Anda di halaman 1dari 2

PPOK

No. Dokumen : 123/SOP/PKM-


D/I/2021
SOP No. Revisi :0
Tanggal Terbit : 01 Januari 2021
Halaman :
PUSKESMAS EDI, S.Tr Gizi
DARIT NIP. 19800426 200502 1 001

1. Pengertian PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) adalah penyakit paru kronik yang
dapat dicegah dan diobati, dikarakteristikkan dengan hambatan aliran udara yang
persisten, progresif dan berhubungan dengan peningkatan respons inflamasi
kronis di paru terhadap partikel dan gas berbahaya.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk diagnosis dan tatalaksana
PPOK di Puskesmas Darit
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Darit No 90/SK/PKM-D/I/2021 Tentang Penanganan
Pasien Gawat Darurat
4. Referensi 1.Nurarif A.H & Kusuma H.2016.Asuhan Keperawatan Praktis
berdasarkan NANDA NIC NOC. Mediaction: Jogjakarta
2.Pengurus besar ikatan dokter Indonesia.2017. panduan praktik klinis
bagi dokter di pelayanan kesehatan tingkat pertama Edisi I. Jakarta: PB
IDI
Langkah-langkah 1. Petugas kesehatan mencuci tangan 6 langkah
2. Petugas kesehatan menggunakan APD level 1 (Sarung Tangan,
masker bedah dan baju kerja)
3. Petugas menyiapkan alat pemeriksaan fisik thorax,pemeriksaan
oxymetri
4. Petugas memvalidasi identitas klien dengan melihat di
5. Petugas kesehatan menyapa dan memperkenalkan diri ke keluarga
serta menjelaskan pemeriksaan hingga tujuan dari pemeriksaan
6. Petugas kesehatan melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik:
a. Sesak nafas kadang di sertai mengi.
b. Batik kering atau berdahak yang produktif
c. Rasa berat di dada
d. Pemeriksaan fisik :
1) Inspeksi:
 Sianosis sentral pada membrane mukosa mungkin akan
terjadi
 Abnormalitas dinding dada yang menunjukan
hiperinflamasi paru
 Hemidiafragma mendatar
 Laju pernafasan saat istirahat >20x/menit dan pola nafas
lebih dangkal.
 Penggunaan otot bantu nafas
2) Palpasi
 Irama jantung di apeks mungkin sulit di temukan akibat
hiperinflamasi paru
 Hiperinflamasi membuat posisi hepar lebih rendah dan
mudah di palpasi.
3) Auskultasi
 Mengi saat ekspirasi selama pernafasan menunjukan
keterbatasan aliran udara
 Ronki basah kasar saat ekspirasi .
 Bunyi jantung terdengar keras di area xiphodeus.
e. Pemeriksaan penunjang meliputi :
1) Laboratorium : pemeriksaan darah rutin.
2) Pulseoximetry menunjukan <95%
7. Petugas kesehatan menentukan dan menjelaskan Tatalaksana pada
pasien:
a. Terapi oksigen 1-4 liter permenit.
b. Farmakologi
1) Pemberian bronkodilator aminofilin 5 mg/kgbb di lanjutkan
dengan drip 0,5-0,8 mg/kgbb/jam.
2) Kortikosteroid di berikan maksimal 2 minggu dengan dosisi
30 mg/hari
3) Mukolitik dapat di berikan bila sputum mukoid.
c. Kriteria rujukan
1) Untuk memastikan diagnosis dan menentukan derajat PPOK
2) PPOK eksaserbasi sedang-berat
3) Rujukan penatalaksanaan jangka panjang.
8. Petugas kesehatan melakukan edukasi pada pasien dan keluarga
dan melakukan evaluasi kembali edukasi yang di berikan.
a. Edukasi untuk menjaga berat badan ideal
b. Pengurangan pajanan factor resiko(asap rokok,debu,dll)
c. Latihan teknik relaksasi nafas dalam
9. Petugas kesehatan mengevaluasi hasil pemeriksaan
10. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
11. Membereskan alat
12. Petugas mencuci tangan 6 langkah.
13. Kembali ke ruangan dan mendokumentasi pelayanan kesehatan
yang telah di lakukan
Poli Umum
Unit Terkait Ruang Rawat Inap

Rekam Histori
Perubahan Tanggal mulai
No Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai