BAB II Ulkus Peptikum
BAB II Ulkus Peptikum
TINJAUAN PUSTAKA
2.5.2. Farmakologi
1. Antagonis Reseptor H2
Tindakan pembedahan ada dua macam yaitu reseksi bagian distal lambung
atau gastrektomi sebagian (partial gastrectomy) dan Vagotomi yang
bermanfaat untuk mengurangi sekresi asam lambung terutama pada ulkus
duodenum (Akil, 2006).
2.6.2. Radiografi
Pemeriksaan radiografi pada saluran gastrointestinal bagian atas juga bisa
menunjukkan ulkus peptikum. Salah satu kekurangannya adalah paparan
radiasi. Keuntungan endoskopi bisa melakukan biopsi mukosa untuk
mendiagnosis Helicobacterpylori, sedangkan radiografi terbatas dalam
praktik dunia kedokteran modern (Vakil, 2010). Diagnosis ulkus peptikum
biasanya dipastikan dengan pemeriksaan barium radiogram. Bila radiografi
barium tidak berhasil membuktikan adanya ulkus dalam lambung atau
duodenum tetapi gejala-gejala tetap ada, maka ada indikasi untuk
melakukan pemeriksaan endoskopi. Pemeriksaan kadar serum gastrin
dapat dilakukan jika diduga ada karsinoma lambung atau sindrom
Zolliger-Ellison (Wilson dan Lindseth,2005).
2.7.3. Merokok
Bukti yang cukup kuat menunjukkan bahwa mengkonsumsi rokok merupakan
faktor yang cukup besar yang berhubungan dengan kejadian, lama kejadian,
rekurensi dan komplikasi dari ulkus peptikum yang disebabkan oleh
Helicobacterpylori. Suatu penelitian epidemiologi menunjukkan merokok
meningkatkan risiko baik ulkus duodenal maupun ulkus lambung dan risikonya
tergantung pada jumlah rokok yang dikonsumsi. Merokok memperlambat
penyembuhan ulkus, menyebabkan rekurensi, dan meningkatkan risiko
komplikasi. Berhenti merokok sangat penting untuk mencegah rekurensi dari
ulkus duodenal (Tas et al, 2015).
2.7.4. Konsumsi alkohol
Konsentrasi tinggi dari alkohol menyebabkan kerusakan pembatas mukosa
lambung terhadap ion hidrogen dan berhubungan dengan lesi mukosa lambung
akut yang disebabkan pendarahan mukosa. Alkohol sendiri menstimulasi sekresi
asam, dan komposisi dari minuman beralkohol selain dari alkohol juga
menstimulasi sekresi asam (Luo et al, 2002).