Anda di halaman 1dari 127

UNIVERSITAS INDONESIA

PENGARUH PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN


KESEHATAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA
PADA KARYAWAN ENGINEERING BP TANGGUH, TELUK
BINTUNI, PAPUA

SKRIPSI

ATIKA PUSPITA SARI


1006816022

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA
DEPOK
JUNI 2012

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


UNIVERSITAS INDONESIA

PENGARUH PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN


KESEHATAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA
PADA KARYAWAN ENGINEERING BP TANGGUH, TELUK
BINTUNI, PAPUA

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ilmu
Administrasi dalam bidang Ilmu Administrasi

ATIKA PUSPITA SARI


1006816022

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA
DEPOK
JUNI 2012

ii

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012
Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan karena


berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi
yang berjudul Pengaruh Pelaksanaan Program Keselamatan Kesehatan Kerja
terhadap Produktivitas Kerja pada: Karyawan Engineering BP Tangguh, Teluk
Bintuni, Papua ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan untuk mendapatkan
gelar sarjana dari Program Ekstensi Ilmu Administrasi Niaga Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan,
dorongan serta motivasi dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak
langsung, baik dalam pengumpulan data dan bahan pengajian pembahasan. Maka
pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Prof. DR. Bambang Shergi Laksmono, Msc selaku Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia.
2. Drs. Asrori, MA, FLMI selaku Ketua Program Sarjana Ekstensi Ilmu
Administrasi FISIP UI.
3. Fibria Indriati, S. Sos, M. Si selaku Ketua Program Sarjana Ekstensi Ilmu
Administrasi Niaga FISIP UI. Terima kasih atas semua informasi dan
semangat yang telah diberikan.
4. Drs. Heri Faturrahman, M.Si selaku Ketua Sidang.
5. Drs. Kusnar Budi, M.Bus selaku Pembimbing Skripsi. Terima kasih
banyak atas semua waktu, arahan, bimbingan dan kesabaran dalam
membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
6. Drs. Pantius D. Soeling, M.Si selaku Penguji.
7. Nurul Safitri, S.Sos, M.A selaku Sekretaris Sidang dan dosen riset bisnis.
Terima kasih banyak atas semua ilmu yang diberikan kepada penulis.
8. Segenap staf pengajar Program Sarjana Ekstensi Ilmu Administrasi Niaga
FISIP UI yang telah banyak membantu, serta membagi ilmu dalam
perkuliahan.

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


9. Bunda, Ayah, Kakak Gita, Mas Faham, Adik Nisa dan Adel yang selalu
mendoakan dan memberi dukungan kepada penulis. Terutama untuk Mas
Faham, terima kasih buat semua bantuannya ya, mas.
10. Seluruh Karyawan engineering dari BP Tangguh, terima kasih banyak
karena telah meluangkan waktunya untuk pengisian kuesioner penelitian.
11. Teman-teman seperjuangan: Mega, Yetta, Gera, Ria, Dhita, Rini, Fifi, dan
Fitri yang selalu membantu dan memberikan dukungan kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Teman-teman Administrasi Niaga Ekstensi angkatan 2010, terutama untuk
penyetaraan 72. Terima kasih atas saat-saat yang menyenangkan di FISIP
UI. Im gonna miss you all.
13. Seluruh pegawai dan staf administrasi Program Ekstensi Ilmu
Administrasi FISIP UI yang telah banyak membantu penulis dalam
pengurusan berbagai berkas yang diperlukan dalam penyelesaian skripsi
ini.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT
membalas kebaikan mereka.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak


kekurangan di dalam penyusunannya. Oleh karena itu, penulis meminta maaf
sebesar-besarnya apabila terjadi kesalahan tulisan baik yang disengaja maupun
tidak. Harapan dari penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapapun
yang ingin melakukan penelitian serupa.

Depok, Juni 2012

Atika Puspita Sari

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL I
LEMBAR PENGESAHAN II
KATA PENGANTAR III
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH IV
ABSTRAK V
DAFTAR ISI VI
DAFTAR GAMBAR VII
DAFTAR TABEL VIII
DAFTAR LAMPIRAN IX

BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Pokok Permasalahan 4
1.3 Tujuan Penelitian 5
1.4 Manfaat Penelitian 5
1.5 Batasan Penelitian 6
1.6 Sistematika Penulisan 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 8
2.1 Penelitian Terdahulu 8
2.2 Konstruksi Model Teoritis 14
2.2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 14
2.2.1.1 Peranan MSDM 14
2.2.2 Produktivitas Kerja 15
2.2.3 Keselamatan Kesehatan Kerja 16
2.2.3.1 Tujuan dan Manfaat K3 19
2.2.4 Keselamatan Kerja 20
2.2.4.1 Kecelakaan Kerja 23
2.2.5 Kesehatan Kerja 26
2.2.6 Sistem Manajemen K3 27
2.2.6.1 Tujuan SMK3 28
2.2.7 Pengaruh K3 Terhadap Produktivitas Kerja 30
2.3 Model Analisis 31
2.4 Hipotesis 32
2.5 Operasionalisasi Konsep 32
BAB 3 METODE PENELITIAN 37
3.1 Pendekatan Penelitian 37
3.2 Jenis Penelitian 37
3.2.1 Berdasarkan Manfaat Penelitian 37
3.2.2 Berdasarkan Tujuan Penelitian 37
3.2.3 Berdasarkan Dimensi Waktu 38
3.2.4 Berdasarkan Metode Penelitian 38
3.3 Teknik Pengumpulan Data 38
3.3.1 Data Primer 38
3.3.2 Data Sekunder 39
3.4 Populasi dan Sampel 39
3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas 40
3.5.1 Uji Validitas 40

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


3.5.2 Uji Reliabilitas 40
3.6 Teknik Analisis Data 41
3.7 Keterbatasan Penelitian 44
BAB 4 PEMBAHASAN 45
4.1 Gambaran Umum Perusahaan 45
4.1.1 BP Tangguh, Papua 46
4.1.2 Visi dan Misi 46
4.1.3 Struktur Organisasi 47
4.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas 49
4.2.1 Hasil Uji Validitas 49
4.2.2 Hasil Uji Reliabilitas 55
4.3 Data Responden 56
4.3.1 Berdasarkan Jenis Kelamin 56
4.3.2 Berdasarkan Usia 57
4.3.3 Berdasarkan Lama Bekerja 57
4.3.4 Berdasarkan Status Pernikahan 59
4.4 Pembahasan Data Jawaban Responden 59
4.4.1 Variabel Keselamatan Kesehatan Kerja 60
4.4.2 Variabel Produktivitas Kerja 74
4.5 Analisis Spearman 82
4.6 Koefisien Determinasi 84
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 85
5.1 Simpulan 85
5.2 Saran 85

DAFTAR PUSTAKA 86

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2-1 Teori Domino Terjadinya Kecelakaan 24
Gambar 2-2 Model Analisis 31
Gambar 4-1 Struktur Organisasi Karyawan Engineering BP 48
Tangguh
Gambar 4-2 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 56
Gambar 4-3 Data Responden Berdasarkan Usia 57
Gambar 4-4 Data Responden Berdasarkan Lama Bekerja 58
Gambar 4-5 Data Responden Berdasarkan Status 59
Gambar 4-6 Kurva Penerimaan Ho 83

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1-1 Laporan Kecelakaan Kerja PT. Jamsostek 2008-2011 1
Tabel 2-1 Perbandingan dengan Penelitian Terdahulu 8
Tabel 2-2 Operasionalisasi Konsep Keselamatan Kesehatan Kerja 33
Tabel 2-3 Operasionalisasi Konsep Produktivitas Kerja 35
Tabel 3-1 Skor Penilaian 39
Tabel 3-2 Nilai Kekuatan Hubungan Antar Variabel 42
Tabel 4-1 Jumlah Karyawan Engineering BP Tangguh 47
Tabel 4-2 Nilai KMO Barlett Test Of Sphericity 50
Tabel 4-3 Nilai Anti Image (VI) Mengukur dan Mengawasi 51
Tabel 4-4 Nilai Anti Image (VI) Pencegahan Kecelakaan 51
Tabel 4-5 Nilai Anti Image (VI) Pencegahan Penyakit 52
Tabel 4-6 Nilai Anti Image (VI) Manajemen Tekanan 52
Tabel 4-7 Nilai Anti Image (VI) Program Kesehatan 53
Tabel 4-8 Nilai Anti Image (VD) Kuantitas Kerja 53
Tabel 4-9 Nilai Anti Image (VD) Kualitas Kerja 54
Tabel 4-10 Nilai Anti Image (VD) Ketepatan Waktu 54
Tabel 4-11 Reliabilitas Dimensi Variabel K3 55
Tabel 4-12 Reliabilitas Dimensi Variabel Produktivitas Kerja 55
Tabel 4-13 awaban esponden “Mendata Semua Kecelakaan” 60
Tabel 4-14 awaban esponden “Membuat Tim nvestigasi” 61
Tabel 4-15 awaban esponden “Menganalisa Hasil nvestigasi” 61
Tabel 4-16 awaban esponden “Membuat aporan Kecelakaan” 62
Tabel 4-17 awaban esponden “Prosedur Kerja Memadai” 62
Tabel 4-18 awaban esponden “Prosedur Kerja ipahami” 63
Tabel 4-19 awaban esponden “Peralatan Sesuai Pekerjaan” 64
Tabel 4-20 awaban esponden “Peralatan Sesuai Metode” 64
Tabel 4-21 awaban esponden “Peralatan Ber ungsi Baik” 65
Tabel 4-22 awaban esponden “Pengecekan utin Peralatan” 65
Tabel 4-23 awaban esponden “Alat Pelindung iri” 66

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


Tabel 4-24 awaban esponden “Sarana Kesehatan yang Memadai” 67
Tabel 4-25 awaban esponden “Tim Medis epat Tanggap” 67
Tabel 4-26 Jawaban esponden “ edical Check p” 68
Tabel 4-27 awaban esponden “ zin it To ork” 68
Tabel 4-28 awaban esponden “Penyuluhan Kebersihan” 69
Tabel 4-29 awaban esponden “Pengiriman Tips Kesehatan” 69
Tabel 4-30 awaban esponden “Pelatihan Pengenalan 70
ingkungan”
Tabel 4-31 awaban esponden “Pelatihan Keselamatan Kerja” 70
Tabel 4-32 awaban esponden “Mengadakan Seminar” 71
Tabel 4-33 awaban esponden “Mengadakan Acara Gathering” 72
Tabel 4-34 awaban esponden “Penawaran munisasi Gratis” 72
Tabel 4-35 awaban esponden “Asuransi Kesehatan” 73
Tabel 4-36 awaban esponden “Sarana Olahraga” 73
Tabel 4-37 awaban esponden “Bertanggung awab atas Output” 74
Tabel 4-38 awaban esponden “Mencapai Target Kerja” 74
Tabel 4-39 Jawaban Responden “Memaksimalkan Hasil Pekerjaan” 75
Tabel 4-40 awaban esponden “Menyelesaikan Pekerjaan” 76
Tabel 4-41 awaban esponden “Nyaman dalam Bekerja” 76
Tabel 4-42 awaban esponden “Fasilitas Kerja” 77
Tabel 4-43 awaban esponden “Teliti dalam Bekerja” 77
Tabel 4-44 awaban esponden “Berkonsentrasi dalam Bekerja” 78
Tabel 4-45 awaban esponden “Kondisi Kerja” 78
Tabel 4-46 awaban esponden “Pekerjaan dengan api” 79
Tabel 4-47 awaban esponden “Mengoptimalkan Kemampuan” 79
Tabel 4-48 Jawaban esponden “Masuk Kerja Tepat aktu” 80
Tabel 4-49 awaban esponden “Menyelesaikan Pekerjaan” 80
Tabel 4-50 awaban esponden “Bekerja Sesuai am Kerja” 81
Tabel 4-51 awaban esponden “Meman aatkan aktu am Kerja” 81
Tabel 4-52 Korelasi Rank Spearman 82

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian X


Lampiran 2 Hasil SPSS Uji Validitas & Reliabilitas XI
Lampiran 3 Hasil SPSS Data Responden XII
Lampiran 4 Hasil SPSS Jawaban Responden XIII
Lampiran 5 Hasil SPSS analisis Rank Spearman XIV

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Di Indonesia, angka kecelakaan kerja menunjukkan angka yang sangat
mengkhawatirkan. Bahkan menurut penelitian International Labor Organization
(ILO). Indonesia menempati urutan ke 52 dari 53 negara dengan manajemen K3
yang buruk. Padahal biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan akan sangat
besar apabila sampai terjadi kecelakaan di tempat kerja (Hanggraeni, 2012;172).
Menurut data International Labour Organitation (ILO) pada tahun 2010,
tercatat setiap tahunnya lebih dari 2 juta orang yang meninggal akibat kecelakaan
dan penyakit akibat kerja. Sekitar 160 juta orang menderita penyakit akibat kerja
dan terjadi sekitar 270 juta kasus kecelakaan kerja pertahun di seluruh dunia (ILO
2009 dalam Ramli, 2010;2)
Berdasarkan data PT. Jamsostek jumlah kasus kecelakaan dalam 10 tahun
terakhir berfluktuasi. Hal ini sejalan dengan jumlah peserta aktif yang juga
bersifat fluktuatif. Adapun mengenai rincian Jumlah kasus kecelakaan selama
tahun 2008-2011 dapat dijabarkan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 1-1 Laporan Kecelakaan Kerja PT. Jamsostek Selama Periode
2008-2011
Tahun Jumlah Kecelakaan
2008 93.823
2009 96.135
2010 86.692
2011 92.000
Sumber: Jamsostek, http://www.jamsostek.co.id/ diunduh pada 27 Maret 2012
Dari total kasus kecelakaan kerja yang terjadi pada tahun 2010,
pembayaran klaim oleh PT. Jamsostek sebesar Rp 358,458 miliar. Sedangkan
selama tahun 2011, Jamsostek telah membayarkan klaim jaminan kecelakaan
kerja (JKK) sebesar Rp 400 miliar lebih dari sekitar 92.000 kasus kecelakaan
kerja yang terjadi. (Jamsostek. “Perlindungan Maksimal untuk Perlindungan Kerja”.
2011, http://www.jamsostek.co.id/ diakses pada 27 Maret 2012). Semuanya ini
Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


2

mengindikasikan masih rendahnya aspek keselamatan dan kesehatan kerja di


tanah air kita. Keselamatan dan kesehatan kerja belum mendapat perhatian dan
menjadi budaya di tengah masyarakat Indonesia.
Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar
bagi kelangsungan suatu usaha. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa
kerugian materi yang cukup besar namun lebih dari itu adalah timbulnya korban
jiwa yang tidak sedikit jumlahnya. Kehilangan sumber daya manusia ini
merupakan kerugian yang sangat besar karena manusia adalah satu-satunya
sumber daya yang tidak dapat digantikan oleh teknologi apapun. (Gravel,
Rheaume & Legendre, 2011;166)
Dengan mengurangi tingkat dan parahnya kecelakaan kerja, penyakit,
kekerasan di tempat kerja, dan tekanan karena penyakit, serta dengan
meningkatkan kualitas kehidupan kerja bagi pegawainya, maka perusahaan bisa
lebih efektif. Beberapa konsekuensi positif dari tempat kerja yang aman dan sehat
adalah (Jackson, Schuler, dan Werner, 2011;264):
 Produktivitas yang lebih tinggi karena berkurangnya hari kerja
yang hilang,
 Meningkatnya efisiensi dan kualitas tenaga kerja yang lebih sehat,
 Berkurangnya pengeluaran medis dan asuransi,
 Menurunnya tingkat pembayaran pegawai dan pembayaran
langsung karena sedikitnya tuntutan yang diajukan,
 Meningkatnya reputasi sebagai perusahaan terbaik.
Bertolak pada kurangnya kesadaran akan pentingnya program K3, maka
seharusnya pihak manajer perusahaan perlu memberikan perhatian yang sungguh-
sungguh terhadap pentingnya pemahaman, serta program pelaksanaan K3 dalam
organisasi perusahaan. Karena hanya dengan langkah-langkah serius cerdas dan
kongkret dari pihak pemilik/manajemen perusahaan, K3 tersebut dapat
terwujudkan.
Dewasa ini program keselamatan dan kesehatan kerja telah menjadi hal
penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Manajemen K3 bukan hanya
menjadi tanggung jawab bagian Departemen Sumber Daya Manusianya saja,
tetapi menjadi tanggung jawab semua pihak yang ada di dalam perusahaan.

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


3

Dengan meningkatkan keselamatan dan kesehatan tempat kerja,


perusahaan dapat mengurangi pengeluaran sekaligus memenuhi kebutuhan
pegawainya, serta memenuhi kewajiban mereka bagi masyarakat luas. Karena
program K3 dapat menghasilkan sumber daya manusia yang lebih produktif yang
dapat melaksanakan pekerjaan secara kreatif. Selain itu K3 dapat mendorong
pegawai untuk bekerja lebih maksimal dalam menyelesaikan pekerjaannya,
sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja (Shikdar & Sawaqed,
2004;224).
Perkembangan perusahaan sangat tergantung pada produktivitas karyawan
yang dimilikinya. Melalui program K3 yang baik, diharapkan dapat menurunkan
tingkat kecelakaan kerja dan mampu meningkatkan semangat kerja karyawan.
Tenaga kerja yang sehat akan bekerja produktif, sehingga diharapkan
produktivitas kerja karyawan meningkat yang dapat mendukung keberhasilan
bisnis perusahaan dalam membangun dan membesarkan usahanya (Ridley,
2008;39).
Produktivitas adalah interaksi terpadu secara serasi dari tiga faktor yang
mendasar, yaitu investasi termasuk penggunaan pengetahuan dan
teknologi, serta riset, manajemen dan tenaga kerja (Sinungan dalam
Setiawan, 2009;48).
Saat ini banyak perusahaan-perusahaan perminyakan yang berlokasi di
Indonesia, salah satunya adalah British Petroleum Indonesia atau yang lebih
dikenal dengan sebutan BP Indonesia. Perusahaan ini bergerak dalam bidang
eksplorasi dan produksi minyak serta gas alam cair di perairan laut Jawa dan
Tangguh, Irian Jaya. BP Indonesia memiliki satu proyek yang berlokasi di Teluk
Bintuni Papua, yang dinamakan proyek Tangguh atau BP Tangguh.
BP Tangguh merupakan operator dari proyek Tangguh sebagai kontraktor
PSC (Production Sharing Contract) untuk minyak dan gas di Indonesia dengan
BP Migas (Badan Pengawas Minyak & Gas). Proyek Tangguh itu sendiri
mengolah gas alam yang diubah ke dalam bentuk cair (LNG) sehingga lebih
mudah untuk didistribusikan ke pasar asing yangberlokasi di Asia maupun Eropa.
(http://www.bp.com/ diakses pada 14 Maret 2012)

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


4

Dalam sebagian besar proses kerjanya dalam eksplorasi dan produksi gas
dan perminyakan, tentunya proses kerja banyak dilakukan di luar ruangan, untuk
proyek Tangguh sendiri yang terletak di Teluk Bintuni Papua dilakukan di lepas
pantai. Melihat akan kondisi lingkungan serta proses kerja yang sangat rawan dan
berisiko tinggi terhadap tingginya kecelakaan, maka BP harus dapat memenuhi
tanggung jawabnya dalam memberikan perlindungan dan kesejahteraan bagi para
karyawannya dengan menerapkan program keselamatan kesehatan kerja.
Mengingat hal itu dalam perusahaan BP keselamatan kesehatan kerja
sangat diutamakan dalam menjalankan bisnisnya, karena tujuan dari perusahaan
ini adalah tidak ada kecelakaan, tidak membahayakan orang lain, dan tidak
merusak lingkungan. Oleh karena itu terdapat satu departemen yang dibentuk
khusus untuk menangani keselamatan kesehatan kerja bagi karyawannya (HSE).
HSE merupakan kepanjangan dari Health Safety Environment, departemen ini
mencakup tentang pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja, selain
itu juga menciptakan kondisi lingkungan kerja yang kondusif, aman, nyaman,
serta memberikan fasilitas-fasilitas yang memadai sesuai dengan standar
keamanan yang diharapkan agar dapat meningkatkan produktivitas kerja bagi para
pekerjanya (http://www.bp.com/ diakses pada 14 Maret 2012).

1.2 Pokok Permasalahan


Keberhasilan perusahaan tergantung pada produktivitas kerja dari para
karyawannya. Pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja dari
perusahaan merupakan faktor yang akan membuat karyawan merasakan aman dan
nyaman dalam bekerja, sehingga dapat mempengaruhi produktivitas kerja dari
karyawan tersebut meningkat dan dapat membantu perusahaan dalam mencapai
tujuannya.
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu diteliti lebih lanjut pengaruh
keselamatan kesehatan kerja terhadap tingkat produktivitas kerja pada karyawan
lapangan BP Tangguh yang berlokasi di Teluk Bintuni, Papua. Dalam penelitian
ini terdapat beberapa masalah yang dituangkan dalam pertanyaan, sebagai berikut:

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


5

1. Apakah pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja dapat


mempengaruhi tingkat produktivitas kerja pada karyawan lapangan BP
Tangguh bagian Engineering?

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini diadakan dengan tujuan sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis apakah ada pengaruh pelaksanaan program keselamatan
kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja pada karyawan lapangan BP
Tangguh bagian Engineering.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi akademisi
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan
pemahaman tentang pelaksanaan program kesehatan keselamatan kerja.
b. Sebagai salah satu sumber referensi bagi kepentingan keilmuan dalam
mengatasi masalah yang sama atau terkait di masa yang akan datang.
c. Sebagai sumbangan pemikiran yang akan berguna bagi pihak-pihak yang
membutuhkan.
2. Bagi praktisi
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pengaruh
pelaksanaan kesehatan keselamatan kerja terhadap produktivitas kerja
karyawan lapangan BP Tangguh bagian Engineering.
b. Penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan bagi
pihak manajemen sumber daya manusia pada BP Tangguh dalam
membantu mengidentifikasi bagaimana kesehatan keselamatan kerja akan
berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan lapangan bagian
Engineering.

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


6

1.5 Batasan Penelitian


Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja, oleh
karena keterbatasan peneliti, maka pada penelitian ini peneliti hanya membatasi
pada program kesehatan dan keselamatan kerja, serta yang diteliti adalah
karyawan lapangan bagian Engineering pada BP Tangguh yang dalam
kesehariannya berhadapan langsung dengan pekerjaan beresiko tinggi yang erat
kaitannya dengan masalah Keselamatan kesehatan kerja, dan semua faktor
produktivitas yang telah disebutkan dianggap tetap.

1.6 Sistematika Penulisan


Pada bagian sistematika penulisan ini, peneliti menguraikan secara singkat
mengenai apa yang akan dibahas dalam penelitian yang berkaitan dengan objek
penelitian. Sistematika penulisan dalam skripsi ini dibagi menjadi lima bab
dengan susunan sebagai berikut:
BAB 1 : PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis mengemukakan tentang latar belakang masalah,
pokok permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
diakhiri dengan sistematika penulisan.
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini penulis mengemukakan tinjauan pustaka dengan
menghimpun teori dan konsep dari berbagai literatur yang berasal
dari penelitian terdahulu, konstruksi model teoritis, model analisis,
hipotesis yang merupakan dugaan sementara dari hasil penelitian,
dan diakhiri dengan operasionalisasi konsep.
BAB 3 : METODE PENELITIAN
Pada bab ini penulis menjabarkan mengenai metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian, yang terdiri dari pendekatan penelitian,
jenis penelitian, teknik pengumpulan data, populasi dan sampel,
teknik analisis data, serta diakhiri dengan keterbatasan penelitian.
BAB 4 : PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis mengemukakan tentang profil obyek penelitian,
pengujian dan hasil analisis data, pembuktian hipotesis, pembahasan
Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


7

hasil analisis, dan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang


disebutkan dalam pokok permasalahan.
BAB 5 : SIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini penulis mengemukakan tentang kesimpulan, serta saran
dari hasil penelitian yang didapat.

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


8

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

4.1 Penelitian Terdahulu


Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan
bahwa pelaksanaan program K3 di setiap perusahaan merupakan hal yang sangat
penting dilakukan. Faktor dari program K3 tersebut dapat mempengaruhi
produktivitas kerja karyawan yang akan berdampak pada keberhasilan perusahaan
dalam mencapai tujuannya.
Dalam penelitian ini, penulis mencoba mengambil rujukan dari beberapa
penelitian sebelumnya yang mempunyai bahasan penelitian yang kurang lebih
sama dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Hal ini dimaksudkan
untuk memberikan informasi yang lebih mengenai topik penelitian yang akan
dilakukan. Beberapa penelitian terdahulu, yaitu berupa 2 (dua) buah skripsi yang
berkaitan dengan pelaksanaan keselamatan kesehatan kerja.Perbandingan antara
penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan penulis dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 2-1 Perbandingan Dengan Penelitian Terdahulu
Peneliti 1 Peneliti 2 Peneliti 3
Alifiyaumi Fitri Asvianti P. Katsuro,
(2007) Handayani C.T. Gadzirayi,
(2010) Taruwona M,
Suzanna
Mupararano
(2010)
Judul Pengaruh Program Persepsi Karyawan Impact of
Keselamatan dan Mengenai Pengaruh Occupational
Kesehatan Kerja (K3) Penerapan K3 Health and
Terhadap Terhadap Safety on
Produktivitas Kerja Produktivitas Kerja Worker
(Studi pada karyawan di PT. Cahaya Kawi Productivity: A
bagian produksi PT. Ultra Polyintraco case of
Perkebunan Nusantara Zimbabwe food
X (Persero) Pabrik industry
Gula Gempolkerep
Mojokerto)

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


9

Lanjutan Peneliti 1 Peneliti 2 Peneliti 3

Tujuan 1. Untuk Untuk mengetahui 1. Untuk


mendeskripsikan pengaruh faktor mengetahui
program keselamatan dan jenis masalah
keselamatan kesehatan kerja serta kesehatan
kerja, kesehatan jaminan kesehatan karyawan
kerja, dan terhadap melalui jenis
produktivitas produktivitas kerja pekerjaan
kerja karyawan. yang dihasilkan oleh mereka.
2. Untuk karyawan di bagian 2. Untuk
mengetahui ada produksi. menguji
tidaknya dampak
pengaruh standar
program keselamatan
keselamatan dan
kesehatan kerja kesehatan
terhadap kerja pada
produktivitas produktivitas
kerja karyawan. 3. Untuk
Penelitian ini menilai sikap
berusaha manajemen
menjelaskan terhadap
tentang pengaruh keselamatan
program dan
keselamatan dan kesehatan
kesehatan kerja kerja
terhadap karyawan
produktivitas
kerja karyawan di
PT. Perkebunan
Nusantara X
(Persero) Pabrik
Gula
Gempolkerep
Mojokerto.

Pendekatan Kuantitatif Kuantitatif Kuantitatif


Jenis Deskriptif
Deskriptif Deskriptif
Penelitian Korelasional
Teknik Teknik pengumpulan Teknik Teknik
Pengumpulan data dilakukan dengan pengumpulan data pengumpulan
Data menyebar kuesioner yang digunakan data dilakukan
terhadap karyawan di dalam penelitian ini dengan
bagian produksi adalah studi menyebar
sebagai responden. kepustakaan melalui kuesioner
buku dan laporan dengan bantuan
instansi terkait serta supervisor
Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


10

studi lapangan produksi,


dengan melakukan tinjauan
survey dengan pustaka,
menggunakan wawancara dan
kuesioner yang observasi.
diberikan kepada
karyawan bagian
produksi PT.
Cahaya Kawi
Ultra Polyintraco.

Hasil 1. Program Keselamatan kerja, Studi ini


keselamatan kerja kesehatan kerja, dan menemukan
di PT. jaminan kesehatan bahwa buruknya
Perkebunan secara keseluruhan pelaksanaan
Nusantara X dan bersama-sama keselamatan dan
kesehatan kerja di
(Persero) Pabrik memiliki pengaruh pabrik-pabrik
Gula yang signifikan makanan dapat
Gempolkerep terhadap menurunkan
Mojokerto, produktivitas kerja kinerja pekerja
tergolong cukup karyawan di bagian sehingga
baik. Hal ini produksi pada PT. produktivitas
terbukti bahwa Cahaya Kawi Ultra karyawan
terdapat pengaruh Polyintraco. menurun. Oleh
yang signifikan karena itu
antara sub penerapan
keselamatan dan
variabel
kesehatan kerja di
keselamatan kerja pabrik-pabrik
terhadap makanan harus
produktivitas dikelola dengan
kerja karyawan. baik agar dapat
2. Program meningkatkan
kesehatan kerja di produktivitas
PT. Perkebunan kerja karyawan.
Nusantara X
(Persero) Pabrik
Gula
Gempolkerep
Mojokerto,
dikategorikan
baik. Hal ini
terbukti bahwa
terdapat pengaruh
yang signifikan
antara sub
variabel
kesehatan kerja
terhadap
Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


11

Lanjutan
produktivitas
kerja karyawan.
3. Produktivitas
kerja karyawan di
PT. Perkebunan
Nusantara X
(Persero) Pabrik
Gula
Gempolkerep
Mojokerto juga
dikategorikan
baik.
Sumber: Diolah Oleh Penulis
Berdasarkan tabel diatas, penelitian pertama berjudul “Pengaruh Program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Produktivitas Kerja (Studi pada
karyawan bagian produksi PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Pabrik Gula
Gempolkerep Mojokerto)” yang ditulis oleh Alifiyaumi mahasiswi Fakultas
Ekonomi, Universitas Negeri Malang, Jurusan Manajemen tahun 2007. Penelitian
ini bertujuan untuk mendeskripsikan program keselamatan kerja, kesehatan kerja,
dan produktivitas kerja karyawan. Selain itu untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh program keselamatan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja
karyawan. Penelitian ini berusaha menjelaskan tentang pengaruh program
keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan di PT.
Perkebunan Nusantara X (Persero) Pabrik Gula Gempolkerep Mojokerto.
Penelitian ini memiliki 2 (dua) variabel, yaitu variabel Independent(X)
adalah Keselamatan Kerja (X1) dan Kesehatan Kerja (X2), sedangkan variabel
Dependent adalah produktivitas kerja karyawan (Y). Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan menyebar kuesioner terhadap karyawan di bagian produksi
sebagai responden. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT.
Perkebunan Nusantara X (Persero) Pabrik Gula Gempolkerep Mojokerto yang
berjumlah 62 orang. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan
regresi berganda.
Hasil temuan dari penelitian ini adalah:
1. Program keselamatan kerja di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero)
Pabrik Gula Gempolkerep Mojokerto, tergolong cukup baik. Hal ini

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


12

terbukti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara sub variabel


keselamatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan.
2. Program kesehatan kerja di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Pabrik
Gula Gempolkerep Mojokerto, dikategorikan baik. Hal ini terbukti bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara sub variabel kesehatan kerja
terhadap produktivitas kerja karyawan.
3. Produktivitas kerja karyawan di PT. Perkebunan Nusantara X (Persero)
Pabrik Gula Gempolkerep Mojokerto juga dikategorikan baik.
Berdasarkan hasil analisis data dibuktikan bahwa program keselamatan
dan kesehatan kerja mempengaruhi produktivitas kerja karyawan PT. Perkebunan
Nusantara X (Persero) Pabrik Gula Gempolkerep Mojokerto. Serta dibuktikan
pula bahwa program kesehatan kerja lebih mempengaruhi produktivitas
dibandingkan program keselamatan kerja.
Penelitian kedua berupa skripsi yang berjudul “Persepsi Karyawan
Mengenai Pengaruh Penerapan K3 Terhadap Produktivitas Kerja di PT. Cahaya
Kawi Ultra Polyintraco” yang ditulis oleh Fitri Asvianti Handayani Fakultas
Teknik Universitas Sumatera Utara Medan, Jurusan Teknik Industri tahun 2010.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor keselamatan dan
kesehatan kerja serta jaminan kesehatan terhadap produktivitas kerja yang
dihasilkan oleh karyawan di bagian produksi.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif dipakai untuk
menggambarkan, menjelaskan, dan menguraikan tingkat produktivitas kerja pada
karyawan bagian produksi di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco berdasarkan
indikator variabel yang disesuaikan dengan pengaruh penerapan K3 pada PT.
Cahaya Kawi Ultra Polyintraco. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah studi kepustakaan melalui buku dan laporan instansi terkait
serta studi lapangan dengan melakukan survey dengan menggunakan kuesioner
yang diberikan kepada karyawan bagian produksi PT. Cahaya Kawi Ultra
Polyintraco.
Dalam pengolahan data akan digunakan persamaan regresi berganda,
pengujian hipotesis, dan koefisien determinasi. Uji ini dipakai untuk mengetahui

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


13

bagaimana pengaruh faktor keselamatan dan kesehatan kerja serta jaminan


kesehatan terhadap produktivitas kerja karyawan di bagian produksi.
Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa keselamatan kerja, kesehatan
kerja, dan jaminan kesehatan secara keseluruhan dan bersama-sama memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan di bagian
produksi pada PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco.
Penelitian ketiga berupa Journal of Business Management yang berjudul
“Impact of Occupational Health and Safety on Worker Productivity: A case of
Zimbabwe food industry” yang ditulis oleh P. Katsuro, C. T. Gadzirayi, Taruwona
M, dan Suzanna Mupararano pada tahun 2010. Dalam penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif
digunakan untuk tindakan strategi yang mempelajari situasi saat ini untuk
menentukan masalah keselamatan dan kesehatan kerja.
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 124 orang yang terdiri dari 73
karyawan toko, 1 perawat klinik industri dan 50 karyawan pabrik. Hasil dari
penelitian ini menemukan bahwa masih buruknya keselamatan dan kesehatan
kerja di pabrik-pabrik makanan yang ada di Zimbabwe, yang dapat menurunkan
kinerja pekerja sehingga menyebabkan penurunan produktivitas karyawan.
Dengan demikian keselamatan kesehatan kerja di suatu perusahaan maupun
pabrik makanan penting untuk dikelola dengan baik agar dapat meningkatkan
produktivitas kerja karyawan.
Dari 3 (tiga) penilitian terdahulu diatas, ada beberapa persamaan dengan
penelitian yang penulis lakukan. Persamaannya yaitu memiliki tema penelitian
yang sejenis yaitu mengenai pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan
kerja, dan pengaruhnya terhadap produktivitas kerja karyawan. Selain itu sama-
sama menggunakan pendekatan kuantitatif.
Namun penelitian ini juga memiliki perbedaan dengan 3 (tiga) penelitian
terdahulu yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu jenis penelitian ini termasuk
kedalam penelitian eksplanatif, penelitian ini juga menggunakan konsep/teori dan
indikator yang berbeda dari penelitian sebelumnya. Selain itu objek penelitian
yang diteliti juga berbeda dengan penelitian sebelumnya. Objek penelitian yang
diteliti oleh penulis adalah Perusahaan Minyak dan Gas, sedangkan dalam

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


14

penelitian sebelumnya objek penelitian yang diteliti adalah Pabrik gula, makanan
dan perusahaan manufaktur.

2.2 Konstruksi Model Teoritis


Dalam penelitian ini terdapat beberapa konsep yang digunakan, yaitu
Manajemen Sumber Daya Manusia, Produktivitas Kerja, Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan
Pengaruh K3 terhadap Produktivitas Kerja.
2.2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia
Suatu organisasi baik perusahaan maupun instalasi dalam melakukan
aktivitasnya sudah tentu memerlukan sumber daya manusia yang mendukung
usaha pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Oleh karena itu
masalah karyawan merupakan masalah besar yang harus mendapat perhatian
bagi perusahaan. ( Dessler, 2006;4)
Manusia sebagai sebuah sumber daya, di dalam sebuah organisasi haruslah
diatur dan dikelola sedemikian rupa agar dapat terkoordinasi dengan baik dan
bisa mendukung pencapaian rencana strategis organisasi. Apabila sumber daya
manusia ini tidak dikelola dengan baik, maka kesuksesan sebuah organisasi
dalam pencapaian tujuan serta rencana strategisnya sulit untuk diwujudkan.
Sumber daya manusia yang dikelola dengan baik, dapat mewujudkan
keseimbangan antara kebutuhan pegawai dengan tuntutan dan kemampuan
organisasi perusahaan. Keseimbangan tersebut merupakan kunci utama
perusahaan agar dapat berkembang secara produktif dan wajar. Perkembangan
usaha dan organisasi perusahaan sangatlah bergantung pada produktivitas tenaga
kerja yang ada di perusahaan (Mondy, 2008;191).
2.2.1.1 Peranan Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan bagian dari
manajemen keorganisasian yang memusatkan perhatian pada unsur manusia.
Unsur manusia (Man) ini berkembang menjadi suatu bidang ilmu khusus untuk
untuk mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan tertentu dan dapat memberikan kepuasan bagi
semua pihak (Jackson, Schuler, & Werner, 2011;12).

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


15

.
Manajemen sumber daya manusia penting bukan hanya bagi manajer di
bagian HR departemen, tapi juga penting bagi semua manajer di semua bagian.
Hal ini bertujuan agar para manajer tersebut mampu menerapkan pengelolaan
sumber daya manusia yang baik dan benar (Hanggraeni, 2012;5).
Dalam proses pemanfaatan sumber daya manusia terdapat sebuah
aktivitas-aktivitas yang mencoba untuk memfasilitasi orang-orang yang ada di
dalam organisasi untuk dapat berkontribusi dalam pencapaian rencana strategis
organisasi (Dessler, 2006;5). Salah satu aktivitas sumber daya manusia adalah
keselamatan dan kesehatan kerja yang dapat melindungi pekerja dari bahaya di
tempat kerja serta dapat meningkatkan produktivitas kerjanya (Jackson, Schuler,
& Werner, 2011;13).
2.2.2 Produktivitas Kerja
Produktivitas merupakan suatu aspek yang penting bagi perusahaan karena
apabila tenaga kerja dalam perusahaan mempunyai kerja yang tinggi, maka
perusahaan akan memperoleh keuntungan dan hidup perusahaan akan terjamin
(Gomes, 2003;159). Usaha peningkatan produktivitas harus direncanakan secara
baik dan sistematis, sehingga berhasil apabila diaplikasikan kedalam suatu
perusahaan (Hameed & Amjad, 2009;2).
Produktivitas menurut Cascio (2003;25) adalah ukuran dari output hasil
berupa barang dan jasa relatif terhadap input-input tenaga kerja, bahan baku dan
peralatan. Klingner & Nanbaldian dalam Gomes (2003;160) menyatakan bahwa
produktivitas merupakan fungsi perkalian dari usaha pegawai (effort), yang
didukung dengan motivasi yang tinggi, dengan kemampuan pegawai (ability).
Dari pengertian diatas maka dapat dikatakan bahwa produktivitas kerja
adalah penggunaan sumber daya manusia, keterampilan, teknologi dan
manajemen untuk memperbaiki kehidupan agar menjadi lebih baik dari hari
sebelumnya. Seorang karyawan dapat dikatakan produktif apabila ia mampu
menghasilkan jumlah produk yang lebih banyak dibandingkan dengan karyawan
lain dalam waktu yang sama (Hameed & Amjad, 2009;3)
Mengingat pentingnya peranan manusia dalam suatu perusahaan, yang
apabila salah memanfaatkan tenaga kerja manusia tersebut akan dapat

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


16

menimbulkan masalah yang sangat rumit, yang justru bisa menghancurkan tujuan
perusahaan yang bersangkutan. Untuk itu, tenaga kerja manusia sangat perlu
mendapatkan perhatian yang khusus karena pemakaian tenaga kerja manusia
secara efektif merupakan kunci dari peningkatan produktivitas (Ardana, Mujiati &
Utama, 2012;269).
Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya
adalah tingkat pemenuhan kebutuhan akan rasa aman, keselamatan (safety) dan
kesehatan yang diberikan perusahaan kepada karyawannya. Peningkatan
produktivitas tidak akan tercapai jika dalam proses kerjanya terjadi kecelakaan
atau kerusakan yang dapat mengakibatkan kualitas menurun dan kapasitas
produksi tidak tercapai (Shikdar & Sawaqed;564). Oleh sebab itu keselamatan dan
kesehatan kerja berperan penting dalam menjamin keamanan dalam proses
produksi, sehingga produktivitas kerja karyawan dapat tercapai (Ridley, 2008;57).
Adapun alat ukur produktivitas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah mengacu pada teori Hameed & Amjad (2009;5). Menurutnya faktor-faktor
yang digunakan dalam pengukuran produktivitas kerja meliputi:
 Kuantitas kerja adalah merupakan suatu hasil yang dicapai oleh karyawan
dalam jumlah tertentu dengan perbandingan standart yang ada atau
ditetapkan oleh perusahaan.
 Kualitas kerja adalah merupakan suatu standar hasil yang berkaitan
dengan mutu dari suatu produk yang dihasilkan karyawan. Dalam hal ini
merupakan suatu kemampuan karyawan dalam menyelesaikan
pekerjaannya secara teknis dengan perbandingan standart yang ditetapkan
oleh perusahaan.
 Ketepatan waktu merupakan tingkat suatu aktivitas diselesaikan pada awal
waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output
serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. Ketepatan
waktu diukur dari persepsi karyawan terhadap suatu aktivitas yang
diselesaikan diawal waktu sampai menjadi output.
2.2.3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Peningkatan produktivitas kerja karyawan dan keselamatan kesehatan
kerja adalah aspek utama yang diperhatikan oleh setiap perusahaan. Beberapa

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


17

yang menjadi masalah adalah tempat kerja yang tidak layak, hal ini dapat
mengarah kepada bahaya yang dapat timbul di tempat kerja itu sendiri, kesehatan
pekerja yang rendah, dan menurunnya produktivitas kerja dari karyawan. Program
keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
produktivitas kerja karyawan. Apabila perusahaan dapat mengelola keselamatan
dan kesehatan kerja dengan baik maka dapat mengurangi atau menghilangkan
kecelakaan serta penyakit akibat kerja serta dapat meningkatkan produktivitas
kerja karyawan (Shikdar & Sawaqed, 2004;223-224).
Keselamatan dan kesehatan kerja amat berkaitan dengan upaya
pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan memiliki jangkauan berupa
terciptanya masyarakat dan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan sejahtera.
Banyaknya kasus kecelakaan yang terjadi di tempat kerja dapat menimbulkan
dampak negatif, tidak saja bagi perusahaan bahkan merugikan manusia.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan ilmu dan seni dalam
pengelolaan hazard (bahaya) dan risiko agar tercipta kondisi tempat kerja yang
aman dan sehat. ILO telah menetapkan bahwa penerapan K3 sangat penting guna
memberikan perlindungan bagi para pekerja dari bahaya penyakit dan kecelakaan
yang dapat ditimbulkan di tempat kerja (Hanggraeni, 2012;176).
Kecelakaan kerja serta penyakit akibat kerja bisa berdampak negatif bagi
perusahaan, karena akan mengurangi efisiensi perusahaan. Maka dari itu dapat
dikatakan bahwa pihak manajer perusahaan perlu memberi perhatian yang
sungguh-sungguh terhadap pentingnya pemahaman, program pelaksanaan K3
dalam organisasi perusahaan (Shidkar & Sawaqed, 2004;224).
Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja (K3) mengacu pada kondisi
fisiologis-fisikal dan psikologis pekerja yang merupakan hasil dari lingkungan
yang diberikan oleh perusahaan. Jika suatu perusahaan melakukan pengukuran
keamanan dan kesehatan yang efektif, maka semakin sedikit pegawai yang akan
mengalami dampak penyakit jangka pendek atau jangka panjang akibat bekerja di
perusahaan tersebut (Jackson, Schuler, & Werner, 2011;267).
Kondisi fisiologis-fisikal adalah penyakit dan kecelakaan kerja
seperti hilangnya nyawa atau anggota tubuh, cedera karena gerakan

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


18

repetitif, cedera punggung, serta kondisi-kondisi lain yang


merupakan akibat dari lingkungan kerja yang tidak sehat.
Kondisi psikologis pekerja mencakup gejala-gejala kesehatan
mental yang buruk dan kejenuhan pada pekerjaan, termasuk
kelesuan, kelelahan emosional, menutup diri, bingung akan tugas
dan peran, tidak mempercayai orang lain, tidak pernah
memperhatikan, mudah marah, dan kecenderungan untuk merasa
bingung atas sesuatu hal. Kondisi-kondisi tersebut merupakan
akibat dari tekanan di tempat kerja dan kualitas kehidupan kerja
yang buruk.
Untuk meningkatkan keselamatan kesehatan kerja terdapat banyak upaya
yang dapat digunakan oleh pihak perusahaan. Beberapa diantaranya adalah
mengukur dan mengawasi, pencegahan kecelakaan, pencegahan penyakit,
manajemen tekanan, dan program kesehatan (Jackson, Schuler, & Werner,
2011;289).
Dessler (2003;834) mengatakan bahwa program keselamatan dan
kesehatan kerja diselenggarakan karena tiga alasan pokok, yaitu:
1. Moral. Para pengusaha menyelenggarakan upaya pencegahan kecelakaan
dan penyakit kerja pertama sekali semata-mata atas dasar kemanusiaan.
Mereka melakukan hal itu untuk memperingan penderitaan karyawan dan
keluarganya yang mengalami kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
2. Hukum. Dewasa ini, terdapat berbagai peraturan perundang-undangan
yang mengatur tentang keselamatan dan kesehatan kerja, dan hukuman
yang telah ditetapkan terhadap pihak-pihak yang melanggar cukup berat.
Berdasarkan peraturan perundang-undangan itu, perusahaan dapat
dikenakan denda, dan para supervisor dapat ditahan apabila ternyata
bertanggung jawab atas kecelakaan dan penyakit fatal.
3. Ekonomi. Adanya alasan ekonomi karena biaya yang dipikul perusahaan
dapat jadi cukup tinggi sekalipun kecelakaan dan penyakit yang terjadi
kecil saja. Asuransi kompensasi karyawan ditujukan untuk memberi ganti
rugi kepada pegawai yang mengalami kecelakaan dan penyakit akibat
kerja.

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


19

2.2.3.1 Tujuan dan Manfaat K3


Tujuan utama penerapan K3 adalah untuk mengurangi atau mencegah
kecelakaan yang mengakibatkan cedera atau kerugian materi. Tujuan keselamatan
dan kesehatan kerja antara lain: (Lamm, Massey & Perry, 2006;76)
1. Memberikan jaminan rasa aman dan nyaman bagi karyawan dalam
berkarya pada semua jenis dan tingkat pekerjaan
2. Menciptakan masyarakat dan lingkungan kerja yang aman, sehat dan
sejahtera, bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja
3. Meningkatkan produktivitas
4. Mengelola pengeluaran
Hakikat dan tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja yaitu bahwa
faktor K3 berpengaruh langsung terhadap efektivitas kerja pada tenaga kerja dan
juga berpengaruh terhadap efesiensi produksi dari suatu perusahaan industri,
sehingga dengan demikian mempengaruhi tingkat pencapaian produktivitasnya.
Karena pada dasarnya tujuan K3 adalah untuk melindungi para tenaga kerja atas
hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan dan untuk menciptakan tenaga
kerja yang sehat dan produktif sehingga upaya pencapaian produktivitas yang
semaksimalnya dari suatu perusahaan dapat lebih terjamin (Ridley, 2008;54).
Selain itu manfaat penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja di
perusahaan menurut Mondy (2008;87) antara lain:
1. Pengurangan Absentisme
Perusahaan yang melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja
secara serius, akan dapat menekan angka risiko kecelakaan dan penyakit
kerja di tempat kerja. Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya karyawan
yang tidak masuk karena alasan cedera dan sakit akibat kerja.
2. Pengurangan Biaya Klaim Kesehatan
Karyawan yang bekerja pada perusahaan yang benar-benar
memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja karyawannya
kemungkinkan untuk mengalami cedera atau sakit akibat kerja adalah
kecil, sehingga semakin kecil pula kemungkinan klaim
pengobatan/kesehatan dari mereka.

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


20

3. Pengurangan Turnover Pekerja


Perusahaan yang menerapkan program K3 mengirim pesan yang jelas
pada pekerja bahwa manajemen menghargai dan memperhatikan
kesejahteraan mereka, sehingga menyebabkan para pekerja menjadi
merasa lebih bahagia dan tidak ingin keluar dari pekerjaannya.
4. Peningkatan Produktivitas
Perusahaan yang menerapkan program K3 dengan baik dapat mendorong
karyawannya untuk bekerja lebih maksimal dalam menyelesaikan
pekerjaannya, sehingga dengan kondisi kerja dan program K3 yang baik
dapat menjadikan karyawan senang dalam bekerja yang pada akhirnya
dapat meningkatkan produktivitas kerja.
Berdasarkan pada teori di atas tentang tujuan dan manfaat dari program
keselamatan kesehatan kerja, maka dapat disimpulkan bahwa adanya program
keselamatan kesehatan kerja akan memberikan jaminan rasa aman dan nyaman
kepada setiap pekerja, sehingga dapat mengakibatkan peningkatan produktivitas
kerja bagi karyawan maupun perusahaan.
2.2.4 Keselamatan Kerja
Keselamatan pada dasarnya adalah kebutuhan setiap manusia dan menjadi
naluri dari setiap makhluk hidup. Sejak manusia bermukim di muka bumi, secara
tidak sadar mereka telah mengenal aspek keselamatan untuk mengantisipasi
berbagai bahaya di sekitar lingkungan hidupnya (Ramli, 2010;6).
Perlindungan tenaga kerja meliputi beberapa aspek dan salah satunya yaitu
perlindungan keselamatan. Perlindungan tersebut sebagai upaya agar tenaga kerja
merasa aman melakukan kerjaannya sehari-hari untuk dapat meningkatkan
produksi dan produktivitas karyawan (Mondy, 2008;86).
Keselamatan telah menjadi salah satu hak asasi manusia yang harus
dilindungi oleh pemerintah dan dihargai oleh anggota masyarakat lainnya. Tenaga
kerja harus memperoleh perlindungan dari berbagai soal disekitarnya dan pada
dirinya yang dapat menimpa atau mengganggu dirinya serta pelaksanaan
pekerjaannya (Mondy, 2008;86)

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


21

Keselamatan kerja menunjukkan pada kondisi keselamatan yang bebas


dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang
kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi kerja.
(Simanjuntak, 2011;).
Ridley (2008;44) mengemukakan bahwa keselamatan kerja berarti proses
merencanakan dan mengendalikan situasi yang berpotensi menimbulkan
kecelakaan kerja melalui persiapan prosedur operasi standar yang menjadi acuan
dalam bekerja. Perusahaan perlu menjaga keselamatan kerja terhadap para
karyawannya, karena tujuan dari program keselamatan kerja diantaranya sebagai
berikut: (Suma’mur dalam Setiawan, 2009;47)
a. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan
pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta
produktivitas nasional.
b. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.
c. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.
Menurut Mangkunegara (2002;170), bahwa indikator penyebab
keselamatan kerja adalah:
a. Keadaan tempat lingkungan kerja, yang meliputi:
 Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya
yang kurang diperhitungkan keamanannya.
 Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.
 Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.
b. Pemakaian peralatan kerja, yang meliputi:
 Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.
 Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik,
dan pengaturan penerangan.
Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2002;245) mendefinisikan
keselamatan kerja menunjuk pada perlindungan kesejahteraan fisik dengan tujuan
mencegah terjadinya kecelakaan atau cedera yang terkait dengan pekerjaan.
Program keselamatan yang dirancang dan dikelola dengan baik dapat memberikan
keuntungan yaitu mengurangi kecelakaan dan biaya-biaya terkait, seperti
kompensasi para pekerja dan denda.

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


22

Manajemen yang efektif membutuhkan sebuah komitmen organisasional


pada kondisi bekerja yang aman. Inti dari manajemen keselamatan adalah
komitmen organisasional pada usaha keselamatan yang komprehensif. Usaha ini
harus dikoordinasi dari manajemen tingkat atas untuk memasukkan semua
anggota organisasi dan juga harus terjemin dalam tindakan manajerial (Ridley,
2008;40).
Ada tiga pendekatan berbeda yang digunakan oleh para pemberi kerja
dalam mengatur keselamatan. Teori dan konsep yang dikembangkan dalam
pendekatan ini, antara lain (Malthis dan Jackson, 2006;117):
1. Pendekatan Organisasional
Banyak kecelakaan yang disebabkan faktor manajemen atau organisasi
yang tidak kondusif sehingga mendorong terjadinya kecelakaan. Upaya
keselamatan yang dilakukan dalam pendekatan organisasional antara lain:
 Merancang pekerjaan
 Mengembangkan dan mengimplementasikan kebijakan
keselamatan
 Menggunakan komite-komite keselamatan
 Mengkoordinasikan investigasi kecelakaan
2. Pendekatan Teknik Mesin
Pendekatan teknis menyangkut pada kondisi fisik, peralatan/mesin,
material, proses maupun lingkungan kerja yang tidak aman. Upaya
keselamatan yang dilakukan dalam pendekatan teknik mesin antara lain:
 Merancang lokasi dan peralatan kerja
 Meninjau peralatan
 Menerapkan prinsip-prinsip ergonomic
3. Pendekatan Individual
Pendekatan secara individual didasarkan hasil statistik yang menyatakan
bahwa 85% kecelakaan disebabkan oleh faktor manusia dengan tindakan
yang tidak aman. Karena itu untuk mencegah kecelakaan dilakukan
berbagai upaya pembinaan unsur manusia untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan sehingga kesadaran K3 meningkat. Upaya
yang dilakukan dalam pendekatan ini antara lain:
Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


23

 Menguatkan motivasi dan sikap keselamatan


 Memberikan pelatihan dan keselamatan karyawan
 Memberikan penghargaan keselamatan melalui program intensif
2.2.4.1 Kecelakaan Kerja
Upaya peningkatan keselamatan kerja tidak dapat dipisahkan dengan
pencegahan kecelakaan, karena pencegahan kecelakaan merupakan program
utama keselamatan kerja di suatu perusahaan. Keselamatan kerja bertalian dengan
kecelakaan kerja, yaitu kecelakaan yang terjadi di tempat kerja. Kecelakaan kerja
secara umum dapat diartikan sebagai suatu kejadian yang tidak diduga semula dan
tidak dikehendaki yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas
(Ridley, 2008;86).
Kecelakaan kerja merupakan resiko yang dihadapi oleh setiap tenaga kerja
yang melakukan pekerjaan dengan kerugian tidak hanya korban jiwa dan materi
bagi pekerja dan pengusaha tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara
keseluruhan dan merusak lingkungan yang pada akhirnya berdampak langsung
dengan masyarakat sekitar.
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan atau
disengaja atau direncanakan atau diinginkan yang berkaitan dengan
hubungan kerja, yakni sebagai akibat pekerjaan atau pada waktu
melaksanakan pekerjaan yang termasuk pada perjalanan menuju
atau pulang dari tempat kerja yang mengacaukan proses yang telah
diatur dari suatu aktivitas (Katsuro, Gadzirayi & Mupararano,
2010;2645).
Kecelakaan dapat terjadi karena kondisi alat atau material yang kurang
baik atau berbahaya. Kecelakaan juga dapat dipicu oleh kondisi lingkungan kerja
yang tidak aman. Disamping itu, kecelakaan juga dapat bersumber dari manusia
yang melakukan kegiatan di tempat kerja dan menangani alat atau material. Faktor
penyebab kecelakaan kerja dikategorikan menjadi dua: (Ramli, 2010;33)
1. Kecelakaan yang disebabkan oleh tindakan manusia yang tidak melakukan
tindakan penyelamatan (unsafe act) misalnya tidak mau menggunakan alat
keselamatan dalam bekerja, melepas alat pengaman atau bekerja sambil

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


24

bergurau. Tindakan ini dapat membahayakan dirinya atau orang lain yang
dapat berakhir dengan kecelakaan.
2. Kecelakaan yang disebabkan oleh keadaan lingkungan kerja yang tidak
aman (unsafe condition) yaitu kondisi di lingkungan kerja baik alat,
material atau lingkungan yang tidak aman dan membahayakan.
Contohnya: penerangan, sirkulasi udara, temperature, kebisingan, getaran,
penggunaan indikator warna, tanda peringatan, sistem upah, jadwal kerja,
dan lain-lain.
Menurut Heinrich dalam buku Ramli (2010;35), 88% kecelakaan
disebabkan oleh perbuatan/tindakan tidak aman dari manusia (unsafe act),
sedangkan sisanya disebabkan oleh hal-hal yang tidak berkaitan dengan kesalahan
manusia, yaitu 10% disebabkan kondisi yang tidak aman (unsafe condition) dan
2% disebabkan takdir tuhan.
Pada gambar dibawah ini terlihat batu domino disusun sesuai dengan
faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja yang dimaksud oleh Heinrich. Apabila
kartu pertama atau kartu ketiga jatuh ke kanan maka semua kartu yang ada di
kanannya akan jatuh. Dengan kata lain apabila terdapat suatu kesalahan manusia,
maka akan tercipta suatu tindakan dan kondisi tidak aman yang dapat
mengakibatkan kecelakaan serta timbulnya kerugian (Ramli,2010;33).

Gambar 2-1: Teori Domino Terjadinya Kecelakaan


Sumber: Industrial Accident PreventionH.W. Heinrich (dalam Ramli, 2010)
Konsep dasar pada model ini adalah:

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


25

 Kecelakaan adalah sebagai suatu hasil dari serangkaian kejadian


yang berurutan. Kecelakaan tidak terjadi dengan sendirinya.
 Penyebab-penyebabnya adalah faktor manusia dan faktor fisik.
 Kecelakaan tergantung pada lingkungan fisik kerja, dan lingkungan
sosial kerja.
 Kecelakaan terjadi karena kesalahan manusia
Kerugian akibat kecelakaan dikategorikan atas kerugian langsung (direct
cost) dan kerugian tidak langsung (Indirect cost). Kerugian langsung misalnya
cedera pada tenaga kerja dan kerusakan pada sarana produksi. Kerugian tidak
langsung misalnya penurunan produksi, klaim atau ganti rugi, dampak sosial, citra
dan kepercayaan konsumen (Ramli, 2010;18).
Kecelakaan kerja dapat menimbulkan korban dan kerugian dalam bentuk:
(Simanjuntak, 2011;165)
1. Pekerja dan atau orang lain meninggal atau luka;
2. Alat-alat produksi rusak;
3. Bahan baku dan bahan produksi lainnya rusak;
4. Bangunan terbakar atau roboh; dan
5. Proses produksi terhenti atau terganggu.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk mencegah
terjadinya kecelakaan di tempat kerja. Pencegahan ini dilakukan untuk
menghindari perusahaan dari permasalahan yang akan timbul apabila kecelakaan
kerja sampai benar-benar terjadi. Beberapa pencegahan kecelakaan kerja
diantaranya (Ridley, 2008;117):
 Mengurangi kondisi yang tidak aman. Hal ini dilakukan dengan
cara memastikan bahwa kondisi dan lingkungan kerja telah
memenuhi standar-standar keamanan.
 Mengurangi perilaku kerja yang tidak aman. Ini bisa dilakukan
dengan cara memberikan kesadaran bagi para pekerja bahwa
mematuhi standar-standar keamanan kerja adalah hal yang sangat
penting.
 Memillih pekerja yang memiliki sikap kerja yang baik. Proses
seleksi juga berperan dalam hal manajemen. Perusahaan harus bisa
Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


26

memastikan bahwa pekerja yang dipilih memiliki sikap kerja yang


baik. Artinya, pekerja tidak ceroboh, tidak lalai, bertanggung
jawab, dan tidak memiliki intense untuk tidak mematuhi peraturan.
 Melakukan pelatihan K3. Pelatihan mengenai K3 penting untuk
diadakan guna meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan pekerja
akan sumber-sumber bahaya dan cara penanganannya, sehingga
bisa meminimalkan potensi terjadinya kecelakaan kerja.
 Melakukan inspeksi dan motivasi secara terus menerus. Inspeksi
harus selalu dilakukan untuk memastikan bahwa pekerja mematuhi
dan melaksanakan standar keamanan yang ada. Apabila ditemukan
pelanggaran, maka perusahaan bisa langsung melakukan koreksi
dan hukuman kepada pekerja tersebut. Selain itu, motivasi untuk
terus patuh terhadap standar keamanan juga harus selalu dilakukan,
caranya bisa dengan menempelkan spanduk, poster, atau ajakan
untuk selalu berperilaku kerja yang mengikuti standar keamanan.
 Melakukan audit K3. Audit dilakukan untuk memastikan bahwa
sistem dan manajemen K3 sudah direncanakan dan
diimplementasikan dengan benar. Audit ini berguna untuk
menemukan apakah ada ketidaksesuaian antara standar yang telah
ditetapkan dengan implementasi nyata di lapangan.
2.2.5 Kesehatan Kerja
Program kesehatan kerja merupakan hal yang sangat penting dan perlu
diperhatikan oleh pihak pengusaha. Karena dengan adanya program kesehatan
kerja yang baik akan memberikan keuntungan bagi para karyawan secara
material, karena karyawan akan lebih jarang absen, bekerja dengan lingkungan
yang lebih menyenangkan, sehingga secara keseluruhan karyawan akan mampu
untuk bekerja lebih lama (Gravel, Rheaume & Legendre, 2011;166).
Kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan yang bertujuan agar
tenaga kerja memperoleh keadaan kesehatan yang sempurna baik fisik, mental
maupun sosial (Asmui, Hussin & Paino, 2012;290). Selain itu kesehatan kerja
menunjuk pada kondisi fisik, mental, dan stabilitas emosi secara umum dengan

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


27

tujuan memelihara kesejahteraan individu secara menyeluruh (Katsuro, Gadzirayi


& Mupararano, 2010;2645).
Wolf Kirsten (2008;138) mengemukakan bahwa perusahaan perlu
memperhatikan kesehatan karyawan untuk memberikan kondisi kerja yang lebih
sehat, serta menjadi lebih bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan tersebut,
terutama bagi organisasi-organisasi yang mempunyai tingkat kecelakaan yang
tinggi.
Terdapat beberapa teknik baku yang dapat digunakan dalam pemeliharaan
kesehatan pekerja. Ini meliputi pengambilan keputusan pencegahan penyakit,
yang memberikan sarana-sarana untuk mencegah pekerja berkontak dengan
substansi-substansi berbahaya, dan memastikan bahwa jika para pekerja terluka,
cederanya dirawat dengan benar (Ridley, 2008;131).
Pekerja yang tidak sehat dapat meningkatkan pengeluaran perusahaan.
Dengan meningkatkan kesehatan pegawainya, perusahaan dapat mengurangi
pengeluaran tersebut dan meningkatkan keuntungan mereka. Penyakit akibat kerja
dapat menimbulkan kerugian bagi pihak pekerja maupun perusahaan, antara lain:
(Jackson, Schuler & Werner, 2011; 297)
 Produktivitas saat bekerja menurun karena penyakit
 Gangguan produksi karena ketidakhadiran dan tingkat keluar
masuk pegawai
 Tingkat asuransi yang meningkat
2.2.6 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Sistem manajemen K3 merupakan sebuah proses yang dilaksanakan secara
terus menerus selama aktivitas kerja dan aktivitas perusahaan berlangsung. Selain
itu implementasi dari manajemen K3 juga harus dikaji secara berkala untuk
memastikan bahwa sistem yang telah diterapkan perusahaan telah mampu
memberikan perlindungan yang optimal kepada para pekerja. Apabila sistem yang
telah ada dirasa tidak cukup memberikan perlindungan, maka sistem K3 harus
disesuaikan (Hanggraeni, 2012;172).
Keselamatan dan kesehatan kerja harus dikelola sebagaimana dengan
aspek lainnya dalam perusahaan seperti operasi, produksi, logistik, sumber daya
manusia, keuangan dan pemasaran. Aspek K3 tidak akan bisa berjalan seperti apa

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


28

adanya tanpa adanya intervensi dari manajemen berupa upaya terencana untuk
mengelolanya. (Ramli, 2010;43)
Dalam pelaksanaan manajemen K3 masih terdapat beberapa kekurangan
dalam penerapannya, maka ada beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu
(Hanggraeni, 2012;180):
 Diadakan sosialisasi kepada seluruh perusahaan tentang K3, dan
adanya regulerisasi sistem pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan
kerja. Serta sosialisasi dan edukasu kepada para pekerja mengenai
pentingnya penerapan K3 dalam lingkungan kerja.
 Diperlukan kerjasama yang baik antara perusahaan, pekerja, dan
Depnaker agar terdaftar dalam program Jamsostek karena
pekerjaan berpotensi kecelakaan.
 Perlu adanya rekrutmen dan penambahan pegawai pengawas
spesialis K3 di daerah.
 Perlu adanya pengembangan database secara electronic data
interchange, sehingga pelaporan dapat dilakukan dengan cepat dan
didukung dengan sumber daya manusia yang berkompeten dan
andal.
2.2.6.1 Tujuan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Semua sistem K3 bertujuan untuk mengelola risiko K3 yang ada dalam
perusahaan agar kejadian yang tidak diinginkan atau yang dapat menimbulkan
kerugian dapat dicegah. Selain itu untuk menciptakan suatu sistem K3 di tempat
kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan
kerja, yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan
penyakit akibat kerja, serta terciptanya tempat yang aman, efisien, dan produktif
(Hanggraeni, 2012;179).
Sistem manajemen K3 merupakan hal yang tidak bisa diabaikan lagi oleh
perusahaan. Usaha-usaha manajemen merupakan suatu tujuan yang hendak
dicapai yaitu sebagai berikut (Ardana, Mujiati & Utama, 2012;213):
a. Tujuan umum

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


29

 Melindungi tenaga kerja di tempat kerja agar selalu terjamin


keselamatan dan kesehatannya sehingga dapat diwujudkan
peningkatan produksi dan produktivitas kerja.
 Melindungi setiap orang lain yang berada di tempat kerja yang
selalu dalam keadaan selamat dan sehat.
 Melindungi bahan dan peralatan produksi agar dapat dicapai
secara aman dan efisien.
b. Tujuan khusus
 Mencegah dan atau mengurangi kecelakaan kerja kebakaran,
peledakan dan penyakit akibat kerja.
 Mengamankan mesin, instalasi, pesawat, alat, bahan dan hasil
produksi.
 Menciptakan lingkungan kerja dan tempat kerja yang aman,
nyaman, sehat dan penyesuaian antara pekerjaan dengan
manusia atau antara manusia dengan pekerjaan.
Sedangkan menurut Ramli (2010;48-49) tujuan dari SMK3 dapat
digolongkan sebagai berikut:
1. Sebagai alat ukur kinerja K3 dalam organisasi
Sistem Manajemen K3 digunakan untuk menilai dan mengukur kinerja
penerapan K3 dalam organisasi. Dengan membandingkan pencapaian K3
organisasi dengan persyaratan tersebut, organisasi dapat mengetahui
tingkat pencapaian K3.
2. Sebagai pedoman implementasi K3 dalam organisasi
Sistem Manajemen K3 dapat digunakan sebagai pedoman atau acuan
dalam mengembangkan sistem manajemen K3.
3. Sebagai dasar penghargaan
Sistem Manajemen K3 juga digunakan sebagai dasar untuk pemberian
penghargaan K3 atas pencapaian kinerja K3. Penghargaan K3 diberikan
atas pencapaian kinerja K3 sesuai dengan tolak ukur masing-masing.
Karena bersifat penghargaan, maka penilaian hanya berlaku untuk periode
tertentu.
4. Sebagai sertifikasi
Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


30

Sistem Manajemen K3 juga dapat digunakan untuk sertifikasi penerapan


manajemen K3 dalam organisasi.

2.2.7 Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Produktivitas


Kerja
Setiap manajer harus menyadari bahwa untuk mencapai tujuan perusahaan
sangat tergantung kepada pekerjanya, khususnya semangat kerja atau kegairahan
kerja dari para bawahannya. Produktivitas kerja kelompok memberi peluang
kepada orang-orang yang bekerja untuk mengambil bagian yang maksimal dalam
perusahaan yang bersangkutan (Burton, 2008;78).
SDM sebagai tenaga kerja tidak terlepas dari masalah-masalah yang
berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja. Maka untuk mencapai tujuan
perusahaan, setiap perusahaan harus memelihara karyawannya dengan baik. Salah
satu upaya untuk memelihara karyawan adalah melalui pelaksanaan program K3.
Dengan adanya program K3, konflik-konflik antara karyawan dengan perusahaan
tentang jaminan keselamatan karyawan dapat diatasi, karena karyawan
beranggapan bahwa perusahaan akan memikirkan keselamatan mereka saat
bekerja (Ridley, 2008;62).
Kecelakaan kerja dapat mempengaruhi produktivitas perusahaan. Di dalam
proses produksi, produktivitas ditopang oleh tiga pilar utama yaitu Kuantitas
(Quantity), Kualitas (Quality), dan Keselamatan (Safety). Produktivitas hanya
dapat dicapai jika ketiga unsur produktivitas di atas berjalan secara seimbang
(Ramli, 2010;15).
Pelaksanaan program K3 dan produktivitas karyawan menjadi penting untuk
dikaji, karena kedua faktor tersebut dapat mempengaruhi produktivitas
perusahaan dalam tujuannya mencapai visi dan misi perusahaan. Mengingat hal
itu, setiap perusahaan perlu menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
secara komprehensif mengupayakan pencegahan kecelakaan dan penyakit kerja,
sehingga dapat mengurangi atau menghilangkan kecelakaan serta penyakit kerja
dan dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


31

2.3 Model Analisis


Dalam model analisis ini, penulis akan melakukan penelitian pengaruh
keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan. Dalam
penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel independent dan variabel
dependent.
1. Variabel Independent
Variabel independent dari penelitian ini adalah keselamatan dan kesehatan
kerja pada karyawan.
2. Variabel Dependent
Variabel dependent dari penelitian ini adalah produktivitas kerja
karyawan.
Faktor yang berhubungan serta mempengaruhi produktivitas kerja salah
satunya adalah keselamatan dan kesehatan kerja. Karena K3 merupakan faktor
yang mempunyai pengaruh yang besar dan signifikan terhadap pelaksanaan tugas
karyawan. Adanya pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja yang baik akan
membuat karyawan merasa aman dan nyaman dalam bekerja, sehingga dapat
meningkatkan produktivitas kerja yang maksimal.

X
Program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Y
 Mengukur dan Produktivitas Kerja
mengawasi  Kuantitas Kerja
 Pencegahan  Kualitas Kerja
kecelakaan  Ketepatan
 Pencegahan penyakit Waktu
 Manajemen tekanan (Hameed & Amjad,
 Program kesehatan 2009;5)
(Jackson, Schuler &
Werner, 2011;289)

Gambar 2-2 Model Analisis


Sumber: Diolah Oleh Penulis
Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


32

2.4 Hipotesis
Berdasarkan pada pokok permasalahan, tujuan penelitian, dan model
analisis yang telah dijelaskan, maka dapat dirumuskan dalam hipotesis. Menurut
Creswell (2010;196) hipotesis merupakan dugaan yang dibuat oleh peneliti
tentang hubungan variabel yang satu dengan yang lainnya sesuai dengan harapan
peneliti. Hipotesis dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
H0: Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja tidak
berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan
Ha: Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja berpengaruh
terhadap produktivitas kerja karyawan.

2.5 Operasionalisasi Konsep


Penelitian ini menguji dua variabel yaitu variabel keselamatan kesehatan
kerja sebagai variabel bebas (Independen) dan variabel produktivitas kerja sebagai
variabel terikat (dependen). Kedua variabel tersebut dioperasionalisasikan ke
dalam bentuk konsep yang dapat diukur sebagai berikut:
1. Keselamatan Kesehatan Kerja mengacu pada kondisi psikologis fisik dan
psikologis pekerja yang merupakan hasil dari lingkungan yang diberikan
oleh perusahaan. Jika suatu perusahaan melakukan pengukuran keamanan
dan kesehatan yang efektif, maka semakin sedikit pegawai yang akan
mengalami dampak penyakit jangka pendek atau jangka panjang akibat
bekerja di perusahaan tersebut. strategi atau upaya untuk meningkatkan
keselamatan dan kesehatan kerja yang efektif dapat dilihat dari 5 (lima)
dimensi (Jackson, Schuler & Werner, 2011;289):
 Mengukur dan mengawasi. Dalam rangka upaya meningkatkan
keselamatan dan kesehatan kerja, maka suatu pencegahan
kecelakaan serta penyakit akibat kerja harus dimulai dari mengukur
mengidentifikasi bahaya atau risiko yang dapat muncul dalam

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


33

lingkungan kerja. Setelah itu baru dilakukan pengawasan dan


penilaian terhadap bahaya tersebut.
 Pencegahan kecelakaan. Merancang lingkungan kerja dengan baik
merupakan salah satu upaya terbaik untuk mencegah dan
meningkatkan keselamatan kerja.
 Pencegahan penyakit. Penyakit kerja dapat lebih merugikan dan
berbahaya daripada kecelakaan kerja. Karena penyakit sering kali
membutuhkan waktu lama untuk berkembang, kondisi kerja yang
berbahaya bisa tidak terdeteksi selama beberapa tahun.
Mengembangkan strategi untuk mengurangi tingkat kejadian
penyakit ini biasanya lebih sulit daripada mengurangi kecelakaan
dan cedera.
 Manajemen tekanan. Program manajemen dalam memberikan
program yang dirancang untuk membantu pegawai dalam
menghadapi tekanan terkait dengan pekerjaan merupakan strategi
untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja. Program ini
diharapkan dapat mengurangi tekanan yang dialami oleh pegawai.
 Program kesehatan. Perusahaan-perusahaan semakin berfokus
untuk menjaga pegawainya tetap sehat. Dengan meningkatkan
kesehatan pegawainya, perusahaan dapat mengurangi pengeluaran
dan meningkatkatkan keuntungan mereka.
Tabel 2-2 Operasionalisasi Konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Variabel Dimensi Indikator Skala


Pengukuran
Variabel bebas Mengukur dan  Mendata semua kecelakaan Ordinal
yang terjadi
mengawasi
(Independent  Mengkoordinasikan tim
investigasi kecelakaan
Variable)  Menganalisa hasil
Keselamatan investigasi
 Membuat laporan
Kerja dan kecelakaan kerja atas hasil
Kesehatan investigasi
Pencegahan  Merancang pekerjaan Ordinal
Kerja(X1) Kecelakaan  Meninjau peralatan
 Menerapkan prinsip-prinsip
ergonomis

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


34

 Mengembangkan dan
mengimplementasikan
keselamatan kerja

Pencegahan  Terdapat sarana kesehatan Ordinal


Penyakit yang memadai di tempat
kerja
 Memberikan jaminan
kesehatan kepada setiap
karyawan
 Mengkomunikasikan
kesehatan kerja kepada
setiap karyawan

Manajemen  Mengadakan pelatihan Ordinal


Tekanan pengenalan lingkungan
kantor untuk setiap
karyawan baru
 Mengadakan pelatihan
keselamatan kerja untuk
setiap karyawan
 Mengadakan seminar atau
talkshow tentang kesehatan
dengan mengundang pakar
kesehatan sebagai
pembicara.
 Mengadakan acara gathering
party untuk seluruh
karyawan sebagai strategi
efektif lain untuk mengelola
tekanan kerja

Program  Penawaran imunisasi gratis Ordinal


kesehatan bagi para karyawan dan
keluarga
 Menyediakan sarana
olahraga sebagai usaha
untuk meningkatkan
program kebugaran fisik
 Menyediakan asuransi
kesehatan.

Sumber: Jackson, Schuler & Werner, 2011. Pengelolaan Sumber Daya Manusia.

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


35

2. Produktivitas Kerja merupakan pengukuran output berupa barang atau jasa


dalam hubungannya dengan input yang berupa karyawan, modal, materi
atau bahan baku dan peralatan. Alat ukur produktivitas yang digunakan
dalam penelitian ini mengacu pada teori Hameed dan Amjad (2009;5).
faktor-faktor yang digunakan dalam pengukuran produktivitas dapat
dilihat dari 3 (tiga) dimensi:
 Kuantitas kerja adalah merupakan suatu hasil yang dicapai oleh
karyawan dalam jumlah tertentu dengan perbandingan standart
yang ada atau ditetapkan oleh perusahaan.
 Kualitas kerja adalah merupakan suatu standar hasil yang berkaitan
dengan mutu dari suatu produk yang dihasilkan karyawan. Dalam
hal ini merupakan suatu kemampuan karyawan dalam
menyelesaikan pekerjaannya secara teknis dengan perbandingan
standart yang ditetapkan oleh perusahaan.
 Ketepatan waktu merupakan tingkat suatu aktivitas diselesaikan
pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi
dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia
untuk aktivitas lain. Ketepatan waktu diukur dari persepsi
karyawan terhadap suatu aktivitas yang diselesaikan diawal waktu
sampai menjadi output.
Tabel 2-3 Operasionalisasi Konsep Produktivitas Kerja
Skala
Variabel Dimensi Indikator
Pengukuran
 Jumlah Ordinal
pekerjaan yang
Variable dapat
Terikat diselesaikan
 Kemampuan
(Dependent Kuantitas Kerja karyawan dalam
menyelesaikan
Variable)
pekerjaan
Produktivitas  Hasil yang
dicapai sesuai
Kerja dengan target
(Y) perusahaan
Kualitas Kerja  Kemampuan Ordinal
mengevaluasi

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


36

 Standar hasil
kerja
 Keterampilan
dan kecakapan
kerja
 Datang ke Ordinal
tempat kerja
tepat waktu
Ketepatan Waktu  Menyelesaikan
pekerjaan tepat
waktu
 Tidak menunda-
nunda pekerjaan
Sumber: Hameed dan Amjad, 2009. Impact Of Office Design on Employees Productivity.
Tabel operasionalisasi konsep diatas menggambarkan dimensi maupun
indikator yang akan dipakai dalam pembuatan kuesioner dalam penelitian ini.
Dimensi-dimensi yang digunakan dalam operasionalisasi konsep ini diambil dari
teori-teori yang sudah ada sebelumnya. Untuk dimensi keselamatan kesehatan
kerja diambil dari teori Jackson, Schuler dan Werner yang menjelaskan strategi-
strategi untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan, yang
kemudian dikembangkan atau disesuaikan dengan kebijakan yang ada pada BP
Tangguh itu sendiri. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui penilaian obyektif
karyawan lapangan bagian Engineering terhadap program pelaksanaan K3 di BP
Tangguh, sehingga hasilnya sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan.
Sedangkan untuk dimensi mengukur produktivitas karyawan diambil dari Teori
Hameed dan Amjad yang menjelaskan bahwa pengukuran produktivitas karyawan
dibagi menjadi tiga, dan teori ini dapat menjelaskan serta mewakilkan pengukuran
produktivitas kerja karyawan. Dengan adanya kedua dimensi dari kedua variabel
yang berbeda diharapkan dapat saling berhubungan.

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


37

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian


Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan penelitian secara
kuantitatif. Penelitian kuantitatif didasarkan pada paradigm positivisme dan
merupakan metode-metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara
meneliti hubungan antarvariabel (Neuman, 1997;63). Variabel-variabel ini diukur
biasanya dengan instrument-instrumen penelitian, sehingga data yang terdiri dari
angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur statistik (Creswell,
2010;76).
Berdasarkan pada teori diatas, peneliti menggunakan pendekatan
kuantitatif karena analisis dalam penelitian ini berdasarkan pada teori-teori yang
sudah ada dan berhubungan dengan topik penelitian. Dalam penelitian ini teori
yang digunakan dengan melihat pengaruh pelaksanaan program keselamatan dan
kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan lapangan bagian
engineering pada BP Tangguh, Teluk Bintuni, Papua.

3.2 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini diklasifikasikan berdasarkan manfaat penelitian, tujuan
penelitian, dimensi waktu penelitian dan metode penelitian.
3.2.1 Berdasarkan Manfaat Penelitian
Berdasarkan manfaatnya, penelitian ini termasuk dalam penelitian terapan.
Penelitian ini dilakukan untuk kebutuhan peneliti dalam rangka memenuhi studi
akademis. Fokus dalam penelitian ini mengenai pengaruh program pelaksanaan
K3 terhadap produktivitas kerja pada karyawan lapangan bagian Engineering BP
Tangguh, Teluk Bintuni, Papua.
3.2.2 Berdasarkan Tujuan Penelitian

Penelitian ini digolongkan ke dalam penelitian eksplanatif, karena


penelitian ini dilakukan untuk menemukan penjelasan tentang mengapa suatu

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


38

kejadian atau gejala terjadi. Hasil akhir dari penelitian ini adalah gambaran
mengenai hubungan sebab-akibat (Prasetyo dan Jannah, 2005).
Dalam penelitian ini penulis akan menjelaskan mengenai hipotesis tentang
adanya pengaruh terhadap variabel yang diteliti. Variabel tersebut adalah program
pelaksanaan K3 sebagai variabel bebas, dan produtivitas kerja karyawan
Engineering BP Tangguh sebagai variabel terikat.
3.2.3 Berdasarkan Dimensi Waktu

Berdasarkan dimensi waktu, penelitian ini merupakan penelitian cross


sectional karena penelitian ini dilakukan dalam satu waktu tertentu serta hanya
digunakan dalam waktu tertentu dan tidak akan dilakukan penelitian lain di waktu
yang berbeda untuk diperbandingkan (Prasetyo dan Jannah, 2005). Penelitian ini
akan dilakukan dalam kurun waktu 5 (lima) bulan, yaitu Februari 2012 - Juni
2012.
3.2.4 Metode Penelitian

Berdasarkan metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini, maka


penelitian ini termasuk kedalam penelitian survei, karena penelitian ini
menggunakan kuesioner sebagai instrument penelitian.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Sekaran (2006;60) mengemukakan bahwa pengumpulan data dapat
menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer
mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti yang
berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan spesifik studi. Sumber data
sekunder mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada.
Mengacu pada teori diatas, teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
terdiri dari data primer dan data sekunder:
3.3.1 Data Primer
Data primer dalam penelitian ini dikumpulkan langsung dari sumber
informasi, dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan melalui kuesioner
(lihat Lampiran 1) kepada responden penelitian. Dalam penelitian ini yang

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


39

menjadi responden penelitian adalah karyawan lapangan BP Tangguh bagian


Engineering.
3.3.2 Data Sekunder
Data Sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh dari
catatan atau dokumentasi perusahaan, informasi dari jurnal-jurnal atau bahan-
bahan kepustakaan yang berhubungan dengan topik penelitian yang dibahas, yaitu
melalui studi pustaka maupun situs internet.
Tipe skala yang digunakan untuk mengukur kedua variabel pada penelitian
ini adalah skala ordinal, Selain itu peneliti juga menggunakan skala nominal yang
hanya dibatasi untuk data informasi responden. Penggunaan skala ordinal dalam
penelitian ini dikarenakan peneliti ingin mengetahui seberapa kuat responden
setuju atau tidak setuju dengan pernyataan yang ada dalam kuesioner melalui
skala likert atau skala 5 titik (Umar, 2011;70).
Kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa pertanyaan-
pertanyaan yang berasal dari indikator-indikator dari kedua variabel yang
bersangkutan untuk kemudian dijawab oleh responden. Untuk setiap pertanyaan
disediakan hanya lima alternatif jawaban yang berjenjang yaitu sangat tidak
setuju, tidak setuju, netral, setuju, dan sangat setuju. Dalam penelitian ini maka
jawaban tersebut dapat diberi skor:
Tabel 3-1 : Skor Penilaian

Keterangan Bobot
Sangat Tidak Setuju 1
Tidak Setuju 2
Netral 3
Setuju 4
Sangat Setuju 5
Sumber: Sekaran, 2006;32. Research Methods for Business

3.4 Populasi dan Sampel


Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal
minat yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2006;121). Populasi dalam
penelitian ini berjumlah 60 orang, yang terdiri dari karyawan lapangan bagian

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


40

Engineering pada BP Tangguh yang kesehariannya berhadapan langsung dengan


pekerjaan beresiko tinggi yang erat kaitannya dengan masalah K3.
Sampel adalah sebagian dari populasi. Sampel terdiri atas sejumlah
anggota yang dipilih dari populasi (Sekaran, 2006;123). Teknik sampling yang
digunakan pada penelitian ini secara probabilita dan menggunakan keseluruhan
jumlah populasi yang berjumlah 60 orang dengan total sampling. Hal ini
dilakukan karena jumlah populasi yang relatif kecil.
∑ Populasi = ∑ Sampel
3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas
Kuesioner yang telah disusun hendaknya dilanjutkan dengan melakukan
uji kuesioner. Uji kuesioner secara kuantitatif dapat dilakukan melalui uji validitas
dan reliabilitas (Sekaran, 2006;42).
3.5.1 Uji Validitas
Pada penelitian ini, penulis menggunakan validitas untuk mengukur
tingkat validitas kuesioner, karena penelitian ini untuk melihat pengaruh kausal
dari kedua variabel. Pengukuran validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan Kaiser-Mayer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO). Nilai
KMO dikatakan valid apabila nilainya sama dengan atau melebihi 0,5 (≥ 0.5) dan
untuk Barlett Test of Sphericity dikatakan valid apabila nilainya sesuai dengan
atau kurang dari 0.05 (≤ 0.05) (Santosa dan Ashari, 2005).
3.5.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah pengukuran dibuktikan dengan menguji konsistensi dan
stabilitas. Konsistensi menunjukkan seberapa baik item-item yang mengukur
sebuah konsep bersatu menjadi sebuah kumpulan (Sekaran, 2006;40). Uji
reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan koefisien alpha cronbach, dimana
semakin tinggi koefisien maka instrumen pengukurannya semakin baik. Semakin
dekat koefisien reliabilitas dengan 1,0, maka pengukuran yang digunakan semakin
baik, namun secara umum keandalan kurang dari 0,60 dianggap buruk, keandalan
dalam kisaran 0,70 bisa diterima dan lebih dari 0,80 adalah baik. (Sekaran,
2006;182).

r11 =

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


41

Keterangan :

r11 = Reliabilitas instrument

n = Banyak butir pertanyaan

σ2 t = Varians Total

∑σ2i = Jumlah Varians butir

3.6 Teknik Analisis Data


Setelah data diperoleh dari sampel yang mewakili populasi, langkah
berikutnya adalah menganalisisnya untuk menguji hipotesis penelitian (Sekaran,
2006;178). Penelitian ini menggunakan analisis data bivariat. Analisis ini
dilakukan untuk melihat hubungan atau pengaruh dari dua variabel. Kedua
variabel tersebut merupakan variabel pokok, yaitu hubungan antara dua variabel
yang memiliki skala pengukuran interval, yaitu melihat kekuatan hubungan antara
variabel independent (Program Pelaksanaan K3) dan variabel dependent
(Produktivitas Kerja).
Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan untuk menguji kekuatan
pengaruh program pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap
produktivitas kerja pada karyawan lapangan bagian engineering BP Tangguh
Teluk Bintuni, Papua adalah dengan menggunakan analisis korelasi Spearman.
Uji koefisien Spearman digunakan untuk melihat kekuatan hubungan antara dua
variable yang memiliki skala pengukuran ordinal, yaitu melihat kekuatan
hubungan antara variabel independent (Program Pelaksanaan K3) dan variabel
dependent ( Produktivitas Kerja) dan membantu peneliti untuk menentukan
persentase responden yang dibedakan dalam bentuk berbagai kategori (Sekaran,
2006;17).
Seluruh pertanyaan yang telah dijawab oleh responden pada setiap
kuesioner dihitung dengan menggunakan koefisien korelasi spearman dengan cara
membuat peringkat dari nilai masing-masing variabel dari mulai yang kecil
hingga yang besar. Berikut adalah tahapan dalam penghitungan koefisien korelasi
Spearman (Umar, 2011;133):

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


42

1. Mengurutkan data dari nilai yang paling kecil sampai nilai yang paling
besar.
2. Membuat peringkat dari nilai yang paling kecil sampai yang paling besar.
Untuk data yang mempunyai nilai sama diberikan nilai peringkat rata-rata
sama.
3. Menghitung nilai d (selisih peringkat untuk masing-masing pasangan
data).
4. Menghitung nilai koefisien korelasi spearman, dengan menggunakan
persamaan:

6∑d2
rs= 1-
n(n2-1)

Keterangan :

rs= koefisien relasi Spearman

d= selisih peringkat untuk masing-masing pasangan

n=jumlah pengamatan/observasi

Untuk kepentingan analisis dan pengujian hipotesis, data diolah secara


statistik dengan menggunakan aplikasi software SPSS 17.00 for windows. Dalam
memudahkan melakukan interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara dua
variabel penulis memberikan kriteria sebagai berikut ini:
Tabel 3-2
Nilai Kekuatan Hubungan Antar Variabel
Koefisien Korelasi Interpretasi Kekuatan Korelasi

0.00 Tidak ada korelasi

0.01-0.09 Korelasi Trivial

0.10-0.29 Korelasi lemah menuju sedang

0.30-0.49 Korelasi sedang menuju kuat

0.50-0.69 Korelasi kuat menuju sangat kuat

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


43

0.70-0.89 Korelasi sangat kuat

>0.90 Korelasi sempurna

Sumber: De Vaus, 2002. Surveys In Social Research (5th edition)

Dari analisis akan diperoleh besaran r. Jika koefisien korelasi (r) (r > 0)
berarti terdapat hubungan yang positif atau searah, sebaliknya jika koefisien
korelasi (r) (r < 0) maka terdapat hubungan yang negatif. Dasar pengambilan
keputusan dalam uji korelasi spearman ini adalah: (Umar, 2011;130)

 Jika probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima


 Jika probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak

Selanjutnya untuk mengetahui apakah koefisien korelasi yang dihasilkan


tersebut signifikan atau tidak secara statistik maka dilakukan uji Z. Adapun
perhitungan uji Z tersebut adalah sebagai berikut:

Z
rs  r 
r

r  0

1
r 
n  1
Keterangan:
= simpangan baku pada distribusi sampling dibawah asumsi tidak ada
korelasi
= rata-rata pada distribusi sampling dibawah asumsi tidak ada korelasi
= jumlah sampel yang diobservasi.
= nilai koefisien korelasi Rank Spearman.

Setelah didapatkan nilai z hitung melalui rumus diatas, maka untuk


menginterpretasikan hasilnya, berlaku ketentuan sebagai berikut:

 Jika z hitung > z tabel, maka Ho ditolak (ada hubungan yang signifikan).
 Jika z tabel < z hitung, maka Ho diterima (tidak ada hubungan yang
signifikan).

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


44

Uji dilakukan 2-tailed (2 sisi) karena yang akan dicari dalam analisis data
ini adalah ada atau tidaknya hubungan di antara dua variabel yang diteliti yaitu
variabel program keselamatan kesehatan kerja dengan variabel produktivitas kerja
dengan berdasarkan nilai Sig (2-tailed) atau probabilitas = 0,000 atau < 0,050.
Dengan melakukan teknik ini, peneliti dapat menemukan hasil akhir dari proses
analisis data yang menyatakan apakah variabel-variabel yang diteliti memiliki
hubungan yang signifikan atau tidak.

3.7 Keterbatasan Penelitian


Dalam penelitian ini masih banyak terdapat kekurangannya, diantaranya
adalah peneliti hanya meneliti pengaruh keselamatan kesehatan kerja terhadap
produktivitas kerja secara keseluruhan terhadap semua dimensi dari tiap variabel
yang berdasarkan pada hasil kuesioner jawaban dari para responden yaitu
karyawan engineering BP Tangguh. Dalam hal ini peneliti hanya mengolah data
dari hasil jawaban responden saja tidak melakukan observasi serta wawancara
kepada responden secara langsung, dikarenakan lokasi dari objek penelitian yang
cukup jauh. Selain itu peneliti juga tidak meninjau lebih lanjut tentang
implementasi keselamatan kesehatan kerja yang ada pada BP Tangguh, Teluk
Bintuni, Papua.

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


45

BAB 4

PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang gambaran umum


perusahaan dan hasil temuan lapangan yang diperoleh peneliti melalui metode
survei dengan menggunakan instrument kuesioner. Analisis dalam hasil temuan
penelitian ini dengan menggunakan alat bantu SPSS (Statistical Package for
Social Science) versi 17.0 untuk menghasilkan interpretasi data. Dalam penelitian
ini jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 60 responden yang
merupakan karyawan BP Tangguh bagian Engineering Teluk Bintuni, Papua.

4.1 Gambaran Umum Perusahaan


BP (yang dulunya bernama “British Petroleum”) merupakan sebuah
perusahaan petroleum yang bermarkas di London, dan menjadi salah satu empat
besar perusahaan minyak di seluruh dunia (bersama dengan Shell, Exxonmobil,
dan Total). Perusahaan ini didirikan pada tahun 1954 oleh Donald Alexander
Smith yang menjabat sebagai pendiri. Pada Desember 1998, BP bergabung
dengan American Oil Company (Amoco), memberntuk “BP Amoco”. Namun,
langkah ini dipandang umum sebagai sebuah pembelian Amoco oleh BP, hanya
saja digambarkan secara resmi sebagai sebuah penggabungan karena alasan
legal. Setelah setahun beroperasi bersama, mereka menggabungkan banyak
operasi dan nama Amoco dilepas dari nama perusahaan. BP mempunyai sebuah
slogan, yaitu Beyond Petroleum yang artinya bahwa perusahaan ini tidak hanya
bergerak di dalam industry minyak dan gas saja, tetapi juga mengembangkan
energi surya lainnya berupa solar cell. Pada tahun-tahun mendatang ada
kemungkinan akan dikembangkan energi batubara (Sumber: www.bp.com
“About Us & BP History”, yang diunduh pada tanggal 28 Mei 2012).
BP Indonesia merupakan anak perusahaan dari BP yang didirikan pada
tahun 1970-an. BP Indonesia sementara ini bergerak di dalam bidang industri
minyak dan gas. BP sudah beroperasi di Indonesia lebih dari 35 tahun, dan saat
ini BP menjadi salah satu investor terbesar di Indonesia. Saat ini BP Indonesia
memiliki karyawan yang cukup banyak, yang sebagian besar berada di Jakarta
Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


46

dan Tangguh, Papua (Sumber: www.bp.com “About Us & BP History”, yang


diunduh pada tanggal 28 Mei 2012). Kantor pusat BP Indonesia beralamat di
Perkantoran Hijau Arkadia, Jl. Letjen T. B Simatupang Kav. 88 Jakarta 12520.

4.1.1 BP Tangguh (LNG Tangguh), Papua


LNG Tangguh adalah pusat LNG ketiga di Indonesia. Pada bulan Maret
2005 Pemerintah Indonesia memberikan lampu hijau untuk Proyek LNG Tangguh
di Teluk Bintuni, Papua. Proyek LNG (Liquid Natural Gas) Tangguh telah
mengalami kemajuan untuk masuk ke pangsa pasar di tahun 2008. Proyek BP
Tangguh berpusat di Teluk Bintuni yang berada di wilayah Papua. Pada proyek
ini, BP Indonesia adalah pelaksana proyek Tangguh dibawah kontrak bagi hasil
dengan BP Migas (Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi). LNG akan diekspor melalui terminal tanker ke pasar Asia Pasifik dan
Amerika Utara. (Sumber: www.bp.com “Tangguh LNG Project”, yang diunduh
pada tanggal 28 Mei 2012).

4.1.2 Visi dan Misi


BP ingin diakui sebagai perusahaan besar, kompetitif sukses dan kekuatan
untuk kemajuan, serta memiliki keyakinan mendasar bahwa dapat membuat
perbedaaan di dunia. BP Indonesia berprinsip pada corporate governance yang
kuat dan bersih, sistim yang jelas dalam pendelegasian tugas dan tanggung jawab
serta mengacu pada nilai-nilai dasar yang menjunjung tinggi: Performance,
People & Capability, Health, Safety & Environment, External Relationship. Kami
berusaha untuk melakukan itu dengan melakukan memproduksi energi yang
terjangkau, aman, dan tidak merusak lingkungan (Sumber: www.bp.com “About
us” yang diunduh pada tanggal 29 Mei 2012).
Visi:
BP diakui sebagai pemimpin dalam menunjukkan konservasi keanekaragaman
hayati dan pemanfaatan berkelanjutan sumber daya alam, serta memastikan bahwa
kekayaan alam saat ini akan tersedia dan dapat dinikmati oleh generasi masa
depan . BP selalu mengacu pada atribut BP Brand yang memiliki makna, yaitu:

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


47

Progresif: Kami percaya pada prinsip saling menguntungkan dan membangun


hubungan yang produktif dengan satu sama lain, mitra kami dan pelanggan kami.
Bertanggung Jawab: Kami berkomitmen untuk keamanan dan pembangunan
bangsa kita dan untuk komunitas dan masyarakat dimana kami beroperasi
bertujuan untuk tidak ada kecelakaan, tidak berbahaya dan tidak merusak
lingkungan.
Inovatif: Kreatif dan membuat terobosan berkelanjutan melalui sumber daya
manusia dan teknologi.
Peningkatan Kinerja: Kami memberikan janji-janji melalui perbaikan terus-
menerus dan aman, serta operasi yang handal.
Misi:
Menciptakan BP sebagai “A Great Place to Work” dimana keuntungan dapat
dirasakan secara timbal balik, baik oleh perusahaan maupun karyawannya.
Tujuan:
Mengingat bahwa bisnisnya mengandung resiko yang sangat tinggi terhadap
kemanusiaan maupun sumber daya yang lain maka BP sangat mengutamakan
keselamatan dan kesehatan kerja tidak hanya bagi karyawan, tetapi juga untuk
lingkungan, reputasi, dan aset yang menjadi kepentingan utama untuk kesuksesan
usaha yang berkelanjutan. Tujuan BP adalah “no accident, no harm to people, no
damage to the environment” (Sumber: Tangguh LNG TAR HSE Philosophy,
2010;3)

4.1.3 Struktur Organisasi


Struktur organisasi berikut hanya pada bagian Engineering saja, karena
peneliti hanya melakukan penelitian pada bagian ini saja. Berikut ini adalah tabel
yang menggambarkan jumlah karyawan engineering pada BP Tangguh, Teluk
Bintuni, Papua:
Tabel 4.1
Jumlah Karyawan Engineering BP Tangguh
Jabatan Jumlah Karyawan

Engineering Service Manager 2


MOC & DOC Staff and Designer 4
Process 11
Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


48

Lanjutan
Jabatan Jumlah Karyawan
Mechanical 11
Electrical 8
I&C 8
Rotating Equipment 8
LAB 4
Inspection 4
Total 60
Sumber :Data Karyawang Engineering BP Tangguh, 2012

Pada gambar 4-1 dibawah ini dapat dilihat struktur organisasi dari
departemen engineering yang disusun dalam bentuk bagan dari manajer sampai
dengan staff dari sub departemen.
Deputy Site Manager

Tangguh ENG Engineering Service


Support TL Manager

Admin
Assistant

MOC & Process Mechanical Electrical I&C Rotating LAB Inspection


DOC Lead Lead Lead Lead Equipment Lead Lead
Staff Lead

Designer Process Mechanical Electrical I&C R.E LAB Inspection


ENG 1 ENG 1 ENG 1 ENG 1 ENG 1 SUPV ENG

Process Mechanical Electrical I&C R.E


ENG 2 ENG 2 ENG 2 ENG 2 ENG 2

Process Mechanical
ENG 3 ENG 3

Gambar 4-1: Struktur Organisasi Engineering BP Tangguh


Sumber: BP Tangguh Organization Chart 2012

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


49

4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas


Dalam penelitian ini peneliti melakukan pre-test untuk memastikan bahwa
kuesioner yang dijadikan instrument dalam pengumpulan data dapat dipahami dan
dipersepsikan oleh responden sehingga dapat sesuai dengan apa yang
dimaksudkan dalam penelitian. Pemahaman responden terhadap pernyataan pada
kuesioner merupakan aspek yang penting, baik pemahaman terhadap inti
pernyataan maupun kalimat yang tertuang pada kuesioner.
Tujuan dari dilakukannya pre-test dimaksudkan untuk memudahkan
identifikasi konstruk dan mengeliminasi masalah-masalah yang timbul dari
kuesioner tersebut (Malhotra, 2004). Data yang dihasilkan dari pre-test kemudian
akan diuji validitas dan reliabitasnya, sehingga data yang akan digunakan dalam
penelitian sesungguhnya adalah data yang memiliki tingkat validitas serta
reliabilitas yang tinggi. Dalam uji validitas dan reliabilitas saling memiliki
keterkaitan indikasi, sehingga hasil uji validitas yang baik tentunya akan
menghasilkan uji reliabilitas yang baik pula. Sebaliknya apabila hasil pengukuran
dari uji reliabilitasnya tidak baik atau tidak reliable, bukan berarti
mengindikasikan bahwa pengukuran tersebut tidak valid (Malhotra, 2004).
Pre-test dalam penelitian ini dilakukan peneliti kepada 30 responden yang
merupakan karyawan bagian Engineering BP Tangguh yang berlokasi di Teluk
Bintuni, Papua. Kuesioner yang disebarkan terdiri dari 39 butir pertanyaan, 24
pertanyaan merupakan variabel bebas yang memiliki 5 dimensi dan 15 pertanyaan
merupakan variabel terikat yang memiliki 3 dimensi. Hasil dari data pre-test ini
dihitung dengan menggunakan SPSS versi 17.0 yang kemudian menghasilkan

4.1.1 Hasil Uji Validitas


Uji validitas dilakukan untuk mengetahui instrument yang digunakan valid
atau tidak. Dalam penelitian ini pengukuran validitas tiap dimensi penelitian
dilakukan dengan menggunakan Kaiser-Mayer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy (KMO). Nilai KMO dikatakan valid apabila nilainya sama dengan atau
melebihi 0,5 (≥ 0.5) dan untuk Barlett Test of Sphericity dikatakan valid apabila
nilainya sesuai dengan atau kurang dari 0.05 (≤ 0.05) (Santoso dan Ashari, 2005).

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


50

Berikut adalah hasil uji validitas pre-test yang peneliti lakukan kepada 30 orang
responden.
Tabel 4.2
Nilai Kaiser-Mayer-Olkin Measure Sampling Adequacy, Barlett’s
Test of Sphericity pada Pre-test
n = 30
Kode Dimensi Keselamatan KMO Barlett’s Keterangan
Kesehatan Kerja dan Test of
Produktivitas Kerja Sphericity

X1 Mengukur dan Mengawasi .604 .000 Valid

X2 Pencegahan Kecelakaan .736 .000 Valid

X3 Pencegahan Penyakit .704 .000 Valid

X4 Manajemen Tekanan .576 .002 Valid

X5 Program Kesehatan .662 .001 Valid

Y1 Kuantitas Kerja .717 .002 Valid

Y2 Kualitas Kerja .601 .000 Valid

Y3 Ketepatan Waktu .673 .001 Valid

Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa semua variabel untuk nilai KMO
dan nilai Barlett’s Test of Sphericity valid. Namun, untuk memastikan kembali
nilai validitas dari tiap-tiap pernyataan yang digunakan dalam kuesioner, maka
peneliti juga mengujinya dengan analisis faktor yaitu dengan melihat nilai MSA
(Measure of Sampling Adequacy). Pada tabel Anti-Image Correlation, pernyataan
yang terdapat dalam kuesioner dinyatakan valid apabila nilai dari MSA lebih
besar dari 0.5 (Nasution dan Usman, 2008;112). Hasil uji validitas berdasarkan
nilai MSA dapat dilihat pada tabel dibawah ini sebagai berikut:

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


51

Tabel 4.3
Nilai Anti-Image Correlation untuk Setiap Indikator dari Variabel
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dimensi Mengukur dan Mengawasi
No Indikator KMO Keterangan

A Dimensi Mengukur dan Mengawasi


1. Perusahaan mendata semua kecelakaan yang terjadi .639 Valid
2. Perusahaan membuat tim investigasi untuk
.581 Valid
menyelidiki kecelakaan
3. Perusahaan menganalisa hasil investigasi .595 Valid
4. Perusahaan membuat tim investigasi untuk
.627 Valid
menyelidiki kecelakaan
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Hasil uji validitas diatas menunjukkan bahwa semua indikator dari


dimensi mengukur dan mengawasi dalam pre-test adalah valid. Dengan demikian,
seluruh jumlah indikator yang ada dalam kuesioner dari variabel keselamatan
kesehatan kerja dalam dimensi mengukur dan mengawasi adalah berjumlah 4
pernyataan.

Tabel 4.4
Nilai Anti-Image Correlation untuk Setiap Indikator dari Variabel
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dimensi Pencegahan Kecelakaan
No Indikator KMO Keterangan

B Dimensi Pencegahan Kecelakaan


1. Tersedia prosedur kerja yang memadai .689 Valid
2. Prosedur kerja yang diberikan dapat dipahami .665 Valid
Peralatan yang digunakan sesuai dengan jenis
3. .760 Valid
pekerjaan
Peralatan yang digunakan sesuai dengan metode yang
4. .807 Valid
benar
5. Peralatan dapat berfungsi dengan baik .573 Valid
Melakukan pengecekan rutin terhadap semua
6. .811 Valid
peralatan yang digunakan
Terdapat alat pelindung diri untuk pekerjaan yang
7. .873 Valid
beresiko
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Hasil uji validitas diatas menunjukkan bahwa semua indikator dari


dimensi pencegahan kecelakaan dalam pre-test adalah valid. Dengan demikian,

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


52

seluruh jumlah indikator yang ada dalam kuesioner dari variabel keselamatan
kesehatan kerja dimensi pencegahan kecelakaan adalah berjumlah 7 pernyataan.

Tabel 4.5
Nilai Anti-Image Correlation untuk Setiap Indikator dari Variabel
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dimensi Pencegahan Penyakit
No Indikator KMO Keterangan

C Dimensi Pencegahan Penyakit


1. Terdapat sarana kesehatan yang memadai .817 Valid
2. Tersedia tim medis yang cepat tanggap .625 Valid
3. Terdapat medical check up untuk karyawan .597 Valid
Terdapat izin “fit to work” dari kepala bagian medis
4. perusahaan bagi karyawan lapangan yang akan ke .746 Valid
offshore & field
Diadakan penyuluhan kebersihan oleh Industrial
5. Hygiene Specialist ke warung tempat makan para .710 Valid
karyawan
Pengiriman tips-tips kesehatan melalui email secara Valid
6. .710
periodic pada seluruh karyawan
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Hasil uji validitas diatas menunjukkan bahwa semua indikator dari


dimensi pencegahan penyakit dalam pre-test adalah valid. Dengan demikian,
seluruh jumlah indikator yang ada dalam kuesioner dari variabel keselamatan
kesehatan kerja dimensi pencegahan penyakit adalah berjumlah 6 pernyataan.

Tabel 4.6
Nilai Anti-Image Correlation untuk Setiap Indikator dari Variabel
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dimensi Manajemen Tekanan
No Indikator KMO Keterangan

D Dimensi Manajemen Tekanan


Diadakan pelatihan pengenalan lingkungan kantor
1. .715 Valid
untuk karyawan baru
Diadakan pelatihan keselamatan kerja untuk setiap
2. .535 Valid
karyawan
Mengadakan seminar tentang kesehatan dengan
3. .551 Valid
mengundang pakar kesehatan sebagai pembicara
Mengadakan acara gathering party untuk seluruh
4. karyawan sebagai strategi efektif lain dalam .564 Valid
kejenuhan kerja
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


53

Hasil uji validitas diatas menunjukkan bahwa semua indikator dari


dimensi manajemen tekanan dalam pre-test adalah valid. Dengan demikian,
seluruh jumlah indikator yang ada dalam kuesioner dari variabel keselamatan
kesehatan kerja dimensi manajemen tekanan adalah berjumlah 4 pernyataan.

Tabel 4.7
Nilai Anti-Image Correlation untuk Setiap Indikator dari Variabel
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dimensi Program Kesehatan
No Indikator KMO Keterangan

E Dimensi Program Kesehatan


Penawaran imunisasi gratis bagi karyawan dan
1. .656 Valid
keluarga
2. Tersedia asuransi kesehatan untuk setiap karyawan .726 Valid
Menyediakan sarana olahraga sebagai usaha untuk
3. .628 Valid
meningkatkan program kebugaran fisik
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Hasil uji validitas diatas menunjukkan bahwa semua indikator dari


dimensi program kesehatan dalam pre-test adalah valid. Dengan demikian,
seluruh jumlah indikator yang ada dalam kuesioner dari variabel keselamatan
kesehatan kerja dimensi program kesehatan adalah berjumlah 3 pernyataan.

Tabel 4.8
Nilai Anti-Image Correlation untuk Setiap Indikator dari Variabel
Produktivitas Kerja Dimensi Kuantitas Kerja
No Indikator KMO Keterangan

A Dimensi Kuantitas Kerja


Saya bertanggung jawab atas output pekerjaan yang
1. .666 Valid
saya lakukan
Saya dapat mencapai target kerja yang ditetapkan oleh
2. .681 Valid
perusahaan
Saya selalu berusaha untuk memaksimalkan hasil
3. .760 Valid
pekerjaan yang saya lakukan
Saya selalu berusaha untuk menyelesaikan sejumlah
4. .720 Valid
pekerjaan dengan cepat
Saya sangat nyaman bekerja di perusahaan tempat
5. .782 Valid
saya kerja
Semua fasilitas kerja yang disediakan perusahaan
6. .685 Valid
membuat saya semakin semangat dalam bekerja
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


54

Hasil uji validitas diatas menunjukkan bahwa semua indikator dari


dimensi kuantitas kerja dalam pre-test adalah valid. Dengan demikian, seluruh
jumlah indikator yang ada dalam kuesioner dari variabel produktivitas kerja pada
dimensi kuantitas kerja adalah berjumlah 6 pernyataan.

Tabel 4.9
Nilai Anti-Image Correlation untuk Setiap Indikator dari Variabel
Produktivitas Kerja Dimensi Kualitas Kerja
No Indikator KMO Keterangan

B Dimensi Kualitas Kerja


Setiap kali menyelesaikan pekerjaan, saya selalu
1. .624 Valid
meneliti kembali hasil pekerjaannya
Saya selalu berusaha untuk berkonsentrasi dalam
2. .579 Valid
bekerja
Kondisi kerja di tempat saya kerja sangat mendukung
3. .706 Valid
tercapainya hasil kerja yang baik
Saya selalu berusaha melakukan pekerjaan yang
4. .515 Valid
diberikan dengan rapi
Saya selalu mengoptimalkan kemampuan dalam
5. .670 Valid
melakukan pekerjaan yang diberikan
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Hasil uji validitas diatas menunjukkan bahwa semua indikator dari


dimensi kualitas kerja dalam pre-test adalah valid. Dengan demikian, seluruh
jumlah indikator yang ada dalam kuesioner dari variabel produktivitas kerja pada
dimensi kualitas kerja adalah berjumlah 5 pernyataan.

Tabel 4.10
Nilai Anti-Image Correlation untuk Setiap Indikator dari Variabel
Produktivitas Kerja Dimensi Ketepatan Waktu
No Indikator KMO Keterangan

C Dimensi Ketepatan Waktu


Setiap hari saya selalu masuk kerja tepat pada
1. .668 Valid
waktunya
Saya selalu menyelesaikan pekerjaan sesuai pada
2. .688 Valid
batas waktu yang telah ditentukan
Saya selalu bekerja sesuai dengan jam kerja yang telah
3. .644 Valid
ditetapkan perusahaan
Saya dapat memanfaatkan waktu jam kerja dengan
4. .694 Valid
sebaik-baiknya
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


55

Hasil uji validitas diatas menunjukkan bahwa semua indikator dari


dimensi ketepatan waktu dalam pre-test adalah valid. Dengan demikian, seluruh
jumlah indikator yang ada dalam kuesioner dari variabel produktivitas kerja pada
dimensi ketepatan waktu adalah berjumlah 4 pernyataan.

4.1.2 Hasil Uji Reliabilitas

Cronbach’s Alpha Reliability digunakan untuk uji reliabilitas. Konstruk


yang dianggap reliable adalah lebih besar dari 0.6. Perhitungan uji reliabilitas ini
dilakukan setelah melakukan uji validitas dan mereduksi indikator-indikator yang
tidak valid. Hasil dari uji reliabilitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 4.11
Reliabilitas Dimensi Variabel Keselamatan Kesehatan Kerja
No Dimensi Cronbach Alpha

1. Mengukur dan Mengawasi .799

2. Pencegahan Kecelakaan .814

3. Pencegahan Penyakit .762

4. Manajemen Tekanan .676

5. Program Kesehatan .716


Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Dari tabel hasil reliabilitas diatas menunjukkan bahwa seluruh dimensi


dari variabel keselamatan kesehatan kerja memiliki nilai reliabilitas yang tinggi,
yaitu lebih besar dari 0.6. Dalam variabel independen ini dimensi yang memiliki
nilai reliabilitas yang paling tinggi adalah dimensi pencegahan kecelakaan yaitu
sebesar 0.814, sedangkan dimensi yang memiliki nilai reliabilitas paling rendah
adalah dimensi manajemen tekanan yaitu sebesar 0.676. Dengan demikian seluruh
dimensi tersebut dapat digunakan dalam penelitian sesungguhnya.

Tabel 4.12
Reliabilitas Dimensi Variabel Produktivitas Kerja
No Dimensi Cronbach Alpha

1. Kuantitas Kerja .727

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


56

2. Kualitas Kerja .716

3. Ketepatan Waktu .704


Dari tabel hasil reliabilitas diatas menunjukkan bahwa seluruh dimensi
Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012
dari variabel produktivitas kerja memiliki nilai reliabilitas yang tinggi, yaitu lebih
besar dari 0.6. Dalam variabel independen ini dimensi yang memiliki nilai
reliabilitas yang paling tinggi adalah dimensi kuantitas kerja yaitu sebesar 0.727,
sedangkan dimensi yang memiliki nilai reliabilitas paling rendah adalah dimensi
ketepatan waktu yaitu sebesar 0.704. Dengan demikian seluruh dimensi tersebut
dapat digunakan dalam penelitian sesungguhnya.

4.2 Data Responden

Data-data mengenai responden sangat penting untuk mengetahui


karakteristik dari responden. Dalam penelitian yang menjadi responden adalah
karyawan bagian Engineering BP Tangguh. Jumlah keseluruhan responden dalam
penelitian ini sebanyak 60 orang. Data responden dalam penelitian ini dibagi
menjadi 4 (empat) kategori yaitu meliputi jenis kelamin, usia, lama bekerja, dan
status perkawinan. Penelitian terhadap data responden berdasarkan kategori
tersebut dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden.

4.2.1 Berdasarkan Jenis Kelamin


Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dijelaskan dalam
analisis distribusi frekuensi yang dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut ini

11.7 %

88.3 %
Pria
wanita

Gambar 4.2
Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
n = 60
Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


57

Dari gambar diatas terlihat bahwa dari 60 responden, terdapat 53 orang


pria dengan presentase sebesar 88.3% dan 7 orang wanita dengan persentase
sebesar 11.7%. Dengan demikian karyawan Engineering di BP Tangguh
didominasi pria.
4.2.2 Berdasarkan Usia

Data Responden Berdasarkan Usia


n = 60
45
40
35
30
25
20 40 % 41.7 %
15
10 18.3 %
5
0
21-30 31-40 41-50
Gambar 4.3
Histogram Data Responden Berdasarkan Jenis Kelaminmber :
Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012
Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Dari data responden berdasarkan usia diatas menunjukkan bahwa jumlah


responden yang berusia dari 20 tahun sampai dengan 30 tahun sebanyak 24 orang
dengan persentase 40%. Responden yang berusia antara 31 tahun sampai 40 tahun
sebanyak 25 orang dengan persentase sebesar 41.67%. Responden yang berusia
antara 41 tahun sampai 50 tahun sebanyak 11 orang dengan persentase 18.33%.
Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden adalah yang
berusia 20 sampai dengan 40 tahun, karena pada usia tersebut termasuk dalam
usia produktif. Perusahaan lebih mempercayai karyawan pada usia produktif,
karena karyawan yang bekerja dalam usia produktif dapat melakukan pekerjaanya
dengan maksimal. Selain itu secara umum memiliki kondisi fisik yang lebih kuat,
sehingga dapat melakukan tugas berat, dan dapat memaksimalkan produktivitas
perusahaan.

4.2.3 Berdasarkan Lama Bekerja


Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


58

Data responden berdasarkan lamanya bekerja seorang karyawan dipilih


untuk mengetahui apakah responden tersebut memiliki masa kerja yang sudah
cukup lama ataukah masih baru. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
4.7 berikut ini

Data Responden Berdasarkan Lama Bekerja


n = 60
60

50

40

30 56.7%
20
26.7%
10
10% 6.7%
0
< 5 Tahun 5-10 Tahun 11-15 Tahun > 15 Tahun

Gambar 4.4
Histogram Data Responden Berdasarkan Lama Bekerjamber :
Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012

Berdasarkan data diatas, responden yang bekerja kurang dari 5 (lima)


tahun di BP Tangguh yaitu sebanyak 16 orang dengan persentase sebesar 26.7%,
karyawan yang bekerja antara 5 sampai dengan 10 tahun sebanyak 34 orang
dengan persentase sebesar 56.7%, sebanyak 6 orang karyawan sudah bekerja
antara 11 sampai dengan 15 tahun dengan persentase sebesar 10%, sedangkan
karyawan yang sudah bekerja selama lebih dari 15 tahun sebesar 4 orang, dengan
persentase sebesar 6.7%. Dengan demikian dapat dilihat bahwa mayoritas masa
kerja karyawan yaitu antara 5 sampai dengan 10 tahun karena usia karyawan
didominasi oleh karyawan yang berusia 31 sampai dengan 40 tahun. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian karyawan sudah cukup lama bekerja di perusahaan.

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


59

4.2.4 Berdasarkan Status Pernikahan

Data Responden Berdasarkan Status


n = 60

28.3%
Menikah
71.7%
Belum Menikah

Gambar 4.5
Data Responden Berdasarkan Statusmber :
Hasil Pengolahan Kuesioner, Mei 2012

Dari hasil pengolahan kuesioner di dapatkan data responden pada


karyawan Engineering BP Tangguh diketahui responden yang belum menikah
sebanyak 28.3 % sedangkan yang menikah sebanyak 71.7 %. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini merupakan
responden dengan status menikah. Pada dasarnya orang yang sudah berkeluarga
cenderung mengutamakan pekerjaan yang menjamin keselamatan dan kesehatan
kerja untuk dirinya. Dalam hal ini bukan berarti karyawan yang belum tidak
mengutamakan hal tersebut, tetapi pada umumnya karyawan yang belum menikah
lebih memilih untuk mendapatkan gaji yang besar dibandingkan jaminan
keselamatan dan kesehatan kerja. Hal ini dikarenakan orang yang sudah menikah
cenderung lebih berhati-hati, karena mereka memiliki tanggung jawab untuk
memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, sehingga mereka harus selalu dalam
kondisi fisik yang baik.

4.3 Pembahasan Data Jawaban Responden


Pada bagian ini peneliti akan memaparkan data berdasarkan dimensi
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hal ini bertujuan untuk memudahkan
dalam membaca hasil penelitian yang telah dilakukan. Adapun data untuk
Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


60

membuat tabel distribusi tersebut diperoleh dari hasil pengolahan data kuesioner
dengan menggunakan software SPSS 17.0 dengan melihat tingkat frekuensi
responden dalam memilih jawaban yang tersedia.
Ada beberapa dimensi yang disajikan dalam penelitian ini, yang diambil
dari teori keselamatan kesehatan kerja oleh Jackson, Schuler & Werner (2011)
dan teori produktivitas kerja oleh Hameed dan Amjad (2009). Berikut ini akan
disajikan dimensi frekuensi berdasarkan dimensi-dimensi pada penelitian ini.
4.3.1 Variabel Keselamatan Kesehatan Kerja
Dalam penelitian ini variabel keselamatan kesehatan kerja diukur melalui
lima dimensi yaitu mengukur dan mengawasi, pencegahan kecelakaan,
pencegahan penyakit, manajemen tekanan dan program kesehatan. Penilaian
responden terhadap setiap indikator pada lima dimensi tersebut digambarkan
melalui tabel distribusi frekuensi untuk setiap indikatornya.
Tabel 4.13
Dimensi Mengukur dan Mengawasi
Jawaban Responden Tentang Perusahaan Mendata Semua Kecelakaan yang
Terjadi
Kategori frekuensi Presentase %
Sangat tidak setuju 0 0
Tidak setuju 4.3.2 2 3.3
Netral 21 35.0
Setuju 23 38.3
Sangat Setuju 14 23.3
Total 60 100
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Pada tabel 4.13 menunjukkan bahwa jawaban responden pada indikator


pertama dari dimensi mengukur dan mengawasi mengarah pada persetujuan.
Sebanyak 23 responden dengan persentase sebesar 38.3% menjawab setuju, 21
responden menjawab netral dengan persentase sebesar 35%, dan 14 responden
menjawab sangat setuju. Dengan melihat hasil jawaban responden dapat
disimpulkan bahwa jumlah responden yang cenderung menyetujui pernyataan ini
adalah sebesar 37 orang, sedangkan yang netral sebesar 21 orang. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan BP Tangguh telah melakukan penerapan
keselamatan kesehatan kerja terhadap para karyawannya, termasuk dengan

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


61

melakukan pendataan semua kecelakaan yang terjadi sebagai upaya untuk


mengukur dan juga mengawasi penerapan keselamatan dan kesehatan kerja.
Tabel 4.14
Dimensi Mengukur dan Mengawasi
Jawaban Responden Tentang Perusahaan Membuat Tim Investigasi untuk
Menyelidiki Kecelakaan
Kategori frekuensi Presentase %
Sangat tidak setuju 0 0
Tidak setuju 1 1.7
Netral 15 25.0
Setuju 25 41.7
Sangat Setuju 19 31.7
Total 60 100
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Pada tabel jawaban responden tentang perusahaan membuat tim


investigasi untuk menyelidiki kecelakaan dapat dilihat bahwa mayoritas
responden yang menjawab setuju yaitu sebanyak 25 responden (41.7%), 19
responden menjawab sangat setuju (31.7%) dan 15 responden yang menjawab
netral. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa dalam penerapan keselamatan
kesehatan kerja bagi para karyawannya, perusahaan telah membentuk tim
investigasi untuk menyelidiki kecelakaan yang terjadi di tempat kerja, hal ini
merupakan bentuk upaya perusahaan dalam mengukur dan mengawasi penerapan
keselamatan kesehatan kerja.
Tabel 4.15
Dimensi Mengukur dan Mengawasi
Jawaban Responden Tentang Perusahaan Menganalisa Hasil Investigasi
Kategori frekuensi Presentase %
Sangat tidak setuju 0 0
Tidak setuju 2 3.3
Netral 8 13.3
Setuju 29 48.3
Sangat Setuju 21 35.0
Total 60 100
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012
Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai jawaban dari indikator
perusahaan menganalisa hasil investigasi dapat diketahui bahwa sebanyak 29
responden (48.3%) menjawab setuju, 21 responden (35%) menjawab sangat
Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


62

setuju, dan 8 responden yang menjawab netral, 2 responden menjawab tidak


setuju. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perusahaan dalam pelaksanaan
keselamatan dan kesehatan kerja dapat dikategorikan baik, karena perusahaan
juga menganalisa hasil investigasi dari hasil penyelidikan kecelakaan yang timbul
sebagai langkah untuk mengetahui apa penyebab dari kecelakaan yang terjadi,
agar nantinya dibuat suatu langkah penyelesaian.
Tabel 4.16
Dimensi Mengukur dan Mengawasi
Jawaban Responden Tentang Perusahaan Membuat Laporan Kecelakaan
Kerja Atas Hasil Invetigasi
Kategori frekuensi Presentase %
Sangat tidak setuju 0 0
Tidak setuju 2 3.3
Netral 12 20.0
Setuju 25 41.7
Sangat Setuju 21 35.0
Total 60 100
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai jawaban dari indikator


perusahaan membuat laporan kecelakaan kerja atas hasil investigasi dapat
diketahui bahwa sebanyak 25 responden (41.7%) menjawab setuju, 21 responden
(35%) menjawab sangat setuju, dan 12 responden yang menjawab netral. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa perusahaan dalam pelaksanaan keselamatan dan
kesehatan kerja dapat dikategorikan baik, karena setelah perusahaan menganalisa
hasil investigasi kemudian perusahaan membuat laporan kecelakaan. Hal ini
dimaksudkan untuk mengevaluasi penerapan keselamatan kesehatan kerja di
perusahaan apakah telah berjalan dengan baik, dan juga sebagai pembelajaran
agar tidak terjadi lagi kecelakaan yang serupa.
Tabel 4.17
Dimensi Pencegahan Kecelakaan
Jawaban Responden Tentang Tersedia Prosedur Kerja yang Memadai
Kategori frekuensi Presentase %
Sangat tidak setuju 0 0
Tidak setuju 2 3.3
Netral 7 11.7
Setuju 26 43.3
Sangat Setuju 25 41.7
Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


63

Lanjutan
Total 60 100
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012
Pada tabel jawaban responden tentang tersedianya prosedur kerja yang
memadai dapat dilihat bahwa mayoritas jawaban responden mengarah pada
kesetujuan. Jumlah responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 25 orang
dan yang menjawab setuju 26 orang. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
dalam penerapan keselamatan kesehatan kerja yang baik, upaya pencegahan
kecelakaan merupakan hal yang sangat penting dilakukan untuk mengurangi atau
bahkan menghilangkan resiko kecelakaan yang dapat timbul. Dalam hal ini
responden menyetujui bahwa perusahaan telah menyediakan prosedur kerja yang
memadai, agar memudahkan karyawan dalam melakukan pekerjaannya.
Tabel 4.18
Dimensi Pencegahan Kecelakaan
Jawaban Responden Tentang Prosedur Kerja yang Diberikan Dapat
Dipahami
Kategori frekuensi Presentase %
Sangat tidak setuju 0 0
Tidak setuju 2 3.3
Netral 8 13.3
Setuju 24 40.0
Sangat Setuju 26 43.3
Total 60 100
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Pada tabel jawaban responden tentang prosedur kerja yang diberikan


dapat dipaham menunjukkan bahwa mayoritas jawaban responden yaitu sangat
setuju sebesar 26 orang dan setuju 24 orang. Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa dalam upaya pencegahan kecelakaan, perusahaan telah membuat prosedur
kerja yang mudah dipahami oleh para karyawannya. Pada dasarnya setiap
karyawan harus dapat memahami pekerjaannya, agar dapat memudahkan mereka
dalam menyelesaikan pekerjaannya, maka merupakan kewajiban perusahaan
dalam membuat prosedur kerja yang dapat dipahami oleh para karyawannya untuk
mencegah terjadinya risiko kecelakaan serta penyakit akibat kerja.

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


64

Tabel 4.19
Dimensi Pencegahan Kecelakaan
Jawaban Responden Tentang Peralatan Yang Digunakan Sesuai Dengan
Jenis Pekerjaan
Kategori frekuensi Presentase %
Sangat tidak setuju 0 0
Tidak setuju 2 3.3
Netral 3 5.0
Setuju 18 30.0
Sangat Setuju 37 61.7
Total 60 100
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Pada tabel jawaban responden tentang peralatan yang digunakan sesuai


dengan jenis pekerjaan, lebih dari setengah jumlah responden yaitu sebanyak 37
orang menjawab sangat setuju dengan persentase 61.7% dan 18 responden dengan
persentase 30% menjawab setuju. Hal ini menunjukkan bahwa dalam upaya
pencegahan kecelakaan perusahaan telah menyediakan peralatan yang sesuai
dengan jenis pekerjaan untuk para karyawannya. Terlihat dari jawaban para
responden yang cenderung menyetujui hal tersebut. Peralatan yang sesuai dengan
jenis pekerjaan dapat membantu para karyawan dalam menyelesaikan
pekerjaannya secara efektif dan efisien.
Tabel 4.20
Dimensi Pencegahan Kecelakaan
Jawaban Responden Tentang Peralatan Yang Digunakan Sesuai Dengan
Metode Yang Benar
Kategori frekuensi Presentase %
Sangat tidak setuju 0 0
Tidak setuju 4 6.7
Netral 10 16.7
Setuju 22 36.7
Sangat Setuju 24 40.0
Total 60 100
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai jawaban dari indikator


peralatan dapat berfungsi dengan baik, dapat diketahui bahwa sebesar 40% atau
sebanyak 24 responden menjawab sangat setuju, 22 responden (36.7%) menjawab
setuju, 10 responden menjawab netral dan 4 responden menjawab tidak setuju.
Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


65

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perusahaan telah menyediakan peralatan


yang telah sesuai dengan metode yang benar atau sesuai dengan standar keamanan
yang telah ditetapkan, sehingga dapat mengurangi risiko kecelakaan yang dapat
timbul akibat peralatan yang sudah tidak layak pakai. Hal ini dimaksudkan agar
proses produksi dapat berjalan dengan aman sehingga investasi perusahaan
terlindung dan terjamin keamanannya, selain itu para karyawan juga merasa
nyaman dalam bekerja, karena didukung dengan peralatan yang aman untuk
dipergunakan.
Tabel 4.21
Dimensi Pencegahan Kecelakaan
Jawaban Responden Tentang Peralatan Dapat Berfungsi Dengan Baik
Kategori frekuensi Presentase %
Sangat tidak setuju 0 0
Tidak setuju 4 6.7
Netral 13 21.7
Setuju 19 31.7
Sangat Setuju 24 40.0
Total 60 100
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai jawaban dari indikator


peralatan dapat berfungsi dengan baik, dapat diketahui bahwa sebesar 40% atau
sebanyak 24 responden menjawab sangat setuju, 19 responden (31.7%) menjawab
setuju. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perusahaan telah menyediakan
peralatan yang dapat berfungsi dengan baik, sehingga dapat mengurangi risiko
kecelakaan yang dapat timbul akibat peralatan yang sudah tidak layak pakai. Hal
ini dimaksudkan agar proses kerja dapat berjalan dengan lancar, sehingga
perusahaan tidak kehilangan peluang untuk mendapat keuntungan.
Tabel 4.22
Dimensi Pencegahan Kecelakaan
Jawaban Responden Tentang Melakukan Pengecekan Rutin Terhadap
Semua Peralatan Yang Digunakan
Kategori frekuensi Presentase %
Sangat tidak setuju 0 0
Tidak setuju 5 8.3
Netral 3 5.0
Setuju 18 30.0

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


66

Lanjutan
Kategori frekuensi Persentase
Sangat Setuju 34 56.7
Total 60 100
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai jawaban dari indikator


melakukan pengecekan rutin terhadap semua peralatan yang digunakan, dapat
diketahui bahwa sebesar 56.7% atau sebanyak 34 responden menjawab sangat
setuju, 18 responden (30%) menjawab setuju dengan pernyataan ini. Maka dapat
dikatakan bahwa perusahaan telah melakukan upaya pencegahan kecelakaan
dengan melakukan pengecekan rutin terhadap semua peralatan yang digunakan,
sehingga dapat mengurangi risiko kecelakaan yang dapat timbul akibat peralatan
yang sudah tidak layak pakai. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan dapat
terhindar dari kerugian akibat kerusakan dari peralatan yang dapat mengakibatkan
kecelakaan bagi para karyawannya agar proses kerja dapat berjalan dengan lancar.
Tabel 4.23
Dimensi Pencegahan Kecelakaan
Jawaban Responden Tentang Terdapat Alat Pelindung Diri Untuk
Pekerjaan Yang Berisiko
Kategori frekuensi Presentase %
Sangat tidak setuju 0 0
Tidak setuju 6 10.0
Netral 14 23.3
Setuju 16 26.7
Sangat Setuju 24 40.0
Total 60 100

Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai jawaban dari indikator


terdapat alat pelindung diri untuk pekerjaan yang berisiko, dapat diketahui bahwa
sebanyak 24 responden menjawab sangat setuju, 16 responden menjawab setuju.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perusahaan telah mewajibkan para
karyawannya untuk menggunakan alat pelindung diri dalam melakukan pekerjaan
yang berisiko. Hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan kecelakaan yang dapat
timbul pada saat proses kerja. Alat pelindung itu sendiri disesuaikan dengan jenis
pekerjaan yang berisiko. Pada umumnya alat pelindung diri bertujuan untuk

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


67

melindungi seluruh/sebagian anggota tubuh dari para karyawan terhadap


kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja. Tetapi sebanyak 20
karyawan menyatakan kurang menyetujui pernyataan ini, hal ini dikarenakan
masih kurangnya disiplin dari para karyawan dalam mentaati peraturan untuk
menggunakan alat pelindung diri.
Tabel 4.24
Dimensi Pencegahan Penyakit
Jawaban Responden Tentang Terdapat Sarana Kesehatan Yang Memadai
Kategori frekuensi Presentase %
Sangat tidak setuju 0 0
Tidak setuju 6 10.0
Netral 16 26.7
Setuju 16 26.7
Sangat Setuju 22 36.7
Total 60 100
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Pada tabel jawaban responden tentang terdapat sarana kesehatan yang


memadai, menunjukkan bahwa jawaban responden pada indikator ini mengarah
pada sangat setuju, yaitu sebanyak 22 responden dengan persentase 36.7%.
kemudian jumlah responden yang menjawab setuju dan netral sama yaitu
sebanyak 16 responden dengan persentase 26.7%, dan 6 responden menjawab
tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa dalam upaya pencegahan penyakit
perusahaan telah menyediakan sarana kesehatan yang memadai bagi para
karyawannya. Dengan adanya sarana kesehatan yang memadai, maka dapat
membantu karyawan untuk terhindar dari segala macam bentuk penyakit yang
dapat timbul akibat pekerjaan.
Tabel 4.25
Dimensi Pencegahan Penyakit
Jawaban Responden Tentang Tersedia Tim Medis Yang Cepat Tanggap
Kategori frekuensi Presentase %
Sangat tidak setuju 0 0
Tidak setuju 2 3.3
Netral 7 11.7
Setuju 21 35.0
Sangat Setuju 30 50.0
Total 60 100
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012
Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


68

Dalam upaya pencegahan penyakit, perusahaan telah menyediakan tim


medis yang cepat tanggap di tempat kerja. Hal ini dapat terlihat dari jawaban
responden yang cenderung sangat menyetujui pernyataan tersebut, yaitu sebanyak
30 responden atau sebesar 50% dari total responden. Tujuan dari tersedianya tim
medis yang cepat tanggap yaitu sebagai pertolongan pertama apabila terdapat
karyawan yang menderita sakit ketika sedang berada di tempat kerja.
Tabel 4.26
Dimensi Pencegahan Penyakit
Jawaban Responden Tentang Terdapat Medical Check-Up untuk Karyawan
Kategori frekuensi Presentase %
Sangat tidak setuju 0 0
Tidak setuju 4 6.7
Netral 11 18.3
Setuju 20 33.3
Sangat Setuju 25 41.7
Total 60 100
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Dalam upaya pencegahan penyakit, perusahaan telah mengadakan


Medical Check-up kepada setiap karyawannya. Hal ini dapat terlihat dari jawaban
responden yang sangat menyetujui pernyataan tersebut, yaitu sebanyak 25
responden atau sebesar 41.7% dan 20 responden menyetujui pernyataan ini.
Adanya medical check up bagi para karyawannya bertujuan untuk mengetahui
status kesehatan dari para karyawan dan juga sebagai usaha untuk memelihara
kesehatan secara berkala.
Tabel 4.27
Dimensi Pencegahan Penyakit
Jawaban Responden Tentang Terdapat Izin “Fit To Work” untuk Para
Karyawan Yang Akan ke Field/Offshore
Kategori frekuensi Presentase %
Sangat tidak setuju 0 0
Tidak setuju 6 10.0
Netral 13 21.7
Setuju 22 36.7
Sangat Setuju 19 31.7
Total 60 100
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


69

Dalam upaya pencegahan penyakit, perusahaan mewajibkan adanya izin fit


to work dari kepala bagian medis bagi para karyawan yang akan bertugas ke field
atau offshore. Syarat utama bagi karyawan yang akan ke field/offshore adalah
memiliki kondisi fisik yang kuat dan baik, agar mereka dapat melakukan
pekerjaannya dengan semangat. Hal ini dapat terlihat dari jawaban responden
yang menyetujui pernyataan tersebut, yaitu sebanyak 22 responden atau sebesar
36.7% dan 19 responden sangat menyetujui pernyataan ini.
Tabel 4.28
Dimensi Pencegahan Penyakit
Jawaban Responden Tentang Diadakan Penyuluhan Kebersihan ke Warung
Tempat Makan Para Karyawan
Kategori frekuensi Presentase %
Sangat tidak setuju 0 0
Tidak setuju 7 11.7
Netral 6 10.0
Setuju 23 38.3
Sangat Setuju 24 40.0
Total 60 100
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Dalam upaya pencegahan penyakit perusahaan telah melakukan


penyuluhan kebersihan ke warung tempat makan para karyawan. Hal ini
dilakukan agar perusahaan dapat memantau warung tempat makan para
karyawannya telah sesuai dengan standar kebersihan dan tidak tercemar, sehingga
para karyawan dapat membeli makanan yang sehat. Pada tabel jawaban responden
mengenai pernyataan ini sebanyak 23 responden menyatakan persetujuan, dan 24
responden menyatakan sangat setuju. Oleh karena itu dalam hal ini perusahaan
telah melakukan tindakan yang tepat dalam upaya pencegahan penyakit.
Tabel 4.29
Dimensi Pencegahan Penyakit
Jawaban Responden Tentang Pengiriman Tips Kesehatan Melalui Email
Kategori frekuensi Presentase %
Sangat tidak setuju 0 0
Tidak setuju 3 5.0
Netral 9 15.0
Setuju 23 38.3
Sangat Setuju 25 41.7
Total 60 100
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012
Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


70

Pada tabel jawaban responden diatas mengenai indikator tentang


pengiriman tips-tips kesehatan secara periodik melalui email, dapat dilihat bahwa
sebesar 41.7% responden sangat menyetujui pernyataan tersebut. Hal ini
menandakkan bahwa perusahaan telah melakukan berbagai macam upaya untuk
melakukan pencegahan penyakit, salah satunya adalah pengiriman tips kesehatan.
Tujuannya adalah agar para karyawan mempunyai kesadaran akan pentingnya
menjaga kesehatan agar mereka dapat produktif dalam bekerja.
Tabel 4.30
Dimensi Manajemen Tekanan
Jawaban Responden Tentang Diadakan Pelatihan Pengenalan Lingkungan
Kantor untuk Para Karyawan Baru
Kategori frekuensi Presentase %
Sangat tidak setuju 0 0
Tidak setuju 7 11.7
Netral 6 10.0
Setuju 25 41.7
Sangat Setuju 22 36.7
Total 60 100
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Dalam rangka mengurangi tekanan yang diterima karyawan dalam


pekerjaannya, maka perusahaan telah melakukan manajemen tekanan. Salah
satunya yaitu dengan melakukan pelatihan pengenalan lingkungan kantor terhadap
karyawan baru. Hal ini ditunjukkan pada tabel jawaban responden diatas, bahwa
sebanyak 25 responden menyetujui pernyataan ini, dan 22 responden sangat
menyutujui pernyataan ini. Adanya pelatihan pengenalan lingkungan kantor
terhadap karyawan baru agar mereka tahu dengan jelas apa yang harus mereka
kerjakan dan bagaimana mengerjakannya, selain itu untuk pengenalan lingkungan
baru, aturan baru, dan rekan kerja yang baru, sehingga mereka bisa cepat
menyesuaikan diri dan cepat menjadi bagian dari tim perusahaan.
Tabel 4.31
Dimensi Manajemen Tekanan
Jawaban Responden Tentang Diadakan Pelatihan Keselamatan Kerja untuk
Setiap karyawan
Kategori frekuensi Presentase %
Sangat tidak setuju 0 0
Tidak setuju 6 10.0
Netral 12 20.0
Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


71

Lanjutan
Kategori frekuensi Persentase
Setuju 23 38.3
Sangat Setuju 19 31.7
Total 60 100
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Pada tabel jawaban responden diatas menunjukkan bahwa perusahaan


telah mengadakan pelatihan keselamatan kerja untuk setiap karyawannya. Hal ini
dapat dilihat dari hasil pengolahan data yang menunjukkan 23 orang responden
menyetujui pernyataan ini. Adanya pelatihan keselamatan kerja sangat penting
dilakukan oleh perusahaan kepada setiap karyawannya. Tujuannya agar para
karyawan memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap aspek keselamatan selama
bekerja, sehingga mereka dapat bekerja dengan aman.
Tabel 4.32
Dimensi Manajemen Tekanan
Jawaban Responden Tentang Mengadakan Seminar Tentang Kesehatan
dengan Mengundang Pakar Kesehatan Sebagai Pembicara
Kategori frekuensi Presentase %
Sangat tidak setuju 0 0
Tidak setuju 12 20.0
Netral 5 8.3
Setuju 18 30.0
Sangat Setuju 25 41.7
Total 60 100
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Dalam rangka mengurangi tekanan yang diterima karyawan dalam


pekerjaannya, maka perusahaan telah melakukan manajemen tekanan. Salah
satunya yaitu dengan mengadakan seminar tentang kesehatan dengan
mengundang pakar kesehatan. Hal ini ditunjukkan pada tabel jawaban responden
diatas, bahwa sebanyak 25 responden sangat menyetujui pernyataan ini. Adanya
seminar tentang kesehatan setidaknya dapat menjadi usaha untuk membantu
karyawan dalam mengurangi tekanan dalam bekerja, selain itu hal ini juga dapat
memberikan pengetahuan kepada karyawan tentang pentingnya menjaga
kesehatan.

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


72

Tabel 4.33
Dimensi Manajemen Tekanan
Jawaban Responden Tentang Mengadakan Acara Gathering Party
Kategori frekuensi Presentase %
Sangat tidak setuju 0 0
Tidak setuju 10 16.7
Netral 2 3.3
Setuju 28 46.7
Sangat Setuju 20 33.3
Total 60 100
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Dalam rangka mengurangi tekanan yang diterima karyawan dalam


pekerjaannya, maka perusahaan telah melakukan manajemen tekanan. Salah
satunya yaitu dengan mengadakan acara gathering party. Hal ini ditunjukkan pada
tabel jawaban responden diatas, bahwa sebanyak 28 responden menyetujui, dan
20 responden sangat menyetujui pernyataan ini, sedangkan hanya 10 responden
menyatakan ketidak setujuan terhadap pernyataan ini. Adanya acara gathering
party yang diadakan oleh perusahaan dapat menjadi strategi efektif untuk
mengurangi kejenuhan bekerja dari para karyawan, selain itu juga dapat bertujuan
untuk menjalin rasa kekeluargaan dan kebersamaan antar karyawan.
Tabel 4.34
Dimensi Program Kesehatan
Jawaban Responden Tentang Penawaran Imunisasi Gratis Bagi Karyawan
Kategori frekuensi Presentase %
Sangat tidak setuju 0 0
Tidak setuju 7 11.7
Netral 14 23.3
Setuju 20 33.3
Sangat Setuju 19 31.7
Total 60 100

Pada tabel jawaban responden tentang penawaran imunisasi gratis bagi


karyawan terlihat bahwa mayoritas responden menjawab setuju dengan persentase
sebesar 33.3% atau sebanyak 20 orang, 19 responden menjawab setuju. Bertolak
pada hasil pengolahan data dari indikator ini maka dapat disimpulkan bahwa
perusahaan benar-benar memperhatikan para karyawannya, salah satunya yaitu

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


73

memberikan imunisasi gratis bagi karyawan beserta keluarganya. Hal ini


ditujukan agar para karyawan dapat terhindar dari penyakit yang berbahaya.
Tabel 4.35
Dimensi Program Kesehatan
Jawaban Responden Tentang Tersedia Asuransi Kesehatan Untuk Setiap
Karyawan
Kategori frekuensi Presentase %
Sangat tidak setuju 0 0
Tidak setuju 11 18.3
Netral 11 18.3
Setuju 21 35.0
Sangat Setuju 17 28.3
Total 60 100
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Pada tabel jawaban responden tentang tersedia asuransi kesehatan bagi


setiap karyawan terlihat bahwa mayoritas responden cenderung menjawab setuju
dengan persentase sebesar 35% atau sebanyak 21 orang, dan 17 responden
menjawab sangat setuju. Bertolak pada hasil pengolahan data dari indikator ini
maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan benar-benar memperhatikan
kesejahteraan para karyawannya, salah satunya yaitu dengan memberikan asuransi
kesehatan kepada para karyawan beserta keluarganya. Hal ini ditujukan agar para
karyawan dapat terjamin kesejahteraannya dalam hal kesehatannya.
Tabel 4.36
Dimensi Program Kesehatan
Jawaban Responden Tentang Menyediakan Sarana Olahraga
Kategori frekuensi Presentase %
Sangat tidak setuju 0 0
Tidak setuju 7 11.7
Netral 11 18.3
Setuju 17 28.3
Sangat Setuju 25 41.7
Total 60 100

Dalam rangka menjaga kebugaran fisik untuk setiap karyawan, perusahaan


telah menyediakan sarana olahraga yang ditujukan untuk setiap karyawan. Hal ini
bertujuan agar para karyawan dapat berolahraga dalam menjaga kebugaran
fisiknya. Apabila karyawan memiliki kondisi fisik yang sehat dan kuat maka
Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


74

mereka akan terhindar dari penyakit dan meningkatkan produktivitasnya dalam


bekerja. Pada tabel jawaban responden diatas, 25 orang responden sangat
menyetujui pernyataan bahwa perusahaan menyediakan sarana olahraga.

4.4.2 Variabel Produktivitas Kerja

Dalam penelitian ini variabel produktivitas kerja diukur melalui tiga


dimensi yaitu kuantitas kerja, kualitas kerja dan ketepatan waktu. Penilaian
responden terhadap setiap indikator pada tiga dimensi tersebut digambarkan
melalui tabel distribusi frekuensi untuk setiap indikatornya.
Tabel 4.37
Dimensi Kuantitas Kerja
Jawaban Responden Tentang Bertanggung Jawab Atas Output Pekerjaan
Kategori frekuensi Presentase %
Sangat tidak setuju 0 0
Tidak setuju 2 3.3
Netral 16 26.7
Setuju 28 46.7
Sangat Setuju 14 23.3
Total 60 100
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Pada tabel jawaban responden dari dimensi kuantitas kerja, indikator


pertama adalah karyawan bertanggung jawab atas output pekerjaan. Berdasarkan
hasil pengolahan data terhadap indikator ini, menghasilkan jawaban responden
sebanyak 28 orang yang menjawab setuju, 14 orang menjawab sangat setuju, dan
16 orang menjawab netral. Hal ini menandakan bahwa dengan adanya jaminan
akan keselamatan dan kesehatan kerja yang diberikan perusahaan, maka tiap
karyawan merasa bersemangat dalam melakukan pekerjaannya, selain itu juga
mereka merasa diperhatikan oleh perusahaan, sehingga mereka berusaha untuk
memberikan output kerja yang baik.
Tabel 4.38
Dimensi Kuantitas Kerja
Jawaban Responden Tentang Mencapai Target Kerja
Kategori frekuensi Presentase %
Sangat tidak setuju 0 0
Tidak setuju 6 10.0
Netral 15 25.0
Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


75

Lanjutan
Kategori frekuensi Persentase
Setuju 33 55.0
Sangat Setuju 6 10.0
Total 60 100
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa lebih dari setengah jumlah responden
yaitu sebanyak 33 responden yang merupakan karyawan engineering menyetujui
bahwa mereka dapat mencapai target kerja yang telah ditetapkan perusahaan. Hal
ini dapat disimpulkan bahwa mayoritas karyawan engineering telah produktif
dalam bekerja, karena dapat mencapai target kerja yang ditetapkan oleh
perusahaan, sehingga tujuan perusahaan dapat terwujud.
Tabel 4.39
Dimensi Kuantitas Kerja
Jawaban Responden Tentang Memaksimalkan Hasil Pekerjaan
Kategori frekuensi Presentase %
Sangat tidak setuju 0 0
Tidak setuju 0 0
Netral 12 20.0
Setuju 27 45.0
Sangat Setuju 21 35.0
Total 60 100
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Hasil pengolahan data pada indikator ini menunjukkan bahwa 27


responden mengaku setuju dan 21 responden mengaku sangat setuju dalam
memaksimalkan hasil pekerjaan yang mereka lakukan. Adanya jaminan
keselamatan dan kesehatan kerja yang diberikan perusahaan kepada karyawannya
menunjukkan bahwa perusahaan benar-benar memperhatikan keselamatan dan
kesehatan tiap karyawannya. Oleh karena itu para karyawan merasa memiliki
dihargai, sehingga mereka semangat dalam bekerja dan berusaha untuk
memberikan hasil yang maksimal bagi perusahaan.

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


76

Tabel 4.40
Dimensi Kuantitas Kerja
Jawaban Responden Tentang Menyelesaikan Sejumlah Pekerjaan Dengan
Cepat
Kategori frekuensi Presentase %
Sangat tidak setuju 0 0
Tidak setuju 0 0
Netral 16 26.7
Setuju 21 35.0
Sangat Setuju 23 38.3
Total 60 100
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Pada variabel produktivitas kerja, kuantitas kerja menjadi salah satu


dimensinya, dimana kuantitas kerja adalah kemampuan pekerja dalam
menyelesaikan sejumlah pekerjaan yang diberikan oleh perusahaan dengan efisien
dan efektif. Dalam hal ini terlihat bahwa para karyawan engineering BP Tangguh
dapat menyelesaikan sejumlah pekerjaan yang diberikan oleh perusahaan dengan
cepat, karena mereka berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi perusahaan.
Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang menunjukkan 21 orang
menjawab setuju, dan 23 orang menjawab sangat setuju.
Tabel 4.41
Dimensi Kuantitas Kerja
Jawaban Responden Tentang Karyawan Merasa Nyaman Dalam Bekerja
Kategori frekuensi Presentase %
Sangat tidak setuju 0 0
Tidak setuju 0 0
Netral 12 20.0
Setuju 28 47.7
Sangat Setuju 20 33.3
Total 60 100
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Pada tabel jawaban responden diatas menunjukkan bahwa 47.7% atau


sebanyak 28 responden yang merupakan karyawan engineering BP Tangguh
mengaku setuju bahwa mereka merasa nyaman dalam bekerja. Hal ini disebabkan
karena perusahaan telah mengelola K3 dengan baik, sehingga para karyawan
merasa aman dan nyaman dalam bekerja.

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


77

Tabel 4.42
Dimensi Kuantitas Kerja
Jawaban Responden Tentang Fasilitas Kerja Membuat Semangat
Kategori frekuensi Presentase %
Sangat tidak setuju 0 0
Tidak setuju 4 6.7
Netral 20 33.3
Setuju 25 41.7
Sangat Setuju 11 18.3
Total 60 100
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei
2012
Adanya fasilitas kerja yang diberikan oleh perusahaan, ternyata dapat
membuat karyawan semangat dalam bekerja. Hal ini dikarenakan para karyawan
merasa dihargai akan pekerjaan yang telah mereka lakukan, sehingga mereka
memberikan timbal balik yang positif untuk perusahaannya dengan cara semangat
bekerja dalam memberikan output yang maksimal dan sesuai dengan target yang
ditetapkan oleh perusahaan. Berdasarkan tabel diatas, sebanyak 25 responden
menyetujui bahwa adanya fasilitas kerja yang memadai dapat membuat mereka
semangat dalam bekerja, 11 responden menjawab sangat setuju, sedangkan 20
responden menjawab netral.
Tabel 4.43
Dimensi Kualitas Kerja
Jawaban Responden Tentang Teliti Dalam Bekerja
Kategori frekuensi Presentase %
Sangat tidak setuju 0 0
Tidak setuju 1 1.7
Netral 11 18.3
Setuju 37 61.7
Sangat Setuju 11 18.3
Total 60 100
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Dalam dimensi kualitas kerja maka yang dilihat adalah bagaimana


karyawan melakukan pekerjaannya dengan baik. Salah satunya adalah teliti dalam
bekerja, dari pernyataan ini 37 responden menjawab setuju dengan persentase
sebesar 61.7%. Hal ini disebabkan karena adanya kondisi kerja yang aman dan
nyaman sehingga membuat karyawan semangat dalam bekerja dan selalu teliti
terhadap pekerjaannya.
Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


78

Tabel 4.44
Dimensi Kualitas Kerja
Jawaban Responden Tentang Berkonsentrasi Dalam Bekerja
Kategori frekuensi Presentase %
Sangat tidak setuju 0 0
Tidak setuju 2 3.3
Netral 8 13.3
Setuju 36 60.0
Sangat Setuju 14 23.3
Total 60 100
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Dalam dimensi kualitas kerja maka yang dilihat adalah bagaimana


karyawan melakukan pekerjaannya dengan baik. Salah satunya adalah
berkonsentrasi dalam bekerja, dari pernyataan ini 36 responden menjawab setuju
dengan persentase sebesar 60%, 14 responden menjawab sangat setuju dan 8
responden menjawab netral. Hal ini disebabkan karena adanya kondisi kerja yang
aman dan nyaman mendukung karyawan dapat berkonsentrasi dalam bekerja,
sehingga output yang dihasilkan dapat maksimal.
Tabel 4.45
Dimensi Kualitas Kerja
Jawaban Responden Tentang Kondisi Kerja Mendukung Hasil Kerja Yang
Baik
Kategori frekuensi Presentase %
Sangat tidak setuju 0 0
Tidak setuju 2 3.3
Netral 9 15.0
Setuju 33 55.0
Sangat Setuju 16 26.7
Total 60 100
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Dalam dimensi kualitas kerja maka yang dilihat adalah bagaimana


karyawan melakukan pekerjaannya dengan baik. Salah satunya adalah karyawan
memberikan hasil pekerjaan yang baik. Adanya kondisi kerja yang aman dan
nyaman mendukung karyawan dapat berkonsentrasi dan teliti dalam bekerja,
sehingga output yang diberikan dapat maksimal dan sesuai dengan tujuan
perusahaan. Hal ini dapat terlihat dari tabel diatas yang menunjukkan jawaban
responden yang mengarah pada kesetujuan, sebanyak 33 responden.

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


79

Tabel 4.46
Dimensi Kualitas Kerja
Jawaban Responden Tentang Melakukan Pekerjaan Dengan Rapi
Kategori frekuensi Presentase %
Sangat tidak setuju 0 0
Tidak setuju 6 10.0
Netral 11 18.3
Setuju 35 58.3
Sangat Setuju 8 13.3
Total 60 100
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Dalam dimensi kualitas kerja maka yang dilihat adalah bagaimana


karyawan melakukan pekerjaannya dengan baik. Salah satunya adalah karyawan
memberikan hasil pekerjaan dengan rapi. Adanya kondisi serta lingkungan kerja
yang aman dan nyaman mendukung karyawan dapat melakukan pekerjaannya
dengan baik, termasuk memberikan hasil pekerjaan dengan rapi. Pekerjaan yang
rapi dapat memudahkan perusahaan dalam melakukan evaluasi atas hasil kerja
dari karyawan. 35 orang karyawan mengaku setuju dalam melakukan pekerjaan
dengan rapi, 11 responden mengaku netral dan 8 responden mengaku sangat
setuju. Oleh karena itu dapat terlihat bahwa aspek penerapan K3 yang baik dapat
berdampak positif dalam meningkatkan produktivitas kerja para karyawan.
Tabel 4.47
Dimensi Kualitas Kerja
Jawaban Responden Tentang Mengoptimalkan Kemampuan Dalam Bekerja
Kategori frekuensi Presentase %
Sangat tidak setuju 0 0
Tidak setuju 3 5.0
Netral 14 23.3
Setuju 33 55.0
Sangat Setuju 10 16.7
Total 60 100
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Dalam dimensi kualitas kerja diperlukan hasil kerja yang baik dari para
karyawan. Pada tabel jawaban responden tentang mengoptimalkan kemampuan
dalam bekerja, 33 responden menjawab setuju bahwa mereka telah
mengoptimalkan kemampuan mereka dalam bekerja, 10 menjawab sangat setuju,
sedangkan 14 orang menjawab netral dan 3 orang menjawab tidak setuju. Hal ini
Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


80

menunjukkan bahwa sebagian dari karyawan telah menunjukkan kualitas kerja


mereka, sehingga mereka dapat meningkatkan produktivitas kerja.
Tabel 4.48
Dimensi Ketepatan Waktu
Jawaban Responden Tentang Masuk Kerja Tepat Waktu
Kategori frekuensi Presentase %
Sangat tidak setuju 0 0
Tidak setuju 7 11.7
Netral 14 23.3
Setuju 35 58.3
Sangat Setuju 4 6.7
Total 60 100
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Dalam produktivitas kerja, ketepatan waktu merupakan dimensi untuk


mengukur tingkat produktivitas kerja dari para karyawan. Pada tabel diatas
berdasarkan dimensi ketepatan waktu, hampir setengah dari total jumlah
responden yang merupakan karyawan engineering mengaku setuju bahwa mereka
selalu datang ke tempat kerja tepat waktu yaitu sebanyak 35 responden. Karyawan
engineering BP Tangguh merupakan karyawan lapangan yang bekerja di lepas
pantai, sehingga tempat mereka bekerja tidak jauh dari tempat tinggal mereka
yang disediakan oleh perusahaan.
Tabel 4.49
Dimensi Ketepatan Waktu
Jawaban Responden Tentang Menyelesaikan Pekerjaan Tepat Waktu
Kategori frekuensi Presentase %
Sangat tidak setuju 3 5.0
Tidak setuju 6 10.0
Netral 18 30.0
Setuju 29 48.3
Sangat Setuju 4 6.7
Total 60 100
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Pada hasil jawaban responden diatas menunjukkan bahwa 29 responden


menyetujui pernyataan bahwa mereka selalu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu
yang telah ditentukan, 4 responden menjawab setuju, sedangkan yang netral
dengan pernyataan ini sebanyak 18 responden. Hal ini menunjukkan bahwa

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


81

mayoritas responden yang merupakan karyawan engineering memiliki disiplin


kerja serta ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Tabel 4.50
Dimensi Ketepatan Waktu
Jawaban Responden Tentang Bekerja Sesuai Jam Kerja
Kategori frekuensi Presentase %
Sangat tidak setuju 1 1.7
Tidak setuju 3 5.0
Netral 17 28.3
Setuju 33 55.0
Sangat Setuju 6 10.0
Total 60 100
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Pada hasil jawaban responden diatas menunjukkan bahwa responden


menyetujui pernyataan bahwa mereka selalu bekerja sesuai dengan jam kerja yang
telah ditentukan, hal ini dapat terlihat dari tabel diatas yang menunjukkan
sebanyak 36 responden menjawab setuju dan hanya 17 responden yang menjawab
netral. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden yang merupakan
karyawan engineering memiliki disiplin kerja serta ketepatan waktu dalam
menyelesaikan pekerjaannya, karena mereka selalu bekerja sesuai dengan jam
kerja yang telah ditentukan.
Tabel 4.51
Dimensi Ketepatan Waktu
Jawaban Responden Tentang Dapat Memanfaatkan Waktu Jam Kerja
Kategori Frekuensi Presentase %
Sangat tidak setuju 0 0
Tidak setuju 2 3.3
Netral 1 1.7
Setuju 30 50.0
Sangat Setuju 27 45.0
Total 60 100
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0, Mei 2012

Pada tabel jawaban responden diatas menunjukkan 30 orang responden


menyetujui bahwa mereka dapat memanfaatkan waktu jam kerja mereka dengan
baik, dan 27 orang responden sangat menyetujui pernyataan ini. Oleh karena itu
dapat dikatakan bahwa sebagian besar karyawan engineering pada BP Tangguh

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


82

dapat memanfaatkan waktu jam kerja mereka dengan baik, sehingga mereka dapat
dikatakan dalam produktif dalam bekerja.

4.4 Analisis Rank Spearman


Penelitian ini menggunakan teknik analisis bivariat untuk melihat seberapa
besar pengaruh pelaksanaan program keselamatan kesehatan kerja terhadap
produktivitas kerja karyawan dari data yang diperoleh serta untuk melihat
seberapa kuat hubungan diantara kedua variabel tesebut. Dalam penelitian ini,
yang menjadi variabel independen adalah keselamatan kesehatan kerja dan yang
menjadi variabel dependen adalah produktivitas kerja.
Berikut ini adalah hasil pengolahan kusioner terhadap dua variabel yang
diuji hubungannya yaitu keselamatan kesehatan kerja dengan produktivitas kerja.
Penulis menggunakan bantuan program SPPSS for windows versi 17.0 dengan
analisis Rank’s Spearman dan output-nya berupa tabel hubungan Spearman
berikut ini:

Tabel 4.52
Korelasi Rank Spearman
Correlations

Produktiv itas Keselamatan dan


Kerja Kesehatan Kerja
Produktiv itas Kerja Pearson Correlation 1 .726**
Sig. (2-tailed) .000
N 60 60
Keselamatan dan Pearson Correlation .726** 1
Kesehatan Kerja Sig. (2-tailed) .000
N 60 60
**. Correlation is signif icant at t he 0.01 lev el (2-tailed).

Hasil uji korelasi Rank Spearman antara faktor-faktor keselamatan


kesehatan kerja dengan produktivitas kerja karyawan menunjukkan bahwa semua
faktor dari variabel independen (keselamatan kesehatan kerja) memiliki hubungan
yang positif dengan kekuatan korelasi sangat kuat yaitu sebesar 0.726 (De Vaus,
2002). Berdasarkan pada hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa variabel
keselamatan kesehatan kerja memiliki hubungan sangat kuat dengan produktivitas
kerja, dimana nilai hubungan tersebut adalah sebesar 0.726.
Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


83

Selanjutnya untuk menguji hipotesis dan mengetahui apakah koefisien


korelasi tersebut signifikan secara statistik maka dilakukan melalui uji Z. Adapun
perhitungan uji Z tersebut adalah sebagai berikut:
Zhitung = rs √(n-1)

= 0.726 √ (60-1)

= 0.726 x 7.68

= 5.575

Pada tingkat signifikansi (α) sebesar 5% (0.05) maka nilai dari Z tabel
untuk uji dua sisi (two-tailed) :

Ztabel = 50% - α / 2

Ztabel = 0.5 – 0.05 / 2

Ztabel = 0.5 – 0.025

Ztabel = 0.475

Berdasarkan pada tabel kurva normal didapatkan besaran Ztabel yaitu 1.96

Terima H0
Tolak H0 Tolak H0

Zttabel = 1.96
Ztabel = -1.96
Zhitung =5.575

Gambar 4-6 Kurva Penerimaan Ho

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


84

Dari hasil perhitungan di atas didapat nilai Z hitung sebesar 5.575 dan
berdasarkan tabel dengan n-1 = 59 serta alpha = 0,05 maka didapat nilai Ztabel
sebesar 1,96. Dengan hasil tersebut dapat dilihat bahwa nilai ZHitung = 5.575 lebih
besar daripada nilai ZTabel = 1,96 maka H0 ditolak dan artinya Ha diterima, yaitu
terdapat pengaruh antara pelaksanaan program keselamatan kesehatan kerja
terhadap produktivitas kerja karyawan engineering BP Tangguh Teluk Bintuni,
Papua. Dengan derajat keeratan hubungan berada pada kategori sangat kuat (0.70-
0.89) yaitu sebesar 0.726.

4.5 Koefisien Determinasi (R2)


Besaran koefisien determinasi (R2) menunjukkan variabilitas observasi
dari variabel dependen yaitu produktivitas kerja yang dijelaskan oleh variabel
independennya yaitu keselamatan kesehatan kerja. Koefisien determinasi yang
bernilai nol tidak selalu berarti tidak ada pengaruh, akan tetapi hanya
menunjukkan tidak adanya pengaruh linier.

Dari tabel korelasi rank spearman diatas dapat terlihat bahwa nilai R
sebesar 0.726, yang berarti terdapat hubungan yang sangat kuat antara
keselamatan kesehatan kerja dengan produktivitas kerja. Sedangkan untuk nilai R
square (R2) adalah 0.527 yang didapat dari hasil (0.7262). berdasarkan hasil
koefisien determinasi dapat diketahui bahwa 52.7% variabel keselamatan
kesehatan kerja dapat dijelaskan oleh variabel produktivitas kerja atau
keselamatan kesehatan kerja memberikan pengaruh sebesar 52.7% terhadap
produktivitas kerja pada karyawan engineering BP Tangguh.

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


85

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

a. Simpulan
Sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan dalam penelitian ini, maka
hasil analisis yang telah dilakukan, secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Variabel keselamatan kesehatan kerja berpengaruh secara signifikan
dan positif terhadap variabel produktivitas kerja. Hal ini terbukti
dengan hasil perhitungan SPSS yang menyatakan bahwa nilai Fhitung
lebih besar dari nilai Ftabel, maka Ho ditolak dan disimpulkan bahwa
pelaksanaan keselamatan kesehatan kerja berpengaruh terhadap
produktivitas kerja pada karyawan engineering BP Tangguh, Teluk
Bintuni, Papua..
b. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang menunjukkan adanya pengaruh yang
signifikan dan positif dari variabel keselamatan kesehatan kerja terhadap variabel
produktivitas kerja, maka penulis memberikan saran-saran yang dapat dijadikan
rujukan dan bahan pertimbangan agar kedepannya dapat dihasilkan. Berikut ini
adalah saran-saran yang diberikan penulis berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan:
1. Program keselamatan dan kesehatan kerja harus tetap dipertahankan,
bahkan ditingkatkan. Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan, k3 memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
produktivitas kerja.
2. Pihak manajemen agar selalu memperhatikan pengelolaan dan
pemeliharaan alat-alat produksi agar keselamatan dan kesehatan
karyawan lebih terjamin.
3. Kesadaran karyawan akan keselamatan diri dan lingkungan harus
selalu ditingkatkan, salah satunya adalah dengan memberikan apresiasi
kepada karyawan yang memberikan kontribusi lebih terhadap
pelaksanaan keselamatan kesehatan kerja.

Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


DAFTAR PUSTAKA

Buku:
Ardana, Ni Wayan Mujiati dan I Wayan Mudiartha Utama, 2012. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu
Cascio, W. F, 2009. Managing Human Resources-Productivity, Quality of Work Life, Profits 8th
Edition. McGraw Hill
Creswell, John W, 2010. Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed edisi ketiga. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Dessler, Gary, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia edisi kesepuluh. Jakarta: PT Indeks
De Vaus, David, 2002. Survey in Social Research, 5th edition. London: Routledge
Gomes, Cardoso F, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: ANDI OFFSET
Hanggraeni, Dewi, 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Jackson, Randall S Schuler dan Steve Werner, 2011. Pengelolaan Sumber Daya Manusia edisi
kesepuluh. Jakarta: Salemba Empat
Malthis, Robert. L dan Jackson, John H. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia 10e.
Jakarta: Salemba Empat
Malthis, Robert. L dan Jackson, John H. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Salemba Empat
Mangkunegara, Prabu, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Millmore, Mike. 2007. Strategic Human Resource Management. Pearson Educated Limited
Mondy, R Wayne, 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia edisi kesepuluh. Jakarta: Erlangga
Malhotra K. Naresh, 2004. Marketing Research: An Applied Orientation, New South Wales:
Prentice Hall
Nasution, M.E., Usman, H.M. 2008. Proses Penelitian Kuantitatif. Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Newman W. Lawrence, 1997. Social Research Methods: Qualitative and Quantitative
Approaches. Boston: Allyn and Bacon

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah, 2005, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Ramli, Soehatman, 2010. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001.
Jakarta: Dian Rakyat
Ridley, John, 2008. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Ikhtisar) edisi ketiga. Jakarta: Erlangga
Rivai, Veithzal, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Jakarta: Raja
Grafindo Pustaka
Robbins, Stephen P, Mary Coulter, 2007. Management 9th edition. Prentice Hall International
Edition
Santosa & Ashari, Purbaya Budi, 2005. Analisa Statistik dengan Microsoft Excel & SPSS.
Yogyakarta: Andi
Santoso, 2004. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Prestasi Pustaka
Sastrohadiwiryo, S, 2002. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara
Sedarmayanti, 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju
Sekaran, Uma, 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis Buku 2 edisi 4. Jakarta: Salemba
Empat
Simanjuntak, Payaman J, 2011. Manajemen Hubungan Industrial Serikat Pekerja Perusahaan
dan Pemerintah. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI
Sinungan, M, 2008. Produktivitas: Apa dan Bagaimana. Jakarta: PT Bumi Aksara
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suma’mur, 1993. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: CV Haji Masagung
Sunyoto, Danang, 2011. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta: Caps
Tooma, Michael, 2011. Safety Security Health and Environment Law. Jakarta: Federasi Press
Umar, Husein, 2011. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi Kedua. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada
Werther, William B and Keith Davis, 1996. Human Resource and Personnel Management, 5th
edition. McGraw-Hill International Edition

Jurnal Ilmiah:
Burton, N Wayne. 2008. The Association of Worker Productivity and Mental Health:A review of
the literature. International Journal of Workplace Health Management Vol 1 No.2

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


Gravel Sylvie, Jacques Rheaume & Gabrielle Legendre. 2011. Strategies to Develop and
Maintain Occupational Health and Safety Measures in Small Businesses Employing
Immigrant Workers in Metropolitan Montreal. Journal International of Workplace
Health ManagementVol.4 No2.
Hameed, Amina dan Shehla Amjad, 2009. Impact Of Design on Employees Productivity: A Case
study of Banking Organizations of Abbottabad, Pakistan. Journal of Public Affairs,
Administration and Management Vol.3 Issue 1
Katsuro, Gadzirayi, Taruwona and Suzanna Mupararano. 2010. Impact Of Occupational Health
and Safety on Worker Productivity: A case of Zimbabwe food industry. African Journal
of Business Management Vol.4 (13)
Kirsten, Wolf. 2008. Health and Productivity Management in Europe. International Journal of
Workplace Health Management Vol 1 No.2
Lestari dan Erlin Trisyulianti. 2009. Hubungan Keselamatan dan Kesehatan (K3) dengan
Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus: Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung
Mas, Bogor). Jurnal Manajemen (IPB) Vol.1, No.1 Agustus
Setiawan, Heru. 2009. Pengaruh Budaya Organisasi dan Program Keselamatan Kesehatan
Kerja (K3) pada Produktivitas Karyawan PT KAI Bandung. Jurnal Trikonomika Vol.8,
No.1 Juni
Shikdar Ashraf & Naseem M. Sawaqed. 2004. Ergonomics and Occupational health and safety
in the oil industry: a managers response. Journal Industrial Engineering 47 (223-232)
Lamm Felicity, Claire Massey & Martin Perry. 2006. Is There a Link Between Workplace Health
& Safety , Firm Performance & Productivity. New Zealand Journal of Employment
Relations, Vol 32 No 1 (75-90)

Sumber lainnya:
BP Indonesia. “ Company Profile, About BP What We Do” , http://www.bp.com/ diakses pada 14 Maret
2012
BP Indonesia. “About Us & BP History ” , http://www.bp.com/ diakses pada 28 Mei 2012
BP Indonesia. “Tangguh LNG Project” , http://www.bp.com/ diakses pada 28 Mei 2012
Jamsostek. “Perlindungan Maksimal untuk Perlindungan Kerja”. 2011, http://www.
Jamsostek.co.id/ diakses pada 27 Maret 2012

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


Lampiran 1

KUESIONER PENELITIAN

Kepada Yth,

Bapak/Ibu/Sdr/i Responden

Dengan Hormat,

Kami memahami sepenuhnya bahwa waktu Anda sangat terbatas dan


berharga. Namun demikian, kami sangat mengharapkan kesediaan Anda untuk
meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini.

Kuesioner ini disusun dalam rangka penyusunan Tugas Akhir (Skripsi) yang
merupakan syarat kelulusan Program S1 Ilmu Adminitrasi Niaga, Universitas
Indonesia. Kuesioner ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana “Pengaruh
Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Produktivitas Kerja (Studi pada:
Karyawan lapangan bagian Engineering BP Tangguh Teluk Bintuni, Papua)”.

Kuesioner ini digunakan untuk kepentingan ilmiah, sehingga semua jawaban


Anda akan kami jaga kerahasiaannya. Atas kesediaan dan kerjasama Anda, saya
ucapkan terimakasih

Hormat Saya,

Atika Puspita Sari

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


Lampiran 1

KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA
(Studi Pada: Karyawan Lapangan bagian Engineering BP Tangguh, Teluk Bintuni Papua)
No. Kuesioner :
I. Data Umum Responden
Jenis Kelamin : [1] Pria
[2] Wanita
Umur : ………….. tahun
Lama Bekerja : [1] < 5 tahun
[2] 5-10 tahun
[3] 11-15 tahun
[4] > 15 tahun
Status : [1] Menikah
[2] Belum Menikah
II. Petunjuk Pengisian :
1. Bacalah setiap pertanyaan dengan seksama
2. Isilah semua nomor dengan memilih satu diantara 5 alternatif jawaban dengan memberikan
tanda silang (X) pada kolom yang sudah disediakan
3. Alternatif jawaban adalah sebagai berikut:
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
N = Netral
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
4. Apabila ada kekeliruan dalam memilih jawaban, berikan tanda sama dengan (=) pada
jawaban yang salah, kemudian beri tanda silang (X) pada jawaban yang baru
5. Jawablah semua pertanyaan yang ada tanpa ada yang terlewat
6. Kami menjamin kerahasiaan identitas beserta jawaban yang anda berikan
-Selamat Mengerjakan-

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


Lampiran 1

I. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja


No Pernyataan STS TS N S SS
Mengukur dan mengawasi
1. Perusahaan mendata semua kecelakaan
yang terjadi
2. Perusahaan membuat tim investigasi
untuk menyelidiki kecelakaan
3. Perusahaan menganalisa hasil investigasi
4. Perusahaan membuat laporan kecelakaan
kerja atas hasil investigasi
Pencegahan Kecelakaan STS TS N S SS
5. Tersedia prosedur kerja yang memadai
6. Prosedur kerja yang diberikan dapat
dipahami
7. Peralatan yang digunakan sesuai dengan
jenis pekerjaan
8. Peralatan yang digunakan sesuai dengan
metode yang benar
9. Peralatan dapat berfungsi dengan baik
10. Melakukan pengecekan rutin terhadap
semua peralatan yang digunakan
11. Terdapat alat pelindung diri untuk
pekerjaan yang beresiko
Pencegahan Penyakit STS TS N S SS
12. Terdapat sarana kesehatan yang memadai
13. Tersedia tim medis yang cepat tanggap
14. Terdapat medical check up untuk
karyawan
15. Terdapat izin “fit to work” dari kepala
bagian medis perusahaan bagi karyawan
lapangan yang akan ke offshore & field
16. Diadakan penyuluhan kebersihan oleh
Industrial hygiene specialist ke warung
tempat makan para karyawan
17. Pengiriman tips-tips kesehatan melalui
email secara periodik pada seluruh
karyawan

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


Lampiran 1

Manajemen Tekanan STS TS N S SS


18. Diadakan pelatihan pengenalan
lingkungan kantor untuk karyawan baru
19. Diadakan pelatihan keselamatan kerja
untuk setiap karyawan
20. Mengadakan seminar tentang kesehatan
dengan mengundang pakar kesehatan
sebagai pembicara
21. Mengadakan acara gathering party untuk
seluruh karyawan sebagai strategi efektif
lain dalam kejenuhan kerja
Program Kesehatan STS TS N S SS
22. Penawaran imunisasi gratis bagi karyawan
23. Tersedia asuransi kesehatan untuk setiap
karyawan
24. Menyediakan sarana olahraga sebagai
usaha untuk meningkatkan program
kebugaran fisik

II. Produktivitas Kerja


No Pernyataan STS TS N S SS
Kuantitas Kerja
1. Saya bertanggung jawab atas output
pekerjaan yang saya lakukan
2. Saya dapat mencapai target kerja yang
ditetapkan oleh perusahaan
3. Saya selalu berusaha untuk
memaksimalkan hasil pekerjaan yang saya
lakukan
4. Saya selalu berusaha untuk menyelesaikan
sejumlah pekerjaan dengan cepat
5. Saya sangat nyaman bekerja di
perusahaan tempat saya kerja
6. Semua fasilitas kerja yang disediakan
perusahaan membuat saya semakin
semangat dalam bekerja
Kualitas Kerja STS TS N S SS
7. Setiap kali menyelesaikan pekerjaan, saya
selalu meneliti kembali hasil pekerjaannya
8. Saya selalu berusaha untuk berkonsentrasi
dalam bekerja

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


Lampiran 1

9. Kondisi kerja di tempat saya kerja sangat


mendukung tercapainya hasil kerja yang
baik
10. Saya selalu berusaha melakukan
pekerjaan yang diberikan dengan rapi
11. Saya selalu mengoptimalkan kemampuan
dalam melakukan pekerjaan yang
diberikan
Ketepatan Waktu STS TS N S SS
12. Setiap hari saya selalu masuk kerja tepat
pada waktunya.
13. Saya selalu menyelesaikan pekerjaan
sesuai pada batas waktu yang telah
ditentukan
14. Saya selalu bekerja sesuai dengan jam
kerja yang telah ditetapkan perusahaan.
15. Saya dapat memanfaatkan waktu jam
kerja dengan sebaik-baiknya.

- Terima Kasih -

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


Lampiran 2

Uji Validitas dan Reliabilitas

I. Validitas Variabel Keselamatan Kesehatan Kerja

Dimensi Mengukur dan Mengawasi

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling .604


Adequacy.

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 47.081

Df 6

Sig. .000

Dimensi Pencegahan Kecelakaan

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling .736


Adequacy.

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 74.947

Df 21

Sig. .000

Dimensi Pencegahan Penyakit

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling .704


Adequacy.

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 46.426

Df 15

Sig. .000

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


Lampiran 2

Dimensi Manajemen Tekanan

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling .576


Adequacy.

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 20.422

Df 6

Sig. .002

Dimensi Program Kesehatan

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling .662


Adequacy.

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 16.890

Df 3

Sig. .001

II. Reliabilitas Variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Dimensi Mengukur dan Mengawasi

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100,0

Excludeda 0 0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


Lampiran 2

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Based on


Cronbach's Alpha Standardized Items N of Items

.799 .802 4

Dimensi Pencegahan Kecelakaan

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Based on


Cronbach's Alpha Standardized Items N of Items

.814 .813 7

Dimensi Pencegahan Penyakit

Scale: ALL VARIABLES


Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100,0

a
Excluded 0 ,0

Total 30 100.0

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


Lampiran 2

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Based on


Cronbach's Alpha Standardized Items N of Items

.762 .769 6

Dimensi Manajemen Tekanan

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100,0

a
Excluded 0 ,0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Based on


Cronbach's Alpha Standardized Items N of Items

.676 .671 4

Dimensi Program Kesehatan

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100,0

a
Excluded 0 ,0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


Lampiran 2

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Based on


Cronbach's Alpha Standardized Items N of Items

.716 .722 3

III. Validitas Variabel Produktivitas Kerja


Dimensi Kuantitas Kerja

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling .717


Adequacy.

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 35.916

Df 15

Sig. .002

Dimensi Kualitas Kerja

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling .601


Adequacy.

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 36.561

Df 10

Sig. .000

Dimensi Ketepatan Waktu

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling .673


Adequacy.

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 22.277

Df 6

Sig. .001

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


Lampiran 2

IV. Reliabilitas Variabel Produktivitas Kerja


Dimensi Kuantitas Kerja
Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100,0

a
Excluded 0 ,0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Based on


Cronbach's Alpha Standardized Items N of Items

.727 .726 6

Dimensi Kualitas Kerja


Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100,0


a
Excluded 0 ,0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Based on


Cronbach's Alpha Standardized Items N of Items

.716 .719 5

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


Lampiran 2

Dimensi Ketepatan Waktu


Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100,0

a
Excluded 0 ,0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Based on


Cronbach's Alpha Standardized Items N of Items

.704 .715 4

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


Lampiran 3

Frequency Table Karakteristik Responden

Jenis Kelami n

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid PRIA 53 88.3 88.3 88.3
WANITA 7 11.7 11.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

Umur

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 24 2 3.3 3.3 3.3
25 2 3.3 3.3 6.7
26 1 1.7 1.7 8.3
27 4 6.7 6.7 15.0
28 5 8.3 8.3 23.3
29 6 10.0 10.0 33.3
30 4 6.7 6.7 40.0
31 4 6.7 6.7 46.7
32 2 3.3 3.3 50.0
33 2 3.3 3.3 53.3
34 6 10.0 10.0 63.3
35 3 5.0 5.0 68.3
36 1 1.7 1.7 70.0
37 2 3.3 3.3 73.3
38 1 1.7 1.7 75.0
39 3 5.0 5.0 80.0
40 1 1.7 1.7 81.7
41 2 3.3 3.3 85.0
42 1 1.7 1.7 86.7
43 1 1.7 1.7 88.3
44 2 3.3 3.3 91.7
46 2 3.3 3.3 95.0
47 2 3.3 3.3 98.3
50 1 1.7 1.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

Lama Bekerja

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <5 Tahun 16 26.7 26.7 26.7
5-10 tahun 34 56.7 56.7 83.3
11-15 tahun 6 10.0 10.0 93.3
>15 tahun 4 6.7 6.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


Lampiran 3

Status

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Menikah 43 71.7 71.7 71.7
Belum Menikah 17 28.3 28.3 100.0
Total 60 100.0 100.0

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


Lampiran 4

Frequency Table Jawaban Responden


1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (X)

Perusahaan mendata semua kecelakaan yang terjadi

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 2 3.3 3.3 3.3
Kurang Setuju 21 35.0 35.0 38.3
Setuju 23 38.3 38.3 76.7
Sangat Setuju 14 23.3 23.3 100.0
Total 60 100.0 100.0

Perusahaan membuat tim investigasi untuk menyel idiki kecel akaan

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 1 1.7 1.7 1.7
Kurang Setuju 15 25.0 25.0 26.7
Setuju 25 41.7 41.7 68.3
Sangat Setuju 19 31.7 31.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

Perusahaan menganalisa hasi l investi gasi

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 2 3.3 3.3 3.3
Kurang Setuju 8 13.3 13.3 16.7
Setuju 29 48.3 48.3 65.0
Sangat Setuju 21 35.0 35.0 100.0
Total 60 100.0 100.0

Perusahaan membuat laporan kecelakaan kerj a atas hasil investigasi

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 2 3.3 3.3 3.3
Kurang Setuju 12 20.0 20.0 23.3
Setuju 25 41.7 41.7 65.0
Sangat Setuju 21 35.0 35.0 100.0
Total 60 100.0 100.0

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


Lampiran 4

Tersedia prosedur kerja yang memadai

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 2 3.3 3.3 3.3
Kurang Setuju 7 11.7 11.7 15.0
Setuju 26 43.3 43.3 58.3
Sangat Setuju 25 41.7 41.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

Prosedur kerja yang di beri kan dapat dipahami

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 2 3.3 3.3 3.3
Kurang Setuju 8 13.3 13.3 16.7
Setuju 24 40.0 40.0 56.7
Sangat Setuju 26 43.3 43.3 100.0
Total 60 100.0 100.0

Peralatan yang digunakan sesuai dengan jeni s pekerjaan

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 2 3.3 3.3 3.3
Kurang Setuju 3 5.0 5.0 8.3
Setuju 18 30.0 30.0 38.3
Sangat Setuju 37 61.7 61.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

Peralatan yang digunakan sesuai dengan metode yang benar

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 4 6.7 6.7 6.7
Kurang Setuju 10 16.7 16.7 23.3
Setuju 22 36.7 36.7 60.0
Sangat Setuju 24 40.0 40.0 100.0
Total 60 100.0 100.0

Peralatan dapat berfungsi dengan bai k

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 4 6.7 6.7 6.7
Kurang Setuju 13 21.7 21.7 28.3
Setuju 19 31.7 31.7 60.0
Sangat Setuju 24 40.0 40.0 100.0
Total 60 100.0 100.0

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


Lampiran 4

Melakukan pengecekan rutin terhadap semua peral atan yang digunakan

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 5 8.3 8.3 8.3
Kurang Setuju 3 5.0 5.0 13.3
Setuju 18 30.0 30.0 43.3
Sangat Setuju 34 56.7 56.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

Terdapat alat pelindung diri untuk pekerjaan yang beresiko

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 6 10.0 10.0 10.0
Kurang Setuju 14 23.3 23.3 33.3
Setuju 16 26.7 26.7 60.0
Sangat Setuju 24 40.0 40.0 100.0
Total 60 100.0 100.0

Terdapat sarana kesehatan yang memadai

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 6 10.0 10.0 10.0
Kurang Setuju 16 26.7 26.7 36.7
Setuju 16 26.7 26.7 63.3
Sangat Setuju 22 36.7 36.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

Tersedia tim medis yang cepat tanggap

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 2 3.3 3.3 3.3
Kurang Setuju 7 11.7 11.7 15.0
Setuju 21 35.0 35.0 50.0
Sangat Setuju 30 50.0 50.0 100.0
Total 60 100.0 100.0

Terdapat medical check up untuk karyawan

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 4 6.7 6.7 6.7
Kurang Setuju 11 18.3 18.3 25.0
Setuju 20 33.3 33.3 58.3
Sangat Setuju 25 41.7 41.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


Lampiran 4

Terdapat i zi n "fit to work" dari kepala bagian medis perusahaan bagi karyawan
lapangan yang akan ke offshore & fi el d

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 6 10.0 10.0 10.0
Kurang Setuju 13 21.7 21.7 31.7
Setuju 22 36.7 36.7 68.3
Sangat Setuju 19 31.7 31.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

Diadakan penyul uhan kebersi han oleh I ndustrial hygiene speciali st ke warung
tempat makan para karyawan

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 7 11.7 11.7 11.7
Kurang Setuju 6 10.0 10.0 21.7
Setuju 23 38.3 38.3 60.0
Sangat Setuju 24 40.0 40.0 100.0
Total 60 100.0 100.0

Pengiriman tips-ti ps kesehatan melalui email secara periodi k pada sel uruh
karyawan

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 3 5.0 5.0 5.0
Kurang Setuju 9 15.0 15.0 20.0
Setuju 23 38.3 38.3 58.3
Sangat Setuju 25 41.7 41.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

Diadakan pelatihan pengenalan lingkungan kantor untuk karyawan baru

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 7 11.7 11.7 11.7
Kurang Setuju 6 10.0 10.0 21.7
Setuju 25 41.7 41.7 63.3
Sangat Setuju 22 36.7 36.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

Diadakan pelatihan keselamatan kerja untuk setiap karyawan

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 6 10.0 10.0 10.0
Kurang Setuju 12 20.0 20.0 30.0
Setuju 23 38.3 38.3 68.3
Sangat Setuju 19 31.7 31.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


Lampiran 4

Mengadakan seminar tentang kesehatan dengan mengundang pakar kesehatan


sebagai pembicara

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 12 20.0 20.0 20.0
Kurang Setuju 5 8.3 8.3 28.3
Setuju 18 30.0 30.0 58.3
Sangat Setuju 25 41.7 41.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

Mengadakan acara gathering party untuk seluruh karyawan sebagai strategi


efektif lain dalam kejenuhan kerja

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 10 16.7 16.7 16.7
Kurang Setuju 2 3.3 3.3 20.0
Setuju 28 46.7 46.7 66.7
Sangat Setuju 20 33.3 33.3 100.0
Total 60 100.0 100.0

Penawaran imunisasi gratis bagi karyawan dan keluarga

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 7 11.7 11.7 11.7
Kurang Setuju 14 23.3 23.3 35.0
Setuju 20 33.3 33.3 68.3
Sangat Setuju 19 31.7 31.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

Tersedia asuransi kesehatan untuk seti ap karyawan

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 11 18.3 18.3 18.3
Kurang Setuju 11 18.3 18.3 36.7
Setuju 21 35.0 35.0 71.7
Sangat Setuju 17 28.3 28.3 100.0
Total 60 100.0 100.0

Menyediakan sarana olahraga sebagai usaha untuk meningkatkan program


kebugaran fisik

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 7 11.7 11.7 11.7
Kurang Setuju 11 18.3 18.3 30.0
Setuju 17 28.3 28.3 58.3
Sangat Setuju 25 41.7 41.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


Lampiran 4

Descriptives

Descriptive Statistics

N Mean
Perusahaan mendata semua kecelakaan yang terjadi 60 3.82
Perusahaan membuat tim investigasi untuk menyelidiki kecelakaan 60 4.03
Perusahaan menganalisa hasil investigasi 60 4.15
Perusahaan membuat laporan kecelakaan kerja atas hasil investigasi 60 4.08
Tersedia prosedur kerja yang memadai 60 4.23
Prosedur kerja yang diberikan dapat dipahami 60 4.23
Peralatan yang digunakan sesuai dengan jenis pekerjaan 60 4.50
Peralatan yang digunakan sesuai dengan metode yang benar 60 4.10
Peralatan dapat berfungsi dengan baik 60 4.05
Melakukan pengecekan rutin terhadap semua peralatan yang digunakan 60 4.35
Terdapat alat pelindung diri untuk pekerjaan yang beresiko 60 3.97
Terdapat sarana kesehatan yang memadai 60 3.90
Tersedia tim medis yang cepat tanggap 60 4.32
Terdapat medical check up untuk karyawan 60 4.10
Terdapat izin "fit to work" dari kepala bagian medis perusahaan bagi karyawan
lapangan yang akan ke offshore & field 60 3.90
Diadakan penyuluhan kebersihan oleh Industrial hygiene specialist ke warung tempat
makan para karyawan 60 4.07
Pengiriman tips-tips kesehatan melalui email secara periodik pada seluruh karyawan
60 4.17
Diadakan pelatihan pengenalan lingkungan kantor untuk karyawan baru 60 4.03
Diadakan pelatihan keselamatan kerja untuk setiap karyawan 60 3.92
Mengadakan seminar tentang kesehatan dengan mengundang pakar kesehatan
sebagai pembicara 60 3.93
Mengadakan acara gathering party untuk seluruh karyawan sebagai strategi efektif
lain dalam kejenuhan kerja 60 3.97
Penawaran imunisasi gratis bagi karyawan dan keluarga 60 3.85
Tersedia asuransi kesehatan untuk setiap karyawan 60 3.73
Menyediakan sarana olahraga sebagai usaha untuk meningkatkan program
kebugaran fisik 60 4.00
Valid N (listwise) 60

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


Lampiran 4

Frequency Table Jawaban Responden


2. Variabel Produktivitas Kerja (Y)

Saya bertanggung jawab atas output pekerjaan yang saya lakukan

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 2 3.3 3.3 3.3
Kurang Setuju 16 26.7 26.7 30.0
Setuju 28 46.7 46.7 76.7
Sangat Setuju 14 23.3 23.3 100.0
Total 60 100.0 100.0

Saya dapat mencapai target kerja yang ditetapkan oleh perusahaan

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 6 10.0 10.0 10.0
Kurang Setuju 15 25.0 25.0 35.0
Setuju 33 55.0 55.0 90.0
Sangat Setuju 6 10.0 10.0 100.0
Total 60 100.0 100.0

Saya selal u berusaha untuk memaksimalkan hasil pekerjaan yang saya l akukan

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Setuju 12 20.0 20.0 20.0
Setuju 27 45.0 45.0 65.0
Sangat Setuju 21 35.0 35.0 100.0
Total 60 100.0 100.0

Saya selal u berusaha untuk menyelesaikan sejumlah pekerjaan dengan cepat

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Setuju 16 26.7 26.7 26.7
Setuju 21 35.0 35.0 61.7
Sangat Setuju 23 38.3 38.3 100.0
Total 60 100.0 100.0

Saya sangat nyaman bekerja di perusahaan tempat saya kerja

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Setuju 12 20.0 20.0 20.0
Setuju 28 46.7 46.7 66.7
Sangat Setuju 20 33.3 33.3 100.0
Total 60 100.0 100.0

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


Lampiran 4

Semua fasilitas kerja yang di sediakan perusahaan membuat saya semakin


semangat dalam bekerj a

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 4 6.7 6.7 6.7
Kurang Setuju 20 33.3 33.3 40.0
Setuju 25 41.7 41.7 81.7
Sangat Setuju 11 18.3 18.3 100.0
Total 60 100.0 100.0

Seti ap kali menyelesaikan pekerjaan, saya selalu meneliti kembali hasil


pekerjaannya

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 1 1.7 1.7 1.7
Kurang Setuju 11 18.3 18.3 20.0
Setuju 37 61.7 61.7 81.7
Sangat Setuju 11 18.3 18.3 100.0
Total 60 100.0 100.0

Saya selal u berusaha untuk berkonsentrasi dalam bekerja

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 2 3.3 3.3 3.3
Kurang Setuju 8 13.3 13.3 16.7
Setuju 36 60.0 60.0 76.7
Sangat Setuju 14 23.3 23.3 100.0
Total 60 100.0 100.0

Kondisi kerja di tempat saya kerja sangat mendukung tercapainya hasil kerja
yang baik

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 2 3.3 3.3 3.3
Kurang Setuju 9 15.0 15.0 18.3
Setuju 33 55.0 55.0 73.3
Sangat Setuju 16 26.7 26.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

Saya selal u berusaha melakukan pekerjaan yang diberikan dengan rapi

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 6 10.0 10.0 10.0
Kurang Setuju 11 18.3 18.3 28.3
Setuju 35 58.3 58.3 86.7
Sangat Setuju 8 13.3 13.3 100.0
Total 60 100.0 100.0

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


Lampiran 4

Saya selal u mengoptimalkan kemampuan dalam mel akukan pekerjaan yang


di beri kan

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 3 5.0 5.0 5.0
Kurang Setuju 14 23.3 23.3 28.3
Setuju 33 55.0 55.0 83.3
Sangat Setuju 10 16.7 16.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

Seti ap hari saya selalu masuk kerja tepat pada waktunya.

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 7 11.7 11.7 11.7
Kurang Setuju 14 23.3 23.3 35.0
Setuju 35 58.3 58.3 93.3
Sangat Setuju 4 6.7 6.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

Saya selal u menyel esaikan pekerjaan sesuai pada batas waktu yang telah ditentukan

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 3 5.0 5.0 5.0
Tidak Setuju 6 10.0 10.0 15.0
Kurang Setuju 18 30.0 30.0 45.0
Setuju 29 48.3 48.3 93.3
Sangat Setuju 4 6.7 6.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

Saya selal u bekerja sesuai dengan jam kerja yang tel ah di tetapkan perusahaan.

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 1.7 1.7 1.7
Tidak Setuju 3 5.0 5.0 6.7
Kurang Setuju 17 28.3 28.3 35.0
Setuju 33 55.0 55.0 90.0
Sangat Setuju 6 10.0 10.0 100.0
Total 60 100.0 100.0

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


Lampiran 4

Saya dapat memanfaatkan waktu jam kerja dengan sebai k-baiknya.

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 2 3.3 3.3 3.3
Kurang Setuju 1 1.7 1.7 5.0
Setuju 30 50.0 50.0 55.0
Sangat Setuju 27 45.0 45.0 100.0
Total 60 100.0 100.0

Descriptives

Descriptive Statistics

N Mean
Saya bertanggung jawab atas output pekerjaan yang saya lakukan 60 3.90
Saya dapat mencapai target kerja yang ditetapkan oleh perusahaan 60 3.65
Saya selalu berusaha untuk memaksimalkan hasil pekerjaan yang saya lakukan 60 4.15
Saya selalu berusaha untuk menyelesaikan sejumlah pekerjaan dengan cepat 60 4.12
Saya sangat nyaman bekerja di perusahaan tempat saya kerja 60 4.13
Semua fasilitas kerja yang disediakan perusahaan membuat saya semakin
semangat dalam bekerja 60 3.72
Setiap kali menyelesaikan pekerjaan, saya selalu meneliti kembali hasil
pekerjaannya 60 3.97
Saya selalu berusaha untuk berkonsentrasi dalam bekerja 60 4.03
Kondisi kerja di tempat saya kerja sangat mendukung tercapainya hasil kerja yang
baik 60 4.05
Saya selalu berusaha melakukan pekerjaan yang diberikan dengan rapi 60 3.75
Saya selalu mengoptimalkan kemampuan dalam melakukan pekerjaan yang
diberikan 60 3.83
Setiap hari saya selalu masuk kerja tepat pada waktunya. 60 3.60
Saya selalu menyelesaikan pekerjaan sesuai pada batas waktu yang telah
ditentukan 60 3.42
Saya selalu bekerja sesuai dengan jam kerja yang telah ditetapkan perusahaan. 60 3.67
Saya dapat memanfaatkan waktu jam kerja dengan sebaik-baiknya. 60 4.37
Valid N (listwise) 60

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


Lampiran 5

Analisis Rank Spearman

Correlations

Produktiv itas Keselamatan dan


Kerja Kesehatan Kerja
Produktiv itas Kerja Pearson Correlation 1 .726**
Sig. (2-tailed) .000
N 60 60
Keselamatan dan Pearson Correlation .726** 1
Kesehatan Kerja Sig. (2-tailed) .000
N 60 60
**. Correlation is signif icant at t he 0.01 lev el (2-tailed).

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Pribadi

Nama : Atika Puspita Sari


Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Yogyakarta/ 03 Maret 1989
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Komplek Sinar Pamulang Permai Blok B 9 No 5
Pamulang Barat. Pamulang. 15417
Email : tikacil@yahoo.com

B. Pendidikan Formal

1995 - 2001 : SD Madrasah Pembangunan UIN Jakarta


2001 - 2004 : SLTP N 161 Jakarta
2004 – 2007 : SMA N 47 Jakarta
2007 - 2010 : Program D3 Administrasi Keuangan dan Perbankan
FISIP Universitas Indonesia
2010 - 2012 : Program S1 Ekstensi Administrasi Niaga FISIP
Universitas Indonesia

Pengaruh pelaksanaan..., Atika Puspita Sari, FISIP UI, 2012

Anda mungkin juga menyukai