Anda di halaman 1dari 4

TUGAS RUTIN

PENGANTAR MANAJEMEN
Dosen Pengampu : Aurora Elise Puteriku, SE., M.Si.

DISUSUN OLEH :

NAMA : FARADILA SARI


NIM : 7203520031
KELAS : B Semester 1
MATA KULIAH : PENGANTAR MANAJEMEN

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
1. Menurut Anda siapakah manjer itu? Uraikan beberapa tingkatan manajemen perusahaan,
berikan contoh jenis usaha perusahaannya!
2. Analisa bagaimana kita bias mengatakan bahwa seorang manajer sebagai pelaksana
manajemen?
3. Keahlian apa yang perlu dimiliki seorang manjer dalam menghadapi tantangan era
Global?
4. Mengapa manajemen dapat dikatakan sebagai pengetahuan sekaligus seni?

JAWABAN

1. Menurut saya Manajer diartikan sebagai seseorang yang bekerja melalui orang lain
dengan mengatur dan mengarahkan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai suatu
tujuan.
Tingkatan-tingkatan Manajemen
Ada beberapa tingkatan manajemen sebagaimana yang dikemukakan oleh Nickles McHu
gh and McHugh (1997). Tingkatan-tingkatan tersebut meliputi:
a. Manajemen Tingkat Puncak (top management)
yang biasanya terdiri dari direktur utama, presiden direktur atau wakil direktur. 
Untuk manajemen tingkat ini keahlian yang terutama diperlukan adalah
keahlian dalam hal konseptual, komunikasi pengambilan keputusan,
manajemen global dan manajemen waktu.
b. Manajemen Tingkat Menengah (middle management)
 yang biasanya terdiri dari para manajer, kepala divisi atau departmen, atau kepala
cabang. Untuk manajemen tingkat menengah ini, keahlian yang
diperlukan dalam tingkat ini diantaranya adalah keahlian konseptual,
komunikasi, pengambilan keputusan, manajemen waktu dan juga teknikal
c. Manajemen Supervisi atau Tingkat Pertama (Supervisory or First
Management) 
yang biasanya terdiri dari para supervisi, ketua kelompok dan lain sebagainya.
Diantara keahlian yang terutama perlu dimiliki adalah keahlian komunikasi, 
pengambilan keputusan, manajemen waktu dan teknikal
d. Manajemen NonSupervisi (Non-Supervisory Management)
 yang biasanya terdiri dari para tenaga  kerja tingkat bawah pada umumnya
seperti buruh, pekerja  bangunan, dan lain-lain. 
Keahlian terutama yang perlu dimiliki dalam level ini adalah keahlian teknikal, 
komunikasi dan manajemen waktu.

2. Sorang Manajer dikatakan sebagai pelaksana manajemen apabila ia telah memenuhi


kualifikasi untuk menjadi seorang manajer. Terutama mampu menjalankan tugas dan
tanggung jawabnnya secara langsung untuk memastikan kegiatan yang dilaksanakan
dalam sebuah organisasi berjalan lancar. Selain tugas utama tersebut, manajer juga
harus siap dalam menjalankan perannya yaitu:
 Interpersonal Role: peran simbolik, kepemimpinan, penghubung.
 Informasional Role: peran monitoring, penyebar informasi, juru bicara.
 Decisional Role: peran keputusan, kewirausahaan, menangani gangguan, juru
runding.

3. Pada praktiknya, sangat jarang seseorang dapat menguasai secara sekaligus berbagai
keahlian manajemen tersebut. Pada akhirnya berbagai keahlian tersebut diperlukan
dalam kegiatan bisnis berdasarkan peran dan tugas masing-masing orang dalam
sebuah organisasi bisnis.
Dalam prosesnya, beberapa keahlian manajemen yang sangat beragam berdasarkan
tingkatan-tingkatan manajemennya sangat relatif dan tergantung pada budaya
organisasi bisnis yang dijalankan. Jika budaya perusahaan yang dikembangkan
cenderung bersifat terbuka dan demokratis, maka bisa jadi hampir seluruh personel
diperusahaan dituntut untuk menguasai keahlian-keahlian manajemen sebagaimana
diterangkan. Bahkan sulit untuk membedakan keahlian mana yang harus dimiliki oleh
setiap tingkatan manajemen. Perbedaan pada tingkatan manajemen hanya bisa dilihat 
pada saat masing-masing personel mengimplementasikan pekerjaan yang ditugaskan
kepadanya.
Sungguh sangat nyata terlihat tantangan sebagai manajer dalam pelaksanaan
manajemen, karna banyak aspek yang perlu diperhatikan dan diterapkan. Jika hanya
menguasai teori tetapi tidak dapat mengaplikasikannya dalam menjalankan pekerjaan
maka seseorang belum dapat dikatakan berhasil menjalankan tantangan manajemen.
Maka dari itu, perlu pengendalian diri yang cukup dalam beberapa kegiatan
manajemen seperti halnya pengambilan keputusan dan lain sebagainya.

4. Seni di satu sisi bersifat dinamis, tidak berpola tunggal, dan menuntut adanya
kreativitas dan keterlibatan di dalamnya. Sedangkan di sisi lain, sains cenderung
bersifat statis, berpola tunggal berdasarkan pembuktian ilmiah, dan menuntut adanya
tahapan-tahapan yang sistematis.
Misalnya jika kita berbisnis restoran, maka diperlukan tahapan-tahapan dari mulai
pendirian atau penyewaan rumah makan, penentuan jumlah tenaga kerja yang
diperlukan, penentuan peralatan dan   perangkat yang dibutuhkan, hingga tahapan
berbelanja harian hingga penjualan makanan kepada pembeli makanan di restoran
kita, dan lain-lain. Bahkan agar pembelian atau konsumen yang membeli makanan di
restoran agar dapat melayani pembeli dengan ramah, bersahabat, dan juga cepat.
Akan tetapi di sisi lain, bagaiman cara yang terbaik dalam melayani pembeli  dengan
tamah dan bersahabat juga memerlukan seni yanga sangat ditentukan oleh
pengalamam dan sifat dari pelayan restoran yang kita miliki.
Disinilah seni juga memiliki peran selain tahapan-tahapan tadi. Jika kita adalah
pemilik dari restoran,  kita memperlakukan tenaga kerja kita, juga sangat memerlukan
seni dalam menghadapi orang lain.

Berdasarkan pengalaman para manajer dalam menjalankan organisasi maupun


kenyataan yang biasa didapat di lapangan, manajemen dapat dipahami sebagai sebuah
pengetahuan sekaligus juga pengalaman. Oleh karena itu, bagi mereka yang  ingin
menjadi seorang manajer, maka kedua aspek dari manajemen, yaitu pengetahuan  dan
pengalaman perlu untuk dikuasai secara bersamaan.

Maka, berdasarkan kenyataannya bahwa manajemen adalah pengetahuan sekaligus


juga pengalaman dalam praktik, ilmu manajemen memiliki sisi sebagai sains namun
juga sebagai seni dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai