Anda di halaman 1dari 18

Kebebasan Berekspresi

Khairun Nisa Meiah Ngafidin, S.Pd., M.Kom

Pertemuan 5, April 2021


2

Kebebasan Berekspresi
´ Kebebasan berekspresi juga dikenal sebagai kebebasan berbicara.
´ Kebebasan berekspresi mencakup ekspresi yang lebih luas, termasuk kebebasan
berekspresi melalui cara lisan, tercetak maupun materi audiovisual, serta
ekspresi budaya, artistik maupun politik.
´ Kebebasan berekspresi adalah suatu Hak yang Kompleks.
§ Kebebasan berekspresi tidak absolut dan diiringi dengan tugas dan tanggung jawab
khusus dan karenanya “wajib mematuhi sejumlah pembatasan, sejauh pembatasan
tersebut ditetapkan oleh hukum dan diperlukan”.
§ Dan juga “hak ini melindungi hak pembicara sekaligus hak pendengar”.
§ Kedua hak ini terkadang mengalami ketegangan karena tidak selalu mudah
menemukan keseimbangan yang tepat antara hak atas kehormatan, keselamatan dan
privasi.
3

Kapan Kebebasan Berekspresi Terancam?


Berikut ini adalah contoh-contoh dari taktik yang paling umum digunakan untuk
‘membungkam suara’.
● Ketika izin menerbitkan atau menyiarkan ditolak
● Ketika terjadi intimidasi fisik atau emosional
● Ketika akses pada informasi ditolak atau dibatasi secara tidak sah
● Ketika fasilitas gugatan atas pencemaran nama baik baik tertulis maupun lisan
disalahgunakan
● Ketika terdapat undang-undang dan peraturan yang restriktif
4

Wartawan dibunuh Karena Berita

Fuad Muhammad Syafruddin (32) Jamal Khashoggi (60)


Seorang wartawan Surat Kabar Harian (SKH) Bernas, Dinyatakan hilang sejak 2 Oktober 2018. Terakhir kali terlihat, dia
meninggal pada 16 Agustus 1996, dianiaya oleh orang tak masuk ke kantor Konsulat Arab Saudi, Istanbul, Turki. Dibunuh
dikenal di sekitar rumahnya di Yogyakarta, dengan sebatang dengan cara dimutilasi, dan mayatnya dilenyapkan dengan
besi yang dipukulkan ke kepalanya. menggunakan cairan asam.
Tulisan Udin mengkritisi kekuasaan Orde Baru dan militer: Tulisan Khashoggi mengkritisi kebijakan di negaranya: Putra
Soal Pencalonan Bupati Bantul - banyak 'Invisible Hand' Mahkota Arab Saudi Harus Mengembalikan Martabat Negaranya
Pengaruhi Pencalonan. dengan Mengakhiri Perang Yaman.
5

Kasus Prita Mulyasari

Prita Mulyasari (34)


Kasus bermula ketika Prita Mulyasari mendatangi RS Omni Internasional untuk berobat. Namun, terjadi beberapa hal dalam proses pengobatan
tersebut yang membuat Prita tidak puas dengan pelayanan yang diberikan. Prita yang tak terima langsung melayangkan email berisikan keluhan
terhadap rumah sakit terkait serta melayangkan pengaduan ke berbagai milis dan forum Online.
Tidak terima dengan keluhan Prita, RS Omni Internasional pun tidak tinggal diam. Pihak rumah sakit itu malah berbalik menuntut Prita atas tuduhan
pencemaran nama baik berdasarkan UU ITE. Akibat laporan ini Prita bahkan sempat ditahan ketika masa penyelidikkan serta dituntut untuk
membayar ganti rugi sebesar Rp 204 Juta.
6

Undang-undang dan Peraturan yang Restriktif

´ Keberadaan undang-undang dan regulasi yang tidak adil yang hanya melindungi status
quo dan membungkam para penentangnya. Undang-undang dan regulasi tidak adil
semacam ini memiliki dampak ganda, yaitu membungkam kebebasan berekspresi serta
menciptakan suatu justifikasi ilegal yang salah untuk membungkam “suara-suara yang
tidak patut” (inconvenient voices).
7

Contoh Pasal dan Kelemahannya

´ Pasal 27
1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau
membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan
yang melanggar kesusilaan.
2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau
membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan
perjudian.
3) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau
membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan
penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.

´ Pada Ayat 3 pasal 27


Seakan tidak dipandangnya kebebasan berpendapat. Sebagai contoh Kasus Prita. Dengan adanya ayat ini,
kebebasan berpendapat di internet seakan-akan seperti dikekang. Padahal bukankah itu suatu hal yang
wajar, dan bisa dijadikan pelajaran bagi orang lain untuk mengetahui kualitas suatu tempat.
8

Kebebasan Mengakses Internet sebagai HAM

● Internet menawarkan beragam kesempatan untuk menciptakan komunitas virtual


yang memungkinkan setiap orang berbagi segala hal tentang kehidupan dan
keyakinan mereka. Organisasi-organisasi di dunia nyata pun turut membangun
jaringan di komunitas virtual itu guna mempererat hubungan yang telah terjalin di
dunia nyata.
● Warga maya (cybercitizen) dari komunitas-komunitas virtual bisa membangun
interaksi dan pemerintahan-sendiri (self-governance) yang lebih bermakna
ketimbang aktivitas rekan-rekan mereka pegiat demokrasi di dunia nyata. Tatkala
demokrasi ‘biasa’ di dunia nyata susah diidealkan, apalagi diwujudkan, internet
dan beragam produk teknologi informasi lain merealisasikan kemungkinan
demokrasi yang diharapkan semua orang.
9

Kebebasan Berekspresi di Internet

´ Negara yang tak mengizinkan rakyatnya mengakses internet adalah negara yang merugi
sebab internet memiliki potensi untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, kesehatan,
pendidikan, dan kesejahteraan rakyat.
´ Setiap orang mau belajar dengan memanfaatkan potensi internet sebesar-besarnya, tak
akan dapat disangkal, mereka akan memiliki intelektualitas yang melebihi generasi
sebelumnya.
´ Intelektualitas yang demikian ini disebut intelektualitas virtual, yakni intelektualitas yang
lahir berkat dunia virtual.
10

Pembatasan akses internet: petaka di


abad informasi?
´ Konten-konten yang bermuatan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), pornografi,
terorisme, perdagangan elektronik (e-commerce), dan kejahatan dunia maya (cybercrime)
adalah wacana-wacana mutakhir di seputar internet yang terkadang melintas batas
yurisdiksi nasional suatu negara, sehingga penyelesaiannya menuntut lebih dari sekadar
hukum nasional.
´ Ada tiga pendapat mengenai perlukah diberlakukan regulasi khusus di dalam internet,
yaitu:
a. Kelompok Libertarian
b. Kelompok Tradisionalis
c. Kelompok Moderat
11

Kelompok Libertarian

´ Kelompok ini meliputi sebagian besar sarjana yang bergelut di bidang isu-isu dunia maya,
khususnya para sarjana Amerika Serikat.
´ Menurut kelompok ini, internet tak akan bisa dan tak seharusnya diatur oleh siapa pun.
Internet harus bebas dari campur-tangan negara sehingga pengaturan internet oleh
negara sangatlah tak mungkin dan sia-sia.
´ Pada gilirannya, kelompok ini terpecah menjadi dua, yakni:
1) Kelompok yang betul-betul ingin membebaskan internet dari peraturan macam apa
pun; dan
2) Kelompok yang menghendaki dibentuknya suatu peraturan-sendiri (self-regulation)
dari para pengguna internet (net citizen/netizen).
12

Kelompok Tradisionalis

´ Kelompok ini menganggap bahwa internet seharusnya diatur oleh institusi hukum dan
politik suatu negara.
´ Negara, yang berdasar atas pemerintahan yang terpilih secara sah melalui mekanisme
hukum, memperoleh legitimasi demokratisnya sehingga berhak mencanangkan
mekanisme tertentu yang diperlukan guna mengatur internet dan menegakkan regulasi
tersebut.
´ Kelompok ini bersepakat, mengatur dunia maya sama saja dengan mencegah terjadinya
kekacauan akibat ketiadaan hukum di ruang virtual itu. Internet dianggap semata-mata
sebagai produk teknologi komunikasi dan bukan ruang fisik yang berbeda dari dunia
nyata, yang memiliki yurisdiksi sendiri.
13

Kelompok Moderat

´ Kelompok ini mencoba melakukan pencampuran regulasi antara peraturan nasional dan
peraturan-sendiri untuk menciptakan regulasi dunia maya (cyberspace regulation).
´ Regulasi hibrida ini diyakini bakal menjamin kepastian, kelenturan, dan penegakan yang
diperlukan terkait dengan regulasi internet sebagai sebuah sistem hukum.
´ Oleh sebab itu, penegakan hukum internet mesti memperhatikan hukum nasional,
peraturan-sendiri, dan hukum internasional. Penegakan hukum internasional saja tidak
cukup sehingga diperlukan harmonisasi atas ketiga jenis peraturan tersebut.
14

Dari ketiga kelompok tersebut kalian masuk kelompok yang mana?


15

Pembatasan akses internet: petaka di


Abad Informasi?
´ Pembatasan akses internet memiliki enam macam bentuk, antara lain:
a. Pemblokiran dan penyaringan konten internet secara sewenang-wenang,
b. Kriminalisasi pengguna internet,
c. Pembebanan tanggung jawab kepada pihak perantara
d. Pemutusan akses internet dari pengguna karena melanggar hak atas kekayaan
intelektual (HAKI),
e. Serangan maya (cyber-attack), dan
f. Ketiadaan perlindungan terhadap hak atas diri pribadi dan data.
16

Pembebanan Tanggung Jawab Kepada Pihak


Perantara

´ Sebuah kewajaran manakala otoritas negara justru menerbitkan kebijakan yang isinya
memerintahkan pihak perantara supaya membatasi konten internet tertentu.
´ Beberapa negara bahkan memerkarakan pihak perantara ke pengadilan karena memuat
konten internet yang dinilai merugikan kepentingan negara yang bersangkutan.
§ Contoh kasus, pemerkaraan pihak perantara terjadi di Italia. Tiga orang pimpinan
tinggi Google dinyatakan bersalah oleh pengadilan atas pemuatan video yang
menyinggung kebijakan pemerintah Italia. Padahal, video tersebut diunggah oleh
seorang pengguna internet, sementara Google hanya memfasilitasi pengunggahan
video tersebut.
Diskusi
Bagaimana menurutmu kegiatan yang dilakukan oleh buzzer?
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai