Mini Teaching
1 4
GAMBARAN KLINIS
02
ETIOLOGI DIAGNOSIS
05
03
PATOGENESIS TERAPI
06 07 REAKSI KUSTA
2
01 DEFINISI
Morbus Hansen/Kusta/Lepra
Merupakan penyakit infeksi yang kronis, yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang
bersifat intraselular obligat. Saraf perifer sebagai afinitas pertama, kemudian dapat
menyerang kulit, lalu menyebar ke organ lain (mukosa mulut, sistem pernafasan atas,
sistem retikuloendotelial, mata, otot, tulang, dan testis), kecuali susunan saraf pusat.
(PERDOSKI, 2017)
3
02 ETIOLOGI
M. Leprae : bentuk batang Masa inkubasi sangat lama Dapat ditularkan dari
bersifat tahan asam, gram rata-rata 2-5 tahun penderita MB (multibasiler
positif dengan ukuran 3-8 dengan cara kontak
µm x 0,5 µm, biakan langsung melalui saluran
media artifisial (-) pernapasan dan kulit 4
03 PATOGENESIS
6
Gejala Klinis
1. Kulit
- Makula Hipopigmentasi di wajah dan
telinga → paling sering
- Makula hipoestesi/anestesi
- Makula tidak gatal
- Kulit mengkilap/bersisik
- Kulit tidak berkeringat dan atau tidak
berambut
- Lepuh tidak nyeri
2. Saraf
- Nyeri tekan/spontan pada saraf
- Rasa kesemutan, tertusuk-tusuk dan nyeri
- Kelemahan anggota gerak dan atau wajah
- Adanya cacat/deformitas
- Luka/ulkus yang sulit sembuh
3. Lahir dan tinggal di daerah endemik kusta
dan mempunyai kelainan kulit yang tidak
sembuh dengan pengobatan, ada keterlibatan
kelainan saraf tepi 7
8
Gambaran Klinis N. N.
Ulnaris Medianus
Kerusakan Anestesia pada ujung jari
Anestesia pada ujung jari
N.
anterior kelingking dan
anterior ibu jari, telunjuk, Radialis
sarafClaw Hand jari manis
Claw hand dan jari tengah
Anestesia dorsum
Ibu jari tidak mampu manus, serta ujung
Atrofi hipotenar dan otot aduksi dan kontraktur proksimal jari telunjuk Drop hand
interseus serta kedua Claw hand Drop hand
otot lumbrikasils medial Atrofi otot tenar dan kedua Tidak mampu ekstensi
otot lumbrikalis lateral jari dan pergelangan
tangan
N.
Poplitea
lateralis
Drop food
Anestesia tungkai bawah, N.
bagian lateral dan Tibialis
dorsum pedis N.
posterior
Drop foot facialis
Kelemahan otot Anestesia telapak kaki Lagoftalmus
peroneus Claw toes
Cabang bukal,
Paralisis otot intrinsic kaki
mandibular, dan servikal
dan kolaps arkus pedis
menyebabkan
kehilangan ekspresi
wajah dan
ketidakmampuan
Anestesia kulit wajah, kornea dan konjungtiva
N. menutup bibir
mata 9
Trigeminus Atrofi otot tenar dan kedua otot lumbrikalis
lateral
Gambaran Klinis
Organ Rambut: alopesia,
lain madarosis
Wajah : Facies Leonina
Mata: iritis, gangguan visus
sampai kebutaan
Hidung: epistaksis, hidung
Lidah: ulkus, nodus pelana (saddle nose)
Laring: suara parau
Kelenjar limfe:
limfadenitis
Ginjal: glomerulonephritis,
pielonefritis, nefritis interstitial
Tulang dan sendi: absorbs,
mutilasi, artiritis
Testis: ginekomastia,
epididymitis akut, orkitis, atrofi Saddle nose 10
Penebalan saraf tepi disertai dengan
gangguan fungsi saraf. Gangguan fungsi
C 04 Diagnosis saraf dapat berupa:
N
Lesi kulit mati Gangguan fungsi saraf BTA+
A rasa
L
Seseorang dinyatakan
sebagai penderita
S kusta
bilamana terdapat
I SATU dari tanda-tanda
utama diatas.
G 11
SUSPECT/TERSANGKA
12
ALUR
DIAGNOSIS
13
DIAGNOSIS
P M
Lesi kulit (macula 1-5 lesi
B > 5lesi
B
papul yang meninggi,
datar, Hipopigmentasi/eritema Distribusi simetris
nodus) Distribusi tidak simetris Hilangnya sensasi
Hilangnya sensasi jelas kurang jelas
Kerusakan saraf
(menyebabkan hilangnya Hanya satu cabang Banyak cabang
sensasi/ kelemahan saraf saraf
yang dipersarafi oleh
otot
yang terkena)
saraf
Bagan diagnosis klinis (WHO,
1995)
14
PB MB
Klinis Makula Asimetris Simetris
DIAGNOSIS Jumlah 1-5 >5
Distribusi Unilateral atau bilateral Bilateral Simetris
simetris
Permukaan Kering dan Kasar Halus, berkilat
Batas Tegas Kurang Tegas
Kehilangan rasa Selalu ada & jelas Biasanya tidak jelas, jika
ada, terjadi yang sudah
Anhidrosis
lanjut
Deformitas Proses terjadi lebih cepat Terjadi tahap lanjut
Ciri-ciri khas Facies Leonine, Madarosis,
Ginekomasti, Hidung
pelana
Penebalan saraf tepi Hanya 1 saraf Lebih dari 1 saraf
BTA - +
15
Morbus Hansen
Tipe Pausibasiler
(PB)
16
Morbus Hansen
Tipe Multibasiler
(MB)
17
ANAMNESIS
Kapan timbul bercak/keluhan
DIAGNOSIS biasanya sudah lama
Riwayat kontak dengan pasien
biasanya ada keluarga/kerabat dekat
yg kusta
lahir dan tinggal dimana biasanya
daerah endemic kusta
PEMERIKSAAN FISIK Riwayat pengobatan relaps/ tidak
Pemeriksaan kulit
Pemeriksaan saraf tepi dan
fungsinya: motorik,
sensorik, otonom
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan
bakteriologis
2. Pemeriksaan histoPA
3. Imunologis
18
PEMERIKSAAN FISIK
PENEBALAN SARAF
Dengan palpasi pada saraf-
saraf perifer
SENSORIK
Dengan rangsangan raba,
nyeri, dan suhu
MOTORIK
Dengan memeriksa kekuatan
otot pasien
19
PEMERIKSAAN FISIK
Saraf Ulnaris
Adakah penebalan saraf?
Apakah saraf D/S Saraf Peroneus Communis
PALPA besar
sama
0
SI N yeri/tidak pada
? Saraf Tibialis Posterior
saraf?
Saraf Facialis
Saraf Ulnaris
1
Mata
0
SI Saraf Radialis
Kaki
Saraf Tibialis Posterior
2 20
PENEBALAN SARAF
21
PALPASI
N. Ulnaris N. Peroneus
Communis
N. Tibialis N. Supraorbita
Posterio N. Cervical,
r N. Auricularis
Magnus
22
SENSORIK
Nyeri
Rab Tajam-Tumpul
a
Suhu Lokasi
pemeriksaan
23
MOTORIK
N. Medianus N. Ulnaris
N. Peroneus Mat
Communis a
24
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
BAKTERIOLOGIS
Skin Smear (kerokan kulit)
diperoleh lewat irisan dan kerokan
kulit yang kemudian diberi
pewarnaan tahan asam untuk
melihat M. leprae.
25
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
RESULT
S
26
DIFFERENTIAL
DIAGNOSIS
Psoriasis
Bercak merah berbatas
tegas, dengan skuama
berlapis
27
Tujuan Pengobatan
1. Memutuskan mata
rantai penularan
2. Menyembuhkan
penyakit penderita
3. Mecegah terjadinya
06 TERAPI cacat atau
bertambahnya cacat
MDT
Multidrug Therapy adalah
kombinasi 2 atau lebih
obat antikusta, yang salah
satunya terdiri dari
Rifampicin sebagai
bakterisid kuat dengan
obat antikusta lainnya
yang bisa bersifat
bakteriostatik.
28
TERAPI TIPE PB
Jenis Obat <10 tahun 10-15 >15 tahun Keterangan
tahun
Rifampisin 300 450 650 Minum di
mg/bulan mg/bulan mg/bulan depan
petugas
Dapson 25 50 100 Minum di
mg/bulan mg/bulan mg/bulan depan
petugas
25 mg/hari 50 mg/hari 100 Minum
mg/hari dirumah
31
EFEK SAMPING
32
MDT dengan
Keadaan Khusus
33
INDIKASI RAWAT INAP
1 2 4
3
Efek samping obat Keadaan umum buruk
berat (ulkus, gangren), atau
terdapat keterlibatan
organ tubuh lain dan
sistemik
34
KIE
• Dapat disembuhkan dengan terapi MDT,
yang diminum setiap hari dalam jangka
waktu yang lama dan dosis yang
ditentukan.
• Efek samping MDT seperti urin merah,
bercak kulit gatal, berwarna kekuningan
dan perubahan warna kulit.
• Penjelasan tentang gejala dan reaksi
kusta
• Cacat baru dapat timbul saat atau
setelah pengobatan dan dapat diobati.
• Penyembuhan cacat yang sudah ada
sebelumnya tergantung pada lama
• cacat yangdiri
Perawatan diderita
harus secara teratur
harinya
tiap
• Menjaga hygiene dan imun tubuh agar
tetap baik
35
KIE saat RFT
Beri selamat karena
telah menyelesaikan
pengobatan dan berarti
sudah sembuh sehingga
tidak memerlukan
MDT lagi
Bercak kulit yang tersisa
memerlukan waktu
untuk menghilang dan
Sebagian menetap
Mati rasa,
kelemahan otot
dan kerusakan
saraf akan menetap
Lapor apabila ada
gejala reaksi kusta
yang timbul
36
PROGNOSIS
Dubia ad
Diagnosis dini
Tanpa kerusakan saraf pada awal
diagnosis
Pengobatan cepat dan adekuat
Melaksanakan perawatan diri
bona
m
Tanpa pengobatan
Komplikasi berhubungan dengan hilangnya
mala Neuritis
Tidak dan reaksi
melakukan yang mungkin
perwatan diri
m
37
07
REAKSI
KUSTA
DEFINISI
Waktu timbulnya Biasanya dalam 6 bulan pertama pengobatan biasanya setelah mendapatkan
pengobatan yang lama, >6bulan
Keadaan umum Umumnya baik, demam ringan (subfebris) atau Ringan hingga berat disertai kelemahan
tanpa demam umum dan demam tinggi
Peradangan di kulit Bercak kulit lama menjadi meradang (merah), Timbul nodul kemerahan, lunak dan
bengkak, berkilat, hangat. Kadang hanya nyeri tekan. Biasanya pada lengan dan
pada Sebagian lesi. Dapat timbul bercak baru tungkai. Nodus dapat pecah (ulserasi)
Neuritis Sering terjadi, berupa nyeri tekan saraf dan atau Dapat terjadi
gangguan fungsi saraf
Silent neuritis (-)
Radang mata Dapat terjadi pada kusta tipe PB maupun MB Hanya pada kusta tipe MB
41
DIFFERENTIAL
DIAGNOSIS
REAKSI
REVERSAL 1. Relaps
2. Selulitis, urtikaria, erysipelas,
(tipe 1) dan insect bite
42
PENCEGAHAN
Tidak dapat dicegah, tapi Mengenali tanda dan gejala
dilakukan berbagai hal agar reaksi kusta secara dini,
tidak terjadi kecacatan KIE tanda dan gejala awal
sehingga dapat merujuk reaksi kusta dan neuritis
dengan: untuk diagnose dan
tatalaksana yang baik
43
PENGOBATAN
Reaksi Reversal
Reaksi ENL
- MDT diteruskan
- Prednisolon 40-60 mg
- Klofazimin 300 mg/hari
44
REFERENCES
45