Anda di halaman 1dari 9

SNELLEN CHART DISERTAI HASIL NORMAL/TIDAK NORMALNYA KETAJAMAN

PENGLIHATAN BERBASIS MIKROKONTROLER


(Ristica Tyas S., I Dewa Gede Hari W, Priyambada C. Nugraha)
Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Surabaya
Jl. Pucang Jajar Timur No. 10 Surabaya

ABSTRAK
Snellen Chart merupakan tabel yang digunakan untuk mengukur seberapa baik penglihatan
seseorang pada berbagai jarak atau yang disebut dengan visual acuity (ketajaman penglihatan).
Pada beberapa alat yang telah dibuat sebelumnya terdapat kelemahan yang sama, yaitu belum
terdapat keputusan atau hasil akhir yang diperoleh dari pemeriksaan Snellen Chart tersebut atau dengan
kata lain belum terdapat hasil normal atau tidaknya ketajaman penglihatan pasien yang telah melakukan
pemeriksaan visus mata dengan snellen chart. Mengacu pada hal tersebut, penulis mengembangkan
teknologi pembacaan Snellen Chart dengan menambahkan keputusan atau hasil akhir dari pemeriksaan
visus mata yaitu normal atau tidak normalnya ketajaman penglihatan pasien yang nantinya akan
ditampilkan pada layar LCD 2x16.
Dari hasil pengukuran yang telah dilakukan, diperoleh error tegangan sebesar 0 % dan
pengukuran timer diperoleh error sebesar 1,35%.
Setelah melalui proses studi literatur, eksperimen, pembuatan modul, serta pendataan, maka dapat
disimpulkan jika alat “Snellen Chart Disertai Hasil Normal/Tidak Normalnya Ketajaman Penglihatan
Berbasis Mikrokontroller” layak digunakan dan sesuai dengan perencanaan.

Kata Kunci : Snellen Chart, Ketajaman Penglihatan, Mikrokontroler

PENDAHULUAN oleh Agus Wahyuana dengan judul “Snellen


berbasis Mikrokontroller” dengan tampilan huruf
Latar Belakang snellen yang terdapat pada box dengan penerangan
berupa lampu pijar DC.
Pesatnya perkembangan teknologi Namun terdapat kelemahan dari alat-alat
elektronika di zaman modernisasi iniakan yang telah disebutkan di atas, yaitu belum terdapat
memberikan dampak positif bagi perkembangan keputusan atau hasil akhir yang diperoleh dari
peralatan kedokteran, contohnya pada pembacaan pemeriksaan Snellen Chart tersebut atau dengan
huruf bagi pasien visus mata atau snellen chart. kata lain belum terdapat hasil normal atau tidaknya
Snellen Chart itu sendiri merupakan tabel yang ketajaman penglihatan pasien yang telah
biasa digunakan untuk mengukur seberapa baik melakukan pemeriksaan visus mata dengan snellen
penglihatan seseorang pada berbagai jarak atau chart. Selain itu, adanya operator juga diperlukan
yang disebut dengan visual acuity (ketajaman untuk memantau proses input data oleh pasien,
penglihatan). karena pentingnya kevalidan data yang akan
Sebagai referensi, pada tugas akhir Deny diproses.
Prio Livanto (2001) yang berjudul“Alat Penguji Dengan mengacu pada kelemahan alat-alat
Buta Warna dan Ketajaman Mata Berbasis tersebut, maka penulis bermaksud untuk membuat
Komputer (PC)” hanya menampilkan aplikasi test alat dengan judul “Snellen Chart Disertai Hasil
buta warna dan visus mata ke PC dengan Normal/Tidak Normalnya Ketajaman Penglihatan
menggunakan keypad matriks 4x4.Sedangkan alat Berbasis Mikrokontroller” yang mengembangkan
yang dibuat oleh Ghozi Syarofal Anam (2003) teknologi pembacaan Snellen Chart dengan
dengan judul “Snellen Dilengkapi Output Suara menambahkan keputusan atau hasil akhir dari
untuk Tuna Wicara Berbasis Mikrokontroller pemeriksaan visus mata yaitu normal atau tidak
At89s51” menggunakan lampu neon untuk normalnya ketajaman penglihatan pasien. Hasil
menerangi setiap blok huruf pada papan snellen. tersebut nantinya akan ditampilkan pada layar LCD
Alat tugas akhir dengan Snellen Chart 2x16.
yang dibuat selanjutnya adalah alat yang dibuat Batasan Masalah
oleh Nerry Yudhistia yang berjudul “Snellen
dengan Tampilan Pada Layar Monitor Berbasis Agar dalam pembahasan alat ini tidak
PC”. Tampilan Huruf Snellen, E-Chart, dan Kipas terjadi pelebaran masalah dalam penyajiannya,
Astigmatis pada layar monitor dapat dioperasikan penulis membatasi pokok- pokok batasan yang
dengan transmitter dan receiver Infra Red melalui akan dibahas yaitu :
pemilihan tombol (Letter, E-Chart atau Kipas 1. Tampilan snellen chart pada box yang diterangi
Astigmatis).Dan Snellen Chart yang terakhir dibuat dengan lampu pijar DC didalamnya.

