Anda di halaman 1dari 12

KEPERAWATAN KEGAWAT DARURATAN

“MAKALAH LUKA BAKAR”

Disusun Oleh :

Muhammad Lutfi (18.2092.P)

Novana Devita Ikhtiari ( 18.2094.P)

Nur Marifatun A ( 18.2197.P)

Oki Yanuarti (18.2100.P)

Putri Isnayanti (18.2104.P)

Risnawati Salsa B.(18.2107.P)

Kelas 3A

PRODI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

TAHUN AKADEMIK 2020 / 2021


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Luka bakar dapat mengakibatkan masalah yang kompleks yang dapat meluas melebihi kerusakan
fisik yang terlihat pada jaringan yang terluka secara langsung. Masalah kompleks ini
mempengaruhi semua sistem tubuh dan beberapa keadaan yang mengancam kehidupan. Dua
puluh tahun lalu, seorang dengan luka bakar 50% dari luas permukaan tubuh dan mengalami
komplikasi dari luka dan pengobatan dapat terjadi gangguan fungsional, hal ini mempunyai
harapan hidup kurang dari 50%. Sekarang, seorang dewasa dengan luas luka bakar 15%
mempunyai harapan hidup 50%. dan bukan merupakan hal yang luar biasa untuk memulangkan
pasien dengan luka bakar 15% yang diselamatkan. Pengurangan waktu penyembuhan, antisipasi
dan penanganan secara dini untuk mencegah komplikasi, pemeliharaan fungsi tubuh dalam
perawatan luka dan tehnik rehabilitasi yang lebih efektif semuanya dapat meningkatkan rata rata
harapan hidup pada sejumlah klien dengan luka bakar serius.Beberapa karakteristik luka bakar
yang terjadi membutuhkan tindakan khusus yang berbeda. Karakteristik ini meliputi luasnya,
penyebab etiologi dan anatomi luka bakar.Luka bakar yang melibatkan permukaan tubuh yang
besar atau yang meluas ke jaringan yang lebih dalam, memerlukan tindakan yang lebih intensif
daripada luka bakar yang lebih kecil dan superficial. Luka bakar yang disebabkan oleh cairan
yang panas scald burn mempunyai perbedaan prognosis dan komplikasi dari pada luka bakar
yang disebabkan oleh api atau paparan radiasi ionisasi.Luka bakar karena bahan kimia
memerlukan pengobatan yang berbeda dibandingkan karena sengatan listrik 'elektrik atau
persikan api. Luka bakar yang mengenai genetalia menyebabkan resiko nifeksi yang lebih besar
daripada di tempat lain dengan ukuran yang sama. Luka bakar pada kaki atau tangan dapat
mempengaruhi kemampuan fungsi kerja klien dan memerlukan tehnik pengobatan yang berbeda
dari lokasi pada tubuh yang lain.pengetahuan umum perawat tentang anatomi fisiologi kulit,
patofisiologi luka bakar sangat diperlukan untuk mengenal perbedaan dan derajat luka bakar
tertentu dan berguna untuk mengantisipasi harapan hidup serta terjadinya komplikasi multi organ
yang menyertai.prognosis klien yang mengalami suatu luka bakar berhubungan langsung
denganlokasi dan ukuran luka bakar faktor lain seperti umur, status kesehatan sebelumnya dan
inhalasi asap dapat mempengaruhi beratnya luka bakar dan pengaruh lain yang menyertai.

B. Rumusan Masalah

a) Apa yang dimaksud dengan combutsio?


b) Bagaimana etiologi dari combutsio ?
c) Bagaimana patofisiologi dari combutsio?
d) Bagaimana manifestasi klinik dari combutsio?
e) Bagaimana pemeriksaan penunjang dari combutsio?
f) Bagaimana penatalaksanaan medis dari combutsio?
g) Bagaimana konsep asuhan keperawatan dari combutsio?

C. Tujuan

a) Tujuan umum untuk pemenuhan tugas keperawatan kegawat daruratan mengenai combutsio
serta Mahasiswa dapat mengetahui dan mencegah terjadinya combutsio
b) Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui Definisi dari combutsio
2.untuk mengetahui etiologi dari combutsio
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari combutsio
4. Untuk mengetahui manifestasi klinik dari combutsio
5.untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari combutsio
6. untuk mengeatahui penatalaksanaan medis dari combutsio
BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi Combutsio/Luka Bakar

Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia dan petir
yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam , Luka bakar adalah luka yang
disebabkan kontak dengan suhu tinggi seperti api, air panas, bahkan kimia dan radiasi, juga
sebab kontak dengan suhu rendah 'frosh bite(.'Mansjoer 2000: 325).

combustio/burn adalah cedera injuri sebagai akibat kontak langsungatau terpapar dengan sumber
sumber panas thermal , listrik ,electrict, zat kimia chemycal atau radiasi.

radiation Luka bakar adalah rusak atau hilangnya jaringan yang disebabkan kontak dengan
sumber panas seperti kobaran api ditubuh flame, jilatan api ketubuh flash, terkena air panas
scald, tersentuh benda panas kontak panas, akibat sengatan listrik, akibat bahan$bahan kimia,
serta sengatan matahari ( sunburn).

2. Etiologi combutsio

Luka bakar disebabkan karena suatu hal, diantaranya adalah :

a. Luka bakar suhu tinggi Thermal Burn , gas, cairan, bahan padat

Luka bakar thermal burn biasanya disebabkan oleh air panas scald, jilatan api ketubuh 'flash,
kobaran api di tubuh flam dan akibat terpapar atau kontak dengan objek -objek panas lainnya
seperti logam panas, dan lain-lain( Moenadjat, 2005.)

b.Luka bakar bahan kimia Chemical Burn

Luka bakar bahan kimia biasanya disebabkan oleh asam kuat atau alkali yang biasa digunakan
dalam bidang industry militer ataupun bahan pembersih yang sering digunakan untuk keperluan
rumah tangga Moenadjat, 2005).

c.Luka bakar sengatan listrik Electrical Burn

Listrik menyebabkan kerusakan yang disebabkan karena arus, api dan ledakan aliran listrik
menjalar disepanjang bagian tubuh yang memiliki resistensi paling rendah kerusakan terutama
pada pembuluh darah, khususnya tunika intima, sehingga menyebabkan gangguan sirkulasi ke
distal. Sering kali kerusakan berada jauh darilokasi kontak,baik kontak dengan sumber arus
maupun grown Moenadjat, 2005)

d. Luka bakar radiasi Radiasi Injury


Luka bakar radiasi disebabkan karena terpapar dengan sumber radioaktif ,injury ini sering
disebabkan oleh penggunaan radio aktif untuk keperluan terapeutik dalam dunia kedokteran dan
industry akibat terpapar sinar matahari yang terlalu lama juga dapat menyebabkan luka bakar
radiasi Moenadjat , 2005)

3. Patofisiologi

Luka bakar disebabkan oleh perpindahan dari sumber panas ke tubuh. Panas tersebut mungkin di
pindahkan melalui konduksi atau radiasi ke kulit dengan luka bakar akan mengalami kerusakan
pada epidermis, dermis, maupun jaringan subkutan. Tergantung factor penyebab dan lamanya
kulit kontak dengan sumber panas. Cedera luka bakar mempengaruhi semua sistem organ.
Besarnya respon patofsiologis ini adalah berkaitan erat dengan luas luka bakar dan mencapai
masa stabil ketika terjadi luka bakar kira-kira seluruh luas permukaan tubuh.Tingkat keperahan
perubahan tergantung kepada luas dan kedalaman luka bakar yang menimbulkan kerusakan di
mulai dari terjadinya luka bakar dan berlangsung selama 48-72jam pertama. Kondisi ditandai
dengan pergeseran cairan dari komponen vaskuler ke ruang interstitium. jaringan terbakar,
vasodilatasi meningkatkan permeabilitas kapiler dan timbul perubahan permeabilitas sel pada
luka bakar dan di sekitarnya. Dampaknya jumlah cairan yang banyak beradadi ekstra sel, sodium
chloride dan protein lewat melalui darah yang terbakar dan membentuk gelembung- gelembung
dan oedema atau keluar melalui luka terbuka.akibat adanya oedema luka bakar lingkungan kulit
mengalami kerusakan, kulit sebagai barrier mekanik berfungsi sebagai mekanisme pertahanan
diri yang penting, dari organisme yang mungkin masuk. Terjadinya kerusakan lingkungan kulit
akan memungkinkan mikro organisme masuk dalam tubuh dan menyebabkan infeksi luka yang
dapat memperlambat proses penyembuhan luka. Dengan adanya oedem juga berpengaruh
terhadap peningkatan peregangan pembuluh darah dan syarat yang dapat menimbulkan rasa
nyeri juga dapat mengganggu mobilitas pasien.dengan kehilangan cairan dari sistm vaskuler,
terjadi hormon konsentrasi dan hematokrit naik, cairan darah menjadi kurang lancar pada daerah
luka bakar dan nutrisi kurang. Adanya cedera luka bakar mengakibatkan tahanan vaskuler
meningkat sebagai akibat respon stress neurohormonal. Hal ini meningkatkan afterload jantung
dan mengakibatkan penurunan curah jantung lebih lanjut. Akibat penurunan curah jantung,
menyebabkan metabolism anaerob dan hasil akhir produk asam di tahan karena rusaknya fungsi
ginjal. Selanjutnya timbul asidosis metabolic yang menyebabkan perfusi jaringan terjadi tidak
sempurna.mengikuti periode pergeseran caiiran, pasien tetap dalam kondisi sakit akut. Periode
ini ditandai dengan anemi dan malnutrisi. Anemi berkembang akibat banyaknya kehilangan
eritrosit. Keseimbangan nitrogen negatif mulai terjadi pada waktu terjadi luka bakar dan
disebabkan kerusakan jaringan kehilangan protein, dan akibat respon stress. Ini terus
berlangsung selama periode akut karena terus menerus kehilangan protein melalui luka.
Gangguan respiratori timbul karena obstruksi saluran nafas bagian atas atau karen akibat shock
hipovolemik. Obstruksi saluran nafas bagian atas disebabkan karena inhalasi bahan yang
merugikan atau udara yang terlalu panas, menimbulkan iritasi kepada saluran nafas,oedema
laring dan obstruksi potensial.
4. Manifestasi klinis

