ABSTRAK
Snellen Chart merupakan tabel yang digunakan untuk mengukur seberapa baik penglihatan
seseorang pada berbagai jarak atau yang disebut dengan visual acuity (ketajaman penglihatan).
Pada beberapa alat yang telah dibuat sebelumnya terdapat kelemahan yang sama, yaitu belum
terdapat keputusan atau hasil akhir yang diperoleh dari pemeriksaan Snellen Chart tersebut atau dengan
kata lain belum terdapat hasil normal atau tidaknya ketajaman penglihatan pasien yang telah melakukan
pemeriksaan visus mata dengan snellen chart. Mengacu pada hal tersebut, penulis mengembangkan
teknologi pembacaan Snellen Chart dengan menambahkan keputusan atau hasil akhir dari pemeriksaan
visus mata yaitu normal atau tidak normalnya ketajaman penglihatan pasien yang nantinya akan
ditampilkan pada layar LCD 2x16.
Dari hasil pengukuran yang telah dilakukan, diperoleh error tegangan sebesar 0 % dan
pengukuran timer diperoleh error sebesar 1,35%.
Setelah melalui proses studi literatur, eksperimen, pembuatan modul, serta pendataan, maka dapat
disimpulkan jika alat “Snellen Chart Disertai Hasil Normal/Tidak Normalnya Ketajaman Penglihatan
Berbasis Mikrokontroller” layak digunakan dan sesuai dengan perencanaan.
1
2. Keputusan atau hasil akhir hanya memunculkan 5. Membuat box snellen dilengkapi lampu pijar
normal/tidaknya ketajaman penglihatan DC untuk penerangan.
pasienyang ditampilkan pada LCD 2x16. Manfaat
3. Pemeriksaan visus mata dengan snellen chart
pada layar monitor dilakukan pada jarak 6 Manfaat Teoritis
meter.
4. Kontrol snellen dihubungkan dengan kabel Untuk menambah pengetahuan mahasiswa
menuju ke box snellen. teknik elektromedik tentang pemeriksaan
5. Control snellen terdiri dari tombol ON/OFF, ketajaman penglihatan dengan Snellen Chart yang
YA (huruf dapat terlihat), TIDAK (huruf tidak dapat menganalisa normal/tidaknya ketajaman
dapat terlihat), serta LCD yang didesain dapat penglihatan pasien.
dijangkau oleh pasien yang sedang duduk di
kursi. Manfaat Praktis
6. Alat hanya di desain untuk mengetahui normal
atau tidaknya ketajaman penglihatan pasien, Alat ini diharapkan dapat memudahkan
jadi tidak secara langsung mendeteksi kelainan. operator atau perawat mata dalam menunjukkan
7. Papan/box Snellen Chart dikhususkan untuk hasil pemeriksaan visus mata secara langsung
pasien yang sedang duduk di kursi. kepada pasien. Hasil akhir (normal/tidak normal)
8. Waktu penerangan maksimal tiap huruf adalah akan menambah efisiensi waktu pemeriksaan mata
15 detik pasien, karena ketika hasil yang dikeluarkan adalah
9. Pola urutan penerangan huruf akan dibuat normal maka pasien tidak perlu melakukan
dengan 6 pola acak untuk 6 pemeriksaan yang pemeriksaan lebih lanjut. Hal ini disebabkan karena
berbeda kegunaan utama alat ini adalah untuk mengukur
ketajaman visual, jadi tidak secara langsung
mendeteksi kelainan.Namun jika mata pasien
Rumusan Masalah mengalami low vision (ketajaman lemah), itu
merupakan gejala kelainan. Jika demikian, dokter
Dapatkah dibuat alat “Snellen Chart akan memeriksa kelainan apa yang diderita atau
Disertai Hasil Normal/Tidak Normalnya pasien akan diarahkan untuk melakukan
Ketajaman Penglihatan Berbasis Mikrokontroller”? pemeriksaan lebih lanjut seperti pemeriksaan plus
minus mata dengan alat yang biasanya disebut
Tujuan Auto-refraktor.
2
meter lebih 10 cm (tepatnya 609.6 cm). Tapi tentu
saja kelebihan 10 cm itu boleh diabaikan.
Organ dalam
Bagian-bagian pada organ mata
bekerjasama mengantarkan cahaya dari sumbernya
menuju ke otak untuk dapat dicerna oleh system
saraf manusia. Bagian-bagian tersebut adalah:
Kornea
Merupakan bagian terluar dari bola mata yang
menerima cahaya dari sumber cahaya.
Sklera
Merupakan bagian dinding mata yang berwarna
putih. Tebalnya rata- rata 1 milimeter tetapi
pada irensi otot, menebal menjadi 3 milimeter. Gambar 2.2.SnellenChart
Pupil dan iris
Dari kornea, cahaya akan diteruskan ke pupil.
Pupil menentukan kuantitas cahaya yang masuk Pemeriksaan visus merupakan
ke bagian mata yang lebih dalam. Pupil mata pemeriksaan fungsi mata. Gangguan penglihatan
akan melebar jika kondisi ruangan yang gelap, memerlukan pemeriksaan untuk mengetahui sebab
dan akan menyempit jika kondisi ruangan kelainan mata yang mengakibatkan turunnya visus.
terang. Lebar pupil dipengaruhi oleh iris di Visus perlu dicatat pada setiap mata yang
sekelilingnya. Iris berfungsi sebagai diafragma. memberikan keluhan mata.
Iris inilah terlihat sebagai bagian yang berwarna Pengenalan Kegunaan Snellen
pada mata. Visus adalah ketajaman atau kejernihan
Lensa mata penglihatan, sebuah bentuk yang khusus di mana
Lensa mata menerimacahayadari pupil dan tergantung dari ketajaman fokus retina dalam bola
meneruskannya pada retina. Fungsi lensa mata mata dan sensitifitas dari interpretasi di otak.
adalah mengatur focus cahaya, sehingga cahaya Visus adalah sebuah ukuran kuantitatif
jatuh tepat pada bintik kuning retina. Untuk suatu kemampuan untuk mengidentifikasi simbol-
melihat objek yang jauh (cahaya dating dari simbol berwarna hitam dengan latar belakang putih
jauh), lensa mata akan menipis. Sedangkan dengan jarak yang telah distandardisasi serta
untuk melihat objek yang dekat ukuran dari simbol yang bervariasi. Ini adalah
(cahayadatangdaridekat), lensa mata akan pengukuran fungsi visual yang tersering digunakan
menebal. dalam klinik. Istilah “visus 20/20” adalah suatu
Retina atau Selaput Jala bilangan yang menyatakan jarak dalam satuan kaki
Retina adalah bagian mata yang paling peka yang mana seseorang dapat membedakan sepasang
terhadap cahaya, khususnya bagian retina yang benda. Satuan lain dalam meter dinyatakan sebagai
disebut bintik kuning. Setelah retina, cahaya visus 6/6. Dua puluh kaki dianggap sebagai tak
diteruskan ke saraf optik. terhingga dalam perspektif optikal (perbedaan
Saraf optik dalam kekuatan optis yang dibutuhkan untuk
Saraf yang memasuki sel tali dan kerucut memfokuskan jarak 20 kaki terhadap tak terhingga
dalam retina. hanya 0.164 dioptri). Untuk alasan tersebut, visus
20/20 dapat dianggap sebagai performa nominal
Snellen Chart untuk jarak penglihatan manusia, visus 20/40 dapat
Snellen chart adalah poster yang berfungsi dianggap separuh dari tajam penglihatan jauh dan
untuk mendeteksi tajam penglihatan seseorang. visus 20/10 adalah tajam penglihatan dua kali
Berhubung ada perbedaan antara sistem normal.
pengukuran yang dipakai di Indonesia (juga Menurut penjelasan Dr. Yana Rosita, SpM
sebagian besar negara lain di dunia) dan Amerika yang berpraktek di RS. Mata Undaan Surabaya,
Serikat, Snellen chart ini pun terdapat dalam dua Snallen Chart itu sendiri hanya dapat menentukan
versi angka. Yang satu dalam angka metrik dan normal atau tidaknya ketajaman penglihatan
yang satu lagi dalam angka imperial. Snellen chart seseorang. “Snellen Chart ini hanya dapat
metrik dinyatakan dalam pembanding 6 meter (6/6, mengetahui normal atau tidaknya visus mata dan
6/9, 6/12, dan seterusnya sampai 6/60). tidak dapat digunakan untuk mengetahui kelainan
Sedangkan Snellen chart imperial adalah seperti pada mata secara spesifik”, jelasnya.
yang terdapat di gambar di bawah ini. Angkanya Ketentuan yang diperoleh untuk jarak
dinyatakan dalam pembanding 20 kaki (20/20 baca snellen itu sendiri adalah 6 meter atau 20 kaki.
sampai 20/200). Apakah 20 kaki sama dengan 6 Sedangkan jarak huruf terbawah snellen akan
meter? Sebenarnya tidak: 20 kaki sama dengan 6 didesain sekitar 1,25m dari lantai karena menurut
Bapak Yusron Shirmohamad SKM, salah satu
3
dosen di Akademi Refraksi Optisi Surabaya, huruf komponen – komponen eksternal seperti ADC,
terbawah snellen chart harus sejajar dengan mata DAC, motor stepper, Keypad, LCD, ROM external
pasien yang sedang duduk di kursi (ketinggian (untuk memasukkan data ke IC AT89S51) dll
kursi bebas, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu
pendek).
KontrolSnellen
Kontrol snellen ini berfungsi untuk BAGIAN IC AT89S51
mengambil data pasien, apakah pasien dapat Didalam IC mikrokontroler AT89S51 terdapat
membaca tiap baris huruf snellen yang beberapa bagian yang penting, diantaranya :
dimunculkan atau ditandai dengan nyala lampu di 1. CPU (Central Processing Unuit)
tiap barisnya secara berurutan. Kontrol snellen ini : berperan sebagai pengatur lalu lintas data
terdiri dari tombol ON/OFF, YA (huruf dapat sekaligus sebagai pemproses utama.
terlihat), TIDAK (huruf tidak dapat terlihat), serta 2. RAM (Random Accses
LCD yang tergabung dalam blok remote kabel. Memory) : biasanya digunakan untuk
Tombol-tombol inilah yang nantinya akan menyimpan data atau variable yang bersifat
dihubungkan ke IC Mikrokontroler. IC inilah yang sementara.
akan menganalisa normal atau tidak normalnya 3. EEPROM (Electrical Erasable
ketajaman penglihatan pasien dan menampilkannya reProgrammable) : fasilitas ini digunakan
pada LCD 2x16. untuk menghapus isi dari memory (berupa
program) kemudian isi memory yang sudah
dihapus tersebut dapat diprogran ulang.
4. Input / Output (I / O) :
merupakan pin – pin yang dipakai sebagai
input atau output tergantung dari pemakaian
yang berjumlah 32 pin, terdiri dari Port 0, Port
1, Port 2 dan Port 3.
4
menghemat daya listrik yang digunakan. Huruf BEGIN SIMPAN DATA
YA/TIDAK
lantai. Box huruf akan lebih timbul daripada box Yes Yes
TIMER ON No
END
Yes
DETEKSI YA
LAMPU
15 DETIK Yes
BERIKUTNYA
No
Yes
YA DITEKAN
No No
Yes
DETEKSI TIDAK
15 DETIK
No
TIDAK
DITEKAN
Gambar 2.6. Box Snellen
5
Penulis menyusun jadwal kegiatan
Keterangan Gambar : menurut kalender Akademik yang ada di Politeknik
1. Kontrol Snellen didesain dapat dijangkau oleh Kesehatan Jurusan Teknik Elektromedik Surabaya.
pasien yang sedang duduk.
2. Kontrol Snellen (Tampak atas) merupakan
media untuk mengambil input data dam HASIL DAN ANALISIS
menampilkannya pada LCD 2x16 PengukuranI : Teganganpada Output 4 Port IC
3. Rangkaian microcontroller untuk menganalisa AT89s51 (SebelumMelewatiKabelPenghubung
apakah hasil pemeriksaan normal atau tidak Box Kontroldengan Box Utama)
normal. Driver 74LS154 digunakan untuk Data berikut ini merupakan data yang
menyalakan lampu. diperoleh dari hasil pengukuran terhadap 4 port
4. Box Snellen sebagai media pemeriksaan pada IC AT89s51 yaitu p3.0 – p3.3 untuk sekali
pasien visus. pemeriksaan.
METODOLOGI PENELITIAN
Tabel 5.1. PengukuranI (13 Lampu, Port P3.0 dan
Urutan Kegiatan P3.1)
1. Mempelajari teori – teori yang berhubungan Tabel 5.2.PengukuranI (13 Lampu, Port P3.2 dan
dengan permasalahan yang dibahas melalui P3.3)
studi kepustakaan.
2. Mempelajari dan merancang teknis pembuatan
modul tersebut.
3. Merencanakan anggaran biaya pembuatan
modul.
4. Membuat diagram blok dengan perancangan
secermat mungkin.
5. Membuat diagram alir sebagai urutan cara
kerja alat.
6. Menyiapkan bahan berupa komponen, box dan
peralatan yang dibutuhkan dalam pembuatan Tabel 5.3.HasilPengukuranI (13 Lampu, Port P3.0
modul. dan P3.1)
7. Membuat jadwal kegiatan untuk mengatur
waktu pembuatan modul.
8. Menyusun proposal tugas akhir.
9. Merancang diagram, rangkaian dan menguji
coba pada project board.
10. Membuat skematik dan layout rangkaian pada
PCB
11. Memasang komponen pada PCB
12. Menguji dan mengukur output rangkaian
13. Membuat box alat dan menguji coba alat
secara keseluruhan Tabel 5.4.HasilPengukuranI (13 Lampu, Port P3.2
14. Menyusun KTI dan P3.3)
Jenis Penelitian
6
Pengukuran II : Tegangan pada Input IC Pengukuran III : Tegangan pada Lampu pada
74LS154 (Setelah Melewati Kabel Penghubung saat Hidup dan Mati
Box Kontroldengan Box Utama) Pengukuran dilakukan dengan mengukur
Data berikut diperoleh dari hasil tegangan satu per satu lampu pada saat mat
pengukuran tegangan pada input A, B, C, dan D IC imaupun menyala. Sehingga akan diperoleh data
74LS154 sebagai driver lampu setelah melewati sebagai berikut:
kabel penghubung.
Tabel 5.9.Pengukuran Tegangan saat Lampu
Tabel 5.5.Pengukuran II {13 Lampu,2 Input(A dan Hidup dan Mati
B)}
Tabel 5.6.Pengukuran II {13 Lampu,2 Input(C dan Tabel 5.10. Hasil Pengukuran Tegangan saat
D)} Lampu Hidup dan Mati
7
IC akan mengeluarkan logika 0 (L) sehingga
transistor bertipe PNP akan saturasi dan
menyambungkan ground untuk mengaktifkan coil
relay 5V. Ketika coil relay telah dilalui tegangan,
maka kontak yang terhubung dengan tegangan 12V
akan berpindah dari Nc ke No sehingga lampu pijar
akan menyala. Sedangkan dalam keadaan mati,
Analisa Keseluruhan Data Pengukuran lampu tidak mendapat tegangan karena transistor
Dari hasil pengukuran tegangan dan timer PNP cut off. Hal ini disebabkan oleh output IC
15 detik didapatkan hasil yang bervariasi, tetapi 74LS154 yang mengeluarkan logika 1 (H) untuk
untuk timer 15 detik tidak berbeda jauh dari hasil lampu yang tidak menyala.
yang ditampilkan oleh alat pembanding
(stopwatch). Faktor yang mempengaruhi hasil Rangkaian Target
J1
J2
1
2
3
4
detik.
VC C R 1 C O N 8 U 1 J3
40
1 2 39 21 1
P 0 .0 /A D 0 P 2 .0 /A 8
VC C
3 38 22 2
4 37 P 0 .1 /A D 1 P 2 .1 /A 9 23 3
5 36 P 0 .2 /A D 2 P 2 .2 /A 1 0 24 4
6 35 P 0 .3 /A D 3 P 2 .3 /A 1 1 25 VC C
7 34 P 0 .4 /A D 4 P 2 .4 /A 1 2 26 S TAR T
8 33 P 0 .5 /A D 5 P 2 .5 /A 1 3 27 Y A C O N 4
P 0 .6 /A D 6 P 2 .6 /A 1 4 R 2
9 32 28 TID A K
P 0 .7 /A D 7 P 2 .7 /A 1 5
1
5K
R E S IS T O R S IP 1 0 P 0 .0 1 10 IN P U T D
P 0 .1 2 P 1 .0 P 3 .0 /R X D 11 IN P U T C 2
f ro m p r o g ra m m e r P 0 .2 3 P 1 .1 P 3 .1 /T X D 12 IN P U T B J10
P 0 .3 4 P 1 .2 P 3 .2 /IN T O 13 IN P U T A
P 0 .4 5 P 1 .3 P 3 . 3 /IN T 1 14 1
1 P 0 .5 6 P 1 .4 P 3 .4 /TO 15 2
2 P 0 .6 7 P 1 .5 P 3 . 5 /T 1 16 P 3.6 3
3 P 1 .6 P 3 .6 /W R
3
P 0 .7 8 17 P 3.7 4
4 P 1 .7 P 3 .7 /R D
J5
5 XTL1 19 29
6 XTL2 18 XTA L1 PSEN C O N 4 1
9 XTA L2 30 2
JP1 R ST A L E /P R O G 3
VC C P 3 .6
4
G N D
31
VC C E A /V P P P 3 .7 5
D 1 P 0 .0 6
A T89C 51 P 0 .1 7
20
C 1 4149 P 0 .2 8
+
10uF P 0 .3 9
R 3 P 0 .4 10
P 0 .5 11
P 0 .6 12
C 2 D 2 P 0 .7 13
R 4 XTL1 14
1K SW 1 15
16
re s e t 30p Y 1 4148 LC D
J6 J7 J8 J9
VC C VC C C 3 12M H z
XTL2 1 1 1 1
C O N 1 C O N 1 C O N 1 C O N 1
30p
L1
R 4 R 7
G R D 4 GR D 7
2
5 V J6 12 V 12 V 12 V
L2
R 5 R 8
tombol TIDAK.
3 Q2 R E LAY S PD T LAM P U 2
1
J7 L5 L8
PN P 3 Q5 J19 R ELA Y SP D T LA M PU 5 3 Q8 J31 R E LAY SPD T LAM P U 8
1 K 1 PN P PN P
GR D 2 1 K 1 1 K 1
2
GR D 5 GR D 8
2
12 V
5 V J10 12 V 12 V
K3 5 V J22 5 V J34
1 5
1 K6 1 K9
J12 VC C 3 3 J13 5 5
4 J24 VC C 6 3 J25 J36 VC C 9 3 J37
1 C 3 D 3 1 1 4 4
2 100 uF 2 2 1 C 6 D 6 1 1 1 C 9 D 9 1 1
Program
R 3 L3 2 100 uF 2 2 2 100 uF 2 2
1
3 Q3 R ELA Y SP D T LA M PU 3 R 6 R 9
1
J11 L6 L9
VC C PN P 3 Q6 J23 R E LAY S PD T LAM P U 6 3 Q9 J35 R ELAY S PD T LAM P U 9
1 K 1 PN P PN P
1 K 1 1 K 1
GR D 3
2
GR D 6 GR D 9
24
U 1
1
0 2
VC C
1 3
2 4
3 5
J1 4 6 5 V
23 5 7
4 22 A 6 8 VC C
org 0h
G N D
19 17 K 12 J40 V C C 10 3 5 V
G2 15 1 5 4
VC C 12 3 J49 1 C 10 D 10 1 1 12 V
J48
74LS 154 4 2 100 uF 2 2
12
1 C 12 D 12 1 1 R 10
1
L10
2 100 uF 2 2 3 Q 10 R E LAY S PD T LAM P U 10
J39
R 12 PN P
1
L12 J55
3 Q 12 R ELA Y SP D T LA M PU 12 1 K 1
J47
call init_LCD ;
PN P 1
G R D 10
1 2
2
1 K
G R D 12 12 V
2
12 V
5 V J42
12 V K 11 J56
1
L11
2 100 uF 2 2 3 Q 11 J43 R ELA Y SP D T LA M PU 11
R 13 PN P
1
L13
1 K
G R D 13
2
R 1
1
2
C 1
100 uF
D 1 1
2
1
2 mov R5,#0
1
L1
3 Q 1
PN P
J3
1
R ELAY SPD T LAM PU 1
Mov TMOD,#00010000b
1 K
G R D 1 Load5a :Mov TH1,#015h
2
Mov TL1,#0A0h
Gambar 6.2. Driver per Lampu setb TR1
oflow5a : jnb TF1,oflow5a
Driver 74LS154 akan mengeluarkan clr TR1
output logika 0 (L) untuk menyalakan lampu dan clr TF1
logika 1 (H) untuk tidak menyalakan lampu. Pada jnb p2.5,start_2a
saat lampu 1 menyala, maka output 1 pada kaki 2 jnb p2.6,timer15_2a
8
jnb p2.7,saveno5a ---, ---, http://www.precision-
inc R5 vision.com/index.cfm/feature/10/b--letter-
CJNE R5,#250,load5a chart-measurements.cfm
saveno5a: inc r6 ---, ---,
sjmp timer15_2a http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/P
;sub rutin 15 detik ke.2 MC2814576/
---, ---,
PENUTUP http://www.induceddyslexia.com/snellencha
rt.htm
Kesimpulan ---, ---,
http://fisikaher.blogspot.com/2010/12/rangk
Setelah melakukan proses pembuatan dan aian-power-supply.html
study literatur perencanaan, pengujian alat dan
pendataan, maka penulis dapat menyimpulkan
sebagai berikut : Biodata Penulis
- Alat dapat menampilkan hasil Nama : Ristica Tyas Surya
normal/tidak normalnya ketajaman TTL : Mataram, 19 September 1993
penglihatan mata Alamat : Jalan Teratai II nomor 326 Wisma Sweta
- Alat dapat menyalakan lampu pijar 12V Indah Mataram
selama 15 detik Email : risticatyassurya@ymail.com
- Alat dapat menyalakan lampu dengan 6
pola acak
- Setelah dilakukan pengukuran, didapatkan
nilai error rata rata pengukuran, yaitu
sebesar 1,35%
Saran
DAFTAR PUSTAKA