1
2. Keputusan atau hasil akhir hanya memunculkan 5. Membuat box snellen dilengkapi lampu pijar
normal/tidaknya ketajaman penglihatan DC untuk penerangan.
pasienyang ditampilkan pada LCD 2x16. Manfaat
3. Pemeriksaan visus mata dengan snellen chart
pada layar monitor dilakukan pada jarak 6 Manfaat Teoritis
meter.
4. Kontrol snellen dihubungkan dengan kabel Untuk menambah pengetahuan mahasiswa
menuju ke box snellen. teknik elektromedik tentang pemeriksaan
5. Control snellen terdiri dari tombol ON/OFF, ketajaman penglihatan dengan Snellen Chart yang
YA (huruf dapat terlihat), TIDAK (huruf tidak dapat menganalisa normal/tidaknya ketajaman
dapat terlihat), serta LCD yang didesain dapat penglihatan pasien.
dijangkau oleh pasien yang sedang duduk di
kursi. Manfaat Praktis
6. Alat hanya di desain untuk mengetahui normal
atau tidaknya ketajaman penglihatan pasien, Alat ini diharapkan dapat memudahkan
jadi tidak secara langsung mendeteksi kelainan. operator atau perawat mata dalam menunjukkan
7. Papan/box Snellen Chart dikhususkan untuk hasil pemeriksaan visus mata secara langsung
pasien yang sedang duduk di kursi. kepada pasien. Hasil akhir (normal/tidak normal)
8. Waktu penerangan maksimal tiap huruf adalah akan menambah efisiensi waktu pemeriksaan mata
15 detik pasien, karena ketika hasil yang dikeluarkan adalah
9. Pola urutan penerangan huruf akan dibuat normal maka pasien tidak perlu melakukan
dengan 6 pola acak untuk 6 pemeriksaan yang pemeriksaan lebih lanjut. Hal ini disebabkan karena
berbeda kegunaan utama alat ini adalah untuk mengukur
ketajaman visual, jadi tidak secara langsung
mendeteksi kelainan.Namun jika mata pasien
Rumusan Masalah mengalami low vision (ketajaman lemah), itu
merupakan gejala kelainan. Jika demikian, dokter
Dapatkah dibuat alat “Snellen Chart akan memeriksa kelainan apa yang diderita atau
Disertai Hasil Normal/Tidak Normalnya pasien akan diarahkan untuk melakukan
Ketajaman Penglihatan Berbasis Mikrokontroller”? pemeriksaan lebih lanjut seperti pemeriksaan plus
minus mata dengan alat yang biasanya disebut
Tujuan Auto-refraktor.

Tujuan Umum TINJAUAN PUSTAKA

Dibuatnya alat Snellen Chart Disertai Mata


Hasil Normal/Tidak Normalnya Ketajaman Mata adalah organ penglihatan yang
Penglihatan Berbasis Mikrokontroller. mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata yang
paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah
Tujuan Khusus lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap.
Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk
Dengan acuan permasalahan di atas, maka memberikan pengertian visual.
secara operasional tujuan khusus pembuatan alat
ini antara lain :
1. Membuat rangkaian Target Programer.
2. Membuat rangkaian driver 74LS154 dan out
putnya untuk mengaktifkan lampu.

3. Membuat rangkaian tombol ON/OFF, YA


(huruf dapat terlihat), TIDAK (huruf tidak
dapat terlihat), serta LCD pada blok control
Gambar 2.1. Mata
snellen
Organ luar
4. Membuat program mikrokontroller untuk (1)
 Bulumata berfungsimenyaringcahaya yang
membatasi waktu perpindahan lampu
akanditerima.
(pengambilan keputusan) yaitu 15 detik, (2)
 Alismata berfungsimenahankeringat agar
memberikan 6 pola acak untuk 6 pemeriksaan
tidakmasukke bola mata.
yang berbeda (urutan nyala lampu) serta (3)
 Kelopakmata berfungsiuntukmenutupidanmelin
menganalisa normal/tidaknya ketajaman
dungimata.
penglihatan pasien.

2
meter lebih 10 cm (tepatnya 609.6 cm). Tapi tentu
saja kelebihan 10 cm itu boleh diabaikan.
Organ dalam
Bagian-bagian pada organ mata
bekerjasama mengantarkan cahaya dari sumbernya
menuju ke otak untuk dapat dicerna oleh system
saraf manusia. Bagian-bagian tersebut adalah:
 Kornea
Merupakan bagian terluar dari bola mata yang
menerima cahaya dari sumber cahaya.
 Sklera
Merupakan bagian dinding mata yang berwarna
putih. Tebalnya rata- rata 1 milimeter tetapi
pada irensi otot, menebal menjadi 3 milimeter. Gambar 2.2.SnellenChart
 Pupil dan iris
Dari kornea, cahaya akan diteruskan ke pupil.
Pupil menentukan kuantitas cahaya yang masuk Pemeriksaan visus merupakan
ke bagian mata yang lebih dalam. Pupil mata pemeriksaan fungsi mata. Gangguan penglihatan
akan melebar jika kondisi ruangan yang gelap, memerlukan pemeriksaan untuk mengetahui sebab
dan akan menyempit jika kondisi ruangan kelainan mata yang mengakibatkan turunnya visus.
terang. Lebar pupil dipengaruhi oleh iris di Visus perlu dicatat pada setiap mata yang
sekelilingnya. Iris berfungsi sebagai diafragma. memberikan keluhan mata.
Iris inilah terlihat sebagai bagian yang berwarna Pengenalan Kegunaan Snellen
pada mata. Visus adalah ketajaman atau kejernihan
 Lensa mata penglihatan, sebuah bentuk yang khusus di mana
Lensa mata menerimacahayadari pupil dan tergantung dari ketajaman fokus retina dalam bola
meneruskannya pada retina. Fungsi lensa mata mata dan sensitifitas dari interpretasi di otak.
adalah mengatur focus cahaya, sehingga cahaya Visus adalah sebuah ukuran kuantitatif
jatuh tepat pada bintik kuning retina. Untuk suatu kemampuan untuk mengidentifikasi simbol-
melihat objek yang jauh (cahaya dating dari simbol berwarna hitam dengan latar belakang putih
jauh), lensa mata akan menipis. Sedangkan dengan jarak yang telah distandardisasi serta
untuk melihat objek yang dekat ukuran dari simbol yang bervariasi. Ini adalah
(cahayadatangdaridekat), lensa mata akan pengukuran fungsi visual yang tersering digunakan
menebal. dalam klinik. Istilah “visus 20/20” adalah suatu
 Retina atau Selaput Jala bilangan yang menyatakan jarak dalam satuan kaki
Retina adalah bagian mata yang paling peka yang mana seseorang dapat membedakan sepasang
terhadap cahaya, khususnya bagian retina yang benda. Satuan lain dalam meter dinyatakan sebagai
disebut bintik kuning. Setelah retina, cahaya visus 6/6. Dua puluh kaki dianggap sebagai tak
diteruskan ke saraf optik. terhingga dalam perspektif optikal (perbedaan
 Saraf optik dalam kekuatan optis yang dibutuhkan untuk
Saraf yang memasuki sel tali dan kerucut memfokuskan jarak 20 kaki terhadap tak terhingga
dalam retina. hanya 0.164 dioptri). Untuk alasan tersebut, visus
20/20 dapat dianggap sebagai performa nominal
Snellen Chart untuk jarak penglihatan manusia, visus 20/40 dapat
Snellen chart adalah poster yang berfungsi dianggap separuh dari tajam penglihatan jauh dan
untuk mendeteksi tajam penglihatan seseorang.  visus 20/10 adalah tajam penglihatan dua kali
Berhubung ada perbedaan antara sistem normal.
pengukuran yang dipakai di Indonesia (juga Menurut penjelasan Dr. Yana Rosita, SpM
sebagian besar negara lain di dunia) dan Amerika yang berpraktek di RS. Mata Undaan Surabaya,
Serikat, Snellen chart ini pun terdapat dalam dua Snallen Chart itu sendiri hanya dapat menentukan
versi angka. Yang satu dalam angka metrik dan normal atau tidaknya ketajaman penglihatan
yang satu lagi dalam angka imperial. Snellen chart seseorang. “Snellen Chart ini hanya dapat
metrik dinyatakan dalam pembanding 6 meter (6/6, mengetahui normal atau tidaknya visus mata dan
6/9, 6/12, dan seterusnya sampai 6/60). tidak dapat digunakan untuk mengetahui kelainan
Sedangkan Snellen chart imperial adalah seperti pada mata secara spesifik”, jelasnya.
yang terdapat di gambar di bawah ini. Angkanya Ketentuan yang diperoleh untuk jarak
dinyatakan dalam pembanding 20 kaki (20/20 baca snellen itu sendiri adalah 6 meter atau 20 kaki.
sampai 20/200). Apakah 20 kaki sama dengan 6 Sedangkan jarak huruf terbawah snellen akan
meter? Sebenarnya tidak: 20 kaki sama dengan 6 didesain sekitar 1,25m dari lantai karena menurut
Bapak Yusron Shirmohamad SKM, salah satu

3
dosen di Akademi Refraksi Optisi Surabaya, huruf komponen – komponen eksternal seperti ADC,
terbawah snellen chart harus sejajar dengan mata DAC, motor stepper, Keypad, LCD, ROM external
pasien yang sedang duduk di kursi (ketinggian (untuk memasukkan data ke IC AT89S51) dll
kursi bebas, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu
pendek).
KontrolSnellen
Kontrol snellen ini berfungsi untuk BAGIAN IC AT89S51
mengambil data pasien, apakah pasien dapat Didalam IC mikrokontroler AT89S51 terdapat
membaca tiap baris huruf snellen yang beberapa bagian yang penting, diantaranya :
dimunculkan atau ditandai dengan nyala lampu di 1. CPU (Central Processing Unuit)
tiap barisnya secara berurutan. Kontrol snellen ini : berperan sebagai pengatur lalu lintas data
terdiri dari tombol ON/OFF, YA (huruf dapat sekaligus sebagai pemproses utama.
terlihat), TIDAK (huruf tidak dapat terlihat), serta 2. RAM (Random Accses
LCD yang tergabung dalam blok remote kabel. Memory) : biasanya digunakan untuk
Tombol-tombol inilah yang nantinya akan menyimpan data atau variable yang bersifat
dihubungkan ke IC Mikrokontroler. IC inilah yang sementara.
akan menganalisa normal atau tidak normalnya 3. EEPROM (Electrical Erasable
ketajaman penglihatan pasien dan menampilkannya reProgrammable) : fasilitas ini digunakan
pada LCD 2x16. untuk menghapus isi dari memory (berupa
program) kemudian isi memory yang sudah
dihapus tersebut dapat diprogran ulang.
4. Input / Output (I / O) :
merupakan pin – pin yang dipakai sebagai
input atau output tergantung dari pemakaian
yang berjumlah 32 pin, terdiri dari Port 0, Port
1, Port 2 dan Port 3.

Gambar 2.3.DesainControl Snellen Driver IC 74 LS154

Mikrokontroller IC decoder 74LS154 ini berfungsi sebagai


outputan microcontroller untuk menyalakan lampu
penerangan huruf snellen secara bergantian.

Gambar 2.4.Konfigurassi PIN mikrokontroler

AT89s51 adalah salah satu mikrokontroler


keluaran ATMEL yang memiliki EEPROM
(Electrical Erasable, reprogarammable) yaitu isi
memory dapat diisi ulang atau dihapus berkali –
kali, pemprograman dilakukan secara pararel dan
seri. Memory ini biasa digunakan untuk
menyimpan perintah / instruksi dengan
menggunakan bahasa assembly sebagai bahasa
pemprograman. Instruksi – instruksi tersebut
digunakan untuk menjalankan fungsi – fungsi
logika, seperti pendeteksian logika `pada pin – pin
Gambar 2.5. Connection Diagram IC 74LS154
yang dipakai sebagai inputan, pencacah, urutan
proses, timer, aritmatika dan fungsi lainnya dengan
cara memprogramnya. Box Snellen
Mikrokontroler MCS – 51 mempunyai 40
pin, dengan 32 pin yang dapat difungsikan sebagai Box Snellen akan didesain memiliki sekat-
port pararel input – output. Yang terdiri dari 4 port, sekat untuk setiap baris atau kelompok huruf.
yaitu Port 0, Port 1, Port 2 dan Port 3. Ke empat Tampilan huruf-huruf tersebut nantinya akan diberi
port ini dipakai untuk keperluan interfacing dengan penerangan berupa lampu pijar DC untuk