a. Luka bakar derajat 1

yaitu jika luka bakar mengenai lapisan kulit paling luar (epidermis).tanda dan gejalanya berupa
kemera"an (eritema) pembengkakan dan disertai rasa nyeri pada lokasi luka. Tidak diijumpai
adanya lepuhan (blister). Kebanyakan luka bakar akibat radiasi sinar ultra violet (sunburn)
termasuk dalam luka bakar derajat 1.

b.Luka bakar derajat 2 (partial thickness burn)

Yaitu jika luka bakar mengenai epidermis hingga lapisan kulit dibawahnya (dermis).

C. Luka bakar derajat 3 (full thickness burn)

Yaitu luka bakar yang melukai semua lapisan kulit (dermis ,epidermis dan jaringan parut)

5. Penatalaksanaan
a. Pre Hospital
Seorang yang sedang terbakar akan merasa panik, dan akan belari untuk mencari air. Hal ini
akan sebaliknya akan memperbesar kobaran api karena tertiup oleh angin. Oleh karena itu,
segeralah hentikan (stop), jatuhkan (drop), dan gulingkan (roll) orang itu agar api segera padam.
Bila memiliki karung basah, segera gunakan air atau bahan kain basah untuk memadamkan
apinya. Sedanguntuk kasus luka bakar karena bahan kimia atau benda dingin, segera basuh dan
jauhkan bahan kimia atau benda dingin. Matikan sumber listrik dan bawa orang yang
mengalami luka bakar dengan menggunakan selimut basah pada daerah luka bakar. Jangan
membawa orang dengan luka bakar dalam keadaan terbuka karena dapat menyebabkan
evaporasi cairan tubuh yang terekspose udara luar dan menyebabkan dehidrasi. Orang dengan
luka bakar biasanya diberikan obat-obatan penahan rasa sakit jenis analgetik : Antalgin, aspirin,
asam mefenamat samapai penggunaan morfin oleh tenaga medis
b. Hospital

1)   Resusitasi A, B, C.
Setiap pasien luka bakar harus dianggap sebagai pasien trauma, karenanya harus dicek Airway,
breathing dan circulation-nya terlebih dahulu.
a) Airway - apabila terdapat kecurigaan adanya trauma inhalasi, maka segera
pasang Endotracheal Tube (ET). Tanda-tanda adanya trauma inhalasi antara lain adalah: riwayat
terkurung dalam api, luka bakar pada wajah, bulu hidung yang terbakar, dan sputum yang hitam.
b)   Breathing - eschar yang melingkari dada dapat menghambat gerakan dada untuk bernapas,
segera lakukan escharotomi. Periksa juga apakah ada trauma-trauma lain yang dapat
menghambat gerakan pernapasan, misalnya pneumothorax, hematothorax, dan fraktur costae
c)   Circulation - luka bakar menimbulkan kerusakan jaringan sehingga menimbulkan edema.
pada luka bakar yang luas dapat terjadi syok hipovolumik karena kebocoran plasma yang luas.
Manajemen cairan pada pasien luka bakar, ada 2 cara yang lazim dapat diberikan yaitu dengan
Formula Baxter dan Evans
2)      Resusitasi Cairan
Dua cara yang lazim digunakan untuk menghitung kebutuhan cairan pada penderita luka bakar
yaitu :
a) cara Evans
Untuk menghitung kebutuhan pada hari pertama hitunglah :
Berat badan (kg) X % luka bakar X 1cc Nacl
Berat badan (kg) X % luka bakar X 1cc larutan koloid
3.2000cc glukosa 5%
Separuh dari jumlah (1). (2), (3) diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya diberikan dalam 16
jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah jumlah cairn hari pertama. Pada hari
ketiga diberikan setengah jumlah cairan yang diberikan hari kedua. Sebagai monitoring
pemberian lakukan penghitungan diuresis.
b)  Cara Baxter
Merupakan cara lain yang lebih sederhana dan banyak dipakai. Jumlah kebutuhan cairan
pada hari pertama dihitung dengan rumus :
Baxter = % luka bakar X BB (kg) X 4cc
Separuh dari jumlah cairan yang diberikan dalam 8 jam pertama, sisanya diberikan dalam
16 jam. Hari pertama terutama diberikan elektrolit yaitu larutan ringer laktat karena terjadi
hiponatremi. Untuk hari kedua diberikan setengah dari jumlah pemberian hari pertama.
c)      Infus, kateter, CVP, oksigen, Laboratorium, kultur luka.
d)     Monitor urine dan CVP.
e)      Topikal dan tutup luka
-       Cuci luka dengan savlon : NaCl 0,9% ( 1 : 30 ) + buang jaringan nekrotik.
-       Tulle
-       Silver sulfa diazin tebal.
-       Tutup kassa tebal.
-       Evaluasi 5 – 7 hari, kecuali balutan kotor.
f)       Obat – obatan
-       Antibiotika : tidak diberikan bila pasien datang < 6 jam sejak kejadian.
-       Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola kuman dan sesuai kultur.
-       Analgetik : kuat (morfin, petidine)
-       Antasida : kalau perlu
2.      Penatalaksanaan Pembedahan
Eskaratomi dilakukan juga pada luka bakar derajat III yang melingkar pada
ekstremitas atau tubuh. Hal ini dilakukan untuk sirkulasi bagian distal akibat
pengerutan dan penjepitan dari eskar. Tanda dini penjepitan berupa nyeri, kemudian
kehilangan daya rasa menjadi kebal pada ujung-ujung distal. Tindakan yang dilakukan
yaitu membuat irisan memanjang yang membuka eskar sampai penjepitan bebas.
Debirdemen diusahakan sedini mungkin untuk membuang jaringan mati dengan jalan
eksisi tangensial.

c. Perawatan Luka Bakar

Perawatan luka bakar harus direncanakan menurut luas dan dalamnya luka bakar;
kemudian perawatannya dilakukan melalui tiga fase luka bakar, yaitu: fase
darurat/resusitasi, fase akut atau intermediet, dan fase rehabilitasi.

1. Fase Resusitatif

Fase resusitatif cedera luka bakar terdiri atas waktu antara cedera awal sampai
36 hingga 48 jam setelah cedera. Fase ini berakhir ketika resusitasi cairan selesai.
Selama fase ini, masalah saluran napas dan pernapasan yang mengancam nyawa adalah
perhatian utama. Fase ini juga ditandai dengan terjadinya hypovolemia, yang
menyebabkan kebocoran cairan kapiler dari ruang intravaskuler ke ruang interstisial,
menyebabkan edema. Walaupun cairan tetap berada dalam tubuh, cairan tersebut tidak
mungkin berperan dalam menjaga sirkulasi yang memadai, karena tidak berada di ruang
vaskuler lagi.

2. Fase Akut

Fase pemulihan akut setelah luka bakar mayor dimulai ketika hemodinamik
klien sudah stabil, integritas kapiler sudah kembali, dan diuresis sudah mulai muncul.
Waktu tersebut dimulai kira-kira pada 48 hingga 72 jam setelah waktu cedera. Untuk
klien baik dengan luka bakar moderat atau minor, fase akut pada dasarnya dimulai pada
waktu cedera. Fase akut berlanjut hingga penutupan luka tercapai.

3. Fase Rehabilitasi
Fase rehabilitasi dalam pemulihan mewakili fase terakhir dalam pemulihan luka bakar
dan mencakup waktu sejak penutupan luka sampai pemulangan dan setelahnya. Dalam
rangka mencapai hasil terbaik, pemberi perawatan harus mengerti konsekuensi cedera
luka bakar, dan penanganan rehabilitasi harus dimulai sejak hari saat cedera terjadi. Pada
akhirnya, program rehabilitasi luka bakar dirancang untuk pemulihan fungsional dan
emosional maksimal. Cara-cara untuk meningkatkan penyembuhan luka, mencegah dan
meminimalkan deformitas dan parut hipertrofik, meningkatkan fungsi dan kekuatan fisik,
meningkatkan dukungan emosional, serta memberikan pengajaran adalah bagian dari fase
rehabilitasi yang berlangsung.

6. Asuhan keperawatan
1. pengkajian
a. Aktifitas/ istirahat
Tanda : penurunan kekuatan, ketahanan, keterbatasan rentan gerak pada area yang sakit
( gangguan masa otot, perubahan tonus )
b. Sirkulasi
Tanda dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT : hipotensi(syok), penurunan
nadi perifer distal pada ekstremitas yang cedera, vasokontriksi perifer dengan
kehilangan nadi, kulit putih dan dingin, takikardi
c. Integrias ego
Tanda : ansietas, menangis, ketergantungan, menarik diri, marah
d. Eliminasi
Tanda : haluaran urine menurun / tak ada selama fase darurat, warna mungkin hitam
kemerahan bila terjadi mioglobin, penurunan bising usus khususnya pada luka bakar
kutaneus lebih besar dari 20% sebagai stress penurunan motilitas atau peristaltik
gastrik
e. Makanan atau cairan
Tanda : oedema jaringan umum, anoreksia, mual/muntah
f. Neurosensori
Tanda : penurunan reflek tendon pada cedera ektremitas
g. Nyeri atau kenyamanan
Sensitif untuk disentuh, terjadi perubahan suhu
h. Pernafasan
Pengembangan torak mungkin terbatas pada adanya luka bakar lingkar dada, jalan
nafas atau stridor, bunyi nafas gemericik ( oedema paru), ronkhi.
i. Pemeriksaan diagnostik
 Mengkaji hemokosentrasi
 Elektrolit serum mendeteksi ketidak seimbangan cairan dan biokimia. Memeriksa
kalium terdapat peningkatan dalam 24 jam pertama karena peningkatan kalium
dapat meningkatkan henti jantung
 Urinalisis menunjukan mioglobin dan hemokromogen menenandakan kerusakan
otot pada lukaa bakar ketebalan penuh luas
 Koagulasi memeriksa faktor- faktor pembekuan yang dapat menurun pada luka
bakar masif
2. Diagnosa keperawatan
1. Resiko tinggi infeksi b.d pertahanan primer tidak adekuat, kerusakan perlindungan kulit,
pertahanan sekunder tidak adekuat,penurunan Hb, penekanan respon inflamasi
2. Nyeri b.d kerusakan kulit/jaringan, pembentukan edema
3. Resiko tinggi kerusakan perfusi jaringan b.d penurunan aliran darah vena
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d status hipermetabolik
5. Kerusakan mobilitas fisik b.d gangguan neuromoskuler, nyeri , penurunan kekuatan
6. Gangguan citra tubuh b.d kecacatan dan nyeri
7. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan b.d tidak mengenal
sumber informasi
3. intervensi

Diagnosa keperawatan Intervensi


1. Resiko tinggi infeksi b.d pertahanan - Pantau luka bakar setiap 8 jam
primer tidak adekuat, kerusakan - Bersihkan area luka bakar setiap
perlindungan kulit, pertahanan hari
sekunder tidak adekuat,penurunan
Hb, penekanan respon inflamasi

2. Nyeri b.d kerusakan kulit/jaringan, - Berikan analgesik sebelum


pembentukan edema perawatan luka
- Bantu pengubahan posisi setiap 2
jam bila di perlukan
3. Kerusakan integritas kulit b.d - Kaji ukuran, warna,kedalaman luka
kerusakan permukaan kulit dan kondisi sekitar luka
sekunder destruksi lapisan kulit - Lakukan perawatan luka bakar
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia dan petir
yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam , Luka bakar adalah luka yang
disebabkan kontak dengan suhu tinggi seperti api, air panas, bahkan kimia dan radiasi, juga
sebab kontak dengan suhu rendah.
Untuk penanganan luka bakar perlu diketahui fase luka bakar, penyebab luka bakar, derajat
kedalaman luka bakar, luas luka bakar.pada penanganan luka bakar sama seperti penanganan
trauma yang lain, harus ditangani secara teliti dan sistematik. Penanganan sejak awal harus
sebaik-baiknya karena pertolongan pertama kali sangat menentukan perjalanan penyakit.

B. SARAN
Diharapkan para pembaca agar dapat memahami dan mengetahui tentang luka bakar dan dapat
memahami tindakan, khususnya dalam tindakan keperawatan yang profesional.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai