Teori HI 1
Teori HI 1
Nama Mata Kuliah : Teori Hubungan Internasional I (THI I)
Kode Mata Kuliah :
Komponen : Jurusan
Bobot : 3 sks
Semester : 3
Program Studi : Hubungan International
Standar Kompetensi : Lulus Pengantar HI
Deskripsi Mata Kuliah :
Mata kuliah ini merupakan mata kuliah dasar untuk mahasiswa Strata 1 ilmu hubungan internasional. Perkuliahan akan membahas
perkembangan awal disiplin ilmu hubungan internasional dan paradigma-paradigma yang dikategorikan sebagai grand theory HI, seperti:
Liberalisme, Realisme, Neo-realisme, dan Marxisme. Beberapa teori turunan, kritik teori, dan kasus-kasus yang menguji argumen
paradigma-paradigma utama tersebut juga akan menjadi topik diskusi di dalam kelas. Hal ini akan menstimulasi perkembangan pondasi berpikir
mahasiswa sebelum mempelajari perdebatan ontologi dan metodologi dalam Teori Hubungan Internasional II di semester berikutnya. Selain itu,
mata kuliah teori ini akan membangun kerangka berpikir mahasiswa dalam menganalisa isu-isu internasional ketika mengambil mata kuliah
lanjutan.
Sebelum memulai perjalanan ke dunia teori dan asumsi, mahasiswa perlu mempelajari setidaknya dua mata kuliah pendahuluan: Sejarah
Hubungan Internasional dan Pengantar Hubungan Internasional. Materi dalam dua mata perkuliahan pendahuluan tersebut akan membantu
mahasiswa memahami keterkaitan antara teks teori dan konteks sejarah. Dengan kata lain, asumsi dan argumen yang dibangun oleh suatu teori
tidak terlepas dari realitas ketika teori tersebut dibuat. Perkuliahan akan menstimulasi mahasiswa untuk menginvestigasi hal tersebut dan
menganalisa relevansinya dalam menjelaskan isu-isu internasional pada masa kini.
Mata kuliah ini akan menjadi petualangan ide bagi mahasiswa dalam menjelajahi dunia teori HI yang plural. Tentunya, setiap mahasiswa
memiliki kepentingan dan kecenderungan yang berbeda dalam mengevaluasi suatu teori. Karenanya, pembelajaran tidak berupaya untuk
mengarahkan mahasiswa untuk mengadopsi pemikiran tertentu. Mata kuliah ini hanya akan menyediakan peta petualangan ke dunia ide,
sedangkan mahasiswalah yang akan berefleksi dan memilah teori mana yang paling meyakinkan untuk menjelaskan realitas dunia yang ada
(what it is) dan realitas dunia yang diinginkan (what it should be).
Jadwal Perkuliahan
Pertemuan Kompetensi dasar Metode Alokasi Referensi
Topik Media Pembelajaran Evaluasi
ke Pembelajaran Waktu Wajib**
- Memperkenalkan rules of the game dari mata kuliah THI
I
- Menampung aspirasi dan ekspektasi mahasiswa tentang Reading
Pengenalan course outline - Seminar Papan
proses perkuliahan Report/Tan - SAP
1 dan review - Diskusi tulis/LCD/kertas 150 menit
- Mereview dan memetakan pemahaman mahasiswa ya Jawab
konsep-konsep dasar - Kuis kerja
tentang konsep-konsep dasar yang sudah dipelajari Lisan
dalam mata kuliah Pengantar Ilmu HI
- Memberi motivasi dasar untuk mempelajari Teori HI
- Memahami definisi dan signifikansi Teori HI - Seminar Reading
Papan
Signifikansi Teori dalam - Memahami elemen-elemen teori dalam HI. - Diskusi Report/Tan Burchill, pp.
2 tulis/LCD/kertas 150 menit
HI - Mengenal karakter teori HI - Report-bac ya Jawab 1-36.
kerja
- Mengenal posisi teori HI di antara ilmu lainnya. k sessions Lisan
- Memahami konteks sejarah dari populernya Liberalisme
- Seminar Reading Kant, pp.
pada Pasca Perang Dunia I Papan
- Diskusi Report/Tan 107-126
3 Liberalisme Klasik - Memahami asumsi dasar tradisi Liberalisme dalam HI tulis/LCD/kertas 150 menit
- Report-bac ya Jawab Wilson, pp.
- Mengenal keterbatasan tradisi Liberalisme dalam HI. kerja
k sessions Lisan 23-26
- Memahami konteks sejarah dari kritik Realisme Klasik
Thucydides, pp.
HI terhadal tradisi Liberalisme HI pada Pasca Perang - Seminar Reading
Papan 400-408.
Realisme Klasik Dunia II - Diskusi Report/Tan
4 tulis/LCD/kertas 150 menit Morgenthau,
- Memahami asumsi dasar tradisi Realisme Klasik, - Report-bac ya Jawab
kerja pp. 3-17.
terutama tentang human nature. k sessions Lisan
- Mengenal keterbatasan tradisi Realisme Klasik dalam HI.
- Memahami konteks sejarah dari populernya tradisi Neo
- Seminar Reading
Realisme dalam era Perang Dingin. Papan Waltz, pp.
Neo Realisme - Diskusi Report/Tan
5 - Memahami asumsi dasar tradisi Neo Realisme tulis/LCD/kertas 150 menit 79-101
- Report-bac ya Jawab
- Mengenal keterbatasan tradisi Neo Realisme dalam kerja
k sessions Lisan
meganalisa HI
6 Neo Liberal Institusional - Memahami konteks sejarah dari kritik Neo Liberal - Seminar Papan Reading 150 menit Keohane, 1-20
Institusional terhadap Neo Realisme dalam analisa HI - Diskusi Report/Tan
tulis/LCD/kertas
- Memahami asumsi dasar tradisi Neo Liberal - Report-bac ya Jawab
kerja
Institusional. k sessions Lisan
- Mengenal keterbatasan tradisi Neo Liberal Institusional
dalam menganalisa HI.
- Memahami konteks sejarah lahirnya tradisi Marxisme
dalam ilmu sosial.
- Seminar Reading
- Memahami asumsi dasar Marxisme tentang HI. Papan
Marxisme dan Neo - Diskusi Report/Tan Steans&Pettifor
7 - Memahami asumsi dasar Neo Marxisme dalam tulis/LCD/kertas 150 menit
Marxisme - Report-bac ya Jawab d, pp. 149-208.
memahami HI. kerja
k sessions Lisan
- Mengenal keterbatasan tradisi Marxisme dalam
menganalisa HI.
- Memahami konteks sejarah lahirnya tradisi the English
- Seminar Reading
Essay 1 Due Date School of IR pada Pasca Perang Dunia II. Papan Burchill, pp.
- Diskusi Report/Tan
8 The English School of IR - Memahami asumsi dasar tradisi the English School of IR. tulis/LCD/kertas 150 menit 86-110
- Report-bac ya Jawab
- Mengenal keterbatasan tradisi the English School of IR kerja
k sessions Lisan/ Esai
dalam menganalisa HI.
- Memahami asumsi dasar tradisi Islam Klasik dalam - Seminar
menganalisa HI. - Diskusi
Teori Hubungan Reading
- Memahami ketiadaan konsensus tentang Perspektif Islam - Presentasi Papan
Internasional dalam Report/Tan
9 Kontemporer dalam menganalisa HI. studi kasus tulis/LCD/kertas 150 menit
Perspektif Islam ya Jawab Sabet, pp. 1-27
- Memahami posisi Perspektif Islam Klasik dalam tradisi tentang kerja
Lisan
ilmu HI. Solidaritas
Islam
- Melatih mahasiswa mengaplikasikan teori untuk - Diskusi
Employ your theories: menganalisa kasus globalisasi. - Report-bac Reading
Papan Baylis, pp.
Globalisasi dan - Memberikan pemahaman bahwa setiap teori akan k sessions Report/Tan
10 tulis/LCD/kertas 150 menit 19-40
Permasalahan Global memiliki perspektif dan kesimpulan yang berbeda dalam - Presentasi ya Jawab
kerja
menganalisa satu kasus yang sama. dan studi Lisan
kasus.
- Melatih mahasiswa mengaplikasikan teori untuk - Diskusi Krauthammer,
Employ your theories: Reading
menganalisa kasus unilateralisme AS di masa Bush Jr. - Report-bac Papan 5-17
American Power & Neo Report/Tan
11 - Melatih pemahaman bahwa setiap teori akan memiliki k sessions tulis/LCD/kertas 150 menit Fukuyama,
Konservatisme ya Jawab
perspektif dan kesimpulan yang berbeda dalam - Presentasi kerja 57-68
Lisan
menganalisa satu kasus yang sama. dan studi
- Melatih pemahaman bahwa ada upaya pengkombinasian kasus.
teori seperti halnya terjadi dalam Neokonservatisme di
era Bush Jr.
- Melatih mahasiswa mengaplikasikan teori untuk
menganalisa kasus intervensi dan state building projects. - Diskusi
Wheeler &
Employ your theories: - Melatih pemahaman bahwa setiap teori akan memiliki - Report-bac Reading
Papan Bellamy, pp.
Intervensi & State perspektif dan kesimpulan yang berbeda dalam k sessions Report/Tan
12 tulis/LCD/kertas 150 menit 556-575.
Building menganalisa satu kasus yang sama. - Presentasi ya Jawab
kerja Ignatieff, pp.
- Melatih pemahaman bahwa teori yang bersifat state dan studi Lisan
299-321.
centric bisa menciptakan masalah ketidak adilan dan kasus
dilemma kemanusiaan.
- Mereview ide-ide utama perkuliahan - Diskusi
Essay 2 (Revisi) Due Date - Mendapat feedback tentang pemahaman mahasiswa. - Debat Papan Tanya
Semua bahan
13 Wrap up & Final exam - Mempersiapkan UAS ringan: tulis/LCD/kertas Jawab 150 menit
kuliah
workshop Teori HI kerja Lisan
favoritmu?
- Mengevaluasi pemahaman mahasiswa terhadap - Ujian
perkuliahan. tertulis di
14 Ujian Semua bahan
Ujian Akhir Semester kelas Kertas kerja 150 menit
tertulis kuliah
- Tutup
buku
Notes:
- Mahasiswa yang terlambat lebih dari 15 menit tidak diperbolehkan mengikuti kelas pada hari yang bersangkutan. Di sisi lain, mahasiswa
berhak membubarkan diri tanpa kehilangan nilai absensi apabila pengajar datang terlambat lebih dari 15 menit tanpa pemberitahuan.
- Mahasiswa dilarang mengaktifkan handphone selama perkuliahan.
REFERENSI
Referensi Dasar adalah buku yang direkomendasikan untuk dibaca seluruh mahasiswa peserta perkuliah THI I untuk menunjang pemahaman
dalam menulis tugas mingguan dan diskusi kelas. Pada akhir perkuliahan, mahasiswa disarankan untuk menamatkan separuh dari salah satu
buku teks THI berikut ini:
Baylis, John and Steve Smith (eds.), The Globalization of World Politics: An Introduction to International Relations,
Oxford University Press, 2005.
Dunne, Tim and Steve Smith, (eds.) International Relations Theories: Discipline and Diversity, Oxford University Press,
2007.
Burchill, Scott (et al.), Theories of International Relations L ondon: Palgrave, 4th ed, 2009. (Tersedia dalam edisi
terjemahan)
ogyakarta, Pustaka
Steans, Jill & Lloyd Pettiford, International Relations: Perspectives and Themes (edisi terjemahan), Y
Pelajar, 2009.
Viotti, Paul R. dan Mark V. Kauppi, International Relations Theory (4th ed.), New York, Longman 2010.
Referensi Wajib (Referensi Khusus/Referensi Utama untuk Review Bacaan Mingguan)
adalah artikel spesifik yang ditugaskan untuk direview oleh mahasiswa setiap minggu. Referensi Tambahan dilampirkan untuk menunjang
pemahaman mahasiswa tentang topik yang bersangkutan. Apabila mahasiswa mereview referensi tambahan dan/atau referensi dasar
disamping bahan bacaan wajib, maka akan diapresiasi dalam bentuk penambahan nilai minimal sebesar 10 point per tugas review. Semua bahan
referensi wajib dan tambahan dapat diakses dalam reading brick yang diberikan pengajar pada pertemuan pertama perkuliahan. Distribusi
referensi per topik terlampir dalam Deskripsi Topik Seminar sebagai berikut:
Seminar 1: Pengenalan Course Outline dan Pemetaan Pemahaman Mahasiswa
Seminar pembuka ini akan memperkenalkan tata cara perkuliahan THI 1 sebagaimana tercantum dalam SAP. Mahasiswa akan menerima copy
SAP dan dipersilahkan untuk memberi masukan tentang design perkuliahan. Selain itu, pengajar juga akan memetakan level pemahaman
mahasiswa melalui kuis maupun diskusi sebagai pertimbangan dalam mempersiapkan materi perkuliahan berikutnya. Beberapa konsep dasar
yang diharapkan sudah dipahami mahasiswa adalah: definisi HI, anarki, sovereignty, aktor HI, dan power.
Seminar pertama ini sangat penting dalam menanamkan motivasi mahasiswa untuk perkuliahan berikutnya. Oleh karenanya, guiding question
yang akan didiskusikan dan diperdebatkan bersama adalah: Apakah Anda menyesal menjadi mahasiswa HI?
Pertanyaan ini diharapkan mampu menstimulasi mahasiswa untuk berbagi permasalahan maupun motivasi dalam belajar ilmu HI.
Seminar 2: Signifikansi Teori dalam HI
Dalam seminar ini mahasiswa akan mempelajari konstruksi sebuah teori HI sekaligus karakternya. Mahasiswa akan diajak mendiskusikan dan
mendefinisikan arti penting sebuah teori dalam HI. Selain itu, pengajar akan menstimulasi mahasiswa untuk menginvestigasi dimana posisi
Teori HI di antara Teori keilmuan lainnya. Adapun guiding questions dalam pertemuan ini adalah:
Apakah kita membutuhkan Teori HI? Mengapa?
Referensi Wajib
ondon: Palgrave, 4th ed, 2009. (Tersedia dalam edisi terjemahan)
Scott Burchill(et al.), Theories of International Relations L
Tambahan
Buku-buku yang tertera para daftar referensi dasar, bab 1
Seminar 3: Liberalisme Klasik
Seminar ini akan mengajak mahasiswa memahami konteks sejarah ketika ilmu HI baru saja lahir sebagai sebuah disiplin ilmu pada Pasca Perang
Dunia I. Kelahiran disiplin ilmu HI ini bersamaan dengan menguatnya tradisi Liberal Klasik dalam dinamika HI saat itu. Mahasiswa akan
memahami asumsi dasar dari tradisi tersebut sekaligus mengenal keterbatasannya dalam ilmu dan praktik HI.
Guiding question:
Apakah Anda setuju dengan pernyataan Stanley Hoffman bahwa real politics itu terlalu kejam bagi pemikiran Liberal Klasik? Mengapa? (Baylis,
p. 202)
Referensi Wajib
Immanuel Kant, Perpetual Peace and Other Essays, (translated by Ted Humphrey), Indianapolis, Hackett Publishing Company, 1983, pp.
107-126.
rlando, Harcourt Brace College
Woodrow Wilson, ‘The Fourteen Points,’ in Phil Williams et al, Classic Readings of International Relations, O
Publishers, 1999, pp. 23-26.
Tambahan
Buku-buku yang tertera pada referensi dasar, bab tentang Liberalisme Klasik
Seminar 4: Realisme Klasik
Seminar ini mengajak mahasiswa memahami konteks sejarah ketika Realisme Klasik kembali popular dalam analisa dan praktik ilmu HI
khususnya pada Pasca Perang Dunia II. Mahasiswa akan menelusuri kekuatan asumsi-asumsi dasar Realisme Klasik dalam mengkritik tradisi
Liberal Klasik saat itu. Penekanan pemahaman tentang revitalisasi Hobbesian human nature oleh Morgenthau akan menjadi inti pembahasan.
Selain itu, mahasiswa juga akan mengenal beberapa keterbatasan tradisi Realisme Klasik ini.
Guiding question:
Apakah menurut Anda asumsi Hobbesian human nature menggambarkan kondisi nyata relasi antar umat manusia? Bagaimana dengan antar
negara? Apakah prinsip Civis Pacem Para Bellum (bila ingin damai maka bersiaplah untuk berperang) adalah prinsip yang rasional dalam
hubungan antar negara? Apakah prinsip the Might is Right adalah fondasi utama norma internasional saat ini?
Referensi Wajib
Thucydides, ‘The Melian Dialogue,’ History of the Peloponnesian War, Hardmondsworth: Penguin Classics, 1954, pp. 400-408.
Hans J. Morgenthau, Politics Among Nations, 4th ed., New York: McGraw Hill, 1966, pp. 3-22.
Tambahan:
Thucydides, ‘Pericles’ Funeral Oration’, dan ‘The Mytilenian Debate,’ History of the Peloponnesian War, Hardmondsworth: Penguin Classics,
1954, pp. 143-150, 212-222, 400-408.
Niccolo Machiavelli, The Prince, London, JM Dent & Sons Ltd., 1958. (Tersedia dalam edisi terjemahan)
A. D. Lindsay, ‘Leviathan: An Introduction,’ in Thomas Hobbes, Leviathan, L ondon, JM Dent & Sons Ltd., 1959, pp. vii-xxvi.
EH Carr, The Twenty Years’ Crisis, ( New York: Harper&Row, 1964), Chapters 1-2.
Buku-buku yang tertera pada referensi dasar, bab tentang Realisme Klasik
Seminar 5: Neo Realisme
Seminar ini membahas konteks sejarah lahirnya Neo Realisme sebagai teori yang berambisi membangun pondasi ilmu HI yang positivistik.
Tradisi ini kemudian menjadi aliran mainstream dalam ilmu HI terutama pada masa Perang Dingin. Mahasiswa akan diajak untuk memahami
asumsi-asumsi dasar, kontribusi, dan keterbatasan tradisi ini dalam menganalisa HI. Selain itu, mahasiswa juga akan diperkenalkan dengan
beberapa konsep turunan dari tradisi ini seperti Waltzian defensive realism dan Mearsheimer’s offensive realism.
Guiding question: Neo Realis beragumen bahwa selama system internasional tetap diatur dalam prinsip anarki, maka teori Neo Realisme akan
selalu relevan dalam menganalisa hubungan internasional. Apakah argumen ini dapat Anda terima? Mengapa?
Referensi Wajib
Kenneth Waltz, Theory of International Politics, New York, Random House, 1979, pp. 79-101.
Tambahan
John J. Mearsheimer, The Tragedy of Great Power Politics, New York, WW Norton & Company, pp. 1-27.
Buku-buku yang tertera pada referensi dasar, bab tentang Neo/Structural Realisme.
Seminar 6: Neo Liberal Institutional
Mahasiswa akan diajak untuk memahami konteks sejarah dari kritik Neo Liberal Institusional terhadap Neo Realisme dalam analisa HI. Tema
sentral yang akan didiskusikan adalah kemungkinan kerja sama dalam anarki dan asumsi utama yang dibangun oleh Robert Keohane dalam
tradisi Neo Liberal Institusional. Perdebatan antara konsep relative gain versus absolute gain akan menjadi salah satu topik diskusi. Pada akhir
seminar, mahasiswa juga akan menyentuh pembahasan tentang keterbatasan tradisi ini.
Guiding question:
Are you a relative gainer or an absolute gainer? Apa buktinya?
Referensi Wajib:
Robert O’ Keohane, ‘Neoliberal Institutionalism: a Perspective on World Politics,’ in International Institutions and State Power, B oulder:
Westview Press, 1989, pp. 1-20.
Tambahan
Buku-buku yang tertera pada referensi dasar, bab tentang Neo Liberal Institusional
Seminar 7: Marxisme dan Neo Marxisme
Seminar ini akan membahas konteks sejarah lahirnya tradisi Marxisme dalam ilmu sosial dan juga dalam HI. Tema sentral yang akan dibahas
adalah asumsi Marxisme tentang negara dan hubungan antar negara yang bagi tradisi ini tidak lebih dari konsolidasi kelas borjuis. Kepekaan
Marxisme pada isu-isu ketidakadilan juga akan menjadi bahan perdebatan dalam kelas. Selain itu, seminar ini akan membahas perspektif turunan
dari Marxisme Klasik seperti Leninisme dan Neo Marxisme a la Wallerstein. Beberapa keterbatasan dari tradisi-tradisi ini akan didiskusikan di
bagian akhir.
Guiding question: Apakah Marxisme masih relevan untuk memahami dinamika HI kontemporer? Mengapa?
Referensi Wajib
Jill Steans dan Lloyd Pettiford, International Relations: Perspectives and Themes (edisi terjemahan), Y ogyakarta, Pustaka Pelajar, 2009, pp.
249-208.
Tambahan
Andrew Linklater, ‘Marx and Marxism’ and ‘Historical Sociology’ in Scott Burchill et al. theories of International Relations 4th ed., London,
Palgrave, 2009, pp. 111-146.
Fred Halliday, Rethinking International Relations, Houndmillsm MacMillan Press Ltd., 1994, pp. 47-73
Buku-buku yang tertera pada referensi dasar, bab tentang Marxisme, Neo Marxisme, atau Strukturalisme.
Seminar 8: The English School of IR
Seminar ini mengajak mahasiswa untuk memahami konteks sejarah lahirnya tradisi the English School of IR pada Pasca Perang Dunia II yang
berambisi menandingi teori mainstream HI yang berkembang di Amerika Serikat. Tradisi ini menolak penggunaan teori singular yang
diaplikasikan secara universal. Terutama, tradisi ini tidak memperlakukan aktor negara hanya semata-mata sebagai komposisi power material,
melainkan juga sebagai makhluk sosial. Seminar ini akan mendiskusikan asumsi-asumsi dasar tradisi the English School of IR, metodologinya,
dan juga keterbatasannya.
Guiding question:
Apakah menurutmu kita memiliki sebuah international society dalam dinamika hubungan internasional kontemporer? Apa buktinya?
Referensi Wajib
Hedley Bull, The Anarchical Society, L ondon, Palgrave, 1976, pp. 22-50.
Tambahan
Buku-buku yang tertera pada referensi dasar, bab tentang The English School of IR.
Seminar 9: Perspektif Islam dalam HI
Seminar ini membantu mahasiswa memahami asumsi dasar tradisi Teori Politik Islam Klasik dalam menganalisa HI. Para peneliti dalam kajian
ini berusaha membangkitkan Teori HI kontemporer berperspektif Islam, namun mereka masih gagal dalam merumuskan konsensus. Beberapa
konsep dan asumsi yang diperdebatkan adalah tentang formasi negara, jihad, aplikasi solidaritas Islam dalam konteks dunia internasional dimana
aktor utamanya bukanlah entitas berbasis agama melainkan berbasis deklarasi hukum kebangsaan. Selain memahami dilemma konsep-konsep
Islami tersebut, mahasiswa juga akan menginvestigasi posisi Perspektif Islam di antara Perspektif-perspektif HI lainnya.
Guiding question:
Apakah kita sudah memiliki Teori HI berperspektif Islam? Jika ya, apa buktinya? Jika tidak, bagaimana prospek merumuskan Teori HI
berperspektif Islam di masa depan?
Referensi Wajib
Amr GE Sabet, Islam and Political Theory, Governance, and International Relations, London, Pluto Press, 2008, pp. 1-27.
Tambahan
Nelly Lahoud dan Anthony H. Johns, Islam in World Politics, New York, Palgrave, 2005, pp. 1-28.
Abdulhamid A. AbuSulayman, Towards an Islamic Theory of International Relations: New Directions for Methodology and Thought, S t.
Herndon, IIIT, 1993, pp. 1-63.
Syed Serajul Islam dan Abdul Rashid Moten, Political Science: A Primer, Australia, Thomson, 2005, pp. 24-47.
Hamid Enayat, Modern Islamic Political Thought, Kuala Lumpur, Islamic Book Trust, 2001, pp. 1-24.
Seminar 10: Globalisasi dan Permasalahan Global
Setelah berkutat dengan teori-teori dasar, seminar kesepuluh ini memulai rangkaian pelatihan pengaplikasian teori dalam memahami isu-isu
dalam hubungan internasional. Pada seminar ini, tema yang diangkat adalah Globalisasi dan Permasalahan Global. Melalui presentasi dan
diskusi kelas, mahasiswa diharapkan memahami bahwa setiap teori HI menawarkan penjelasan yang berbeda tentang isu globalisasi. Dengan
demikian, maka solusi yang ditawarkan setiap teori untuk mengatasi permasalahan global juga akan berbeda. Ini akan memberikan pemahaman
bahwa setiap teori memiliki kesimpula yang berbeda meskipun dalam menganalisa kasus yang sama.
Guiding question: Teori apa yang menurutmu paling relevan dalam menganalisa isu globalisasi? Jelaskan alasanmu.
Referensi Wajib
Anthony McGrew, ‘Globalization and Global Politics,’ Baylis, John and Steve Smith (eds.), The Globalization of World Politics: An
Introduction to International Relations, O xford University Press, 2005.
Tambahan
Ian Clark, Globalization and International Relations Theory, Oxford, Oxford University Press, 1999, Chapter 2.
Colin Hay, ‘International Relations Theory and Globalization, in Tim Dunne (et.al), International Relations Theory: Discipline and Diversity,
Oxford, Oxford University Press, pp. 266-286.
Samuel P. Huntington, ‘The Clash of Civilization and the Remaking of the New World Order,’ Foreign Affairs, Vol. 23, pp. 1992-1993.
Thomas Friedman, Lexus and the Olive Tree, London, Haper Collins Publisher, 2000, pp. 29-43.
Seminar 11: American Power dan Neo Konservatisme
Seminar ini melatih mahasiswa mengaplikasikan teori untuk menganalisa kasus unilateralisme AS di masa kepresidenan George Walker Bush
dan juga dominasi pemikiran Neo Konservatisme yang dianggap dominan pada masa itu. Neo Konservatisme dipilih sebagai bahan kajian agar
mahasiswa mendapat contoh kasus dimana pengkombinasian beberapa teori HI dalam praktik HI seringkali terjadi.
Guiding question:
Menurut Anda, teori HI apa yang mendominasi pengambilan kebijakan di AS pada masa kepresidenan George W. Bush? Apa alasanmu?
Referensi Wajib:
Charles Krauthammer, ‘The Unipolar Moment Revisited,’ The National Interest, Winter 2002-2003, Vol. 70, pp. 5-17.
Francis Fukuyama, ‘The Neoconservative Moment, The National Interest, Summer, 2004, Vol. 76, pp. 57-68.
Tambahan
Michael Cox, ‘From the Cold War to the War on Terror,’ in Baylis, John and Steve Smith (eds.), The Globalization of World Politics: An
Introduction to International Relations, O xford University Press, 2005, pp. 132-152.
G. John Ikenberry, ‘Ambisi Imperial Amerika’, Foreign Affairs, September-Desember, 2003, dalam Amerika dan Dunia, J akarta, Yayasan Obor,
2005.
Seminar 12: Intervensi dan State Building
Seminar ini melatih mahasiswa untuk mengaplikasikan teori dalam menganalisa kasus intervensi dan state building projects. Ini akan
menstimulasi pemahaman bahwa teori yang bersifat state centric bisa menciptakan masalah ketidakadilan dan dilemma kemanusiaan.
Guiding question: Apakah Anda setuju dengan asumsi teori-teori yang mempromosikan negara sebagai aktor terpenting dalam HI? Jelaskan
alasanmu!
Referensi Wajib:
Nicholas J. Wheeler dan Alex J. Bellamy, ‘Humanitarian Intervention in World Politics,’ in Baylis, John and Steve Smith (eds.), The
Globalization of World Politics: An Introduction to International Relations, O xford University Press, 2005, pp. 556-575.
Michael Ignatieff, ‘State Failure and Nation-Building,’ in J.L. Holzgrefe dan Robert Keohane (eds.) Humanitarian Intervention, Cambridge,
2003, pp. 299-321.
Tambahan
ttawa, International Development Research
International Commission on Intervention and State Sovereignty, The Responsibility to Protect, O
Centre, 2001, Synopsis.
Seminar 13: Review dan Final Exam Workshop
Pertemuan terakhir THI I ini mereview ide-ide utama perkuliahan. Selain itu, pengajar juga berusaha memetakan kembali level pemahama
mahasiswa sebagai pertimbangan dalam mendisain soal ujian akhir semester. Debat ringan akan menutup rangkaian perkuliahan THI I. Tema
yang diangkat adalah:
Teori HI yang mana favoritmu? Apa alasannya?
Ujian Akhir Semester
Ujian tertulis di kelas dengan sistem tutup buku. Bobot nilai UAS adalah 40%.
SISTEM EVALUASI
Grading
• Laporan bacaan dan presentasi 25%
• Partisipasi kelas 5%
• Esai pengaplikasian teori dalam
30%
menganalisa kasus HI
• Final Exam: 40%
Laporan Bacaan Kelompok:
Mahasiswa diharapkan membaca sebanyak 10-20 halaman referensi ber-Bahasa Inggris atau 30-40 halaman ber-Bahasa Indonesia dalam
mempersiapkan Seminar setiap minggunya. Sebagai salah satu komponen penilaian, mahasiswa diwajibkan membuat Laporan Bacaan setiap
minggu secara berkelompok (setiap kelompok beranggotakan maksimal 5 orang). Laporan bernilai 25% dari nilai total dan dikumpulkan kepada
ketua kelas sebelum kelas dimulai dalam bentuk hard copies. Pengumpulan tugas setelah kelas dimulai tidak akan diterima dan tidak akan
dinilai. Apabila ada anggota kelompok yang tidak berkontribusi, tidak perlu dicantumkan namanya dalam laporan sehingga tidak
mendapat nilai.
Laporan bacaan terdiri dari maksimal 2 halaman tulisan, berbentuk pointers (1 spasi font Times Roman 12) yang memuat:
1) Ringkasan tentang ide utama bacaan
2) Daftar konsep-konsep HI yang signifikan dari bacaan
3) Identifikasi tujuan utama penulis
4) Pendapat mahasiswa tentang logika dan argumen penulis dalam bacaan.
5) Jawaban dari pertanyaan spesifik yang diajukan pengajar pada pertemuan sebelumnya berkaitan dengan bacaan (jika ada).
Presentasi
Kelompok presentasi adalah sama dengan kelompok Laporan Bacaan.
Kelompok yang dijadwalkan presentasi harus membuat Laporan Bacaan yang lebih komprehensif dibandingkan biasanya dengan memuat
studi kasus yang sudah dikonsultasikan dengan pengajar. Laporan Bacaan yang dipresentasikan terdiri dari maksimal 5 halaman.
Presentasi dilakukan maksimum 15 menit per kelompok, dilanjutkan dengan 15 menit diskusi dengan floor. Ketepatan waktu presentasi
akan menjadi salah satu komponen penilaian.
Penilaian presentasi akan dilakukan secara individual.
Topik dan waktu presentasi akan ditentukan di awal perkuliahan.
Partisipasi kelas
Kriteria partisipasi kelas yang dievaluasi pengajar:
• Familiar dengan topik yang dibahas (sebagaimana sudah ditugaskan untuk membua Laporan Bacaan sebelumnya)
• Menyimak dan memahami diskusi dalam kelas
• Mengekspresikan argumen pribadi dengan jelas
• Kemampuan mengingat apa yang sudah dipelajari sebelumnya
• Kemampuan mensintesa ide-ide baru
• Kehadiran yang konsisten dan tepat waktu
• Menelusuri referensi tambahan yag berguna bagi mata kuliah THI I
• Menciptakan suasana belajar yang kondusif
Esai
Setiap mahasiswa diwajibkan menulis sebua esai sepanjang 1000 kata yang dikumpulkan sebagai komponen Ujian Tengah Semester yang
berbobot 30% dari nilai total. Alternatif tema esai akan diberikan oleh pengajar pada pertemuan ke-3. Topik diluar alternatif yang tersedia
dimungkinkan apabila telah disepakati pengajar. Setiap mahasiswa berhak melakukan konsultasi dengan pengajar (paling lambat 1 minggu
sebelum due date) untuk mempertajam analisa esainya. Esai dikumpulkan satu hari sebelum pertemuan ke-8 melalui Ketua Kelas. Keterlambatan
tanpa disetujui pengajar diberi sanksi 1% penalty per day dari nilai esai yang sebenarnya.
Kriteria esai yang baik:
1. Mendefinisikan masalah atau topik permasalahan dengan jelas dan efektif.
2. Mengutarakan argumen atau jawaban permasalah esai dengan jelas dan efektif.
3. Menjabarkan argumen dengan meyakinkan, didukung dengan analisa yang logis dan bukti ilmiah yang valid.
4. Esai bukanlah summary atau review. Sebuah esai memiliki misi untuk menjawab suatu permasalahan. Karenanya, esai yang baik tidak
didominasi oleh deskripsi masalah. Bagian analisa harus menjadi bagian inti dengan alokasi yang lebih besar dari deskripsi kasus dan
masalah.
5. Bagian pembahasan tidak berisi deskripsi masalah atau kasus, melainkan analisa. Satu hal yang perlu diingat adalah: ‘menyebut’ berbeda
dengan ‘membahas.’ Banyak mahasiswa penulis esai yang saya temui merasa sudah membahas suatu hal, padahal yang mereka lakukan
baru ‘menyebut.’
6. Disiplin dalam menggunakan referensi yang ilmiah (setiap kontribusi ilmiah pihak lain perlu disebutkan sumbernya).
7. Disiplin dalam penggunaan teknik referencing (menggunakan teknik yang tepat dan konsisten).
8. Menulis kesimpulan yang konsisten dengan argumen awal dan bagian analisa. Kesimpulan adalah bagian yang menegaskan argumenmu.
Di bagian ini, analisa sudah selesai sehingga sebaiknya tidak membahas ide baru.
Apabila nilai esai tidak memuaskan, mahasiswa berhak untuk merevisinya. Revisi esai dikumpulkan paling lambat satu hari sebelum pertemuan
ke-13. Keterlambatan berimplikasi penalty yang sama. Nilai esai final adalah nilai yang terbaik.
SANKSI AKADEMIS TERHADAP PLAGIARISME
Plagiarisme adalah pelanggaran norma akademik yang serius. Praktik plagiarisme akan diberikan sanksi nilai NOL atau tidak diluluskan
dalam mata kuliah ini. Plagiarisme didefinisikan sebagai ‘kegiatan mereproduksi, atau mengajukan bahan untuk dinilaisecara akademis,
dengan cara menjiplak, paraphrasing (mengambil ide inti suatu karya lalu dinarasikan dalam bentuk berbeda), atau meringkas, tanpa
menyebutkan sumbernya dan tanpa sepengetahuan pemilik ide aslinya. Ini ditujukan untuk memberi kesan kepada penilai bahwa karya tersebut
adalah murni karyanya sendiri, meskipun ide dan teknik sebenarnya milik orang lain.
Praktik pelanggaran akademis ini mencakup: direct copying, summarising, paraphrasing, and derivative writing tanpa penggunaan teknik
citation/referencing yang tepat dan konsisten. Direct copying adalah reproduksi penulis lain secara persis sama. Ini diperbolehkan hanya dengan
penggunaan tanda kutip atau indentation beserta penggunaan referensi yang jelas. Summarising dan paraphrasing juga hanya diperbolehkan
apabila menggunakan referensi yang tepat dan benar. Selain itu, perlu ditekankan bahwa derivative writing dalam artian menulis ide orang lain
dengan cara summarising, mengutip, dan paraphrasing tidak dapat menggantikan argumen orisinil mahasiswa. Derivative writing, meskipun
dilengkapi tanda kutip, hanya bisa dilakukan bila ide tersebut merupakan bukti (evidence) atau dasar dari analisa yang lebih mendalam.