4
menghemat daya listrik yang digunakan. Huruf BEGIN SIMPAN DATA
YA/TIDAK

terbawah snellen didesain agar sejajar dengan mata DETEKSI ON/OFF

pasien yang sedang duduk sekitar 1,25 m dari


No LAMPU
DITEKAN? TERAKHIR

lantai. Box huruf akan lebih timbul daripada box Yes Yes

pinggirnya. LAMPU I NYALA NORMAL


TIDAK NORMAL

TIMER ON No

END
Yes
DETEKSI YA

LAMPU
15 DETIK Yes
BERIKUTNYA

No

Yes
YA DITEKAN

No No

Yes
DETEKSI TIDAK

15 DETIK

No

TIDAK
DITEKAN
Gambar 2.6. Box Snellen

Kerangka Konseptual Gambar 3.2. Diagram Alir Program


Saat program dimulai dan tombol START
3.1. Diagram Blok ditekan, maka lampu pada huruf I akan menyala
selama 15 detik. Pada saat inilah tombol YA (huruf
Tombol START
dapat terlihat)/TIDAK (huruf tidak dapat terlihat)
Tombol YA Driver 74LS154 ditekan oleh pasien sesuai dengan kemampuan
Tombol TIDAK
Mikrokontroller pasien dalam waktu kurang dari 15 detik. Maka
LCD 2x16
nyala lampu akan secara otomatis berpindah ke
lampu/huruf selanjutnya. Jika selama 15 detik
PROGRAM Box Snellen
pasien tidak menekan tombol, maka nyala lampu
akan berpindah secara otomatis ke huruf
Gambar 3.1. Diagram Blok selanjutnya. Begitulah proses akan berlangsung
sampai tiba pada huruf terakhir. Ketika jawaban
Tombol pada control snellen akan terakhir (YA atau TIDAK) diinputkan, maka secara
mengirimkan sinyal yang akan diproses melalui otomatis microcontroller akan menganalisa hasil
mikrokontroller AT89S51 ketika ditekan. Input normal atau tidak normalnya ketajaman
dari control snellen yang diproses oleh penglihatan pasien yang akan ditampilkan pada
microcontroller akan menghasilkan output ke LCD. Selain itu, alat ini juga dilengkapi dengan 6
Driver 74LS154. Driver 74LS154 akan pola acak untuk nyala lampu pada saat
mengeluarkan logika untuk mendriver relay yang pemeriksaan. Dengan kata lain, kapanpun proses
akan menyalakan tiap lampu pada box snellen pengulangan pemeriksaan atau penggantian pasien
secara bergantian.Ketika proses pemeriksaan telah dibutuhkan, hal ini dapat terpenuhi hanya dengan
selesai maka mikrocontroller akan menjalankan menekan kembali tombol START. Secara otomatis
analisa dan memunculkan hasil normal atau tidak nyala lampu akan berpola acak namun berbeda
normalnya ketajaman penglihatan pasien pada LCD dengan pola acak pada pemeriksaan/pasien
2x16. sebelumnya.

3.2. Diagram Alir Program Rancang Bentuk Alat

Gambar 3.1. Diagram Mekanis Alat

5
Penulis menyusun jadwal kegiatan
Keterangan Gambar : menurut kalender Akademik yang ada di Politeknik
1. Kontrol Snellen didesain dapat dijangkau oleh Kesehatan Jurusan Teknik Elektromedik Surabaya.
pasien yang sedang duduk.
2. Kontrol Snellen (Tampak atas) merupakan
media untuk mengambil input data dam HASIL DAN ANALISIS
menampilkannya pada LCD 2x16 PengukuranI : Teganganpada Output 4 Port IC
3. Rangkaian microcontroller untuk menganalisa AT89s51 (SebelumMelewatiKabelPenghubung
apakah hasil pemeriksaan normal atau tidak Box Kontroldengan Box Utama)
normal. Driver 74LS154 digunakan untuk Data berikut ini merupakan data yang
menyalakan lampu. diperoleh dari hasil pengukuran terhadap 4 port
4. Box Snellen sebagai media pemeriksaan pada IC AT89s51 yaitu p3.0 – p3.3 untuk sekali
pasien visus. pemeriksaan.
METODOLOGI PENELITIAN
Tabel 5.1. PengukuranI (13 Lampu, Port P3.0 dan
Urutan Kegiatan P3.1)

Dalam penelitian dan pembuatan modul ini,


penulis terlebih dahulu mengadakan urutan
kegiatan persiapan untuk kelancaran jalannya
proses pembuatan dan pengamatan yang meliputi
di bawah ini :

1. Mempelajari teori – teori yang berhubungan Tabel 5.2.PengukuranI (13 Lampu, Port P3.2 dan
dengan permasalahan yang dibahas melalui P3.3)
studi kepustakaan.
2. Mempelajari dan merancang teknis pembuatan
modul tersebut.
3. Merencanakan anggaran biaya pembuatan
modul.
4. Membuat diagram blok dengan perancangan
secermat mungkin.
5. Membuat diagram alir sebagai urutan cara
kerja alat.
6. Menyiapkan bahan berupa komponen, box dan
peralatan yang dibutuhkan dalam pembuatan Tabel 5.3.HasilPengukuranI (13 Lampu, Port P3.0
modul. dan P3.1)
7. Membuat jadwal kegiatan untuk mengatur
waktu pembuatan modul.
8. Menyusun proposal tugas akhir.
9. Merancang diagram, rangkaian dan menguji
coba pada project board.
10. Membuat skematik dan layout rangkaian pada
PCB
11. Memasang komponen pada PCB
12. Menguji dan mengukur output rangkaian
13. Membuat box alat dan menguji coba alat
secara keseluruhan Tabel 5.4.HasilPengukuranI (13 Lampu, Port P3.2
14. Menyusun KTI dan P3.3)

Jenis Penelitian

Jenis penelitian dan pembuatan modul ini


menggunakan metode eksperimen.

Waktu dan Tempat

6
Pengukuran II : Tegangan pada Input IC Pengukuran III : Tegangan pada Lampu pada
74LS154 (Setelah Melewati Kabel Penghubung saat Hidup dan Mati
Box Kontroldengan Box Utama) Pengukuran dilakukan dengan mengukur
Data berikut diperoleh dari hasil tegangan satu per satu lampu pada saat mat
pengukuran tegangan pada input A, B, C, dan D IC imaupun menyala. Sehingga akan diperoleh data
74LS154 sebagai driver lampu setelah melewati sebagai berikut:
kabel penghubung.
Tabel 5.9.Pengukuran Tegangan saat Lampu
Tabel 5.5.Pengukuran II {13 Lampu,2 Input(A dan Hidup dan Mati
B)}

Tabel 5.6.Pengukuran II {13 Lampu,2 Input(C dan Tabel 5.10. Hasil Pengukuran Tegangan saat
D)} Lampu Hidup dan Mati

Tabel 5.7.HasilPengukuran II {13 Lampu,2 Pengukuran Timer 15 Detik Nyala Lampu


Input(A dan B)} Pengukuran dilakukan dengan menghitung
timer 15 detik dan menggunakan stopwatch sebagai
pembanding. Sehingga akan diperoleh data sebagai
berikut:

Tabel 5.11.Pengukuran Timer 15 Detik

Tabel 5.8.HasilPengukuran II {13 Lampu,2


Input(C dan D)}

Tabel 5.12.HasilPengukuran Timer 15 Detik

7
IC akan mengeluarkan logika 0 (L) sehingga
transistor bertipe PNP akan saturasi dan
menyambungkan ground untuk mengaktifkan coil
relay 5V. Ketika coil relay telah dilalui tegangan,
maka kontak yang terhubung dengan tegangan 12V
akan berpindah dari Nc ke No sehingga lampu pijar
akan menyala. Sedangkan dalam keadaan mati,
Analisa Keseluruhan Data Pengukuran lampu tidak mendapat tegangan karena transistor
Dari hasil pengukuran tegangan dan timer PNP cut off. Hal ini disebabkan oleh output IC
15 detik didapatkan hasil yang bervariasi, tetapi 74LS154 yang mengeluarkan logika 1 (H) untuk
untuk timer 15 detik tidak berbeda jauh dari hasil lampu yang tidak menyala.
yang ditampilkan oleh alat pembanding
(stopwatch). Faktor yang mempengaruhi hasil Rangkaian Target
J1

pengukuran, diantaranya adalah kecepatan VC C

J2
1
2
3
4

penekanan stopwatch pada pengukuran timer 15


VC C 5
1 6 VC C
2 7
8
C O N 2

detik.
VC C R 1 C O N 8 U 1 J3

40
1 2 39 21 1
P 0 .0 /A D 0 P 2 .0 /A 8

VC C
3 38 22 2
4 37 P 0 .1 /A D 1 P 2 .1 /A 9 23 3
5 36 P 0 .2 /A D 2 P 2 .2 /A 1 0 24 4
6 35 P 0 .3 /A D 3 P 2 .3 /A 1 1 25 VC C
7 34 P 0 .4 /A D 4 P 2 .4 /A 1 2 26 S TAR T
8 33 P 0 .5 /A D 5 P 2 .5 /A 1 3 27 Y A C O N 4
P 0 .6 /A D 6 P 2 .6 /A 1 4 R 2
9 32 28 TID A K
P 0 .7 /A D 7 P 2 .7 /A 1 5

1
5K
R E S IS T O R S IP 1 0 P 0 .0 1 10 IN P U T D
P 0 .1 2 P 1 .0 P 3 .0 /R X D 11 IN P U T C 2
f ro m p r o g ra m m e r P 0 .2 3 P 1 .1 P 3 .1 /T X D 12 IN P U T B J10
P 0 .3 4 P 1 .2 P 3 .2 /IN T O 13 IN P U T A
P 0 .4 5 P 1 .3 P 3 . 3 /IN T 1 14 1
1 P 0 .5 6 P 1 .4 P 3 .4 /TO 15 2
2 P 0 .6 7 P 1 .5 P 3 . 5 /T 1 16 P 3.6 3
3 P 1 .6 P 3 .6 /W R

3
P 0 .7 8 17 P 3.7 4
4 P 1 .7 P 3 .7 /R D
J5
5 XTL1 19 29
6 XTL2 18 XTA L1 PSEN C O N 4 1
9 XTA L2 30 2
JP1 R ST A L E /P R O G 3
VC C P 3 .6
4

G N D
31
VC C E A /V P P P 3 .7 5
D 1 P 0 .0 6
A T89C 51 P 0 .1 7

20
C 1 4149 P 0 .2 8
+
10uF P 0 .3 9
R 3 P 0 .4 10
P 0 .5 11
P 0 .6 12
C 2 D 2 P 0 .7 13
R 4 XTL1 14
1K SW 1 15
16
re s e t 30p Y 1 4148 LC D
J6 J7 J8 J9
VC C VC C C 3 12M H z
XTL2 1 1 1 1
C O N 1 C O N 1 C O N 1 C O N 1

30p

Gambar 6.3. Rangkaian Target


PEMBAHASAN Rangkaian target di program untuk
mengirim logika untuk mendriver IC 74LS154
Rangkaian Driver Lampu. 5 V J2 12 V 12 V 12 V
pada 4 outpunya yaitu port P3.0 – P3.3. Sedangkan
output P2.5 – P2.7 digunakan untuk mendriver
K1 5 V J14 5 V J26
1 5 K4 K7
J4 VC C 1 3 J5 1 5 1 5
4 J16 VC C 4 3 J17 J28 VC C 7 3 J29
1 C 1 D 1 1 1 4 4
2 100 uF 2 2 1 C 4 D 4 1 1 1 C 7 D 7 1 1
R 1 2 100 uF 2 2 2 100 uF 2 2
1

L1
R 4 R 7

tombol-tombol. Port P2.5 untuk tombol START,


3 Q1 J3 R E LAY S PD T LAM P U 1 L4 L7
1

PN P 3 Q4 J15 R E LAY SPD T LAM P U 4 3 Q7 J27 R ELA Y SP D T LA M PU 7


1 K 1 PN P PN P
1 K 1 1 K 1
GR D 1
2

G R D 4 GR D 7
2

5 V J6 12 V 12 V 12 V

port P2.6 untuk tombol YA serta port P2.7 untuk


K2 5 V J18 5 V J30
1
5 K5 K8
3 J9 1 5 1 5
J8 VC C 2
4 J20 VC C 5 3 J21 J32 VC C 8 3 J33
1 C 2 D 2 1 1 4 4
2 100 uF 2 2 1 C 5 D 5 1 1 1 C 8 D 8 1 1
R 2 2 100 uF 2 2 2 100 uF 2 2
1

L2
R 5 R 8

tombol TIDAK.
3 Q2 R E LAY S PD T LAM P U 2
1

J7 L5 L8
PN P 3 Q5 J19 R ELA Y SP D T LA M PU 5 3 Q8 J31 R E LAY SPD T LAM P U 8
1 K 1 PN P PN P
GR D 2 1 K 1 1 K 1
2

GR D 5 GR D 8
2

12 V
5 V J10 12 V 12 V
K3 5 V J22 5 V J34
1 5
1 K6 1 K9
J12 VC C 3 3 J13 5 5
4 J24 VC C 6 3 J25 J36 VC C 9 3 J37
1 C 3 D 3 1 1 4 4
2 100 uF 2 2 1 C 6 D 6 1 1 1 C 9 D 9 1 1

Program
R 3 L3 2 100 uF 2 2 2 100 uF 2 2
1

3 Q3 R ELA Y SP D T LA M PU 3 R 6 R 9
1

J11 L6 L9
VC C PN P 3 Q6 J23 R E LAY S PD T LAM P U 6 3 Q9 J35 R ELAY S PD T LAM P U 9
1 K 1 PN P PN P
1 K 1 1 K 1
GR D 3
2

GR D 6 GR D 9
24

U 1
1
0 2
VC C

1 3
2 4
3 5
J1 4 6 5 V
23 5 7
4 22 A 6 8 VC C

Program untuk menyalakan 1 lampu :


3 21 B 7 9
2 20 C 8 10
1 D 9 11
10 13 12 V J54
C O N 4 11 14 5 V J38
12 15 12 V 1
13 1 K10 2
18 16 5 V J46 5
G1 14 J41

org 0h
G N D

19 17 K 12 J40 V C C 10 3 5 V
G2 15 1 5 4
VC C 12 3 J49 1 C 10 D 10 1 1 12 V
J48
74LS 154 4 2 100 uF 2 2
12

1 C 12 D 12 1 1 R 10
1

L10
2 100 uF 2 2 3 Q 10 R E LAY S PD T LAM P U 10
J39
R 12 PN P
1

L12 J55
3 Q 12 R ELA Y SP D T LA M PU 12 1 K 1
J47

call init_LCD ;
PN P 1
G R D 10
1 2
2

1 K
G R D 12 12 V
2

12 V
5 V J42
12 V K 11 J56
1

awal : jnb p2.5,start1


5 V J50 5
3 J45 1
1 K13 J44 VC C 11 2
5 4
3 J53 1 C 11 D 11 1 1
J52 VC C 13 GN D
4 2 100 uF 2 2
1 C 13 D 13 1 1 R 11
1

L11
2 100 uF 2 2 3 Q 11 J43 R ELA Y SP D T LA M PU 11
R 13 PN P
1

L13

sjmp awal ;lompat ke awal


3 13 R E LAY S PD T LAM P U 13 1 K 1
J51
PN P G R D 11
1
2

1 K
G R D 13
2

J73 J74 J75 J76


1 1 1 1

start1: mov r6,#0;isi r6 dengan 0


C O N 1 C O N 1 C ON 1 C ON 1

Gambar 6.1 Driver Lampu


call timer15_5a ;panggil subroutine
Pada rangkaian driver lampu ini terdapat timer15_5a
IC driver 74LS154 yang memiliki 4 inputan untuk ;sub rutin 15 detik ke.5
menyalakan 13 lampu pijar DC secara bergantian. timer15_5a: call delay2
Ke-13 lampu tersebut akan menyalakan lampu ;L H L H
secara bergantian dengan pola acak dan dengan setb p3.0
waktu maksimal 15 detik. clr p3.1
5 V J2 12 V
K1
setb p3.2
clr p3.3
1 5
J4 VC C 1 3 J5
4

R 1
1
2
C 1
100 uF
D 1 1
2
1
2 mov R5,#0
1

L1
3 Q 1
PN P
J3
1
R ELAY SPD T LAM PU 1
Mov TMOD,#00010000b
1 K
G R D 1 Load5a :Mov TH1,#015h
2

Mov TL1,#0A0h
Gambar 6.2. Driver per Lampu setb TR1
oflow5a : jnb TF1,oflow5a
Driver 74LS154 akan mengeluarkan clr TR1
output logika 0 (L) untuk menyalakan lampu dan clr TF1
logika 1 (H) untuk tidak menyalakan lampu. Pada jnb p2.5,start_2a
saat lampu 1 menyala, maka output 1 pada kaki 2 jnb p2.6,timer15_2a

8
jnb p2.7,saveno5a ---, ---, http://www.precision-
inc R5 vision.com/index.cfm/feature/10/b--letter-
CJNE R5,#250,load5a chart-measurements.cfm
saveno5a: inc r6 ---, ---,
sjmp timer15_2a http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/P
;sub rutin 15 detik ke.2 MC2814576/
---, ---,
PENUTUP http://www.induceddyslexia.com/snellencha
rt.htm
Kesimpulan ---, ---,
http://fisikaher.blogspot.com/2010/12/rangk
Setelah melakukan proses pembuatan dan aian-power-supply.html
study literatur perencanaan, pengujian alat dan
pendataan, maka penulis dapat menyimpulkan
sebagai berikut : Biodata Penulis
- Alat dapat menampilkan hasil Nama : Ristica Tyas Surya
normal/tidak normalnya ketajaman TTL : Mataram, 19 September 1993
penglihatan mata Alamat : Jalan Teratai II nomor 326 Wisma Sweta
- Alat dapat menyalakan lampu pijar 12V Indah Mataram
selama 15 detik Email : risticatyassurya@ymail.com
- Alat dapat menyalakan lampu dengan 6
pola acak
- Setelah dilakukan pengukuran, didapatkan
nilai error rata rata pengukuran, yaitu
sebesar 1,35%

Saran

Karena berbagai faktor mungkin alat yang


penulis buat ini masih jauh dari sempurna, baik dari
segi perencanaan bentuk fisik ataupun kinerjanya.
Adapun kekurangan yang ada pada alat penulis
adalah tidak terdapatnya rangkaian monostabil
untuk tiap tombol.

DAFTAR PUSTAKA

Eskridge, J. Boyd dkk. 1991. Clinical Procedures


in Optometry. Philadelphia: J. B. Lippincott
Company.
Triwiyanto. 2005. Tutorial Mikrokontroller Atmel
AT89S51. Surabaya: Labcomp Tekmed.
Wahyuana, Agus. 2011. Snellen berbasis
Mikrokontroller (KTI). Surabaya: Teknik
Elektromedik.
Yudhistia, Nerry. 2006. Snellen dengan Tampilan
Pada Layar Monitor Berbasis PC (KTI).
Surabaya: Teknik Elektromedik.
---, ---, http://optikonline.info/2010/07/17/snellen-
chart-eye-chart.html
---, ---,
http://azmawahidaalias.blogspot.com/2007/
12/snellen-chartcarta-untuk-menguji.html
---, ---,
http://secretagen.wordpress.com/2012/01/10
/snellen-chart-materi-tes-kesehatan-mata
---, ---, http://www.mdsupport.org/snellen.html
---, ---,
http://www.mdsupport.org/library/acuity.ht
ml

Anda mungkin juga menyukai