Dokumen - Tips Manajemen Pemeliharaan Mesin Induk Kapal Unsada by Ridwan
Dokumen - Tips Manajemen Pemeliharaan Mesin Induk Kapal Unsada by Ridwan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap organisasi mempunyai tujuan yang hampir sama, baik itu
organisasi dalam bidang sosial maupun teknik, yaitu mencapai tujuan
organisasi memperoleh profit dalam memproduksi barang dan jasa. Hal
tersebut tidak mungkin dicapai tanpa suatu bentuk kerja sama yang
sinergik. Manajemen yang baik adalah kunci bagi suksesnya suatu
organisasi karena hanya melalui manajemen yang berhasil terhadap faktor-
faktor manusia, modal materi maka suatu organisasi dapat mencapai
sukses sebagai pengaruh dan kontrol secara sistematis terhadap proses-
proses yang mengubah input menjadi output berupa barang jadi dan jasa.
Manajemen juga merupakan salah satu fungsi dalam organisasi.
Manajemen dapat berlangsung dalam bidang kerja Operasional, Armada,
Administrasi Keuangan, Perbekalan, Tata Usaha dan Hubungan
Masyarakat.
kapal dibutuhkan jika ada kerusakan yang terjadi, karena usia kapal yang
bertambah dan ausnya bagian-bagian dari konstruksi kapal, sehingga
berakibat berkurangnya kemampuan kapal. Seperti diketahui, bahwa
perwatan memerlukan penanganan yang baik dan memerlukan biaya yang
cukup mahal, sehingga perusahaan pelayaran akan selalu mengusahakan
untuk menekan biaya. Dalam pengoperasian kapal juga banyak terdapat
kendala-kendala yang sering dihadapi, karena masih ada pemilik kapal
yang selalu memperhatikan atau memperhitungkan bahwa perawatan
bagian-bagian dari kapal secara rutin merupakan suatu pemborosan,
sehingga aspek-aspek penerapan manajemen rencana perawatan kapal
perlu diterapkan sepenuhnya dan dikendalikan seefisien mungkin.
Lebih lanjut dalam ISM Code 1.4 “Persyaratan untuk suatu Sistem
Manajemen Keselamatan (SMS)”, disebutkan bahwa perusahaan harus
mengembangkan, melaksanakan dan mempertahankan suatu sistem
manajemen keselamatan yang mencakup persyaratan tentang :
B. Tujuan
Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah :
I. Untuk mengetahui penerapan manajemen rencana
perawatan kapal TB. Adhiguna Bahari pada PT. Bahtera
Adhiguna
II. Untuk mengetahui operasional kapal TB. Adhiguna Bahari
pada PT. Bahtera Adhiguna
III. Untuk menganalisis pengaruh penerapan manajemen
rencana perawatan kapal terhadap operasional kapal TB.
Adhiguna Bahari pada PT. Bahtera Adhiguna
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Manajemen
I. Pengertian Manajemen
Manajemen merupakan suatu sistem dalem mencapai tujuan
organisasi yang didalamnya terdapat fungsi-fungsi yang berkaitan satu
sama lain. Manajemen tidak hanya ditujukan untuk mengidentifikasi,
menganalisa tujuan- tujuan yang harus dicapai, tetapi juga untuk
mengkombinasikan sumber daya secara efektif dan efisien.
f. Breakdown Maintenance
Dengan berlakunya ISM Code dimana diutamakan
pengoperasian kapal-secara aman dan pemeriksaan rutin oleh Port
State Conrol Officer dipelabuhan manapun kapal berada, maka
system perawatan ini tidak sesuai lagi. Hal ini dikarenakan PMS,
CMS, Rutine Safety Check List dan Iain-lain selalu mendapat
perhatian Port State Control Officer ketika memeriksa kapal di
pelabuhan manapun kapal berada.
rogram PMS dibuat oleh kantor Pusat lalu dikirim ke kapal.
Pihak kapal memasukkan data PMS yang diterima ke Komputer
kapal Setiap kali pihak kapal melaksanakan perawatan dan
perbaikan maka dicatat di Komputer karena pada saat diadakan
pemeriksaan apakah oleh petugas Internal audit/External audit,
Surveyor Class, Perwira pemeriksa dari Port State Control
Komponen-komponen dalam daftar PMS yang akan
dirawat dapat dilihat pada lampiran Appendix 1 berupa copy
kedalam Flash disc pada saat pembelian Buku Contoh, dijelaskan
beberapa komponen dari daftar PMS misainya sebagai berikut:
(masukkan Flash disc di Komputer lalu baca Komponen tersebut
dibawah ini) :
Lubrication Oil : Drop test
Pemeriksaan ini hanya dapat dilakukan jika di kapal ada alat
khusus untuk itu. Apabila tidak ada maka ambil sampel Lub
Oil setiap 3000 jam kerja (lihat 022) lalu kirim ke Kantor
Pusat, yang nantinya akan diteruskan ke Laboratorium
untuk dianalisa.
Exhaust gas Turbocharger: Wash cleaning
Dilakukan tiap 500 jam kerja, saat dalam pelayaran, putaran
ME (Main Engine) Full speed. Prosedur membersihkannya
supaya ikuti petunjuk Maker.
