Tugas Eksperimen Kelompok 3
Tugas Eksperimen Kelompok 3
OLEH
KELOMPOK 3
KUPANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Infeksi saluran pernapasan akut disebabkan oleh virus atau bakteri. Pneumonia
adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli).Penyakit ini diawali dengan
panas disertai salah satu atau lebih gejala: tenggorokan sakit atau nyeri telan, pilek, batuk
kering atau berdahak. Pada Riskesdas 2007, Nusa Tenggara Timur juga merupakan
provinsi tertinggi period prevalence ISPA. Period prevalence ISPA di Provinsi Nusa
Tenggara Timur menurut Riskesdas 2013 (41,7 %) tidak jauh berbeda dengan 2007,
dimana Kabupaten/kota yang tertinggi prevalensi ISPA-nya adalah Sumba Tengah (69
%) dan terendah Manggarai (22 %). Populasi yang rentan terserang Pneumonia adalah
anakanak usia kurang dari 5 tahun. Pola 10 (sepuluh) penyakit terbanyak di rumah sakit
umum daerah maupun data survei (SDKI dan Surkesnas) menunjukkan tingginya kasus
ISPA. Penyakit ISPA juga masih merupakan penyebab utama pada kematian bayi dan
balita di Nusa Tenggara Timur (Surkesnas 2001).
Diketahui bahwa (80% - 90%) dari seluruh kasus kematian ISPA disebabkan
Pneumoni dan merupakan penyakit yang akut dan kualitas penatalaksanaannya belum
memadai. Dalam program ISPA ini, bahwa diperkirakan dari jumlah Balita yang ada,
akan terdapat 10 % penderita ISPA pada Balita. Cakupan penemuan dan penanganan
Pneumonia pada balita mengalamai fluktuasi dari tahun 2014 – 2017. Pada tahun 2014
sebesar 3.714 kasus (13%), tahun 2015 sebanyak 3.079 kasus (4,94%), tahun 2016
sebanyak 3.683 kasus (5,87%) dan tahun 2017 sebesar 6.059 kasus (9,99%) dan pada
tahun 2018 sebnayak 3.529 kasus (33,4%). Hal ini menunjukan bahwa ternd penemuan
dan penanganan pnumonia cenderung naik pada tahun 2018.
Penyakit ISPA pada dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor
lingkungan seperti pencemaran udara dalam rumah, ventilasi rumah, dan kepadatan
hunian. Faktor lingkungan meliputi perilaku pencegahan dan penanggulangan ISPA atau
peran aktif keluarga atau masyarakat dalam menangani penyakit ISPA serta perilaku
kebiasaan yang merugikan kesehatan seperti merokok dalam keluarga (Maryunani,
2010). ISPA disebabkan oleh berbagai pemicu, seperti keadaan sosial ekonomi menurun,
gizi buruk, pencemaran udara dan asap rokok (Depkes, 2002).
Salah satu pengobatan untuk infeksi bakteri adalah dengan pemberian antibiotik.
Namun penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan perkembangan
bakteri-bakteri kebal terhadap obat (Roni, dkk, 2018). Oleh karena itu, dari catatan yang
diperoleh World Health Organization (WHO) bahwa sekitar 75-80% dari populasi dunia
menggunakan Tanaman Obat Berbahan Alami (TOBA) sebagai obat medis karena baik
ditoleransi oleh tubuh manusia dan memiliki efek samping lebih sedikit (Tarigan, 2020).
Pengobatan yang dilakukan untuk menangani batuk pada ISPA diantaranya
dengan pengobatan tradisional, World Health Organization (WHO) merekomendasi
penggunaan obat tradisional termasuk herbal dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat,
pencegahan dan pengobatan penyakit, terutama untuk penyakit kronis, penyakit
degeneratif dan kanker. WHO juga mendukung upaya-upaya dalam peningkatan
keamanan dan khasiat dari obat tradisional (WHO, 2003).
Obat tradisional telah diterima secara luas di hampir seluruh Negara di dunia,
negara-negara di Afrika, Asia dan Amerika Latin menggunakan obat herbal sebagai
pelengkap pengobatan primer yang mereka terima. Di Afrika, sebanyak 80 persen dari
populasi menggunakan obat herbal untuk pengobatan primer. Negara Cina dari total
konsumsi obat, sebesar 30 sampai 50 persen menggunakan obat-obat tradisional (WHO,
2003).
Oleh karena itu, peneliti akan melakukan eksperimen pemberian ekstrak Jahe,
Daun Kelor dan Daun Pepaya terhadap penderita ISPA guna untuk melihat
keevektivitasan penyembuhan penyakit tersebut.
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian adapun rumusan penelitian yakni, apakah
ekstrak Jahe, Daun Kelor dan Daun Pepaya mampu memberikan efek yang positif atau dapat
menyembuhkan penderita ISPA?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui keefektivitasan ekstrak Jahe, Daun Kelor dan Daun Pepaya terhadap
penderita ISPA pada masyarakat Desa Penfui Timur, Kecamatan Kupang Tengah Tahun
2021.
Kerangka Konsep
EFEK (+)
PERILAKU
EFEK (-)
POPULASI
EFEK (+)
KONTROL
EFEK (-)
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini yakni masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah
Desa Penfui Timur, Kecamatan Kupang Tengah yang memiliki riwayat penyakit
ISPA.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini yakni 10 orang pemuda yang menderita penyakit
ISPA.
3.4 Variabel
Variabel merupakan ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu
kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain (Notoadmodjo, 2018:
103). Berdasarkan hubungan fungsional atau perannya, variabel dalam penelitian ini
dibedakan menjadi:
1. Variabel bebas adalah variabel yang diobservasi atau diukur atau diuabah-ubah untuk
menentukan adanya pengaruh variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
volume pemberian ekstrak daun kelor, daun pepaya dan jahe kepada responden yang
terdiri dari 3 varian yaitu 50 ml, 100 ml, dan 150 ml.
2. Variabel terikat, merupakan variabel yang diobservasi dan diukur untuk menentukan
adanya pengaruh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Dyspepsia.
3. Variabel kontrol, merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat dengan konstan
sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh
faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah umur
responden, waktu pemanasan, dan waktu pemberian kepada responden.
Peneliti melakukan pemberian ekstrak Jahe, Daun Kelor dan Daun Pepaya kepada
Responden, sehingga diproleh hasil sebagai berikut:
Waktu Pemberian
( Per Hari)
1 2 3 4 5 6 7
No Responden Gejala
1 Responden Batuk + + + - - - -
A Bersin + + - - - - -
+ - - - - - -
Pilek
+ + +
Suara Serak, - - - -
- -
- - - -
Sakit Tenggorokan - - -
- - - -
Sakit Kepala + + +
- - - -
Demam - - -
2 Responden Batuk + + - - - - -
B Bersin + + - - - - -
Pilek + + + - - - -
Suara Serak, + + - - - - -
- - - - - - -
Sakit Tenggorokan
+ - - - - - -
Sakit Kepala
+ - - - - - -
Demam
3 Responden Batuk + + + + - - -
C Bersin + + + + - - -
Pilek - - - - - - -
- - - - - - -
Suara Serak,
- -
Sakit Tenggorokan - - - - -
- -
- - - - -
Sakit Kepala + -
- - - - -
Demam
4 Responden Batuk + + + - - - -
D Bersin + + - - - -
+
Pilek + + + - - - -
Suara Serak, + + - - - -
+
+ - - - - - -
Sakit Tenggorokan
+ + - - - -
Sakit Kepala +
+ + + - - - -
Demam
5 Responden Batuk - - - - - - -
E Bersin + - - - - - -
Pilek - - - - - -
-
+ - - - - -
Suara Serak,
- -
- - - - -
Sakit Tenggorokan
+ + + + - - -
Sakit Kepala +
+ + - - - -
Demam
Dari tabel 4.1, dapat kita lihat bahwa kelompok eksperimen atau perlakuan memiliki
gejala yang hampir sama. Tetapi setelah diberi ekstrak Jahe, Daun Kelor dan Daun
Pepaya, adanya perubahan gejala dari yang positif hingga negative, dan pemberian ini
berlangsung selama 7 hari, dan pada hari ke- 6 dan ke- 7 tidak adanya gejala yang
ditimbulkan oleh responden A, B, C, D dan Responden E. Hal ini dapat membuktikan
bahwa pemberian ekstrak Jahe, Daun Kelor dan Daun Pepaya memberikan efek yang
baik bagi kesembuhan penderita ISPA. Peneliti memberikan ekstrak Jahe, Daun Kelor
dan Daun Pepaya dalam suatu wadah yang memiliki ukuran yang sama kepada setiap
responden. Hal ini untuk mencegah terjadinya perbedaan takaran ramuan tersebut, yang
diberikan kepada responden.
Waktu Pemberian
( Per Hari)
1 2 3 4 5 6 7
No Responden Gejala
1 Responden Batuk + + + - - - -
1 Bersin + + - - - - -
+ - - - - - -
Pilek
- - -
Suara Serak, - - - -
- -
- - - -
Sakit Tenggorokan - - -
- - - -
Sakit Kepala + + +
- - - -
Demam - - -
2 Responden Batuk + + - - - - -
2 Bersin + + - - - - -
Pilek - - - - - - -
Suara Serak, + + - - - - -
- - - - - - -
Sakit Tenggorokan
+ - - - - - -
Sakit Kepala
+ - - - - - -
Demam
3 Responden Batuk + + + + - - -
3 Bersin + + + + - - -
- - - - - - -
Pilek
- -
Suara Serak, - - - - -
- -
- - - - -
Sakit Tenggorokan - -
Sakit Kepala + - - - - - -
Demam - - - - -
4 Responden Batuk + + + + + + -
4 Bersin + + - - - -
+
Pilek + - - - - - -
Suara Serak, - - - - - -
-
+ - - - - - -
Sakit Tenggorokan
+ + - - - -
Sakit Kepala +
+ + + - - - -
Demam
5 Responden Batuk + + + + - - -
5 Bersin + + - - - - -
Pilek - - - - - -
-
+ - - - - -
Suara Serak,
- -
- - - - -
Sakit Tenggorokan
+ + + + - - -
Sakit Kepala -
- - - - - -
Demam
Dari Tabel 4.2, dapat dilihat bahwa kelompok Kontrol rata-rata memiliki gejala ISPA pada
umumnya yakni batuk, bersin, pilek, suara serak, sakit kepala, tetapi ada pula responden yang
sama sekali tidak mengalami demam dan sakit tenggorokan. Peneliti memberikan ekstrak Jahe,
Daun Kelor dan Daun Pepaya dalam suatu gelas yang memiliki ukuran yang sama kepada setiap
responden. Hal ini untuk mencegah terjadinya perbedaan takaran ramuan tersebut, yang
diberikan kepada responden. Untuk kelompok kontrol, rata-rata kesembuhan yakni pada hari ke-
7.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. (2002). Pedoman pemberantasan penyakit infeksi saluran
pernapasan akut untuk penanggulangan pnemonia pada balita. Jakarta: Dirjen PPM &
PLP.
Profil Kesehatan NTT. (2018). Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur
Redi Aryanta, I. W. (2019). Manfaat Jahe Untuk Kesehatan. Widya Kesehatan, 1(2), 39–43.
https://doi.org/10.32795/widyakesehatan.v1i2.463
Setyaningrum, R. (2019). Aplikasi Pemberian Minuman Herbal Jahe Merah Dan Madu Untuk Mengatasi
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas Pada Balita Dengan ISPA. Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Magelang
Gambar 3. Jahe
Gambar 4. Merebus Daun Pepaya, Daun Kelor, dan Jahe secara bersamaan dan
Gambar 5. Hasil Ekstrak