Anda di halaman 1dari 9

LEMBAR KERJA

PRAKTIKUM DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN

Tanggal praktikum : Kamis, 8 April 2021


Nama Praktikan : Adrian Novanda
NIM/Gol : 134190097 / I1
Asisten Praktikum : Nadya Noora
15/04/21
LEMBAR KERJA
BAB V ANALISIS KERUSAKAN

A. Tujuan
1. Mengenal macam-macam bentuk kerusakan tanaman oleh OPT.
2. Mengetahui cara menghitung intensitas kerusakan tanaman.

B. Hasil Pengamatan
Peta Sampel
Cluster 1
Gambar & Skala besarannya: Gambar & Skala besarannya:

Skor: 2 Skor : 2
Gejala hingga : 40% Gejala hingga : 40%

Gambar & Skala besarannya: Gambar & Skala besarannya:

Skor: 1 Skor: 1
Gejala hingga : 20% Gejala hingga : 20%
Cluster 2
Gambar & Skala besarannya: Gambar & Skala besarannya:

Skor : 2 Skor : 1
Gejala Hingga : 40% Gejala Hingga : 20%

Gambar & Skala besarannya: Gambar & Skala besarannya:

Skor : 2 Skor : 0

Gejala Hingga : 40% Tanpa ada Gejala


Cluster 3
Gambar & Skala besarannya: Gambar & Skala besarannya:

Skor : 1 Skor : 2
Gejala Hingga : 20% Gejala Hingga : 40%

Gambar & Skala besarannya: Gambar & Skala besarannya:

Skor : 2
Skor : 1
Gejala Hingga : 40%
Gejala Hingga : 20%
Cluster 4
Gambar & Skala besarannya: Gambar & Skala besarannya:

Skor : 1
Skor : 2
Gejala Hingga : 20%
Gejala Hingga : 40%

Gambar & Skala besarannya: Gambar & Skala besarannya:

Skor : 2 Skor : 1

Gejala Hingga : 40% Gejala Hingga : 20%


Cluster 5
Gambar & Skala besarannya: Gambar & Skala besarannya:

Skor : 0
Skor : 0
Tanpa ada Gejala
Tanpa ada Gejala

Gambar & Skala besarannya: Gambar & Skala besarannya:

Skor : 1
Skor : 2
Gejala Hingga : 20%
Gejala Hingga : 40%
Perhitungan Intensitas Kerusakan:
∑(#$%)
I= '(
𝑋100%
(8$1 / 912 / 310)
= 4120
𝑥100%

(26)
= 788
𝑥100%

= 26 % (Intensitas Kerusakan Bervariasi berkategori Berat)

C. Pembahasan
Tanaman yang diserang hama maupun penyakit akan menunjukkan gejala
kerusakan yang bervariasi tergantung jenis hama dan penyakit yang menyerang
serta bagian tanaman yang diserang. Kerusakan pada tanaman dibagi menjadi
dua, yaitu kerusakan mutlak adalah kerusakan pada bagian akar dan batang atau
tunas yang seringkali menyebabkan tanaman menjadi mati. Selanjutnya adalah
kerusakan bervariasi adalah kerusakan pada bagian tanaman yang lain seperti
pada daun, bunga, atau buah. Pada praktikum kali ini diamati tanaman jagung
yang terserang penyakit karat daun pada fase generatif. Penyakit karat daun
adalah penyakit yang disebabkan oleh patogen Puccinia polysora. Penyakit
karat daun dapat berkembang baik jika suhu udara rendah dan kelembaban
lingkungan tinggi (Hamidson, 2019). Pada serangan yang berat, penyakit ini
dapat menyebabkan kematian (Burhanuddin, 2009). Penyakit ini terlihat pada
daun jagung yang sudah tua dengan gejala terdapat titik-titik noda yang
berwarna kecoklatan yang terdapat serbuk berwarna kuning, serbuk ini akan
menjadi bermacam bentuk.
Pada praktikum ini terdapat peta sampel yang berisi 100 tanaman jagung
dan digunakan pengambilan sampel menggunakan metode pattern X yang
terbagi menjadi 5 cluster. Pada tiap cluster terdapat 4 tanaman jagung sehingga
terdapat 20 tanaman jagung yang dianalisis kerusakannya. Pada tiap tanaman
jagung yang diamati dihitung berapa skor kerusakannya menggunakan nilai
skala. Pada praktikum ini terdapat 3 jagung dengan skala 0 atau tidak ada
serangan tanaman atau bagian tanaman yang diamati, 8 tanaman jagung dengan
skor 1 karena terdapat serangan dengan luas lebih atau sama dengan 25%, dan 9
tanaman jagung dengan skor 2, yaitu terdapat serangan dengan luas lebih dari
25% hingga 50%. Dengan data tersebut maka diperoleh besar intensitas
serangan, yaitu sebesar 26% sehingga dikategorikan dalam serangan berat.
Dengan serangan tersebut maka diperlukan pemusnahan tanaman dengan
cara mencabut lalu dibakar tanaman yang sudah terserang agar penyakit tidak
menyebar ke tanaman yang lain yang masih sehat. Adapun pencegahan dan
pengendalian yang dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti menanam
varietas tahan dengan memiih varietas yang unggul, pengaturan waktu tanam
diperlukan agar dapat menghindari masa kritis tanaman dari serangan penyakit,
dan penggunaan bahan kimia (fungisida). Penggunakan bahan kimia merupakan
pengendalian secara kimiawi dengan disemprot fungisida selama fase
pertumbuhan tanaman dengan selang waktu 10 hari (Sudjono, 1988). Selain itu,
penanaman dilakukan dengan penanaman yang jaraknya teratur agar jika
terkena penyakit penyebarannya tidak terlalu luas.

D. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum, dapat disimpulkan bahwa kerusakan pada tanaman
akibat serangan organisasi penganggu terbagi menjadi dua, yaitu kerusakan
mutlak dan kerusakan variasi. Untuk menganalisis kerusakan tanaman kita
dapat menghitung intensitas serangannya atau nilai I. Pada kerusakan mutlak
n
digunakan rumus I = N x100%. Sedangkan pada kerusakan variasi kita harus

menentukan terlebih dahulu skor atau nilai skala kerusakan pada tanaman
∑(nxv)
sehingga dapat digunakan rumus I = ZN
X100%
DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin, 2009. Komponen Teknologi Pengendalian Penyakit Karat Daun


Pada Tanaman Jagung. Balai Penelitian Tanaman Serealia
Hamidson, H, S. Suwandi, dan T.A. Effendy.2019.Perkembangan Beberapa
Penyakit Daun Jagung Disebabkan Oleh Jamur di Kecamatan Indralaya
Utara Kabupaten Ogan Ilir. Prosiding Seminar Nasional Lahan
Suboptimal, Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Sumatra Selatan
Sudjono, M.S.1988.Penyakit jagung dan Pengendaliannya. Pusat Penelitian
dan Pengembanan Tanaman Pangan Bogor, hal 205-241

Anda mungkin juga menyukai