirinya dari sebuah
projek untuk bergabung dengan projek lain, serta memberitahukan kepada rekan-
rekannya untuk pemindahan tanggung jawab kepada Tuan Suzuki.
Pidato yang dilakukan singkat, padat, dan lugas tanpa menggunakan pembuka
yang panjang, hanya salam dan langsung menyampaikan tujuannya. Namun, jika
melakukan pembukaan disertai menanyakan kabar atau bahkan menyelipkan candaan
ringan untuk mencerahkan suasana juga tidak dipermasalahkan.
7
BAB III
PENUTUP
1. SIMPULAN
Chourei adalah apel pagi atau pertemuan pagi. Kegiatan ini dilakukan sebelum
akan memulai pekerjaan dan dihadiri oleh semua anggota pekerja di perusahaan.
Tujuan dalam melakukan chourei adalah untuk menciptakan harmoni dan persatuan
dilingkungan kerja. Selain itu, menghilangkan penghalang kebencian antara pekerja
dengan atasan. Pada saat melakukan chourei biasanya ada yang dilakukan sambil
duduk dan ada juga yang berdiri. Jadi setiap perusahaan memiliki pendekatan yang
berbeda.
Pada saat melakukan chourei ada beberapa istilah yang biasa digunakan dalam
melakukan chourei yaitu “ohayou gozaimasu” biasanya digunakan untuk mengawali
chourei. “Otsukaresamadeshita” digunakan atasan ketika ada anggota pekerjaan yang
menyampaikan mengenai pekerjaan yang sudah dilakukan maupun yang akan
dilakukan. “Ganbaru” biasanya diucapkan oleh atasan untuk anggota pekerja,
mengucapkan itu bertujuan untuk mendorong anggota pekerja untuk melakukan yang
terbaik. “Banzai” diucapkan bersama-sama dengan seluruh orang yang menghadiri
chourei. Penggunaan istilah ini dilakukan agar karyawan sedikit demi sedikit dapat
mengerti dan terbiasa dengan kata-kata bahasa dan budaya Jepang.
8
DAFTAR PUSTAKA
Karenina, Palupi. 2008. “Penerapan Budaya Kerja Jepang di PT. Akal Cahaya Media “.
Skripsi. Fakultas Bahasa, Program Studi Bahasa Jepang, Universitas Widyatama,
Bandung. Diakses pada tanggal 03 April 2021 pada link https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/han
dle/123456789/2243/full.pdf%3Fsequence%3D1%26isAllowed
%3Dy&ved=2ahUKEwj4wvv6tuXvAhWhILcAHRRgBcMQFjAAegQIAxAC&usg=
AOvVaw0pRl6qEwBSuLMItv9p9m26
Haghirian, Parissa. 2019. “Japanese Business Concept You Should Know”. Sophia
University Japan. Tokyo. Diakses pada tanggal 02 April 2021 pada link
https://www.eu-
japan.eu/sites/default/files/imce/japanese_business_concepts_you_should_know_edite
d_by_parissa_haghirian.pdf
Wolf, Ruth, Ramat Gan. 2013. Innovative Journal of Business and Management.
Management Relations In The Work Culture In Japan As Compared to That Of The
West. ISSN No. 2277-4947. Hal 116-122. Diakses pada 02 April 2021 pada link
www.innovativejournal.in