Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI MEDIK


RS AWAL BROS BATAM
2020

REHABILITASI MEDIK PADA PASIEN BEDAH BARIATRIK

1. Pengertian Bedah bariatrik adalah operasi gastrointestinal yang dilakukan untuk


(Definisi) membantu pasien obesitas mencapai penurunan berat badan yang
signifikan secara berkelanjutan, demikian dapat mengurangi
kejadian atau perkembangan komorbiditas terkait obesitas, serta
untuk meningkatkan kualitas hidup. Perawatan bedah menawarkan
dua pendekatan untuk menurunkan berat badan yaitu restriktif dan
malabsorpsi. Metode restriktif dimaksudkan dengan membatasi
jumlah makanan yang dapat dikonsumsi dengan mengurangi ukuran
lambung. Metode malabsortif dimaksudkan untuk membatasi
penyerapan makanan. Suatu prosedur dapat bersifat restriktif atau
malabsortif atau keduanya.

Bedah bariatrik yang dilakukan di RSAB yakni :


Vertical sleeve gastrectomy
Adalah suatu prosedur restriktif yang melibatkan pembuangan
bagian lambung kiri dan meninggalkan “tube” atau “sleeve”
lambung yang sempit. Operasi dilakukan secara laparoskopi dan
termasuk melakukan stapling pada lambung saat membuang sisi kiri
dari lambung. Usus tidak di buang atau dilakukan bypass pada
tindakan ini
2. Tujuan Program rehabilitasi medik pada pasien bedah bariatrik adalah :
1) Mempersiapkan fisik dan meningkatkan aktivitas fisik
fungsional sebelum tindakan.
2) Meningkatkan kebugaran kardiorespirasi, mengurangi risiko
komplikasi bedah, mempercepat penyembuhan, dan
meningkatkan potensi pemulihan.
3) Menentukan program latihan yang optimal untuk mencegah
penambahan berat badan dan mempertahankan penurunan
berat badan pada pasien setelah menjalani operasi bariatrik.
4) Terapi fisik termasuk treadmill anti-gravitasi, latihan
keseimbangan, latihan untuk meningkatkan kekuatan dan
fleksibilitas, dan aerobik sesuai dengan tingkat kebugaran.
Hal ini dapat membantu pasien mengendalikan dan mengelola
berat badan, tetapi juga mencegah dan mengelola berbagai
kondisi medis kronis dan meningkatkan faktor risiko koroner.

3. Anamnesa Anamnesa meliputi :


1) Onset dan lama gejala
2) Riwayat pemakaian obat-obatan, program rehabilitasi medik
yang telah dilakukan, terapi lain seperti yoga, hipnosis, dan
adanya partisipasi program penurunan berat badan sebelum
intervensi operasi
3) Adanya penyakit penyerta seperti kencing manis, hipertensi,
jantung koroner, hiperkolestrolemia, sleep apnea
4) Tindakan/ intervensi sebelumnya untuk manajemen
obesitasnya atau yang berhubungan dengan keadaan
sekarang\
5) Riwayat sosial, adanya dukungan keluarga, peran pasien
dalam keluarga dan komunitas, harapan dan tujuan pasien,
hobi dan aktivitas rekreasi pasien, kemauan pasien untuk
mengubah perilaku dan mengikuti rekomendasi latihan
6) Level fungsional sebelumnya, yaitu : ambulasi saat ini,
adanya gangguan perawatan diri (toileting, naik turun
tangga, melakukan pekerjaan rumah tangga, keterbatasan
saat bekerja,dll), pemakaian alat bantu saat ini (walker,
tongkat, kursi roda), kondisi rumah (posisi tangga, dll) yang
dapat mengganggu mobilisasi, program latihan sebelumnya
4. Pemeriksaan Fisik 1) Tanda vital, tinggi, berat badan, BMI, lingkar pinggang
2) Nyeri diperiksa dengan Visual Analog Scale atau Numeric
Pain Rating Scale
3) Range of Motion (ROM) dapat terbatas di daerah sendi
karena obesitas, sehingga membatasi flexibilitas pasien
4) Kekuatan otot dengan Manual Muscle Testing
5) Keseimbangan dan koordinasi
6) Sensasi pada pasien DM, gangguan saraf, penyakit vaskuler
perifer atau akibat suplai darah yang buruk akibat
kegemukan dapat mengurangi indera sensorik pasien.
7) Adanya gangguan postur tubuh
8) Adanya gangguan cara berjalan
9) Aerobic Capacity dan Endurance dengan melakukan Six
Minute Walk Test, untuk menentukan gangguan aerobik
pasien. Juga dengan menggunakan Rate Of Perceived
Exertion (RPE) untuk memeriksa intensitas latihan pada
wanita yang obesitas
10) Mobilitas fungsional : bed mobility, transfer (menggunakan
tes Egress), cara berjalan (jalan datar dan naik turun tangga),
aktivitas perawatan diri
5. Evaluasi Pasien Selanjutnya Dokter akan menyimpulkan masalah pasien, adanya
gangguan penyakit penyerta, adanya nyeri, gangguan fungsional,
keterbatasan aktivitas (bed mobility, transfer, dll), dan
menentukan tata laksana selanjutnya.

Tujuan penatalaksanaan
1) Bed mobility, transfer, jalan 100 langkah (dengan atau tanpa
alat bantu) dalam 3 hari perawatan, dilakukan secara
bertahap
2) Naik turun tangga secara mandiri sebelum pasien pulang
(dengan/tanpa alat bantu)
3) Memberikan edukasi program latihan di rumah, teknik
penghematan energi, dan proper body mechanism
4) Dapat melakukan aktivitas perawatan diri saat pasien di
rumah (edukasi, demonstrasi)
3. Pre Tindakan a. Latihan
1) Intensitas rendah sampai sedang dengan target Rating of
perceived exertion (RPE) 13-15
2) Durasi latihan: 30-60 menit/hari
• 5-15 menit control keseimbangan
• 5-15 menit penguatan
• 15-20 menit ketahanan
• 5-10 menit fleksibilitas
3) Frekuensi setiap hari
4) Jenis Latihan ditentukan oleh pasien dan adanya
gangguan muskuloskeletal (kelemahan, otot yang
mengecil karena tidak digunakan, dll), dengan target
pembakaran kalori / penguatan / ketahanan
5) Obat-obatan
6) Risiko kardiovaskular dan/atau adanya perlukaan

b. Meningkatkan Aktivitas Fungsional


1) Bed mobility/transfer
2) Aktivitas perawatan diri sehari-hari
3) Latihan cara berjalan
4) Tes jalan 6 menit
5) Kontrol posisi tubuh
6) Penanganan nyeri
7) Latihan batuk efektif, pernapasan diafragma, bernapas
dalam dengan trifle Latihan aerobik dan resistif
4. Pasca tindakan Fokus Program Rehabilitasi Medik Pasca Tindakan Bedah Bariatrik
Antara lain:
1) Latihan kardio-aerobik untuk memperkuat jantung dan paru-
paru, meningkatkan kepadatan tulang, meningkatkan
ketajaman mental, dan menghasilkan endorfin untuk
membantu memerangi kecemasan dan depresi
2) Latihan kekuatan untuk mempertahankan massa otot tanpa
lemak, menjaga tulang tetap kuat, dan membentuk serta
membentuk otot sehingga pasien dapat tetap aktif
3) Fleksibilitas, termasuk latihan berjalan dan peregangan
untuk membantu menghindari cedera

Program Rehabilitasi Medik Pasca Tindakan Bedah Bariatrik


meliputi :
1) Bed mobility pencegahan dekubitus (luka di bagian badan
yang sering mendapat tekanan)
2) Latihan transfer
3) Latihan gait/naik turun tangga
4) Peresepan latihan aerobik, ketahanan, dan resistif dengan
RPE 10-12
5) Kontrol posisi tubuh
6) Penanganan nyeri
7) Latihan batuk efektif, pernapasan diafragma, bernapas dalam
dengan trifle
8) Edukasi pasien dan keluarga
9) Peralatan yang dibutuhkan : triflo, tongkat (tripod, quadpod),
walker, kursi roda, beban dumbbell (1-10 kg), ankle weight
(2,4,6,8 kg), band, weight machine, static bike, treadmill,
elliptical machine, step-up machine, training stairs, trapeze
bar, sliding transfer board, sling/belt untuk alat bantu bed
mobility

● Program latihan bedah pasca-bariatrik akan dimulai secara


perlahan ketika pemulihan berlangsung, dan secara bertahap
berkembang selama enam hingga delapan minggu kedepan
menuju sasaran kebugaran pasien.
● Ketika tubuh terus sembuh dan menguat, pasien pasca-bariatric
perlu meningkatkan aktivitas yang sesuai untuk membantu
menjaga berat badan turun dan mendapatkan kembali kesehatan
mereka.
5. Durasi dan Frekuensi a. Rawat Inap :
● Penanganan nyeri dengan modalitas dan latihan setiap
hari
● Latihan berjalan, naik turun tangga 2-3x seminggu
● Latihan aerobik, resistif 2-3x seminggu
● Evaluasi dilakukan setiap 3 hari atau adanya perubahan
status signifikan

b. Rawat Jalan :
● Berdasarkan pada kebutuhan spesifik 1-2x seminggu
● Evaluasi dilakukan setiap 5x latihan di bagian fisioterapi
atau adanya perubahan gejala dan tanda yang signifikan
6. Program Latihan Rekomendasi American Society for Metabolic and Bariatric Surgery
Mandiri (ASMBS) dan American Heart Association (AHA)
a. Pre Tindakan
Latihan aerobik dan ketahanan 20 menit per hari, tiga atau
empat hari seminggu, sebelum operasi bariatric untuk
meningkatkan kebugaran kardiorespirasi, mengurangi risiko
komplikasi bedah, mempercepat penyembuhan, dan
meningkatkan potensi pemulihan.

b. Pasca Tindakan
Latihan aerobik minimal 30 menit per hari untuk
mempertahankan berat badan yang sehat dan peningkatan
aktivitas fisik.
6. Perencanaan Pulang Outcome yang diharapkan saat pulang rawat inap adalah pasien
dapat pulang ke lingkungan rumah dengan perbaikan mobilitas
fungsional, adanya program aerobik progresif mandiri, dan
mendapatkan alat bantu mobilisasi yang sesuai, jika diperlukan,
apabila target tersebut tidak tercapai. Edukasi pada keluarga pasien
dipastikan telah dilakukan dan dimengerti oleh pasien/keluarga
pasien.
7. Daftar Pustaka 1. United Healthcare West Medical Management Guideline.
2019. Bariatric surgery.
2. Bariatric surgery : Guidelines for food Choice and Nutrition.
Max healthcare : institute of minimal access metabolic &
bariatric surgery.
3. Ashish Vashistha. Laparoscopic Bariatric Surgery Program.
Max super Speciality Hospital. New Delhi
4. Karmali, shahzeer dkk. 2010. Bariatric surgery. Canadian
Family Physician. Vol 56
5. Society of American Gastrointestinal and Endoscopic
surgeons. 2008. Guideline for clinical Application of
laparoscopic Bariatric Surgery.
6. Kasama, Kazunori. 2011. IFSO-APC Consensus Statement.
7. CORA Development Team, Physical Therapy for Pre- and
Post-Bariatric Surgery, akses
https://www.coraphysicaltherapy.com/physical-therapy-for-
pre-and-post-bariatric-surgery/

Anda mungkin juga menyukai