Anda di halaman 1dari 20

EFEKTIVITAS PEMBERIAN EKSTRAK JAHE, DAUN KELOR DAN DAUN PEPAYA

TERHADAP PENDERITA INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT

PADA MASYARAKAT DESA PENFUI TIMUR KECAMATAN KUPANG TENGAH


TAHUN 2021

OLEH

KELOMPOK 3

1. Elisa Vanti 9. Miasniuson Tamu Ina Dapajiangu

2. Maria Janssena Millena Pauline Karman 10. Isabella A. Andari

3. Angelina merici jeniut 11.Falentinus Kopong Payon

4. Yuliana Nanung 12. Kurniawati Melinda Benu

5. Herpri Astince Batukh 13. Dwiyan saputra Landudjawa

6. Urfan Sofiyani Fridel Bait 14. Rowi Lake Pali

7. Fentriyana Y.K Baunsele 15. Nathalia Bella

8. Foni Bell 16. Angelus Kukun

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Infeksi saluran pernapasan akut disebabkan oleh virus atau bakteri. Pneumonia
adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli).Penyakit ini diawali dengan
panas disertai salah satu atau lebih gejala: tenggorokan sakit atau nyeri telan, pilek, batuk
kering atau berdahak. Pada Riskesdas 2007, Nusa Tenggara Timur juga merupakan
provinsi tertinggi period prevalence ISPA. Period prevalence ISPA di Provinsi Nusa
Tenggara Timur menurut Riskesdas 2013 (41,7 %) tidak jauh berbeda dengan 2007,
dimana Kabupaten/kota yang tertinggi prevalensi ISPA-nya adalah Sumba Tengah (69
%) dan terendah Manggarai (22 %). Populasi yang rentan terserang Pneumonia adalah
anakanak usia kurang dari 5 tahun. Pola 10 (sepuluh) penyakit terbanyak di rumah sakit
umum daerah maupun data survei (SDKI dan Surkesnas) menunjukkan tingginya kasus
ISPA. Penyakit ISPA juga masih merupakan penyebab utama pada kematian bayi dan
balita di Nusa Tenggara Timur (Surkesnas 2001).

Diketahui bahwa (80% - 90%) dari seluruh kasus kematian ISPA disebabkan
Pneumoni dan merupakan penyakit yang akut dan kualitas penatalaksanaannya belum
memadai. Dalam program ISPA ini, bahwa diperkirakan dari jumlah Balita yang ada,
akan terdapat 10 % penderita ISPA pada Balita. Cakupan penemuan dan penanganan
Pneumonia pada balita mengalamai fluktuasi dari tahun 2014 – 2017. Pada tahun 2014
sebesar 3.714 kasus (13%), tahun 2015 sebanyak 3.079 kasus (4,94%), tahun 2016
sebanyak 3.683 kasus (5,87%) dan tahun 2017 sebesar 6.059 kasus (9,99%) dan pada
tahun 2018 sebnayak 3.529 kasus (33,4%). Hal ini menunjukan bahwa ternd penemuan
dan penanganan pnumonia cenderung naik pada tahun 2018.

Penyakit ISPA pada dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor
lingkungan seperti pencemaran udara dalam rumah, ventilasi rumah, dan kepadatan
hunian. Faktor lingkungan meliputi perilaku pencegahan dan penanggulangan ISPA atau
peran aktif keluarga atau masyarakat dalam menangani penyakit ISPA serta perilaku
kebiasaan yang merugikan kesehatan seperti merokok dalam keluarga (Maryunani,
2010). ISPA disebabkan oleh berbagai pemicu, seperti keadaan sosial ekonomi menurun,
gizi buruk, pencemaran udara dan asap rokok (Depkes, 2002).

Salah satu pengobatan untuk infeksi bakteri adalah dengan pemberian antibiotik.
Namun penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan perkembangan
bakteri-bakteri kebal terhadap obat (Roni, dkk, 2018). Oleh karena itu, dari catatan yang
diperoleh World Health Organization (WHO) bahwa sekitar 75-80% dari populasi dunia
menggunakan Tanaman Obat Berbahan Alami (TOBA) sebagai obat medis karena baik
ditoleransi oleh tubuh manusia dan memiliki efek samping lebih sedikit (Tarigan, 2020).
Pengobatan yang dilakukan untuk menangani batuk pada ISPA diantaranya
dengan pengobatan tradisional, World Health Organization (WHO) merekomendasi
penggunaan obat tradisional termasuk herbal dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat,
pencegahan dan pengobatan penyakit, terutama untuk penyakit kronis, penyakit
degeneratif dan kanker. WHO juga mendukung upaya-upaya dalam peningkatan
keamanan dan khasiat dari obat tradisional (WHO, 2003).
Obat tradisional telah diterima secara luas di hampir seluruh Negara di dunia,
negara-negara di Afrika, Asia dan Amerika Latin menggunakan obat herbal sebagai
pelengkap pengobatan primer yang mereka terima. Di Afrika, sebanyak 80 persen dari
populasi menggunakan obat herbal untuk pengobatan primer. Negara Cina dari total
konsumsi obat, sebesar 30 sampai 50 persen menggunakan obat-obat tradisional (WHO,
2003).
Oleh karena itu, peneliti akan melakukan eksperimen pemberian ekstrak Jahe,
Daun Kelor dan Daun Pepaya terhadap penderita ISPA guna untuk melihat
keevektivitasan penyembuhan penyakit tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian adapun rumusan penelitian yakni, apakah
ekstrak Jahe, Daun Kelor dan Daun Pepaya mampu memberikan efek yang positif atau dapat
menyembuhkan penderita ISPA?
1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui keefektivitasan ekstrak Jahe, Daun Kelor dan Daun Pepaya terhadap
penderita ISPA pada masyarakat Desa Penfui Timur, Kecamatan Kupang Tengah Tahun
2021.

1.4 Manfaat Penelitian

Menambah pengetahuan bagi peneliti dan masyarakat mengenai khasiat pemberian


minuman ekstrak jahe, kelor dan daun papaya terhadap penderita ISPA.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Daun Pepaya


2.2 Daun Kelor
2.3 Jahe
2.4 Infeksi Saluran Pernapasan Akut
2.5 Sistem Ekstraksi Ramuan
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan adalah studi eksperimen atau percobaan
(experimental Research), dimana penelitian dilakukan dengan kegiatan percobaan yang
bertujuan untuk mengetahui gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya
perlakuan tertentu atau eksperimen tersebut (Notoadmodjo, 2018).
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan post test dengan kelompok
kontrol (Posttest Only Control Group Design). Kasus-kasus yang telah dirandomisasi baik
pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol pada rancangan ini, dianggap sama
sebelum dilakukan perlakuan, sehingga peneliti dapat mengukur pengaruh perlakuan pada
kelompok eksperimen dengan cara membandingkan kelompok tersebut dengan kelompok
kontrol.

Kerangka Konsep

Mulai Intervensi Pengukuran

EFEK (+)

PERILAKU
EFEK (-)
POPULASI

EFEK (+)
KONTROL
EFEK (-)

Alokasi (non rendom)

3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di desa Penfui Timur Kecamatan Kupang Tengah
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan dalam kurun waktu kurang lebih satu minggu, terhitung
dari tanggal 10 April hingga 17 April 2021. Dalam penelitian ini, pembuatan ekstrak
daun kelor, daun pepaya, dan jahe dilakukan dalam satu hari kemudian diberikan secara
rutin kepada responden dan dilihat perubahan kondisi responden pada hari terakhir
penelitian.

3.3 Populasi dan Sampel

1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini yakni masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah
Desa Penfui Timur, Kecamatan Kupang Tengah yang memiliki riwayat penyakit
ISPA.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini yakni 10 orang pemuda yang menderita penyakit
ISPA.

3.4 Variabel

Variabel merupakan ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu
kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain (Notoadmodjo, 2018:
103). Berdasarkan hubungan fungsional atau perannya, variabel dalam penelitian ini
dibedakan menjadi:

1. Variabel bebas adalah variabel yang diobservasi atau diukur atau diuabah-ubah untuk
menentukan adanya pengaruh variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
volume pemberian ekstrak daun kelor, daun pepaya dan jahe kepada responden yang
terdiri dari 3 varian yaitu 50 ml, 100 ml, dan 150 ml.
2. Variabel terikat, merupakan variabel yang diobservasi dan diukur untuk menentukan
adanya pengaruh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Dyspepsia.
3. Variabel kontrol, merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat dengan konstan
sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh
faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah umur
responden, waktu pemanasan, dan waktu pemberian kepada responden.

3.5 Teknik Pengumpulan Data dan Instrument Penelitian


1. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian ini maka digunakan
metode eksperimen dengan teknik pengambilan data menggunakan observasi wawancara,
dan dokumentasi.
a. Observasi
Observasi sama halnya dengan mengamati adalah menatap kejadian, gerak atau
proses. Dalam penelitian ini observasi dilakukan dengan pengamatan pemberian
ekstrak daun kelor, daun pepaya, dan jahe terhadap tingkat penyembuhan pasien ISPA.
b. Wawancara
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur dan
dapat dilakukan dengan tatap muka maupun alat komunikasi berupa telephone. Pada
penelitian ini, metode wawancara dilakukan secara tidak terstruktur dengan tatap
muka, dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang tersusun dengan
sistematis tetapi lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh responden dan
pertanyaan-pertanyaan selanjutnya akan diarahkan untuk mengetahui tingkat
keparahan batuk dari penderita serta pendapat responden terkait pemberian minuman
dari ekstrak jahe, papaya dan kelor untuk mengatasi ISPA.
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang Metode
ini dilakukan dengan mengambil dokumen atau data-data yang mendukung penelitian
yang meliputi nama-nama responden yang menjadi subjek penelitian dan hasil uji
klinis.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah alat bantu yang digunakan
peneliti untuk pengambilan data. Penelitian ini menggunakan kuisioner atau angket yang
merupakan dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket digunakan untuk mengumpulkan
data mengenai perubahan gejala ISPA yang timbul/tingkat penyembuhan setelah
diberikan intervensi berupa minuman ekstrak daun kelor, daun pepaya, dan jahe.

3.6 Teknik Pengolahan, Analisis dan Penyajian Data

1. Teknik Pengolahan Data


Data yang telah dikumpulkan akan diolah melalui beberapa tahapan pengolahan
data, yaitu:
1) Editing Data
Sebelum data diolah lebih lanjut dengan menggunakan bantuan perangkat komputer,
terlebih dahulu perlu dilakukan koreksi atau pemeriksaan data bersamaan dengan
pengambilan data dari responden setelah pengisian kuesioner.
2) Coding Data
Coding atau pengkodean dilakukan dengan memberikan kode pada setiap jawaban
yang ada pada kuesioner untuk memudahkan pengelompokan dan entry data. Kode
adalah simbol tertertu dalam bentuk huruf atau angka untuk memberikan identitas
data.
3) Entry Data
Data yang telah dikumpulkan dalam waktu 1-2 hari harus sudah di entry ke dalam
komputer. Data akan di entry menggunakan software SPSS.
4) Cleaning Data
Apabila semua data telah selesai di entry maka dilakukan pengecekan untuk melihat
adanya kesalahan kode serta ketidaklengkapan data untuk kemudian dilakukan
koreksi atau perbaikan.

2. Teknik Analisis Data


Data dilihat dari pengaruh ekstrak daun kelor, daun pepaya dan jahe apakah
berpengaruh terhadap pengobatan penyakit ISPA atau tidak. Hasil pengamatan yang
diukur adalah waktu penyembuhan yang kemudian dianalisis secara statistik
menggunakan uji ANOVA One Way. Analisis data statistik ini dilakukan menggunakan
aplikasi SPSS versi 20.
Pengambilan keputusan statistik dengan cara membandingkan hasil statistik
didasarkan pada:
1) Apabila nilai signifikan >0,05 maka Ho diterima, hal ini menunjukkan bahwa tidak
ada perbedaan yang signifikan pada kelompok perlakuan
2) Apabila nilai signifikan <0,05 maka Ho ditolak, hal ini menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan dari kelompok perlakuan.
3. Teknik Penyajian Data
Teknik penyajian data dalam penelitian ini dituangkan dalam bentuk narasi, tabel
atau grafik sesuai variabel penelitian yang diteliti. Tabel adalah suatu penyajian yang
sistematik dari pada data numeric, yang tersusun dalam kolom atau jajaran. Sedangkan
grafik adalah suatu penyajian data secara visual (Notoadmodjo, 2018).

3.7 Alat dan Bahan


1. Alat :
a. Sarung Tangan
b. Baskom
c. Panci kecil
d. Pemanas (kompor)
e. Sendok makan
f. Gelas
g. Pisau
h. Saringan
i. Timbangan
2. Bahan :
a. Daun Pepaya (carica papaya L.) 500 gram
b. Daun Kelor/ marungga (moringa oleifera L.) 500 gram
c. Jahe (Zingiber officinale) 100 gram
d. Air bersih 3,5 liter
3.8 Cara Kerja
1. Tahap Persiapan
Cuci alat dan bahan yang akan di gunakan dengan air mengalir hingga bersih.
2. Pembuatan Ekstrak
a. Siapkan daun papaya, daun kelor, dan jahe yang masih segar yang telah dicuci
dengan air bersih.
b. Daun papaya dan daun kelor dibersihkan dari batang dan tulang daunnya. Jahe di
geprek.
c. Kemudian panaskan air sebanyak 3.500 mL (± 2-3 gayung) hingga mendidih.
d. Selanjutnya masukkan seluruh bahan kedalam air panas, aduk sesekali. Masak
selama 10 menit. Daun papaya dan daun kelor yang dibutuhkan masing-masing
sebanyak 500 gram sedangkan jahe dibutuhkan sebanyak 100 gram.
e. Setelah itu rebusan diangkat dan ditiriskan menggunakan saringan untuk
memisahkan ampas daun papaya, daun kelor dan jahe dengan larutan hasil ekstraksi.
f. Larutan hasil rebusan daun papaya, daun kelor, dan jahe didiamkan hingga hangat
kemudian, dipindahkan ke dalam gelas untuk diberikan kepada objek penelitian.
BAB IV
HASIL PENELITIAN

Peneliti melakukan pemberian ekstrak Jahe, Daun Kelor dan Daun Pepaya kepada
Responden, sehingga diproleh hasil sebagai berikut:

4.1 Tabel Uji Pemberian Ekstrak pada Kelompok Eksperimen/ Perlakuan

Waktu Pemberian
( Per Hari)
1 2 3 4 5 6 7
No Responden Gejala
1 Responden  Batuk + + + - - - -
A  Bersin + + - - - - -
+ - - - - - -
 Pilek
+ + +
 Suara Serak, - - - -
- -
- - - -
 Sakit Tenggorokan - - -
- - - -
 Sakit Kepala + + +
- - - -
 Demam - - -

2 Responden  Batuk + + - - - - -
B  Bersin + + - - - - -

 Pilek + + + - - - -

 Suara Serak, + + - - - - -
- - - - - - -
 Sakit Tenggorokan
+ - - - - - -
 Sakit Kepala
+ - - - - - -
 Demam
3 Responden  Batuk + + + + - - -
C  Bersin + + + + - - -
 Pilek - - - - - - -
- - - - - - -
 Suara Serak,
- -
 Sakit Tenggorokan - - - - -
- -
- - - - -
 Sakit Kepala + -
- - - - -
 Demam

4 Responden  Batuk + + + - - - -
D  Bersin + + - - - -
+
 Pilek + + + - - - -

 Suara Serak, + + - - - -
+
+ - - - - - -
 Sakit Tenggorokan
+ + - - - -
 Sakit Kepala +
+ + + - - - -
 Demam

5 Responden  Batuk - - - - - - -
E  Bersin + - - - - - -

 Pilek - - - - - -
-
+ - - - - -
 Suara Serak,
- -
- - - - -
 Sakit Tenggorokan
+ + + + - - -
 Sakit Kepala +
+ + - - - -
 Demam

Dari tabel 4.1, dapat kita lihat bahwa kelompok eksperimen atau perlakuan memiliki
gejala yang hampir sama. Tetapi setelah diberi ekstrak Jahe, Daun Kelor dan Daun
Pepaya, adanya perubahan gejala dari yang positif hingga negative, dan pemberian ini
berlangsung selama 7 hari, dan pada hari ke- 6 dan ke- 7 tidak adanya gejala yang
ditimbulkan oleh responden A, B, C, D dan Responden E. Hal ini dapat membuktikan
bahwa pemberian ekstrak Jahe, Daun Kelor dan Daun Pepaya memberikan efek yang
baik bagi kesembuhan penderita ISPA. Peneliti memberikan ekstrak Jahe, Daun Kelor
dan Daun Pepaya dalam suatu wadah yang memiliki ukuran yang sama kepada setiap
responden. Hal ini untuk mencegah terjadinya perbedaan takaran ramuan tersebut, yang
diberikan kepada responden.

4.2 Tabel Uji Pemberian Ekstrak Pada Kelompok Kontrol

Waktu Pemberian
( Per Hari)
1 2 3 4 5 6 7
No Responden Gejala
1 Responden  Batuk + + + - - - -
1  Bersin + + - - - - -
+ - - - - - -
 Pilek
- - -
 Suara Serak, - - - -
- -
- - - -
 Sakit Tenggorokan - - -
- - - -
 Sakit Kepala + + +
- - - -
 Demam - - -

2 Responden  Batuk + + - - - - -
2  Bersin + + - - - - -

 Pilek - - - - - - -

 Suara Serak, + + - - - - -
- - - - - - -
 Sakit Tenggorokan
+ - - - - - -
 Sakit Kepala
+ - - - - - -
 Demam
3 Responden  Batuk + + + + - - -
3  Bersin + + + + - - -
- - - - - - -
 Pilek
- -
 Suara Serak, - - - - -
- -
- - - - -
 Sakit Tenggorokan - -
 Sakit Kepala + - - - - - -
 Demam - - - - -

4 Responden  Batuk + + + + + + -
4  Bersin + + - - - -
+
 Pilek + - - - - - -

 Suara Serak, - - - - - -
-
+ - - - - - -
 Sakit Tenggorokan
+ + - - - -
 Sakit Kepala +
+ + + - - - -
 Demam

5 Responden  Batuk + + + + - - -
5  Bersin + + - - - - -

 Pilek - - - - - -
-
+ - - - - -
 Suara Serak,
- -
- - - - -
 Sakit Tenggorokan
+ + + + - - -
 Sakit Kepala -
- - - - - -
 Demam

Dari Tabel 4.2, dapat dilihat bahwa kelompok Kontrol rata-rata memiliki gejala ISPA pada
umumnya yakni batuk, bersin, pilek, suara serak, sakit kepala, tetapi ada pula responden yang
sama sekali tidak mengalami demam dan sakit tenggorokan. Peneliti memberikan ekstrak Jahe,
Daun Kelor dan Daun Pepaya dalam suatu gelas yang memiliki ukuran yang sama kepada setiap
responden. Hal ini untuk mencegah terjadinya perbedaan takaran ramuan tersebut, yang
diberikan kepada responden. Untuk kelompok kontrol, rata-rata kesembuhan yakni pada hari ke-
7.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. (2002). Pedoman pemberantasan penyakit infeksi saluran
pernapasan akut untuk penanggulangan pnemonia pada balita. Jakarta: Dirjen PPM &
PLP.

Notoadmojo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Profil Kesehatan NTT. (2018). Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur

Redi Aryanta, I. W. (2019). Manfaat Jahe Untuk Kesehatan. Widya Kesehatan, 1(2), 39–43.
https://doi.org/10.32795/widyakesehatan.v1i2.463

Setyaningrum, R. (2019). Aplikasi Pemberian Minuman Herbal Jahe Merah Dan Madu Untuk Mengatasi
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas Pada Balita Dengan ISPA. Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Magelang

WHO. (2003a). Traditional medicine. Diperoleh tanggal 16 April 2021 dari


http://www.who.int/inf-fs/en/fact134.html
Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan Eksperimen

Gambar 1. Daun Pepaya Gambar 2. Daun Kelor

Gambar 3. Jahe

Gambar 4. Merebus Daun Pepaya, Daun Kelor, dan Jahe secara bersamaan dan
Gambar 5. Hasil Ekstrak

Gambar 6, 7, 8, 9, 10. Responden A, B, C, D. E ( Responden Kelompok Perlakuan)

Anda mungkin juga menyukai