HUKUM KETENAGAKERJAAN
HARIS FADHILLAH
041594764
1. Jam kerja Fulan adalah 8 jam sehari/40 jam seminggu. Ia harus melakukan kerja lembur
selama 2 jam/hari selama 2 hari. Gaji yang didapat Fulana adalah Rp. 5.250.000,-/bulan
termasuk gaji pokok dan tunjangan tetap. Berapa upah lembur yang didapat Fulan?
Jawab :
Diketahui :
Take home pay fulan berupa gaji pokok dan tunjangan tetap berarti upah sebulan = 100%
upah
Jawab :
1
2 jam x 1,5 x x Rp. 5.250.000 = 91040
173
1
2 jam x 2 x x Rp. 5.250.000 = 12138
173
Jawab :
Pasal 111 ayat (1) UU No.13/2003 mengatur bahwa Peraturan Perusahaan sekurang-
kurangnya memuat sebagai berikut:
syarat kerja;
Pasal 8 ayat (2) Permenaker 16/2011 mengatur bahwa permohonan pengesahan Peraturan
Perusahaan dilengkapi dengan dokumen sebagai berikut:
naskah Peraturan Perusahaan yang dibuat dalam rangkap 3 (tiga) dan ditandatangani oleh
pengusaha; dan
bukti telah dimintakan saran dan pertimbangan dari serikat pekerja/serikat buruh dan/atau
wakil pekerja/buruh apabila di perusahaan tidak ada serikat pekerja/serikat buruh.
Pasal 11 ayat (3) UU No.13/2003 mengatur bahwa Peraturan Perusahaan berlaku paling
lama 2 (dua) tahun dan wajib diperbaharui setelah habis masa berlakunya. Perusahaan
dapat mengubah Peraturan Perusahaan asalkan hal tersebut telah disepakati oleh para
pekerja/buruh dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Jawab :
Setiap perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan jasa dan/atau barang baik
nasional maupun multinasional dalam menjalankan manajemen dan operasionalnya
sehari-hari yang berkaitan dengan ketenagakerjaan pastinya membutuhkan suatu
peraturan perusahaan yang berlaku dan dipatuhi oleh seluruh karyawan agar dapat
berjalan dengan baik dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pengertian peraturan perusahaan berdasarkan Pasal 1 angka 20 Undang-Undang Nomor
13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (“UU Ketenagakerjaan”) adalah peraturan
yang dibuat secara tertulis oleh pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja dan tata tertib
perusahaan. Peraturan perusahaan disusun oleh pengusaha dan menjadi tanggung jawab
dari pengusaha yang bersangkutan. Penyusunan peraturan perusahaan dilakukan dengan
memperhatikan saran dan pertimbangan dari wakil pekerja/buruh di perusahaan yang
bersangkutan.
Peraturan perusahaan bertujuan untuk menjamin keseimbangan antara hak dan kewajiban
pekerja, serta antara kewenangan dan kewajiban pengusaha, memberikan pedoman bagi
pengusaha dan pekerja untuk melaksanakan tugas kewajibannya masing-masing,
menciptakan hubungan kerja harmonis, aman dan dinamis antara pekerja dan pengusaha,
dalam usaha bersama memajukan dan menjamin kelangsungan perusahaan, serta
meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya.
Menurut Pasal 111 UU Ketenegakerjaan, Peraturan perusahaan sekurang-kurangnya
memuat: