Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA UMUM

HUKUM OHM DAN RANGKAIAN HAMBATAN SERI – PARALEL


DENGAN APLIKASI EWB

KELOMPOK :3

NAMA MAHASISWA : 1. Cindy Elviani Sembiring (4202220006)


2. Dea Ayu Putri (4203220010)
3. Melani Octrinidia Tambunan (4203220030)
4. Rifky Situmorang (4203220029)
5. Rosmida Valentina Simanullang (4203220014)
KELAS : PSB 20 D

PROGRAM STUDI : Biologi Nondik

JURUSAN : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA)

TANGGAL PELAKSANAAN : Kamis, 22 April 2021

DOSEN PENGAMPU : Budiman Nasution S.Pd., M.Si.

ASISTEN LABORATORIUM : Iffah Khairiyah Ismayanti

LABORATORIUM FISIKA UMUM

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIK DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


A. JUDUL PRAKTIKUM : HUKUM OHM DAN RANGKAIAN
HAMBATAN SERI – PARALEL DENGAN APLIKASI EWB

B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep hukum Ohm dengan bantuan aplikasi
EWB
2. Untuk mengetahui hubungan antara tegangan dan kuat arus
3. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi hambatan

C. TINJAUAN PUSTAKA
Pada tahun (1787-1854) seorang ahli fisika jerman yang bernama George
Simon Ohm menyatakan sebuah hubungan antara arus listrik (I) yang mengalir
melalui suatu rangkaian dengan tegangan yang dipasang dalam rangkaian (V).
Hubungan tegangan dan arus listrik tersebut diperoleh dari eksperimennya yang
sering dikenal dengan sebutan Hukum Ohm (Sutrisno, 2009 : 146-147).
Hukum Ohm menyatakan “untuk suatu konduktor logam pada suhu
konstan, perbandingan antara perbedaan potensial ∆V antara dua titik dari
konduktor dengan arus listrik I yang melalui konduktor tersebut adalah
konstan” (Alonso, 1994 : 77), atau “Arus yang mengalir pada kawat sebanding
dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan tegangan pada rangkaian
tersebut” (Tipler, 2001 : 142).

V= I. R
Keterangan:
V = Tegangan Listrik (V)
I = Arus Listrik (A)
R = Hambatan (Resistansi) pada rangkaian (Ω)

Seperti yang telah diketahui bahwa Hukum Ohm bukanlah merupakan


sebuah hukum fundamental dari keelektromagnetan karena hukum tersebut
bergantung pada sifat-sifat medium pengantarnya. Bentuk hukum tersebut
sangat sederhana, dan adalah merupakan hal yang aneh bahwa banyak
penghantar yang menuruti hukum tersebut dengan baik, sedangkan penghantar
lainnya tidak menuruti hukum tersebut sama sekali, seperti bunyi pernyataan
hukum ohm diatas “untuk suatu konduktor logam pada suhu konstan”
(Halliday, 1984 :196).
Material konduktor-konduktor logam yang temperaturnya tidak banyak
berubah atau mengikuti Hukum Ohm disebut Ohmik, sedangkan material
konduktor-konduktor logam yang tidak mengikuti Hukum Ohm disebut non-
ohmik (Giancoli, 2014 :75). Namun terdapat beberapa faktor- faktor juga yang
dapat mempengaruhi hambatan pada suatu rangkaian, yaitu dirumuskan
dengan:
ρl
R=
A
Keterangan:
R = Hambatan (Resistansi) pada rangkaian (Ω)
ρ= Resistivitas (Ω.m)
ℓ = Panjang kawat (m)
A = Luas Penampang (m2)
Resistansi atau hambatan kawat penghantar homogen berbanding
lurus dengan panjang ℓ dan konstanta resistivitas material yang digunakan
ρ , serta berbanding terbailik dengan luas penampang A. Artinya semakin
panjang kawat penghantar, maka semakin besar hambatannya. dan
semakin kecil luas penampangnya, maka semakin besar juga
hambatannya. (Giancoli, 2014 :77).
Dalam pembuktian Hukum Ohm, suatu rangkaian yang terdiri dari
voltmeter dirangkai paralel dan amperemeter dirangkai seri agar
didapatkan hasil yang sesuai dengan pengukuran. Seperti gambar
rangkaian dibawah ini :
D. ALAT DAN BAHAN
1. Laptop/ Komputer

2. Simulasi/ Aplikasi Ewb

E. PROSEDUR KERJA
1. Buka dan instal aplikasi EWB
2. Susunlah rangkaian percobaan seperti di bawah ini dengan komponen-
komponen yang sudah ditentukan
3. Atur tegangan dan hambatan yang akan digunakan dalam rangkaian.

4. Hitunglah kuat arus yang mengalir dalam rangkaian dengan mengaktifkan


multimeter

5. Catat hasil praktikum dalam tabel hasil percobaan


6. Ulangi percobaan tersebut dengan data yang bervariasi

F. PEMBAHASAN
Tabel 3.1 Tabel Hasil Percobaan Hukum Ohm
Hambatan R Tegangan V Kuat Arus I
No ( Ohm ) ( Volt ) (Ampere)
Teori Praktik Teori Praktik Teori Praktik
1. 1k 1k 3V 3V 0,003A 0.003A
2. 10k 10k 3V 3V 0,0003A 0,0003A
3. 10k 10k 6V 6V 0,0006A 0,0006A
4 20k 20k 6V 6V 0,0003A 0,0003A
5 50k 50k 9V 9V 0,00018A 0,00018A

 Penjabaran Hasil Percobaan


Pada dasarnya, bunyi dari Hukum Ohm adalah"Besar arus listrik (I) yang
mengalir melalui sebuah penghantar atau Konduktor akan berbanding lurus
dengan beda potensial/tegangan (V) yang diterapkan kepadanya dan
berbanding terbalik dengan hambatannya (R)". Secara Matematis, Hukum
Ohmdapat diumuskan menjadi persamaan seperti dibawah ini:
V = IxR
I = V/R
Dimana=Voltage (Beda Potensial atau Tegangan yang satuan unitnya adalah
Volt
(V)=Current (Arus Listrik yang satuan unitnya adalah Ampere (A)
R=Resistance (Hambatan atau Resistansi yang satuan unitnya adalah Ohm ()
Pada Praktikum yang dilakukan maka :
1. Hambatan
 Secara teori RT = 10k
RT = 1k  Secara praktek
 Secara praktek RP = 10k
RP = 1k  % error =
 % error =
|Teori−Praktek
Teori |x 100 %
|Teori−Praktek
Teori |x 100 % =
1000−1000
=|
1000 |
x 100 %
|10000−10000
10000 |x 100 %
= |0| x 100 %
= |0| x 100 %
= 0%
= 0%
 Secara teori
-------------------------------------------------------------------------------------------------
 Secara teori =
RT = 20k
 Secara praktek |20000−20000
20000 |x 100 %
RP = 20k = |0| x 100 %
 % error = = 0%

|Teori−Praktek
Teori |x 100 %
 Secara teori =
RT = 50k
 Secara praktek |50000−50000
50000 |x 100 %
RP = 50k = |0| x 100 %
 % error =

|Teori−Praktek
Teori |x 100 %
2. Tegangan :

 Secara teori
VT = 3 v  Secara teori

 Secara praktek VT = 3 v

VP = 3 v  Secara praktek
VP = 3 v
3 V −3 V
% error = | 3V |x 100 % =

0%
% error = |3 V3−3V V |x 100 %
=0%
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
 Secara teori  Secara teori
VT = 6 v VT = 6 v
 Secara praktek  Secara praktek
VP = 6 v VP = 6 v

% error = |6 V6−6V V |x 100 % = % error = |6 V6−6V V |x 100 % =


0% 0%

----------------------------------------------------------------------------------------------------------
 Secara teori
VT = 9 v
 Secara praktek
VP = 9 v

% error = |9 V9−9V
V |
x 100 % = 0%

3. Kuat Arus
 Secara teori  Secara teori
IT = V T / R T IT = V T / R T
 Secara praktek  Secara praktek
IT = 0,003 A IT = 0,0003 A
 % error =  % error =

|0,000,00
3−0 ,0 03
3 |x 100 % |0,0003−0 ,00 03
0,000 3 |x 100 %
= |0| x 100 % = |0| x 100 %
=0% = 0%

 Secara teori  Secara teori


IT = V T / R T IT = V T / R T
 Secara praktek  Secara praktek
IT = 0,0006 A IT = 0,0003A
 % error =  % error =

|0,00 06−0,0
0,00 06
006
|x 100 % |0,00 00,003
3−0,0 0 03
|x 100 %
= |0| x 100 % = |0| x 100 %
=0% =0%
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
 Secara teori
IT = V T / R T
 Secara praktek
IT = 0,00018 A

 % error = |0,00 018−0,0


0,00 018
0018
|x 100 %
= |0| x 100 %
=0%
Maka Pengukuran arus pada rangkaian Hukum Ohm menggunakan EWB sama hasilnya
dengan hasil hitung arus secara matematis.
G. KESIMPULAN

1. Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui
sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diberikan
kepada penghantar tersebut. Sebuah benda penghantar (konduktor) dikatakan mematuhi
hukum Ohm apabila nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas
beda potensial yang diberikan kepada konduktor tersebut.
2. Hubungan tegangan dan kuat arus listrik adalah sebanding. Pada hambatan tetap, bila
kuat arus I bertambah besar, nilai tegangan V pun bertambah besar. Tetapi bila kuat arus
I berkurang, nilai tegangan V pun berkurang.
3. Hambatan (R/resistor) mempengaruhi kuat arus listrik. Dapat digambarkan pengaruh
hambatan (R) terhadap kuat arus bagaikan kotoran yang menyumbat aliran air dalam
pipa. Semakin banyak kotoran (besar hambatan) maka kuat aliran air semakin
lemah/kecil. Demikian pula dalam listrik, arus semakin kecil jika melewati hambatan.
Semakin besar hambatan (dalam satuan ohm) semakin kecil arus yang mengalir. Kuat
arus sering dilambangkan dengan "I".

H. DAFTAR PUSTAKA
Alonso Marcelo, Edward J. Finn. 1994. FUNDAMENTAL UNIVERSITY
PHYSICS, 2nd Edition. Penerbit Erlangga, Jakarta.

David Halliday and Robert Resnick. 1984. Fisika Edisi ke-3, Jilid 2, Penerbit
Erlangga, Jakarta.

Drs. Sutrisno, M.Si., Arif Tjahjono, ST, M.Si. 2009. Fisika Dasar II (Untuk
Sains dan Kedokteran). Lembaga Penelitian UIN
Jakarta.
R. A. Z.(2017). Efforts to Improve Scientific Literacy of Students through
GuidedInquiry Learning Basedon Local Wisdom of
Baduy’s Society’. Jurnal Penelitian dan Pembelajaran
IPA,3(2), 84-91.

Giancoli, Douglas C. 2014. Fisika Prinsip dan Aplikasi Jilid 2 Edisi ke Tujuh.
Penerbit Erlangga, Jakarta.

Tipler, Paul A. 2001. Physics for Scientists and Engineers. Penerbit Erlangga,
Jakarta.
I. TANDA TANGAN

Medan, 27 April 2021

Asisten Laboratorium Mahasiswa,

Iffah Khairiyah Ismayanti Rifky Situmorang

NIM : - NIM : (4203220029)


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai