Anda di halaman 1dari 18

IV.

Pemeriksaan Kelopak Mata


Cara: Kelopak mata diperiksa dengan meminta
pasien membuka dan menutup mata tanpa disertai
tahanan.

Kelainan
 Paralisis m. levator superior palpebral 
menyebabkan ptosis (jatuhnya kelopak mata)
 Paresis N.III total  menyebabkan ptosis, bola
mata deviasi ke sisi lateral dan pupil midriasis
 Posisi kelopak mata abnormal (retraksi) 
apabila pada posisi sentral ada bagian sclera
yang terlihat pada bagian atas limbus kornea 
Ex: pada penyakit Parkinson, kedipan menjadi
jarang dan dijumpai retraksi.
 Spasme kelopak mata  terjadi pada kelainan
psikogenik dan disertai tremor halus pada
kelopak (tanda Rosenbach)  Ex: pada
hipertiroidisme dan histeria.

Contoso
Pharmaceuticals
page 1
Nervus Trigeminus (N. V) Perjalanan N. V :
N. V berasal dari anterior pons
 N. V adalah saraf cranial terbesar yang berisi
serabut sensorik dan motorik
Keluar melalui fossa cranii posterior
 N. V berisi nervus sensorik untuk sebagian
besar kepala
 Nervus motorik untuk beberapa otot, termasuk Radiks sensorik membentuk ganglion trigeminal (Gasseri), bercabang menjadi:

otot-otot pengunyahan, m. Tensor tympani, m.


Tensor veli palatini, m. Mylohyoideus, dan N. Opthalmicus (V1) N. Maxillaris (V2) N. Mandibularis (V3)
m.digastricus venter anterior Saraf Sensorik Saraf Sensorik Saraf Sensorik dan Motorik

 Lesi Upper Motor Neuron (UMN) N.V tidak Fisura Orbitalis Superior Foramen Rotundum Foramen Ovale
mengakibatkan perubahan signifikan pada otot-
otot pengunyah karena inervasi bilateral dari
kedua hemisfer cerebri dan berbagai input dari
berbagai input dari inti –inti batang otak lainnya.
 Lesi Lower Motor Neuron (LMN) N.V menyebabkan
paralisis dan atrofi otot ipsilateral lesi  sehingga
mempengaruhi fungsi mengunyah.

Contoso
Pharmaceuticals
page 2
Pemeriksaan N.V Sensorik
Cara:
 Pemeriksa menggunakan kapas untuk sensasi
raba dan tusuk gigi untuk sensasi nyeri
 Rangsangan raba atau nyeri diberikan pada
setiap distribusi cabang N.V sensorik yaitu
 bagian dahi, yaitu N. oftalmikus
 bagian pipi/rahang atas, sudut nasolabialis,
yaitu N. maxillaris
 bagian dagu di bawah bibir, yaitu N.
mandibularis
Pemeriksaan N.V Motorik
Cara 1:
 Penderita disuruh menggigit yang keras dan
kedua tangan pemeriksa ditaruh kira-kira
didaerah otot maseter dan pterigoid bilateral.
 Jari pemeriksa sebaiknya diletakkan di anterior
otot tersebut sehingga jari tersebut akan
bergeser ke dapan pada saat pasien menggigit.
 Hasil:
 Adanya paresis unilateral akan menimbulkan
perbedaan tonjolan otot  sisi paresis akan Contoso
Pharmaceuticals
terlihat kecil page 3
Pemeriksaan N.V Reflek
Pemeriksaan meliputi: reflek kornea, reflex rahang
(Jaw Reflex), dan reflek bersin.
Reflek Kornea
• Cara: Penderita diminta melirik kearah
laterosuperior, kemudian dari arah lain tepi
kornea disentuhkan dengan kapas agak basah.
Bila reflek kornea mata positif, maka mata akan
ditutupkan.
Reflek Rahang (Jaw Reflex)
• Cara:
Pemeriksa meletakkan jari telunjuk pemeriksa di
tengah mandibular pasien dengan mulut setengah
terbuka dan rahang dalam keadaan rileks.
Pemeriksa kemudian mengetuk jari dengan palu
reflex
Hasil:
Respon yang muncul berupa sentakan mandibular
ke arah atas (upward jerk)
Reflek Bersin
• Cara:
Pemeriksa memberikan rangsangan pada mukosa
hidung mnggunakan kapas atau ujung tisu, Contoso
Pharmaceuticals
sehingga pasien ingin bersin page 4
Nervus Fasialis (N.VII) Distribusi N. VII
N. VII merupakan nervus kranialis yang memiliki
fungsi motorik, sensorik, dan otonom
 N.facialis memiliki 4 modalitas yaitu SVE, GVE,
GSA, dan SVA.
 Modalitas SVE (special visceral efferent) untuk
inervasi otot-otot ekspresi wajah, m.stapedius,
m.digastricus venter posterior yang ke semua
otot skelet ini merupakan derivat dari arcus
pharyngeus.
 Modalitas GVE (general visceral efferent) adalah
untuk inervasi parasimpatis glandula lacrimalis
dan glandula saliva kecuali glandula parotis
(glandula submandibular, subblingual, dan
glandula saliva minor).
 Modalitas SVA (specialvisceral afferent) untuk
memediasi sensasi pengecapan di 2/3 anterior
lidah.
 Modalitas GSA (general somatic afferent) untuk
memediasi sensasi somatosensorik di daerah
dekat meatus acusticus externus
 N. VII memiliki tiga nukleus : nukleus motorik
utama, nukleus parasimpatis, dan nukleus Contoso
Pharmaceuticals
sensorik. page 5
Pemeriksaan N.VII  Atas perintah pemeriksa
Pemeriksaan Motorik  Mengangkat alis, bandingkan kanan dengan kiri.
 Dalam keadaan diam, perhatikan :  Menutup mata sekuatnya (perhatikan asimetri),
 Asimetri muka (lipatan nasolabial, kerutan dahi kemudian pemeriksa mencoba membuka kedua mata
dan lebar fisura palpebra) tersebut (bandingkan kekuatan kanan dan kiri).
 Gerakan-gerakan abnormal (tic fasialis,  Memperlihatkan gigi (asimetri).
grimacing, kejang tetanus/rhesus sardonicus,  Bersiul dan mencucu (asimetri/deviasi ujung bibir).
tremor, dystonia, sinkinesia, mioklonik, khorea,  Meniup sekuatnya (bandingkan kekuatan udara dari
atetosis spaseme hemifasial dan blefarospasme) pipi masing-masing atau adakah udara keluar dari
salah satu sudut mulut atau dari tengah bibir).
 Menarik sudut mulut ke bawah (bandingkan
konsistensi otot platisma kanan dan kiri). Pada
kelemahan ringan, kadang-kadang tes ini dapat untuk
mendeteksi kelemahan saraf fasialis pada stadium dini
 Observasi gerakan wajah juga dapat dilakukan pada
saat pasien melakukan gerakan spontan seperti
berbicara dan tersenyum. Pada anak gerakan spontan
ini dapat diobservasi pada saat anak menangis

Contoso
Pharmaceuticals
page 6
Pemeriksaan Refleks

Refleks Orbikularis Okuli (Refleks Glabelar atau


Refleks Nasopalpebral)
Cara: Perkusi dahi di area supraorbital, di atas glabella
atau disekitar tepi orbita akan menimbulkan kontraksi
otot yang diikuti dengan menutupnya kedua mata. Refleks Palpebra Okulogirik atau Fenomena Bell
Cara: Pasien diminta menutup mata, maka mata pada sisi
ipsilateral lesi tidak dapat menutup sempurna.
Normal: Terjadi gerakan bola mata kea rah atas ketika
Refleks Palpebra kelopak mata menutup  refleks ini bertujuan untuk
Reflek ini berupa kontraksi dari m.orbicularis okuli dan melindungi kornea agar tidak mengalami iritasi
menutupnya mata sebagai hasil dari respon stimulus
suara yang keras Tanda Chovstek
Merupakan kontraksi spasme pada otot ipsilateral wajah
yang timbul karena pengetukan pada jalur keluar saraf
fasial anterior di anterior telinga.
Refleks Orbikularis Oris Hiperrefleksia dari tanda Chovstek juga merupakan
Cara: Perkusi pada bibir atau sisi hidung. Stimulus ini penanda lesi UMN
akan menghasilkan kontraksi otot yang
mengakibatkan elevasi sudut mulut. Jika otot mentalis
(levator menti) juga terstimulasi, terjadi juga elevasi
pada sudut bibir bawah dan kerutan pada kulit dagu Contoso
Pharmaceuticals
page 7
Pemeriksaan Sensorik Pemeriksaan Otonom Parasimpatis
Sensorik khusus (pengecapan 2/3 depan lidah) Fungsi sekretorik biasanya dievalusi dengan anamnesis
Melalui chorda tympani. Pemeriksaan ini dan observasi
membutuhkan zat-zat yang mempunyai 4 substansi Tes Schirmer  Pemeriksaan produksi air mata secara
rasa: kuantitatif
• Manis, dipakai gula pasir Cara: strip penyaring diletakkan di konjungtiva inferior
• Pahit, dipakai kopi selama 5 menit kemudia tepian batas air mata yang
• Asin, dipakai garam tersaring ke kertas strip diukur dengan satuan millimeter.
• Asam, dipakai cuka
Penderita tidak boleh menutup mulut dan
mengatakan perasaannya dengan menggunakan
kode-kode (misal mengangkat tangan atau sinyal
non-verbal) yang telah disetujui bersama antara
pemeriksa dan penderita. Penderita diminta
membuka mulut dan lidah dikeluarkan. Zat-zat Interpretasi: Normal apabila setelah 5 menit, air mata
diletakkan menggunakan stik aplikator di membasahi kertas saring sejauh 10-30 mm. Hasil di bawah
permukaan dorsal satu sisi lidah, pada perbatas 10mm menunjukkan adanya hiposekresi lakrimal,
antara 1/3 depan dan tengah tengah lidah yang sedangkan hasil di atas 30mm menunjukkan rimalr
sensasinya paling mudah dirasakan hipersekresi akibat refleks lakrimal yang overaktif atau
adanya gangguan drainase lakrimal
Pemeriksaan refleks nasolacrimal  ditandai dengan
peningkatan lakrimasi akibat stimulus mekanik atau
Contoso
kimiawi menggunakan ammonia di mukosa hidung Pharmaceuticals
page 8
Nervus Vestibulokoklearis/Akustikus (N.VIII)
Nervus cochlearis berfungsi sebagai pendengaran. Nervus
ini mengkonduksikan impuls suara dari organ korti di
• N. VIII terdiri atas dua bagian, yaitu nervus
koklea.
vestibularis dan nervus cochlearis.
Nervus cochlearis masuk ke pons bagian bawah di sisi
• Nervus vestibularis berfungsi dalam koordinasi
lateral dari N.VII dan N.vestiularis.
gerak dan posisi kepala. Nervus ini masuk ke
anterior batang otak di perbatasan antara pons Perjalanan Nervus cochlearis
dan medulla oblongata.
Perjalanan Nervus Vestibularis Impuls dari organ corti di cochlea

Pons
Impuls dari sacculus dan utriculus berupa informasi posisi kepala;
impuls dari canalis semicircularis mengenai gerakan kepala
Nucleus cochlearis anterior Nucleus cochlearis posterior

Pons
Corpus trapezoideum nucleus olivarius

Nukleus Vestibularis

Lemniscus lateralis

Cerebellum Thalamus Menuju nuklei N. III, N. IV, N. VI


Cortex auditorius hemispherium cerebri lobus temporal
(Area broadmann 41 dan 42)
Orientasi kesadaran dalam ruang koordinasi gerakan kepala dan mata

Contoso
Pharmaceuticals
page 9
Pemeriksaan Nervus Vestibulocochlearis Gesekan jari
Pemeriksaan terdiri dari pemeriksaan pendengaran
dan pemeriksaan keseimbangan.
Pemeriksaan pendengaran
Pemeriksaan pada salah satu telinga secara
bergantian
Telinga yang tidak diperiksa ditutup dengan
penyumbat telinga atau dapat dengan tangan
Pemeriksaan dimulai dari yang sederhana seperti Tes Rinne
detik arloji/gesekan jari. Kemudian dilanjutkan  Tes Rinne bertujuan untuk membandingkan hantaran
pemeriksaan garpu tala. bunyi melalui udara dengan tulang.
 Garpu tala yang bergetar ditempelkan pada Processus
Detik arloji mastoideus (hantaran tulang). Sesudah tak
Arloji ditempelkan ditelinga, kemudian dijauhkan mendengar lagi dipindahkan ke depan daun telinga
sedikit demi sedikit, sampai tak mendengar lagi, (hantaran udara), maka terdengar lagi. Ini karena
dibandingkan kanan dan kiri. penghantaran udara lebih baik daripada tulang,
sehingga tes Rinne dikatakan positif.

Contoso
Pharmaceuticals
page 10
Tes Weber
Garpu tala yang bergetar ditempelkan di verteks
atau dipertengahan dahi. Dibandingkan mana yang
lebih keras, kanan/ kiri (Lateralisasi).
Melalui tes ini pasien tuli konduktif mengalami
lateralisasi ke telinga yang sakit, sedangkan tuli
sensorineural ke telinga yang sehat

Tes Schwabach
Tes ini untuk mengevaluasi fungsi pendengaran
dengan prinsip dasar membandingkan konduksi
udara dan tulang pasien dengan pemeriksa
(dianggap normal).

Contoso
Pharmaceuticals
page 11
Nervus Glosofaringeus (N. IX) Perjalanan N. IX :

Medulla Oblongata
 N. IX merupakan nervus kranialis yang memiliki
fungsi motorik, sensorik dan otonom.
 Komponen motorik mempersarafi M. Meninggalkan tengkorak melalui foramen jugulare
stylopharingeus yang berfungsi membantu
menelan
 Komponen sensorik berfungsi sebagai pengecap Ganglion superior dan inferior

dari sepertiga posterior lidah dan faring; sinus


caroticus (baroreseptor); corpus carotis
Rami Lingualis Rami Sinus Caroticum Rami Stylopharingeum
(kemoreseptor)
 Komponen sekremotorik parasimpatis (otonom)
mempersarafi kelenjar parotis. Inti divisi 1/3 Posterior lidah Baroreseptor M. stylopharingeus
parasimpatik berasal dari nukleus salivatorius
inferior di batang otak.

Contoso
Pharmaceuticals
page 12
Pemeriksaan Nervus Glosofaringeus (N.IX)
Gerakan Palatum Reflek Muntah (gag reflex)
Penderita diminta mengucapkan huruf a atau ah Pemeriksa meraba dinding belakang pharynx dan
dengan panjang, sementara itu pemeriksa melihat bandingkan refleks muntah kanan dengan kiri. Refleks ini
gerakan uvula dan arcus pharyngeus. Uvula akan mungkin menhilang pada pasien lanjut usia
berdeviasi kearah yang normal (berlawanan dengan Respon motorik dari refleks muntah adalah konstriksi
gerakan menjulurkan lidah pada waktu pemeriksaan dan elevasi dari orofaring
N XII). Gangguan refleks muntah unilateral menunjukkan
adanya lesi LMN, karena persarafan supranuklearnya
bersifat bilateral, sehingga lesi hemisfer unilateral tidak
akan menyebabkan kelumpuhan yang dapat terdeteksi.

Contoso
Pharmaceuticals
page 13
Nervus Vagus (N.X)
Perjalanan nervus vagus :
 N.X menjalankan fungsinya bersama N.IX.
 N.X berfungsi sebagai saraf otonom yang bersifat Nukleus vagus dorsalis, Nukleus ambiguus, Nukleus solitorius
parasimpatis
 N.X mempunyai 3 inti yaitu nukleus motorik,
Anterolateral medulla oblongata
sensorik dan parasimpatik.

Pemeriksaan Nervus Vagus Meninggalkan fossa cranii melalui foramen jugulare


 Pemeriksaan klinis nervus vagus adalah inspeksi
posisi palatum dan uvula pada saat instirahat dan
Nervus vagus dextra nervus vagus sinistra
fonasi. Pemeriksa juga dapat mengobservasi
perubahan suara dan kesulitan dalam menelan
Plexus pulmonalis, plexus cardiaca,
terutama menelan cairan. Perlu diperhatikan juga
plexus oesophagal
adanya stridor yang dapat terjadi akibat
gangguan persarafan motoric laring Truncus vagalis posterior Truncus vagalis anterior

 Pada pemeriksaan reflex muntah, reflex akan


hilang pada saat sisi yang mengalami kelainan - Turun ke abdomen lewat hiatus
distimulasi karena adanya interupsi dari jaras esophageal :
 Plexus coeliacus
motoric reflex muntah. Pada keterlibatan nervus  Plexus mesentericus superior
vagus bilateral maka palatum tidak dapat elevasi  Plexus renalis
saat fonasi, dan refleks muntah akan hilang.  Plexus gastrici
Kualitas suara pasien akan menjadi sengau mirip  Plexus splenici
 Plexus hepatici
Contoso
dengan suara sumbing palatum. Pharmaceuticals
page 14
Perjalanan nervus asesorius :
Korteks Cerebri Substansi grisea C1-C5

Nervus Aksesorius (N.XI)


Nukleus radix cranialis n. XI Radix spinalis n. XI
di medulla oblongata
N. XI adalah saraf motorik yang dibentuk oleh
gabungan radix cranialis dan radix spinalis Masuk fossa cranii lewat
Keluhan yang dapat ditemukan antara lain gangguan foramen magnum
posisi kepala dan posisi bahu, serta kelemahan otot
leher dan bahu Radix cranialis dan radix spinalis bersatu, meninggalkan fossa cranii
melalui foramen jugulare

Kedua radix terpisah kembali

Radix cranialis N. XI Radix spinalis N. XI

Bergabung dengan N. X - M. sternocleidomastoideus


- Trigonum colli posterior :
M. trapezius
 ramus pharyngeus
 rami laryngeus
recurrens

Otot-otot palatum
Contoso
Pharmaceuticals
molle, faring, dan laring page 15
Pemeriksaan Nervus XI (N. Accesssorius)
 Hanya mempunyai komponen motorik.
 Pemeriksaan :
 Kekuatan otot sternocleidomastoideus  Kekuatan m. Trapezius bagian atas diperiksa
diperiksa dengan cara pasien diminta untuk dengan menekan kedua bahu penderita kebawah,
menolehkan kepalanya secara maksimal ke sementara itu penderita berusaha
satu sisi, kemudian diberikan tahanan dan mempertahankan posisi kedua bahu terangkat
pasien diminta untuk menolehkan kepalanya (sebaliknya posisi penderita duduk dan pemeriksa
kembali ke depan. Pada saat manuver ini berada dibelakang penderita).
dilakukan, kontraksi m.
Sternocleidomastoideus dapat terlihat
dengan jelas dan dapat dirasakan.

Contoso
Pharmaceuticals
page 16
Nervus Hipoglosus (N. XII)

• N. XII merupakan saraf motorik dan mempersarafi Pemeriksaan Nervus Hipoglosus (N.XII)
semua otot intrinsik lidah ditambah m. • Pemeriksaan klinis untuk menilai fungsi N.XII
styloglossus, m. hyoglossus, dan m. genioglossus meliputi inspeksi bentuk lidah, dan evaluasi kekuatan
• Pasien dengan kelumpuhan N.XII akan lidah. Pemeriksa harus memperhatikan ada tidaknya
mengeluhkan bicara pelo/gangguan artikulasi atrofi papil, gerakan abnormal seperti fasikulasi, dan
dalam berbicara dan kesulitan dalam ada tidaknya kelemahan atau gangguan dalam
memanipulasi makanna di dalam mulut melakukan gerakan cepat
• Pada keadaan normal, lidah terletak di tengah
Perjalanan N. XII Cortex Cerebri
rongga mulut dan cukup kuat menahan tekanan dari
luar pipi. Jika terdapat kelemahan unilateral, pada
Nukleus Hypoglossus saat lidah di dalam rongga mulut, lidah akan
terdeviasi ke sisi yang sehat karena kerja
N. Hypoglossus
m.stilogosus pada sisi yang sehat. Pada saat
dijulurkan, lidah akan terdeviasi ke sisi yang lemah
karena kerja m. Genioglosus sisi sehat.
Menyilang fossa cranii posterior dan meninggalkan
tengkorak melalui canalis hypoglossus

Rami Lingualis

Contoso
Pharmaceuticals
Otot-otot intrinsik lidah page 17
Terima Kasih

Contoso
Pharmaceuticals
page 18

Anda mungkin juga menyukai