Injector dari satu atau dua cylinder lalu bulan berikutnya dua lagi,
begitutah seterusnya. Tahapan test Injector (Fuel Injection Valve) :
Test tekanan kerja, (pressure test +/-10%) dari petunjuk Maker
Test penyemprotan (atomizing test), apakah semua lubang
nozel menyemprot secara baik.
Test turunnya tekanan setelah penyemprotanjika cepat turun
berarti katup jarum belum baik sehingga perlu diskir lagi atau
diganti.
Test jumlah tetesan, tank terus-menerus sepuluh kali lalu lihat
berapa tetesan, jika banyak berarti nozel perlu diskir lagi atau
diganti.
Special Survey
Apabila saat naik Dok adalah Dok tahun kelima (Special Survey
No.l) atau kelipatannya (Special Survey No.2, atau No.3 dan
Tanki dasar rangkap, tanki bahan bakar dan tanki minyak lumas
serta Sump Tank Mesin Induk dibersihkan untuk disurvei
sesuai daftar pemeriksaan periodic
Lambung kapal dicat dengan cat anti korosi (anti corrosion
paint) dan menjelang turun Dok, dicat dengan cat anti
tritip/lumut (anti fouling paint)
ISM Code sendiri terdiri dari dari 2 Bab dan 16 elemen, salah
satunya adalah elemen 10 yang membahas pemeliharaan kapal dan
perlengkapannya (PMS). Disebutkan dalam elemen 10.1 ISM Code (ISM
code As Amended in 2002 elemen 10.1) bahwa item-item yang harus ada
didalam penyusunan prosedur rencana pemeliharaan kapal dan
perlengkapannya (PMS) antara lain :
P. Operasional Kapal
Pengertian Manajemen Operasional menurut Richard L. Draft
(2006:216) adalah: “Manajemen Operasioanal adalah bidang
manajemen yang mengkhususkan pada produksi barang dan jasa, serta
menggunakan alat-alat dan teknik-teknik khusus untuk memecahkan
masalah-masalah produksi”. Pengertian Manajemen Operasioanal
menurut Drs. Pangestu Subagyo (2000:2) adalah: “Manajemen
Operasional adalah penerapan ilmu manajemen untuk mengatur
kegiatan produksi atau operasi agar dapat dilakukan secara efisien”.
Pengertian Manajemen Operasional menurut T. Tani Handoko
(1997:8) adalah: “Manajemen Operasional adalah pelaksanaan
kegiatan-kegiatan manajerial yang dibawakan dalam pemilihan,
perancangan, pembaharuan, pengoperasian, dan pengawasan system-
sistem produksi”.
Dari definisi diatas terlihat bahwa stoner telah menggunakan
kata”proses”bukan “seni. Mengartikan manajemen sebagai “seni”
mengandung arti bahwa hal ini adalah kemampuan atau ketrampilan
pribadi. Sedangkan suatu “proses” adalah cara sistematis untuk
melakukan pekerjaan. Manajemen didefenisikan sebagai proses
karena semua manajer tanpa harus memperhatikan kecakapan atau
keterampilan khusus, harus melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
saling berkaitan dalam pencapaian tujuan yang diinginkan.
Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa pada dasarnya
manajemen merupakan kerjasama dengan orang-orang untuk
menentukan, dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan
pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning) pengorganisasian
(organizing), pengarahan (actuating), dan pengawasan (controlling).
BAB III
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
A. Analisa
Yang akan penulis bahas dalam kertas karya ini adalah masalah
terjaminnya Pompa Bahan Bakar Tekanan Tinggi yang baik bagi pelayanan
mesin penggerak utama diatas kapal sehingga tidak terjadinya masalah -
masalah seperti detonasi pada pompa bahan bakar tekanan tinggi maupun
getaran pada motor.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
1. KESIMPULAN
Dari uraian makalah ini, maka penulis dapat mengambil suatu kesimpulan
sebagai berikut :
Bahwa terjadinya detonasi pada ruang bakar dan getaran pada mesin
induk dikarenakan pompa bahan bakar tekanan tinggi tidak bekerja
dengan baik.
Kurangnya perhatian dari pihak perusahaan untuk mengadakan atau
menyediakan Suku cadang yang di butuhkan oleh pihak kapal untuk
melaksanakan perbaikan atau perawatan pada pompa bahan bakar.
Tidak terlaksananya prosedur tentang perawatan secara teratur dan
terencana sesuai jam kerja ( PMS ) sehingga tidak menghambat
pengoperasian kapal.
2. SARAN SARAN
Setelah penulis mengambil kesimpulan di atas, penulis memberikan
beberapa saran dengan harapan dapat menjadi bahan masukan bagi :
Masinis yang bertanggung jawab di kapal diharapkan agar lebih
memahami perawatan pompa bahan bakar tekanan tinggi secara baik
sesuai instruction manual book.
Agar suku cadang diatas kapal khususnya untuk pompa bahan bakar
tekanan tinggi harus tersedia
Pelaksanaan Perawatan agar dijalankan sesuai dengan buku petunjuk
perawatan diatas kapal.
DAFTAR PUSTAKA