Anda di halaman 1dari 10

5 Konsep Analogi Arsitektur

Ni Putu Amrita Devina Saraswati

201905030

Dosen Pembimbing:

I Kadek Dwi Noorwatha, S.Sn, M.Ds

Putu Ari Darmastuti, M.Sn

Dr James Modouw, M.MT

Program Studi Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain,

Institut Seni Indonesia Denpasar.

2021

Email: amrita.devina@gmail.com

ABSTRAK

Dalam arsitektktur konsep analogi biasanya digunakan untuk menyampaikan pesan kepada yang
melihatnya. Hal yang terpenting dalam analogi adalah persamaan sifat dan bentuk bangunan dengan
objek yang dianalogikan. Persamaan di sini bukan berarti benar-benar serupa dengan objek dan
hanya diperbesar ukurannya saja, tetapi itu adalah persamaan berupa pesan yang disampaikan.
Sehingga setiap orang akan dengan mudah mengetahui suatu fungsi dan bentuk bangunan hanya
dengan melihat bentuk bangunannya.

Kata Kunci: Analogi, Arsitektur, Bentuk Bangunan,

ABSTRACT

In architecture the concept of analogy is usually used to convey a message to those who see it. The
most important thing in analogy is the similarity of the nature and shape of the building with the
object that is analogous. The equation here doesn't mean it's really similar to an object and only
magnified in size, but it's an equation in the form of a message being conveyed. So that everyone will
easily know a function and shape of the building just by looking at the shape of the building.

Keywords: Analogy, Architecture, Building Shape,


PENDAHULUAN

Dalam karya arsitektktur konsep analogi banyak digunakan para arsitek untuk merancang karya
nya, selain dari segi estetika penerapan konsep analogi juga untuk menyampaikan sebuah pesan
mendalam dari karya nya. Suatu pendekatan analogi dikatakan berhasil apabila pesan yang ingin
disampaikan atau objek yang dianalogikannya dapat dipahami oleh semua orang. Oleh karena itu,
harus terdapat benang merah antara bangunan dan objek yang dianalogikannya dalam proporsi
tertentu sehingga tidak menjadi terlalu naïf seperti menjiplak secara mentah-mentah. Hal yang
penting dalam analogi adalah persamaan antara bangunan dengan objek yang dianalogikan.
Persamaan di sini bukan berarti benar-benar serupa dengan objek dan hanya diperbesar ukurannya
saja, tetapi yang dimaksudkan adalah persamaan berupa pesan yang disampaikan. Oleh sebab itu,
analogi menjadi sangat berharga karena sifatnya yang sangat personal, berarti dapat dipahami oleh
setiap orang.
Banyak bangunan saat ini yang menerapkan konsep analogi tetapi belum secara umum orang
lansung bisa mengetahui bahwa bangunan tersebut berkonsep analogi. Seperti contoh Bird Nest
Stadium, Beijing China – Herzang & De Meuron dibangun oleh sang arsitek berdasarkan
inspirasinya kepada bentuk sarang burung. Maka dari itu, penamaan dari stadium ini sendiri
mengadopsi kata “bird nest”. Dari bentuk bangunan sudah menerapkan konsep analogi akan tetapi
secara ummum ketika orang melihat bangunan tersebut mereka mengartikan makna yang berbeda –
beda dari bangunan yang dilihatnya.
Menurut Browning, Ryan, & Clancy (2014) ada tiga pola desain utama yang dijabarkan kedalam
14 prinsip desain, berikut adalah prinsip-prinsip desain tersebut:
a. Nature In The Space Patterns (Pola Alam Dalam Ruang)
1. Visual connection with nature (hubungan dengan alam secara visual)
2. Non-visual connection with nature (hubungan nonvisual dengan alam)
3. Non-ryhthmic sensory stimuli (stimulus sensor tidak berirama)
4. Thermal & airflow variabillty (variasi perubahan panas & udara)
5. Presence of water (kehadiran air)
6. Dynamic & diffuce light (cahaya dinamis dan menyebar)
7. Connection with natural systems (hubungan dengan sistem alami) b. Nature Natural Analogues
Patterns (Pola Analogi Alam)
8. Biomorphic forms & patterns (bentuk dan pola biomorfik)
9. Material connection with nature (hubungan bahan dengan alam)
10. Complexity & order (kompleksitas dan keteraturan) c. Nature Of The Space Patterns (Pola
Sifat Ruang)
11. Prospect and Refuge (prospek dan tempat perlindungan)
12. Mobility And Wayfinding (mobilitas dan jalan) 13. Mystery (misteri) 14. Risk/peril
(resiko/bahaya)

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan merupakan metode penelitian


kualitatif dengan pemaparan secara deskriptif interpretatif.
TINJAUAN TEORI

I. Latar Belakang

Analogi adalah persamaan atau penyesuaian antara dua benda atau hal yang berlainan; kias (KBBI,
2019). Menurut Keith J. Holyoak dan Paul Thagard dalam Zarzar (2008) analogi dapat digunakan
dengan bermacam cara, salah satunya adalah sebagai alat komunikasi seseorang di dalam
mengekspresikan pemikirannya secara tidak langsung. suatu benda dikatakan analogi dengan benda
lainnya apabila keduanya memiliki beberapa kesamaan. Analogi memiliki tiga hal dasar, yaitu
kesamaan, struktur atau susunan, dengan kegunaan. Analogi ditekankan untuk mengidentifikasi
struktur atau sususan paralel antara sumber dan benda objek. Setiap elemen benda objek harus
terhubung dengan hanya satu elemen pada sumber (dan sebaliknya) (zarzar, 2008). Sehingga analogi
dapat diartikan sebagai pengungkapan makna dari kata “analogi” penyesuaian atau penyamaan antara
sifat. adapun “analogi” dalam dunia arsitek adalah penyesuaian atau penyamaan antara dua bentuk.
Dalam karya arsitektktur konsep analogi banyak digunakan para arsitek untuk merancang karya
nya, selain dari segi estetika penerapan konsep analogi juga untuk menyampaikan sebuah pesan
mendalam dari karya nya. Suatu pendekatan analogi dikatakan berhasil apabila pesan yang ingin
disampaikan atau objek yang dianalogikannya dapat dipahami oleh semua orang. Oleh karena itu,
harus terdapat benang merah antara bangunan dan objek yang dianalogikannya dalam proporsi
tertentu sehingga tidak menjadi terlalu naïf seperti menjiplak secara mentah-mentah. Hal yang
penting dalam analogi adalah persamaan antara bangunan dengan objek yang dianalogikan.
Persamaan di sini bukan berarti benar-benar serupa dengan objek dan hanya diperbesar ukurannya
saja, tetapi yang dimaksudkan adalah persamaan berupa pesan yang disampaikan. Oleh sebab itu,
analogi menjadi sangat berharga karena sifatnya yang sangat personal, berarti dapat dipahami oleh
setiap orang.

PEMBAHASAN

1. Keong Mas (TMII)

Teater Imax Keong Emas didirikan atas prakarsa Almarhumah Hj. lbu Tien Soeharto, dan mulai
dioperasikan pada tanggal 20 April 1984 yang dimaksudkan sebagai sarana rekreasi yang mendidik
guna memperkenalkan kekayaan alam dan budaya bangsa melalui tayangan film (audio-visual) layar
raksasa dengan menggunakan kecanggihan teknologi sinematografi modem Proyektor IMAX dengan
memutar film "Indonesia Indah". Dalam perkembangan selanjutnya pemutaran film di Teater Imax
Keong Emas tidak hanya menampilkan film-film seri Indonesia Indah saja, namun. juga diselingi
dengan memutar film-film import yang bernuansa pendidikan dengan tema-tema hiburan, ilmu
pengetahuan dan teknologi, maupun tema-tema lingkungan hidup. Teater IMAX Keong Emas
menempati area tanah seluas 4,4 ha dan dapat menampung sekitar pengunjung. Karena kemegahan
gedung dan perangkat teknologinya, teater ini sering mendapatkan sejumlah penghargaan dari
berbagai lembaga. Salah satu penghargaan yang diterima datang dari lembaga Guiness Book of
Record yang menganugerahi teater ini karena dianggap telah memecahkan rekor layar terbesar untuk
teater IMAX di seluruh dunia dan meraih Sertifikat Museum Rekor Indonesia (Muri), karena
merupakan replika bangunan terbesar di Indonesia.
Sumber : Google

Pada dasarnya shell diambil dari beberapa bentuk yang ada dialam seperti kulit telur,tempurung
buah kelapa, cangkang kepiting, cangkang keong, dan sebagainya (CurtSiegel).Shell adalah bentuk
struktural tiga dimensional yang kaku dan tipis yang mempunyaipermukaan lengkung. Shell harus
didirikan dari material yang dapat dilengkungkanseperti beton bertulang, kayu, logam, bata, batu,
atau plastik. Cara yang baik untuk mempelajari perilaku permukaan shell yang dibebani adalah
dengan memandangnya sebagai analogi dari membran, yaitu elemen permukaanyang sedemikian
tipisnya hingga hanya gaya tarik yang timbul padanya. Membranyang memikul beban tegak lurus
dari permukaannya akan berdeformasi secara tigadimensional disertai adanya gaya tarik pada
permukaan membran. Yang terpentingadalah adanya dua kumpulan gaya internal pada permukaan
membran yangmempunyai arah saling tegak lurus. Hal yang juga penting adalah adanya
tegangangeser tangensial pada permukaan membran yang juga berfungsi memikul beban. Pada shell,
gaya-gaya dalam bidang yang berarah mereditional diakibatkan olehbeban penuh. Pada shell, tekanan
yang diberikan oleh gaya-gaya melingkar tidakmenyebabkan timbulnya momen lentur dalam arah
meredional. Dengan demikiancangkang dapat memikul variasi beban cukup dengan tegangan-
tegangan bidang. Variasi pola beban yang ada, bagaimanapun, harus merupakan transisi
perlahan(perubahan halus dari kondisi beban penuh kekondisi sebagian agar momen lenturtidak
timbul).

Sumber : Google
2. Museum Purna Bhakti (TMII)

Museum Purna Bhakti Pertiwi merupakan bangunan yang diduga berkonsep analogi. Bentuk
bangunan mengadopsi dari bentuk nasi tumpeng. Masa bangunan berbentuk gunungan atau bentuk
kerucut. Bentuk kerucut merupakan adaptasi dari bentuk nasi tumpeng, sebagai simbolisasi dari rasa
syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Museum Purna Bhakti Pertiwi menjadi salah satu alternatif
tujuan wisata edukasi, khususnya untuk memperkenalkan generasi muda pada sejarah Indonesia
pada era Orde Baru, Museum ini didirikan dengan tujuan mengabadikan kiprah Presiden Ke-2
Republik Indonesia, Soeharto, dalam sejarah nasional. Di dalam museum ini, tersimpan berbagai
peninggalan benda bersejarah milik Presiden Soeharto, sejak masa perang kemerdekaan hingga
menjabat sebagai Presiden RI. Total, museum ini menyimpan lebih dari 13.000 benda sejarah.
Museum Purna Bhakti Pertiwi didirikan atas prakarsa Ibu Tien Soeharto dan diresmikan bertepatan
dengan ulang tahun Ibu Tien yang ke-70, pada tanggal 23 Agustus 1993. Bangunan museum ini
menempati area seluas 25.095 meter dengan luas keseluruhan kawasan 19,7 hektare. Museum Purna
Bhakti Pertiwi adalah salah satu museum yang dikelola oleh lembaga non-pemerintah, yaitu berada
di bawah Yayasan Purna Bhakti Pertiwi.

Sumber : Google

Museum Purna Bhakti Pertiwi terdiri atas bangunan utama (Kelompok Ruang Utama) dan
bangunan penunjang (Kelompok Ruang Penunjang). Bangunan utama berfungsi sebagai ruang
pamer benda-benda koleksi. Ruang terdepan adalah Ruang Perjuangan, dikitari Ruang Khusus,
Ruang Asthabrata, dan Ruang Perpustakaan. Ruang Perjuangan berbentuk kerucut seluas 1.215
meter persegi terletak di bagian barat kelompok Ruangan Utama. Ruang Khusus seluas 567 m2
terletak di bagian utara. Ruang Asthabrata seluas 1.215 m2 terletak di bagian timur. Ruang
Perpustakaan seluas 567 m2 di bagian selatan. Di Ruang Utama tersimpan berbagai ragam
cenderamata persembahan Tamu Negara RI, kenalan atau sahabat Presiden Soeharto. Tetapi juga ada
cenderamata persembahan tamu-tamu atau pejabat dalam negeri. Semua cenderamata tersimpan
dalam kotak kaca. Di Ruang Khusus, tersimpan tanda-tanda kehormatan yang pernah diberikan
kepada Presiden Soeharto. Untuk menyebut beberapa, misalnya Bintang RI Adipura I yang diberikan
pemerintah RI (1968), Bintang Mahaputra Adipurna (1968), dan Bintang Gerilya (1965).
Sumber : Google

Fasad bangunan terlihat seperti kumpulan kerucut dengan satu kerucut besar di tengah yang
dikelilingi beberapa kerucut kecil di sekelilingnya. Di luar lingkaran ini terdapat empat kerucut
sedang yang letaknya berada di keempat arah mata angin.Bangunan yang di tengah berukuran paling
besar dan menjadi sentral bagi semua bangunan yang ada di kompleks museum. Tampak bangunan
utama didominasi oleh teralis beton yang menyelimuti bangunan mengikuti bentuknya yang kerucut.
Elemen-elemen ini dipasang dari bawah ke atas melengkung. Pada bagian puncak atas bangunan,
lengkungan-lengkungan ini bertemu dengan penutup puncak yang biasa dikenal dengan mahkota.

3. Museum Komodo ( TMII )


Museum Komodo adalah bangunan yang berbentuk Komodo Raksasa yang terletak di Taman
Mini Indonesia Indah, Jakarta. Panjangnya 72 meter, dengan lebar 25 meter dan tinggi 23 meter.
Bangunan ini merupakan 1 www.wikipedia.org 186 .. Museum Fauna Indonesia "Komodo" dan
Taman Reptilia menampilkan pesona satwa langka dalam bentuk awetan dan reptilia hidup.
Arsitektur bangunannya mengambil bentuk komodo, satwa yang hanya hidup di Pulau Komodo,
Nusa Tenggara Timur, berdiri di atas lahan seluas 10.120 m2 dengan luas bangunan 1.500 m2 •

Sumber : Google

Bangunan utama Museum Komodo dan Taman Reptil merupakan masa tunggal yang bentuknya
mirip dengan binatang komodo. Dengan sudut pandang yang sangat dekat bangunan itu terlihat
begitu besar dan “giant”. Dengan leher dan kepala yang menjulang, sepasang kaki di kanan dan kiri
tubuh bangunan yang mencengkeram tanah, dan dengan ekor panjang di bagian belakang,
mengesankan bahwa bangunan itu sedang “bergerak” merayap di atas tanah.

KESIMPULAN

Sumber : Google

Tampak muka bangunan seperti leher reptil yang menjulang tinggi. Sudut pandang yang yang
terlalu dekat telah mengurangi keindahan proporsi bangunan. Tampak samping bangunan
didominasi oleh sepasang bentuk kaki hewan reptil besar. Fasad bangunan secara keseluruhan
terlihat jelas berupa sisik dari bahan logam tembaga bercat warna coklat tua.

4. Cotbuss Library

Cottbus Library - Herzog and De Meuron Secara kasat mata, apabila dilihat dari atas,
bangunan perpustakaan ini seperti amoeba berukuran raksasa, dengan sisi melengkung-
lengkung tanpa sudut. Hal ini dimaksudkan agar dapat menyesuaikan dengan suasana
lansekapnya sehingga dapat menciptakan ruang publik di sekitar bangunan. Fasad
bangunan memperlihatkan bentuk huruf-huruf yang saling terikat dan dilapisi dengan
dinding material kaca. Huruf-huruf tersebut dapat menyampaikan pesan bahwa bangunan
tersbeut merupakan rumah sastra, yaitu perpustakaan.

Sumber : Google
5. L’Hemispheric at City of Art and Science

L’ Hemispheric menggunakan analogi langsung. Konsep analogi yang dimunculkan oleh sang
arsitek, Santiago Calatrava, adalah bola mata. Konsep in tidak hanya diterapkan untuk bentuk saja
namun juga struktur, material hingga fasad. Konsep bola mata untuk mendasari bentuk bangunan.

Penggambaran Calatrava akan konsepnya begitu jelas sehingga bangunan benar-benar menyerupai
mata. Bagian atas bangunan membentuk setengah elips dan sebuah kubah ditengahnya. Dengan
elemen air, bangunan ini dipantulkan dengan pencerminan pada sumbu dasar bangunannya sehingga
membentuk mata secara utuh. Selain mampu menambah kekayaan konsep Calatrava, dengan adanya
air ini juga menjagi keharmonisan bangunan dengan lingkungan alam khususnya laut dan sungai
yang terdapat didekatnya.

Sumber : Google

Untuk menghadirkan konsep tersebut, bangunan ini dibangun menggunakan struktur cangkang
sebagai penutup atapnya. Penggunaan struktur ini dikarenakan bentuknya yang menyerupai kubah
dibutuhkan untuk penggunaannya sebagai planetarium dan teater yang membutuhkan bentangan
cukup luas. Kubah ini juga dihasilkan tidak menggunakan lingkaran sebagai dasarnya melainkan
bentuk menyerupai elips (dapat dilihat pada denah bangunan) .
KESIMPULAN

Bangunan arsitektur yang berkonsep analogi merupakan pengambilan sifat, bentuk , dan ideologi dari
suatu objek. Hal ini bisa terjadi jika pada bangunan tersebut memiliki fungsi yang menyerupai
analogi tersebut. Ini menjadi daya Tarik arsitektur, dan juga memudahkan masyarakat luas mengerti
dan memahami apa maksdu dari bangunan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Pustaka dari Jurnal

(Muslimin et al., 2021)

(PENDEKATAN ANALOGI PADA DESAIN ARSITEKTUR - PDF Free Download, n.d.)

(Analisa Struktur Atap Bangunan The Golden Snail TMII ( Keong Mas,TMII ) - PDF Download Gratis, n.d.)

1
Ashadi Ashadi, TEORI ARSITEKTUR ZAMAN MODERN, 2020.
2
“LE CORBUSIER: DARI PEMIKIRAN DAN KARYANYA - PDF Download Gratis,” accessed April 16, 2021,
https://docplayer.info/30178939-Le-corbusier-dari-pemikiran-dan-karyanya.html.

Anda mungkin juga menyukai