Anda di halaman 1dari 16

Critical journal Review

(Ekonomi Publik)

Kata Pengantar
Puji syukur

Abstract
Brain drain is a common phenomenon that occurs in almost all countries, including Indonesia. Considering this phenomenon,
government should do a reverse brain strategy that can be implemented to a variety of policies that could change the brain drain
into brain gain phenomenon. The literature analysis shows that the brain drain phenomenon is going on today. To achieve this goal,
the government needs to engage in a policy, which is able to develop a national inovation system that is supported by increasing
research and development budget and a conducive atmosphere for science and technology development, and this approach also
needs to be synergized with the national development planning.
Keywords: Brain drain, brain gain, research and development, reverse brain

Abstrak
Brain drain merupakan fenomena umum yang terjadi hampir di semua negara, termasuk Indonesia. Masalah ini mendorong
Pemerintah untuk melakukan strategi reverse brain yang diimplementasikan ke dalam berbagai kebijakannya sehingga merubah
dari brain drain menjadi brain gain. Hal ini diperkuat dengan analisis literatur yang memperlihatkan bahwa memang sedang terjadi
gejala brain drain. Untuk itu perlu dikembangkan kebijakan dengan pengembangan sistem inovasi nasional yang didukung dengan
peningkatan penelitian dan pengembangan yang dibarengi dengan penciptaan iklim kondusif bagi pengembangan Iptek, dan
pendekatan ini perlu disinerjikan dengan perencanaan pembangunan.
Kata kunci: Brain drain, brain gain, penelitian dan pengembangan, reverse brain

I. PENDAHULUAN
Sumber daya manusia (SDM), menjadi penting bagi suatu negara, terutama ketika sumber-sumber
persaingan telah menjadi kurang penting, dan menjadi pembeda dari keunggulan sumber lainnya. 2 Karena
alasan tersebut banyak negara maju sangat terbuka dalam mempekerjakan SDM dari negara lain, terutama
yang memiliki keunggulan-keunggulan atau dibutuhkan untuk mendukung kebijakan pembangunannya.

1
2 Jeffrey Pfeffer, Keunggulan Bersaing Melalui Manusia (Competitive Advantage through People), Alih Bahasa Agus Maulana,
(Jakarta: Binarupa Aksara, 1996), p. 14.
Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik, Vol. 3 No. 1, Juni 2012 109 - 124

Sebagai contoh Amerika Serikat merupakan negara yang memanfaatkan brain drain dan sekaligus menjadi
negara terbesar yang menikmati dampak positifnya, bahkan mengalami brain drain net importer. Secara
khusus, industri high tech-nya sangat tergantung pada migran Asia. 3
Brain drain merupakan suatu fenomena yang merujuk pada migrasi intelektual 4 dan biasanya ditujukan
pada migrasi kaum terampil atau profesional. Di Indonesia, fenomena brain drain diperkirakan mulai terjadi
pada dekade 1980.5 Kemudian perkembangannya meningkat di tahun 1990-an, ketika Habibie mengirimkan
lulusan SMA ke luar negeri. Pada saat yang sama, Amerika menjalankan kebijakan pemberian gaji yang
tinggi dan berbagai insentif seperti green card bagi pekerja imigran yang ahli dan berprestasi serta didukung
dengan peningkatan anggaran bagi perguruan tinggi 6. Kondisi ini menjadi daya tarik bagi para mahasiswa
Indonesia

3 Knuth Dohse, “The Global Competition for High Skill Talents: The Pacific Knowledge Bridge and the European Migration
Patchwork”, Paper presented at Workshop “Migration of Highly Qualified Persons and the Globalization of Educational
Systems” Our Common Future, Essen, November 5th, 2010, p. 1.
Bahkan dari total pekerja migran dengan katogeri high skill di Amerika, 37 persennya adalah bekerja di sektor Information,
Cummunication and Tecnology. Lihat dalam, Pia Orrenius and Madeline Zavodny, “How Immigration Works for America,”
Federal Reserves Bank of Dallas, Annual Report 2010, p. 9.
4 John Gibson and David McKenzie, “The Economic Consequences of “Brain Drain” of the Best and Brightest: Microeconomic
Evidence from Five Countries”, Discussion Paper Series No. 5124 IZA, August 2010, p. 1.
5 Tim Puslitbang SDM Balitbang Dephan, “Konsepsi Pendayagunaan Tenaga Pakar Teknologi dengan Mengatasi Brain Drain untuk
Mendukung Pertahanan Negara”, p. 1, (http://buletinlitbang.dephan.go.id/index.asp? vnomor=22&mnorutisi=4, diakses 4
Februari 2011).
6 Felicia Lonescu and Linnea Polgreen, “ A Theory of Brain Drain and Public Funding for Higher Education in the U.S”, September
2008, pp. 1-23.
111

yang berada di sana untuk menetap dan bekerja di tengah keterpurukan kualitas SDM dan tuntutan
Amerika.7 Perkembangan berikutnya terjadi ketika pembangunan ke depan sehingga memunculkan
krisis ekonomi menimpa Indonesia pada tahun tentang urgensi melakukan reverse brain terhadap
1998an, sehingga banyak mahasiswa yang sudah SDM yang ada di luar negeri. Karena itu hal yang
lulus sekolah memilih bertahan di luar negeri ingin dianalisis lebih lanjut adalah:
daripada kembali ke Indonesia yang belum 1. Mengapa kebijakan reverse brain penting bagi
menjanjikan kejelasan bagi masa depannya. 8 Begitu Indonesia?
juga, ketika Indonesia merestrukturisasi Badan 2. Apakah kebijakan reverse brain mungkin
Pengelola Industri Strategis, banyak ilmuwan untuk diterapkan?
menjadi penganggur sehingga mereka kemudian 3. Kondisi apa yang dapat mendukung untuk
menyebar ke Jerman, Malaysia, Brasil, Turki, dan menjalankan kebijakan reverse brain?
Timur Tengah.9 4. Alternatif pendekatan apa yang dapat
Sampai saat ini, fenomena brain drain di dilakukan dalam mengimplementasikan
Indonesia secara angka statistik tidak terdapat data kebijakan reverse brain?
resmi tetapi diperkirakan mencapai angka 5 Berdasarkan agenda pembahasan tersebut,
persen.10 Data lain menunjukkan bahwa sampai maka analisis ini bertujuan memberikan informasi
tahun 2010 terdapat 2.000 ilmuwan Indonesia yang tentang brain drain yang dihadapi oleh Indonesia
bekerja di luar negeri yang berlatar belakang bidang sehingga menjadi masukan bagi pengambil kebijakan
ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi dan untuk saatnya memikirkan tentang reverse brain
sosial.11 Dari sebanyak itu terdapat sekitar 400 sebagai sumber daya dalam melaksanakan
ilmuwan yang bekerja di berbagai institusi penelitian pembangunan ke depan.
bergengsi dan banyak di antara mereka menduduki
posisi penting.12 II. REVERSE BRAIN DALAM PERKEMBANGAN
Namun dalam perkembangannya, mulai tumbuh LITERATUR DAN EMPIRIS
kesadaran di beberapa negara seperti Cina dan India Dalam perkembangan literatur, teori reverse
tentang bagaimana perlunya pemanfaatan brain brain tidak bisa lepas dari perkembangan teori brain
drain untuk membangun bangsanya sehingga drain, yaitu teori yang menganalisis tentang migrasi
memunculkan fenomena reverse brain. Wujud nyata intelektual. Brain drain sendiri merupakan fenomena
dari kebijakan tersebut adalah bagaimana Cina yang telah banyak dikaji secara teori dan empirik.
sekarang menjadi kekuatan ekonomi dunia, dan Dari berbagai kajian teori dan empirik tersebut telah
India yang diperhitungkan dalam percaturan melahirkan berbagai teori atau pendekatan, dan
teknologi. pendekatan secara umum adalah push and full
Berdasarkan penjelasan di atas, menarik untuk factor dan cost and benefit analysis. Di samping itu,
mengkaji lebih lanjut tentang fenomena brain drain juga terdapat pendekatan lain sebagai antitesis dari
yang terjadi pada SDM Indonesia, terutama di brain drain yaitu reverse brain dan brain gain.
Berdasarkan pendekatan push and full factor,
7 Helianti, “Brain Drain: Dari Cibiran Menjadi Aset?”. 18 yang merupakan teori paling awal, maka analisisnya
Desember 2010, p. 2, (http://www.seputar-indonesia.com/ dilakukan terhadap faktor-faktor yang dianggap
edisicetak/content/view/303400/, diakses 5 Februari 2011). pendorong dan penarik terjadinya brain drain. Teori
8 Ibid.
ini merupakan pengembangan dari teori migrasi.
9 Iwan Qodar Himawan, “Mencegah Brain Drain”, 10
Faktor pendorong (push factor) yang dimaksudkan
Februari 2010, p. 3, (http://news. okezone. com/ read/
2010/02/10/ 58/302132/mencegah-brain-drain, diakses 7
adalah faktor yang datang dari daerah asal, seperti
Februari 2011). pendapatan, pendidikan13, kondisi kerja14, perubahan
10 Pan Mohamad Faiz. “Brain Drain dan Sumber Daya
Manusia Indonesia: Studi Analisa terhadap Reversed Brain
Drain di India”, 15 September 2007, p. 3,
(http://jurnalhukum.blogspot. com/2007/09/brain-drain-di-
indonesia.html, diakses 5 Februari 2011).
11 “Mengikuti Diskusi Para Ilmuwan Indonesia yang Bekerja di
Luar Negeri”, 18 Desember 2010, p. 1, 13 Hani T. S. Benamer, “The Libyan Doctors’ Brain Drain: An
(http://bataviase.co.id/ node/499226, diakses 1 Februari Exploratory Study”, BMC Research Notes, 2(1), 2009, pp. 1-
2011). 6.
12 “400 Ilmuwan Indonesia Berjaya di Luar Negeri”, 25 14 Tesfaye Simela, “Vulnerability to Brain-Drain among
Februari 2010, p. 1, (http://bataviase. co.id/ node/109743, Academics in Institutions of Higher Learning in Ethiopia”,
diakses 16 Februari 2010). Asian Social Science, 7(1), 2011, pp. 3-18.
Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik, Vol. 3 No. 1, Juni 2012 109 - 124

sistem politik15 dan stabilitas politik. 16 Contoh dari kepada keluarga di dalam negeri.23 Contohnya dana
stabilitas politik adalah terjadi di negara-negara yang dikirim warga Philipina di luar negeri dilaporkan
konflik, seperti keluarnya para ilmuwan dari mencapai USD79,7 Miliar dolar AS pada tahun
Yugoslavia di tahun 1990-an.17Pendekatan 2002.24 Negara terbesar penikmat remittance adalah
berikutnya, yaitu cost and benefit analysis, seperti India dengan persentase 10 persen dari total
yang dikembangkan oleh Foad tahun 2005, di mana remittance.25
secara finansial brain drain memberikan kerugian Kemudian pendekatan selanjutnya adalah teori
karena net exporter brain drain berupa capital flight reverse brain, yang kemunculannya merupakan
negatif akibat pindahnya SDM yang telah menerima antitesis dari brain drain, di mana teori ini muncul
biaya pendidikan dari Pemerintah. Capital flight ketika migrasi dari tenaga kerja terdidik kembali ke
muncul dikarenakan pemerintah harus membayar negara asal dan mengembangkannya untuk
tenaga asing untuk menggantikan posisi-posisi yang membangun negaranya. Karena itu migrasi tenaga
seharusnya dapat diisi oleh SDM dalam negeri. 18 kerja terdidik tersebut diasumsikan orang
Banyak contoh memperlihatkan jumlah profesional melakukan migrasi temporer.26 Menurut Yuan tahun
yang melakukan migrasi turut mengurangi populasi 1992 terdapat 5 faktor utama yang memotivasi
mereka di dalam negerinya, seperti di India di mana intelektual untuk pulang ke negara asal, yaitu
jumlah perawat yang bekerja di luar negeri patriotisme, perasaan bersalah, rindu terhadap
mencapai 20 persen dari total perawat yang keluarga, tersedianya pekerjaan yang sesuai, dan
dimiliki.19 Begitu juga migrasi dari Afrika rasa nasionalisme.27
menyebabkan efek negatif berkurangnya populasi Pendekatan berikutnya adalah teori brain gain,
dokter di Afrika,20 padahal Afrika menghasilkan 20 yang merupakan pengembangan lebih lanjut dari
persen dokter di dunia.21 Dalam pendekatan ini juga, teori reverse brain. Roskilde University
analisis dilakukan dengan melihat sisi positif dari mendefinisikan brain gain sebagai, “is a term
pelaku brain-drain melalui capital input commonly used to describe the situation that the
(remittance22) dalam bentuk pengiriman uang destination country experiences in relation to the
source country’s brain drain. The destination country
15 Ivan Chompalov, “Birds of Passage: Patterns of Brain Drain
from Bulgaria Befores and after the Transition to is facing an increase of human capital in terms of
Democracy”, Paper were presented at the 19 th Annual highly skilled/educated individuals, which are
Meeting of the Society for Applied Sociology in Kansas City, perceived as a gain for the country”.28
Missouri, October 18-21, 2001 and at the 55 th Annual
Conference of the Pennsylvania Sociological Society in State
College, PA, October 21-22. pendidikan dan dunia penelitian (Gupta and Tyagi, 2011).
16 Shahla Kazemipour Sabet, et al., “A Study on Attitudes, 23 Çaglar Ozden and Maurice Schiff, (ed.) International,
Reasons and Goals of Iran’s PhD Students for Migration to Migraton, Remittances, and the Brain Drain, (New York:
Europe and American Countries”, pp. 1-4, The International Bank for Reconstruction and
(http://epc2008.princeton.edu/ download.aspx? Development/The World Bank, 2006), pp. 1-18.
submissionId=80175, diakses 8 Mei 2011). 24 Dean Yang and Claudia A. Martínez, Remittances and
17 Grecic Vladimir, “The Role of Migrant Professionals in the Poverty in Migrants Home Areas: Evidence from the
Process of Transition in Yugoslavia”, Medjunarodni Problemi, Philippines, Çaglar Ozden and Maurice Schiff. (ed.),
54(3), 2002, pp. 253-271. “International, Migraton, Remittances, and the Brain
18 Hisham Foad, “The Brain Drain: Leveling the Playing Field Drain”, (New York: The International Bank for
or Widening the North-South Divide?”, Emory University, Reconstruction and Development/The World Bank, 2006),
December 16, 2005, pp. 1-26. p. 80.
19 Hawkes Michael, “Nursing Brain Drain from India”, Human 25 Muzaffar A. Chishti, “The Phenomenal Rise in Remittances
Resources for Health, 7(1), 2009, pp. 1-2. to India: A Closer Look”, Policy Brief, Program on Migrants,
20 Hagopian Amy, et al., “The migration of Physicians from Migration, and Development, May 2007.
SubSaharan Africa to the United States of America: 26 Karin Mayr and Givanni Peri, “Theory and Application to
Measures of the African Brain Drain”, Human Resources for Eastern-Western Europe”, Working Paper No. 0919, The
Health, 2(1), 2004, pp. 1-10. Austrian Center for Labor Economics and the Analysis of the
21 Michael A. Clemens, “New Data on African Health Welfare State, October 2009.
Professionals Abroad”, Human Resources for Health, 6(1), 27 Seperti dikutip Rayenda Khresna Brahmana dalam,
2008, pp. 1-11. “Mencegah Kerugian Brain Drain”, 2 Maret 2010, p. 2,
22 Persoalan remittance banyak dikritik dalam berbagai (http:// www.rayebrahm.com/?p=110, diakses 6 Februari
analisis brain drain, terutama yang melihat sebagai sumber 2011).
brain drain untuk negara berkembang seperti India, karena 28 Roskilde University, “Brain on the Move”, The International
pada dasarnya persoalan utama terletak pada Social Science Basic Studies, 1 st Semester Project-Autumn
pengetahuan, pengalaman dan dampak langsung pada 2006, p. 8.
113

Asumsi dari teori ini adalah pekerja terdidik SDM bersifat strategis karena memberikan nilai
merupakan aset negara, karena itu mereka tambah (added value) dan menjadi tolok ukur
bermigrasi dalam rangka mengembangkan keberhasilan bisnis.35
keahliannya, dan setelah keahlian meningkat Pendekatan lain adalah Li and McHale yang
mereka kembali untuk membangun negaranya. 29 mengaitkan dengan kelembagaan, seperti yang
Kesadaran reverse brain menjadi fenomena menarik dilakukan dalam studinya bahwa kembalinya tenaga
dan menjadi perhatian di banyak negara pengirim kerja ahli telah memberikan efek positif bagi
brain drain. Bahkan negaranegara di kawasan Asia kelembagaan politik tetapi memiliki efek negatif
Pasifik, misalnya Tongan dan Samoan yang pada terhadap kelembagaan ekonomi.36 Analisis lainnya
awalnya mengkampanyekan para perawat untuk adalah brain drain dikaitkan dengan perdagangan
bekerja di Australia dan Selandia Baru, tetapi telah seperti yang dilakukan oleh Felbermayr and Jung 37
menerapkan kebijakan menarik kembali mereka dan Groizard and Llull38 di mana melalui studinya
untuk bekerja di negara asal.30 Begitu juga negara- diketahui bahwa terdapat terdapat korelasi antara
negara di Afrika, misalnya Uganda menerapkan peningkatan migrasi brain drain dengan nilai
kebijakan peningkatan gaji perawat.31 perdagangan.
Analisis lebih lanjut dari reverse brain dan brain Secara empirik, strategi reverse brain telah
gain dilakukan dalam kesatuan analisis. Dalam dilakukan oleh Cina dan India di mana kedua negara
analisis reverse brain dan brain gain (reverse-gain tersebut telah memanfaatkan fenomena brain drain
brain), peran negara menjadi penting karena akan bagi pembangunan negaranya. Cina merupakan
terkait dengan kebijakannya. Sebagai contoh negara dengan populasi terbesar di dunia telah
pemerintah Libya menjalankan kebijakan reverse mengalami eksodus ilmuwan pada tahun 19801990-
brain dengan alasan ekonomi dan pendidikan. 32 Agar an39, terutama ke Amerika Serikat pada awal tahun
dapat menghasilkan gain brain dari kembalinya 1990-an. Tetapi dengan fenomena brain drain, dunia
migran ilmuwan atau profesional tersebut, justru saat ini menyaksikan kebangkitan industri di
pemerintah melakukan berbagai perubahan negara tersebut.40 Hal ini dilakukan karena Cina
kelembagaan politik dan ekonominya agar mereka menjalankan strategi reverse brain, misalnya
berpartisipasi dalam proses pembangunannya, Pemerintah Cina melibatkan universitas-universitas
sehingga dalam jangka panjang akan menciptakan untuk penelitian dan pengembangan. Karena itu,
nilai tambah bagi kesejahteraan bangsa dan setiap tahunnya, ada sekitar 3.000 penelitian yang
negara.33
35 Angela Baron and Michael Armstrong, Human Capital
Fenomena brain drain telah menjadi menarik Management, Achieving Added Value Through People
bagi para ilmuwan sehingga memunculkan (Kogan Page, London and Philadelphia 2007), p. 62, Jon
pendekatan lain, seperti Brucker yang mengaitkan Ingham, Strategic Human Capital Management, Creating
brain drain dengan human capital dalam bentuk Value through People, (Butterworth-Heinemann, 2007), pp.
207-232.
investasi pendidikan penduduk yang meningkat
36 Xiaoyang Li and John McHale, “Does Brain Drain Lead to
dikarenakan migran intelektual.34 Asumsinya adalah Institutional Gain? A Cross Country Empirical Investigation”,
pp. 1-24, (http://dse.univr.it/espe/documents/Papers /D/5/
29 Catia Batista, et al., “Brain Drain or Brain Gain? Micro D5_3.pdf, diakses 7 Mei 2011).
Evidence from an African Success Story”, IZA Discussion 37 Gabriel J. Felbermayr and Benjamin Jung, “The Pro-Trade
Paper No. 3035, September 2007, pp. 1-46. Effect of the Brain Drain: Sorting Out Confounding Factors”,
30 Connel John and Brown Richard, “The Remittances of Hohenheim Diskussionsbeitrage No. 302/2008, Universit¨at
Migrant Tongan and Samoan Nurses from Australia”, Hohenheim, Germany, November 2008.
Human Resources for Health, 2(1), 2004, pp. 1-21. 38 Jose L. Groizard and Joan Llull, “Skilled Migration and
31 Nguyen Lisa, et al., “Intent to Migrate among Nursing Sending Economies: Testing Brain Drain and Brain Gain
Students in Uganda: Measures of the Brain Drain in the Next Theories”, October 2007, pp. 1-35,
Generation of Health Professionals”, Human Resources for (http://www.uib.es/depart/ deaweb/web personal/
Health, 6(1), 2008, pp. 1-11. jlgroizard/ archivos/B Doctober2007. pdf, diakses 6 Mei
32 Hani T. S. Benamer, “The Libyan Doctors’ Brain Drain: An 2011).
Exploratory Study”, BMC Research Notes, 2(1), 2009, pp. 1- 39 David Zweig and Stanley Rosen, “How China Trained A New
6. Generation Abroad”, p. 2, (http://www. scidev.net,
33 Ibid. 05/22/2003, diakses 20 Desember 2011).
34 Herbert Brucker, et al., “Does Migration Stimulate Human 40 Yun-chung Chen, “The Limits of Brain-Circulation: Chinese
Capital Investment? Theory and Evidence”, Februari 2007, Returnees and Technological Development in Beijing”,
pp. 1-19 Working Paper No. 15, Center on China’s Transnational
(http://econstor.eu/bitstream/10419/39901/1/AEL2008 Relation, The Hong Kong University of Science and
15gruen.pdf, diakses 5 Mei 2011). Technology, pp. 1-32.
Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik, Vol. 3 No. 1, Juni 2012 109 - 124

dihasilkan dan ini setara dengan penelitian yang drain di India perlahan telah berkurang 47 dan
dihasilkan perguruan-perguruan tinggi kelas dunia di berubah menjadi reversed brain drain. Sejak akhir
Amerika Serikat (AS).41 tahun 1990an, para ilmuwan dan profesional India
Catatan penting dari keberhasilan penelitian yang telah menetap di luar negeri mulai kembali ke
dan pengembangan Cina adalah bagaimana tanah airnya. Kesempatan itu dilakukan pada masa
mensinerjikan antara riset dengan pembangunan. 42 cuti panjang ataupun di tengah masa penelitiannya
Karena itu sangat beralasan jika pertumbuhan dengan cara mengajar di India dan berinteraksi
ekonomi Cina diimbangi dengan perkembangan secara langsung dengan sesama peneliti di negara
penelitiannya yang berorientasi pasar. 43 Bahkan asal. Hal ini terjadi hampir di berbagai bidang
untuk menjaga pertumbuhan ekonomi ke depannya pengetahuan, khususnya information technology
menjadi tantangan dan semakin menumbuhkan (IT), kedokteran, dan ekonomi. Saat ini, sedikitnya
kesadaran para ilmuwannya untuk meningkatkan terdapat sekitar seratus ribu warga negara India
kualitas risetnya dengan inovasi-inovasi baru. 44 yang sebelumnya bekerja di luar negeri telah
Sinerjinya pertumbuhan ekonomi dengan riset, kembali ke negaranya secara permanen, di mana
sebagai contohnya adalah untuk melakukan 32.000 di antaranya merupakan non-resident Indian
transformasi pertanian, pemerintah Cina (NRI) yang berasal dari Inggris. Jika awalnya, brain
meningkatkan anggaran penelitian dan drain dirasakan merugikan India mulai berubah
pengembangan untuk sektor pertanian hampir 5,5 menjadi brain circulation yang membawa
persen setiap tahunnya sehingga persentase total keuntungan secara mutual bagi India dan negara
anggaran penelitian dan pengembangan sektor tujuan. Beberapa faktor yang menjadi penyebab
pertanian menjadi 15 persen dari total anggaran utama terciptanya pola reverses brain di India,
penelitian dan pengembangan.45 Contoh lain dari adalah:48
peran penelitian dan pengembangannya juga 1. Terjadinya transisi kebijakan pemerintah India
ditujukan untuk memperbaiki kualitas layanan secara gradual dari pola kontrol ekonomi
publik, adalah bagaimana Cina menyelesaikan sosialis melalui sebuah proses liberalisasi yang
persoalan pelik pada transportasi kereta api dengan dimulai pada awal tahun 1990-an. Perubahan
mengembangkan Decission Support System pada ini telah menciptakan tidak hanya tersedianya
tahun 2002 melalui proyek penelitian dan berbagai lapangan kerja baru di bidang
pengembangan Intelligent Decision Support System manufaktur dan teknologi, tetapi juga
for the Railway Empty Wagons Distribution plan meningkatnya reputasi berbagai lembaga
(REWD-IDSS).46 tinggi pendidikan di bidang IT dan
Selain keberhasilan Cina, India merupakan manajemen.49 Di samping itu, pengelolaan
contoh terbaik lainnya. Saat ini fenomena brain institusi-institusi swasta tidak lagi dipersulit
oleh campur tangan Pemerintah yang
41 Falik Rusdayanto, “Riset dan Pertumbuhan Ekonomi”,
sebelumnya cukup dominan.
(http:// www.suarakarya-online. com/news.html?id
2. Terjadinya reverses brain di India disebabkan
=270675, diakses 8 Juni 2001).
42 Hal menarik dari kasus Cina ini meskipun riset pula akibat melemahnya kondisi
dikembangkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi perekonomian di Amerika Serikat. Kondisi
tapi bersifat pragmatis, karena jika dilihat dari high value tersebut menyebabkan banyaknya
penelitian yang dihasilkan Cina sangat rendah atau hanya 1 perusahaan yang menutup aktivitasnya,
persen jauh dari negara Jerman dan Amerika. Lihat dalam termasuk memutuskan hubungan kerja
Boeing and Sander (tanpa tahun). dengan para tenaga ahlinya. Untuk mengatasi
43 Sylvia Schwaag Serger and Magnus Breidne, “China’s
masalah ini, Amerika mulai mengeluarkan
FifteenYear Plan for Science and Technology: An
Assessment”, Asia Policy, Number 4, 2007, p. 138. kebijakan outsourcing dengan mencari
44 Simon, Denis Fred and Cong Cao, “China’s Emerging Science
and Technology Talent Pool: A Quantitative and Qualitative 47 Fenomena brain drain India dimulai pada tahun 1950-an
Assessment”, The research is a part of the Levin Institute’s dan mengalami puncaknya pada akhir 1970-an ketika
Project, Global Talent Index™, p. 2. terjadi booming minyak (Khadria, 2006).
45 Songqing Jin, Jikun Huang, and Scott Rozelle, “The 48 Pan Mohamad Faiz, “Brain Drain dan Sumber Daya
Productioan Performance of China’s Transforming Manusia Indonesia: Studi Analisa terhadap Reversed Brain
Agriculture”, Choices Magazine, 24(4), 2009, p. 2. Drain di India”, 15 September 2007, hal. 5-6,
46 Zhang Xi and Jian Liu, “Studi on Intelegent Decision (http://jurnalhukum.blog spot.com/2007/09/brain-drain-di-
Support System for the Railway Empty Wagon Distribution indonesia.html, diakses 5 Februari 2011).
in China”, Proceedings of the Eastern Asia Society for 49 “Home Calling: Reverse Brain-Drain A Growing
Transportation Studies, Vol. 5, 2005, pp. 272-284. Phenomenon”, Tjiniste, Hiring and Beyond, December 2011.
115

tenaga-tenaga ahli yang lebih murah namun A. Alasan Menjadi Penting


mempunyai kemampuan yang tinggi, salah Tenaga ahli dan pelajar cerdas yang pindah dari
satunya dengan memanfaatkan pengeluaran Indonesia ke luar negara tentunya merugikan bagi
visa H-1B. Kesempatan inilah yang negara karena secara langsung negara kehilangan
dimanfaatkan oleh para profesional dan SDM berkualitas yang seharusnya dimanfaatkan
pebisnis asal India. Mereka berduyun-duyun untuk pembangunan. Saat ini, ilmuwan Indonesia
kembali ke negaranya sebagai fasilitator yang berada di luar negeri banyak yang bekerja
antara tenaga ahli yang berada di India menjadi dosen dan peneliti pada
dengan jaringan pasar internasional. Booming universitas/lembaga penelitian bergengsi seperti
besar berikutnya terjadi ketika India Prof Eko Supriyanto yang menjabat Ketua Jurusan
menciptakan kota-kota IT yang diberi nama Sains Klinikal Universiti Teknologi Malaysia, Prof Dr
Indian Silicon Valley yang berpusat di Iwan Jaya Aziz di Cornell University Amerika Serikat,
Bangalore, di mana perusahaan-perusahaan Dr Juliana Sutanto di ETH Zurich Swiss, Dr Yow–Pin
sekelas HawlettPackard, IBM, dan Microsoft Lim di Brown University AS, Dr Deden Rukmana di
mulai membuka laboratorium riset secara Savannah State University AS, Dr Darwis Khudori di
khusus di wilayah tersebut. Hasilnya yaitu Le Havre University Prancis, Dr Khoirul Anwar di
penciptaan kekuatan baru para pekerja Japan Advanced Institute of Science and Technology
transnasional di berbagai sektor ekonomi, Jepang, dan Dr Johny Setiawan yang bekerja di Max
penguatan infrastruktur fisik dan sosial di Planck Institute for Astronomy.52
Bangalore dan sekitarnya, serta penempaan Di antara ilmuwan-ilmuwan Indonesia yang
dan penguatan hubungan transnasional berada di luar negeri banyak di antaranya
antara India dan Amerika merupakan ilmuwan yang menyumbang bagi
Serikat. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
3. Kesuksesan India menarik kembali para (Iptek).53 Sebagai contoh Prof Dr Ken Soetanto yang
ilmuwannya tidak terlepas dari jaringan masuk birokrasi sebagai komite pengawas
diaspora50 yang selama ini dapat terus mereka (supervisor committee) di Japanese Ministry of
pertahankan, baik diaspora yang bersifat Economy, Trade, and Industry. Selain itu juga ikut
keilmuan maupun komunitas membidangi konsep masa depan Jepang dengan
kemasyarakatan. Beberapa diaspora keilmuan menjadi Japanese Government 21st Century Vision.
utama yang dimiliki misalnya, Silicon Valley Pemikiran Soetanto yang terkenal adalah konsep
Indian Professional Association (SIPA), pendidikan “Soetanto Effect” dan memiliki 31 paten
Worldwide Indian Network, The International internasional yang tercatat resmi di pemerintah
Association of Scientists and Engineers and Jepang.54 Begitu juga saat ini jumlah ilmuwan
Technologist of Bharatiya Origin, dan Indonesia di Malaysia terus meningkat dan tercatat
Interface for Non Resident Indian Scientists 500 dosen bergelar doktor yang mengajar dan
and Technologist Programme (INRIST). meneliti di sana. Tentunya inovasi yang dilahirkan
Keberadaan lembaga-lembaga tersebut oleh ilmuwan Indonesia dengan sendirinya
menjadikan mereka memperoleh sumber mengangkat nama universitas Malaysia.55
potensi besar dalam menjalankan kerja sama
secara efektif dan menguntungkan kedua 52 “Menunggu Kontribusi Ilmuwan Indonesia”, (http://www.i-
belah pihak antara negara India sebagai 4. or.id/site/index.php?option=comzoo&task=item&item_
negara berkembang dengan berbagai negara id=251&Itemid=53, diakses 3 Juni 2011).
53 Indonesia memiliki peneliti potensial, misalnya Yogi Ahmad
industri maju lainnya.51
Erlangga yang berhasil memecahkan rumus Persamaan
Helmholtz yang sudah berumur 30 tahun dan merupakan
III. PEMBAHASAN tonggak penting bagi ilmu pengetahuan dan
pengembangan teknologi. Hasil temuannya dapat
50 United Nation Development Programme, “Case Evidence digunakan untuk mempercepat pencarian sumber-sumber
‘Brain Gain’”, A UNDP Capacity Development Resource, minyak bumi atau 100 kali lebih cepat dari sebelumnya
Number I, April 2007. Lihat juga Khadria (2003). (Ilwan, 2006).
51 Lihat juga, Ajay Agrawal, et al., “Brain Drain or Brain Bank?: 54 “Profesor Ken Soetanto, Kisah Ilmuwan dengan Gaji 144
The Impact of Skilled Emigration on Poor-Country Milyar Per Tahun”, Sumatera Expres, 27 Juni 2005.
Innovation”, March 2009, pp. 1-33, (http://www.rotman. 55 “Jalan Tengah Negeri Jiran“,
utoronto.ca/ajay.agrawal/Documents/Agrawal- (http://www.i4.or.id/site/index. php?
KapurMcHale%20Brain%20Drain%20Mar-20-2007.pdf, option=com.zoo&task=item&item_id=246&Itemid=53,
diakses 6 Mei 2011). diakses 3 Juni 2011).
Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik, Vol. 3 No. 1, Juni 2012 109 - 124

Data di atas hanya memperlihatkan potret kecil Belajar dari India, investor bidang teknologi
dari keberadaan ilmuwan Indonesia di luar negeri tinggi akan melirik negara dengan infrastruktur
yang patut diperhitungkan. Keberadaan ilmuwan intelektual yang kuat. Pelaku brain-drain secara
yang berada di luar negeri pada awalnya memiliki alamiah akan pulang ke tanah air manakala kondisi
tujuan untuk sekolah56 tetapi kemudian berlanjut keilmuan di Indonesia mulai membaik. Kehadiran
dan menetap di sana dengan alasan untuk penelitian mereka dengan membawa budaya Iptek yang maju
lanjutan karena di tanah air lingkungan kurang diharapkan mempercepat pembangunan bangsa.
mendukung baik dari sisi fasilitas maupun dana Secara konseptual, strategi reverses brain
untuk melakukan riset.57 Contoh dari peristiwa ini memungkinkan untuk berhasil sepanjang
adalah tidak kembalinya beberapa dosen Institut implementasi kebijakan tepat dan komitmen untuk
Teknologi Bandung (ITB) yang ditugaskan sekolah di menjalankannya. Hal tersebut juga perlu didukung
luar negeri.57 Berdasarkan hal tersebut, menjadi dengan latar dan prasyarat yang memadai strategi
penting untuk menarik kembali para ilmuwan yang tersebut berjalan. Ada beberapa asumsi yang
berada di luar negeri. melatarbelakanginya. Pertama, budaya migrasi,
yaitu Indonesia tidak banyak memiliki suku bangsa
B. Prasyarat Reverse Brain Indonesia yang mempunyai budaya “merantau”
Warga negara Indonesia yang mendapat tetapi ada beberapa suku yang memang mempunyai
kesempatan bersekolah di luar negeri dengan budaya merantau seperti Minang, Bugis, dan
beasiswa atau berkiprah di luar negeri pada Manado. Kondisi ini berbeda dengan warga Cina,
dasarnya adalah SDM terpilih karena memiliki India atau Pakistan yang memang tujuan utama
keunggulan sehingga mereka mudah mendapat mereka sekolah adalah “pindah” dari negaranya
peluang untuk lebih lama di luar negeri dengan sehingga biasanya hal pertama yang dilakukan
tawaran penelitian lanjutan atau bekerja di setelah mereka tiba di luar negeri adalah
perusahaan. Mereka yang pindah tidak bisa mengajukan permohonan untuk mendapatkan
dipersalahkan begitu saja, dan tidak bisa disebut penduduk permanen.58 Kedua, reverses brain dapat
sebagai warga negara yang kurang rasa menjadi elemen awal terciptanya brain gain. Untuk
nasionalismenya. Tetapi dengan kondisi SDM yang itu diperlukan prasyarat, yaitu:
terpuruk, Indonesia membutuhkan kehadiran SDM 1. Adanya tansisi kebijakan Pemerintah secara
potensial dalam rangka mengakselerasi gradual sehingga dapat menciptakan berbagai
pembangunan di segala bidang. Untuk itu lapangan kerja baru di berbagai bidang. Selain
pemerintah perlu melakukan strategi reverse brain, itu, dominasi campur tangan Pemerintah atas
yaitu menarik kembali para profesional yang bekerja pengelolaan institusi-institusi swasta perlu
di luar negeri agar mengembangkan potensinya di dikurangi.
tanah air. 2. Penguatan kondisi perekonomian di dalam
Namun harus dipahami bahwa meskipun negeri karena ini akan dimanfaatkan oleh para
mereka dituntut untuk mengabdikan ilmu dan profesional pelaku brain drain. Mereka yang
membangun tanah airnya, tapi adalah wajar kalau kembali akan menjadi fasilitator antara tenaga
secara pribadi jika mereka ingin memberikan yang ahli yang berada di dalam negeri dengan
terbaik secara ekonomis bagi diri dan keluarganya. jaringan pasar internasional.
Keuntungan ekonomis dan fasilitas yang baik yang 3. Pemeliharaan jaringan diaspora, baik yang
bisa dicapai ketika bekerja di luar negara adalah bersifat keilmuan maupun yang bersifat
alasan yang bisa diterima. Jika masalah utamanya komunitas kemasyarakatan. Melalui sarana
adalah masalah ekonomi dan kenyamanan bekerja, ini, mereka memperoleh sumber potensi yang
adalah sudah saatnya bagi Pemerintah Indonesia sangat besar dalam menjalankan kerja sama
untuk membangun kondisi yang kondusif bagi secara efektif dan menguntungkan kedua
perkembangan profesionalitas melalui berbagai belah pihak antara negara berkembang
kebijakannya. dengan berbagai negara industri maju lainnya.
Komunitas dari diaspora harus dikondisikan
56 Suatu survei di Perancis memperlihatkan bahwa 7 persen untuk memberikan kontribusi yang signifikan
mahasiswa Perancis yang sekolah di luar negeri kemudian terhadap pertumbuhan dan perkembangan di
setelah menyelesaikan sekolahnya bekerja di luar negeri. dalam negeri. Diaspora juga dapat menjadi
Lihat dalam, “International Mobility of the Highly Skilled”,
OECD Policy Brief, July 2002, p. 2.
komunitas yang berharga dalam memberikan
57 Tim Puslitbang SDM Balitbang Dephan, Op.Cit., hal. 4.
57
Ibid., p. 2. 58 Tim Puslitbang SDM Balitbang Dephan, Op.Cit., hal. 3.
117

kontribusi terhadap meningkatnya hubungan dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka


bilateral, sehingga hal tersebut menghasilkan Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025. Dalam
keuntungan ganda bagi negaranya.59 RPJPN pembangunan Iptek diarahkan untuk
pencapaian visi pembangunan, yaitu menuju
C. Dukungan Kebijakan Pembangunan Ilmu Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Visi
Pengetahuan dan Teknologi tersebut dicapai melalui misi pembangunan yang
salah satu di antaranya adalah mewujudkan bangsa
Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa
yang berdaya saing. Pembangunan daya saing
untuk terjadinya reverse brain perlu didukung
bangsa dapat dilakukan dengan dukungan salah
dengan seberapa mendukungnya kebijakan Iptek
satunya meningkatkan penguasaan, pengembangan,
yang ada. Karena itu perlu dijelaskan bagaimana
dan pemanfaatan
kerangka kebijakan Iptek Indonesia saat ini.
Iptek.
Berdasarkan Pasal 31 Ayat 5 UUD Tahun 1945
hasil Amandemen ke-4 menyebutkan bahwa Pembangunan daya saing tersebut selanjutnya
“Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan harus dibangun dengan memperkuat perekonomian
teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama domestik yang berorientasi dan berdaya saing global
dan persatuan bangsa untuk memajukan peradaban sehingga pembangunan diarahkan untuk melakukan
serta kesejahteraan umat manusia”. Dengan transformasi bertahap dari perekonomian yang
amandemen ini, Iptek mempunyai peran penting berbasis keunggulan komparatif sumber daya alam
bagi upaya pencapaian kemajuan bangsa dan menjadi perekonomian yang berkeunggulan
kesejahteraan rakyat. Akan tetapi, pembangunan kompetitif. Upaya tersebut dilakukan dengan
Iptek hanya akan memberikan kontribusi nyata prinsip-prinsip dasar: mengelola peningkatan
terhadap pembangunan nasional dalam upaya produktivitas nasional melalui inovasi, penguasaan,
meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek
masyarakat jika produk yang dihasilkan bisa menuju ekonomi berbasis pengetahuan. Hal itu akan
didayagunakan untuk memenuhi kebutuhan dilakukan melalui peningkatan, penguasaan, dan
masyarakat atau dapat menjadi solusi bagi penerapan Iptek secara luas dalam sistem produksi
permasalahan nyata baik yang dihadapi Pemerintah barang/jasa, pembangunan pusat-pusat keunggulan
maupun masyarakat. Iptek, pengembangan lembaga penelitian yang
Arti penting Iptek tersebut sebagaimana yang andal, pewujudan sistem pengakuan terhadap hasil
diatur dalam konstitusi tersebut diatur lebih lanjut penemuan dan hak atas kekayaan intelektual,
dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 pengembangan dan penerapan standar mutu
tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan peningkatan kualitas dan kuantitas SDM Iptek,
dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan
Secara khusus dalam Pasal 4 dijelaskan bahwa prasarana Iptek. Jadi konsep dalam RPJPN tersebut
Sistem sudah memperlihatkan bagaimana peran Iptek
60
Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan terhadap pencapaian visi pembangunan.
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi bertujuan Pada tahapan pembangunan, kemudian RPJPN
memperkuat daya dukung ilmu pengetahuan dan tersebut dilaksanakan dalam kerangka lima tahunan.
teknologi bagi keperluan mempercepat pencapaian Karena itu dalam arah Pembangunan Iptek tahun
61
tujuan negara, serta meningkatkan daya saing dan 2010-2014 , adalah prinsip penggalangan kompetisi
kemandirian dalam memperjuangkan kepentingan dan kerja sama untuk membangkitkan industri hasil
negara dalam pergaulan internasional. inovasi dilakukan dengan cara mengelola interaksi
Sebagai suatu regulasi maka perlu serta hubungan-hubungan antarelemen pendukung,
diimplementasikan dalam tingkat operasional. mengefektifkan interaksi antar lembaga penghasil
Karena itu dalam tingkat perencanaan teknologi, interaksi keluar dengan dunia usaha agar
pembangunan, maka pembangunan Iptek inovasi dapat mewujud dalam penyediaan barang
dan jasa yang bermanfaat bagi masyarakat.
59 Lebih lanjut lihat: Jean-Baptiste Meyer and Jean-Paul
Wattiaux, “Diaspora Knowledge Networks: Vanishing Doubts
and Increasing Evidence”, International Journal on 60 Dalam konteks global, arti penting Iptek telah dijadikan
Multicultural Societies (IJMS), 8(1), 2006, pp. 4-24; Sami sebagai bagian dari Millennium Development Goal (MDG’s)
Mahroum, et al., “Transnational Diaspora Options: How (Juma and Cheong, 2005).
Developing Countries Could Benefit from Their Emigrant 61 Lihat juga dalam Lampiran II Keputusan Menteri Riset dan
Populations”, International Journal on Multicultural Teknologi Nomor: 193/M/Kp/IV/2010 Tanggal: 30 April
Societies (IJMS), 8(1), 2006, pp. 25-42. 2010, AGENDA RISET NASIONAL 2010-2014.
Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik, Vol. 3 No. 1, Juni 2012 109 - 124

Selanjutnya kebijakan Iptek tahun 2010-2014 ekonomi selama ini. Adapun ketiga pilar yang
diarahkan untuk: dimaksudkan adalah: Pertama, Value added
1. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas (peningkatan nilai) terhadap komoditas yang
kelembagaan litbang dan lembaga pendukung tersedia. Caranya adalah dengan menekan kegiatan
untuk mendukung proses transfer dari ide ekspor barang mentah yang selama ini berakibat
prototype laboratorium. pada income nilai yang kurang memadai. Pilar ini
2. Prototype industri produk menjadi penting karena rendahnya pendalaman
komersial industri sehingga ekspor lebih didominasi oleh
(penguatan sistem inovasi nasional). barang mentah dikarenakan ketiadaan dukungan
yang kuat dari Pemerintah dalam pemanfaatan
3. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas
sumber daya Iptek untuk menghasilkan teknologi yang berbasis inovasi dan efisiensi,
produktivitas litbang yang berdayaguna bagi termasuk dukungan anggaran penelitian dan
sektor produksi dan meningkatkan budaya pengembangan. Padahal, pemanfaatan teknologi
inovasi serta kreativitas nasional. merupakan salah satu faktor pendorong
pertumbuhan ekonomi secara konsisten dan
4. Mengembangkan dan memperkuat jejaring
kelembagaan baik peneliti di lingkup nasional berkelanjutan.62
maupun internasional untuk mendukung Kedua, connectivity (konektivitas atau
peningkatan produktivitas litbang dan keterhubungan antara 6 kawasan ekonomi nasional,
peningkatan pendayagunaan litbang nasional. yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali,
5. Meningkatkan kreativitas dan produktivitas dan Papua-Maluku, di mana di 6 koridor tersebut
litbang untuk ketersediaan teknologi yang juga dikembangkan seperti di antaranya cluster dan
dibutuhkan oleh industri dan masyarakat kawasan ekonomi khusus (sub-concept). Pilar ini
serta menumbuhkan budaya kreativitas akan memicu dan menggenjot pembangunan dan
masyarakat. pertumbuhan ekonomi di seluruh kawasan secara
6. Meningkatkan pendayagunaan Iptek dalam bersamaan dan wilayah-wilayah di Indonesia harus
sektor produksi untuk peningkatan terintegrasi dari Sabang sampai Merauke. Pilar
perekonomian nasional dan penghargaan ketiga yaitu peningkatan SDM dan Iptek yang ada
terhadap Iptek dalam negeri. melalui 6 koridor ekonomi.
Dengan arah kebijakan Iptek tersebut di atas, Adanya pilar ketiga dalam MP3EI tersebut,
maka strategi pembangunan Iptek dilaksanakan menjadi tantangan bagi peran SDM. Meskipun di
melalui dua prioritas pembangunan yaitu: satu sisi terdapat kondisi keterpurukan SDM, tetapi
penguatan Sistem Inovasi Nasional (SIN) yang di sisi lain Indonesia memiliki potensi SDM yang
berfungsi sebagai wahana pembangunan Iptek mampu berkiprah di dunia internasional. Untuk itu
menuju visi pembangunan Iptek dalam jangka tuntutan peran SDM potensial dalam mendukung
panjang; dan peningkatan penelitian, MP3EI menjadi sangat dibutuhkan. Untuk pilar
pengembangan, dan penerapan Iptek (P3 Iptek) ketiga adalah mempercepat kemampuan SDM dan
yang dilaksanakan sesuai dengan arah yang Iptek dengan elemen utamanya:
digariskan dalam RPJPN tahun 2005-2025. 1. Meningkatkan kualitas pendidikan termasuk
Di samping dokumen pembangunan di atas, pendidikan tinggi, kejuruan, dan pelatihan
Indonesia juga telah memiliki MasterPlan terutama untuk yang terkait dengan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi pengembangan program utama.
Indonesia (MP3EI). Tujuan akhir dari MP3EI adalah: 2. Meningkatkan kompetensi teknologi dan
target yang ingin dicapai adalah Produk Domestik keterampilan/keahlian tenaga kerja.
Bruto (PDB) Pada tahun 2025 sebesar USD3,5 triliun 3. Meningkatkan kegiatan penelitian dan
dan bisa menjadi kekuatan nomor 12 dunia dengan pengembangan baik oleh pemerintah maupun
pendapatan per kapita bisa tembus USD14,9 ribu swasta, melalui pemberian insentif,
dan di tahun 2045 sebesar USD16,6 triliun dan bisa
menjadi kekuatan nomor 7 atau 8 di dunia dengan
62 Banyak pihak mempertanyakan, berapa besar sumbangan
pendapatan per kapita bisa tembus USD46,9 ribu. hasil Iptek terhadap pembangunan ekonomi. Untuk melihat
Pencapaian target tersebut akan dititikberatkan sumbangan bagi Iptek, laporan UNESCO menyebutkan
pada tiga pilar pembangunan. Tiga pilar tersebut sumbangan riset dan pengembangan terhadap ekonomi
kemudian diharapkan akan mampu menjawab dunia tumbuh dari 27,9 persen (tahun 1997) menjadi 31,5
masalah-masalah yang menghambat pergerakan persen (tahun 2002), dengan kontribusi yang sangat besar
dipegang Cina (Subagyo, 2008).
119

peningkatan anggaran, dan mengundang sebesar 1,38 persen. Penyebab utamanya: pertama,
keahlian serta teknologi dari luar. masih rendahnya kontribusi teknologi terhadap
4. Mengembangkan institusi sistem inovasi pertumbuhan ekonomi adalah masih lemahnya
nasional yang berkelanjutan. kinerja sistem inovasi nasional. Indikator-indikator
Dari dua dokumen perencanaan pembangunan seperti total belanja litbang sebagai persentase dari
Iptek tersebut pada dasarnya adalah saling PDB, jumlah peneliti, paten, pengeluaran penelitian
mendukung karena tujuannya adalah bagaimana dan pengembangan sektor swasta, kolaborasi riset
mensinerjikan Iptek dengan kesejahteraan bangsa. universitas dengan perusahaan, dan lain-lain masih
Kedua dokumen pembangunan Iptek juga sangat rendah.64 Kedua, implementasi dari program
memperlihatkan bagaimana peran penting kebijakan Iptek di Indonesia adalah sebagian besar
kehadiran para ilmuwan dalam mendukung hanya bertujuan untuk memenuhi keingintahuan
pembangunan Iptek, baik ilmuwan yang yang ada di para peneliti sendiri, menambah nilai kredit
tanah air maupun di luar negeri dan sekaligus akademis, dan mengejar gelar semata. Hasil
kehadiran ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu. penelitian mereka belum masuk ke sektor riil dan
D. Konsep Pengembangan Iptek dan Reverse Brain keuangan untuk ditindaklanjuti hingga ke tahap
Berdasarkan pembahasan sebelumnya diketahui komersial dan bisa dimanfaatkan masyarakat. 65
bahwa kebijakan reverse brain penting untuk Tentunya ke depan harus ada perubahan orientasi
dilakukan. Dari pembahasan juga diketahui bahwa tersebut.
kebijakan tersebut sangat mungkin dilakukan karena Sebenarnya dari dua dokumen kebijakan
prasyaratnya dapat terpenuhi serta memiliki pembangunan di atas, dalam pengembangan Iptek
kerangka regulasi dan dokumen perencanaan adalah menerapkan konsep SIN, atau konsep ABG
kebijakan pengembangan Iptek yang mendukung. kompak, yaitu singkatan dari Academia, Bussiness
Karena itu hal berikutnya adalah bagaimana and Government di mana terdapat kerja sama yang
pendekatan yang dapat dilakukan dalam rangka melibatkan Akademisi atau universitas, bisnis atau
mengimplementasikannya. industri dan Pemerintah.66 Menurut Lundvall, SIN67
adalah sebuah sistem yang terdiri dari unsurunsur
1. Konsep Pengembangan Iptek (pelaku SIN) dan hubungan interaktif dalam
Meskipun dari kerangka regulasi dan dokumen produksi, difusi dan penggunaan pengetahuan baru
perencanaan pembangunan, masalah Iptek telah yang juga bermanfaat secara ekonomis.68 Inovasi dan
ditempatkan sebagai sesuatu yang penting, bahkan kreativitas teknologi yang dapat mengangkat
bagi Indonesia, arti penting Iptek telah dinyatakan pertumbuhan ekonomi untuk daya saing dan
melalui keberadaan UU Nomor 18 Tahun 2002 martabat bangsa karena itu berbagai bangsa telah
tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan mempunyai perhatiannya dalam mengupayakan
dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terbangunnya sistem inovasi yang mendukung
yaitu mendorong pertumbuhan dan pendayagunaan pertumbuhan ekonomi nasional.69
sumber daya Iptek secara lebih efektif. Salah satu
indikatornya adalah seberapa besar kontribusi
teknologi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi 64 M. Athar Ismail Muzakir, “Teknologi dan Budaya Korupsi”,
nasional. Menurut survei Asian Productivity 20 Juli 2010, (http://www.ristek.go.id/index.php?
module=News %20News&id=6356, diakses 7 Juni 2011).
Organization (APO) terhadap
65 “Sistem Inovasi Nasional Belum Sentuh Sektor Riil”, Selasa,
12 negara pada 2004, selama periode tahun 15 April 2008, (http://catatan studi.files.wordpress.
19802001, kontribusi teknologi terhadap com/2009/11/sistem-inovasi.pdf, diakses 25 Desember
pertumbuhan ekonomi63 Indonesia menduduki posisi 2011).
terendah, yaitu sebesar -14,80 persen. Bahkan, 66 Konsep awal pembangunan Iptek dengan ABG Kompak
angka tersebut sangat rendah jika dibandingkan pertama kali dicanangkan oleh Menristek Profesor
dengan Filipina (-14,68 persen), Singapura (10,95 Kusmayanto Kadiman. Dalam perkembangan internasional,
konsep tersebut juga menjadi suatu rekomendasi
persen), Thailand (16,91 persen), Malaysia (25,85
internasional. Lihat dalam, World Economic Forum in
persen), dan Vietnam (51,32 persen). Pada tahun Collaboration with The Boston Consulting Group,
2007, menurut Bank Indonesia kontribusi teknologi “Stimulating Economies through Fostering Talent
terhadap pertumbuhan ekonomi nasional hanya Mobility”, 2010, p. 7.
67 Karena itu pula, saat ini Iptek dipahami sebagai SIN (Yim,
63 Dalam teori ekonomi makro, proksi yang biasa digunakan 2006).
untuk mengetahui berapa kontribusi teknologi terhadap 68 Sri Harjanto, “Dari SIN ke ABG: Catatan Kebijakan Iptek
pertumbuhan ekonomi adalah faktor produktivitas total. Nasional”, Inovasi, 2(16), 2004.
Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik, Vol. 3 No. 1, Juni 2012 109 - 124

Konsep ABG dengan kebijakan Iptek perusahaan di dalam negeri (Semen Kupang dan
sebelumnya, berdasarkan UU Nomor 18 Tahun 2002 sebagainya).
tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan Kembalinya para profesional ke negara asal
dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi biasanya membawa serta kultur budaya maju yang
sebagai rujukannya dapat dikatakan sebagai sebuah telah menyatu dengan dirinya pada saat menjalani
prototipe Sistem Inovasi Nasional (SIN) 70 Indonesia71. kehidupan di negara maju. Karena itu akan terjadi
Karenanya keterkaitan SIN dengan konsep ABG, pengayaan kebijakan Pemerintah ketika para
pada dasarnya merupakan sistem yang terintegrasi profesional tersebut menduduki posisi-posisi kunci
antara agen institusi dan sistem ekonomi yang di pemerintahan. Studi UNESCO memperlihatkan
secara langsung mendorong pemunculan dan bahwa pada tahun 2004, Cina membelanjakan 1,44
penggunaan inovasi dalam ekonomi nasional. Agar persen dari PDB untuk kegiatan riset dan
SIN ini bisa berfungsi terdapat beberapa pelaku- pengembangan. Angka tersebut merupakan yang
pelaku yang diperlukan, yang bisa dibedakan dalam tertinggi untuk Asia. Council of Scientific and
beberapa kategori, yaitu pemerintah; universitas, Industrial Research (CSIR) India telah mendaftarkan
dan institusi yang memasok pengetahuan dan 542 paten di Amerika dalam kurun waktu tahun
keterampilan kunci72; perusahaan swasta (industri) 2002-2004 di mana jumlah tersebut melebihi total
dan institusi penelitian yang dibiayainya; institusi jumlah paten Amerika yang didaftarkan oleh Jepang,
penghubung, seperti dewan riset dan asosiasi riset; Prancis, dan Jerman.
dan organisasi lain, publik, maupun swasta. 73 Keberadaan para pelaku brain-drain di luar
negeri pada saat ini perlu dimaksimalkan
2. Implementasi Reverse Drain Melalui SIN pemanfaatannya. Hal ini menjadi penting karena
Konsep SIN di atas dapat diterapkan salah banyak mahasiswa Indonesia yang berangkat ke luar
satunya dengan memanfaatkan para ilmuwan negeri dengan bantuan ilmuwan Indonesia di
Indonesia di luar negeri melalui pemanfaatan mancanegara, misalnya melalui akses informasi
kategori pelakupelaku yang dijelaskan sebelumnya. beasiswa ataupun memberikan rekomendasi kepada
Pengembangan Jejaring Keilmuan calon pembimbing di mancanegara. Ilmuwan
Indonesia yang sedang bekerja di luar negeri juga
Keterbatasan informasi di antara para ilmuwan
bersentuhan dengan teknologi canggih yang bagi
atau tenaga ahli terhadap pasar kerja kadang
ilmuwan di dalam negeri masih menjadi impian.
menghambat terjadinya perputaran tenaga kerja di
Kerja sama riset antara ilmuwan dalam dan luar
dalam negeri. Kasus PTDI yang tenaga ahlinya ke
negeri merupakan sarana untuk maksimalisasi
luar negeri (Boeing, Air Bus, dan sebagainya)
potensi tersebut, terutama pemanfaatan
ternyata pada sisi lain memanfaatkan jejaring
penelitianpenelitian sebagaimana yang ada dalam
keilmuan sebagian dapat bekerja di perusahaan-
dokumen perencanaan pembangunan termasuk
dokumen MP3I.
69 Harijono A. Tjokronegoro, “Membangun Sistem Inovasi
Nasional untuk Daya Saing dan Martabat”, Disampaikan
Peningkatan Anggaran Penelitian
pada Pertemuan “Inovasi dan Pertumbuhan Ekonomi di
Indonesia”, BPI-ITB, 12 Februari 2011. Pemberdayaan ilmuwan yang ditandai dengan
70 SIN sendiri merupakan kerangka konsep pendekatan dalam memperbanyak dana untuk penelitian dan
Iptek dan inovasi yang muncul pada akhir tahun 1980-an pengembangan fasilitasnya dalam jangka panjang
(Godin, 2007). bisa menjadi modal utama untuk meningkatkan
71 Bahkan Presiden melalui PP No. 32 Tahun 2010 telah kreativitas dan produktivitas negara. Dengan
membentuk KIN (Komite Inovasi Nasional) dengan tugas penelitian akan terbuka potensi yang sangat besar
memberikan masukan kepada Presiden. untuk menemukan produk-produk baru dan
72 Pengalaman negara-negara maju menunjukkan bahwa
perbaikan terhadap produk lama yang bernilai
sebagian besar karya inovasi tumbuh dari lembaga riset serta
perguruan tinggi, yang mempunyai kultur serta tradisi akademik ekonomis. Sebagai contoh Cina memiliki anggaran
yang unggul dan otonom, yang membebaskan komunitasnya penelitian yang meningkat sebesar 20 persen setiap
berkreasi serta berkompetisi untuk tumbuhnya ilmu tahunnya dan merupakan negara kedua setelah
pengetahuan dan budaya bangsa dengan nilai-nilai baru yang Amerika yang memiliki anggaran penelitian
bermakna bagi kehidupan (ibid). Sebagai contoh Cina dalam terbesar.73 Bahkan peningkatan anggaran penelitian
mengembangkan SIN juga melibatkan universitas. Lihat dalam
Lan Xue, “Universities in China’s National Innovation System”,
Paper prepared for the UNESCO Forum on Higher Education, 73 James Wilsdon and James Keeley, China: The Next Science
Research and Knowledge, November 27-30, 2006. 73 Harjanto, Superpower? The Atlas of Ideas: Mapping the New
Loc.Cit. Geography of Science”, (London: The Good News Press,
121

Cina telah disusun dalam kerangka pengembangan berusia di kisaran 30 tahun, dan umumnya para
riset sampai dengan tahun 2020 dimana target yang ilmuwan dari bidang yang peranannya sangat vital
ingin dicapai adalah 2,5 persen dari GDP-nya. 74 seperti fisika, biologi, kimia, dan pemrograman
Peningkatan anggaran penelitian untuk komputer. Bahkan diperkirakan sekitar sepertiga
universitas dapat didorong melalui anggaran programmer di Microsoft berasal dari Rusia. Saat ini,
pendidikan. Universitas dapat memanfaatkannya jumlah ilmuwan yang meninggalkan Rusia mulai
dengan kerja sama penelitian dengan partner di luar menyusut seiring membaiknya perekonomian di
negeri termasuk pemanfaatan laboratorium negeri itu. Fenomena ini juga didukung dengan
universitas partner di luar negeri.75 perbaikan gaji ilmuwan76 dan pengembangan SIN.77
Dalam komponen peningkatan anggaran Terkait dengan gaji ilmuwan, pada tahun 2006
penelitian, termasuk di dalamnya adalah Pemerintah Rusia menyetujui usulan Akademi Ilmu
peningkatan gaji ilmuwan. Saat ini Pemerintah perlu Pengetahuan Rusia tentang kenaikan gaji. Pada
meninjau kembali kebijakan tentang kompensasi 2004, gaji ilmuwan Rusia sekitar 17.000 rubel
atau imbalan gaji dan penyediaan fasilitas bagi SDM (USD565), tetapi dengan struktur baru naik menjadi
yang memiliki kepakaran/ilmuwan yang bertalenta 19.000 rubel (USD630). Sejak tahun 2008 kembali
tinggi baik pada lembaga pendidikan maupun pada naik menjadi 30.000 rubel (USD995). Namun,
lembaga penelitian dan pengembangan. perbaikan gaji itu belum berhasil sepenuhnya
Penghargaan yang layak disesuaikan dengan jenjang mengangkat semangat para ilmuwan. Bila di masa
pendidikan, keahlian dan prestasi kerja sehingga Uni Soviet para ilmuwan masuk ke dalam kelompok
tidak ada diskriminatif gaji. premium tetapi di masa Rusia mereka tidak masuk
Kemerosotan di bidang ilmu pengetahuan telah kelompok yang diidolakan.79
terjadi di Rusia, sebagai contoh jumlah pemenang Contoh lain adalah, Pemerintah Thailand yang
Nobel dari Rusia sampai sekarang baru mencapai 23, membuat program khusus untuk menarik para
kalah jauh dibanding Inggris (116) dan Amerika tenaga ahlinya di luar negeri agar kembali ke
Serikat (320). Penurunan ini telah berdampak pada Thailand melalui proyek “Reverse Brain Drain”.
penurunan industri berbasis ilmu pengetahuan Proyek ini dilakukan oleh National Scientific and
seperti nuklir, telekomunikasi, dirgantara, ikut Tecnology Agency of Thailand. Mereka membuka
menurun drastis. Secara umum, laporan itu pendaftaran untuk para tenaga terampil/ahli di luar
menyebut bahwa dunia ilmu pengetahuan Rusia negeri untuk mengisi lowongan pekerjaan bergengsi
mengalami kemerosotan. Menurut para ilmuwan di Thailand dengan imbalan yang dua kali lipat
Rusia, hal tersebut terjadi karena negara-negara lain daripada tenaga kerja lulusan universitas domestik.
berlomba-lomba meningkatkan kualitas riset Walaupun, banyak memperoleh kritikan, khususnya
sementara Rusia harus berjuang keras menjaga dana dari para alumni dalam negeri, karena masalah
risetnya tidak turun. Jumlah anggaran riset Rusia diskriminatif gaji, tetapi kebijakan ini efektif dalam
yang nilainya jauh di bawah anggaran negara-negara menarik kembali para ilmuwannya.78
maju disinyalir menjadi pelarian besar-besaran para Meniru hal di atas Pemerintah dapat
ilmuwan ke luar Rusia dan pada akhirnya mengembangkan proyek reverses drain yang
menurunkan pengembangan Iptek Rusia”. Sebagian disatukan dalam MP3EI. Sebagai contoh adalah
besar ilmuwan yang berkualitas baik memilih melibatkan pembangunan berbagai infrastruktur
bekerja di Amerika Serikat, Eropa, Kanada, Prancis, dengan memanfaatkan ilmuwan Indonesia yang ada
Jerman, atau Jepang. di luar negeri. Hal ini menjadi penting karena dalam
Sejak Uni Soviet bubar pada tahun 1991, lebih dari kerangka MP3EI akan terdapat proyekproyek yang
500.000 ilmuwan pergi ke luar negeri dengan tujuan menuntut pemanfaatan Iptek, seperti: Proyek
mencari penghidupan lebih baik. Gaji mereka di pembangunan Jembatan Selat Sunda, yang
Rusia hanya USD100 per bulan, sedangkan di negara menghubungkan pulau Jawa dan pulau Sumatera;
Eropa dan Amerika dapat mencapai USD3.000- Proyek Pertambahan dan Pengolahan Nikel dan
7.000. Para ilmuwan yang pergi itu kebanyakan
76 Iwan Qodar Himawan, “Indonesia-Rusia: Mencegah Brain
2007), p. 6. Drain”, p. 2, (http://www.unisosdem.org/klipingdetail.
74 Liu Li, “Research Priorities and Priority-Setting in China”, php?aid=11740&coid=1&caid=27, diakses 6 Februari 2011).
VINNOVA Analysis VA 2009: 21, November 2009, p. 9. 77 Gijsbers, Govert and Johannes Roseboom (ed.), “The Russian
75 Koen Jonkers and Laura Cruz-Castro, “The Innovation System in International Perspective: A Critical
Internationalisation of Public Sector Research through Analysis”, Science and Technology Commercialization Projec.,
International Joint Laboratories”, Science and Public Policy, Moscow, October 2006. 79 Himawan, Loc.Cit.
37(8), 2010, pp. 559–570. 78 Helianti, Op.Cit., p. 4.
Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik, Vol. 3 No. 1, Juni 2012 109 - 124

Kobal dengan tenaga hidrometalurgi di Kabupaten proyek penelitian dengan melibatkan para ilmuwan
Halmahera Tengah dan Halmahera Timur, di provinsi Indonesia yang sekarang berada di luar negeri.
Maluku Utara; Proyek Pembangunan Pabrik Baja Kedua, kerangka kerja sama Pemerintah-Swasta
Modern yang merupakan joint operation antara PT. juga diarahkan pada pemahaman bersama terhadap
Krakatau Steel dan POSCO Korea Selatan; ekonomi berbasis pengetahuan, seperti apa yang
Pencanangan Proyek FSRU atau Floating Storage telah diterapkan oleh banyak praktik terbaik di
and Regasification Unit Jawa Barat; Proyek negara-negara OECD.82 Dalam model tersebut SIN
Chemical Grad Alumunium (CGA) berlokasi di Tayan, melibatkan swasta sebagai pelaku ekonomi. Contoh
Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat; Proyek sederhana adalah SIN di Swedia, dengan
Broadband Access dan Through Broadband Access menerapkan yang sederhana untuk industri kecil
Plan oleh PT. Telkom yang merupakan pemerataan dengan konsep local incremental change untuk
Access Broadband untuk seluruh wilayah Indonesia; proses produksi dan produknya.83 Untuk model ini
dan lain-lainnya.79 Pemerintah dapat memperkuat lembaga-lembaga
penelitian perguruan tinggi dengan cara
Kerja Sama Pemerintah-Swasta memberikan peningkatan anggaran (bagian dari
Investasi pada infrastruktur untuk penelitian, anggaran pendidikan) melalui program penelitian
pengembangan dan penciptaan kondisi yang dapat dan pengembangan aplikatif untuk industri kecil dan
menunjang tumbuhnya sektor publik maupun menengah dengan melibatkan jaringan ilmuwan
swasta dalam lingkup hasil penelitian, serta kampus yang sekarang berada di luar negeri.
pengembangan teknologi dan inovasi merupakan
beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam IV. SIMPULAN DAN SARAN
kondisi sekarang ini. Oleh karena itu untuk A. Simpulan
mewujudkan langkah-langkah strategis di atas, kerja Indonesia termasuk negara yang mengalami
sama antara Pemerintah dengan sektor swasta harus brain drain sehingga ke depan Indonesia perlu
pula dijalankan secara optimal. Bentuk kerja sama melakukan strategi reverse brain sebelum terjadi
tersebut adalah: Pertama, membangun migrasi kaum intelektual secara masif. Dua contoh
kelembagaan penelitian dan pengembangan negara yang berhasil memanfaatkan strategi reverse
swasta80 yang kuat. Contoh dari model ini adalah brain dan berhasil mempercepat kebangkitan
India melalui dimilikinya lembagalembaga riset yang industrinya adalah Cina dan India. Karena itu
berstandar internasional seperti Indian Space Indonesia harus belajar banyak kepada dua negara
Research Organization (ISRO) Defense Research and tersebut dalam memanfaatkan kaum intelektualnya.
Development Organization (DRDO), dan Centre for Berdasarkan pembahasan sebelumnya juga
Development Advance Computing (C-DAC).81 Untuk diketahui bahwa kebijakan reverse brain penting
model ini Pemerintah dapat memperkuat lembaga- untuk dilakukan Indonesia, dan kebijakan tersebut
lembaga penelitian swasta yang sudah ada dengan sangat mungkin untuk dilakukan karena didukung
cara memberikan berbagai hibah untuk proyek- dengan asumsi dan prasyarat yang memadai untuk
menjalankan kebijakan tersebut. Ada dua asumsi
yang melatarbelakanginya. Pertama, budaya migrasi,
79 “Tujuh Belas Proyek Implementasi MP3EI”, Bogi Triyadi, 27 yaitu Indonesia tidak banyak memiliki suku bangsa
Mei 2011, (http://berita.liputan6.com/ Indonesia yang mempunyai budaya “merantau”
ekbis/201105/336466/tujuh_belas_proyek_implementasi_ tetapi ada beberapa suku yang memang mempunyai
mp3ei?utm_source=twitterfeed&utm_medium=facebook, budaya merantau seperti (Minang, Bugis, dan
diakses 6 Juni 2011); “Kebijaksanaan MP3EI, Mega Proyek
Manado). Kedua, reverse brain dapat menjadi
KIB Jilid II”, 28 May 2011 http://ekonomi.kompasiana.com/
bisnis/2011/05/28/kebijaksanaan-mp3ei-mega-proyek- elemen awal terciptanya brain gain. Kemudian juga
kibjilid-ii/, diakses 6 Juni 2011). perlu ada prasyarat yaitu adanya transisi kebijakan
80 Keberadaan lembaga penelitian dan pengembangan swasta dalam hal pengembangan dan penelitian, adanya
perlu didorong. Kebijakan ini telah dilakukan oleh Perancis kondisi perekonomian yang baik, dan pemanfaatan
bahkan keberadaannya menjadi lebih dominan jaringan diaspora.
dibandingkan yang dimiliki pemerintah. Karena itu tidak
heran jika anggaran penelitian Perancis yang mencapai 2,5
persen dari GDP, 1,32 persennya adalah dilakukan oleh
sektor swasta (Muller, 2009). 82 OECD, “National Innovation System”,
81 Cornelius Herstatt, “Technology and Management Science”, 83 Jesper Lindgaard Christensen, et al., ”The Danish Innovation
Working Paper No. 51, Hamburg University of Technology, System”, February 2005, Paper to be discussed at the Seoul
April 2008. Workshop March 7-9, 2005.
123

Selanjutnya kebijakan reverse brain perlu .


diimplementasikan ke dalam berbagai kebijakan
lainnya, seperti kebijakan peningkatan penelitian
dan pengembangan yang dibarengi dengan
penciptaan iklim kondusif bagi pengembangan Iptek,
serta mensinerjikan antara perencanaan
pembangunan dengan pengembangan Iptek. Dalam
pengembangan penelitian perlu melaksanakan
sistem inovasi nasional (SIN) yaitu suatu kerja sama
yang melibatkan akademisi, usahawan, dan
Pemerintah serta pelakupelaku lainnya.

B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, kebijakan reverse
brain didukung dengan kerangka regulasi dan
dokumen perencanaan kebijakan pengembangan
Iptek yang mendukung, namun agar kebijakan
tersebut dapat diimplementasikan maka perlu
didukung dengan ketersediaan anggaran yang
memadai. Karena itu perlu adanya dukungan politik
anggaran dari DPR RI. Di samping itu tidak kalah
penting sekaligus menjadi tahapan penting dalam
setiap penyusunan kebijakan publik adalah proses
advokasi. Kesuksesan suatu kebijakan termasuk
kebijakan Iptek dalam meningkatkan kontribusi
teknologi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional
sangat dipengaruhi oleh sejauh mana proses
advokasi kebijakan yang dilakukan Pemerintah.
Dalam jangka pendek ini Pemerintah dapat
mengembangkan proyek reverses brain yang
disatukan dalam MasterPlan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI).

Baron, A. dan M. Amstrong. Human Capital


Management, Achieving Added Value Through
People. London and Philadelphia: Kogan Page,
2007.

.
Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik, Vol. 3 No. 1, Juni 2012 109 - 124

Anda mungkin juga menyukai